Professional Documents
Culture Documents
PENGUATAN PAKAN
SAPI POTONG PENGGEMUKAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Jakarta,
Januari 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
1. Latar Belakang........................................................... 1
2. Tujuan........................................................................ 2
3. Sasaran...................................................................... 2
4. Keluaran..................................................................... 3
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................ 5
1. Prinsip Pelaksanaan ................................................. 5
2. Pelaksana.................................................................. 7
3. Lokasi Kegiatan......................................................... 11
4. Kriteria Kelompok Penerima...................................... 12
5. Pemanfaatan Dana.................................................... 13
6. Tahap Pelaksanaan................................................... 14
BAB III INDIKATOR KEBERHASILAN.......................................... 19
BAB IV PENDAMPINGAN dan PEMANTAUAN........................... 21
BAB V PELAPORAN.................................................................... 23
BAB VI PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN.......... 25
BAB VII PENUTUP......................................................................... 29
LAMPIRAN..................................................................................... 31
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENGUATAN PAKAN SAPI POTONG PENGGEMUKAN
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Daging sapi merupakan komoditi pangan asal ternak yang
strategis karena ternak sapi potong dipelihara oleh 6,2 Juta rumah
tangga peternak (PSPK, 2011). Peningkatan jumlah penduduk
di perkotaan dan pendapatan masyarakat kelas menengah
merupakan segmen utama dalam peningkatan konsumsi daging
sapi, sementara masyarakat lainnya beberapa waktu terakhir
ini cenderung mengubah pola konsumsi daging kepada daging
unggas akibat terus meningkatnya harga daging sapi di pasaran.
Salah satu program utama yang sudah dicanangkan oleh
Kementerian Pertanian adalah program pencapaian swasembada
daging sapi/kerbau, tahun 2014 (PSDSK-2014) merupakan tekad
bersama dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan asal
ternak berbasis sumberdaya lokal. Dengan mempertimbangkan
beberapa hal, terutama sudah semakin tipisnya gap antara
permintaan daging sapi dengan ketersediaannya di dalam negeri,
maka program PSDSK akan dilanjutkan sampai tahun 2015.
Pencapaian target swassembada merupakan dambaan seluruh
masyarakat, agar kita tidak lagi tergantung kepada impor daging
dan sapi bakalan, sehingga Indonesia menjadi negara berdaulat
pangan asal ternak.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan penguatan pakan sapi potong Penggemukan :
a. Meningkatkan penyediaan pakan yang berkualitas pada
ternak sapi potong penggemukan.
b. Meningkatkan produktivitas ternak melalui penguatan pakan
yang sesuai dengan standar dan kebutuhan hidup ternak.
3. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penguatan pakan sapi potong penggemukan
adalah:
a. Meningkatnya penyediaan pakan berkualitas pada ternak
sapi potong penggemukan sejumlah 20.500 ekor
Sapi lokal/Bali
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Prinsip Pelaksanaan
a. Penguatan pakan sapi potong penggemukan adalah
penyediaan pakan berkualitas berupa pakan konsentrat dan
HPT pada kelompok/ gabungan kelompok peternak sapi
potong penggemukan.
b. Jenis dan jumlah pakan konsentrat yang diberikan kepada
peternak yaitu pakan konsentrat sapi potong penggemukan,
dengan jumlah pemberian sesuai dengan kebutuhan jenis
ternak.
c. Penguatan pakan diberikan pada 50 ekor sapi potong
penggemukan per kelompok/gabungan kelompok, dengan
kisaran umur 1,5 2,5 tahun, dan kisaran bobot badan awal
sesuai dengan jenis sapi yaitu :
Sapi Lokal/Bali
: minimal 180 kg
Sapi PO
: minimal 200 kg
2. Pelaksana
a. Pusat
b. Provinsi
Tahapan pelaksanaan,
10
peningkatan
pengetahuan
3. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan penguatan
diprioritaskan pada lokasi :
-
sapi
potong
penggemukan
11
12
Dalam mengusahakan
berkoloni
Kelompok
peternak/gabungan
kelompok
peternak
berkomitmen untuk menanam HPT berkualitas (rumput
dan atau leguminosa). Apabila ternak sudah mulai
digemukkan sebelum HPT yang ditanam bisa menghasilkan/
berproduksi, maka kelompok berkewajiban memberikan HPT
secara swadaya terlebih dahulu sesuai kebutuhan sapi yang
dimilikinya.
ternaknya
diutamakan
secara
5. Pemanfaatan Dana
Pemanfaatan dana kegiatan penguatan pakan sapi potong
penggemukan, sesuai dengan DIPA masing-masing Satker, yaitu :
a. Pengadaan Pakan Konsentrat
13
digunakan
penyimpan
pakan
(misal
14
1) Perencanaan Operasional
2) Sosialisasi kegiatan
15
masing-masing
membuat
16
17
BAB III
INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dari kegiatan penguatan pakan sapi potong
penggemukan antara lain :
1. Pemberian pakan yang berkualitas (PK min 13 %, NDF Maks
37%)
2. Pertambahan Bobot Badan Hidup Sapi Potong Sebagai berikut :
Sapi Lokal/Bali : rata rata 0,6 0,8 kg/ekor/hari
Sapi lokal (PO) : rata rata 0,8 kg/ekor/hari
19
BAB IV
PENDAMPINGAN dan PEMANTAUAN
1. Pendampingan dan pemantauan dilakukan pada tahun berjalan,
dilaksanakan secara terkoordinasi antar instansi oleh Tim Pusat
dan Tim daerah terhadap pelaksanaan kegiatan sesuai indikator
yang telah ditetapkan.
2. Pengawasan langsung maupun tidak langsung harus dilakukan
oleh Dinas Peternakan atau yang membidangi fungsi peternakan
di daerah.
3. Dalam pengawasan pakan yang diadakan dalam kegiatan
penguatan pakan sapi potong dilakukan penilaian kualitas pakan.
Penilaian kualitas dalam pengawasan dapat dilakukan secara
fisik maupun uji laboratorium. Ketidaksesuaian kualitas pakan
akan ditindak lanjuti sesuai peraturan dan perundangan bidang
pakan.
4. Hasil pencapaian indikator kegiatan agar dianalisa dan dievaluasi
menggunakan indikator yang telah ditetapkan dan dilaporkan ke
Direktorat Pakan Ternak.
5. Direktorat Pakan Ternak melakukan evaluasi pada akhir
pelaksanaan program. Hasil evaluasi akan dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk penentuan program selanjutnya.
21
BAB V
PELAPORAN
1. Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan
kegiatan dan sebagai tolok ukur Direktorat Pakan Ternak untuk
penilaian dan keberlanjutan kegiatan di provinsi/ kabupaten/ kota.
2. Dinas Peternakan atau Dinas yang membidangi fungsi peternakan
dan kesehatan hewan provinsi/kabupaten/kota agar membuat
laporan setiap 3 (tiga) bulan sekali/triwulan dan mengirimkannya
ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan up.
Direktur Pakan Ternak (Lampiran-2) pada bulan Maret, Juni,
Oktober dan Desember 2015.
3. Laporan ke Direktorat Pakan Ternak dapat dikirim melalui email :
direktoratpakanternak@yahoo.co.id
23
BAB VI
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang integral pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan
dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas
tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara,
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pelaksanaan kegiatan
penguatan pakan sapi potong penggemukan telah sesuai dengan
tujuan dan sasaran kegiatan, maka pusat dan satker pelaksana di
daerah melakukan pengendalian Kegiatan Penguatan pakan sapi
potong Penggemukan melalui penerapan 5 (lima) unsur SPI yaitu
: (1) Lingkungan Pengendalian, (2) Penilaian Risiko, (3) Kegiatan
Pengendalian, (4) Informasi dan Komunikasi dan (5) Pemantauan.
Identifikasi resiko menjadi salah satu hal penting dalam penerapan
unsur SPI. Dalam pelaksanaan Kegiatan Penguatan pakan sapi
potong Penggemukan beberapa daftar resiko berdasarkan tahapan
pelaksanaan telah diidentifikasi sebagai antisipasi untuk mencegah
potensi kegagalan pelaksanaan kegiatan, yaitu sebagai berikut :
25
NO
TITIK KRITIS
Penyusunan Pedoman
Pelaksanaan (Pedlak) ,
Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak) dan Petunjuk Teknis
(Juknis)
POTENSI RESIKO
Pelaksanaan kegiatan tidak
terarah.
Penyediaan HPT
26
NO
TITIK KRITIS
POTENSI RESIKO
10
27
BAB VII
PENUTUP
Pedoman pelaksanaan kegiatan penguatan pakan sapi potong
penggemukan ini merupakan pedoman yang dapat mendorong
kelancaran pelaksanaan kegiatan di daerah. Untuk menjamin
suksesnya program ini sangat dibutuhkan dukungan dari Pemerintah
Daerah, Swasta dan Masyarakat berupa bimbingan teknis, pendanaan
dan sosialisasi, sehingga kegiatan akan berdampak baik dan pada
akhirnya tujuan kegiatan ini dapat tercapai sebagaimana yang
diharapkan.
29
LAMPIRAN
31
Lampiran-1
Lampiran 1
RENCANA TARGET DAN LOKASI KEGIATAN**
NTT *
NTB *
Bali *
Jatim *
DIY *
Kabupaten
Alokasi
Kelompok
1 Kab. Kupang
13
2 Kota Kupang
7
5
6
2
3
6 Kota. Mataram
7 Kab. Lombok Utara
8 Kab. Lombok Timur
4
2
8
9 Kab. Bima
1 Kab.Badung
2 Kab.Tabanan
2
4
3 Kab.Bangli
4 Kab. Karangasem
1 Kab. Lamongan*
2 Kab. Tuban
10
5
3
4
5
6
Kab. Nganjuk
Kab. Kediri
Kab. Jombang
Kab. Lumajang
5
5
5
5
7 Kab. Jember
8 Kab. Malang*
9 Kab. Situbondo
10 Kab. Bojonegoro
5
10
5
5
11 Kab. Banyuwangi*
12 Kab Magetan
7
5
3 Kab. Bantul
4 Kab. Kulonprogo*
Jumlah Total
15
40
10
70
20
33
No Provinsi
6
Jateng *
Kabupaten
1 Kab. Semarang*
2 Kab Karanganyar
8
4
2
3
4
5
8
4
8
5
Kab. Wonogiri
Kab. Sragen*
Kab. Grobogan
Kab. Banjarnegara
6 Kab.Brebes*
7 Kab.Boyolali*
5
8
8 Kab.Magelang*
9 Kab.Pati
10 Kab.Wonosobo
5
5
5
11 Kab.Klaten*
10
Sumbar*
Sulsel *
2 Kab.Lampung Tengah
3 Kab.Tulang Bawang
4 Kab.Tulang Bawang Barat
10
5
5
5 Kab.Lampung Timur
10
1 Kab. LimapuluhKota
5
3
6 Kab. Solok
1 Kab Gowa
2 Kab Maros
3
3
3
4
5
6
4
2
2
2
Kab Barru*
Kab Wajo
Kab Bone
Kab Bulukumba
7 Kab Bantaeng
34
Alokasi Kelompok
Jumlah Total
70
40
30
20
No Provinsi
10 Jabar *
11 Banten *
12 Kalsel *
13 Sumut*
14 Kalbar*
Kabupaten
1 Kab Majalengka
2
3
4
5
3
8
5
5
Kab Indramayu
Kab Cirebon*
Kab Ciamis*
Kab Tasikmalaya*
6 Kab Kuningan
7 Kab Bandung*
5
10
8 Kab Garut*
9 Kab Cianjur*
10 Kab Pangandaran
11 Kab Purwakarta
3
4
2
3
12 Kab Bogor
13 Kab Subang*
1 Kab Serang
2 Kota Serang
1
1
3 Kab Tangerang
2 Kab Banjar
3
2
4 Kota Binjai
1 Kab.Kubu Raya
2 Kab.Bengkayang
3 Kab.Sambas
4 Kab.Singkawang
2
2
1
2
5 Kab.Mempawah
60
10
10
10
410
JUMLAH
Keterangan :
*) satker mandiri
**) sesuai RKAKL 2015
35
Lampiran-2
Lampiran 2
LAPORAN TRIWULAN
PENGUATAN PAKAN SAPI POTONG PENGGEMUKAN
TINGKAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
TA. 2015
Provinsi /Kabupaten/Kota
: ....................................................
: Rp. .............................................
: Rp. .............................................
: ......... kelompok
: (harap lampirkan)
1. PerkembanganPelaksanaan Kegiatan
Perkembangan
No
Nama Kelompok
Alamat
Kelompok
Pelaksanaan Kegiatan
Realisasi
Realisasi
Fisik
Keuangan
(%)
(Rp.)
Kelembagaan
1.
2.
3.
2.
36
37
UMUR :
Tanggal
BB (Kg)
Bulan Ke
Paraf
HARGA BELI :
JENIS SAPI :
NOMOR SAPI :
IDENTITAS SAPI :
KELOMPOK :
NAMA PETERNAK :
.Ha
..
..
..
..
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
..
..
..
Catatan lain
..
..
..
Jumlah Produksi :
CATATAN
Jenis HPT yang ditanam
Luas HPT
Hijauan
Konsentrat
Minggu
Jenis Pakan
(kg)
38
NAMA KELOMPOK :
ALAMAT KELOMPOK :
JENIS TERNAK : SAPI PERSILANGAN/ SAPI PO, SAPI BALI *)
NOMOR
UMUR
BOBOT
NO.
NAMA ANGGOTA
SAPI
TERNAK
AWAL
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
HARGA
BELI
6
1
7
----------------------------------------------------------------------
15
HARGA JUAL
.,.-2015
Ketua Kelompok
PENDAPATAN
(15-6)
16
39
DST
30
29
28
27
26
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
NAMA KELOMPOK
NO.
NAMA KABUPATEN :
ALAMAT
KELOMPOK
4
RATARATA
PBBH
13
PENJUALAN (RPH /
RATA-RATA
PEDAGANG/
HARGA JUAL
JAGAL)
14
15
----------------------------------------------------------------------
.,.-2015
Kepala Dinas Kabupaten/ Kota
RATA-RATA
RATA-RATA
RATA-RATA
BOBOT
BOBOT
HARGA BELI
AWAL
AKHIR/ JUAL
5
6
12
Rata-rata
PENDAPATAN
(15-6)
16
40
15
14
13
12
11
10
NAMA KABUPATEN
NO.
JUMLAH
JUMLAH KELOMPOK
KELOMPOK SAPI
SAPI PERSILANGAN
LOKAL
3
4
RATA-RATA
UMUR
TERNAK
5
9
RATA-RATA
PBBH
PENJUALAN (RPH
RATA-RATA RATA - RATA
/ PEDAGANG/
HARGA JUAL PENDAPATAN
JAGAL)
10
11
12
----------------------------------------------------------------------
.,.-2015
Kepala Dinas Provinsi
RATA-RATA
RATA-RATA
RATA-RATA
BOBOT
BOBOT
HARGA BELI
AWAL
AKHIR/ JUAL
6
7
8
Lampiran-4
Nama lokal
Cara perbanyakan
Benih/biji
Stek/pols
Rumput galega
Rumput bangbang
Rumput bede
Rumput ruzi
Rumput rhodes
Rumput pangola
Rumput janggut
Rumput bau
Rumput kolor
Benggala
Kolo jono
Rumput australia
Rumput dahlia
Rumput kikuyu
Rumput gajah
Rumput gajah odot
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
-
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Rurmput india
Rumput padi
Rumput sudan
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Stek/pols
Stek/pols
Stek/pols
Kudzu
Kalopo
Sentro kecil
Sentro besar
Hahapaan
Stylo
Turi
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Benih/biji
Stek
stek
-
41
Lampiran-5
A. PENDAHULUAN
Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola
tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh
besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern,
dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan
yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. dengan
prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu
budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar
maupun kecil.
B. PENGGEMUKAN
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa
dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui
pembesaran daging dalam waktu relatif singkat ( 4 bulan)
1. Pemilihan Bakalan.
42
Kotoran normal
Kunci sukses utama menggemukan sapi potong adalah
bakalannya
43
44
2. Pakan.
45
46
D. PENGENDALIAN PENYAKIT
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan adalah
pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena penggunaan
obat akan menambah biaya produksi dan tidak terjaminnya
keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha pencegahan
yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah :
a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru
hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan
tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang
tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu
juga untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada
waktu sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena
berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia
(terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit
ini memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi
kecepatan pertambahan berat badan ketika digemukkan.
Waktu mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi
yang sehat dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah
sapi sehat. Kandang karantina selain untuk sapi baru juga
digunakan untuk memisahkan sapi lama yang menderita sakit
agar tidak menular kepada sapi lain yang sehat.
b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi
yang digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran
yang banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi,
sehingga pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat
jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya
bakteri dan virus penyebab penyakit.
c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup
dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina.
47
E. PRODUKSI DAGING
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi daging adalah
1. Pakan.Pakan yang berkualitas dan dalam jumlah yang
optimal akan berpengaruh baik terhadap kualitas daging.
2. Faktor Genetik.Ternak dengan kualitas genetik yang baik
akan tumbuh dengan baik/cepat sehingga produksi daging
menjadi lebih tinggi.
3. Jenis Kelamin.Ternak jantan tumbuh lebih cepat daripada
ternak betina, sehingga pada umur yang sama, ternak jantan
mempunyai tubuh dan daging yang lebih besar.
4. Manajemen.Pemeliharaan dengan manajemen yang baik
membuat sapi tumbuh dengan sehat dan cepat membentuk
daging, sehingga masa penggemukan menjadi lebih singkat.
48
Lampiran-6
49
50
51
Jarak tanam :
Tanah subur
: 50 cm x 50 cm, 60 cm x 60 cm
Tanah sedang
: 75 cm x 75 cm
E. Pemanenan
Pada musim penghujan secara umum rumput sudah dapat
dipanen pada usia 40 - 45 hari. Sedangkan pada musim kemarau
berkisar 50 - 55 hari. Lebih dari waktu tersebut, kandungan nutrisi
semakin turun dan batang semakin keras sehingga bahan yang
terbuang (tidak dimakan oleh ternak) semakin banyak.
Sedangkan mengenai panen pertama setelah tanam dapat
dilakukan setelah rumput berumur minimal 60 hari. Apabila terlalu
awal, tunas yang tumbuh kemudian tidak sebaik yang di panen
lebih dari usia 2 bulan.
Pada pemotongan batang rumput sebaiknya ditinggalkan 10 cm
dari permukaan tanah. Pemotongan batang tanaman yang terlalu
pendek menyebabkan semakin lambatnya pertumbuhan kembali,
namun jika batang yang ditinggalkan terlalu panjang maka tunas
batang saja yang akan berkembang sedangkan jumlah anakan
akan berkurang.
Pemanenan juga dapat dilakukan dengan cara renggutan
langsung oleh ternak, metode ini biasanya di lakukan pada jenisjenis rumput yang tidak terlalu tinggi, tumbuhnya menjalar di tanah.
Hal yang penting adalah populasi ternak yang harus disesuaikan
dengan luasan lahan rumput agar tidak terjadi renggutan yang
berat dan injakan yang parah.
53
F. Peremajaan
Peremajaan rumput dapat dilakukan setelah tanaman tersebut
mencapai umur 3 4 tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun.
Hal ini tergantung situasi dan konsidi daerahnya. Sedangkan
pelaksanaannya dapat dilakukan secara bertahap, yaitu diantara
rumpun lama ditanam stek atau pols baru, setelah tanaman tresebut
mulai tumbuh dengan baik, maka rumpun lama dibongkar. Begitu
seterusnya sehingga kebutuhan runput potongan tetap tersedia.
54
Lampiran-7
1. Pengolahan tanah
Adalah suatu perlakuan mekanis terhadap tanah dengan tujuan
menciptakan sifat fisik dari tanah yang baik bagi kehidupan dan
pertumbuhan tanaman
a. Pembersihan tanah, tujuannya adalah membersihkan lahan
dari tanaman liar yang akan menganggu pertumbuhan
rumput. Hal yang penting juga adalah mempertahankan
beberapa tanaman sebagai peneduh ternak dan pencegah
erosi.
b. Pembajakan tanah, bertujuan memecah lapisan tanah
menjadi bongkah-bongkah agar proses mineralisasi bahanbahan organic berlangsung dengan cepat.
c. Penggaruan dan pembuatan bedengan, bertujuan
menghancurkan bongkahan-bongkahan padat menjadi
struktur remah sekaligus membersihkan sisa-sisa perakaran
dari tanaman liar. Sebelum proses ini tanah dapat diberikan
pemupukan awal dengan pupuk organic (pupuk kandang)
ataupun anorganik (N,P,K)
2. Penanaman
Penanaman biasanya dimulai pada awal musim hujan, setelah
pengolahan tanah selesai.
55
Metode penanaman :
a. Penanaman dengan stek (Rumput Gajah, Rumput Raja)
Cara penanaman :
1. Pilih batang rumput yang tidak terlalu tua, potong dengan
ukuran 20-30 cm (ada 2-3 buku)
2. Tancapkan stek batang dengan posisi miring 30-400
dengan 2 buku masuk ke dalam tanah dan 1 buku di atas
permukaan tanah.
3. Dengan jarak tanam 50 cm dalam barisan, dalam luasan
1 hektar memerlukan sekitar 20.000 batang.
4. Perkuat stek batang dengan cara diinjak agar tidak
mudah rebah.
Cara penanaman :
1. Buat lubang penanaman dengan dalam 20-25 cm, jarak
tanam 60 x 60 cm, atau disesuaikan dengan kondisi
lahan
2. Pilih rumpun yang sehat dengan pertumbuhan yang
bagus, terdiri 2-3 batang, pastikan kondisi akarnya baik,
tanam di lubang yang telah dibuat kemudian tanahnya
dipadatkan.
3. Sebelum di tanam pangkas daunnya untuk mengurangi
penguapan, dan lakukan pengairan atau penyiraman bila
tidak ada hujan.
56
57
Lampiran-8
Cara Panen Rumput dan Legume
rumput
yang
menempel
pada
plastic
58
59
60
Lampiran-9
A. Rumput
1. Brachiaria brizantha
Nama umum
: Rumput Bebe
Daerah asal
: Afrika Tropis
Fungsi tanaman
-
rumput potongan
padang penggembalaan
61
Gambaran umum
-
Persyaratan tumbuh
-
Dengan biji
Produksi
62
2. Brachiaria decumbens
Penutup tanah
Rumput potongan
Padang penggembalaan
Dibuat hay
Gambaran umum
-
63
Persyaratan tumbuh
- tumbuh pada ketinggian 1.200-1.750 m diatas permukaan
laut
-
Pengelolaan
64
3. Brachiaria humidicola
Nama umum
: Rumput BH
Daerah asal
: Afrika Tropis
Fungsi tanaman
-
Penutup tanah,
Penahan erosi
Padang penggembalaan
Gambaran umum
-
65
Persyaratan tumbuh
-
Pengelolaan
-
Perbanyakan
-
Produksi
66
Pengelolaan
- biji yang baru dipanen berdaya kecambah buruk, tetapi
pertumbuhan biji akan menjadi baik (70%) setelah
penyimpanan selama 6-18 bulan di tempat kering.
-
67
4. Panicum maximum
Fungsi tanaman
-
Padang penggembalaan
Rumput potong
Gambaran umum
68
Tahan naungan
Tahan api
Persyaratan tumbuh
-
69
5. Pennisetum purpureum
Nama umum
Daerah asal
: Afrika Subtropis
Fungsi tanaman
-
rumput potongan
dibuat silase,
Gambaran umum
- tumbuh tegak, membentuk rumpun dengan tinggi dapat
mencapai 1,8 3,6 m, berumur panjang
70
Persyaratan tumbuh
-
Pengelolaan
-
71
B. Tanaman Leguminosa
1. Arachis pintoi
Nama umum
Daerah asal
: Brazil
Fungsi tanaman
-
Penutup tanah,
Gambaran umum
72
Persyaratan tumbuh
-
Pengelolaan
-
Perbanyakan
-
73
2. Calliandra calotyrsus
Nama umum
: Kaliandra
Daerah asal
: Amerika Tengah
Fungsi tanaman
-
Gambaran umum
- berbentuk pohon/semak kecil, tinggi antara 4- 6 m
74
3. Centrosema pubescens
Nama umum
Daerah asal
: Centro
: Amerika Selatan
Fungsi tanaman
Sebagai penutup tanah, tanaman sela dan pencegah erosi
Gambaran umum
- tumbuhan menjalar, memanjat dan melilit
- batang agak berbulu, tidak berkayu
- berdaun tiga pada setiap tangkai daun
- bentuk helai daun oval/agak elips
- bunga relatif besar tersusun dalam tandan, warna bunga
ungu terang sampai ungu muda atau putih
Persyaratan tumbuh dapat ditanam bersama rumput benggala,
molasses dan kolonjono
Perbanyakan tanaman
- Dengan biji 3 5 kg/ha
- Sebelum ditanam, biji sebaiknya direndam air hangat 30
menit Produksi benih 300kg/ha
75
4. Desmanthus virgatus
Nama umum
Daerah asal
: Amerika
Gambaran umum
-
Persyaratan tumbuh
76
Pengelolaan
harus dipotong/digembala secepatnya
Perbanyakan
-
Produksi rata rata 7,6 ton bahan kering, tetapi dilaporkan dapat
mencapai 23 ton/ha (hawai) dan 70 ton/ha (Australia)
5. Gliricidia sepium
: Amerika Selatan
77
Fungsi tanaman
-
(pagar)
yang
tidak
Gambaran Umum
-
Cirri khas tanaman ini adalah warna hijau daun yang terang
pada bagian permukaan dan agak pucat pada bagian
belakang
Bunganya keungungan
Persyaratan tumbuh
-
78
Pengelolaan tanaman
-
79
6. Leucaena leucocephala
Fungsi tanaman
-
Gambaran umum
- Berbentuk pohon, dapat mencapai tinggi lebih dari 10 m,
dengan diameter batang 20 cm
80
Pengelolaan tanaman
-
81
Perbanyakan
-
82
Produksi benih
: 300 kg biji/ha
Produksi hijauan
7. Sesbania grandiflora
Extrak dari daun, bunga, kulit dan akar dapat untuk obat
tradisional penyakit malaria
83
Gambaran umum
-
Jarak tanam 2 m
Produksi
84
hijauan 27 kg/pohon/th
kayu 20 25