Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Sholat merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan. Sholat
dikatakan lebih afdhol bila berjamaah atau kata lain tidak melakukannya dengan
sendiri karena banyak keutamaan yang diperoleh dengan berjamaah. Banyak orang
yang belum mengetahui kewajiban dan hak antara imam dan ma mum dalam sholat
berjamaah misalnya ma mum tidak boleh mendahului gerakan imam dan lain
sebagainya. Bukan hanya itu, kadang kita juga melakukan sholat tidak pada waktunya
( lihurmati wakti) semisal ketiduran atau yang lain, Allah memberikan alternatif bagi
kaum nya untuk mengqodho sholat tersebut.
Saat kita melakukan perjalanan jauh, kita masih diwajibkan untuk melakukan
sholat. Namun Allah memberikan rukhsan atau keringanan bagi musafir yang
melakukan perjalanan dengan jarak yang telah disyariatkan yaitu melakukan sholat
dengan di jama dan di qoshor. Sebagian orang tidak mengetahui bagaimana kaifiyah
melakukan sholat dengan dijama dan di qoshor. Oleh karena itu dalam makalah ini
kami membahas tentang sholat munfarid, berjamaah, dan cara mengqodho sholat serta
bagaimana tata cara sholat dengan dijama dan qoshor begitu juga persoalan-persoalan
fiqiyah yang berkaitan dengan semuanya.
II;
A;
B;
C;
D;
E;
F;
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Tata Cara Sholat Munfarid dan berjamaah?
Apa Saja Perpautan Bacaan dalam Sholat antara Makmum dan Imam?
Bagaimana Urutan Shof dalam Sholat Berjamaah?
Apa Pengertian dan Landasan Hukum Sholat Qodho, Jama dan Qoshor?
Bagaimana Tata Cara Sholat Qodho, Qoshor dan Jama?
Bagaimana Persoalan-Persoalan yang Berkaitan dengan Pelaksanaan Sholat?
III;
PEMBAHASAN
A; Tata Cara Sholat Munfarid dan Berjamaah
1; Shalat munfarid
a; Pengertian shalat munfarid
Shalat munfarid adalah shalat yang dilakukan dengan sendiri (tidak berjamaah).
b; Tata cara shalat munfarid
Tata cara shalat munfarid yaitu seperti shalat fardhu (wajib) di antaranya
adalah sebagai berikut:
2; Shalat berjamaah
a; Pengertian dan hukum shalat berjamaah
Shalat berjamaah adalah shalat yang di kerjakan bersama-sama antara dua
orang atau lebih, seorang menjadi imam dan lainnya menjadi makmum. Hukum
shalat berjamaah adalah sunnah muakkad. 1
Legalitas syara shalat jamaah di tetapkan dalam al- Quran, sunnah, dan
kesepakatan ulama (ijma).
Allah SWT berfirman :
Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka
berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang
shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), Maka hendaklah mereka
pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan
yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu,
dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin
supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu
kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika
kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan
siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan
bagi orang-orang kafir itu. (QS. An-Nisa (4):102)
Dan juga pada hadits yang di riwayatkan Ibnu Umar secara marfu:
1 Sayyid sabiq, Fikih Sunnah , (Bandung: PT Almaarif, 1976 ) hlm 126
2
Artinya:
Shalat jamaah lebih afdhal daripada shalat sendirian dengan tingkat keafdhalan 27
derajat.
b; Ukuran minimal terwujudnya jamaah.
Selain dalam shalat jumat, jamaah sudah terwujud dengan adanya seorang
imam dan makmum, meskipun makmum tersebut seorang wanita, budak,ataupun
anak kecil yang mumayyiz.
c; Ukuran minimal mendapatkan jamaah.
Keutamaan jamaah di dapatkan seseorang jika ia masih mendapati bagian jamaah
bersama imam sebelum salam. Sehingga, siapapun yang mendapatkan shalat sebelum
imam salam, meskipun hanya sekejap, maka ia telah mendapatkan keutaman
berjamaah dalam setiap shalat.
Hal ini dilihat dari sisi keutamaan. Adapun mendapatkan jamaah dari segi hukum
adalah dengan mendapatkan minimal satu rakaat dari shalat jamaah. Jadi, barangsiapa
yang mendapatkan ruku bersama dengan imam, maka ia mendapatkan rakaat shalat ,
dan ini berlaku di semua shalat .
Berbeda dengan ketentuan mendapatkan jamaah dalam shalat jumat (bagi
makmum yang tertinggal). Jika seseorang hanya mendapati satu rakaat shalat jumat,
maka ia harus menambah satu rakaat lagi, sedangkan orang yang tidak mendapatkan
ruku terakhir, maka ia harus shalat 4 rakaat.
d; Syarat- syarat berjamaah.
Syarat syarat berjamaah dapat di kategorikan menjadi dua, yaitu syarat yang
berhubungan dengan imam dan syarat-syaratyang berhubungan dengan makmum.
Bagian pertama, syarat-syarat yang berhubungan dengan imam.seorang iam
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Islam,karena itu adalah syarat utama dalam pendekatan diri seorang hamba
kepada Allah SWT.
Akil
Baligh
Laki-laki, jika yang menjadi makmum adalah laki-laki. Seorang wanita hanya
boleh menjadi imam bagi wanita, dan tidak boleh menjadi imam bagi laki-laki.
Imam haruslah oarang ynag mampu membaca al-Quran dengan baik.dengan
maksud , orang yang bacaannya tidak baik tidak boleh menjadi imam bagi
orang yang bacaannya baik.
Bagian kedua, yaitu syarat-syarat yang berhubungan dengan makmum,
antara lain adalah sebagai berikut:
Tidak boleh mendahului imam,
3
:
:
:
6
"Bahwa suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi menemui
Bani 'Amru bin 'Auf untuk menyelesaikan masalah di antara mereka.
Kemudian tiba waktu shalat, lalu ada seorang mu'adzin menemui Abu
Bakar seraya berkata, "Apakah engkau mau memimpin shalat berjama'ah
sehingga aku bacakan iqamatnya?" Abu Bakar menjawab, "Ya." Maka Abu
Bakar memimpin shalat. Tak lama kemudian datang Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam sedangkan orang-orang sedang melaksanakan shalat. Lalu
beliau bergabung dan masuk ke dalam shaf. Orang-orang kemudian
memberi isyarat dengan bertepuk tangan namun Abu Bakar tidak bereaksi
dan tetap meneruskan shalatnya. Ketika suara tepukan semakin banyak,
Abu Bakar berbalik dan ternyata dia melihat ada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memberi isyarat
yang maksudnya: 'Tetaplah kamu pada posisimu'. Abu Bakar mengangkat
kedua tangannya lalu memuji Allah atas perintah Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam tersebut. Kemudian Abu Bakar mundur dan masuk dalam
barisan shaf lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam maju dan
melanjutkan shalat." (Shahih Bukhari, no. 684 dan Shahih Muslim, no.
421).3
2; Adab-Adab Mamum
Hendaklah para mamum bersatu hati dengan imam, yakni mempunyai
perasaan senang kepadanya dan mengikutinya dengan kerelaan hati karena imam
itu adalah semisal kepala perangkatan dalam menghadap Allah. Jangan lah kiranya
persatuan imam dengan mamumnya pada dhahir saja, namum hendaklah bersatu
padu pada dhahir dan batin.
a; Adab-Adab Mamum Sebelum Bertakbir
Hendaklah para mamum membaca di kala masih duduk menanti shalat:
tasbih, tahliel, tahmied, takbir, istighfar masing-masing sepuluh kali lalu
membaca:
MAKMUM MASBUQ
Masbuq pengertiannya, ketinggalan. Mamum masbuq adalah mamum dalam shalat
berjamaah, namun si mamum mulai shalatnya tidak sejak awwal, sehingga mamum
tersebut tidak sempurna membaca Al-Fatihah beserta imam di rekaat pertama.
Tentang mendapatkan fadhilah shalat berjamaah
Untuk mendapatkan fadhilah shalat berjamaah, ini bisa diperoleh dengan cara
mamum ikut bersama imam dalam shalatnya, walaupun ia hanya mendapatkan duduk
yang terakhir sebelum salam. Berdasarkan hadits :
.
Dari Abu Hurairah, dari nabi SAW, beliau bersabda, Apabila kalian mendengar
iqamah, berjalanlah (menuju masjid) untuk shalat, dan hendaklah kalian datang
dengan tenang dan tunduk, dan janganlah tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan
shalat (bersama imam) maka shalatlah (bersama imam), dan apa yang kalian
ketinggalan maka sempurnakanlah. [HR. Bukhari juz 1, hal. 156]4
Adapun tata cara Tata cara sholat makmum masbuq adalah sebagai berikut:
a; Jika makmum terlambat datang ke masjid dan imam sudah dalam posisi rukuk,
sujud, atau julus (duduk tasyahud), maka ia harus melakukan takbiratul
4 https://www.facebook.com/BelajarHukumIslam/posts/509193469122306 diakses 5/4/2015 pukul 9:49
9
ihram(dengan berdiri) untuk mulai sholat, lalu mengucapkan takbir (Allahu Akbar)
lagi untuk kemudian mengikuti posisi imam. Jika imam masih membaca surat AlFatihah atau surat pendek, maka hanya takbiratul ihram saja.
b;
Setelah imam selesai melakukan salam dan mengakhiri sholat, ia tidak boleh
melakukan salam, tetapi langsung berdiri untuk menambah rakaat yang telah
terlewat.
c; Bila ia baru bisa mengikuti 2 rakaat terakhir sholat dzuhur, ashar, dan isya, maka ia
harus menambah 2 rakaat (tanpa duduk tasyahud) setelah imam melakukan salam.
d; Bila ia baru bisa mengikuti satu rakaat terakhir sholat dzuhur, ashar, dan isya, maka
ketika imam melakukan salam ia harus berdiri dan sholat satu rakaat (dengan AlFatihah dan membaca surat pendek), duduk tasyahud, berdiri lagi untuk rakaat kedua
(dengan Al-Fatihah dan membaca surat pendek), lalu diteruskan berdiri lagi untuk
rakaat ketiga (hanya Al-Fatihah).
e;
Jika ia baru bisa mengikuti rakaat ke-2 dan ke-3 sholat maghrib, maka ia harus
berdiri dan menambah satu rakaat setelah imam melakukan salam.
f;
Jika ia baru bisa mengikuti satu rakaat terakhir sholat maghrib, ia harus berdiri
setelah imam melakukan salam, sholat satu rakaat, lalu duduk untuk membaca
tasyahud, kemudian berdiri lagi untuk melakukan rakaat ke-3, setelah itu duduk
untuk tasyahud akhir dan melakukan salam.
g; Bila makmum bergabung sholat jamaah ketika posisi rukuk, maka ia dianggap telah
mengikuti rakaat tersebut. Jika ia bergabung ketika imam sudah berdiri dari rukuk
atau ketika sujud, ia dianggap telah terlambat mengikuti rakaat tersebut dan harus
melakukannya lagi.5
C; Urutan Shof dalam Sholat Berjamaah
Kewajiban membetulkan shaf, keutamaaan shaf pertama dan shaf sebelah
kanan.
Nabi SAW bersabda:
,
, ,
5 http://bacaansholat5waktu.blogspot.com/2013/04/tata-cara-sholat-makmum-masbuq-terlambat.html
diakses 5/4/2015 pukul 9:49
10
"Dirikanlah shaf, dan sejajarkanlah bahu, dan tutupilah tempat yang lapang, dan
lembutkanlah dirimu apabila di tarik oleh tangan-tangan saudara-saudarmu , dan
janganlah kamu biarkan lapngan-lapangan syaithan, barang siapa menyambung
shaf, niscaya Allah menyambungnya dan barangsiapa memotng shaf, niscaya
Allah memotongnya (perhubungan denganya).( H.R. Bukhary Muslim dari Anas ,
Tasierul Wushul 2: 273).
Hadits diatas memerintahkan kepada kita untuk mengisi shaf-shaf pertama dan
tidak membiarkan shaf-shaf lapang di depan kita, karena shaf-shaf lapang tersebut
dikhawatirkan diisi oleh syaithan. Nabi muhammad SAW bersabda:
bahwasanya sebaik-baiknya shaf orang laki-laki, ialah shaf yang paling muka,
dan sebaik-baiknya shaf bang paling belakangdan seburuk-buruknya bagi orang
perempuan adalah shaf yang paling muka
Menurut An-Nawawy: shaf orang lelaki memang demikianlah keadaanya. yang
paling baik adalah yang paling muka dan yang paling buruk adalah yang paling
belakang, baik mereka bershalat bersama lelaki atau bersama perempuan. Adapun
shaf para wanita maka shaf yang paling belakng dipandang yang lebih baik. hal ini
jika para perempuan berjamaah dengan orang lelaki , jika mereka bershalat
bersama-sam orang wanita saja, maka keadaan mereka sama dengan orang lakilai.
Maksud wanita lebih baik menempati shaf belakang di bandingkan dengan
shaf yang paling depan dalam berjamaah dengan laki-laki dikarenakan hal
tersebut lebih menjauhkan mereka dari pada hal-hal yang dipingini. karena itu
hendaklah shaf-shaf yang pertama wanita di tempati oleh para wanita-wanita tua,
11
Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya mengucapkan shalawat untuk
orang-orangnya di shaf pertama dan di shaf-shaf yang pertama
Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya bershalawat atas shaf-shaf sebelah
kanan. ( H.R, Abu Daud dan Ibnu Majah, dari Aisyah: JamiShaghier 1: 73)6
D; Pengertian, Landasan Hukum dan Tata Cara Sholat Qodho, Qoshor dan Jama
1; Sholat Qodho
Qodho di dalam bahasa Arab punya arti yang banyak, ia bisa diartikan sebagai
al-Hukmu (hukum), juga bisa berarti al-kholqu wa as-shunu (ciptaan), juga
bermakna al-Amal (pekerjaan), ia juga diartikan dengan ( pelaksanaan). Dan
arti yang terahir inilah yang memiliki hubungan erat dengan permasalahan qodho
sholat.
Secara istilah Ibnu Abidin mendifinisikan dengan:
Mengerjakan suatu kewajiban setelah lewat waktunya.
Qodho itu lawannya ada (( yang berarti:
6 Muhammad Hasybi Ash-Shiddieqy, Pedoman Sholat, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2000) hlm
327-358.
12
Artinya:
ia
hendaklah
maka
sholat,
mengerjakan
lupa
yang
siapa
Barang
;b
Artinya:
Dari Imron, ia berkata: Kami pernah dalam suatu perjalanan bersama Nabi SAW,
kami berjalan di waktu malam hingga ketika sampai di akhir malam kami tidur,
dan tidak ada tidur yang paling enak (nyenyak) bagi musafir melebihi yang kami
alami. Hingga tidak ada yang membangunkan kami kecuali panas sinar
matahari. Dan orang yang pertama kali bangun adalah si fulan, lalu Abu Auf
mengenal si Fulan, namun akhirnya lupa. Dan Umar bin Al Khaththab adalah
7 Shohih Bukhori, no.597 dan Shohih Muslim, no.684.
13
orang keempat saat bangun, Sedangkan Nabi SAW bila tidur tidak ada yang
membangunkannya hingga beliau bangun sendiri, karena kami tidak tahu apa
yang terjadi pada beliau dalam tidurnya. Ketika Umar bangun dan melihat apa
yang terjadi di tengah banyak orang (yang kesiangan) -dan Umar adalah
seorang yang tegar penuh keshabaran-, maka ia bertakbir dengan mengeraskan
suaranya dan terus saja bertakbir dengan keras hingga Nabi SAW terbangun
akibat kerasnya suara takbir Umar. Tatkala beliau bangun, orang-orang
mengadukan peristiwa yang mereka alami. Maka beliau bersabda: Tidak
masalah, atau tidak apa dan lanjutkanlah perjalanan. Maka beliau meneruskan
perjalanan dan setelah beberapa jarak yang tidak jauh beliau berhenti lalu
meminta segayung air untuk wudlu, beliau lalu berwudlu kemudian menyeru
untuk shalat. Maka beliau shalat bersama orang banyak. 8
c; Urutan qodho sholat.
Apabila sholat yang ditinggalkan lebih dari satu, disunatkan untuk
mengqodho sholat-sholat tersebut berurutan, sesuai dengan waktunya.
Kesunatan ini didasarkan pada hadits:
Artinya:
Dari Jabir bin Abdillah RA, bahwasannya Umar bin Khottob RA datang pada
hari peperangan Khondaq setelah matahari akan tenggelam, lalu beliau mulai
mencerca orang-orang kafir Quraisy (karena menyebabkan para sahabat
terlambat sholat ashar), beliau berkata: Wahai Rosulullah, aku belum melakukan
sholat ashar padahal matahari hampir tenggelam. Nabi SAW bersabda: Aku
pun belum sholat ashar. Maka kami bangkit menuju lembah buthhan, lalu Nabi
SAW berwudhu untuk sholat, kami pun ikut berwudhu, lalu Rosulullah SAW
melakukan sholat ashar setelah matahari terbenam (di waktu maghrib), kemudian
setelah itu beliau sholat maghrib.9
8 Shohih Bukhori, no.344.
9 Shohih Bukhori, no.596.
14
d;
dikerjakan pada waktunya) dalam semua hal, mulai dari syarat sah sampai rukunrukunnya. Sedikit perbedaannya terletak pada niatnya, dalam sholat qodho
disunahkan untuk mengganti kata adaan dengan kata qodhoan. Namun, hal
ini tidak wajib, sebab dalam madzhab syafii tidak diwajibkan untuk menyinggung
ada atau qodho ketika niat, hanya saja penambahan kata qodhoan dianjurkan
untuk menghindari perselisihan seputar diwajibkannya penambahan tersebut.
2; Sholat Qoshor
Qoshor artinya singkat. jadi Sholat Qoshor yaitu sholat yang diringkat menjadi
2 rakaat. sholat yang bisa diqoshor yaitu Dhuhur, Ashar, dan Isya. Bagi musafir
bisa menqoshor sholat yang jumlah rakaatnya 4, tidak berlaku sholat yang jumlah
rakaatnya 2 dan 3, ada beberapa syarat melakukan sholat qoshor yaitu:
a; Bepergiannya bukan mengandung unsur negatif.
b; Jarak perjalanan mencapai batas maksimal 16 farsakh, menurut pendapat yang
benar, batas tersebut tidak meliputi jarak atau waktu pulangnya (16 farsakh=16
pos=88,5 km)
c; Sholat yang di qashar berjumlah 4 rakaat, dan sholat-sholat yang tertinggal
karena tidak sempat dikerjakan dirumah (sebelum berangkat) tidak boleh di
kerjakan secara qoshor ditengah bepergian. berbeda jika tertinggalnya itu
sudah berada ditengah perjalanan, bisa dikerjakan ditengah bepergian dengan
qoshor juga, dan tidak boleh dikerjakan di rumah sekembalinya bepergian.
d; Musafir hendaknya berniat menqoshor sholat diwaktu takbirotul ihram.
e; Tidak boleh berma mum pada yang bermukim atau menetap.
Diperbolehkan qoshor ini merupakan rukhsah(keringanan atau kelonggaran
bertolak pada firman Allah SWT, yaitu:
Artinya: Dan apabila kamu bepergian di muka
bumi, maka tidaklah mengapa kamu menqashar shalat(mu), jika kamu
takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu
adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. An-Nisa: 101).10
Di Hadist juga disyariatkan tentang sholat qoshor yaitu :
10 Asy-Syeikh Syamsuddin Abu Abdillah, Terjemah Fathul Qarib, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2010)
hlm 92-94.
15
1 : 18 :
Artinya: Anas r.a. berkata: Kami keluar bersama Nabi saw. dari Madinah menuju
ke Mekkah, maka beliau selalu shalat qashar dua rakaat dua rakaat sehingga
kembali ke Madinah.(Bukhari,Muslim)Yahya bin Abi lshaq tanya: Berapa lama
kamu tinggal di Mekkah? Jawabnya: Sepuluh hari.11
Tata Cara melakukan sholat Qashar
a; Niat shalat qashar ketika takbiratul ihram. adapun niatnya :
Shalat Qashar Dhuhur:
Teks latin: Ushalli fardaz - Dzuhri qasran rokataini lillahi ta'ala
Artinya: Niat shalat fardhu dzuhur secara qashar dua rakaat karena Allah
Shalat Qashar Ashar:
Teks
latin:
Ushalli
fardal
Ashri
qasran
rokataini
lillahi
ta'ala
Artinya: Niat shalat fardhu Ashar secara qashar dua rakaat karena Allah
Shalat Qashar Isya:
Teks
latin:
Ushalli
fardal
Isya'i
qasran
rokataini
lillahi
ta'ala
Artinya: Niat shalat fardhu Isya secara qashar dua rakaat karena Allah
Apabila qashar secara berjamaah, maka tinggal menambah kata "imaman" (sebagai
imam) atau "makmuman" (sebagai makmum) sebelum kata "Lillahi Taala".
b; Mengerjakan shalat yang empat rakaat dilaksanakan dua rakaat kemudian salam.
Para ulama berbeda pendapat tentang batasan waktu sampai kapan seseorang
dikatakan sebagai musafir dan diperbolehkan mengqashar (meringkas) shalat. Jumhur
(sebagian besar) ulama yang termasuk didalamnya imam empat: Hanafi, Maliki,
Syafii dan Hambali rahimahumullah berpendapat bahwa ada batasan waktu tertentu.
Namun para ulama lain diantaranya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim,
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, Muhammad Rasyid Ridha, Syaikh Abdur
Rahman As Sadi, Syaikh Bin Biz, Syaikh Utsaimin dan para ulama lainnya
rahimahumullah
berpendapat
bahwa
seorang
musafir
diperbolehkan
untuk
3; Sholat Jama
Shalat jama' adalah salat yang digabungkan,, maksudnya menggabungkan dua
salat fardu yang dilaksanakan pada satu waktu. 13
Shalat Jama' boleh dilaksanakan karena beberapa alasan berikut :
a; Dalam perjalanan jauh minimal 81 km (menurut kesepakatan sebagian besar imam
madzhab)
b;
Perjalanan itu tidak bertujuan untuk maksiat.
c; Dalam keadaan sangat ketakukan atau khawatir misalnya: perang, sakit, hujan
lebat,
angin
topan
dan
bencana
alam.14
17
berikut:
Saya niat shalat dzuhur empat rakaat digabungkan dengan shalat ashar dengan
jamak
2)Takbiratul
takdim
ihram. Shalat
karena
Dhuhur
Allah
empat
rakaat
Taala
sampai
Salam
3) Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua (ashar), jika dilafalkan sebagai berikut:
Saya niat shalat ashar empat rakaat digabungkan dengan shalat dzuhur dengan
jamak
4)Takbiratul
Cara
takdim
Ihram. Shalat
karena
Ashar
Melaksanakan
Allah
empat
Shalat
rakaat
Jama'
taala.
-
Salam
Takhir.
Misalnya shalat maghrib dengan isya diawali dengan shalat magrib dulu tiga rakaat
kemudian salat isya empat rakaat, dilaksanakan pada waktu isya. Tata caranya
sebagai
berikut:
18
Saya niat shalat maghrib tiga rakaat digabungkan dengan shalat isya dengan jamak
takhir
karena
2)Takbiratul
ihram.
Shalat
Allah
Maghrib
tiga
Taala
rakaat
sampai
Salam
3) Berdiri lagi dan berniat shalat yang kedua (isya), jika dilafalkan sebagai berikut;
Saya berniat shalat isya empat rakaat digabungkan dengan salat magrib dengan
jamak
takhir
karena
Allah
Taala.
namanya, misalnya nama si Fulan, ternyata yang menjadi imam saat itu bukan
si Fulan, melainkan orang lain, maka batal salat makmum tersebut. Berbeda
jika makmum menentukan imamnya hanya dengan isyarat, misalnya
berniat(sengaja) mengikuti Zaid ini tapi kenyataannya lain, bahkan yang
menjadi imam adalah Umar, maka sah sholat nya.15
Makmum sholat fardhu dibelakang imam yang sholat sunnah. Tidak ada
halangan bagi seseorang yang sholat fardhu dibelakang imam yang sedang
sholat sunnah atau sebaliknya, selama gerakan sama.16
Seorang imam baru ingat setelah sholat kalau dirinya berhadast atau terkena
najis yang ringan dan imam tahu bahwa sebagian makmum masbuq telah
melakukan rukuk bersamanya sebelum menyempurnakan bacaan Al Fatihah ,
maka imam wajib memberitahu kepada makmum masbuq agar mengulangi
sholatnya jika sudah selesai dan waktunya tidak lama. jika tidak maka imam
harus melaksanakan satu rakaat lagi dan sujud syahwi sedang untuk makmum
yang tidak masbuq maka imam tidak wajib memberi tahu.17
Meninggalkan sholat fardhu karena ada udzur maka sah dan tidak haram
melakukan sholat sunnah tapi jika sebaliknya maka haram melakukan sholat
sunnah, tapi sah sholatnya menurut pendapat Imam Ibnu Hajar, tapi menurut
15 Asy-Syeikh Syamsuddin Abu Abdillah, Terjemah Fathul Qarib, (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2010)
hlm 90-91.
16 Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqih, (Bandung: PT REMAJA ROSYDAKARYA, 2013) hlm 184
17 Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha, ( Jawa Timur: Khalista Surabaya, 2004) hlm 149
19
Imam Zarkasyi tidak sah. orang yang ketinggalan melaksanakan sholat wajib
tanpa udzur maka harus segera mengqodhonya.18
Ada pendapat dan fatwa yang mengatakan bahwa makmum tidak wajib
membaca al fatihah, karena al fatihah ditanggung imam. dan makmum
berkewajiban mendengarkan bacaan imam, menurut firman Allah yang
artinya bila ada pembacaan Al quran, maka kamu sekalian harus
mendengarkan dengan mengheningkan. pendapat ini ditanggapi oleh
Muktamar NU ke 13 di Banten yaitu kalau yang dimaksud disini bukan
makmum masbuq maka pendapat dan fatwa itu tidak benar, menurut pendapat
yang shahih dan madzhab syafiI, makmum harus membaca al-fatihah, dan
maksud firman Allah di atas itu melarang berbicara sewaktu mendengarkan
bacaan Al quran atau melarang membaca keras di belakang imam, bukan
membaca al fatihah bagi makmum.19
Hukum berjamaah dengan imam beraliran Khawarij(golongan yang tidak
mengikuti salah satu empat madzhab, yang memberi hukum menurut Al
quran dan hadist yang diartikan sendiri) hukum si makmum tidak sah dan
makmum wajib Iadah(mengulang sholat).20
Mayoritas ahli fikih berpandangan orang yang melakukan shalat fardhu
sendirian dengan tidak berjamaah kemudian dia mendapati shalat berjamaah,
maka ia boleh mengulang shalatnya secara berjamaah untuk mendapatkan
keutamaan jamaah. Adapun orang yang sudah melakukan shalat fardhu secara
berjamaah meskipun jamaahnya sedikit, maka ia tidak boleh mengulanginya
lagi dengan ikut shalat jamaah baik jamaah yang ada lebih sedikit maupun
banyak.21
Kalangan fuqaha sepakat bahwa, jika imam tertimpa hadas dalam shalat dan
mengambil keputusan menghentikan sholat, maka shalat makmum tidak batal.
Namun, mereka berbeda pendapat mengenai imam yang mengimami dalam
keadaan junub, dan makmum mengetahui situasi itu setelah usai salat.
Sebagian fuqaha berpendapat
bahwa shalat
makmum tetap
sah,
sedangkan fuqaha lainnya menganggap batal. Bahkan ada fuqaha yang
membedakan apakah keadaan junub itu disadari oleh imam atau imam itu
lupa. Apabila imam menyadari itu, mereka berpendapat shalat makmum batal.
18 Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha, (Jawa Timur: Khalista Surabaya, 2004) hlm 193-194
19 Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha, ( Jawa Timur: Khalista Surabaya, 2004) hlm 196-197
20 Djamaluddin Miri, Ahkamul Fuqaha ,( Jawa Timur: Khalista Surabaya, 2004) hlm 199
21 Abdul Aziz Muhammad azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas, Fiqih Ibadah, (jakarta: Amzah,
2010) hlm 268
20
Sebaliknya, apabila keadaan itu tidak disadari, maka sholat makmum dianggap
sah.22
Membatalkan shalat tanpa udzur merupakan tindakan haram, akan tetapi jika
terdapat udzur maka tidak haram hukumnya membatalkan shalat. Bahkan jika
memang udzur tersebut harus dilakukan maka membatalkan shalat menjadi
wajib, misalnya membatalkan shalat untuk mengeluarkan mushaf yang
tergeletak di tempat najis, atau menyelamatkan orang buta yang akan jatuh ke
dalam lubang. Bagi wanita, ia diperbolehkan membatalkan shalat sunnahnya
untuk memenuhi hak suaminya. Disunnakan juga membatalkan shalat fardhu
karena mendapatkan shalat jamaah.23
Suatu ketika saya sedang shalat wajib secara munfarid, pada saat membaca
surah pendek, menyusul seseorang yang makmum kepada saya. Apakah saya
harus membaca surah itu secara zahir (suara yang terdengar) mulai dari AlFatihah atau hanya membaca surah yang tersisa itu ? Jawaban : Membaca
dengan suara yang terdengar pada shalat Subuh, Magrib, dan Isya, baik
sendirian mapun berjamaah hukumnya tidak wajib, tetapi sunnah. Karena itu,
dalam kasus di atas Anda tidak perlu mengulangi bacaan Anda karena adanya
makmum. Anda dapat melanjutkan shalat Anda sebagai imam tanpa harus
mengeraskan suara Anda.24
Makmum orang mengerjakan sholat fardhu dengan orang mengerjakan sholat
sunnah. Menurut kalangan ulama madzhab SyafiI, Al-AuzaI, Atha, Ibnu Al
Mundzir dan Ahmad bahwa orang yang mengerjakan sholat fardhu boleh
makmum kepada orang yang sedang menjalankan sholat sunnah berdasarkan
hadist Jabir bin Abdullah bahwasanya ia pernah makmum sholat isya dengan
Rasulullah SAW kemudian kaumnya datang lalu beliau menjadi imam mereka
dalam sholat tersebut. dalam kondisi ini, sholat fardhu yang ditunaikannya
dengan makmum pada orang yang sholat sunnah tetap dianggap sah. namun
kalangan ulama mazhab Maliki menyatakan batalnya sholat fardhu yang
dikerjakan dengan makmum pada orang yang sholat sunnah, alasan mereka
berpegang pada hadist :sesungguhnya imam ditunjuk untuk di makmumi ,
maka janganlah kamu berbeda dengan nya. sah juga orang yang sholat
sunnah makmum kepada orang yang sholat fardhu menurut kalangan Hanafi,
Hanbali dan Syafii.
22 Ibnu Rusya, Bidayatul Mujtahid, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002) hlm 350
23 Abdul Aziz Muhammad azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas, Fiqih Ibadah, (jakarta: Amzah, 2010)
hlm 269
24 Sumber : Quraish Shihab Menjawab , Dialog Jumat, Republika, Jumat, 24 Oktober 2003 / 28
Syaban 1424 H.http://jalmilaip.wordpress.com/2012/02/12/membaca-bacaan-shalat-dengan-suara-yangterdengar/ 30-03-2015 pukul 10.31 WIB
21
Makmum orang yang sholat sambil duduk kepada mushalli yang berdiri dan
sebaliknya. ada dua pendapat. pendapat pertama, tidak sah. makmum harus
ikut duduk pula menurut imam Ahmad,Ishaq, didukung Ibnu Al-Mundzir ,
Ibnu Huzaiamah dan Ibnu Abdull Barr. pendapat kedua, sah. orang yang sholat
berdiri boleh bermakmum kepada orang yang sholat dengan duduk jika
memang ada udzur menurut Imam SyafiI, Abu Hanifah, dan para sahabatnya.
Makmum orang yang berwudhu kepada orang yang bertayamum sah sholatnya
hal ini merujuk pada cerita Amru bin Ash ketika ia diutus Rasulullah SAW
dalam perang Dzat as salasil, ia bercerita aku mengalami mimpi basah
dimalam yang sangat dingin, sehingga aku khawatir mati jika harus mandi,
maka aku pun bertayammum, kemudian sholat shubuhbersama temantemanku. ketika kami kembali ke Madinah dan menceritakan pada
Rasulullah. Rasulullah SAW bersabda, Hai Amru kau sholat dengan temantemanmu dalam keadaan junub? lalu Amru menjawab dengan mengutip
firman Allah SWT Dan jangan lah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya
Allah maha penyayang kepadamu, maka akupun bertayamum kemudian
sholat. setelah itu respon Nabi SAW hanya tertawa dan tidak berkomentar
apa-apa.
Makmum orang yang melakukan satu sholat fardhu pada orang yang
melakukan sholat fardhu lain hukumnya sah menurut ulama madzhab SyafiI,
Zhahiri, dan imam Ahmad. Ibnu Qudamah mengatakan dalam Al-Mughni :
jika seseorang sholat dhuhur dibelakang orang yang sholat ashar, maka disini
ada dua versi pendapat Ismai bin Said membolehkannya, sedangkan dari
lainnya mengatakan tidak boleh.25
apabila dua orang berdiri menjadi imam bagi orang yang ada di belakangnya
dan masing-masing tidak bermakmum kepada yang lain, baik salah satunya
berada di depan, sejajar, berdekatan, maupun berjauhan lalu orang-orang
mengerjakan sholat dibelakang keduanya , sholat makmum yang berada di
belakangnya tidak sah, karena mereka tidak memfokuskan niat pada salah satu
orang. jika salah satu imam rukuk lalu makmum ikut rukuk, makmum itu telah
keluar secara fili sekalipun tidak disertai niat keterkaitan dengan imam yang
satunya. apabila imam yang satu lagi rukuk pada rakaat pertama, lalu yang
lebih dahulu rukuk pada rakaat kedua mengikutinya, pada rakaat kedua ini
mereka dianggap keluar dari keterkaitan dengan imam yang mendahulukan
rukuk. apabila orang-orang bermakmum kepada dua imam itu secara
bersamaan, kemudian mereka tidak keluar dari keterkaitan dari keduanya ,
25 Abdul Aziz Muhammad azzam dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas, Fiqih Ibadah, (jakarta: Amzah, 2010)
hlm 249-253
22
sholat mereka tidak sah, karena mereka telah memulai sholat dengan dua
imam pada satu waktu dan hal itu tidak boleh dilakukan.26
Jama ah sholat lebih dari satu dalam waktu yang sama tidak diperbolehkan,
karena hal itu tidak pernah terjadi pada zaman Rasulullah, Sahabat dan ulama
salaf. ini bertentangan dengan hikmah disyariatkan sholat berjamaah yaitu
untuk menyatukan kalimat dan barisan. disamping itu bacaan yang dibaca
akan menimbulkan suara bisik yang mengganggu dan ini jelas haram.27
23
-tata cara shalat berjamaah yaitu, jika makmum seorang diri, maka posisi makmum
berada di sebelah kanan imam. Jika makmum terdiri dari beberapa orang laki-kaki,
perempuan, dan beberapa anak laki-laki, maka posisi imam ada di paling depan,
kemudian beberapa laki-laki, beberapa anak laki-laki,kempudian yang terakhir adalah
perempuan. Ukuran minimal rakaat jamaah adalah, jika seorang makmum masih
mendapati rakaat sebelum salam walaupun sekejap. Dan ukuran minimal jamaah
adalah seorang imam dan seorang makmum.
Perpautan bacaan dan gerakan shalat antara makmum dan imam disini berarti
hubungan atau kaitan bacaan-bacaan shalat yang di baca oleh seorang Imam dengan
gerakan-gerakan sholat yang dilakukan oleh imam tersebut yang kemudian diikuti
oleh makmumnya.
Kewajiban membetulkan shaf, keutamaaan shaf pertama dan shaf sebelah
kanan.
Qodho di dalam bahasa Arab punya arti yang banyak, ia bisa diartikan sebagai
al-Hukmu (hukum), juga bisa berarti al-kholqu wa as-shunu (ciptaan), juga bermakna
al-Amal (pekerjaan), ia juga diartikan dengan ( pelaksanaan). Dan arti yang
terahir inilah yang memiliki hubungan erat dengan permasalahan qodho sholat.
Sedangkan pengertian qodho menurut istilah adalah Mengerjakan suatu kewajiban
setelah lewat waktunya.
Sholat Qoshor yaitu sholat yang diringkat menjadi 2 rakaat. sholat yang bisa
diqoshor yaitu Dhuhur, Ashar, dan Isya. ada beberapa syarat melakukan sholat
qoshor yaitu:
1;
2;
3;
4;
5;
24
V. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami paparkan tentang Sholat part II semoga
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pada kami khususnya. Dan tentunya makalah
ini tidak lepas dari kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat
kami butuhkan guna memperbaiki makalah selanjutnya.
26