You are on page 1of 13

LANDASAN TEORI

1.
1.1

Etika Sebagai Tinjauan


Pengertian Etika

Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti timbul
dari kebiasaan. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu,
objek dari etika adalah tingkah laku manusia.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai the discipline which can act
as the performance index or reference for our control system. Etika disebut juga
filsafat moral. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan
mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak.
1.2

Egoisme

Istilah "egoisme" berasal dari bahasa Yunani yakni ego yang berarti "Diri" atau
"Saya", dan -isme, yang digunakan untuk menunjukkan filsafat. Dengan
demikian, istilah ini etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme.Jadi
dalam hal ini egoisme adalah motivasi untuk mempertahankan dan
meningkatkan pandangan yang hanya menguntungkan diri sendiri atau yang
berarti menempatkan diri di tengah satu tujuan serta tidak peduli dengan
penderitaan orang lain, termasuk yang dicintainya atau yang dianggap sebagai
teman dekat. Istilah lainnya yang sangat dikenal yaitu egois.

2.
2.1

Kode Etik Profesi Akuntansi


Kode Perilaku Profesional

Garis besar kode etik dan perilaku profesional adalah :


a.

Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.

Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk


melindungi hak asasi manusia termasuk ancaman terhadap kesehatan dan
keselamatan.
b.

Hindari menyakiti orang lain.

Harm berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak


diinginkan, kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak
lingkungan yang tidak diinginkan.
c.

Bersikap jujur dan dapat dipercaya

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa kepercayaan


suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.

d. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi nilai-nilai kesetaraan, toleransi,


menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama dalam
mengatur perintah.
e.

Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.

Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian
lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.
f.

Memberikan kredit yang pantas untuk properti intelektual.

Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan


intelektual.
g.

Menghormati privasi orang lain

Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan


pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya
dalam sejarah peradaban.
h.

Kepercayaan

Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu
telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara
implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan dengan
pelaksanaan tugas seseorang.

2.2
1)

Prinsip Etika Profesi Akuntan Menurut IAI


Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional setiap anggota


harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam
semua kegiatan yang dilakukannya.
2)

Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka


pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.
3)

Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus


memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4)

Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan


kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5)

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian,


kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa
profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan
teknik yang paling mutakhir.
6)

Kerahasiaan

Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh


selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau
kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7)

Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8)

Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar


teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan
prinsip integritas dan obyektivitas.

3.

Etika Dalam Auditing

Etika dalam auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh
serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan
ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut, serta penyampaian hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
3.1

Peranan etika dalam profesi audit

Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan


komitmen moral yang tinggi.

Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan


standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia
mengorbankan diri.

Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar


etika yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit

Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi
sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan
kepentingan.

Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para
auditor profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam
mengambil keputusan-keputusan sulit.

3.2

Pentingnya nilai-nilai etika dalam auditing :

Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan


komitmen moral yang tinggi.

Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan


standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia
mengorbankan diri.

Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar


etika yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit

Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi
sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan
kepentingan.

4.

Etika dalam Kantor Akuntan Publik

Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia diatur oleh suatu


kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan Indonesia yang
merupakan tatanan etika dan prinsip moral yang memberikan pedoman kepada
akuntan untuk berhubungan dengan klien, sesama anggota profesi dan juga
dengan masyarakat. Selain itu dengan kode etik akuntan juga merupakan alat
atau sarana untuk klien, pemakai laporan keuangan atau masyarakat pada
umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang diberikannya karena melalui
serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang diatur dalam kode etik
profesi.
Ada lima aturan etika yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan IndonesiaKompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Lima aturan etika itu adalah:
1.

Independensi, Integritas, dan Obyektivitas

a.

Independensi

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap


mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur
dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental
independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta (in facts) maupun
dalam penampilan (in appearance).
b.

Integritas dan Objektivitas

Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas


dan objektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan
tidak boleh membiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang
diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada
pihak lain.

2.
A.

Standar umum dan prinsip akuntansi


Standar Umum

Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi yang
terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI:
a.

Kompetensi Profesional

Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa profesional yang secara
layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi
profesional.
b.

Kecermatan dan Keseksamaan Profesional

Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan


dan keseksamaan profesional.
c.

Perencanaan dan Supervisi

Anggota KAP wajib merencanakan dan mensupervisi secara memadai setiap


pelaksanaan pemberian jasa profesional.
d.

Data Relevan yang Memadai

Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi
dasar yang layak bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan
pelaksanaan jasa profesionalnya.
e.

Kepatuhan terhadap Standar

Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review,


kompilasi, konsultansi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya,
wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan oleh IAI.
B.

Prinsip Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan:


a.
Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan
keuangan atau data keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum
b.
Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang
harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang
berdampak material terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsipprinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan
IAI.

3.
A.

Tanggung jawab kepada klien


Informasi Klien yang Rahasia

Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia,


tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:
a.
Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan
aturan etika kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi

b.
Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk
mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi
penyidikan pejabat pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap
ketentuan peraturan yang berlaku.
c.
melarang review praktik profesional (review mutu) seorang Anggota sesuai
dengan kewenangan IAI.
d.
menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian
komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP
dalam rangka penegakan disiplin Anggota.

B.

Fee Profesional & besaran fee

Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain : risiko


penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan
untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan profesional lainnya. Anggota KAP tidak diperkenankan
mendapatkan klien dengan cara menawarkan fee yang dapat merusak citra
profesi.
C.

Fee Kontinjen

Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa
profesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau
hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau
badan pengatur atau dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil
penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjen apabila penetapan tersebut
dapat mengurangi indepedensi.

4.

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi

a.

Tanggung jawab kepada rekan seprofesi.

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.
b.

Komunikasi antar akuntan publik.

Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila


menerima penugasan audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau untuk
tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode
serta tujuan yang berlainan.
Akuntan publik tidak diperkenankan menerima penugasan atestasi yang jenis
atestasi dan periodenya sama dengan penugasan akuntan yang lebih dahulu
ditunjuk klien, kecuali apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk
memenuhi ketentuan perundang-undangan atau peraturan yang dibuat oleh
badan yang berwenang.

5.

Tanggung jawab dan praktik lain

a.

Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.

Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan


perkataan yang mencemarkan profesi.
b.

Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.

Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien


melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan
pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.
c.

Komisi dan Fee Referal

Komisi

Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila


pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi independensi.

Fee Referal (Rujukan)

Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/diterima kepada/dari


sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Fee referal (rujukan) hanya
diperkenankan bagi sesama profesi.

5. LAPPING DAN KITTING


Perusahaan industri, jasa maupun dagang sebagai suatu pelaku ekonomi tidak
bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan
mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu
pemikiran yang makin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan
berbagai sumber dana dan sumber daya yang ada. Sebagai konsekuensi logis
dari timbulnya persaingan yang semakin tajam, ada tiga kemungkinan yaitu
mundur, bertahan atau tetap unggul dan bahkan semakin berkembang. Agar
perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya
penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi
serta efektifitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai
kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang
ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengawasan dalam perusahaan
(internal control).
Pentingnya mengembangkan program audit yang mencakup prosedur
menyeluruh untuk mengaudit saldo kas, atau penerimaan kas, adalah penting
karena dapat mempengaruhi keuntungan organisasi. Auditor harus melakukan
prosedur audit pengendalian internal perusahaan untuk mendeteksi segala
kekurangan. Dia juga harus melakukan pengujian substantif atas rincian, tes
untuk mendeteksi lapping dan prosedur analitik sehingga ia dapat
menyimpulkan bahwa saldo kas yang cukup akurat.
Pengendalian internal yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas
menjaga organisasi dari pencurian. Mekanisme kontrol internal auditor harus
diperiksa meliputi dokumen yang menetapkan akuntabilitas untuk penerimaan
kas dan penyelesaian deposito bank, ringkasan kas harian dan akurat slip

setoran, membutuhkan entri jurnal harian yang posting jumlah yang diterima ke
rekening pelanggan dan pemisahan sesuai tugas. Ini adalah prosedur pertama
dalam audit penerimaan kas dan saldo kas.
Lapping adalah suatu ketidakberesan yang dilakukan dengan sengaja untuk
menyalahgunakan penerimaan kas untuk sementara waktu atau secara
permanen. Lapping dapat dilakukan kalau seseorang memiliki wewenang
menerima kas dan menyelenggarakan buku piutang. Auditor harus menilai
kemungkinan terjadinya lapping dengan memperoleh pemahaman tentang
pemisahan tugas dalam penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan.
1. Tanda-tanda Lapping

Berlebihan kesalahan penagihan

Memperlambat perputaran piutang

Berlebihan writeoffs piutang

Keterlambatan dalam posting pembayaran pelanggan

Akun tentang rincian piutang tidak sama dengan buku besar

Penurunan pembayaran piutang

Banyak keluhan dari pelanggan

2. Prosedur audit untuk menemukan lapping:

Lakukan konfirmasi piutang usaha

Lakukan penghitungan kas secara mendadak

Bandingkan rincian jurnal penerimaan kas dengan rincian slip setoran


harian
Menurut kamus audit, Kitting merupakan transfer uang dari satu bank ke bank
lain dan pembukuan transfer yang tidak semestinya sehingga jumlah yang
dibukukan sebagai aktiva di dalam kedua akun itu; praktek ini digunakan dengan
penyelewengan guna menyembunyikan defalkasi kas.
Kiting yang mungkin ketika kelemahan pengendalian internal mengizinkan satu
orang untuk masalah dan memeriksa catatan atau kolusi ada antara dua orang
yang bertanggung jawab atas dua fungsi. Kiting dapat dideteksi dengan
mendapatkan dan menggunakan pernyataan cutoff bank karena cek kited kliring
pada Januari tidak akan muncul pada daftar cek yang beredar untuk Desember
dan melakukan tes cutoff tunai karena cek terakhir dikeluarkan pada bulan
Desember tidak akan disimpan di cek mendaftar. "Kiting terjadi ketika cek ditarik
pada satu bank disimpan di bank lain dan tidak ada catatan terbuat dari
pencairan terhadap saldo bank pertama."
Kiting terdeteksi dengan mempersiapkan jadwal transfer bank, Transfer
Bank Jadwal: Ini adalah dokumen yang disiapkan oleh auditor untuk merekam
semua transfer antar rekening bank perusahaan selama beberapa hari
sebelumnya, dan beberapa hari setelah akhir tahun tanggal transfer dicairkan di
bank dan tanggal mereka dicatat dalam buku dasarnya auditor memeriksa
apakah deposit dan penarikan dicatat dalam periode akuntansi yang sama.

Kiting ditunjukkan ketika tanggal distempel oleh bank penerima mendahului


tanggal pencairan dicatat.

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ENRON


1.

Sejarah Perusahaan

Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang


berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Enron jejak akarnya adalah
Perusahaan Gas Alam Utara, yang dibentuk pada tahun 1932, di Omaha,
Nebraska. Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth
(penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua
perusahaan ini bergabung pada tahun 1985 oleh oleh Kenneth Lay. Pada tahun
1997 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik Portland General Electric
Corp senilai $ 2 milyar. Sebelum tahun 1997 berakhir, manajemen mengubah
perusahaan tersebut menjadi Enron Capital and Trade Resources yang menjadi
perusahaan Amerika terbesar yang memperjualbelikan gas alam serta listrik.
Enron memiliki cakupan bisnis yang luas, di antaranya adalah listrik, gas alam,
pulp, kertas, komunikasi, dll. Tidak cukup dengan prestasi tersebut, Enron
membentuk pula Enron Online (EOL) pada bulan oktober 1999. EOL merupakan
unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi secara
elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi
senilai $ 335 milyar pada tahun 2000. Pada Januari 2000, Enron mengumumkan
sebuah rencana besar yang amat ambisius untuk membangun jaringan
elektronik broadbrand yang berkecepatan tinggi (high speed broadbrand)
dengan kapasitas jaringan penjualan brandwidth untuk melakukan penjualan gas
serta listrik. Enron membiayai ratusan juta dollar guna melaksanakan program
ini, walaupun keuntungannya belum nampak, namun harga saham Enron di Wall
Street melonjak menjadi $ 40, bahkan meningkat menjadi $ 90,56, sehingga
Enron dinyatakan oleh majalah Fortune maupun media lain sebagai Perusahaan
Amerika yang Paling Inovatif di dunia.
Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan dengan berita
yang berasal dari kota minyak Houston di Texas, Amerika. Enron, perusahaan
ketujuh terbesar di Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia
menyatakan dirinya bangkrut.

PEMBAHASAN KASUS PERUSAHAAN ENRON


1.

Skandal Perusahaan Enron

Enron mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2001. kebangkrutan


perusahaan tersebut menimbulkan kehbohan yang luar biasa. Bangkrutnya
Enron dianggap bukan lagi semata-mata sebagai sebuah kegagalan bisnis,
melainkan sebuah skandal yang multidimensional, yang melibatkan politisi dan
pemimpin terkemuka di Amerika Serikat. Hal ini bisa dilihat dari beberapa fakta
yang cukup mencengangkan.
Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang pada awal tahun 2001 sebelum
kebangkrutannya masih membukukan pendapatan US$ 100 miliar, ternyata tiba-

tiba melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas


bisnis, nilai kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar. Sementara itu,
pelaku pasar modal kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan pegawai Enron harus
menangisi amblasnya dana pensiun mereka tak kurang dari US$ 1 miliar.
Saham Enron terjun bebas hingga berharga US$ 45 sen. Padahal
sebelumnya pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per lembar. Oleh
karenanya banyak pihak yang mengatakan kebangkrutan Enron ini sebagai
kebangkrutan terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika Serikat dan menjadi
bahan pembicaraan dan ulasan di berbagai media bisnis dan ekonomi terkemuka
seperti Majalah Time, Fortune, dan Business Week.
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron dicurigai
telah melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan
pencatatan piutang karena kasnya digunakan untuk kepentingan pribadi, misal
ada piutang dari pihak A, pihak B, pihak C. Pelunasan dari pihak A ditunda
pencatatannya sampai terjadi pelunasan dari pihak B. Baru kemudian piutang
piutang pihak A dicatat di rekening perusahaan. Begitu seterusnya sampai
terbongkar penipuan tersebut. Manajemen Enron telah menggelembungkan
(mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya
sejumlah US$ 1,2 miliar. Menggelembungkan nilai pendapatan dan
menyembunyikan utang senilai itu tentulah tidak bisa dilakukan sembarang
orang. Diperlukan keahlian khusus dari para profesional yang bekerja pada atau
disewa oleh Enron untuk menyulap angka-angka, sehingga selama bertahuntahun kinerja keuangan perusahaan ini tampak tetap mencorong. Dengan kata
lain, telah terjadi sebuah kolusi tingkat tinggi antara manajemen Enron, analis
keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya. Belakangan diketahui bahwa
auditor Enron, Arthur Andersen kantor Hudson, telah ikut membantu proses
rekayasa keuangan tingkat tinggi itu.
Komplikasi skandal ini bertambah karena belakangan diketahui banyak sekali
pejabat tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika Serikat yang pernah
menerima kucuran dana politik dari perusahaan ini. 70% senator, baik dari Partai
Repubik maupun Partai Demokrat, pernah menerima dana politik. Dalam komite
yang membidangi energi, 19 dari 23 anggotanya juga termasuk yang menerima
sumbangan dari perusahaan itu.
Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintahan George W.Bush
merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaa
publik. Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat
menempati peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam
penggalangan dana kampanye Bush. Akibat pertalian semacam itu, banyak
orang curiga pemerintahan Bush dan para politisi telah dan akan memberikan
perlakuan istimewa, baik dalam bisnis Enron selama ini maupun dalam proses
penyelamatan perusahaan itu.

2.

Kronologi Kasus Perusahaan Enron

Adapun Kronologis yang didasarkan pada fakta, data dan informasi dari
berbagai sumber yang berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif)
membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik
kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan
informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider
trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut
terungkap kepada publik.
Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula adalah partner
KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan. Direktur
keuangan Enron berasal dari KAP Andersen. Sebagian besar Staf akunting Enron
berasal dari KAP Andersen.
Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek
akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran
berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada
pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk
melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan
penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi
akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut
menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan
ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat
menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron,
Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan
prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang
pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense)
sebesar $1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode
tersebut menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu
lebih jauh mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO
Enron.
Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan
ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa
terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar
dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained
earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan
Enron (penghambatan terhadap proses peradilan. KAP Andersen diberhentikan
sebagai auditor enron pada pertengahan juni 2002. Tanggal 14 Maret 2002
departemen kehakiman Amerika memvonis KAP Andersen bersalah atas tuduhan
melakukan penghambatan dalam proses peradilan karena telah menghancurkan
dokumen-dokumen yang sedang di selidiki. KAP Andersen terus menerima
konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa kehilangan klien, pembelotan
afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan pengungkapan yang
meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen dalam kasus Enron.
3.

Permasalahan Audit

Auditor independen bertanggung jawab memberikan assurance services.


Sementara manajeman, dibantu pengacara, penasihat keuangan, dan konsultan,

menyajikan informasi keuangan, akuntan publik bertugas menilai apakah


informasi keuangan itu dapat dipercaya atau tidak. Laku tidaknya informasi
tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung pada hasil penilaian
akuntan publik itu. Kata publik yang menyertai akuntan menunjukkan bahwa
otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu tanggung jawabnya pun kepada
publik (guarding public interest). Sementara itu, kata wajar tanpa
pengecualian, yang menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna
bahwa informasi keuangan yang telah diauditnya layak dipercaya, tidak
mengandung keragu-raguan. Karena itu, dalam menjalankan audit, akuntan
wajib mendeteksi kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang material.
Penyimpangan (irregularities) dan kecurangan (fraud) akan dianggap sebagai
kelaziman. Kegagalan untuk bersikap obyektif dan independensi sama artinya
dengan hilangnya eksistensi profesi. Membenarkan, bahkan menutupi, perilaku
manajemen yang manipulatif jelas-jelas merupakan pengkhianatan terhadap
tugas suci profesi akuntan publik. Karena itu, sangat wajar jika, dalam kasus
Enron, auditor paling dipersalahkan karena telah gagal melindungi kepentingan
publik-sang pemberi otoritas.
Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen
Enron maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan
bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor
dan publik kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun
1985 sampai dengan Enron menjadi hancur berantakan.
Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan
manipulasi laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang
tidak etis, dalam kasus Enron adalah dengan menghancurkan dokumen-dokumen
penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan
dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai
dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen
tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar
hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen
telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan
melakukan tindakan menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.

KESIMPULAN

Dari kasus ini Auditor melanggar kode etik Tanggung Jawab Profesi, karena
auditor telah memanipulasi laporan keuangan untuk menunjukkan seolah-olah
kinerja perusahaan baik. Hal ini terjadi akibat keegoisan satu pihak terhadap
pihak lain. Hal ini buah dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik
bisnis yang tidak etis yang berakibat hutang dan sebuah kehancuran yang
menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan
tuntutan hukum

Selain itu Auditor melanggar kode etik sikap profesionalismenya sebagai akuntan
independen, karena menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan
dengan kasus Enron dan menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan.

You might also like