Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing
Disusun Oleh :
Muhammad Taufiq Hidayat S.Ked
030.09.160
Nama
NIM
Fakultas
:
:
:
Judul
Bagian
:
:
Pembimbing :
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu
Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Di RSUD Kota Bekasi
Pembimbing
Penulis
BAB I
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: By. U
Umur
: 5 bulan
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku bangsa
: Jawa
Alamat
: Wisma Jaya, Bekasi
Tanggal MRS
: 15 Juni 2015, 4.30am
ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan Ibu By. U pada hari Senin tanggal 15 Juni 2015
di bangsal anak ruang Melati-05(Isolasi).
Keluhan Utama :
Bercak merah-merah di seluruh tubuh sejak tadi malam.
Keluhan Tambahan :
Demam hari ke 19
Batuk dan Pilek.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dari IGD dengan keluhan bercak merah di seluruh badan tadi
malam. Awal nya bercak merah muncul di lengan lalu kaki dan akhirnya leher dan
perut. Bercak merah kecil-kecil dan banyak. Selain bercak merah timbul juga batuk
pilek, sebelumnya di rasakan demam sudah 19 hari naik turun sempat berubat ke rs lain
dan di beri obat tetap demam. Tadi pagi juga timbul bercak putih di dalam mulut sekitar
pipi bagian dalam.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Penyakit
Umur
Alergi
Cacingan
DBD
Thypoid
Otitis
Parotis
-
Penyakit
Difteria
Diare
Kejang
Maag
Varicela
Operasi
Umur
-
Penyakit
Jantung
Ginjal
Darah
Radang paru
Tuberkulosis
Morbili
Umur
-
Kesan:
Pasien baru mengalami sakit seperti ini
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada yang pernah mengalami penyakit serupa.
3
Tidak diketahui
Rutin periksa ke bidan
Rumah Sakit
Dokter Sp.OG
Caesar
39 Bulan
Baik
Buah/biskuit
-
Kesan :
Kebutuhan gizi pasien masih terpenuhi oleh Asi
Riwayat Imunisasi :
Vaksin
Dasar (umur)
BCG
2 bulan
DPT
2 bulan
4 bulan
POLIO
Lahir
2bulan
4 bulan
CAMPAK
HEPATITIS B -
Bubur susu
-
Nasi tim
-
Ulangan (umur)
-
Riwayat Keluarga :
Nama
Perkawinan ke
Umur
Ayah
Tn. A
Pertama
27
Ibu
Ny.A
Pertama
25
Anak pertama
By. U
5 bulan
Keadaan kesehatan
Baik
baik
Keadaan umum
: tampak sakit sedang berat
Tanda vital
Kesadaran
: compos mentis
Frekuensi nadi
: 125 x/menit
Tekanan darah
: Tidak dilakukan
Frekuensi pernapasan
: 35 x/menit
Suhu tubuh
: 37,8 oC
Data antropometri
Berat badan
: 6 kg
Tinggi badan
: 60 cm
Status gizi
Berdasarkan Kurva CDC usia lahir- 24 bulan
BB/U = /3 x 100% = 3500/33 = 106%
Grafik I.1. Presentil Tinggi Badan Per Umur dan Berat Badan Per Umur menurut
CDC, 2000 pada Pasien atas nama By. U 5 bulan
Kepala
Bentuk
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
: normocephali
: rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi
merata
: conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil
isokor, RCL +/+, RCTL +/+
: normotia, membran timpani intak, serumen -/-,
otorrhea -/: bentuk normal, sekret -/-, nafas cuping hidung -/: Tampak bercak putih di pipi bagian dalam kanan
3 buah
Leher
KGB
Kelenjar tiroid
Thorax
Inspeksi
Palpasi
kooperatif
Perkusi
Auskultasi
o Pulmo
o Kardio
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Kulit
Trofi
Normo
Motorik 5555
Sensorik PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah
Jenis Pemeriksaan Hasil
HEMATOLOGI
Darah rutin
Leukosit
9200
Hemoglobin
12.0
Hematokrit
37
Trombosit
550
Normo
5555
-
Normo
5555
-
Normo
5555
-
Satuan
Nilai Normal
ribu/uL
g/dL
%
ribu/uL
5-10
11-14,5
37-47
150-400
Rongten :
Dianjurkan untuk foto Ro Thorak AP melihat ada kelainan komplikasi atau tidak.
RESUME
Pasien datang dengan keluhan bercak merah di seluruh badan tadi malam. Awal
nya bercak merah muncul di lengan lalu kaki dan akhirnya leher dan perut. Bercak
merah kecil-kecil dan banyak. Selain bercak merah timbul juga batuk pilek, sebelumnya
di rasakan demam sudah 19 hari naik turun sempat berubat ke rs lain dan di beri obat
tetap demam. Timbul bercak putih di dalam mulut sekitar pipi bagian dalam. Pada
pemeriksaaan fisik didapatkan tanda vital nadi : 125x/m, pernafasan: 35x/m, suhu:
37,8C, pembesaran KGB di kedua belakang telinga, terdapat bercak putih di dalam
mulut daerah pipi dalam dan juga didapatkan rash makular diseluruh tubuh. Pada
pemeriksaaan lab darah rutin didapatkan peningkatan trombosit dengan nilai 550
ribu/uL.
DIAGNOSIS KERJA
Morbili
DIAGNOSIS BANDING
- rubella
- roseola
PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa
8
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
O
S: 37,80C
N: 125 x/menit
RR: 35x/menit
AVPU : alert
Mata : CA -/- SI-/Leher : Pembesaran KGB
kedua belakang
telinga(+)
A
Morbilli
P
Tridex 27B 30
tts/m Mikro
Cefotaxim
3x100mg
Kalmetason
3x1/3amp
Sanmol
3x1/2amp
Isprinol
2x1/2amp
Thorax : SN vesikuler +/
+ Rh+/+ Wh-/- BJI &
BJII regular, murmur
gallop
Abdomen : BU +
3x/menit kesan normal,
supel, epistotonus +
Extremitas : Akral
Hangat (+)
Kullit : Rash Makular
seluruh tubuh
16/6/15
Demam (+),
Batuk pilek (+),
Bercak Merah
(+) seluruh
tubuuh, Bercak
Putih Mulut (+).
S: 37,40C
N: 120 x/menit
RR: 35x/menit
Morbilli
-Tridex 27b
30tpm
-cefotaxime
3x100mg
-kalmetasone
3x1/3amp
-sanmol
3x1/2cth
-isprinol
2x1/2cth
Morbilli
-Tridex 27b
30tpm
-cefotaxime
3x100mg
-kalmetasone
3x1/3amp
-sanmol
3x1/2cth
-isprinol
2x1/2cth
AVPU : alert
Mata : CA -/- SI-/Leher : Pembesaran KGB
kedua belakang
telinga(+)
Thorax : SN vesikuler +/
+ Rh+/+ Wh-/- BJI &
BJII regular, murmur
gallop
Abdomen : BU +
3x/menit kesan normal,
supel, epistotonus +
17/6/15
Demam(+),
Bercak merah
sudah mulai
berkurang,
Batuk pilek
juga berkurang.
Extremitas : Akral
Hangat (+)
Kullit : Rash Makular
seluruh tubuh
S: 37,40C
N: 120 x/menit
RR: 36x/menit
AVPU : alert
Mata : CA -/- SI-/Thorax : SN vesikuler +/
+ Rh+/+ Wh-/- BJI &
BJII regular, murmur
gallop
-Boleh pulang
Abdomen : BU +
3x/menit kesan normal,
supel, epistotonus +
Extremitas : Akral
Hangat (+)
10
BAB II
11
ANALISA KASUS
BAB II
12
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu
stadium prodormal (kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang
dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik.(3)
Morbili adalah penyakit anak yang menular yang lazim biasanya ditandai
dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam
scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi.(4)
Etiologi
Virus campak merupakan virus RNA famili paramyxoviridae dengan genus
Morbili virus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip dengan virus
Parainfluenza dan Mumps. Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan urin
paling tidak selama masa prodromal hingga beberapa saat setelah ruam muncul.
Morbili berada di sekret nasofaring dan didalam darah, minimal selama masa
tunas dan dalam waktu yang singkat sesudah timbul ruam. Penyebaran virus maksimal
adalah melalui percikan ludah (droplet) dari mulut selama masa prodormal (stadium
kataral). Penularan terhadap penderita rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus
aslinya. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan,
pada beberapa keadaan dapat menularkan hari ke-7. Tindakan pencegahan dengan
melakukan isolasi terutama di rumah sakit atau institusi lain, harus dipertahankan dari
hari ke 7 sesudah pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul. (5)
Bentuk Virus
Virus morbili termasuk golongan paramyxovirus berbentuk bulat dengan tepi
yang kasar dan bergaris tengah 140 nm dan dibungkus oleh selubung luar yang terdiri
dari lemak dan protein. Didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri
dari bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan struktur helix
nukleo protein dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek,
suatu protein yang berada diselubung luar muncul sebagai hemaglutinin.(6)
Ketahanan Virus
13
Virus morbili adalah organisme yang tidak memiliki daya tahan tinggi, apabila
berada diluar tubuh manusia keberadaanya tidak kekal. Pada temperatur kamar selama
3-5 hari ia kehilangan 60% sifat infektisitasnya, pada 370c waktu paruh umurnya 2 jam,
pada 560c hanya satu jam.(4,6)Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar,
15 minggu di dalam pengawetan beku, minimal 4 minggu dalam temperatur 35C,
beberapa hari pada suhu 0C, dan tidak aktif pada pH rendah.(7) Pada media protein ia
dapat hidup dengan suhu -700c selama 5,5 tahun, sedangkan dalam lemari pendingin
dengan suhu (-4)-(-60c) dapat hidup selama 5 bulan apabila dimasukkan dalam media
protein dan hanya dapat hidup 2minggu bila tanpa media protein.(6)
Tanpa media protein virus campak dapat dihancurkan oleh sinar ultraviolet. Oleh
karena selubungnya terdiri dari lemak maka termasuk mikroorganisme yang bersifat
eter labile, pada suhu kamar dapat mati dalam 20% eter selama 10 menit dan 50%
aseton dalam 30 menit. Virus morbili sensitif pada 0,01% betapropiaceton dalam setiap
konsentrasi, pada suhu 370c,akan kehilangan sifat infektisitasnya dalam2 jam,
walaupun demikian ia tetap memiliki antigenitas penuh. Dalam 1/4000 formalin
menjadi tidak efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin
mempercepat hilangnya potensi antigenik.(4,7)
Epidemiologi
Angka kejadian campak di Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih
tinggi, sekitar 3000-4000 pertahun, demikian juga frekuensi terjadinya KLB campak
meningkat dari 23 kali pertahun menjadi 174. Namun case fatalitiy rate telah dapat
diturunkan dari 5,5% menjadi 1,2%. Umur terbanyak menderita campak adalah <12
bulan, diikuti kelompok umur 1-4 dan 5-14 tahun.(2)
Campak adalah penyakit yang sangat menular. Campak endemis di masyarakat
metropolitan dan mencapai proporsi untuk menjadi epidemi setiap 2-4 tahun ketika
terdapat 30-40% anak yang rentan atau belum mendapat vaksinisasi.
Penyakit campak dapat terjadi dimana saja. Kebanyakan kasus campak terjadi
pada akhir musim dingin dan awal musim semi di negara empat musim dengan puncak
kasus terjadi pada bulan Maret dan April. Lain halnya di negara tropis dimana
kebanyakan kasus terjadi pada musim panas. Ketika virus menginfeksi populasi yang
14
belum mendapatkan kekebalan atau vaksinasi maka 90-100% akan menjadi sakit dan
menunjukkan gejala klinis.
Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat
kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur
tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila
seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%
kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I,II atau
III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau
seorang anak dengan BBLR atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal
sebelum usia 1 tahun.(3,4) Bila si ibu belum pernah menderita morbili maka bayi yang
dilahirkannya tidak mempunyai kekebalan terhadap morbili dan dapat menderita
penyakit ini setelah ia dilahirkan. Bila seorang wanita menderita morbili ketika ia
hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus; bila ia
menderita morbili pada trimester pertama, kedua atau ketiga maka ia mungkin
melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan berat
badan lahir rendah atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1
tahun. Jika bayi menderita campak, ibu dan bayi boleh diisolasi bersama dan
diperbolehkan diberi ASI.
neonatus mendapat penyakit ringan yang didapat. Antibodi dalam sekret mungkin
terkandung dalam susu dalam 45 hari.(6)
Patofisiologi
Campak merupakan infeksi virus yang sangat menular, dengan sedikit virus
yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Lokasi utama infeksi
virus campak adalah epitel saluran nafas nasofaring. Infeksi virus pertama pada saluran
nafas sangat minimal. Kejadian yang lebih penting adalah penyebaran pertama virus
campak ke jaringan limfatik regional yang menyebabkan terjadinya viremia primer.
Setelah viremia primer, terjadi multiplikasi ekstensif dari virus campak yang terjadi
pada jaringan limfatik regional maupun jaringan limfatik yang lebih jauh. Multiplikasi
virus campak juga terjadi di lokasi pertama infeksi.
15
Selama 5 hingga 7 hari infeksi terjadi viremia sekunder yang ekstensif dan
menyebabkan terjadinya infeksi campak secara umum. Kulit, konjungtiva, dan saluran
nafas adalah tempat yang jelas terkena infeksi, tetapi organ lainnya dapat terinfeksi
pula. Dari hari ke-11 hingga 14 infeksi, kandungan virus dalam darah, saluran nafas,
dan organ lain mencapai puncaknya dan kemudian jumlahnya menurun secara cepat
dalam waktu 2 hingga 3 hari. Selama infeksi virus campak akan bereplikasi di dalam sel
endotel, sel epitel, monosit, dan makrofag.(8)
Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan
kesempatan serangan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopneumonia, otitis media,
dan lainnya. Dalam keadaan tertentu, adenovirus dan herpes virus pneumonia dapat
terjadi pada kasus campak.(10,11)
a.
Pirogenik:
Droplet Infection (virus masuk)
Hipertermia
pengaruhi nervus vagus pusat
Bercak Koplik
16
Sal. Cerna
Manifestasi
Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel nasofaring
atau kemungkinan konjungtiva
1-2
2-3
3-5
5-7
7-11
nafas
11-14
Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain
15-17
Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang
Sumber:Feigin et al.Textbook of Pediatric Infectious Diseases. 5th ed.2004.
Gejala Klinis
Stadium inkubasi
Masa inkubasi campak berlangsung kira-kira 10 hari (8 hingga 12 hari).
Walaupun pada masa ini terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif, penderita
17
tidak menampakkan gejala sakit. Kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3
stadium, yaitu:
1. Stadium kataral (prodormal).
Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai gambaran klinis seperti demam,
malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis, dan coryza. Menjelang akhir dari stadium
kataral dan 24 jam sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik berwarna putih
kelabu sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh eritema. Becak koplik yang merupakan
tanda patognomonik untuk campak muncul pada hari ke-101 infeksi. Becak koplik
adalah suatu bintik putih keabuan sebesar butiran pasir dengan areola tipis berwarna
kemerahan dan biasanya bersifat hemoragik. Tersering ditemukan pada mukosa bukal di
depan gigi geraham bawah tetapi dapat juga ditemukan pada bagian lain dari rongga
mulut seperti palatum, juga di bagian tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis.
Muncul 1 2 hari sebelum timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu sekitar
12-18 jam kemudian. Pada akhir masa prodromal, dinding posterior faring biasanya
menjadi hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan. Garis
melintang kemerahan yang terdapat pada konjungtiva dapat menjadi penunjang
diagnosis pada stadium prodromal. Garis tersebut akan menghilang bila seluruh bagian
konjungtiva telah terkena radang. Gambaran darah tepi leukopeni dan limfositosis.
2. Stadium erupsi
Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi yaitu
pada saat stadium erupsi, berlangsung selama 5 sampai 10 hari. Ruam muncul pada saat
puncak gejala gangguan pernafasan dan saat suhu berkisar 39,5C. Timbul enantem atau
titik merah di palatum durum dan palatum mole. Kadang kadang terlihat bercak
koplik. Terjadi eritem bentuk makulopapuler disertai naiknya suhu badan. Diantara
macula terdapat kulit yang normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga,
bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadangkadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam
mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan menghilang sesuai urutan terjadinya.
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah
leher belakang. Sedikit terdapat splenomegali, tidak jarang disertai diare dan
muntah.Variasi yang biasa terjadi adalah Black Measless, yaitu morbili yang disertai
dengan perdarahan di kulit, mulut, hidung, dan traktus digestivus.
18
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih tua atau
hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain
itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala
patognomonik untuk morbilli. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau
eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal
kecuali bila ada komplikasi.(3-5,8)
Pemunculan tanda dan gejala dari campak sebagai berikut:
o
Hari 0-1
: Prodromal mulai
Hari 2-3
Hari 4-5
Hari 6
Hari 7-8
Hari 10
Diagnosis
Diagnosis campak biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejala klinis.
Pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat ditemukan
sel raksasa berinti banyak dari apusan mukosa hidung. Serum antibodi dari virus
campak
dapat
dilihat
dengan
pemeriksaan
Hemagglutination-inhibition
(HI),
19
20
sampai 3 tahun setelah timbul gejala spontan. Meskipun demikian, remisi spontan masih
dapat terjadi. Biasanya terjadi pada anak yang menderita morbili sebelum usia 2 tahun.
SSPE timbul setelah 7 tahun terkena morbili, sedang SSPE setelah vaksinasi morbili
terjadi 3 tahun kemudian.
Penyebab SSPE tidak jelas tetapi ada bukti-bukti bahwa virus morbilli
memegang peranan dalam patogenesisnya. Kemungkinan untuk menderita SSPE setelah
vaksinasi morbili adalah 0,5-1,1 tiap 10.000.000, sedangkan setelah infeksi campak
sebesar 5,2-9,7 tiap 10.000.000.
5. Immunosuppresive measles encephalopathy
Didapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita defisiensi
imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat-obatan imunosupresif.(3)
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi antivirus spesifik yang tersedia. Virus campak rentan in vitro
untuk ribavirin, yang telah diberikan oleh rute intravena dan aerosol untuk mengobati
anak-anak yang terkena dampak parah dan immunocompromised dengan campak.
Namun, tidak ada uji coba terkontrol telah dilakukan, dan ribavirin tidak disetujui oleh
US Food and Drug Administration untuk pengobatan campak. Pengobatan bersifat
suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat, pemberian cairan yang cukup, suplemen
nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi apabila terjadi
kejang, antipiretik bila demam, dan vitamin A.
Vitamin A.
Pengobatan anak-anak dengan campak di negara-negara berkembang telah
dikaitkan dengan morbiditas menurun dan angka kematian. Konsentrasi serum rendah
vitamin A juga telah ditemukan pada anak-anak di AmerikaSerikat, dan anak-anak
dengan penyakit campak yang lebih parah memiliki vitamin A konsentrasi rendah.
Vitamin A diberikan untuk membantu pertumbuhan epitel saluran nafas yang rusak,
menurunkan morbiditas campak juga berguna untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah
limfosit total.(7) Organisasi Kesehatan Dunia saat ini merekomendasikan vitamin A
untuk semua anak dengan campak akut, terlepas dari Negara tempat tinggal mereka.
Vitamin A untuk pengobatan campak diberikan sekali sehari selama 2 hari, pada dosis
berikut:
21
22
Bayi menerima kekebalan transplasental dari ibu yang pernah terkena campak.
Antibodi akan terbentuk lengkap saat bayi berusia 4 6 bulan dan kadarnya akan
menurun dalam jangka waktu yang bervariasi. Level antibodi maternal tidak dapat
terdeteksi pada bayi usia 9 bulan, namun antibodi tersebut masih tetap ada. Janin dalam
kandungan ibu yang sedang menderita campak tidak akan mendapat kekebalan maternal
dan justru akan tertular baik selama kehamilan maupun sesudah kelahiran.(8)
Imunisasi
Imunisasi campak terdiri dari Imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif dapat
berasal dari virus hidup yang dilemahkan maupun virus yang dimatikan. Vaksin dari
virus yang dilemahkan akan memberi proteksi dalam jangka waktu yang lama dan
protektif meskipun antibodi yang terbentuk hanya 20% dari antibodi yang terbentuk
karena infeksi alamiah.
1. Imunisasi aktif.
Ini dilakukan dengan pemberian live attenuated measles vaccine Mula-mula
digunakan strain Edmonston B, tetapi karena strain ini menyebabkan panas tinggi dan
eksantem pada hari ke tujuh sampai hari kesepuluh setelah vaksinasi, maka strain
Edmonston diberikan bersama-sama dengan globulin-gama pada lengan yang lain.
Sekarang digunakan strain Schwarz dan Moraten dan tidak diberikan globulingamma.
mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili
tersebut pada anak berumur 15 bulan yaitu karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan
anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu.
Tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat
banyak tuberkulosis diberikan vaksinasi pada umur 6 bulan dan revaksinasi dilakukan
pada umur 15 bulan. Diketahui dari penelitian Linnemann dkk. (1982) pada anak yang
divaksinasi sebelum umur 10 bulan tidak ditemukan antibodi; begitu pula setelah
revaksinasi kadang-kadang titer antibodi tidak naik secara bermakna. Di Indonesia saat
ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur 9 bulan ke atas.
Vaksin morbili tersebut di atas dapat pula diberikan pada orang yang alergi terhadap
telur, karena vaksin morbili ini ditumbuhkan dalam biakan jaringan janin ayam yang
secara antigen adalah berbeda dengan protein telur. Hanya bila terdapat suatu penyakit
alergi sebaiknya vaksinasi ditunda sampai 2 minggu sembuh. Vaksin morbili juga dapat
23
24
Daftar Pustaka
25
1. William W. Current Pediatric Diagnosis & Treatment. 21st edition. USA: MacGrawHill Education. 2012.
2. Soedarmo SP, Garna H, Handinegoro SR, Ismoedijanto et.al. Pedoman Pelayanan
Medis IDAI. Jilid 1. Jakarta: IDAI. 2009. Hal 33-5
3. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Volume 2. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.
4. Berhrman RE. Nelson Textbook of Pediatrics. 17th edition. WB Saunders
Company.2003.
5. Maldonado Y. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC. 2002.
6. Kenneth Todar University of Wisconsin-Madison Department of Bacteriology.
Measles. Available Online at www.bact.wisc.edu/themicrobialworld/Measles.jpg.
Accessed on 16 Juni 2015.
7. Soegijanto S. Buku Imunisasi di Indonesia. 1st ed. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan
Dokter Anak Indonesia. 2001.
8. Cherry JD. Measles Virus. In: Feigin, Cherry, Demmler, Kaplan. Textbook of
Pediatrics Infectious Disease. 6th edition. Vol 3. Philadelphia: Saunders. 2009;
p.2283 2298.
9. Soegijanto S. Campak. In: Sumarmo S, Soedarmo P (ed). Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Anak Infeksi & Penyakit Tropis. 1st ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2002; p. 125.
10. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair. Pedoman Diagnosis & Terapi. Surabaya:
Bag/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/RSU Dr. Soetomo. 2006.
11. Price SA, Wilson LM. Konsep klinik proses-proses penyakit patofisiologi. 6th ed.
Jakarta: EGC. 2003.
12. Soedarmo SP, Garna H, Handinegoro SR. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. 2nd.
Jakarta: IDAI. 2008; p.125.
13. Dyne PL. Measles.UCLA Medical Center. Emedicine-Pediatrics, Available at
:http://emedicine.medscape.com/article/802691-overview, Accessed on 16 Juni
2015.
26