Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
sebagaimana mestinya pada retina, retina tidak dapat merasakan cahaya secara
normal, kelainan penghantaran gelombang saraf dari retina ke otak dan otak tidak
dapat menterjemahkan informasi yang dikirim oleh mata. Beberapa penyakit yang
bisa menyebabkan kebutaan adalah seperti katarak, kelainan refraksi, ablasio
retina, retinitis pigmentosa, diabetes, degenerasi makuler, sklerosis multiple,
tumor kelenjar hipofisa dan glaukoma (Martine, 2007).
World Sight Day (WSD) adalah hari peringatan tahunan yang
diselenggarakan pada Kamis kedua bulan Oktober, untuk memfokuskan perhatian
dunia pada kebutaan dan penglihatan. Dari fakta yang ada diketahui bahwa
masalah kesehatan mata di dunia cukup memprihatinkan. Sekitar 314 juta orang di
seluruh dunia hidup dengan penglihatan yang rendah dan kebutaan.Dari jumlah
tersebut, 45 juta orang buta dan 269 juta orang memiliki penglihatan yang rendah.
145 juta orang memiliki penglihatan rendah disebabkan kegagalan refraksi yang
tidak dapat dikoreksi. Tanpa adanya intervensi yang efektif, jumlah orang buta di
seluruh dunia telah diproyeksikan meningkat menjadi 76 juta pada tahun 2020
(Martine, 2007).
Direktur Rumah Sakit Mata Cicendo dr. Kautsar Boesoirie dalam
sambutannya di peringatan Hari Penglihatan Sedunia (World Sight Day) 2009
mengatakan bahwa Berdasarkan data WHO 3 juta orang mengalami kebutaan di
Indonesia, lebih kurang 75 persen dari jumlah tersebut bisa dihindari. Namun
hingga kini masyarakat Indonesia belum tahu cara memelihara kesehatan mata.
Angka kebutaan di Indonesia adalah 1,5 persen dan adalah tertinggi di
Wilayah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara. Angka kebutaan
negara lain di Regional WHO Asia Tenggara yang cukup tinggi antara lain
Bangladesh (1,0 persen), India (0,7 persen), dan Thailand (0,3 persen).Tiap menit
ada 12 orang buta di dunia. Di Indonesia tiap menit ada 1 orang menjadi buta
(Altman, Machini, Bryant, & Gardner, 2000).
Upaya penanganan kesehatan mata di Indonesia telah dilaksanakan sejak
tahun 1967. Waktu itu diutamakan pada pemberantasan trakoma dan defisiensi
vitamin A. Sejak tahun 1984 Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan sudah
diintegrasikan ke dalam kegiatan