Professional Documents
Culture Documents
NERACA
Dari empat jenis laporan keuangan yang ada, neraca merupakan laporan
keuangan yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki koperasi beserta
informasi asal sumber daya terserbut.
Neraca daru sua sisi, yaitu sisi kiri yang disebut dengan aktiva dan sisi kanan
yang disebut dengan pasiva. Sisi pasiva terdiri dari utang dan ekuitas.
Aktiva adalah dasar kekayaan yang dimiliki suatu koperasi. Aktiva merupakan
kumpulan sumber daya yang dimiliki koperasi yang akan digunakan untuk
memperoleh penghasilan untuk tahun yang bersangkutan maupun tahun-tahun
berikut. Sisi pasiva terdiri dari dua kelompok utama rekening, yaitu rekening utang
dan modal.
Utang adalah kewajiban kopersai untuk membayar kepada pihak lain sejumlah
uang/barang/jasa di masa mendatang akibat transaksi di masa lalu.
Ekuitas adalah bukti penyertaan dan kepemilikkan dari pihak-pihak yang telah
menanamkan uangnya di dalam koperasi. Ekuitas terdiri dari, yaitu simpanan pokok
simpanan wajib, donasi, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi serta cadangancadangan yang berbentuk koperasi.
Aktiva atau harta koperasi tersebut dapat berupa uang tunai, piutang, peralatan
kantor, kendaraan, mesin-mesin, bangunan, tanah dan sebagainya. Nilai total aktiva
yang selalu sama dengan nilai total pasiva itulah yang disebut dengan persamaan
akuntansi.
Aktiva (harta) = Kewajiban (Utang + Ekuitas
Aktiva (Harta) Kewajiban (Utang) = Ekuitas
Dengan persamaan akuntansi, kita dapat mengetahui pergerakan kondisi
keuangan suatu koperasi akibat berbagai transaksi yang dilakukan setiap saat.
Persamaan akuntansi tidak hanya mencatat transaksi yang berkaitan secara
langsung dengan aktiva, utang, dan modal saja. Persamaan akuntansi dapat
digunakan utnuk melihat pengaruh
Menambah
Pembagian SHU
Mengurangi
Pendapatan
Menambah
Pengeluaran Biaya
Mengurangi
Laporan Neraca
Yang dimaksud dengan Neraca adalah: laporan yang berisi harta (asset), utang atau
kewajiban-kewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu
perusahaan pada saat tertentu. Oleh karena itu Neraca terdiri dari tiga kelompok,
yaitu aktiva, kewajiban, dan modal.
Untuk kelompok aktiva diklasifikasikan dari tingkat likuiditasnya (mudah diuangkan).
Klasifikasi untuk aktiva:
a. Aktiva lancar (Current assets)
b. Aktiva tetap (Fixed assets)
Aktiva lancar
Terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam jangka waktu yang
Kas: ialah uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di bank.
2.
Wesel Tagih (Not Receivable): ialah surat janji (promes) yang datang dari
seseorang tentang kesanggupan membayar pada tanggal tertentu. Wesel
(promes) ini dapat dijual seketika untuk dijadikan uang tunai.
3.
4.
5.
6.
Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis seperti kertas
tik, kertas stensil, pensil, amplop, blanko-blanko surat dan sebagainya.
7.
Aktiva Tetapjf;ldskajf;lksdajf;lksdjaf;jsd;lfjs;dkfj;sdlkjf;lskajdf;lksjdfa;lkjsda;lkfjsldkj
Terdiri dari aktiva yang sifatnya relatif tetap dan mempunyai jangka waktu
perputaran lebih dari satu tahun. Aktiva ini dapat berwujud atau tidak berwujud.
Adanya aktiva tetap ini untuk menjalankan aktivitas perusahaan bukan untuk dijual.
Termasuk di dalamnya antara lain:
Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan kantor yang tahan lama
seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan lainnya.
Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk tempat usaha seperti
toko atau kantor.
Inilah kelompok yang termasuk akun harta, perusahaan semakin besar semakin
banyak kelompok harta baik harta lancar atau harta tetap. Baiklah kita lanjutkan
dengan kelompok Pasiva atau Liabilities.
Pasiva (liabilities) adalah kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada pihak
ketiga (kreditur). Pasiva (liabilities) sesuai dengan jangka waktu atau umurnya dibagi
dalam:
2.
3.
untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.
Untuk menyusun laporan keuangan (khususnya neraca suatu koperasi, perlu
dikenal dan digunakan beberapa istilah yang biasa dan sering digunakan di dalam
ilmu akuntansi.
a.
Kas untuk menampung alat pertukaran yang dimiliki koperasi dan siap
digunakan, seperti cek kontan, uang tunai (uang kertas dan uang logam)
b.
Piutang untuk menampung hak koperasi yang masih dibawa oleh pihak lain,
seperti tagihan atas penjualan, tagihan kepada karyawan atas pinjamannya ke
koperasi.
c.
d.
e.
Utang usaha untuk menampung jumlah pinajaman yang dimiliki koperasi yang
timbul akibat transaksi yang dilakukan koperasi.
KLASIFIKASI UTANG
Untuk tujuan pelaporan, utang diklasifikasikan sebagai utang lancar dan utang
jangka panjang. Suatu utang yang berasal dari kegiatan operasional akan
diklasifikasikan sebagai utang lancar jika utang ini akan dilunasi dengan
menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau dalam satu siklus
operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun utang yang berasal dari
pinjaman bank, atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun.
Suatu utang yang jatuh tempo dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan
diklasifikasikan sebagai utang lancar.
PENGUKURAN UTANG
Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada utang. Atribut nilai
yang diberikan pada utang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian
utang menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran
utang. Secara umum utang akan diukur sebesar nilai sekarang dari utang tersebut
yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang.
Aturan ini lebih tepat untuk utang tidak lancar. Sementara itu utang yang berasal dari
kegiatan operasional misalnya utang gaji dan utang usaha, umumnya utang ini akan
segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang utang
tersebut tidak material. Oleh karena itu utang yang berasal dari operasional
umumnya untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.
Untuk tujuan pengukuran, baik utang lancar maupun tidak lancar dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :
1.
Utang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari utang ini adalah nominal dari
wesel atau obligasi.
2.
Utang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, utang ini
pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Utang garansi
merupakan contohnya.
3.
Utang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu utang yang akan muncul jika
terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh
perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika
pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat
kemungkinan timbulnya utang bersyarat dapat dibagi menjadi :
a.
b.
c.
Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan
dilaporkan kecuali untuk utang jaminan pembayaran utang walaupun tingkat
kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan
atas laporan keuangan.
didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk utang ini adalah utang usaha
(account payable), serta berbagai utang opersional seperti utang gaji, listrik, telepon,
pajak dan sebagainya.
No. Jenis Utang
1.
Account
Payable
Perlakuan
Utang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah
berpindah
kepada
perusahaan.
Dilihat
dari
Utang biaya
sejak tanggal neraca. Utang jangka panjang dapat didukung dengan menerbitkan
sertifikat yang lazim disebut surat Obligasi. Mempertimbangkan relevansinya dengan
transaksi utang pada kementerian negara/lembaga, bab ini tidak membahas secara
rinci mengenai akuntansi utang jangka panjang.
f.
merupakan harta dan sisi kanan merupakan utang dan ekuitas. Sisi kiri
merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan sedangkan sisi kanan
menunjukkan besarnya kepentingan kreditor dan pemilik terhadap harta
perusahaan. Besarnya kepentingan pemilik atas harta perusahaan disebut
ekuitas.
g.
h.
i.
Pendapatan dari non-anggota adalah penjualan barang dan jasa kepada pihak
selain anggota koperasi.
j.
Beban
Perkoperasian
adalah
bebas
sehubungan
dengan
gerakan
Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima
selama periode tertentu dengan pengornanan yang dikeluarkan untuk
memperoleh penghasilan itu. SHU ini setelah dikurangi dengan beban-bebean
tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan
jasanya masing-masing.
Contoh Transaksi :
(a)
Pada awal tahun 2006 sekelompok warga yang bertempat tinggal di dekat
suatu kawasan industri di Jakarta ingin mendirikan koperasi. Direncanakan,
koperasi ini akan memiliki bidang usaha utama jasa simpan pinjam. Koperasi
akan berfungsi sebagai wabah untuk menyimpan dana anggota yang ingn
menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang
membutukan. Akhirnya didirikanlah koperasi 200 orang warga komplek
perumahan tersebut dan diberi nama Koperasi Sejahtera Mandiri. Untuk
sementara, koperasi ini akan menggunakan rumah salah satu anggota sebagai
kantor
Pada tanggal 2 April 2006, 200 orang warga pendiri koperasi
menyerahkan uang sebesar Rp. 500.000,00 perorang sebagai simpanan pokok
anggota koperasi.
Penyetoran uang tunai sebagai simpanan pokok dari 200 orang anggota
sebesar Rp. 500.000,00 perorang untuk modal pendirian koperasi ini mengakibatkan
koperasi ini memiliki uang kas sebesar Rp. 100.000.000,00 dan pada saat yang
smaa
di
sisi
pasiva
akan
terlihat
ekuitas/modal
koperasi
sebesar
Rp.
Kas
100.000,00
100.000,00
100.000,00
(b)
aktiva (peralatan kantor) sebesar Rp. 22.000.000,00. pada saat yang sama transaksi
ini mengakibatkan kas operasi berkurang sebesar Rp. 7.000.000,00 dan sekaligus
mengakibatkan timbulnya utang usaha sebesar Rp. 15.000.000,00. atas transaksi ini,
staf akuntansi koperasi dapat membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam
ribuan)
kas
Peralatan
kantor
100.000,00 22.000,00
(7.000,00)
93.000,00 22.000,00
(c)
Utang
Usaha
0,00
15.000,00
15.000,00
Simpanan
Pokok
100.000,00
100.000,00
bertambahnya aktiva ( perlengkapan kantor) sebesar Rp. 2.000,00 dan pada saat
yang sama akan mengurangi kas sebesar Rp. 2.000,00. transaksi semacam ini tidak
berpengaruh sama sekal pada sisi pasiva. Atas transaksi ini dapat dibuat persamaan
akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan)
Kas
Peralatan Perlengkapan
Kantor
Kantor
93.000,00 22.000,00
0,00
(2.000)
2.000,00
91.000,00 22.000,00
2.000,00
(d)
Utang
Usaha
15.000,00
Simpanan
Pokok
100.000,00
15.000,00
100.000,00
Pada tanggal 2 mei 2006, setiap anggota koperasi, sebanyak 200 orang
menyetorkan uang sebesar Rp. 25.000,00 perorang sebagai simpanan wajib
anggota.
Simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal
koperasi karena memiliki sifat permanen. Karena itu dari transaksi ini koperasi
memperoleh tambahan kas sebesar Rp. 5.000.000,00. pada sat yang sama di sisi
pasiva akan mengakibatkan rekening simpanan wajib koperasi bertambah sebesar
Rp. 5.000.000,00 juga. Atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat membuat
persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam rupiah).
Kas
Peralatan
Kantor
Perlengkapa
n
Kantor
91.000,00
22.000,00
2.000,00
Utang
Usaha
Simpanan
Pokok
15.000,0
100.000,0
15.000,0
100.000,0
5.000,00
96.000,00
(e)
Simpana
n
Wajib
0,00
5.000,00
22.000,00
2.000,00
5.000,00
Pada tanggal 5 mei 2006, Koperasi Sejahtra Mandiri memperoleh kredit usaha
dari Bank Mandiri sebesar Rp. 60.000.000,00.
Transaksi ini menyebabkan kas koperasi bertambah Rp. 60.000.000,00 dan
pada saat sama mengakibatkan timbulnya utang bank sebesar Rp. 60.000.000,00 .
atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat membuat persamaan akuntansi
sebagai berikut (dalam ribuan)
Peralatan
Kantor
Kas
96.000,00
22.000,0
0
Perlengkapa
n
Kantor
2.000,00
Utang
Usaha
15.000,0
0
Simpanan
Pokok
0,00
100.000,0
0
60.000,0
60.000,00
156.000,0
22.000,0
(f)
Utang
Bank
2.000,00
15.000,0
0
0
60.000,0
0
Simpana
n
Wajib
0,00
5.000,00
100.000,0
0
5.000,00
Peralatan
Kantor
156.000,0
22.000,0
0
12.000,00
168.000,0
Perlengkapa
n
Kantor
2.000,00
Utang
Usaha
Simpanan
Sukarela
15.000,00
0,00
Utang
Bank
Simpanan
Pokok
60.000,0
100.000,0
60.000,0
100.000,0
12.000,00
22.000,0
2.000,00
15.000,00
12.000,00
Simpana
n
Wajib
0,00
5.000,00
5.000,00
Sampai pada tahap ini, Koperasi Sejahtera Mandiri belum pernah memperoleh
penghasilan. Transaksi yang terjadi hanya penambahan aktiva koperasi dan
penambahan kewajiban serta simpanan pokok anggota.
(g)
dan pada saat yang sama mengakibatkan munculnya rekening piutang anggota
sebesar jumlah yang sama. Transaksi semacam ini hanya mengakibatkan
perubahan saldo beberapa rekening di sisi aktiva tetapi tidak mempengaruhi sisi
pasiva sama sekali. Atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat membut
persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan)
Kas
168.000,00
(120.000,00)
48.000,00
(h)
Peralatan
Kantor
22.000,00
Perlengkapan
Kantor
2.000,00
22.000,00
2.000,00
Piutang
Anggota
0,00
120.000,00
120.000,00
Utang
Usaha
15.000,00
15.000,00
Simpanan
Sukarela
0,00
12.000,00
12.000,00
Utang
Bank
60.000,00
Simpanan
Pokok
100.000,00
60.000,00
100.000,00
Simpanan
Wajib
0,00
5.000,00
5.000,00
bunga pinjaman yang di berikan koperasi kepada anggotanya. Karena itu, transaksi
ini mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar Rp. 15.600.000,00 dan pada
saat yang sama rekening piutang anggota akan berkurang sebesar Rp.
12.000.000,00 serta pada sisi pasiva, rekening SHU belum di bagi akan bertambah
sebesar Rp. 3.600.000,00. penambahan rekening akuitas ini karena pembayaran
bunga pinjaman dari anggota merupakan pendapatan usaha bagi koperasi.
Pendapatan yang diperoleh koperasi akan mengkibatkan sisi aktiva bertambah
sebesar jumlah yang sama. Atas transaksi ini staf akuntansi koperasi dapat membuat
persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan)
Kas
48.000,00
15.600,00
63.600,00
(i)
Peralatan
Kantor
Perlengkapan
Kantor
Piutang
Anggota
Utang
Usaha
Simpanan
Sukarela
Utang
Bank
Simpanan
Pokok
22.000,00
2.000,00
15.000,00
100.000,00
2.000,00
0,00
12.000,00
12.000,00
60.000,00
22.000,00
120.000,00
(12.000,00)
108.000,00
60.000,00
100.000,00
15.000,00
Simpanan
Wajib
0,00
5.000,00
5.000,00
SHU
belum
dibagi
0,00
3.600,00
3.600,00
Pada tanggal 30 mei 2006, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi senesar Rp.
600.000,00 per orang. Kedua karyawan bekerja mulai tanggal 1 mei 2006.
Pada saat yang sama, koperasi membayar beban pinjaman ke Bank mandiri
sebesar Rp. 900.000,00.
Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi berkurang lagi sebesar
Rp. 1.200.000,00 untuk gaji karyawan dan berkurang Rp. 900.000,00 untuk beban
bunga utang ke Bank Mandiri, sehingga pada tanggal ini, kas koperasi berkurang
sebesar Rp. 2.100.000,00. Karena itu, di sisi aktiva (kas) berkurang sebesar Rp.
2.100.000 maka sisi pasiva, yaitu rekening SHU belum di bagi harus dikurangi
dengan jumlah yang sama. Beban usaha suatu koperasi akan mengakibatkan
rekening akuitas harus dikurangi dengan jumlah yang sama. Atas transaksi ini, staf
akuntansi koperasi dpat membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam
ribuan)
Peralatan
Kantor
Kas
63.600,00
(2.100,00)
61.500,00
(j)
Kantor
22.000,00
22.000,00
2.000,00
Piutang
Anggota
Usaha
Simpanan
Sukarela
Utang
Bank
Simpanan
Pokok
108.000,00
115.000,00
12.000,00
60.000,00
100.000,00
108.000,00
115.000,00
12.000,00
60.000,00
100.000,00
Simpanan
Wajib
0,00
5.000,00
5.000,00
SHU
belum
dibagi
3.600,00
(2.100,00)
1.500,00
Pada tanggal 2 juli 2006, setiap anggota koperasi, sebanyak 200 orang
menyetorkan uang sebesar Rp. 25.000,00 per orang sebagai simpanan wajib
anggota.
Karena simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal
koperasi maka dari transaksi ini koperasi memperoleh tambahan kas sebesar Rp.
5.000.000,00. Pada saat yang sama, disisi pasiva akan mengakibatkan rekening
simpanan wajib koperasi bertambah sebesar Rp. 5.000.000,00 juga. Atas transaksi
ini, staf anggota kopersi dapat membuat persamaan akuntansi sebagai berikut
(dalam ribuan)
(k)
dan pada saa yang sama ekening utang usaha juga dikurangi sebesar Rp.
9.000.000,00. Atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat membuat persamaan
akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan).
(m)
berasal dari buang pinjaman yang diberikan koperasi kepada anggotanya. Karena
itu, transaksi ini mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar Rp. 20.600.000,00
dan pada saat yang sama rekening piutang anggota akan berkurang sebesar Rp.
15.800.000,00 serta pada sisi pasiva, rekening SHU belum dibagi akan bertambah
sebesar Rp. 4.800.000,00. penambahan rekening ekuitas ini karena pembayaran
bunga pinajaman dari anggota merupakan pendapatan usaha bagi koperasi.
Pendapatan yang diperoleh koperasi akan mengakibatkan sisi aktiva bertambah
sebesar pendapatan tersebut dan rekening SHU akan bertambah sebesar jumlah
yang sama. Atas transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat membuat persamaan
akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan).
(n)
Pada tanggal 29 juni 2006, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar
Rp. 6.000.000,00 per orang. Pada saat yang sama, koperasi membayar
beban bunga pinjaman ke Bank mandiri sebesar Rp. 9.000.000,00
Rp.
1.200,00
untuk
gaji
karyawan
dan
berkurang
lagi
sebesar
Rp.900.000,00 untuk beban bunga utang ke Bank mandiri, sehingga pada tanggal
ini, kas koperasi berkurang sebesar Rp. 2.100.000,00 maka sisi pasiva, yaitu
rekening SHU belum dibagi harus dikurangi dengan jumlah yang sama. Beban usaha
koperasi akan mengkibatkan rekening kas harus dikurangi dan rekening SHU harus
dikurangi dengan jumlah yang sama. Atas transaksi ini staf akuntansi koperasi dapat
membuat persamaan akuntansi sebagai berikut (dalam ribuan).
(o)
Pada tanggal 30 juni 2006, tiga bulan setelah pendiriannya, pengurus dan
anggota koperasi sepakat untuk membagikan sisa hasil usaha kepada
anggotanya. Akhirnya, setelah melalui perhitungan yang teliti, diputuskan
dibagikan sisa hasil usaha total kepada anggota kopersi sebesar Rp.
3.600.000,00.
Peralatan
Kantor
Kas
26.000,00
(3.600,00)
22.400,00
Perlengkapan
Kantor
22.000,00
22.000,00
2.000,00
Piutang
Anggota
Utang
Usaha
Simpanan
Sukarela
Utang
Bank
Simpanan
Pokok
Simpanan
Wajib
142.200,00
660.000,00
12.000,00
60.000,00
100.000,00
142.200,00
60.000,00
12.000,00
60.000,00
100.000,00
0,00
5.000,00
5.000,00
SHU
belum
dibagi
4.200,00
(3.600,00)
600,00
Transaksi pembagian sisa hasil usaha kepada para anggota koperasi akan
mengakibatkan rekening ekuitas berkurang dengan jumlah yang sama. Atas
transaksi ini, staf akuntansi koperasi dapat mebuat persamaan akuntansi sebagai
berikut (dalam ribuan).
a.
b.
Kas
Peralatan
kantor
Perlengkapan
kantor
Piutang
anggota
Utang
usaha
Simpanan
sukarela
Utang
Bank
Simpanan
pokok
Simpanan
wajib
SHU
Belum
dibagi
2006
2 April
6 April
7 April
2 Mei
5 Mei
6 Mei
10 Mei
100.000
(7.000)
(2.000)
5.000
60.000
12.000
(120.000
100.000
22.000
15.000
2.000
5.000
60.000
12.000
120.000
29 Mei
15.600
30 mei
((2.100)
Tanggal
Kas
2006
2 Juni
5.000
5 Juni
(50.000)
28 Juni
29 Juni
30 Juni
Saldo
Total
20.600
(2.100)
(3.600)
12.000
(12.000
3.600
(2.100)
Peralatan
kantor
Perlengkapan
kantor
Piutang
anggota
Utang
usaha
Simpanan
sukarela
Utang
Bank
Simpanan
pokok
50.000
Simpanan
wajib
SHU
Belum
dibagi
5.000
(9.000
)
15.800
22.000
2.000
188.600
142.200
6.000
12.000
60.000 100.000
188.600
10.000
600.000
usaha
sebesar
Rp.
6.000.000,00;
simpanan
sukarela
sebesar
Rp.
Kas
Piutang anggota
Perlengkapan
kantor
Peralatan kantor
Simpanan wajib
6.000.000,00
12.000.000,00
60.000.000,00
22.000.000,00
100.000.000,00
60.000,00
Total Aktiva
188.600.000,00