You are on page 1of 3

Rekonsiliasi Fiskal

Rekonsiliasi fiskal adalah suatu mekanisme penyesuaian pelaporan keuangan wajib pajak yang
pelaporannya berdasarkan ketentuan komersial, disesuaikan dengan ketentuan perpajakan. Hal
ini dilakukan agar laba dalam laporan keuangan wajib pajak yang menjadi dasar perhitungan
pengenaan pajaknya sesuai dengan ketentuan perpajakan. Fokus rekonsiliasi adalah pada laporan
laba rugi perusahaan.
Rekonsiliasi objek PPH pasal 21 adalah rekonsiliasi yang difokuskan pada objek PPH pasal
21 yang oleh perusahaan dapat dijadikan sebagai biaya perusahaan. Berikut adalah biaya-biaya
yang boleh dijadikan pengurang penghasilan bruto perusahaan (detail tedapat pada pph pasal 21
ayat 6 (1) :
1. Biaya yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung dengan kegiatan usaha
2. Biaya pembelian bahan
3. Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa (termasuk gaji, honorarium, bonus,
gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang)
4. Biaya bunga, sewa, dan royalty
5. Biaya perjalanan
6. Biaya pengelolaan limbah
7. Premi asuransi
8. Biaya administrasi
9. Pajak, kecuali pajak penghasilan
10. Penyusutan dan amortisasi
11. Iuran kepada dana pensiun (sah menurut Menteri Keuangan)
12. Kerugian karena penjualan/pengalihan harta yang dimiliki dalam perusahaan
13. Kerugian karena selisih kurs mata uang
14. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia
15. Biaya beasiswa, magang dan pelatihan untuk meningkatkan SDM
16. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat
17. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional
18. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
19. Biaya pembangunan infrastruktur social
20. Sumbangan fasilitas pendidikan
21. Sumbangan dalam rangka pembinaan olah raga
Pembahasan dalam tulisan ini difokuskan pada poin 3 yaitu biaya berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa (termasuk gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam
bentuk uang). Tidak semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bagi karyawan dapat
dijadikan biaya oleh perusahaan dalam perhitungan labanya. Pemberian fasilitas dalam bentuk

natura/kenikmatan diluar yang telah diatur dalam pph pasal 21, tidak dapat dijadikan biaya oleh
perusahaan.
PERBEDAAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL
Perbedaan antara laba komersial dan laba fiskal disebabkan oleh penggunaan pedoman
penyusunan laporan. Laba komersial diperoleh sesuai dengan perhitungan dan pengakuan biaya
maupun pendapatan menurut SAK. Sedangkan Laba fiskal diperoleh dari pengakuan biaya dan
pendapatan yang diatur dalam undang-undang perpajakan. Perbedaan anatar laba komersial dan
laba fiscal dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Beda Tetap
2. Beda Waktu
1. Beda Tetap
Perbedaan pengakuan baik biaya ataupun pendapatan oleh wajib pajak yang untuk pengakuan
tersebut tidak diakui oleh perpajakan. Dalam hal ini terkat biaya karyawan, maka pemberian
dalam bentuk natura (diluar ketetapan perpajakan) yang oleh perusahaan telah dibiayakan harus
dikeluarkan dari unsur biaya. Hal ini dikarenakan biaya tersebut tidak boleh diperlakukan
sebagai pengurang pendapatan perusahaan (laba).
2. Beda Waktu
Perbedaan pengakuan biaya maupun pendapatan oleh wajib pajak yang juga diperbolehkan oleh
perpajakan hanya saja jumlah yang diakui tidak dapat diakui semuanya karena beberapa
ketentuan yang diatur dalam perpajakan. Hal ini seperti pemilihan metode penyusutan, yang
dikenal dengan metode garis lurus ataupun saldo menurun berganda. Awal perhitungan terlihat
beda, antara keduanya, namun ada satu waktu yang kedua metode memiliki nilai biaya yang
sama.
Bagi saldo menenurun berganda, pengakuan nilai biaya penyusutannya diawal tahun besar
yang mengakibatkan laba perusahaan menjadi kecil. Jumlah biaya tersebut akan turun ditahuntahun berikutnya dan laba perusahaan perlahan naik (berbanding terbalik dengan biaya
penyusutannya). Sedangkan untuk metode penyusutan garis lurus, biaya penyusutannya sama
setiap tahunnya.

(https://gerhanasuci.wordpress.com/2012/04/23/rekonsiliasi-fiskal/)
(https://herlinamargareta.wordpress.com/2013/05/12/akuntansi-perpajakan-koreksifiskal/)

You might also like