Professional Documents
Culture Documents
Biaya
Konsep Biaya
Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya dalam artian
cost dan biaya dalam artian expense.
Perbedaan Biaya (cost) dan Beban (expense) menurut Bastian Bustami dan Nurlela menyatakan
bahwa:
Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan
digolongkan sebagai aktiva yang dimasukkan dalam neraca. Sedangkan Beban atau expense adalah biaya
yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat
memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan
manfaat dimasa akan datang dikelompokkan sebagai harta. Beban ini dimasukkan ke dalam laba/rugi,
sebagai pengurangan dari pendapatan.
(2007: 4)
Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan biaya dan beban terletak pada
masa pakainya. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan dan untuk memperoleh manfaat serta
masa pakainya belum habis, sedangkan beban merupakan biaya yang telah memberi manfaat dan masa
pakainya telah habis.
Contoh biaya yaitu biaya persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, persediaan
produk selesai, supplies atau aktiva yang belum digunakan. Sedangkan yang termasuk beban contohnya
beban penyusutan, beban pemasaran, beban yang tergolong sebagai biaya operasi. Untuk membedakan
antara biaya dan beban, dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya pembelian mesin, nilai yang
dikeluarkan untuk memperoleh mesin tersebut merupakan biaya, tetapi setelah dipakai akan menimbulkan
penyusutan terhadap mesin yang akan menjadi beban.
Pengertian Biaya
Di bawah ini akan dibahas beberapa pengertian biaya dalam artian cost menurut beberapa ahli
diantaranya adalah sebagai berikut:
Pengertian biaya menurut William K. Carter dan Milton F. Usry diterjemahkan oleh Krista
menyatakan bahwa:
Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, dan pengorbanan untuk memperoleh manfaat,
(2006 : 29)
Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap mendefinisikan sebagai berikut:
Biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikkan gross dalam kewajiban yang diakui dan
dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan lainnya yang merupakan
kegiatan utama perusahaan.
(2007: 240)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah harga yang telah dipakai atau
digunakan untuk memperoleh pendapatan.
Klasifikasi Biaya
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informsi biaya yang akurat dan tepat bagi
manajemen dalam mengelola perusahaan atau divisi secara efektif. Oleh karena itu biaya perlu
dikelompokkan sesuai dengan tujuan apa informasi biaya tersebut digunakan, sehingga dalam
pengelompokkan biaya dapat digunakan suatu konsep Different Cost Different Purposes artinya
berbeda biaya berbeda tujuan.
Pengertian klasifikasi biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela adalah:
Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis
atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk
dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting.
(2007: 9)
Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa klasifikasi biaya dikelompokkan
menurut golongan biaya tertentu yang lebih ringkas, jelas dan terperinci sesuai dengan elemen-elemen
tertentu.
Klasifikasi biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela terbagi menjadi lima didasarkan pada
hubungan antara biaya dengan berikut ini:
1. Produk
2. Volume produksi
3. Departemen dan pusat biaya
4. Periode Akuntansi
5. Pengambilan keputusan.
Berdasarkan klasifikasi biaya diatas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Biaya dalam hubungan dengan produk dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya
non produksi.
A.
Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya
produk yaitu biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan
Contoh : Pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air, dan telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi
pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin dan pabrik, gaji akuntan pabrik, reparasi
mesin dan peralatan pabrik.
Dua dari tiga unsur utama biaya produksi dapat digolongkan secara terminologi biaya yaitu biaya utama
(gabungan antara bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung) dan biaya konversi (gabungan
B.
2.
A.
Biaya Variabel
Biaya variabel yaitu biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang
relevan, tetapi secara per unit tetap.
Contoh: perlengkapan, bahan bakar, peralatan kecil, kerusakan bahan, sisa dan beban reklamasi, biaya
pengiriman barang, biaya komunikasi, royalti, upah lembur, biaya pengangkutan dalam pabrik, biaya
sumber tenaga, penanganan bahan baku.
Dalam rentang aktivitas yang terbatas, hubungan antara suatu aktivitas dengan biaya yang terkait bias
mendekati liniaritas (total biaya variabel diasumsikan meningkat dalam jumlah konstan untuk setiap satu
unit peningkatan dalam aktivitas). Saat kondisi-kondisi berubah atas tingkat aktivitas berada di luar
B.
C.
Biaya Semi
Biaya semi adalah biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel.
Biaya semi ini dapat dikelompokkan dalam dua elemen biaya yaitu:
1). Biaya semi variabel adalah biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan
karakter tetap dan variabel.
Contoh: biaya listrik, telepon dan air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, hiburan dan pemeliharaan,
beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak
penghasilan, biaya perjalanan dinas.
Ada dua alasan adanya karakteristik semi variabel pada beberapa jenis pengeluaran sebagai berikut:
a. Pengeluaran minimum mungkin diperlukan atau kuantitas minimum dari perlengkapan atau jasa
mungkin perlu dikonsumsi untuk memelihara kesiapan beroperasi.
b.Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi umumnya mengelompokkan biaya
3.
B.
Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke
departemen bersangkutan.
Contoh: biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang manfaatnya digunakan secara
Biaya pengeluaran pendapatan adalah biaya memberikan manfaat untuk periode sekarang dan
dilaporkan sebagai beban.
Contoh: mesin atau peralatan yang dibeli apabila dikonsumsi akan kehilangan kegunaan dan akan
C.
A. Biaya Relevan
Biaya relevan adalah biaya masa akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang berbeda.
Biaya relevan terdiri dari:
1). Biaya diferensial adalah selisish biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternatif pilihan.
2). Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternatif.
3). Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi tetapi mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan.
Contoh: biaya bunga.
4). Biaya nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih suatu alternatif.
Contoh: Biaya yang dikeluarkan akibat memilih jika menerima pesanan dari luar.
5). Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada produk selesai.
Contoh: biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
B. Biaya tidak relevan
Biaya tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.
Biaya relevan dapat dikelompokkan menjadi elemen:
1). Biaya masa lalu atau histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi
keputusan apapun.
Contoh: pembelian mesin.
2). Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali.
Contoh: kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik dan penyusutan bangunan.
Harga Pokok Produksi
Harga Pokok
Harga pokok merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Menurut
Mulyadi, menyatakan bahwa :
Harga pokok digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan
bahan baku menjadi produk.
Maka dapat dikatakan bahwa harga pokok merupakan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan
uang, untuk memperoleh aktiva, maka akan membentuk harga pokok produksi.
4.
Uraian dari manfaat informasi harga pokok produksi menurut Mulyadi adalah sebagai berikut :
Dalam menentukan efesiensi biaya produksi, kita dapat memantau realisasi biaya produksi, yaitu apabila
produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan telah dilaksanakan, pihak manajemen
membutuhkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau
apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai yang diperhitungkan sebelumnya.
Pengumpulan biaya produksi untuk jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan menggunakan
metode harga pokok produksi.
Activity Based Costing
Sebelum mendefinisikan Activity Based Costing kita harus mendefinisikan istilah-istilah :
aktivitas, sumber daya, objek biaya, cost pool, elemen biaya, dan cost driver.
Aktivitas adalah pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Aktivitas adalah tindakan,
gerakan, atau rangkaian pekerjaan. Aktivitas juga didefinisikan sebagai kumpulan tindakan yang
dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya berdasarkan aktivitas.
Sumber daya merupakan unsur ekonomis yang dibebankan atau digunakan dalam pelaksanaan
aktivitas. Gaji dan bahan, merupakan contoh sumber daya yang digunakan untuk melakukan aktivitas.
Objek biaya bentuk akhir dimana pengukuran biaya diperlukan. Contoh objek biaya adalah
pelanggan, produk, jasa, kontrak, proyek atau unit kerja lainnya dimana manajemen menginginkan
pengukuran biaya secara terpisah.
Elemen biaya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas dan terkandung di dalam cost pool. Contohnya cost pool untuk hal-hal yang berkaitan dengan
mesin mungkin mengandung elemen biaya untuk tenaga, elemen biaya teknik dan elemen biaya
depresiasi.
Cost driver adalah faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya aktivitas, cost driver
merupakan faktor yang dapat diukur yang digunakan untuk membebankan biaya ke aktivitas dan dari
aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau jasa. Ada dua jenis cost driver yaitu :
1. Driver sumber daya (resources driver) merupakan ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas. Cost driver digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas
ke cost pool tertentu. Contoh resources driver adalah persentase dari luas total yang digunakan oleh
suatu aktivitas.
2. Driver aktivitas (Activity driver) adalah ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu
aktivitas terhadap objek biaya. Activity driver digunakan untuk membebankan biaya dari cost pool ke
objek biaya. Contoh Activity driver adalah jumlah suku cadang yang berbeda yang digunakan dalam
produk akhir untuk mengukur konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk.
Pengertian Activity Based Costing
Activity Based Costing merupakan sistem informasi biaya berbasis aktivitas yang didesain untuk
memotivasi personel dalam melakukan pengurangan biaya dalam jangka panjang melalui pengelolaan
aktivitas.
Pengertian Activity Based Costing menurut Edward J.Blocher, Kung H.Chen, Thomas W. Lin
Mendefinisikan bahwa :
Activity Based Costing adalah Pendekatan perhitungan biaya yang membebankan biaya sumber daya ke
objek biaya seperti produk, jasa, atau pelanggan berdasarkan aktivitas yang dilakukan untuk objek biaya
tersebut.
(2007 : 222)
Sedangkan menurut Armila Krisna Warindrani adalah sebagai berikut :
Activity Based Costing adalah Salah satu metode kontemporer yang diperlukan manajemen modern
untuk meningkatkan kualitas dan output, menghilangkan waktu aktivitas yang tidak menambah nilai,
mengefisienkan biaya, dan meningkatkan kontrol terhadap kinerja perusahaan.
(2006 : 2007)
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Activity Based Costing adalah Salah satu
metode dalam perhitungan biaya berdasarkan aktivitas yang dilakukan, sehingga dapat diperoleh
keterangan mengenai aktivitas apa saja yang tidak memberikan nilai tambah sehingga menyebabkan
pemborosan.
Memperbaiki kualitas proses pembuatan keputusan melalui penyediaan informasi biaya produk yang
lebih akurat.
2.
Perusahaan dengan biaya overhead pabrik tinggi, produk beragam dan berbagai ukuran lot produksi,
Activity Based Costing menawarkan bantuan untuk memperbaiki proses kerja dengan penyediaan
informasi yang membantu manajemen dalam melakukan identifikasi kegiatan yang memerlukan banyak
pekerjaan.
3. Menyediakan informasi biaya berdasarkan aktivitas, sehingga memungkinkan bagi manajemen untuk
melakukan identifikasi aktivitas non value added untuk dieleminasi, atau menyediakan informasi yang
relevan untuk implementasi Activity Based Manajemen.
4. Activity Based Costing memfokuskan pada aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya tidak langsung,
sehingga dapat membantu manajemen dalam mengelola aktivitas overhead serta memudahkan dalam
estimasi biaya overhead.
(2006 : 65)
Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari Activity Based Costing adalah
untuk menyajikan biaya produk yang lebih akurat serta informatif, dan untuk menyajikan pengukuran
yang lebih akurat serta untuk memudahkan para manajer untuk memberikan suatu informasi tentang biaya
yang lebih relevan untuk pengambilan keputusan bisnis.
berikut :
1. Alokasi.
Walaupun tersedia data aktivitas, beberapa biaya kemungkinan membutuhkan alokasi ke departemen dan
produk berdasarkan ukuran volume arbitrer karena pencarian aktivitas yang menyebabkan timbulnya
biaya mungkin tidak akan praktis.
2. Penghilangan biaya.
Beberapa biaya yang diidentifikasi dengan produk tertentu dihilangkan dari analisis. Aktivitas-aktivitas
yang menyebabkan biaya seperti itu dapat meliputi pemasaran, periklanan, riset, dan pengembangan,
rekayasa produk, dan klaim garansi. Biaya tambahan akan sekadar ditelusuri ke masing- masing produk
dan ditambahkan ke biaya pabrikasi guna menentukan jumlah biaya produk. Pada dasarnya, biaya
administratif dan pemasaran tidak dimasukan ke dalam biaya produk karena persyaratan pelaporan
keuangan menurut prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia bahwa biaya tersebut dimasukkan sebagai
biaya periode.
3. Beban dan waktu yang dikonsumsi.
Sistem Activity Based Costing sangat mahal untuk dikembangkan dan diimplementasikan. Sistem ini juga
sangat memakan waktu. Sebagaimana sebagian besar sistem akuntansi dan manajemen yang inovatif
lainnya, sistem Activity Based Costing memakan waktu lebih dari satu tahun untuk dikembangkan dan
diterapkan secara berhasil.
(2002: 133)
Unit level activities, yaitu aktivitas yang dikerjakan setiap satu unit produk diproduksi.. Biaya ini
berhubungan secara proporsional dengan volume produk, seperti biaya bahan baku, biaya kerja langsung,
biaya angkut.
2. Batch level activities, yaitu aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu batch produk diproduksi. Biaya ini
tidak berhubungan secra proporsional dengan setiap unit produk, tetapi berhubungan proporsional dengan
banyaknya batch output yang diproduksi. Misalnya set-up dalam setiap kali menangani order, memicu
timbulnya biaya set-up mesin.
3. Product sustaining activities, yaitu aktivitas untuk mempertahankan produk agar tetap ada di pasaran dan
tetap laku dijual. Biaya ini tidak mempunyai hubungan proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi
dan jumlah batch produk, misalnya biaya penelitian dan pengembangan produk, biaya desain, proses
produksi, biaya desain produk.
4.
Facility sustaining activities : yaitu aktivitas yang ditujukan untuk mempertahankan kapasitas produk
dan usaha-usaha untuk menghindari idle capacity. Biaya ini tidak memiliki hubungan langsung dengan
volume produksi, melainkan bersifat periodikal, misalnya biaya penyusutan, biaya asuransi, dan biaya
pajak bumi dan bangunan.
2.1.4
2.1.5
1.
Sistem penetapan biaya produk konvensional memang tidak dirancang untuk penetapan biaya produk
yang akurat, sebab tujuan utamanya hanya dimaksudkan untuk menetapkan biaya persediaan.
2. Kurang adaptif terhadap perubahan, khususnya perubahan proses produksi, dari padat karya ke padat
modal. Hal ini akan berdampak pada peningkatan konsumsi sumber daya tidak langsung, yang oleh
akuntansi biaya konvensional dibebankan ke produk dengan tarif agregatif.
( 2006 : 55)
2.1.6
Hanya jam atau kos tenaga kerja langsung yang digunakan untuk mengalokasikan overhead dari pusat
biaya ke produk.
Hanya basis alokasi yang berkaitan dengan volume, seperti : jam kerja, jam mesin dan rupiah bahan yang
lebih teliti dan membentuk pusat biaya yang lebih banyak, sehingga penggunaan sumberdaya dapat
diikuti dengan teliti ke pusat biaya yang mengkonsumsinya. Pada tahap kedua yaitu saat biaya overhead
dari pusat biaya dialokasikan ke produk atau jasa. Dengan demikian sistem Activity Based Costing ini
akan memungkinkan pembebanan biaya-biaya ke produk atau jasa dengan lebih adil dan membuat harga
jual produk lebih sesuai.
Metode Activity Based Costing adalah sistem yang terdiri atas dua tahap yaitu pertama melacak
biaya ke berbagai aktivitas, dan kedua ke berbagai produk. Dalam metode konvensional juga melibatkan
dua tahap, namun pada tahap pertama biaya-biaya tidak dilacak ke aktivitas tetapi ke unit organisasi.
Misalnya pabrik atau departemen-departemen. Sistem penentuan harga pokok Activity Based Costing
menggunakan cost driver dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Konvensional,
sehingga meningkatkan ketelitian.