You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hukum Islam yang telah disepakati dalam agama islam ada
empat yaitu Al Quran, Hadist, Ijma, dan Qiyas. Hukum Islam yang
kedua adalah hadist. Ilmu yang membahas dasar-dasar dari sebuah
hadist baik dari segi sanad, rawi maupun matanya dinamakan
Ulumul hadist.
Sepeninggal

Rasulullah

SAW

para

sahabat

kebingungan

menentukan hadist yang benar-benar datang dari Rasulullah SAW,


karena pada saat itu bermunculan para perawi yang belum
diketahui kebenaran periwayatan nya. Akhirnya sahabat memilahmilih dan membagi hadist menjadi sistematika berdasarkan sanad,
rawi dan matannya, baik hadist itu shohih atau dhoif pula. Hal itu
bertujuan memudahkan dalam mempelajari dan membandingkan
hadist baik persamaan maupun perbedaan masing-masing.
Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas
sistematika pembagian hadist dilihat dari berbagai aspek secara
lebih detail dan rinci.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sistematika pembagian hadist dilihat dari berbagai
aspek ?
2. Bagaimana penjelasan masing-masing sistematika pembagian
hadist dilihat dari berbagai aspek ?
3. Apa saja persamaan pada sistematika pembagian hadist
dilihat dari berbagai aspek ?
4. Apa saja perbedaan pada sistematika pembagian hadist
dilihat dari berbagai aspek ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistematika Pembagian Hadist Dilihat dari Berbagai Aspek
Sistem berasal dari bahasa latin (systma) dan bahasa yunani
(sustma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen
yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan sistematika adalah urutan atau
susunan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, sistematika adalah
pengetahuan tentang klasifikasi (penggolongan). Sedang Hadist adalah
Segala sesuatu yang diberitakan dari Nabi SAW baik berupa sabda,
perbuatan, Taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal nabi. Jadi sistematika
pembagian hadist adalah klasifikasi atau penggolongan hadist. Adapun
sistematika pembagian hadist dilihat dari 7 Aspek, yaitu :
1. Berdasarkan kuantitas rawi
a. Mutawatir
b. Ahad
2. Berdasarkan kualitas rawi
a. Shohih
b. Hasan
c. Dhoif
3. Berdasarkan segi penyandaran
a. Marfu
b. Mauquf
c. Maqthu
4. Berdasarkan isinya
a. Qauliy
b. Filiyah
c. Taqriri
5. Berdasarkan sumber atau asalnya
a. Qudsi
b. Nabawi
c. Maudhu

6. Berdasarkan diterima atau ditolaknya


a. Diterima
b. Ditolak
7. Berdasarkan bersambungnya / terputusnya sanad
a. Bersambung
b. Terputus
B. Penjelasan Masing-masing Sistematika Pembagian Hadist
Dilihat dari Berbagai Aspek
1. Pembagian hadis berdasarkan kuantitas rawi
a Hadis mutawatir
Hadis mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah rawi yang
tidak mungkin bersepakat untuk berdusta dari sejumlah rawi yang semisal mereka dan
seterusnya sampai akhir sanad dan semuanya berdasarkan panca indra.
Syarat-syarat hadis mutawatir
a
b
c
d

Diriwayatkan oleh banyak periwayat.


Adanya keseimbangan jumlah antara para rawi dalam tiap thabaqoh.
Adanya keyakinan bahwa mereka tidak mungkin sepakat berdusta.
Berdasarkan tangkapan panca indera.
Macam- macam hadis mutawatir

Hadis mutawatir lafzhi


Hadist mutawatir lafzhi adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak
periwayat sejak awal hingga akhir sanad, dengan menggunakan lafal yang sama

( lafzhun wahid).
Hadis mutawatir manawi
Hadis mutawatir manawi adalah hadis yang dinukilkan oleh banyak orang yang
menurut adat mustahil bersepakat berdusta atas kejadian yang berbeda-beda, tetapi

bertemu pada titik persamaan.


Hadis mutawatir amali
Hadis mutawatir amali adalah hadis yang diketahui dengan mudah bahwa hadis
itu termasuk urusan agama dan telah mafhum dikalangan umat islam, bahwa Nabi
mengerjakanya, menyuruhnya, atau selain dari itu. 1
Kitab kitab tentang hadis-hadis mutawatir
sebagian ulama telah mengumpulkan hadis-hadis mutawatir dalam sebuah kitab
tersendiri. Diantara kitab-kitab tersebut adalah:
1. Al-azhar al mutanatsirah fi al-akhbar al-mutawatirah, karya as-suyuthi,
berurutan berdasarkan bab.
2. Qath al-azhar, karya as-suyuthi, ringkasan dari kitab di atas.

1 Muhammadiyah amin, Ilmu hadis, (Sultan Amai Press: Yogyakarta,


2008 )
3

3. Al-laali al-mutanatsirah fi al-ahadits al-mutawatirah, karya Abu Abdillah


Muhammad bin Thulun Ad-Dimasyqi.
4. Nazhm Al-mutanatsirah min Al-hadits Al mutawatirah, karya Muhammad bin
jafar Al-kartani.2
Hadist ahad
Hadist ahad menurut terminology adalah hadist yang jumlah rawinya tidak

sampai pada jumlah mutawatir, tidak memenuhi syarat mutawatir, dan tidak pula
sampai pada derajat mutawatir.
Sedangkan menurut istilah ahad berarti al wahid ( satu ). Dengan demikian,
khabar wahid yaitu berita yang disampaikan oleh satu orang.
Pembagian hadis ahad
1) Hadist masyur
Menurut bahasa masyur adalah muntasyir, yaitu sesuatu yang sudah tersebar, sudah
populer. Sedangkan menurut terminology, hadis masyur ialah hads yang mempunyai
da jalan , tetapi tidak sampai pada mutawatir.
Macam macam hadis masyur
Istilah masyur yang diterapkan pada suatu hadis kadang-kadang bukan untuk
memberikan sifat-sifat hadis menurut ketetapan diatas, yakni banyaknya rawi yang
meriwayatkan suatu hadis, tetapi diterapkan juga untuk memberikan sifat suatu hadis
yang mempunyai ketenaran dikalangan para ahli ilmu tertentu atau kalangan
masyarakat ramai. Dari segi ini, hadis masyur terbagi kepada:
a Masyur dikalangan para muhaditsin dan lainnya (golongan ulama ahli ilmu dan
b
c

orang umum), seperti hadis


Masyur dikalangan ahli-ahli ilmu tertentu, misalnya hanya masyur dikalangan ahli
hadis saja, ahli fiqh saja, ahli tasawuf saja, dan sebagainya.
Masyur dikalangan masyarakat umum, seperti hadis3
Kitab-kitab yang berisi tentang kumpulan hadis masyur antara lain:

a. Al-Muqasid Al-Hasanah fi ma isytahara ala Al-Alsinah, karya As-Sakhawi


b. Kasyf Al-Khafa wa muzill Al_Ilbas fi ma Isytahara min Al-hadits ala alsinah AnNas min Al-Hadits, karya Ibnu Daiba As-Syaiban.
2) Hadis Aziz

2 Agus solahudin, ulumul hadis, ( Pustaka Setia: bandung, 2013 )


3 Muhammadiyah amin, Ilmu hadis, (Sultan Amai Press: Yogyakarta,
2008 )
4

Yang dimaksud hadis aziz menurut istilah adalah hadis yang diriwayatkan
oleh dua orang, walaupun dua orang rawi tersebut terdapat pada satu thabaqah saja,
kemudian orang orang meriwayatkanya.
3) Hadis Gharib
Gharib menurut bahasa gharib berarti menyendiri atau jauh dari kerabatnya.
Dan ulama hadis mendefinisikan hadis gharib sebagai hadis yang diriwayatkan hanya
seorang saja pada tempat manapun terjadinya penyendirian itu di dalam sanad.
Macam macam gharib
Ditinjau dari segi bentuk penyendirian rawi yaitu
1) Gharib muthlaq
Gharib muthlaq adalah hadis yang rawinya menyendiri dalam meriwayatkan hadis
itu. Penyendirian rawi hadis gharib muthlaq itu diukur pada tempat ahlus sanad,
yakni thabiin bukan sahabat.
2) Gharib nisby
Gharib nisby adalah apabila penyendirian itu mengenai sifat sifat atau keadaan
tertentu seorang rawi.
2. Berdasarkan kualitas rawi
a.

HaditsSahih
Shahih menurut ahli hadis, hadis shahih adalah hadis yang sanadnya
bersambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang sama, sampai
berakhir pada Rasulullah SAW atau sahabat tabiin , bukan hadis yang syadz
(kontroversi ) dan terkena illat yang menyebabkan cacat dalam penerimaanya.
Syarat-syarat Hadis Sahih

1. Rawinya bersifat adil


2. Rawinya bersifat dhabit
3. Sanadnya bersambung
4. Tidak ber-illat
5. Tidak syadz (janggal)

Pembagian hadis sahih hadis sahih


Sahih li dzatih adalah hadis sahih yang memenuhi syarat-syaratnya secara

maksimal, seperti yang telah disebutkan di atas.


Sahih li ghairih adalah hadis sahih yang tidak memenuhi syarat-syaratnya secara
maksimal.

b. Hadis Hasan
5

Hadis hasan adalah hadis yang bersambung sanandnya, diriwayatkan oleh rawi
yang adil, yang rendah tingkat kekuatan daya hafalnya, tidak rancu dan tidak bercacat.
Pembagian Hadis hasan
1
2

hasan li dzatih adalah hadis yang memenuhi segala syarat-syarat hadis hasan.
hasan li ghairih adalah hadis dhaif yang bukan dikarenakan rawinya pelupa, banyak

salah dan orang fasik, yang mempunyai mutabi dan syahid.4


Hadis Dhaif
Kata dhaif menurut bahasa berarti lemah. Maka sebutan hadis dhaif adalah hadis yang
lemah atau hadis yang tidak kuat.
Menurut al nawawi, Hadis dhaif adalah hadis yang dalamnya tidak terdapat
syarat sahih dan hasan.
Macam macam hadis dhaif
1

Hadis munkar ialah hadis yang diriwayatkan oleh orang yang lemah ( periwayat

yang dhaif ) yang bertentangan dengan periwayatan orang terpercaya.


Hadis maudhu ialah hadis yang diada adakan dan dibuat buat. Yakni hadis
yang disandarkan kepada Rasulullah Saw dengan dusta dan tidak ada kaitann yang

haqiqi dengan Rasulullah.


Hadis matruk ialah hadis yang diriwayatkan oleh orang yang tertuduh dusta
( terhadap hadis yang diriwayatkanya) atau tampak kefasikanya, baik pada
perbuatan ataupun pada perkataannya, atau orang yang banyak lupa atau banyak
ragu.5

3. Berdasarkan segi penyandaran


a Hadis marfu
Hadis marfu adalah perkataan perbuatan atau taqrir yang disandarkan kepada
nabi Muhammad SAW, baik sanad tersebut bersambung- sambung atau terputus, baik
yang menyandarkan hadis itu sahabat maupun lainnya.
Macam- macam hadis marfu
1 Marfu sharieh ( marfu haqiqi ) yakni marfu yang tegas- tegas disandarkan
kepada Nabi. Marfu ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu marfu qauliy, marfu filiy,

marfu taqriery.
2 Marfu ghairu sharieh ( marfu hukmy )yang tiada tegas disandarkan kepada Nabi.
Hadis mauquf

4 Agus solahudin, ulumul hadis, ( Pustaka Setia: bandung, 2013 )


5 Muhammadiyah amin, Ilmu hadis, (sultan amai press: yaogyakarta, 2008 )

Hadis mauquf adalah hadis yang disandarkan kepada sahabat, baik berupa
perkataan perbuatan atau taqrir dan tidak sampai pada Rasulullah SAW.
c Hadis maqthu
Hadis maqthu adalah hadis yang diriwayatkan dari tabiin dan disandarkan
kepadanya, baik perkataan maupun perbuatannya.
4. Berdasarkan Isinya
a.

Hadis Qawly
Hadts Qawly adalah hadts-hadts yang beliau ucapkan berkenaan dengan
berbagai tujuan pada berbagai kesempatan.

b. Hadis Fily
Hadts fil adalah Perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad SAW yang
disampaikan kepada kita oleh para sahabat.
c. Hadis Taqrry
Hadts Taqrry adalah Segala sesuatu yang muncul dari sementara sahabat
yang diakui keberadaannya oleh Rasul Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan,
dengan cara diam tanpa pengingkaran atau persetujuan dan keterus terangan beliau
menganggapnya baik bahkan menguatkannya.

5. Berdasarkan sumber atau asalnya


a. Hadis Qudsiy
Secara istilah Hadis Qudsiy adalah hadts yang disampaikan kepada kita dari
Nabi Muhammad SAW yang sanadnya disandarkan kepada Allah SWT. Defenisi ini
penulis tarik dari beberapa defenisi yang ada di dalam beberapa kitab Ilmu Hadts,
seperti defenisi-defenisi berikut ini:
Defenisi yang ditulis Oleh Nuruddn Itr adalah



Dia (Hadts Qudsy) adalah Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW,
yang sanadnya atau penisbatannya kepada Allah Azza wa Jalla.

b. Hadis Nabawiy
Hadis Nabawiy adalah Apa yang dinisbahkan kepada Rasulullah dan
diriwayatkan dari beliau. Jadi Hadis Nabawiy adalah segala Hadis Nabi yang
dipahami secara umum yang bukan Hadis Qudsiy. Maka ketika kita telah dapat
mengetahui sesuatu hadts adalah bukan Hadis Qudsiy, secara otomatis yang demikian
adalah Hadis Nabawiy.6
c. Hadis maudhu
Hadis maudhu ialah hadis yang diada adakan dan dibuat buat. Yakni hadis yang
disandarkan kepada Rasulullah Saw dengan dusta dan tidak ada kaitann yang haqiqi
dengan Rasulullah.7
6. Berdasarkan diterima atau ditolaknya
Berdasarkan diterimanya :
a

Hadis sohih
Shahih menurut ahli hadis, hadis shahih adalah hadis yang sanadnya

bersambung, dikutip oleh orang yang adil lagi cermat dari orang yang sama, sampai
berakhir pada Rasulullah SAW atau sahabat tabiin , bukan hadis yang syadz
(kontroversi ) dan terkena illat yang menyebabkan cacat dalam penerimaanya.
b

Hadis hasan
Hadis hasan adalah hadis yang bersambung sanandnya, diriwayatkan oleh rawi

yang adil, yang rendah tingkat kekuatan daya hafalnya, tidak rancu dan tidak bercacat.
Hadis yang ditolak
a Hadis dhaif
Kata dhaif menurut bahasa berarti lemah. Maka sebutan hadis dhaif adalah
hadis yang lemah atau hadis yang tidak kuat.
Menurut al nawawi, Hadis dhaif adalah hadis yang dalamnya tidak terdapat
b

syarat sahih dan hasan.


Hadis mudhaaf
Hadis mudhaaf adalah hadis yang tidak disepakati kedhaifannya, melainkan
dinilai dhaif oleh sebagian ulama dan dinilai kuat oleh sebagian yang lain, baik
dari segi matan maupun sanadnya.8

7. Berdasarkan bersambung dan terputusnya sanad


6 http://rho-mieth.blogspot.com/2011/11/klasifiksi-hadits-ditinjau-dari.html
7 Nuruddin itr, ulumul hadis, ( remaja rosdakarya : Bandung, 2012 )
8

. Hadist yang Bersambung Sanad nya


a)

Hadist Muttashil
Hadist Muttashil(maushul) adalah hadist yang didengar oleh
masing-masing rawinya dari rawi yang diatasnya sampai kepada
ujung sanadnya, baik hadist marfuk maupun hadist mauquf.
Hadist Muttasil ada 3 klasifikasi yaitu hadist muttasil Marfuk,
Mauquf, dan Maqthu. Contoh hadist muttasil mauquf yang
diriwayatkan oleh Malik dari nafi bahwa ia mendengar Abdullah
bin Umar berkata :

Artinya : barang siapa mengutangi orang lain, maka tidak boleh

b)

menentukan syarat lain kecuali keharusan membayarnya.


Hadist Musnad
Hadist Musnad yaitu hadist yang sanadnya bersambung dan
marfuk kepada Rasulullah SAW.
maqthu

tidak

termasuk

Jadi hadist mauquf dan hadist

hadist

musnad

yang

sanadnya

bersambung demikian pula hadist munqothi meskipun marfuk.


Contoh hadist musnad yang diriwayatkan oleh Maliki dari Nafi
dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullhah SAW bersabda :

Artinya : orang yang tidak mengerjakan sholat ashar itu seakanakan menimpakan bencana kepada keluarga dan hartanya.
Kadang-kadang istilah musnad dijadikan nama kitab dengan
sanad-sanad hadist, seperti Musnad Al-syihab dan Musnad AlFirdaus.
c)
Hadist Muanan
Hadist Muanan adalah hadist yang pada sanadnya terdapat
ungkapan fulnan fulan dan tidak dijelaskan apakah hadist itu
diceritakan atau dikabarkan oleh fulan(kedua) atau didengar
darinya. Sebagian ulama mengkategorikan kedalam hadist mursal
dan Munqothi sehingga persambungan sanadnya ditegaskan
apakah dengan cara mendengar ucapan guru ataukah dengan
d)

cara yang lain.


Hadist Muannan

8
9

Hadist Muannan adalah hadist yang pada sanadnya terdapat


kata-kata fulan annafulan. Pendapat jumhur menyatakan bahwa
hadist Muannan itu sama dengan Muannan. Perbedaan huruf dan
lafal itu tidak menjadi masalah, melainkan yang prinsip adalah
adanya pertemuan, pergaulan, dan proses belajar mengajar
e)

diantara rawi muannan dan rawi yang diatasnya.


Hadist Musalsal
Hadist Musalsal adalah hadist yang para rawinya secara
estafet melakukan hal yang sama atas sikap yang sama dengan
rawi-rawi sebelumnya atau terhadap riwayatnya. Hadist musalsal
terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu
Hadist musalsal karena perkatan perawinya, seperti hadist
Muadz bin jabal RA bahwa Rasulullah SAW pernah berkata
kepadanya :
.

Setiap

rawinya

dalam

menyampaikan

hadist

tersebut

berkata :

Hadist musalsal karena tindakan para rawinya, seperti hadist
Abu Hurairah RA berkata rasulullah menjalin jari tangannya
kepada jari tanganku seraya berkata :

Hadist ini dianggap mursal karena berjalinnya tangan rawi
yang

menyampaikan

dengan

tangan

rawi

yang

menyampaikannya. Bisa juga dengan meletakkan tangan di

pundak atau kepala rawi yang menerimanya.


Hadist musalsal karena ucapan dan tindakan para rawinya,
seperti hadist anas , ia berkata rasulullah SAW bersabda :

Rasulullah SAW lalu memegang jenggotnya saraya berkata

lagi:

Hadist musalsal karena gaya bahasa para rawinya yakni
berdejkatan gaya bahasa yang mereka pakai atau bahkan

benar-benar sama
Hadist musalsal dengan
kesamaan nama

identitas

mereka(contoh
10

para

nama

rawinya

seperti

Muhammad)

dan

kesamaan

predikat

mereka(contoh

orang-orang

fuqaha,

huffaz)
Hadist musalsal karena sifat-sifat rawi yang berkaitan dengan
bahasa penyampaian hadist, waktunya, atau tempatnya.
Contoh sifat-sifat yang berkaitan dengan penyampaian hadist
menggunakan kata-kata samitu, fulanun, akhbarana fulanun.
Jenis musalsal yang paling shohih adalah hadist musalsal

dengan para huffaz seperti hadist Malik dari nafi dari ibnu Umar.
Para ulama telah menghimpun hadist musalsal dalam beberapa
kitab, diantaranya kitab al manahil al musalsalah fi ahadist al
musalsalah karya Muhammad Abdul Baqi al abwabi yang
memuat 212 buah hadis.
f) Hadist Ali
Hadist ali adalah sebuah sanad yang sedikit jumlah rawinya
dan bersambung demikian pula apabila rawinya lebih dahulu
mendengar hadist yang bersangkutan atau gururnya lebih dahulu
wafat. Makin sedikit untaian rawinya maka makin sedikit celahcelah kemungkinan terjadinya cacat dan itu merupakan ketinggian
sanad. Ketinggian sanad ditinjau dari berbagai macam yaitu :
a Tinggi (dekat) jarak sanad karena sedikit untaian rawinya
Ali Mutlak yaitu dekat kepada rasulullah dari segi jumlah
rangkaian rawi dalam sanad yang sohih dan bersih. Contoh kitab

nya Tsulatsiyyat al musnad dan tsulatsiyat al-bukhari


Ali Nisbi yaitu dekat kepada salah seorang imam hadist, seperti

dekat kepada imam Malik.


Dekat kepada kitab-kitabyang masyhur yakni dekatnya sanad
seorang muhaddits apabila ditinjau dari periwayatanya melalui

jalur shahihain dari empat kitab sunan. Contohnya kutubussittah.


b Ketinggian sanad dari segi sifat
Ketinggian sanad karena rawinya lebih dahulu meninggal.
Ketinggian sanad karena rawinya lebih dahulu mendengar hadist
yang bersangkutan daripada rawi lainnya dari guru yang sama.
g) Hadist Nazil

11

Hadist Nazil adalah kebalikan dari hadist ali yaitu hadist yang jauh
jarak sanadnya. Seperti hadist ali, Hadist Nazil juga di kategorikan
menjadi lima bagian yaitu :
a Nazil mutlak yaitu banyaknya perantara untuk sampai kepada
Nabi SAW
b Nazil Nisbi yaitu banyaknya perantara untuk sampai kepada
salah seorang imam hadist.
c Jauhnya sanad yang melalui jalur selain kutubussittah dibanding
sanad yang melalui jalur kutubussittah.
d Lebih akhir meninggalnya seorang rawi.
e Lebih akhir mendengarnya sebuah hadist.9
Hadist yang terputus sanadnya
a) Hadist Munqathi
Menurut ahli hadist Mutaakhirin hadist munqathi adalah
hadist yang gugur salah seorang rawinya sebelum sahabat disatu
tempat atau beberapa tempat dengan catatan bahwa rawi yang
gugur pada setiap tempat tidak lebih dari seorang dan tidak terjadi
pada awal sanad. Contoh hadis munqathi:
meriwayatkan hadist kepada kami syujabin makhlad, katanya
meriwayatkan hadist kepada kami yunus bin ubaid dari al hasan, ia
berkata sesungguhnya umar bin khattab mengumpulkan manusia
kepada ubay bin kaab, maka kaab mengimami sholat mereka
selama 20 hari dan ia tidak memimpin doa qunut kecuali pada
separuh yang kedua...
Sanad hadist di atas munqathi karena yunus bin ubaid
dilahirkan tahuin kaikaldi n 21 H sedang Umar wafat tahun 23 H
maka bagaimana mungkin yunus mendengar hadist dari Umar.
b) Hadist Mursal
Al Irsal menurut bahasa berarti melepaskan. Jadi hadist
Mursal adalah hadist yang disandarkan kepada Nabi oleh seorang
tabiin dengan mengatakan rasulullah SAW berkata... baik ia tabiin
besar

maupun

tabiin

kecil.

Contohnya

adalah

hadist

yang

diriwayatkan al-syafii :
9 Nuruddin itr, ulumul hadis, ( remaja rosdakarya : Bandung, 2012 ) hlm
361-381
12

menyampaikan hadist kepada kami said dari ibnu juraij, katanya


menyampaikan hadist kepadaku Humaid Al araj dari mujahid , ia
berkata bahwa dahulu nabi Muhammadmengeraskan bacaan talbiah
...
Sanad hadist di atas Mursal karena Humaid adalah seorang tabiin
dan tidak pernah bejumpa dengan Nabi SAW. Contoh kitabnya Jami
al tashil li ahkam al marasil karya al hafizh khalil bin kaikaldi .
c) Hadist Mursal Shahabi
Hadist Mursal Shahabi adalah hadist yang diriwayatkan oleh
seorang sahabat tetapi tidak didengarnya langsung dari Nabi SAW
karena ia masih sangat kecil, atau karena masuk islam nya
belakangan atau sedang tidak bersama nabi SAW ketika hadist itu
disabdakan. Hadist mursal shahabi sangat banyak seperti hadisthadist ibnu abbas, abdullah bin zubair.
d) Hadist Muallaq
Hadist Muallaq adalah hadist yang dibuang permulaan
sanadnya(yakni rawi yang menyampaikan hadist kepada penulis
kitab) baik seorang maupun lebih dengan berurutan meskipun
sampai akhir sanad. Hukum hadist muallaq yaitu mardud karena
tidak diketahui identitas rawi yang tidak disebutkan kecuali apabila
terdapat dalam kitab dipastikan kesahihannya seperti shahihain.
Hadist muallaq di tinjau dalam shahihain ada 2 yaitu :
a Kelompok pertama dengan menggunakan shighat Jazm,dihukumi
sebagai hadist sohih, contoh hadistnya :
shilah berkata dari ammar : barang siapa berpuasa pada hari yang
diragukan keberadaannya maka ia telah durhaka kepada Nabi SAW.
Shilah adalah putra zufr salah seorang tabiin.
b Kelompok kedua dengan menggunakan ungkapan yang tidak
menunjukkan kepastian. tidak dapat dihukumi secara shohih secara
mutlak.

Contoh

membayar

hadist

hutang

nya

sebelum

disebutkan
memenuhi

bahwa

wasiat.

nabi

SAW

Hadist

ini

diriwayatkan oleh al turmudzi secara maushul melalui al harist dan


ali sedangkan al harits adalah dhoif.
e) Hadist Mudhal
AlMudhal
berasal
dari

kata

Adhalahu

yakni

memayahkannya, sedang menurut istilah yaitu hadits yang pada


mata rantai sanadnya gugur dua orang rawi atau lebih di satu
13

tempat, baik pada awal sanad, tengah, maupun akhir. Contoh hadits
Mudhal adalah hadits riwayat Malik dari Muad Ibn Jabal, katanya:
Wasiat Rasulullah SAW yang terakhir kepadaku adalah ketika aku
menginjakkan kaki di sadel kendaraan, beliau berkata

Artinya: Baguskanlahakhlakmu kepada manusia, wahai Muadz Ibn


Jabal.
Antara Malik dan Muadz berselang lebih dari dua orang rawi.10
f) Hadits Mudallas
Kata mudallas adalah isim maful dari tadlis yang berarti
menyembunyikan cacat barang yang dijual dari si pembeli. Kata aldasu mengandung arti gelap. Sedang dalam ilmu hadist yaitu
menyembunyikan cacat dalam sanad dan menampakkannya pada
lahirnya seperti baik. Hadist mudallas dibagi menjadi tiga yaitu
tadlis al-isnad, tadlis al syuyukh dan tadlis taswiyah. Contoh hadist
mudallas al syuyukh :
Umpamanya perkataan abu bakar ibn mujahid:

Telah menceritakan kepada kami Abd Allah ibn Abd Allah yang di
maksudkan Abd Allah ibn Abd adalah Abu Bakar ibn abu Dawud al
sijistani.

Contoh

kitab

yang

menghimpun

hadist

mudallas

diantaranya al tabyin li asma al mudallasin karya al khatib al


baghdadi dan al tabyin li asma al mudallasin karya burhan al din
ibn al halabi.
g) Hadist Mursal Khafi
Hadist Mursal Khafi adalah hadist yang diriwayatkan oleh
seorang rawi dari guru yang sezaman, tetapi ia tidak pernah
mendengar hadistnya serta tidak pernah mendengar hadistnya
serta

tidak

pernah

bertemu

dengannya.

Contoh

nya

meriwayatkan hadist kepada kami ibrahim bin abdullah katanya


meriwayatkan hadist kepada kami husyaim katanya meriwayatkan
hadis kepda kami yunus bin ubaid dari nafi dari ibnu umar katanya
rasulullah bersabda...11
10Nuruddin itr, ulumul hadis, ( remaja rosdakarya : Bandung, 2012 ) hlm 383-412

14

C. Persamaan Pada Sistematika Pembagian Hadist Dilihat dari


Berbagai Aspek
Persamaan Masing-Masing Sistematika Pembagian Hadist
yaitu sebagai berikut :
1. Hadis berdasarkan kuantitas rawi
Persamaan hadis Mutawatir dan hadis Ahad:
a. Merupakan hadis Maqbul
b. Dapat dijadikan sebagai hujjah
2. Hadis berdasarkan kualitas rawi
Persamaan Hadis Sahih dan Hadis Hasan:
a. Sanadnya bersambung
b. Perawinya adil
c. Tidak syadz
d. Tidak ada illat
e. Merupakan hadis Maqbul
f. Dapat dipergunakan sebagai dalil atau hujjah dalam menetapkan
suatu hukum atau dalam beramal
Persamaan hadis Sahih, Hasan, dan Dhaif:
a. Berasal dari Nabi SAW
b. Merupakan hadis Ahad
3. Hadis berdasarkan segi penyandaran
Persamaan hadis Marfu dan hadis Mauquf:
a. Sanadnya bisa bersambung dan bisa juga terputus
b. Bisa dijadikan hujjah asalkan hadis Mauquf berstatus hokum hadis
Marfu
Persamaan hadis Marfu, Mauquf, dan Maqthu:
a. Sanadnya bisa sanad yang bersambung dan bisa juga sanad yang
terputus

4. Hadis berdasarkan isi:


11 Nawir Yuslem, Ulumul Hadist, (Jakarta:PT Mutiara Sumber Widya,1997) hlm 251-255

15

Persamaan hadis Qauly, Fili, dan Taqriri:


a. Bersandar kepada Nabi SAW
b. Dapat dijadikan hujjah
5. Hadis berdasarkan sumber atau asalnya:
Persamaan Hadits Qudsy dan Hadits Nabawi
a. Bersumber dari Allah SWT
b. Menggunakan redaksi dari Nabi Muhammad SAW
c. Materinya untuk Nabi Muhammad SAW dan umatnya
6. Hadis berdasarkan diterima atau ditolaknya:
Persamaan hadis Maqbul dan hadis Mardud
a. Merupakan hadis Ahad
7. Hadis berdasarkan bersambung atau terputusnya sanad
a. Bersambungnya sanad
Persamaan hadis Muttashil, Musnad, Muannan, Muanan, Musalsal, Ali,
dan Nazil:
1) Dapat dijadikan sebagai hujjah
2) Merupakan hadis Maqbul
b. Terputusnya sanad
Persamaan hadis Munqathi, Mursal, Muallaq, Mudhal, Mudallas:
1) Berstatus hukum hadis Dhaif dan Mardud
2) Ada rawi yang gugur, baik satu rawi ataupun lebih
Analisis pemakalah bersumber dari:
1. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits karya Teungku Muhammad Hasbi
ash-Shiddieqy
2. Ulumul Hadis karya Agus Solahudin dan Agus Suryadi
3. Ulumul Hadis karya Nawir Yuslem
4. Ilmu Hadist karya Munzier Suparta
5. Ulumul Hadist karya Sohari Sahrani
6. http://m4n4n4.blogspot.com/2013/11/hadis-nabawi-dan-hadisqudsi.html diakses pada tanggal 25 Oktober 2014 jam 19:49

16

D. Perbedaan Pada Sistematika Pembagian Hadist Dilihat dari


Berbagai Aspek
Perbedaan pada sistematika pembagian hadist dilihat dari
berbagai aspek yaitu sebagai berikut :
1. Hadist berdasarkan Kuantitas Rawi
N

SEGI

MUTAWATIR

O
1

Jumlah Rawi

Perawi

AHAD

banyak

setiap Perawi

tingkatan dan mustahil dusta

satu,

dua

dan

lebih tapi tidak sampai


mutawatir dan bisa jadi

Pengetahuan

Ilmu qothi

ada dusta
Ilmu dhanni

yang dihasilkan
Kedudukan

Lebih tinggi dari hadist Ahad

Lebih rendah dari Hadist

Mutawatir
dengan Mungkin

Kebenaran

Bertentangan

Keterangan

keterangan ayat Al quran

Matan
5

Kehujahan

saja

bertentangan
keterangan

dengan
ayat

al

quran
Dijadikan hujjah dan yang Dijadikan

hujjah

mengingkari dipandang kafir

syarat

sepanjang

kesohihannya terpenuhi
6

Tempat

Panca indra

Penyandaran
2. Hadist berdasarkan Kualitas Rawi
N

SEGI

SHOHIH

O
1

Kedlobitan

Rawi Benar-benar Rawi tidak begitu Lengah

rawi

kuat ingatannya

Kehujahan

Dijadikan

jika

HASAN

DHOIF

kuat ingatannya

hujjah Dijadikan

qathi

Hasan

Lidzatih dan ada


17

bisa

yang dijadikan hujjah

mengatakan
hanya

tidak baik dalam

menghafal
hujjah Tidak

berfaedah (ada

dan

dua-duanya
3

Diterima / tolak Maqbul

untuk beramal)
Maqbul

Mardud

nya hadist
Kecacatan

Tidak ada

Ada cacat pada

Tidak ada

salah

seorang

perawi

atau

matan

3. Hadist berdasarkan Segi Penyandaran


N

SEGI

MARFU

MAUQUF

O
1

Tempat

Kepada

Nabi Sahabat

Penyandaran

Muhammad SAW

Kehujahan

Bisa

MAQTHU
Tabiin

atau

orang
Asli

hukum

tidak

boleh, dijadikan hujjah

namun

jika

qorinah
bisa

sebawahnya
nya Tidak
dapat
ada karena

status

marfu perkataan

di

jadikan tabiin

hujah

sama

dengan

ulama

lain
3

Status Hukum

Berstatus Shohih, Berstatus hukum


Hasan, Dhoif

marfu

shohih

dan hasan )
4. Hadist Berdasarkan Isi
N

SEGI

QOULIYAH

O
1

Bentuk

Perkataan

FILIYAH

TAQRIRI

atau Perbuatan

Ucapan Nabi SAW

Ketetapan

Nabi

SAW

yang

apa

dilakukan
2

ISI

Tuntunan,
petunjuk

Berita

sahabat
tentang Hukum

syara, perbuatan
18

nabi Nabi

para
dengan
SAW

peristiwa, kisah

atau
yang

Keyword

sesuatu membiarkan
bisa

di atau

contoh
,

mendiamkan
Seorang sahabat
atau

lainnya

berkata,

ada

seorang berbuat
begini dihadapan
Rasul

5. Hadist berdasarkan Sumber atau Asalnya


N

SEGI

QUDSI

O
1

Penisbatan

Dinisbatkan pada Dinisbatkan

Periwayatan

Allah SWT
Rasul

pada Rasulullah
Diriwayatkan

Diriwayatkan

meriwayatkan

Rasul sendiri

secara

NABAWI

MAUDHU

dari Allah
3

Keyword

atau

dusta

semata-mata
-
-
-
-

rekaan

Hukum

Wajib

Haram

6. Hadist berdasarkan diterima atau ditolaknya


N

SEGI

MAQBUL

O
1

Terima atau tidak

Syarat

MARDUD
diterima

dan Syarat

dibenarkan sanad dan diterima


2

Kehujahan

matan
Bisa
19

ditolak
matan

atau
dan

sanad
Tidak bisa dan wajib

Jenis

Hadis

shohih

diingkari
dan Hadist Dhoif, Maudhu,

Hasan

Matruk, dan Mudhaaf

7. Hadist berdasarkan bersambungnya atau terputusnya sanad


NO
1

NAMA
Muttasil

maushul
Musnad

sampai akhir
Sanadnya marfuk pada

Muannan

Rasul
Sanadnya

dengan

perkataan

anna

Musalsal

BERSAMBUNG
atau Sanadnya
dari

TERPUTUS
awal

(bahwasanya)

seperti

fulan anna fulan


Perawi secara

estafet

melakukan

hal

yang

sama atas sikap yang


sama
5.
6

perawi

Muanan

sebelumnya
Sanadnya

Ali

ungkapan fulanan fulan


Sanad
yang
sedikit
jumlah

7
8

dengan

Nazil
Munqathi

terdapat

rawinya

dan

bersambung
Jauh jarak sanadnya
Gugur sanadnya di satu
tempat atau lebih atau
pada

sanadnya

disebutkan
9

dikenal
Gugur

Mursal

terakhir

yang

pada
(

sahabat)
10

disebutkan
Gugur
pada

Muallaq

pertama
20

tidak
sanad

thabaqah
tidak
sanad
secara

11

berturut-turut
Gugur dua sanad atau

Mudhlal

lebih secara berurutan12

turut
Sanad

Mudallas

yang

disebut

tidak

atau

sengaja

digugurkan oleh perawi


nama grurunya dengan
cara

memberi

bhwa

dia

waham,

mendengar

sendiri dari orang yang


disebut namanya
Analisis pemakalah bersumber dari:
1. Ulumul hadist karya Nawir Yuslem, MA
2. Ulumul Hadist karya Drs. M. Agus Solahudin, M.Ag & Agus Suyadi, Lc.
M.Ag
3. Sejarah dan pengantar ilmu hadis Karya Teungku Muhammad hasbi Ash
shiddieqiy
4. Ilmu Hadist karya Prof. Dr. H Muhammadiyah Amin, M.Ag
5. Ulumul Hadis karya DR. Nuruddin itr
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sistematika

adalah

pengetahuan

tentang

klasifikasi

(penggolongan). Adapun sistematika pembagian hadist dilihat dari


7 Aspek, yaitu : Berdasarkan kuantitas rawi, kualitas rawi, segi
penyandaran, isinya, sumber atau asalnya, diterima atau ditolaknya
dan bersambungnya / terputusnya sanad.
B. SARAN
Demikian

makalah

yang

dapat

kami

paparkan

tentang

Sistematika Pembagian Hadist Dilihat dari Berbagai Aspek, semoga


bermanfaat

bagi

pembaca

pada
21

umumnya

dan

pada

kami

khususnya. Dan tentunya makalah ini tidak lepas dari kekurangan,


untuk itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat kami
butuhkan guna memperbaiki makalah selanjutnya.

22

You might also like