Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Mochammad Taufik
NIM: 104082002619
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana
Ekonomi
Oleh
Mochammad Taufik
NIM: 104082002619
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
M.Si
NIP. 131 664 643
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
Hari ini Kamis Tanggal 12 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Mochammad Taufik, NIM : 104082002619
dengan
judul
PENDIDIKAN
KEMAMPUAN
Skripsi
PENGARUH
PROFESI
MENDETEKSI
PENGALAMAN
AUDITOR
FRAUD.
KERJA
INTERNAL
DAN
TERHADAP
Memperhatikan
penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hari ini Selasa Tanggal 16 Bulan September Tahun Dua Ribu Delapan telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Mochammad Taufik, NIM : 104082002619
dengan
judul
PENDIDIKAN
KEMAMPUAN
Skripsi
PENGARUH
PROFESI
MENDETEKSI
PENGALAMAN
AUDITOR
FRAUD.
KERJA
INTERNAL
DAN
TERHADAP
Memperhatikan
penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembimbing 1
Pembimbing II
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .
ii
iii
iv
ABSTRACT .
ABSTRAK ...........
vi
KATA PENGANTAR .
vii
ix
xiii
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..
xv
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
1. Identifikaasi Masalah
2. Pembatasan Masalah .
3. Perumusan Masalah ..
1. Tujuan Penelitian ..
2. Manfaat Penelitian
A. Pengertian Audit
B. Jenis-Jenis Audit
2. Audit Kepatuhan .
10
3. Audit Operasional .
10
11
11
11
12
12
13
13
14
15
16
17
20
21
21
22
3) Fraud Auditing ..
23
24
24
25
26
27
29
b. Best Practise .
30
30
31
32
33
33
34
35
36
39
K. Kerangka Pemikiran .
41
42
42
42
C. Sumber Data ..
44
44
45
D. Operasional Variabel ..
45
E. Metode Analisis .
46
48
1. Uji Validitas .
48
2. Uji Reliabilitas .
48
G. Uji Hipotesis .
49
50
a. Uji Multikolonieritas
50
b. Uji Normalitas
50
2. Pengujian Hipotesis .
51
51
52
53
55
55
55
2. Karakteristik Responden .
57
3. SejarahYPIA ..
58
59
1. Uji Validitas .
59
2. Uji Reliabilitas .
60
61
61
a. Uji Multikolonieritas
61
b. Uji Normalitas
63
2. Pengujian Hipotesis .
65
65
67
69
75
A. Kesimpulan ..
75
B. Implikasi ..
76
DAFTAR PUSTAKA .
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Keterangan
Hal
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Distribusi Kuesioner 56
Tabel 4.2
Karakteristik Responden 57
Tabel 4.3
Uji Validitas .. 60
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas .. 61
Tabel 4.5
Uji Multikolonieritas
62
Tabel 4.6
65
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Uji Statistik F 70
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
Keterangan
Hal
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran 41
Gambar 4.1
Grafik Histogram 64
Gambar 4.2
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Keterangan
Lampiran 1
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
BAB I
PENDAHULUAN
kepentingan
dari
lingkungan
bisnis
yang
merasa
perlu
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Penelitian Sodik (2007) yang berjudul pengaruh keahlian dan
independensi auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi indikasi
fraud menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari
variabel keahlian terhadap pendeteksian indikasi fraud, juga independensi
auditor internal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pendeteksian
indikasi fraud.
Penelitian yang dilakukan Bawono, dkk (2006) adalah mengukur
persepsi mahasiswa jurusan akuntansi reguler dan non reguler tentang
pendidikan profesi akuntansi. Dalam penelitian ini Bawono menyatakan
bahwa mahasiswa S1 akuntansi mempunyai persepsi yang positif
mengenai Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk). Hanya saja terdapat
perbedaan persepsi mengenai Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) yang
disebabkan adanya perbedaan karakteristik objek penelitian ini, yaitu
mahasiswa reguler dan non reguler. Pada kelas non reguler sebagian besar
mahasiwanya terdiri dari orang-orang yang telah memiliki pekerjaan,
sehingga orientasi mereka mengikuti pendidikan yakni sebagai penunjang
karier bagi pekerjaan mereka. Sedangkan bagi kelas reguler, di mana
mahasiswanya notabene fresh graduate dari sekolah menengah sehingga
lebih mempunyai orientasi dalam mengikuti pendidikan profesi karena
untuk mengejar karier sebagai akuntan publik. Oleh karena itu, peneliti
menduga ada perbedaan persepsi antara mahasiswa S1 akuntansi reguler
2. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah penelitian agar penelitian ini lebih dalam
dan fokus. Peneliti membatasi masalah hanya mengenai pengaruh
pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal terhadap
kemampuan mendeteksi fraud. Ada beberapa persamaan dan perbedan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Persamaan dan perbedaannya
adalah:
a. Persamaan
Ada persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah variabel dependennya, yaitu pendeteksian indikasi fraud, sama
seperti penelitian Sodik (2007).
b. Perbedaan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya
adalah dari variabel-variabel independennya. Penelitian ini mengkaji
tentang pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor
internal terhadap kemampuan mendeteksi fraud. Kemudian sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah para auditor internal yang
sedang menempuh pendidikan profesi di Yayasan Pendidikan Internal
Audit (YPIA). Peneliti menganggap mereka adalah sampel yang paling
tepat, karena para peserta ini dianggap telah cukup berpengalaman
sebagai auditor internal perusahaan.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan diatas, maka masalah yang diteliti selanjutnya dapat dirumuskan
sebagai berikut:
a. Apakah terdapat pengaruh antara pengalaman kerja auditor internal
terhadap kemampuan mendeteksi fraud?
b. Apakah terdapat pengaruh antara pendidikan profesi auditor internal
terhadap kemampuan mendeteksi fraud?
c. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama antara pengalaman
kerja dan pendidikan profesi auditor internal terhadap kemampuan
mendeteksi fraud?
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Auditor Internal
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan mengenai pengaruh
pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal terhadap
kemampuan mendeteksi fraud.
b. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini penulis dapat memperoleh banyak
pengetahuan mengenai pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan
profesi auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi fraud.
c. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai salah satu referensi, terutama penelitian
mengenai profesi auditor internal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Audit
Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American
Accounting Association dalam Boynton (2002:5) memberikan definisi audit
sebagai:
Suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan
tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan
B. Jenis-Jenis Audit
Tiga jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci
yang tercakup dalam definisi auditing. Jenis-jenis audit tersebut adalah:
1. Audit Laporan Keuangan
Audit Laporan Keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan
entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang
di Indonesia dibukukan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
C. Jenis-Jenis Auditor:
Ada empat jenis auditor yang paling umum dikenal, yaitu:
1. Auditor Eksternal (Akuntan Publik Terdaftar)
Kantor
Akuntan
Publik
(KAP)
sebagai
auditor
independen
3. Auditor Pajak
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada di bawah Departemen
Keuangan RI bertanggung jawab atas penerimaan negara dari sektor
perpajakan dan penegakan hukum. Dalam pelaksanaannya, aparat
pelaksanaan DJP di lapangan adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan
Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak (Karipka). Karipka mempunyai
auditor-auditor khusus. Tanggung jawab Karipka adalah melakukan audit
ketentuan perundangan perpajakan. Audit semacam ini sesungguhnya
adalah audit ketaatan.
4. Auditor Internal
Auditor internal bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit
bagi
seperti halnya
auditor
Tabel 2.1
Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal
Auditor Internal
Auditor Eksternal
Semua
G. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan suatu hal yang menjadikan salah satu
indikator dan ciri seorang auditor internal dapat dilihat kemampuannya dalam
bidang internal audit. Menurut Benardi dalam Priscillia (2004), pengalaman
kerja merupakan faktor penting dalam memprediksi dan mendeteksi kinerja
auditor, karena auditor yang berpengalaman lebih memiliki ketelitian yang
tinggi mengenai kekeliruan dari pada yang kurang atau belum berpengalaman.
Disiplin ilmu akuntansi semakin cepat berkembang dari waktu ke waktu
seiring perubahan lingkungan bisnis yang semakin cepat pula, baik secara
teori akuntansi maupun praktik bisnis. Sebagai contoh, wacana mengenai
Human Resources Accounting (akuntansi sumber daya manusia) muncul
sejalan pesatnya praktik bisnis di bidang jasa. Hal tersebut karena adanya
kepentingan dari lingkungan bisnis yang merasa perlu mengkapitalisasi
sumber daya paling berharga di dalam usahanya yang notabene adalah
manusia itu sendiri. Dalam hal ini pengalaman kerja sangat menjadi acuan
bagi peningkatan sumber daya manusia akuntansi. Dengan pengalaman kerja
yang cukup diharapkan auditor internal dapat secara lebih cepat dan tepat lagi
dalam mendeteksi indikasi fraud yang terjadi di perusahaannya.
H. Pendidikan Profesi
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (Yadianto:2001), profesi
diartikan sebagai bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
keterampilan, kejujuran, dan etika. Profesi akuntansi merupakan profesi yang
1. Sertifikasi QIA
Qualified Internal Auditor (QIA) adalah gelar kualifikasi dalam bidang
internal auditing, yang merupakan simbol profesionalisme dari individu yang
menyandang gelar tersebut. Gelar QIA juga merupakan pengakuan bahwa
penyandang gelar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sejajar
dengan kualifikasi internal auditor kelas dunia.
Tabel 2.2
Materi Pelatihan QIA
Proses Internal
Audit
Keterampilan
Audit Internal
Management
Control dan
Teknologi
Informasi
Lingkungan
Audit
Tingkat
Dasar I
-Profesionalisme,
Standar dan Kode
Etik
- Dasar-dasar
Auditing
- Pengantar
Akuntansi
- Manajemen
Keuangan I
- Kebijakan
Pemerintah
Tingkat
Dasar II
- Internal Audit I
(Control System)
- Manajemen Audit
- Sistem
Informasi
Manajemen
- Perpajakan
- Manajemen
Keuangan II
Tingkat
Lanjutan I
- Intenal Audit II
(Teknik Internal
Audit)
- Audit
Sampling
Tingkat
Lanjutan
II
- Fraud Auditing
Tingkat
Manajerial
- Internal Audit
III (Teknik
Pelaporan)
- Akuntansi
- Ekonomi
Manajemen
Makro dan
- Audit Sistem Mikro
Informasi II
- Komunikasi
dan Psikologi
Audit
- Manajemen
Audit Internal
- Peran Internal
Auditor pada
abad 21
- Manajemen
Strategik
- Kebijakan
Pengawasan
Pemerintah
Sumber: www.internalauditing.or.id
Seperti terlihat dalam tabel 2.2 di atas, pelatihan dan ujian sertifikasi QIA
dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu: pengetahuan mengenai proses internal
auditing, penguasaan atas keterampilan internal auditing, pemahaman atas
management control dan teknologi informasi, serta pemahaman atas lingkungan
audit. Materi-materi dalam tiap kelompok tersebut diberikan secara bertahap
dalam Tingkat Dasar I, Tingkat Dasar II, Tingkat Lanjutan I, Tingkat Lanjutan II
dan Tingkat Manajerial, sesuai dengan sifat keterampilan dan tingkat
kompleksitasnya.
3) Fraud Auditing
Tindakan kecurangan (fraud) berdampak banyak merugikan perusahaan
baik dalam bentuk kehilangan harta perusahaan maupun pengrusakan
terhadap sistem dan budaya kerja perusahaan. Fraud biasanya tumbuh subur
pada perusahaan-perusahaan yang sarat dengan praktik kolusi, korupsi dan
nepotisme (KKN).
Efektivitas auditor internal dalam mencegah, mendeteksi dan
mengoreksi fraud di lingkungan perusahaan mempunyai peran sentral dalam
upaya mengikis praktek KKN dan membuat auditor internal menjadi lebih
relevan dengan tuntutan era reformasi.
Tujuan dari pelatihan ini adalah:
a) Menjadikan peserta sebagai seorang auditor internal yang peka terhadap
berbagai kemungkinan terjadinya fraud.
b) Mampu merekonstruksi skenario fraud.
c) Mampu mendeteksi fraud.
d) Mampu
memberikan
penanggulangan fraud.
rekomendasi
menegenai
pencegahan
dan
umumnya
hanya
sekedar
menyajikan
temuan-temuan,
tidak
Lokakarya ini didesain agar auditor dan auditee mampu untuk secara
psikologis
memahami
menciptakan
sumbangan
(kontribusi)
internal
auditor
dalam
berkualitas dan
tentang suatu
yang
disusun,
tidak
menyajikan
dalam
atau
sengaja
J. Pencegahan Fraud
Pencegahan fraud terdiri atas berbagai tindakan yang dilakukan untuk
memperkecil kemungkinan yang timbul bila terjadi kecurangan, memperkecil
atau membatasi kerugian yang mungkin timbul bila terjadi kecurangan.
Pencegahan kecurangan merupakan tanggung jawab manajemen. Mekanisme
pencegahan yang utama adalah mengembangkan sistem pengawasan yang
andal (Maryam 2007).
Statements on Internal Auditing Standards (SIAS) no.3 Detection,
Investigation and Reporting Fraud menyatakan bahwa internal audit
bertanggung jawab dalam mendukung pencegahan kecurangan dengan cara
K. Kerangka Pemikiran
Untuk memperjelas gambaran dari penelitian ini, maka kerangka
pemikiran dari penelitian ini digambarkan dalam gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1
Pengalaman
Kerja
(X1)
Kemampuan
Mendeteksi
Fraud
Pendidikan
Profesi
Auditor Internal
(X2)
(Y)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
C. Sumber Data
Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data
penelitian terdiri atas:
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer secara
khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Data primer dapat berupa opini subyek (orang) secara individual maupun
kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian, kegiatan
dan hasil pengujian. Peneliti dengan data primer dapat mengumpulkan
data sesuai dengan yang diinginkan, karena data yang tidak relevan dengan
tujuan penelitian dapat dieliminir atau setidaknya dikurangi. Ada dua
metode yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu: (1)
metode survei dan (2) metode observasi (Nur Indriantoro 2002:147). Pada
penelitian kali ini peneliti menggunakan metode survei yaitu dengan cara
penyebaran kuesioner.
D. Operasional Variabel
Operasional variabel dari penelitian ini akan disajikan pada tabel 3.1
berikut ini:
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Independen
Skala
Variabel Dependen
Kemampuan Mendeteksi
Fraud (Y)
Skor:
1 = Tidak ada indikasi fraud, sampai
5 = Ada indikasi fraud
E. Metode Analisis
Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya ialah
menganalisis data berdasarkan metode penelitian yang sesuai untuk
digunakan. Kegiatan analisis dan pengolahan data dengan melakukan tabulasi
terhadap kuesioner dengan memberikan dan menjumlahkan bobot jawaban
pada masing-masing pertanyaan untuk masing-masing variabel.
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y
b1,b2,
X1
X2
a
e
2. Uji Reliabilitas
Hasil dari pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui
apakah instrumen penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali
pada waktu yang berbeda. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
G. Uji Hipotesis
Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah Analisis
Regresi Berganda (Multiple Regression Analysis). Pada dasarnya merupakan
ekstensi dari model regresi dalam analisis bivariate yang umumnya
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio
dalam suatu pengukuran linier.
Riset dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan media
kuesioner. Kuesioner diberikan kepada responden dengan meminta izin dan
membuat janji terlebih dahulu. Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti
sendiri dengan mendatangi kantor tempat penelitian dan bertemu langsung
dengan objek penelitian dalam hal ini para auditor internal perusahaan yang
sedang mengikuti pelatihan di Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA).
Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan
atau
korelasi
diantara
variabel
independen.
Uji Normalitas
Uji normalitas menguji suatu model regresi yaitu variabel
dependen, variabel independen maupun keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
distribusi datanya normal atau paling tidak mendekati normal. Untuk
mendeteksi normalitas dapat menggunakan analisa grafik dengan
melihat grafik normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal
terhadap kemampuan mendeteksi fraud melalui analisis regresi
berganda. Terdapat tiga macam pengujian dalam analisis regresi
berganda, yaitu:
a
Kriteria pengujian:
= 0,05
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak ditolak
Kriteria pengujian:
= 0,05
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak ditolak
variabel
Kriteria pengujian:
= 0,05
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak ditolak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Distribusi Kuesioner
Keterangan
Jumlah
50
50
42
100%
50/50 * 100%
Sumber: data primer yang diolah
2. Karakteristik Responden
Berikut ini adalah karakteristik responden yang disajikan dalam tabel
4.2:
Tabel 4.2
Karakterisitik Responden
Keterangan
Frekuensi
Jumlah
Persentase
Jumlah responden
42
100%
Jenis kelamin:
- Pria
- Wanita
31
11
73,80%
26,20%
Pendidikan:
- S3
- S2
- S1
- D3
- D1
17
24
1
40,48%
57,14%
2,38%
Jabatan:
- Supervisor
- Auditor Senior
- Auditor Junior
7
11
24
16,67%
26,20%
57,13%
pendidikan D1 yang hanya ada satu orang atau sebesar 2,38%. Sedangkan
untuk jenjang pendidikan S3 dan D3 tidak terdapat responden. Dari
kelompok jabatan di dalam perusahaan, 24 orang merupakan auditor junior
(57,13%), lalu yang menduduki posisi sebagai auditor senior sebanyak 11
orang (26,20%) dan jabatan supervisor sebanyak 7 orang (16,67%).
3. Sejarah YPIA
Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) adalah yayasan yang
didirikan pada tanggal 17 April 1995 oleh unsur Pemerintah (Kepala BPKP,
Dirjen Pembinaan BUMN Departemen Keuangan RI), beberapa Direksi
BUMN (Telkom, Pupuk Sriwijaya, Merpati Nusantara Airlines (MNA), Jasa
Raharja dan BUMNIS dan Pengurus FKSPI BUMN/BUMD periode 19921995 (Ketua Umum, Sekretaris Umum, Ketua IV dan Bendahara).
Tujuan didirikannya YPIA adalah untuk meningkatkan profesionalisme
dan mutu internal auditor Indonesia. Hal yang mendorong didirikannya
lembaga yang khusus melatih internal auditor Indonesia ini adalah didasari
bahwa profesionalisme dan mutu internal auditor Indonesia masih jauh bila
dibandingkan
dengan
standar
kualifikasi
internal
auditor
tingkat
YPIA dengan visi mencetak internal auditor unggulan kelas dunia dan
misi menyelenggarakan pelatihan dan konsultasi di bidang internal audit
yang berfokus pada manajemen risiko dan good corporate governance
dengan segala aspeknya. Dengan jasa yang diberikan YPIA diharapkan
dapat membantu Satuan Departemen Internal Audit, Komite Audit, Direksi
dan Dewan Komisaris dalam proses pengelolaan perusahaan menjadi lebih
baik.
Tabel 4.3
Uji Validitas
Variabel
Kemampuan
Mendeteksi
Fraud
Item
Pertanyaan
Sig
(2-tailed)
Fraud 1
Fraud 2
Fraud 3
Fraud 4
Fraud 5
Fraud 6
Fraud 7
Sumber : data primer yang diolah
,000
,002
,000
,000
,021
,000
,002
Pearson
Correlation
Status
r tabel
( 0,304 )
0,644
0,464
0,583
0,533
0,355
0,813
0,467
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
0,304
Dari hasil pengujian validitas yang disajikan dalam tabel 4.3, dapat dilihat
bahwa semua pertanyaan dinilai valid karena koefisien korelasi (r hitung) > r
tabel (0,304). Berdasarkan hasil uji validitas ini pula untuk pertanyaan no. 1, 2,
3, 4, 5, 6 dan 7 dinyatakan valid karena mempunyai nilai koefisien korelasi (r
hitung) > r tabel, yang masing-masing sebesar 0,644, 0,464, 0,583, 0,533, 0,355,
0,813 dan 0,467, lebih besar dari 0,304. Dengan hasil ini, maka dapat diambil
suatu kesimpulan bahwa pertanyaan yang ada di dalam kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi alat ukur, yang
dalam hal ini adalah kuesioner. Dari hasil pengolahan data, terlihat nilai
Cronbach Alpha Based on Standardized Items pada tabel 4.4 adalah sebesar
0,631. Suatu instrumen dapat dikatakan andal (reliabel) apabila memiliki
koefisien di atas 0,6. Berdasarkan tabel di bawah ini, maka hasil Alpha untuk
seluruh butir pertanyaan adalah reliabel. Hal ini mengindikasikan bahwa item
pertanyaan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten dan
jika pertanyaan tersebut di uji kembali akan memperoleh jawaban yang relatif
sama dengan jawaban pertama sehingga dapat dikatakan bahwa semua
variabel adalah reliabel, karena nilai Cronbachs Alpha lebih besar dari 0,6.
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
N of
Alpha
Items
Items
.634
.631
7
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 4.5
Uji Multikolonieritas
Model
1
PendidikanProfesi PengalamanKerja
Correlations
PendidikanProfesi
1.000
-.539
PengalamanKerja
-.539
1.000
Covariances
PendidikanProfesi
.402
-.013
PengalamanKerja
-.013
.001
a Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud
Model
(Constant)
Pengalama
nKerja
Pendidikan
Profesi
Standardize
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
Std.
B
Error
Beta
29.562
1.488
Sig.
Collinearity
Statistics
Tolerance
19.869
.000
VIF
.123
.037
.541
3.365
.002
.709
1.410
-2.261
.634
-.573
-3.568
.001
.709
1.410
VIF lebih dari 10. Maka dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
b) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual. Seperti diketahui
bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun
ada metode yang lebih handal, yaitu dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesunguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Dengan melihat tampilan pada gambar 4.1 grafik histogram
maupun gambar 4.2 grafik normal plot di bawah ini, maka dapat
disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola yang seimbang.
Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model
regresi mendekati asumsi normalitas.
Gambar 4.1
Grafik Histogram
14
12
10
Fr eq uen cy
2
Mean = 2.57E-16
Std. Dev. = 0.975
N = 42
0
-4
-3
-2
-1
Gambar 4.2
Grafik Normal Plot
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh
pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal terhadap
kemampuan mendeteksi fraud melalui analisis regresi berganda.
a) Uji Koefisien Determinasi
Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan model variabel independen (Pengalaman
Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor Internal) dalam menerangkan
variabel dependen (Kemampuan Mendeteksi Fraud). Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti varibelvariabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Tabel 4.6
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
Model
R
R Square
1
.535(a)
.286
.250
3.395
a Predictors: (Constant), PendidikanProfesi, PengalamanKerja
b Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud
Sumber: data primer yang diolah
dalam
memperediksi
variabel
independen
(Kemampuan
Mendeteksi Fraud).
Berdasarkan hasil ini, maka dapat diambil suatu kesimpulan
bahwa Kemampuan Mendeteksi Fraud dapat dijelaskan oleh variasi
dari variabel Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi Auditor
Internal yakni sebesar 25%. Namun dari hasil penelitian ini didapat
bahwa sekitar 75% variasi Kemampuan Mendeteksi Fraud dijelaskan
oleh variabel lain di luar model dari penelitian ini, misalnya variabel
Keahlian Auditor Internal, Jabatan di Perusahaan, Keanggotaan Profesi
Auditor Internal dan Pelatihan Profesi lainnya yang mungkin dapat
dijadikan suatu variabel pada penelitian selanjutnya khususnya
mengenai auditor internal.
satu
variabel
independen
secara
individual
dalam
Tabel 4.7
Uji Statistik t
Model
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
t
Std.
Error
B
Beta
29.562 1.488
19.869
(Constant)
Pengalama
.123
.037
.541 3.365
nKerja
Pendidikan
-2.261
.634
-.573 -3.568
Profesi
a Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud
Sumber: data primer yang diolah
Sig.
.000
.002
.001
Kriteria pengujian:
= 0,05
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak ditolak
Kriteria pengujian:
= 0,05
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak ditolak
Kriteria pengujian:
= 0,05
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho tidak ditolak
Tabel 4.8
Uji Statistik F
Sum of
Mean
Squares
Square
Model
df
F
Sig.
1
Regression
180.453
2
90.227 7.829 .001(a)
Residual
449.451
39
11.524
Total
629.905
41
a Predictors: (Constant), PendidikanProfesi, PengalamanKerja
b Dependent Variable: KemampuanDeteksiFraud
Sumber: data primer yang diolah
Uji ANOVA atau F test pada tabel 4.7 didapat nilai hitung sebesar
7,829 dengan probabilitas 0,001. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari
0,05,
Mendeteksi
Fraud.
Ini
berarti
bahwa
dengan
kemampuan
mendeteksi fraud.
program
pelatihan
ini
diharapkan
para
auditor
dapat
lebih
perusahaannya.
profesional
dalam
mendeteksi
fraud
yang
terjadi
Hal ini sejalan dengan teori yang telah dikemukakan di awal bahwa
dengan pengalaman kerja yang semakin lama dan semakin tingginya
pendidikan profesi yang ditempuh, maka auditor internal akan semakin
ahli dalam mendeteksi fraud yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu
diharapkan kepada auditor internal untuk selalu meningkatkan pengalaman
kerja dan pendidikan profesinya guna menunjang kemampuannya dalam
bidang auditing yang nantinya akan memberi nilai tambah bagi
organisasinya kelak.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris akan adanya
pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal terhadap
kemampuan mendeteksi fraud. Berdasarkan pada data yang diperoleh maupun
hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
mengenai pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal
terhadap kemampuan mendeteksi fraud, yaitu:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja berpengaruh
secara signifikan terhadap kemampuan mendeteksi fraud, di mana hasil
pengujian menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,002, lebih kecil dari
probabilitas 5% ( = 0,05).
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan profesi berpengaruh
secara signifikan terhadap kemampuan mendeteksi fraud, di mana hasil
pengujian menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,001, lebih kecil dari
probabilitas 5% ( = 0,05).
3. Hasil penelitian ini menunjukkan pula bahwa pengalaman kerja dan
pendidikan profesi auditor internal secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap kemampuan mendeteksi fraud, di mana hasil
pengujian statistik F menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,001.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini diharapkan akan mempunyai implikasi untuk
penelitian selanjutnya, terutama yang berkaitan dalam bidang auditing dan
lebih khusus mengenai masalah pengalaman kerja dan pendidikan profesi
auditor internal serta agar dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, yakni
dalam bidang internal audit. Penelitian ini memberikan bukti bahwa
pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal berpengaruh secara
positif terhadap kemampuan mendeteksi fraud. Oleh karena itu dengan hasil
penelitian ini diharapkan agar para auditor internal perusahaan untuk terus
meningkatkan pengalaman kerja dan mengikuti pendidikan profesi internal
audit yang berkelanjutan guna menunjang kemampuannya sebagai auditor
internal perusahaan, khususnya dalam upaya mendeteksi fraud.
DAFTAR PUSTAKA
Yth. Bapak/Ibu/Saudar/i
Auditor Internal
Dengan hormat,
Sehubungan dengan tugas akhir yang sedang saya tempuh, maka bersama ini
saya:
Nama
: Mochammad Taufik
NIM
: 104082002619
Jurusan
: Akuntansi
Fakultas
Universitas
Mengetahui,
Pembimbing 1
Hormat Saya,
Mochammad Taufik
KUESIONER PENELITIAN
I. Identitas Responden
1. Jenis Kelamin
:(
2. Usia
: . Tahun
:(
Perusahaan
4. Pendidikan Terakhir
(
:(
) Laki-laki
) Supervisor
) Perempuan
) Auditor Senior
) Auditor Junior
) S1
) S2
) S3 (
) lainnya
)
Pelatihan Audit Intern Tingkat Dasar II
Petunjuk Pengisian:
Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberikan pendapat mengenai
adanya indikasi kecurangan (fraud) terhadap kasus-kasus di bawah ini.
Berikan tanda check list () pada skala pengukuran yang sesuai dengan
pendapat anda. Angka 1 berarti tidak adanya indikasi fraud dan semakin
mendekati angka 5 berarti ditemukan adanya indikasi fraud.
Skala Pengukuran
Menurut saya
Tidak ada indikasi fraud
2. PT. Rumah Manis adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang tekstil.
Dalam pelaksanaan operasinya perusahaan mencadangkan sejumlah dana
untuk biaya pemeliharaan mesin. Perusahaan mempercayakan penuh hal ini
kepada seorang staf ahli mesinnya. Perusahaan melalui staf keuangan tinggal
mengeluarkan sejumlah uang untuk biaya pemeliharaan mesin sesuai dengan
instruksi sang staf ahli mesin. Selama ini perusahaan merasa terbantu akan
keberadaan staf tersebut.
Skala Pengukuran
Menurut saya
Tidak ada indikasi fraud
Menurut saya
Skala Pengukuran
Tidak ada indikasi fraud
4. PT. Kesehatan adalah sebuah apotik berskala besar yang menjual obat-obat
kesehatan. Karena perputaran transaksi obat yang cepat, perusahaan
menyimpan persediaan obat yang di kirim distributor di gudang. Perusahaan
sangat mengutamakan efisiensi, diantaranya dengan menjadikan 2 dari 5
apotekernya merangkap sebagai pengontrol persediaan obat di gudang.
Prosedur pembelian, pelunasan dan pemusnahan obat-obat kadaluwarsa
menjadi wewenang 2 apotekernya tersebut. Pimpinan perusahaan merasakan
efisiensi ini sangat tepat untuk keberlangsungan apotiknya.
Skala Pengukuran
Menurut saya
Tidak ada indikasi fraud
Skala Pengukuran
Menurut saya
Tidak ada indikasi fraud
6. PT. Langit Cerah yang terdiri dari induk-cabang adalah perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa transportasi pengangkutan hasil laut. Dalam upaya
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, perusahaan mempunyai prosedur
yang menganggarkan sejumlah dana untuk meremajakan kendaraan-kendaraan
angkut yang telah digunakan dalam jangka waktu periode tertentu. Selama ini
kantor pusat mempercayakan hal ini kepada pimpinan cabang yang ada di
pantai Pangandaran, karena sangat mengetahui kondisi langsung di lapangan.
Selama ini pelanggan merasa puas dengan pelayanan jasa angkut PT. yang
dikenal profesional dan tepat waktu.
Menurut saya
Skala Pengukuran
Tidak ada indikasi fraud
Menurut saya
Skala Pengukuran
Tidak ada indikasi fraud