Professional Documents
Culture Documents
1.1 Definisi
Menurut WHO ( 1986 ), Stroke adalah gangguan peredaran darah ke otak
atau disebut cerebro vascular accident (VCA) atau, stroke adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat fungsi vocal (global), dengan gejalagejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih ataupun menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain yang ada selain vaskuler.
Menurut Feigin, 2006 Stroke atau sering disebut juga
dengan
1.2 Etiologi
1. Penyebab-penyebabnya antara lain:
a. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
Trombus yang lepas dan menyangkut di pembuluh darah yang lebih
distal disebut embolus.
b.
aterosklerosis
Aterosklerosis
dapat
menimbulkan
bermacam-macam
insufisiensi
aliran darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus dan
perdarahan aterm.
3. Dapat terbentuk thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli.
spasme
vaskuler)
atau
oleh
karena
gangguan
umum
Arterosklerosis
.6 Patoflow
Arteroklerosis
Trombosis
Emboli
TIA
Iskemia
Kerusakan Otak
Reversibel
Menurunnya Kesadaran
Ireversibel
Koma
Bed Rest
Dekubitus
Pneumonia
Inkontinensia Uri
Hemaparasis
Paralisis
NDx:
Kurang Perawatan diri
Afasia
NDx:
NDx: Kerusakan Mobilitas Fisik
Kurang Perawatan diri
.6 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala bervariasi, tergantung pada arteri yang diserang (dan, akibatnya, bagian
otak yang disuplainya), keparahan kerusakan, dan perluasan sirkulasi kolateral yang
berkembang untuk membantu otak mengimbangi suplai darah yang berkurang.
1. Stroke hemisfer kiri: gejala di sisi tubuh sebelah kanan
2. Stroke hemisfer kanan : gejala di sisi tubuh sebelah kiri
3. Stroke yang menyebabkan kerusakan saraf kranial : tanda disfungsi saraf kranial disisi
yang sama dengan terjadinya hemoragi
4. Gejala biasanya diklasifikasikan menurut arteri yang diserang :
a. Arteri serebral tengah : afasia, disfasia, potongan bidang visual dan hemiparesis
disisi yang diserang (lebih parah diwajah dan lengan daripada di kaki)
b. Arteri karotid : lemah, paralisis, mati rasa, perubahan sensorik, dan gangguan visual
disisi yang diserang ; perubahan tingkat kesadaran ; bunyi abnormal ; sakit kepala;
afasia dan ptosis.
c. Arteri vertebrobasilar : lemah disisi yang diserang, mati rasa disekitar bibir dan
mulut, potongan bidang visual, diplopia, koordinasi buruk, disfagia, bicara
mencerca, pusing, amnesia dan ataksia.
d. Arteri serebral anterior : konfusi, lemah dan mati rasa (terutama dikaki) disisi yang
diserang, inkontinensi, hilang koordinasi, gangguan fungsi motorik dan sensorik,
dan perubahan kepribadian.
e. Arteri serebral posterior : potongan bidang visual, gangguan sensorik, disleksia,
koma, dan kebutaan kortikal.
5. Gejala juga diklasifikasikan sebagai premonitorik, tergeneralisasi, atau fokal
6. Premonitorik (jarang) :mengantuk, pusing, sakit kepala, dan konfusi mental.
7. Tergeneralisasi
sakit
kepala,muntah,gangguan
mental,
sawan,koma,rigiditas
Meliputi
disfungsi
penglihatan
perifer
persepsi
dan
visual
humanus,
heminapsia
diplopia,
gangguan
hubungan
atau kehilangan
visual, spesial dan
kehilangan sensori.
4. Kerusakan fungsi kognitif, parestesia (terjadi pada sisi yang berlawanan).
5. Disfungsi kandung kemih, meliputi : inkontinensia urinarius transier, inkontinensia
urinarius peristen atau retensi urin (mungkin simtomatik dari kerusakan otak
bilateral), Inkontinensia urinarius dan defekasi yang berlanjut (dapat mencerminkan
kerusakan neurologi ekstensif).
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah otak yang terkena:
a. Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa tubuh sebelah.
b. Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan dan sensasi, gangguan
penglihatan.
c. Pengaruh terhadap komunikasi: bicara tidak jelas, kehilangan bahasa.
d. Dilihat dari bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa
perdarahan atau infark. Menunjukkan adanya stroke hemoragis dengan segera tetapi
bisa jadi tidak mnenunjukkan adanya infarksi trombotik selama 48-72 jam.
c. MRI( magnetic resonance imaging ), untuk mengetahui adanya edema, infark,
hematom dan bergesernya struktur otak, bisa membantu mengidentifikasi area yang
mengalami iskemia atau infarksi dan pembengkakan serebral. MRI menunjukan
daerah yang mengalami infark, hemoragik.
d. Angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai pembuluh
darah yang terganggu
2. Pemeriksaan penunjang :
a. Oftalmoskopi bisa menunjukkan tanda hipertensi dan perubahan aterosklerotik
dalam arteri retina.
b. Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya infark
c. Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau
obstruksi arteri
d. Fungsi Lumbal
1) menunjukan adanya tekanan normal
Diagnosa Keperawatan
1. Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan fungsi otot facial/oral
2. Kerusakan mobilitas fisik b.d keterlibatan neuromuskuler, kelemahan, parestesia,
flaksid/ paralysis hipotonik, paralysis spastis. Kerusakan perceptual / kognitif.
3. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasan.
Hambatan
Kemampuan Komunikasi
Peningkatan
Komunikasi Verbal
Komunikasi: Defisit
b.d. Kerusakan
anatomi
Pendengaran
Memudahkan janji
bertemu dengan pasien
untuk menguji
kemampuan
sesuai
Memfasilitasi
berbicara
Dapatkan perhatian
pasien melalui
sentuhan
Gunakan kertas,
pensil, atau
komunikasi komputer,
ketika penting
Memudahkan
penempatan sumber
daya untuk alat bantu
pedengaran
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Bersihan Jalan Nafas tidak
efektif berhubungan dengan:
- Infeksi, disfungsi
neuromuskular, hiperplasia
dinding bronkus, alergi
jalan nafas, asma, trauma
- Obstruksi jalan nafas :
spasme jalan nafas, sekresi
tertahan, banyaknya
mukus, adanya jalan nafas
buatan, sekresi bronkus,
adanya eksudat di alveolus,
adanya benda asing di jalan
nafas.
DS:
- Dispneu
DO:
- Penurunan suara nafas
- Orthopneu
- Cyanosis
- Kelainan suara nafas (rales,
wheezing)
- Kesulitan berbicara
- Batuk, tidak efekotif atau
tidak ada
- Produksi sputum
- Gelisah
- Perubahan frekuensi dan
irama nafas
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC:
Respiratory status :
Ventilation
Respiratory status :
Airway patency
Aspiration Control
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama
..pasien
menunjukkan keefektifan
jalan nafas dibuktikan
dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasika
n batuk efektif dan
suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
bernafas dengan
mudah, tidak ada pursed
lips)
Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, tidak
ada suara nafas
abnormal)
Mampu
mengidentifikasikan dan
Intervensi
Pastikan kebutuhan oral /
tracheal
suctioning.
Berikan O2 l/mnt,
metode
Anjurkan pasien untuk
istirahat dan napas
dalam
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
Keluarkan sekret dengan
batuk atau
suction
Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara
tambahan
Berikan bronkodilator :
-
- .
-
Monitor status hemodinamik
Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl
Lembab
Berikan antibiotik :
.
.
Atur intake untuk cairan
NOC :
Joint Movement :
Active
Mobility Level
Self care : ADLs
Transfer
performance
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama.gangguan
mobilitas fisik teratasi
dengan kriteria hasil:
Klien meningkat dalam
aktivitas fisik
Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilitas
Memverbalisasikan
perasaan dalam
meningkatkan
kekuatan dan
kemampuan berpindah
Memperagakan
penggunaan alat Bantu
untuk mobilisasi
(walker)
mengoptimalkan
keseimbangan.
Monitor respirasi dan status
O2
Pertahankan hidrasi yang
adekuat untuk
mengencerkan sekret
Jelaskan pada pasien dan
keluarga tentang
penggunaan peralatan : O2,
Suction,
Inhalasi
NIC :
Exercise therapy : ambulation
Monitoring vital sign
sebelm/sesudah latihan dan
lihat
respon pasien saat latihan
Konsultasikan dengan
terapi fisik
tentang rencana ambulasi
sesuai
dengan kebutuhan
Bantu klien untuk
menggunakan
tongkat saat berjalan dan
cegah
terhadap cedera
Ajarkan pasien atau tenaga
kesehatan lain tentang teknik
ambulasi
Kaji kemampuan pasien
dalam
mobilisasi
Latih pasien dalam
pemenuhan kebutuhan ADLs
secara mandiri sesuai
kemampuan
Dampingi dan Bantu pasien
saat
mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan
ADLs ps.
Berikan alat Bantu jika
klien
memerlukan.
Ajarkan pasien bagaimana
merubah
posisi dan berikan bantuan
jika
diperlukan