Professional Documents
Culture Documents
OPTIMAPREP
BATCH IV EXIT EXAM 2014
Office Address:
Jl Padang no 5, Manggarai, Setiabudi, Jakarta Selatan
(Belakang Pasaraya Manggarai)
Phone Number : 021 8317064
Pin BB 2A8E2925
WA 081380385694
Medan :
Jl. Setiabudi No. 65 G, Medan
Phone Number : 061 8229229
Pin BB : 24BF7CD2
www.optimaprep.com
a. Undang-Undang
b. Peraturan Pemerintah
- PP No. 101 Tahun 2012 Tentang Penerimaan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
c. Peraturan Presiden
- Perpres No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Perpres No. 12 Tahun 2003 Jamkes
BPJS Kesehatan
Regulator
Peserta
Jaminan Kes
Memberi Pelayanan
Mencari Pelayanan
Sistem Rujukan
Regulasi (standarisasi)
Kualitas Yankes, Obat, Alkes
Regulasi Tarif Pelayanan
Kesehatan,
Single payer, regulated, equity
Fasilitas
Kesehatan
Kepesertaan
1.
2.
1.
2.
Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014 adalah: PBI Jaminan Kesehatan,
Peserta Askes, Peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek, dan
Peserta ASABRI
Tahap Kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk sebagai peserta
BPJS Kesehatan paling lambat 1 Januari 2019
Pekerja Penerima
Upah
Bukan Pekerja
investor
Pemberi Kerja
penerima pensiun
Veteran
Perintis Kemerdekaan
4.Pelayanan kesehatan
BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada
Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan
berdasarkan cara Indonesian Case Based
Groups(INACBGs)
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah
pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat non
spesialistik (primer) meliputi pelayanan rawat jalan dan
rawat inap
Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan adalah
upaya pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat
spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat
jalan tingkat lanjutan
Salary
Dokter menerima
pembayaran yang nilainya
tetap untuk jam kerja
tertentu secara periodik
Kapitasi
Pembayaran di muka
(prospective) nilai tetap
(fixed fee) per peserta
per bulan. Dokter dibayar
berdasarkan jumlah
peserta yang mendaftar
kepadanya
Case-Based
Reimbursement
Dokter mendapat bayaran
yang sudah ditentukan
sebelumnya (prospective)
per kasus atau per episode
penyakit
9. Pencabutan STR
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan,
Ketua KKI dapat mencabut STR dokter atau
STR dokter gigi apabila:
a. atas rekomendasi MKDKI;
b. tidak mampu menjalankan praktik
kedokteran.
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK DI INDONESIA
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Jakarta 2006
Tenaga kesehatan
masyarakat meliputi
epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan,
mikrobiolog kesehatan,
penyuluh kesehatan,
Administrator kesehatan dan
sanitarian;
Tenaga gizi meliputi
nutrisionis dan dietisien;
Dokumen, merupakan
kelengkapan dari catatan
tersebut, antara lain foto
rontgen, hasil
laboratorium dan
keterangan lain sesuai
dengan kompetensi
keilmuannya.
Meningkatkan keberhasilan
diagnosis terapi dan
tindakan medis.
Meningkatkan kepercayaan
diri dan ketegaran pada
pasien fase terminal dalam
menghadapi penyakitnya.
Keterangan
Stratified Sampling
Cluster Sampling
Porpusive Sampling
Snowball Sampling
Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain
dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlah
sampelnya makin banyak
Quota Sampling
Convenience sampling
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.
* : Uji Parametrik; Tanda panah ke bawah : Uji alternatif jika parametrik tidak
terpenuhi
Korelasi
Metode untuk mencari hubungan antara 2 variabel
numerik
Tidak mengenal variabel bebas dan tergantung
menunjukan hubungan antara 2 variabel numerik
Langkah:
Menggambar scatter plot atau diagram baur
Bila terdapat hubungan linear, hitung koefisien korelasi
Hasil perhitungan: koefisien korelasi pearson (r) korelasi
mutlak: nilai r=1 (nyaris tidak pernah ada dalam fenomena
biologis)
Tafsiran nilai r
Jmlh
penduduk
100
150
100
50
CFR desa 1
CFR desa 2
CFR desa 3
CFR desa 4
Nama
Desa
Mata air
Mata hati
Mata kaki
Mata Sapi
= (0/25) x 100% = 0%
= (1/38) x 100% = 2.6%
= (0/12) x 100% = 0%
= (2/10) x 100% = 20%
Yang
Meninggal
1
2
ACCIDENT
Preconditions
Line
Management
Decision
makers
Latent failures
Latent failures
Latent failures
perintah undang-undang;
perintah pengadilan;
izin yang bersangkutan;
kepentingan masyarakat; atau
kepentingan orang tersebut.
Source
Intended
meaning
Sends
Message
Receives
Receiver
Decodes
Encodes
Perceived
meaning
Channel
Feedback
Noise
Physical
distraction
Semantic problems
Cultural
differences
Absence
of
Sumber : Schermerhorn, Hunt & Osborn (1994)
Sumber (source) atau kadang disebut juga pengirim pesan adalah orang yang
Komunikator (Communicator)
Mampu memperkenalkan pola hidup sehat melalui penjelasan yang efektif
sehingga memberdayakan pasien dan keluarganya untuk meningkatkan
kesehatan serta memicu perubahan pola pikir menuju hidup sehat dan
mandiri kepada pasien dan komunitasnya
34. Kegawatdaruratan
Hubungan Dokter - Pasien dalam Keadaan Gawat
Darurat
Hubungan dokter-pasien dalam keadaan gawat darurat
sering merupakan hubungan yang spesifik. Dalam
keadaan biasa (bukan keadan gawat darurat) maka
hubungan dokter pasien didasarkan atas kesepakatan
kedua belah pihak, yaitu pasien dengan bebas dapat
menentukan dokter yang akan dimintai bantuannya
(didapati azas voluntarisme).
Demikian pula dalam kunjungan berikutnya, kewajiban
yang timbul pada dokter berdasarkan pada hubungan
yang telah terjadi sebelumnya (pre-existing
relationship). Dalam keadaan darurat hal di atas dapat
tidak ada dan azas voluntarisme dari keduabelah pihak
juga tidak terpenuhi
D. Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk
menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana
kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti
pembiayaan kepada pasien.
E. Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan
masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada
penyakit-penyakit tertentu.
F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga
bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
58-59. Autonomy
Merupakan prinsip kaidah dasar etik untuk
memiliki hak menentukan nasibnya sendiri
Pada kasus ini hanya pasien yang boleh
memberitahukan kondisi medisnya kepada
suami atau dokter diberikan izin oleh pasien
untuk menerangkan kondisinya kepada suami
61. Asas
Praktik
Kedokteran
Berdasarkan
pedoman
penyelangg
araan
praktik
kedokteran
Bab II Pasal
(1)
ACCEPTABLE
RISKS
ADVERSE
EVENTS
UNFORESEEABLE
RISKS
LATENT
ERRORS
PREVENTABLE
PREVENTABLE
ADVERSE
ADVERSE EVENTS
EVENTS
ACTIVE ERRORS
(Error of planning &
error of execution)
NEGLIGENT
ADVERSE EVENTS
(KELALAIAN MEDIS)
+ DAMAGE
+ CAUSAL
MEDICAL ERRORS
DILIHAT DARI KONTRIBUSINYA
LATENT ERRORS
CENDERUNG BERADA DI LUAR KENDALI OPERATOR GARIS
DEPAN; SEPERTI DESAIN BURUK, INSTALASI TAK TEPAT,
PEMELIHARAAN BURUK, KESALAHAN KEPUTUSAN
MANAJEMEN, STRUKTUR ORGANISASI YG BURUK
ACTIVE ERROR
KESALAHAN PADA TINGKAT OPERATOR GARIS DEPAN
KELALAIAN MEDIK
JENIS MALPRAKTEK TERSERING
BUKAN KESENGAJAAN
TIDAK MELAKUKAN YG SEHARUSNYA
DILAKUKAN, MELAKUKAN YG SEHARUSNYA
TIDAK DILAKUKAN OLEH ORANG2 YG
SEKUALIFIKASI PADA SITUASI DAN KONDISI YG
IDENTIK
DAMAGES
CEDERA, MATI ATAU KERUGIAN
DIRECT CAUSALSHIP
HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT, SETIDAKNYA PROXIMATE
CAUSE
BENTUK KELALAIAN
MALFEASANCE
MELAKUKAN TINDAKAN YG MELANGGAR HUKUM (UNLAWFUL /
IMPROPER)
SEJAJAR DENGAN ERROR OF PLANNING
MIS. TINDAKAN MEDIS TANPA INDIKASI
MISFEASANCE
IMPROPER PERFORMANCE YG AKIBATKAN CEDERA
SEJAJAR DENGAN ERROR OF EXECUTION
MIS. TINDAKAN MEDIS TAK SESUAI PROSEDUR
NONFEASANCE
TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN YG MERUPAKAN KEWAJIBAN
PMK No.71 Thn 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN Bab VI
mengenai Kendali Mutu dan Kendali Biaya
DIABETES MELLITUS
HIPERTENSI
JANTUNG
ASTMA
PPOK
6. EPILEPS
7. SCHIZOPHRENIA
8. STROKE
9. SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)
10. SIROSIS HEPATITIS
2.
PESERTA YANG
MENDERITA PENYAKIT
KRONIS (9 PENYAKIT
CAKUPAN PRB)
KONDISI TELAH
DITETAPKAN STABIL
OLEH DOKTER
SPESIALIS/SUB
SPESIALIS
MENUNJUKKAN
SURAT RUJUKAN
BALIK (SRB)
PENDAFTARAN
PESERTA PRB
PENDAFTARAN PRB
DILAKUKAN DI POJOK PRB
DGN MENUNJUKKAN:
a. KARTU IDENTITAS
PESERTA
b. SRB
c. SEP
d. LEMBAR /SALINAN
RESEP
PESERTA MENGISI
FORMULIR PENDAFTARAN
PESERTA PRB
PESERTA MENERIMA BUKU
KONTROL PESERTA PRB
PELAYANAN
PRB
DILAKUKAN DI FASKES
TINGKAT PERTAMA
TEMPAT PESETA
TERDAFTAR
DOKTER LAYANAN PRIMER
MELAKUKAN
a. PEMERIKSAAN
b. MEMBERIKAN RESEP
c. MENCATAT PADA BUKU
KONTROL PRB
OBAT DIAMBIL DI
APOTEK/DEPO FARMASI
PRB YANG BEKERJA SAMA
DENGAN BPJS KESEHATAN
Ya
Tidak
Jumlah
15
35
50
20
30
50
35
65
100
Ya
Tidak
RP:
a/(a+b) : c/(c+d)
RP:
15/(15+35) = 0.75
20/(20+30)
reflection-on-presentation-2-sampling.html
Keterangan
Stratified Sampling
Cluster Sampling
Porpusive Sampling
Snowball Sampling
Dari sampel yang sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain
dari yang dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlah
sampelnya makin banyak
Quota Sampling
Convenience sampling
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta : Bumi aksara.
74. Hazard
Modern Hazard dan Traditional Hazard merupakan bentuk
dari environmental health hazard yang kedua penyebabnya
bersumber dari alam dan antropogenik (human-caused).
Modern hazard: asap rokok, transportasi, polusi dari industri,
polusi udara luar, penyalahgunaan bahan-bahan kimia, mesinmesin industry, pola makan yang tidak seimbang
Traditional hazard: vector penyakit, agen infeksius, perumahan
dan persinggahan yang tidak layak, sanitasi dan higienitas air
yang buruk, polusi udara dalam ruang dari kegiatan memasak,
malnutrisi, satwa liar dan berbahaya, hama pertanian
Psychosocial hazard: stress, bully, kekerasan di tempat kerja,
pelecehan seksual
Keterangan
Kualitatif
Teknik
Keterangan
Kuantitatif
Nominal
Ordinal
data yang berasal dari suatu objek atau kategori yang telah disusun secara
berjenjang menurut besarnya. Contoh: miskin, menengah, kaya
Numerik
Data
Numerik
Kategori
Nominal
Hanya Membedakan
Gender
Sembuh / tak sembuh
Hidup / mati
Gol. darah (O, A, B, AB)
Status perkawinan
Ordinal
Membedakan
urutan/tingkatan
Contoh:
Baik, sedang, buruk
Stadium penyakit :
I, II, III, IV
Diskret
Kontinu
Didapat dari
perhitungan
Didapat dari
pengukuran
Interval
Ratio
Perbedaan besaran
dan jarak
(Tak ada nilai nol
mutlak
- Suhu badan
- Denyut jantung
-Berat badan
-Tinggi badan
Gener albenef it
r esult ,most of
people,
per son
T ime
Non
malefic enc e
Vuln er able s,
emer gency,lif e
savin g,min or
YL-BLOK 1- 2010
Jus tic e
Autonomy
Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat
keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui,
membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.
Kaidah Autonomi mempunyai prinsip prinsip sebagai berikut:
Non-maleficence
Tidak berbuat jahat atau merugikan
Harus mencegah atau mengurangi kerugian
Melakukan atau meningkatkan kebaikan
Dalam Pasal 47 ayat (1) UU Praktek Kedokteran bahwa dokumen rekam medis
milik dokter, doktek gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam
medis milik pasien.
Permenkes Rekam Medis Pasal 11 ayat (2) yang menyatakan pimpinan sarana
pelayanan kesehatan dapat menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau
langsung kepada pemohon tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundangundangan
Penyidik dapat meminta kopi rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan yang
menyimpannya, untuk melengkapi alat bukti yang diperlukan dalam perkara
hukum (pidana).
Etika Klinis
(Jonsen, siegler & winslade, 2002)
Calgary Cambridge
Kriteria
Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, terdapat bukti
epidemiologi, tetapi tidak terdapat bukti laboratorium yang
menunjukkan tengah atau telah terjadi infeksi (bukti laboratorium
negatif, tidak ada, atau belum ada) The definition of a possible case
has high sensitivity and low specificity. It allows
for detection of most cases but some false positives cases will be
included into this category.
Kasus mungkin (probable Tanda dan gejala klinis cocok dengan penyakit, terdapat bukti
case, presumptive case)
epidemiologis, terdapat bukti laboratorium yang mengarah tetapi
belum pasti, yang menunjukkan tengah atau telah terjadi infeksi
Kasus pasti (confirmed
case, definite case)
Non-probability
sampling
Consecutive sampling
Convenient sampling
Pusposive sampling
Cluster random
sampling
Simple random
sampling
Stratified random
sampling
Convenient sampling
Uji Hipotesis
Skala Pengukuran
Komparatif : Dianggap skala kategorikal bila kedua variabel
kategorik. Skala numerik jika salah satu variabel numerik
Korelatif : Dianggap skala kategorikal bila salah satu
variabel kategorik. Skala numerik jika kedua variabel
numerik
Uji Hipotesis
Apakah terdapat hubungan antara jenis pemberian
suplementasi (Fe, Zn, kombinasi keduanya) dengan
kadar Hb (g/dL)?
Variabel yang dihubungkan: jenis suplementasi (kategorik)
dengan kadar Hb (numerik)
Jenis hipotesis: komparatif (kata membandingkan
mengacu pada hipotesis komparatif
Skala variabel: numerik
Berpasangan/tidak berpasangan: tidak berpasangan
Jumlah kelompok: tiga kelompok (kelompok fe vs
kelompok Zn vs kelompok Fe-Zn)
Uji Hipotesis
Komparatif, numerik, tidak berpasangan, tiga kelompok
S= Salam
A= ajak bicara
J=jelaskan
I= Ingatkan
Mendengarkan aktif
Empati
Komunikasi non Verbal
Ekspresi wajah
Eye contact
Gerakan tubuh
Isyarat tangan
Penampilan
Sentuhan
Isyarat vokal
Mendengarkan Aktif
Pengertian
Merupakan proses pengiriman kembali
pesan, baik mengenai apa yang telah
disampaikan maupun emosi-emosi
yang melibatkannya.
.
Mendengarkan Aktif
Tujuan
Tujuan mendengarkan aktif, tidak sematamata
mengulangi
kata-kata
yang
disampaikan LAWAN BICARA, tetapi dapat
menyampaikan kembali pesan secara
keseluruhan -- verbal maupun non-verbal
isi maupun perasaan yang melingkupinya.
ERRORS
VIOLATION
ADVERSE
EVENTS
UNPREVENTABLE
ACCEPTABLE
RISKS
UNFORESEEABLE
RISKS
DISEASE /
COMPLICATION
Kriteria Justice
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang
sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban,
sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan
kompeten
14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alas an
tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social,
dsb
Definisi
Menelaah point-point penting dari pengetahuan terkini termasuk penemuan-penemuan
substantif untuk topik tertentu
Review the critical points of current knowledge including substantive findings as well as theoretical
and methodological contributions to a particular topic
Cohort study
Analisa faktor risiko, dengan mengikuti kelompok yang tidak/belum menderita penyakit dengan
faktor risiko dan tidak dengan faktor risiko.
An analysis of risk factors and follows a group of people who do not have the disease, and uses
correlations to determine the absolute risk of subject contraction
Clinical
practice Pedoman dengan tujuan untuk memandu membuat keputusan dan kriteria terkait diagnosis,
guidelines
manajemen, dan penatalaksanaan pada area spesifik pelayanan kesehatan
Document with the aim of guiding decisions and criteria regarding diagnosis, management, and
treatment in specific areas of healthcare
Case report study Laporan detail mengenai gejala, tanda, diagnosis, tatalaksana, dan follow-up dari pasien secara
individual.
Detailed report of the symptoms, signs, diagnosis, treatment, and follow-up of an individual
patient a demographic profile of the patient and describe an unusual or novel occurrence
Randomized
Merupakan studi intervensi, yaitu suatu penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada
Controlled Trial
manusia dan dilakukan secara random. Peneliti memberikan perlakukan pada subyek penelitian,
kemudian efek perlakuan diukur dan dianalisis
A study in which people are allocated at random (by chance alone) to receive one of several clinical
interventions. Compare the outcomes after the participants receive the interventions
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan diluar fasilitas yang ditunjuk oleh Badan Penyelenggara JPK, kecuali
kasus emergensi dan bila harus rawat inap, ditanggung maksimal 7 hari perawatan sesuai
standar rawat inap yang telah ditetapkan
Imunisasi kecuali Imunisasi dasar pada bayi
General Check Up/Check Up/Regular Check Up (termasuk papsmear)
Pemeriksaan, pengobatan, perawatan di luar negeri
Penyakit yang disebabkan oleh penggunaan alkohol/narkotik
Penyakit Kanker (terhitung sejak tegaknya diagnosa)
Penyakit atau cidera yang timbul dari atau berhubungan dengan tugas pekerjaan
(Occupational diseases/accident)
Sexual transmited diseases termasuk AIDS RELATED COMPLEX
Pengguguran kandungan tanpa indikasi medis termasuk kesengajaan
Kelainan congential/herediter/bawaan yang memerlukan pengobatan seumur hidup,
seperti: debil, embesil, mongoloid, cretinism, thalasemia, haemophilia, retardasi mental,
autis
Pelayanan untuk Persalinan ke 4 (empat) dan seterusnya termasuk segala sesuatu yang
berhubungan dengan proses kehamilan pada persalinan tersebut
Pelayanan khusus (Kacamata, gigi palsu, prothesa mata, alat bantu dengar, prothesa
anggota gerak) hilang/rusak sebelum waktunya tidak diganti
Khusus akibat kecelakaan kerja tidak menjadi tanggung jawab Penyelenggara JPK
Haemodialisa termasuk tindakan penyambungan pembuluh darah untuk hemodialisa
Operasi jantung berserta tindakan-tindakan termasuk pemasangan dan pengadaan alat
pacu jantung, kateterisasi jantung termasuk obat-obatan
Katerisasi jantung sebagai tindakan Therapeutik (pengobatan)
Transpalantasi organ tubuh misalnya transplantasi sumsum tulang
Pemeriksaan-pemeriksaan dengan menggunakan peralatan canggih/baru yang belum
termasuk dalam daftar JPK, antara lain: MRI (Magnetic Resonance Immaging), DSA (Digital
Substraction Arteriography), TORCH (Toxoplasma, Rubella, CMV, Herpes)
Pemeriksaan dan tindakan untuk mendapatkan kesuburan termasuk bayi tabung
3. Obat-obatan:
Semua obat/vitamin yang tidak ada kaitannya dengan penyakit
Obat-obatan kosmetik untuk kecantikan termasuk operasi keloid yang bukan atas
indikasi medis
Obat-obatan berupa makanan seperti susu untuk bayi dan sebagainya
Obat-obatan gosok sepeti kayu putih dan sejenisnya
Obat-obatan lain seperti: verban, plester, gause stril
Pengobatan untuk mendapatkan kesuburan termasuk bayi tabung dan obat-obatan
kanker
4. Pembiayaan:
Biaya perjalanan dari dan ke tempat berobat
Biaya perjalanan untuk mengurus kelengkapan administrasi kepesertaan, jaminan rawat
dan klaim
Biaya perjalanan untuk memperoleh perawatan/pengobatan di Rumah sakit yang
ditunjuk.
Biaya perawatan emergensi lebih dari 7 (hari) diluar fasilitas yang sudah ditunjuk oleh
Badan Penyelenggara JPK
Biaya Perawatan dan obat untuk penyakit lebih dari 60 hari/kasus/tahun sudah termasuk
perawatan khusus (ICU, ICCU, HCU, HCB, ICU, PICU) pada penyakit tertentu sehingga
memerlukan perawatan khusus lebih dari 20 hari/kasus/tahun
Biaya tindakan medik super spesialistik
Batas waktu pengajuan klaim paling lama 3 (tiga) bulan setelah perusahaan melunasi
tunggakan iuran, selebihnya akan ditolak
Sumber: http://www.bpjs.info/program/Jaminan_Pemeliharaan_Kesehatan-19/