Professional Documents
Culture Documents
I IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. A
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 32 tahun
Agama
: Islam
Alamat
Suku Bangsa
: Sunda
Pendidikan terakhir
: SLTA
Status pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
: Guru TPQ
: 6 Juni 2014
Tempat wawancara
II RIWAYAT PSIKIATRI
Berdasarkan :
Autoanamnesa
Alloanamnesa
: Tn. S
: SMA
: Guru dan Aktifis islam
: Ayah
Nama (inisial)
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Hubungan dengan pasien
: Ny. L
: SMA
: Aktifis islam
: Ibu
Keluhan Utama
Pasien gelisah dan mengamuk sejak 2 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit.
Keluhan Tambahan
Gelisah, bbicara, mengamuk, membanting dan merusak barang-barang yang berada
disekitarnya, bicara kacau, mendengar suara-suara yang orang lain tidak bisa dengar,
tidak mau minum obat, memukul orang tanpa sebab, merusak rumah orang, dan adzan
di Masjid tanpa kenal waktu.
pernah membiarkan ayahnya bekerja sendiri dan selalu ia yang melakukan pekerjaan
ayahnya tersebut. Namun hal tersebut berubah setelah pasien mengalami hal seperti
ini.
2.4 Riwayat Gangguan Sebelumnya
jin tersebut tidak dapat dilihat orang lain, dan hanya pasien yang dapat
melihatnya.
Tahun 2008 pasien masih terlihat gelisah, kacau, tidak bisa tidur, marahmarah, dan pasien mengatakan pada ibunya kalau ia melihat makhluk putih
yang mengajaknya berkelahi, namun ibu pasien tidak melihat makhluk yang
dikatakan pasien tersebut.
Pada tahun 2009 pasien terlihat semakin aneh, masih terlihat gelisah,
marah-marah, biacara kacau, tidak bisa tidur, dan terlihat sering mengasah
golok karena curiga ada orang yang akan memalak dirinya.
Pasien dapat tumbuh normal, tidak ada riwayat kejadian trauma kepala dan
kecelakaan saat itu .
Masa Dewasa
Riwayat Pekerjaan
o Riwayat Beragama
Pasien adalah seorang yang beragama islam. Setiap harinya pasien
selalu mengerjakan shalat 5 waktu, mengaji, dan berpuasa.
Aktivitas Sosial
Pasien tidak pernah terlibat kasus hukum, pasien juga tidak pernah
ditahan atau dipenjara.
Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke 3 dari 9 bersaudara. Ayah dan Ibu pasien
masih ada hingga saat ini. Menurut pengakuan ibu pasien, tidak ada riwayat
anggota keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan. Kakek pasien memiliki
riwayat kelainan jiwa, namun kakek pasien meninggal pada usia 95 tahun, dan
saat kakek pasien meninggal, pasien sudah tinggal serumah dengan orang
tuanya.
Keterangan:
Laki-laki
7
Perempuan
Kakek
Pasien
3. Pembicaraan
Volume
: Sedang
Irama
: Teratur
Kelancaran : Lancar
Kecepatan : Sedang
Pasien berkontak mata dengan pemeriksa
4. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif saat wawancara.
B. Aspek dan Ekspresi Afektif
1. Mood
: Eutimik
2. Afek
: Sesuai
3. Keserasian
: Serasi
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
8
a. Auditorik
b. Visual
c. Olfaktorius
d. Gustatorik
e. Taktil
2. Ilusi
3. Depersonalisasi
4. Derealisasi
D. Proses Pikir
1. Produktivitas
2. Kontinuitas
a. Blocking
b. Asosiasi Longgar
c. Inkoherensia
d. World salad
e. Neologisme
f. Flight of idea
meledek dirinya)
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Baik
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
E. Isi Pikir
a. Preokupasi
b. Waham Referensi
c. Thought echo
d.
e.
f.
g.
: Tidak ada
: Tidak ada
: Ada (Bisikan-bisikan yang
menyuruhnya menasihati orang lain).
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Ada (Pasien merasa pikirannya
Thought broadcasting
Thought withdrawl
Thought insertion
Thought control
h. Delusion of passivity
1. Kesadaran
2. Orientasi
: Compos mentis
Waktu :
Baik.
Pasien
dapat
tempat
pasien
berada
saat
diwawancara.
Orang :
Baik. pasien tahu bahwa ia
sedang diwawancarai oleh dokter muda.
3. Konsentrasi
Baik. Pasien dapat mengeja namanya secara terbalik.
4. Daya ingat
Jangka Panjang
Baik,
Pasien
Baik,
pasien
Baik,
pasien
Pasien
dapat
dan
Pengetahuan Umum
Pasien
menggambarkan
lima
seperti
dapat
persegi
yang
pewawancara contohkan.
10
Baik.
pasien
mengartikan
dapat
peribahasa
berakit-rakit
kehulu
berenang-renang ketepian.
G. Daya Nilai
1. Penilaian sosial
Baik.
Pasien
dompet
dijalan
mau
Apabila
pasien
akan
karena
:
ada
: Derajat IV (pasien
penyakitnya
dan
: Compos Mentis
: 120/80
: 80x/menit
: 20x/menit
: 36,5 C
11
: Dapat
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
: Normocepal
Mata
Hidung
Mulut
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
3. Status Neurologis
Tanda rangsang meningeal : Tidak ada
Mata :
Gerakkan
Bentuk pupil
: Isokor
Rangsangan cahaya
: +/+
Motorik :
Tonus
Turgor
Kekuatan
Koordinasi
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Compos Mentis
: Eutimik
: Sesuai
: Serasi
: Waham paranoid
: Halusinasi auditorik
: Terganggu
: Derajat IV
: Dapat dipercaya
VI FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I : F20.0 Sjizofrenia Paranoid
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka dalam kasus ini:
1. Skizofrenia : Ada, karena ditemukan adanya halusinasi auditorik dan
waham paranoid.
12
Aksis II
memiliki
13
Aksis V
IX PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Faktor yang mendukung ke arah perburukan :
Onset timbul pada usia muda
Ditemukan stressor berupa masalah ekonomi, pasien merasa kalau
dirinya tidak bisa memberikan apa yang istrinya minta, dan merasa
hanya membebani orang tua.
X RENCANA TERAPI
1. Farmakoterapi
Haloperidol tab 5mg 2x1
2. Psikoterapi
14
a. Suportif
Menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejalanya akan
hilang dengan menganjurkan pasien untuk selalu minum obat
secara
teratur
agar
gejala
penyakitnya
berkurang
dan
ia
dapat
beraktivitas
dan
berinteraksi
dengan
15