Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dewasa ini pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami peningkatan
yang sangat pesat. Seperti halnya Jakarta yang merupakan ibukota Indonesia
sebagai pusat perekonomian juga mengalami peningkatan ekonomi. Dikarenakan
pusat perekonomian sehingga banyak perusahaan yang mendirikan perkantoran
di Jakarta. Lokasinya yang strategis mendukung fungsi dari perkantoran itu
sendiri.
Puri Indah Financial Tower merupakan perkantoran yang terletak di daerah
Jakarta Barat. Lokasi proyek ini terletak sangat strategis karena merupakan
kawasan perkantoran.
Seiring berjalannya waktu, dunia konstruksi di Indonesia semakin berkembang
sehingga menuntut Mahasiswa Teknik Sipil untuk mengetahui dan memahami
perkembangan
dunia
Teknik
Sipil.
Dalam
dunia
sipil
khususnya
pada
1. Memahami dan mengenal secara nyata kondisi lapangan dari proyek Puri
Indah Financial Tower.
2. Mengetahui penerapan ilmu Teknik Sipil yang telah diperoleh mahasiswa
dari kuliah praktek dan kegiatan lainnya pada kondisi lapangan..
3. Untuk mengetahui metode kerja pelaksanaan dan peralatan yang
digunakan dalam pekerjaan pengecoran pelat lantai.
1.3.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah
harus
diperhatikan
pada
saat
pelaksanaan
1.4.
Batasan Masalah
Ruang lingkup pembahasan dibatasi hanya membahas mengenai metode
Sistematika Penulisan
Terdiri dari 5 BAB yaitu BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang,
Bekisting,
Pengertian
Pengecoran,
Kondisi
Lingkungan
dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). BAB III Tinjauan Umum Proyek berisi
tentang Latar Belakang Proyek, Kondisi Proyek, Kontraktor Pelaksana dan Flow
Chart Pelaksanaan Pekejaan Pengecoran Pelat Lantai. BAB IV Analisa dan
Pembahasan berisi tentang Pengertian Umum Pengecoran Pelat Lantai, Metode
Kerja dalam Pengecoran Pelat Lantai. BAB V berisi tentang Kesimpulan dan
Saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Proyek Konstruksi
2.1.1. Pengertian Proyek Konstruksi
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan
dimana ada titik awal dan titik akhir serta hasil tertentu, proyek biasanya
bersifat lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan bermacam keahlian
(skills) dari berbagai profesi dan organisasi. Setiap proyek adalah unik,
bahkan tidak ada dua proyek yang persis sama. Dipohusodo (1996)
menyatakan bahwa suatu proyek merupakan upaya yang mengerahkan
sumber daya yang tersedia, yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan,
sasaran dan harapan penting tertentu serta harus diselesaikan dalam jangka
waktu terbatas sesuai dengan kesepakatan.
sesuai
dengan
perencanaan.
Namun
demikian,
pada
3. Pelaksana kontraktor
4. Pengawas (konsultan)
5. Penyandang dana
6. Pemerintah (regulasi)
7. Pemakai bangunan
8. Masyarakat
a.
b.
c.
1. Pelat kaku
Pelat kaku merupakan pelat tipis yang memiliki ketegaran lentur (flexural
rigidity), dan memikul beban dengan aksi dua dimensi, terutama dengan momen
dalam (lentur dan puntir) dan gaya geser transversal, yang umumnya sama
dengan balok. Pelat yang dimaksud dalam bidang teknik adalah pelat kaku,
kecuali jika dinyatakan lain.
2. Membran
Membran merupakan pelat tipis tanpa ketegaran lentur dan memikul beban
lateral dengan gaya geser aksial dan gaya geser terpusat. Aksi pemikul beban ini
dapat didekati dengan jaringan kabel yang tegang karena ketebalannya yang
sangat tipis membuat daya tahan momennya dapat diabaikan.
3. Pelat flexibel
Pelat flexibel merupakan gabungan pelat kaku dan membran dan memikul
beban luar dengan gabungan aksi momen dalam, gaya geser transversal dan
gaya geser terpusat, serta gaya aksial. Struktur ini sering dipakai dalam industri
ruang angkasa karena perbandingan berat dengan bebannya menguntungkan.
4. Pelat tebal
Pelat tebal merupakan pelat yang kondisi tegangan dalamnya menyerupai
kondisi kontinu tiga dimensi
Sedangkan berdasarkan pada bahan yang digunakan, Pelat lantai dibagi menjadi :
3. Sifat bahan permeable ( rembes air ), jadi tidak dapat dibuat KM/WC di
lantai atas.
4. Mudah terbakar, jadi tidak dapat membuat dapur dilantai atas.
5. Tidak dapat dipasang keramik.
6. Dapat dimakan bubuk atau serangga, berarti keawetan bahan terbatas.
7. Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-ubah.
5. Semua tulangan pelat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1 cm,
untuk melindungi baja dari karat, korosi atau kebakaran.
6. Bahan beton untuk pelat harus dibuat dari campuran 1semen : 2pasir : 3kerikil
+ air, bila untuk lapis kedap air dibuat dari campuran 1semen : 1 pasir : 2
kerikil + air secukupnya.
Pelat lantai beton dapat dibuat menerus/menjadi satu dengan pelat luifel
dengan balok penumpu sebagai pembatasnya seperti yang terlihat pada
gambar 2.1.
3. Pelat Lantai Yumen ( Kayu Semen )
Pelat lantai kayu semen ini dibuat dari potongan kayu apa saja dan kecil-kecil
yang kemudian dicampur semen yang berukuran 90 cm x 80 cm. pelat lantai
yumen ini masih jarang digunakan karena termasuk bahan bangunan yang baru
dan yumen ini buatan dari Pabrik Semen Gresik.
10
Sebelum dipasangi yumen, dack yang akan dibuat dipasangi kayu bangkirai
5/7 dengan panjang yang sudah diatur dengan jarak 40 cm. Kayu yang berjejer
tersebut ditumpangi ring balk dan dicor, setelah itu lembaran yumen dipasang
berjejer rapat diatas kayu tersebut lalu dibaut. Kemudian diatas yumen baru diberi
rabat beton (1pc : 2ps : 3kr), setelah kering dipasang keramik, kalau dilihat dari
bawah, kayu tersebut tampak seperti utuh. Untuk itu kayu tersebut bisa dipakai
sebagai kayu ekspos (bisa dipolitur).
Bar Cutter
Bar cutter adalah alat khusus yang digunakan untuk memotong tulangan,
keberadaan alat ini sangat berguna karena memudahkan pekerjaan tulangan.
Bar Bender
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan,
keberadaan tulangan ini sangat membantu cepatnya pekerjaan tulangan.
11
perancah
(scaffolding).
Pekerjaan
perancah
dilakukan
untuk
Scaffolding
Scaffolding berguna sebagai perancah penyangga bekisting balok dan pelat.
Alat ini mempunyai bentuk yang seragam. Dalam penggunaanya scaffolding
cukup dipasang pada jarak dan ketinggian yang dikehendaki.
12
Theodolith
Theodolith adalah alat yang digunakan untuk menentukan koordinat suatu titik,
alat ini dapat menentukan titik koordinat secara horizontal maupun vertikal.
Waterpass
Waterpass memiliki kegunaan yang sama dengan theodolith dalam menentukan
titik koordinat namun waterpass hanya dapat bekerja pada arah horizontal saja.
Roll Meter
Roll meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jarak atau panjang .
13
Tower Crane
Alat ini digunakan untuk memindahkan alat dan material ketempat yang
dibutuhkan, keberadaan alat ini sangat berguna karena memudahkan proses
pekerjaan, dalam proyek ini tower crane yang digunakan berkapasitas 2 ton
dengan jumlah 2 buah seperti yang terlihat pada gambar 2.8.
14
Concrete Pump
Concrete pump digunakan untuk memindahkan beton segar menuju tempat
pengecoran, keberadaan alat ini sangat membantu karena mempercepat
pengerjaan pengecoran. Pada proyek ini concrete pump digunakan untuk
pengecoran pelat dan balok.
15
Passenger Hoist
Alat ini digunakan untuk mengangkut sejumlah peralatan dan pekerja menuju
ketinggian tertentu dari gedung, pada proyek ini terdapat 2 passenger hoist
dengan kapasitas 1 ton seperti yang terlihat pada gambar 2.11.
Concrete Bucket
Concrete bucket digunakan untuk mengangkut beton segar dari concrete mixer
truck menuju tempat pengecoran, dalam proses pengangkutan concrete bucket
dibantu oleh tower crane, biasanya concrete bucket digunakan pada
pengecoran bagian vertikal seperti : kolom, core wall dan shear wall. Selain itu
juga bisa digunakan untuk pengecoran balok dan pelat lantai.
Kompresor
Kompresor digunakan untuk meniupkan kotoran pada bekisting balok dan pelat
lantai yang siap untuk dicor. Kotoran tersebut dapat berupa debu, kerikil, kawat
baja, maupun kotoran lainnya.
Vibrator
16
17
mengurangi
kebisingan
dan
getaran
yang
akan
18
Pengadaan personil
Pengembangan personil melalui pelatihan dan pendidikan
Pemberian imbalan
Integrasi personil kedalam organisasi
Pemeliharaan terhadap personil yang ada
Pemberhentian personil
19
dalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja,
Kaca mata pelindung, Sarung tangan dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Masker untuk kebersihan dan kesehatan
Safety Harness untuk jenis pekerjaan Climbing & Vertical (Gondola)
. Board / papan / Spanduk peringatan
20
BAB III
TINJAUAN UMUM PROYEK
21
: 29 Mei 2015
: 29 Mei 2016
: Pekerjaaan Struktur, Arsitektur dan Plumbing.
:
: 120 mm
: 150 mm
: 200 mm
: 130 mm
:
3
= 400 kg /cm
(40 MPa)
3
= 325 kg /cm
(32,5 MPa)
= 400
kg /cm3
: 13 (+3/-1)
= 325
kg /cm3
: 13 (+3/-1)
= 250
kg /cm3
: 16 (+3/-1)
= 250 kg /cm
(25 MPa)
22
dalam
melaksanakan
pekerjaannya
diawasi
oleh
tim
pengawas
dari owner serta dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas
23
24
pekerjaan,
serta
wajib
menyediakan
perlengkapan
25
26
27
Pekerjaan Persiapan:
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Pembersihan
Pekerjaan Pengecoran
Pelat Lantai
dalam
Pekerjaan Curing Beton
bertingkat
bagian
berfungsi
proyek
pembangunan
karena pelat lantai
Selesai
tempat
berpijak. Pijakan itu nantinya digunakan untuk menopang scaffolding pelat dan
28
balok lantai berikutnya, serta tempat pijakan alat-alat dan material untuk pekerjaan
lainnya.
4.2. Metode Kerja
4.2.1. Metode Konstruksi
Metode konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan
konstruksi yang mengikuti prosedur dan telah dirancang sesuai dengan
pengetahuan maupun standar yang telah diuji cobakan. Metode yang dipilih
nantinya harus disuaikan dengan berbagai kondisi dilapangan dan
ketersediaan sumber daya dilapangan.
4.3. Langkah Konstruksi
4.3.1. Pekerjaan Persiapan
Tahap pertama dari pengerjaan pengecoran beton adalah pekerjaan
persiapan.
Pekerjaan
persiapan
sangat
penting
untuk
memastikan
29
Bagian-bagian Scaffolding :
Crossbrace
Penghubung/ pengikat antar main frame, berfungsi sebagai pengaku
dan pengikat antar main frame pada suatu Scaffolding, agar Scaffolding
diinginkan.
U Head Jack
Berfungsi sebagai penghubung antara Scaffolding dengan kayu-kayu
bekisting. Sama dengan jack base, U head jack juga dapat diatur naik
U Head
Scaffolding
Joint Base
Jack
Crossbrace
Pin
30
31
32
33
2. Cara Pelaksanaan
Sistem penggunaan bekisting typical dapat dilihat pada
gambar. Untuk efektifitas dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan
bekisting, areal kerja dibagi dalam zone. Cara pelaksanaan pekerjaan
bekisting pelat lanati dapat dilihat pada gambar 4.3.
34
Gambar 4.5. Pemasangan Busa Kuning Disela-sela Bekisting Yang Tidak Rapat
35
Penyimpanan
sehingga
besi
besi
tersebut
harus dilaksanakan
tidak
berhubungan
sedemikian
langsung
rupa
dengan
pekerjaan
pembesian
pelat lantai,
sebelumnya dibuat dulu schedule rencana potong dan bengkok. Hal ini
dilakukan untuk memperkecil waste material besi.
36
37
oleh pelat lantai maka semakin besar diameter besi yang harus
digunakan.
38
besi
dan
lain-lain.
Pembersihan
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan air compressor, disiram dengan air atau dengan cara lain.
39
40
41
b.
c.
42
Gerobak
Concrete Pump
Alat Bekisting
Vibrator
Air Compressor
4. Pelaksanaan Pengecoran
1) Penuangan beton
Untuk mendapatkan hasil beton yang baik maka cara
penuangan harus benar-benar yaitu :
a.
43
concrete
pump
bermasalah
maka
pengecoran
dapat
Gambar 4.13. Pengecoran Menggunakan Placing boom (kiri), Penuangan Beton Segar
menggunakan bucket (kanan)
b.
c.
d.
Beton tidak boleh dicorkan pada saat hujan lebat tanpa penutup
di atasnya, karena air hujan akan menyebabkan turunnya mutu
beton.
2) Pemadatan Beton
44
apabila
besi
digetarkan
terus-menerus
dapat
45
46
Pembongkaran dimulai dari pelepasan clam siku dan stut dinding balok,
hasil pembongkaran dirapikan untuk clam siku dikumpulkan pada kotak
yang sudah disediakan, sedangkan stutnya dikumpulkan dan diikat
dengan bendrat untuk dipakai selanjutnya.
Pengendoran baut jack multi span pada daerah yang akan dibongkar,
pembongkaran dimulai dari pembongkaran multi span secara hati-hati,
setelah lepas dari tumpuan dinding balok, multi span dipendekkan dan
bautnya dikencangkan kembali baru diturunkan satu per satu secara
hati-hati.
47
Setelah multi span lepas semua (pada daerah yang dibongkar, dalam
hal ini modul pelat), pembongkaran dilanjutkan ke arah dinding balok,
setelah
dinding
balok
terbongkar
baru
dilanjutkan
dengan
48
BAB V
PENUTUP
49
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil adalah sebagai berikut :
1. Dalam sebuah proyek konstruksi penting adanya perencanaan yang baik,
kerjasama tim, pengawasan yang tepat, pemahaman kontrak kerja, dan
manajemen orang, alat dan material.
2. Metode dan teknologi yang baik dengan mempertimbangkan segala aspek
di lapangan merupakan penentu proyek tersebut akan berjalan dengan
baik.
3. Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam
cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi tulangan.
4. Tahapan dalam proses pekerjaan pengecoran pelat lantai meliputi:
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan Scaffolding dan Bekisting
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Pembersihan
Pekerjaan Pengetesan Beton
Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai
Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Pekerjaan Curing Beton
5. Pada pekerjaan pemasangan bekisting, perlu dilakukan dengan teliti agar
bisa mendapatkan hasil pelat lantai yang baik.
6. Kendala-kendala yang sering timbul yakni :
Tidak dapat digunakannya placing boom pada saat pelaksanaan
pengecoran sehingga alat pengecoran yang digunakan adalah bucket.
Pekerjaan pengecoran menggunakan bucket memakan waktu yang
50
5.2. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis utarakan sebagai berikut:
1. Pada pekerjaan bekisting, bekisting yang digunakan tidak disarankan berulangulang karena dapat menyebabkan kebocoran pada bekisting.
2. Dalam pekerjaan pengecoran lebih disarankan menggunakan placing boom
dikarenakan apabila menggunakan bucket memakan waktu yang lebih lama.
3. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, pengendalian waktu pekerjaan melalui
jadwal pelaksanaan pekerjaan sangat penting diterapkan agar pekerjaan yang
dihasilkan dapat selesai dengan tepat waktu dan hasil pekerjaan juga
memuaskan.
4. Pengadaan tenaga kerja sangat penting karena sangat berpengaruh pada
waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
5. pada penempatan tenaga kerja disarankan harus sesuai dengan keahlian dan
mengerjakan pekerjaan dalam satu bidang agar pekerjaan tidak mengalami
kekeliruan dan pelaksanaan pekerjaannya akan lebih cepat dan baik.
.