You are on page 1of 8

Asuhan Keperawatan Gangguan Haid

A. Definisi
Kelainan haid adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus menstruasi,
menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit,
terlambatnya menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu. Kelainan haid sering
menimbulkan kecemasan pada wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid
terhadap kesuburan dan kesehatan wanita pada umumnya.
B. Fisiologi menstruasi Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari
adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian
menunjukkan wanita dengan siklus mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita
dewasa, sedangkan pada usia reproduksi yang ekstrim (setelah menarche dan
menopause) lebih banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak
mengandung sel telur. Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisisovarium. Gambar1.KompleksHipotalamus-Hipofisis-Ovarium
C. Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea
atau menoragia dan Hipomenorea
Definisi
a. Hipermenore atau Menoragia Hipermenore adalah Perdarahan haid lebih banyak
dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan
bekuan darah sewaktu menstruasi. Sebab-sebab
1. Hipoplasia uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia.
Terapi : uterotonika
2. Asthenia, terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
3. Myoma uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,
bendungan pembuluh darah balik.
4. Hipertensi
5. Dekompensio cordis
6. Infeksi, misalnya : endometritis, salpingitis.
7. Retofleksi uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
8. Penyakit darah, misalnya Werlhoff, hemofili Tindakan Bidan
Memberikan anti perdarahan seperti ergometrin tablet/injeksi; KIEM untuk
pemeriksaan selanjutnya; Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.
b. Hipomenorea
Adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa. Sebabsebab Hipomenorea disebabkan oleh karena kesuburan endometrium kurang akibat
dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal. Tindakan Bidan
Merujuk ke fasilitas yang lebih tinggi dan lengkap.
Kelainan Siklus Dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Polimenorea
- defenisi

Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari dan
menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari.
- Etiologi Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium
proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium
memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium
proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan
stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan infertilitas. Siklus yang
tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan stadium
sekresi karena korpus luteum lekas mati. Hal ini sering terjadi pada
disfungsi ovarium saat klimakterium, pubertas atau penyakit kronik seperti
TBC.
- Terapi
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal.
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi
dapat diperpanjang dengan kombinasi estrogen-progesteron.
b.

Oligomenorea
- Definisi Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus
panjang. Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah haid
biasanya berkurang.
- Etiologi Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau
dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan
hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti kehilangan
berat badan berlebih. Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis.
Dapat juga terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana
pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada
wanita normal. Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada stress fisik dan
emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi
buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidakseimbangan hormonal
seperti pada awal pubertas. Oligomenorrhea yang menetap dapat terjadi
akibat perpanjangan stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun
perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba- tiba memanjang maka
dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.
- Gejala
Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih panjang
dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun. Beberapa
wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil. Bila kadar estrogen
yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis
dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut
juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
- Pengobatan
Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab. Pada
oligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang
mendekati menopouse tidak memerlukan terapi. Perbaikan status gizi pada
penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan

oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati dengan pil KB untuk


memperbaiki ketidakseimbangan hormonal. Pasien dengan sindrom ovarium
polikistik juga sering diterapi dengan hormonal. Bila gejala terjadi akibat
adanya tumor, operasi mungkin diperlukan. Pengobatan alternatif lainnya
dapat menggunakan akupuntur atau ramuan herbal.
Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan
stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk terjadinya
kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila oligomenorrhea
mengarah pada infertilitas atau tanda dari keganasan.

Klasifikasi
1. Amenorea Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
2. Amenorea Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid
tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan. Sebab-sebab Fisiologis; terjadi sebelum
pubertas, dalam kehamilan, dalam masa laktasi maupun dalam masa menopause; gangguan
pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium; kelainan kongenital; gangguan sistem hormonal;
penyakit-penyakit lain; ketidakstabilan emosi; kurang zat makanan yang mempunyai nilai
gizi lebih. Terapi Terapi pada amenorea, tergantung dengan etiologinya. Secara umum dapat
diberikan hormon-hormon yang merangsang ovulasi, iradiasi dari ovarium dan pengembalian
keadaan umum, menyeimbangkan antara kerja-rekreasi dan istirahat.
C. Perdarahan di luar haid Metroragia
Definisi Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
1. Metroragia oleh karena adanya kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
2. Metroragia diluar kehamilan.
Sebab-sebab
1. Metroragia diluar kehamilan dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma
corpus uteri, carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal. 2. Perdarahan fungsional : a)
Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser, ovarial (tumor atau
ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik, penyakit akut maupun kronis. b)
Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum persisten, kelainan pelepasan endometrium,
hipertensi, kelainan darah dan penyakit akut ataupun kronis. Terapi : kuretase dan hormonal
D. Gangguan Lain Yang Ada Hubungan Dengan Haid Dismenorea
Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid. Dismenorrhea terdiri dari gejala yang kompleks
berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai
gejala gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.Dismenorrhea dibagi
menjadi 2,yaitu: Dismenorrhea primer (idiopatik) Dismenorrhea primer adalah dismenorrhea
yang mulai terasa sejak menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau
organ lainnya. Dismenorrhea primer terjadi pada 90% wanita dan biasanya terasa setelah
mereka menarche dan berlanjut hingga usia pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki
anak. Sekitar 10% penderita dismenorrhea primer tidak dapat mengikuti kegiatan sehari-hari.
Gejala nya mulai terasa pada 1 atau 2 hari sebelum haid dan berakhir setelah haid dimulai.

Biasanya nyeri berakhir setelah diberi kompres panas atau oleh pemberian analgesik.
Dismenorrhea primer biasanya diobati oleh NSAID seperti ibuprofen dan naproxen yang
dapat mengurangi nyeri pada 64% penderita dissmenorrhea primer. Pil kontrasepsi
menghilangkan nyeri dan gejala lainnya pada 90% penderita dengan menekan ovulasi dan
jumlah perdarahan. Terapi ini membutuhkan waktu 3 siklus untuk menghilangkan gejala.
Kompres panas juga dapat mengurangi nyeri. Dismenorrhea sekunder Dismenorrhea
sekunder biasanya terjadi kemudian setelah menarche. Biasanya disebabkan hal lain. Nyeri
biasanya bersifat regular pada setiap haid namun berlangsung lebih lama dan bisa
berlangsung selama siklus. Nyeri mungkin nyeri pada salah satu sisi abdomen. Dismenorrhea
sekunder dapat disebabkan oleh endometriosis dimana jaringan uterus tumbuh di luar uterus
dan ini dapat terjadi pada wanita tua maupun muda. Implan ini masih bereaksi terhadap
estrogen dan progesteron sehingga dapat meluruh sat haid. Hasil peluruhan bila jatuh ke
dalam rongga abdomen dan merangsang peritoneum akan menghasilkan nyeri. Endometriosis
ditemukan pada 10-15% wanita usia 25-33 tahun. Dismenorrhea sekunder dapat juga
disebabkan fibroid, penyakit radang panggul; IUD; tumor pada tuba fallopi, usus atau vesika
urinaria; polip uteri; inflmatory bowel desease; skar atau perlengketan akibat operasi
sebelumnya dan adenomiosis yaitu suatu keadaan dimana endometrium tumbuh menembus
miometrium.

Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Keluhan utama
Nyeri perut saat haid klien dengan disminore.
Keluarnya darah haid berlebihan atau sedikit pada hiperminore dan hipominore
Adanya keluhan haid disiklus menstruasi pada oligominore dan poliminore dan
aminore.
2. Riwayat penyakit sekarang
Mual dan Muntah
Pusing.
Kelelahan.
Nyeri yang menjalar dari bawah perut sampai punggung belakang (PQRST)
3. Riwayat penyakit dahulu.
Pernah hamil atau belum pernah hamil.
Pernah melakukan oprasi atau pembedahan,DM dll.
4. Riwayat obstetri
Riwayat abortus
Riwayat siklus haid.
Apakah haid teratur. Siklus berapa. Apakah ada masalah dengan haid. HPHT.
Riwayat kehamilan.
Hamil berapa kali Ada masalah dalam kehamilan.
Riwayat KB

Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan. Masalah dengan cara tersebut. Jenis
kontrasepsi yang telah digunakan setelah persalinan.
Riwayat psikososial
a. Keadaan yang menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehar-hari klien.
b. Pendapat klien terhadap penyakit saat ini.
c. Perubahan yang timbul saat haid
Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum Tekanan darah: 110/70-130/90 mmHg. Respiratori: 16-24x/mnit
BB Kesadaran. Nadi:76-92x/mnit Suhu:36-37x/mnit. TB.
b. Mata. Conjungtiva pucat pada perdarahan banyak (anemis).
c. Dada. Mammae pada penderita aminore tidah tumbuh.
d. Respiratori. Jalan nafas.
e. Abdomen Nodul/pembesaran tmbulnya mioma.
f. Genitalia. Perinium. Vesika urinaria. g. Extrimitas (Integumen)
Turgor kulit (CRT) Warna kulit. Kesulitan dalam pergerakan.
Data penunjang. Lab (Urine,Hb) USG Terapi Diagnosa keperwatan
1. Nyeri(akut atau kronis) bd kontraksi uterus selama haid.
2. Resiko kurangnya volume cairan bd perdarahan.
3. Resiko gangguan perfusi jaringan bd kurangnya Hb sekunder adanya perdarahan
berlebihan.
B. Implementasi.
1. Nyeri(akut atau kronis) bd kontraksi uterus selama haid.
Tujuan: Nyeri teratasi Kreteria hasil:
Klien mengungkapkan adanya penurunan rasa nyeri/hilang.
Klien bisa relaksasi dengan ekspresi wajah yang tidak menunjukkan rasa nyeri.
TTV dalam batas normal.
Intervensi:
a. Kaji tingkat nyeri.
b. Jelaskan penyebab nyeri pada klien.
c. Sarankan untuk relaksasi dengan mengatur posisi dan mengalihkan perhatian.
d. Anjurkan dan bantu klien pada disminore dikompres dengan air hangat.
e. Kolaborasi penberian obat anti nyeri.
f. Observasi TTV.
2. Resiko kurangnya volume cairan bd perdarahan.
Tujuan:Resiko tidak terjadi kurangnya volume cairan.
Kreteria hasil:
Turgor kulit baik baik( ).
Mukosa bibir tidak kering.
Kelopa mata tidak cekung.
Klien tidak haus.
Kencing Output kurang dan pekat.
Intervensi:
1. Kaji status hidrasi pada klien.
2. Kaji intek output cairan dan banyaknya pendarahan.

3. Jelaskan pada klien penyebabnya pendarahan dan rencana tindakan keperawatan


selanjutnya.
4. Anjurkan klien untuk minum secara adekuat(Minum 2,5liter/hri).
5. Kolaborasi pemberian cairan parenteral( jika diperlukan).
6. Kolaborasi pemnberian obat untuk penderahan. 7. Observasi TTV.

DAFTAR PUSTAKA
Referensi
Adobe Reader-[cdk_133_obstertri_dan_ginekologi.pdf]. Junizar, Galya, dkk, 2001.
Pengobatan Dismenore Secara Akupuntur. KSMF Akupunktur Rumah Sakit UmumPusat
Nasional Dr. Ciptomangunkusumo. Jakarta. Adobe Reader-[Amenorea.pdf].
Bagian Obstetric dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 1981.
Ginekologi. Elstar Offset, Bandung.
Manuaba, IBG, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta.
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
Untuk Bidan. EGC. Jakarta.
Rabe, Thomas, 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan, Hipokrates, Jakarta. Sarwono, 1999.
Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta. Scoot, J. 2002. Buku Saku Obstetri &
Ginekologi. Jakarta, Widya Medika.

TUGAS MATERNITAS
Asuhan Keperawatan Gangguan Haid

DI SUSUN OLEH :
Nama : Herlinda p laisouw
Nim : p07120113041
Tingkat: II-A

You might also like