Professional Documents
Culture Documents
(http://d2bnuhatama.blogspot.co.id/2013/02/theodorus-mtuanakotta-bab-i-akuntansi.html)
A. Audit Forensik
Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing,
pada masalah hukum untuk penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di sektor
publik maupun privat.
Forensic chemist
Forensik dentist
Forensic entopologist
Dalam sidang pengadilan ahli ahli forensik dari disiplin yang berbeda, termasuk akuntan
forensik, dapat dihadirkan untuk memberikan keterangan ahli. Dalam praktik, kelompok ahli
lainnya juga terdiri dari para akuntan atau pelaksana audit investigatif yang memberi keterangan
ahli demi keadilan.
C. Akuntan Forensik di Pengadilan
Di sektor publik, para penuntut umum menggunakan ahli dari BPK, BPKP, dan Inspektorat
Jendral dari Departemen yang bersangkutan. Di pihak lain, terdakwa dan tim pembelanya
menggunakan ahli dari kantor-kantor akuntan publik.
Pengolahan informasi
Batas
D. Sengketa
Sengketa bisa terjadi karena satu pihak merasa haknya dikurangi, dihilangkan atau dirampas
oleh pihak lain. Hak yang dikurangi atau dihilangkan ini bisa berupa:
Uang atau aset lain
Reputasi
Peluang bisnis
Gaya hidup
2.
3.
Apakah penyelesaian sengketa ini akan berdampak dalam penyelesaian kasus serupa?
4.
5.
sengketa antara dua pihak bisa diselesaikan dengan cara yang berbeda apabila
menyangkutdua pihak yang lain. Dua pihak yang bersengketa bisa menyelesaikan melalui
arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa, sedangkan dua pihak lainnya menyelesaikan
melalui litigasi.
E. Akuntansi atau Audit Forensik
Bermula dari penerapan akuntansi untuk memecahkan persoalan hukum, maka istilah yang
dipakai adalah akuntansi (bukan audit) forensik. Sekarang pun kadar akuntansinya masih
terlihat, misalnya dalam perhitungan ganti rugi dalam konteks keuangan negara.
Ada yang menggunakn istilah audit forensik untuk kegiatan audit investigatif. Dalam rangka
sertifikasi, istilah yang digunakan adalah auditor forensik dan bukan akuntan forensik.
F. Praktik Akuntansi Forensik di Indonesia
Beberapa negara asia, termasuk indonesia, mengalami krisis keuangan di tahun 1997. Krisis
keuangan pada tahun 1997 terus memburuk dan berdampak pada pemerintahan Presiden
Soeharto yang berakhir di bulan Mei 1998. Oktober 1997.
Dalam bulan oktober 1997, The Asian Wall Street Journal untuk memberitakan bahwa
kemungkinan Pemerintah Indonesia meminta bantuan IMF. Permintaan bantuan kepada IMF dan
World Bank diikuti dengan resep resep penyehatan perbankan Indonesia yang merupakan
awal dikenalnya ADDP.
Pada awalnya ADDP dikerjakan oleh akuntan asing. Temuan awal ADDP ini menimbulkan
dampak kejutan dalam dunia bisnis. Sampel ADDP menunjukan perbankan melakukan
overstatement disisi aset dan understatement disisi kewajiban.
Tahun 2005 merupakan tahun suksesnya akuntansi forensik dan sekaligus sistem pengadilan.
Ada dua kasus yang paling menonjol:
1.
Komis Pemilihan Umum, dimana akuntan forensiknya adalah BPK. KPK berhasil
menyelesaikannya di pengadilan.
2.
Bank BNI, akuntansi forensiknya bukan dilakukan oleh lembaga pemeriksaan atau kantor
akuntan melainkan oleh PPATK. Dua ahli dari PPATK berhasil meyakinkan hakim mengenai
kunci Adrian Waworuntu.
fraud dalam system dari entitas yang dikaji. Perlatan FOSA yang dapat dipergunakan :
Segitiga fraud
Observasi lapangan
Profiling
Analisis data
Potensi fraud dalam sistem dari entitas yang bersangkutan dapat dilihat pada:
Kelemahan sistem dan kepatuhan
Entitas sering kali menyajikan pihak pihak yang disebutnya stakeholders
FOSA mendapatkan informasi melalui berbagai sumber :
Pressure group seperti media dan Lembaga Swadaya Masyarakat merupakan sumber
informasi penting
Whistleblowers merupakan sumber yang memberikan warna lain dalam pengumpulan