b)—nubipaya *!
TANAMAN
CENGKEH
; : i } : ae
~ BIDANG PRODUKS
DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2013KATA PENGANTAR
Dengan memanjat puji syukur ke hadirat Allah SWT,
karena berkat rahmat dan ridhoNya telah dapat disusun
Brosur Budidaya Cengkeh. Brosur ini disusun dalam rangka
mendukung upaya Kegiatan Pengembangan Tanaman
Rempah dan Penyegar di Provinsi di Jawa Timur.
Brosur ini diharapkan dapat menambah informasi bagi
petugas teknis/lapangan dan petani serta pada semua
pihak yang telah membantu penyelesaian disampaikan
terima kasih
Brosur ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
usulan dan saran dari semua pihak sangat diharapkan
untuk penyempurnaannya dan semoga bermanfaat.
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
Bidang Produksi
Surabaya, Agustus 2013DAFTAR ISI
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA CENGKEH ..........0 1
A, SEJARAH CENGKERB................ (ie eee
B. PERSIAPAN BAHAN TANAMAN........c.ccsssseseeeeesees 1
1. Tipe dan Persyaratan Pohon Induk ............:eee1 2
2, Persiapars Bemis csccccsesceceasseeescseseirteeeesrtonesrenmseronccie 5
(GC PERSE MARIAN siricrc.ctrtrsnestecsssiirorectesten rs ap eeserece = 5
J. Pembuatan BedenQan, rat scncer strate f
2. Penyemaian Biji Cengkeh 15 bunga.
Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan
cabang berwarna hijau tua dengan permukaan yang
mengkilat.
Tajuk rimbun, percabangan tidak membentuk sudut
schingga daun-daun banyak yang terletak dekat
permukaan tanahSikotok :
: "Si Koeok’
Gambar 2. Pohon induk tipe Sikotok
Produksi cukup tinggi.
Bunga berwarna kuning dengan jumlah pertandan >15
bunga.
Daun pucuk berwarna merah muda, tangkai daun dan
cabang berwarna merah.
Daun tua berwarna hijau dengan permukaan mengkilat.
Tajuk Perawakan rimbun, percabangan membentuk
sudut dan berdaun lebat.
Kebanyakan berbentuk piramid setelah dewasa.Siputih :
Gambar 3. Pohon induk tipe Siputih.
Bunga berwarna kuning berukuran besar dengan jumlah
pertandan <15 bunga.
Daun pucuk atau daun muda berwarna kuning sampai
hijau muda, tangkai dan tulang daun muda berwarna
kuning kehijauan, daun tua berwarna hijau.
Helaian daun besar dan tidak mengkilat.
Tajuk tidak rindang.
b. Persyaratan Pohon Induk
Pada umumnya cengkeh dikembangkan secara generatif
melalui biji yang diperoleh dari pohon induk yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
+ Sehat.
+ Berumur > 15 tahun,
* Bentuk mahkota bagus (penu-tupan tajuk >80%).
+ Hasil rata-rata terus naik.
+ Jauh dari tipe cengkch lainnya.
* Tidak terlindungi.+ Percabangan cukup banyak.
* Batang utama tunggal
+ Bebas hama penyakit
2. Persiapan Benih
Benih yang digunakan memiliki kriteria :
* Benth masak fisologis (warna kuning muda sampai ungu
kehitaman) atau telah berumur 9 bulan.
* Berat 0.85-1.1 g.
* Tidak cacat.
+ Tidak berlendir.
+ Harus tumbuh dalam waktu 3 minggu setelah semai.
+ Tidak benjol-benjol (yang menandakan benih terinfcksi
penyakit cacar daun cengkeh).
Sebelum disemai kulit buah dikupas untuk menghindari
terjadinya fermentasi yang dapat merusak viabilitas (daya
kecambah) benih. Pengupasan kulit buah dilakukan dengan
hati-hati agar kulit benih tidak terluka.
Pengupasan dilakukan dengan tangan atau pisau yang tidak
terlalu tajam. Setelah pengupasan, benih direndam dalam
ember berisi air selama + 24 jam, dan dilanjutkan dengan
pencucian. Selama pencucian benih diaduk dan digosok
dalam air, dengan mengganti air cucian 2-3 kali untuk
menghilangkan lendir yang menempel pada kulit benih.
C. PERSEMAIAN
Persemaian dilakukan untuk menciptakan suatu kondisi
yang paling baik agar benih dapat berkecambah dengan
baik serta bersih dari hama dan penyakit. Persemaian
amemerlukan media tanam yang gembur untuk
pertumbuhan benih selama 2 bulan.
Disiapkan bedengan dengan ukuran lebar 1,2 m dan
panjang discsuaikan dengan kebutuhan serta keadaan
tempat, melintang utara — selatan. Jarak antar bedengan
30 — 50 cm. Setiap bedengan dibatasi oleh saluran
pembuangan air (dalam 20 cm dan lebar 30 cm) untuk
menghindari genangan dan memudahkan penanaman
serta pemeliharaan.
Biji-biji ditanam dengan jarak 5 X 3 cm dengan ujung
teratas benih tepat dipermukaan tanah, tidak boleh
terbalik dan 2 atau 3 minggu kemudian biji akan mulai
berkecambah.
Untuk mengurangi intensitas cahaya matahari dan
siraman air hujan, bedengan diberi atap yang terbuat dari
anyaman bambu, daun kelapa, jerami, alang-alang atau
paranet yang dapat menahan intensitas matahari sebesar
75 %. Atap sebaiknya dibuat dengan ukuran yang lebih
tinggi menghadap ke timur.
Tanah bedengan dicangkul dan digemburkan sedalam 20-
30 cm, apabila kandungan liatnya terlalu tinggi dapat
dilapisi pasir setebal 3-5 cm.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyemai
benih dan pemindahan bibit cengkeh adalah :
Sebelum penanaman dibuat lubang kecil berdiameter +
0.8-1.0 cm, dengan jarak semai 5 x 5 cm.
Benih disemai dengan posisi bagian yang agak
meruncing berada di atas kemudian ditutup tanah dengan
ketebalan | cm. Posisi benih yang terbalik akan
menyebabkan pertumbuhan kecambah terhambat dan
akar menjadi bengkok.Untuk menjaga kelembaban yang tinggi pesemaian
disiram 2 kali sehari (tergantung kondisi cuaca).
Penyiraman tidak boleh langsung agar tidak merubah
posisi biji. Untuk menahan percikan air siraman
pesemaian ditutup dengan karung goni.
Bila setelah 3 minggu benih masih tidak tumbuh,
sebaiknya dibuang.
1. Pembuatan Bedengan
a.
b.
Tanah dibersihkan dari berbagai jenis gulma
Dibuat bak bedengan dengan bambu, tinggi = 20 cm,
lebar = 120 cm, panjang menyesuaikan banyaknya biji
yang akan disemai.
Isi bak bambu dengan pasir walet (pasir sungai) sampai
tinggi = 20 cm
Pasang peteduh pada bedengan, dengan tinggi 1, 5 m
dan prosentase naungan sckitar 95%. Bahan yang
dipakai daun kelapa atau anyaman bamboo.
Sterilisasi_ media menggunakan inscktisida Marshall
200 EC konsentrasi 3 ml/It air dengan dosis 5 It/m2
dengan cara dikocor. Titik kritis pada tahap persemaian
adalah Seed Treatment dan persiapan media. Polong
cengkeh yang akan disemai kemungkinan besar telah
mengandung penyakit schingga tingkat kegagalan
dalam persemaian cengkeh cukup tinggi.
Seed Treatment: pada tahap persemaian, lebih banyak
penyakit yang menyerang antara lain: Phytium sp.
(rebah batang). Untuk menjaga hal tersebut maka biji
polong bisa direndam pada air yang sudah diberikan
Fungisida dengan bahan aktifPropamocarb
hidrochlorida dengan merk dagang Previcur N. Namun
pengalaman penulis, akan lebih baik jika seed treatment
dilakukan dengan cara perendaman dengan
iomenggunakan larutan air yang dicampur dengan
mikroorganisme yang mampu menekan pertumbuhan
penyakit pada persemaian. Penulis
menggunakanCustombio yang mengandung berbagai
microorgansme seperti jamur frichodremasp dan
beberapa species bakteri yang bermanfaat untuk
mengikat unsur hara lepas. Tingkat persentase
persemaian yang hidup dapat bertahan sampai dengan
90%.
Persiapan Media: Media yang digunakan bisa berupa
tanah yang dicampur pupuk kandang ataupun pasir.
Penulis mengguanakan pasir karena dinilai mempunyai
beberapa kemudahan. Penempatan lokasi persemaian
pada dasarnya dipilih untuk mendapatkan hasil yang
terbaik. Menurut penulis, hal yang paling penting
persemaian harus terhindar dari factor abiotic seperti
cuaca dan seranga hama dan penyakit. Penulis
melakukan persemaian di lokasi yang tertutup tepatnya
didalam gudang yang beratapkan seng schingga terhindar
dari cuaca hujan dan panas secara langsung, serta
meminimalkan investasi penyakit. Pasir yang akan
digunakan sebagai media tanam terlebih dahulu
disemprot dengan larutan Custombio untuk menekan
pertumbuhan mikroorganisme pathogen. Menurut
pengalaman penulis, hal ini mampu meningkatkan
pertumbuhan persemaian hingga 90%.
2. Penyemaian Biji Cengkeh
a) Pengadaan Biji Cengkeh
a. Biji berasal dari pohon induk yang terpilih. Adapun
syarat pohon induk, sbb :
Umur di atas 15 tahunb.
c.
Tajuk pohon (percabangan & daun) lebat, berbentuk
simetris
Kondisi pohon sehat
Pohon berbunga hampir tiap tahun
Produksi cengkeh / bunga relative banyak (minimal
50 kg cengkeh basah per pohon pada umur 15
tahun)
Biji diambil dari 1/3 bagian tajuk pohon, bagian tengah.
Pilih biji cengkeh yang sudah tua (warna kulit ungu)
b) Perlakuan Biji Cengkeh
a.
c.
Biji cengkeh yang sudah dipetik, dikupas kulitnya
menggunakan pisau yang tajam dan bagian biji tidak
boleh terluka.
Pilih biji dengan ukuran relative besar atau | kg biji
berisi 800 butir dan sehat (tidak terdapat bintik-bintik
hitam) serta warna biji sctelah dikupas, hijau kemerahan
Rendam biji cengkeh dalam air, selama sehari
c) Penanaman Biji Cengkeh
a.
Pembuatan Bedengan Pesemaian
Buat bedengan dengan Icbar 100 cm dan panjang
sesuai kebutuhan dan tinggi sekitar 20 cm.
Gemburkan tanah bedengan setinggi 20 cm dan akan
lebih baik bila bedengan dicampur dengan pasir sungai.
Buat naungan pada bedengan dengan prosentase
naungan 100 % dan tinggi 100 — 150 cm. Bahan yang
dipakai atap bamboo atau daun kelapa.
Penanaman Biji
Biji cengkeh ditanam pada bedengan yang sudah
disiapkan dengan ketentuan:
Jarak tanam biji 5 x 5 cm2Biji ditanam secara tegak (bagian ujung biji yang
runcing, berada di atas) sampai sedalam kira-kira 3/4
panjang biji. Sehingga 1/4 bagian biji nampak di atas
permukaan tanah.
d) Pemeliharaan Pesemaian
Agar benih yang sudah disemaikan dapat tumbuh dengan
baik, maka harus dilakukan pemeliharaan, sebagai berikut:
a. Dilakukan penyiraman setiap hari, untuk menjaga
kelembaban media.
b. Dilakukan penyiangan atau pembersihan gulma
e) Pembibitan
Setelah kira-kira 30 — 45 hari, benih dipesemaian akan
tumbuh menjadi bibit kecil (2 -3 pasang daun), selanjutnya
dipindahkan ke polybag dipembibitan. Kegiatan
Pembibitan yaitu memelihara bibit kecil sampai dengan
bibit siap tanam (berumur 2 tahun). Adapun tahap-tahap
pekerjaan dalam pembibitan, sbb:
f) Pembuatan Media Tanam (Polybag)
a. Buat Bedengan
Arah bedengan Utara - Selatan
Tinggi bedengan sekitar 20 cm, Lebar 150 Cm dan
panjang sesuai kebutuhan
b. Pasang Peneduh
Pasang peteduh pada bedengan, dengan tinggi bagian
timur 2 m, sedangkan bagian barat 1,5 m. Prosentase
naungan 50 %. Bahan yang dipakai yaitu anyaman
bambu. Alternatife lain memakai daun kelapa atau
paranet
c. Isi Polybag
Siapkan polybag ukuran p x |= 40 x 35 em2Siapkan media polybag berupa campuran tanah :
pupuk kandang =2: 1
Masukkan media ke dalam polybag sampai penuh
(lem dibawah bibir polybag)
Atur polybag pada bedengan dengan jarak sekitar 25 x
25 cm2
d. Sterilisasi Media
Sterilisasi_ media menggunakan insektisida Marshal
konsentrasi 3 ml/It air dengan dosis 200
ml/polybag, dengan cara dikocor. Penulis melakukan
aplikasi jamur antagonis terhadap pathogen yaitu
jamur Trichoderma sp.
D) PENANAMAN BIBIT
Setelah benih disemaikan dipesemaian, kemudian akan
tumbuh menjadi bibit kecil dan selanjutnya bibit
dipindahkan ke polybag dipembibitan. Penanaman_bibit
dilakukan dengan ketentuan, sebagai berikut:
a. Pilih bibit yang sudah mempunyai 2 — 3 pasang daun.
b. Cabut / congkel bibit yang sudah siap tanam secara
hati-hati agar akar tidak rusak.
c. Tanam bibit pada polybag dengan cara dibuat lubang
pakai kayu, kira-kira sedalam akar bibit yang akan
ditanam.
d. Tanam bibit pada lubang tersebut, kemudian lubang
ditutup tanah dan agak dipadatkan.
1) Pemeliharaan Bibit
Penyiraman
Penyiraman setiap hari pada saat musim kemarau.Penyiangan
Penyiangan atau pengendalian gulma dilakukan setiap 15
hari sekali. Gulma yang tumbuh dipolybag, dibersihkan
dengan cara dicabut. Tanah digemburkan menggunakan
solet atau kecruk.
2) Pemupukan
Untuk memacu pertumbuhan vegetatif bibit, maka harus
dilakukan pemupukan anorganik. Pupuk yang dipakai yaitu
pupuk NPK 15:15:15. Adapun dosis pupuk, sebagai berikut:
bhi (gram / bibit)
a eae
Pemupukan dilakukan sctiap bulan dengan tujuan untuk
memacu pertumbuhan vegetative.
Pupuk Anorganik: Pupuk Anorganik yang diaplikasikan
pada tahap pembibitan yaitu pupuk Urea. Dosis yang
diaplikasikan yaitu 5 gr per pohon. Selain itu juga bisa
diaplikasikan pupuk NPK dengan dosis 5 gr/pohon.
Pemupukan pada tahap pembibitan dilakukan hanya dengan
cara membuat lubang di pinggir perakaran bibit cengkeh.
Pupuk ditabur dilubang tersebut dan segera ditimbun.Pupuk Organik: Pupuk organic yang diaplikasikan adalah
pupuk kandang yang sudah jadi. Setiap pohon diberi sekitar
100 — 200 er.
Pupuk Daun:. Pupuk daun ini diaplikasikan dengan interval
1 bulan atau 2 bulan sekali dengan dosis 3-5 ml/liter air.
Selain itu, pupuk cair organic juga bisa diaplikasikan pada
tahap pembibitan ini. Pupuk cair organic ini akan dibahas
pada Bab tertentu.
Teknologi EMP: Teknologi ini merupakan singkatan dari
Effective Microorganism Procedure. Teknologi ini bukan
merupakan teknologi baru namun biasanya para pelaku
pertanian sangat malas dalam melakukannya. Menurut
pengalaman penulis, teknologi ini sangat menguntungkan.
Cara aplikasi dari EMP ini cukup mudah. Pada tanaman
cengkeh dari berbagai tahapan saya aplikasikan hampir
sama yaitu 5 hari sebelum atau sesudah pemupukan dengan
pupuk organic atau anorganik diaplikasikan microorganisme
yang berfungsi untuk mengurai pupuk tersebut menjadi
unsur yang dapat diserap secara langsung oleh
tanaman. Contohnya EM4, Custombio, Stardek dan lain-
lain.
3) Pengendalian Hama & Penyakit (PHP)
Hama Pembibitan Cengkeh
Hama yang menyerang pembibitan cengkeh antara lain:
Rayap (Captotermes sp.)
Gayas
Pengendalian hama & penyakit dapat dilakukan secara
preventif (pengendalian sebelum terdapat gejala serangan
hama / penyakit ) dan kuratif (pengendalian setelah terdapat
gejala serangan hama / penyakit)
13Pengendalian secara preventif dilakukan dengan
penyemprotan insektisida dan atau fungisida pada rotasi
waktu tertentu. Insektisida yang dipakai Marshall, Damasid
dil. Sedangkan fungisida yang dipakai Dithane 80 WP,
Benlate, Antracol 70 WP, dll.
Umur bibit | Rotasi semprot
(bin)
Pengendalian secara kuratif , dilakukan bila terdapat
gejala serangan hama atau penyakit. Hama yang sering
menyerang dipembibitan cengkch yaitu rayap, kutu putih,
penghisap daun dil. Pengendalian menggunakan insektisida
Decis atau Marshal, konsentrasi | — 2 ce/It air, Sedangkan
penyakit yang sering menyerang dipembibitan cengkeh
yaitu embun jelaga, cacar daun, bercak daun merah.
Pengendalian menggunakan fungisida Benlate, Dithane,
konsentrasi 2 gr/It air.
4) Pengaturan Naungan
Pengaturan naungan dilakukan dengan cara
memelihara naungan yang sudah ada dan mengatur
intensitasnya. Pengurangan intensitas naungan disesuaikan
dengan umur bibit. Adapun pengaturan intensitas naungan
Intensitas Naungan
bibit, sbb:
Umur Bibit
bin %5) Penyiapan Bibit Untuk Penanaman
Untuk penanaman di lapangan harus dipilih bibit yang
baik, agar dapat menghasilkan tanaman yang baik pula.
Olch karena itu perlu dilakukan seleksi bibit, sebagai berikut:
a. Umur bibit sekitar 21 — 24 bulan
b. Pertumbuhan bibit normal, tinggi minimal 70 cm, tajuk
(percabangan & daun) lebat dan simetris
c. Bibit tidak terserang hama / penyakit
d. Bibit mempunyai batang tunggal
6) Penanaman Bibit
Pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan dapat
dilakukan setelah bibit berumur 1-2 bulan atau telah
berdaun 4 - 7 helai
Bibit yang dipilih mempunyai daun berwarna hijau sampai
hijau tua mengkilap.
Pada permukaan daun tidak terdapat bercak daun serangan
Cylindrocladium dan Gloesporium. Selain itu juga tidak ada
gejala serangan penyakit cacar daun yang disebabkan oleh
cendawan Phyllostica sp. Pada waktu pemindahan bibit
diusahakan akar tidak rusak/putus, dan tanah/pasir yang
melekat di permukaan akar jangan sampai_rontok.
Penanaman bibit di pembibitan dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu :
a. Langsung di bedengan
- Cara penyiapan lahannya sama dengan persemaian
namun diberi pupuk kandang sebanyak + 20 kg/m2.
Bedengan diberi atap yang dapat menahan 50 % cahaya
matahari yang masuk, dengan tinggi naungan
sebelah timur 2 m dan di barat 1.5 m.
te)Jarak tanam 20 x 20 cm (apabila bibit akan dipindah ke
kebun pada umur | tahun), dan 40 x 40 em (apabila bibit
akan dipindah ke kebun setelah berumur 2 tahun).
Bibit dipindahkan ke kebun dengan cara diputar.
Sebelum pemutaran, tanah pada bedengan disiram
secukupnya.
b. Menggunakan polybag
Disiapkan media tanam berupa campuran tanah dan
pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1, ukuran
polybag 15 x 20 cm (bibit sampai umur | tahun) atau 20
x 25 cm (bibit sampai umur 2 tahun), selanjutnya
ditempatkan secara teratur di pembibitan dengan jarak
30 x 30 cmatau 30 x 40 cm.
Pembibitan diberi naungan berupa tanaman hidup atau
naungan buatan seperti pada persemaian.
Setelah bibit berumur 1-2 tahun dapat dipindah ke
kebun.
1) Pemeliharaan bibit
Pemeliharaan yang perlu dilakukan di pembibitan antara
lain :
- Penyiraman, dilakukan seperlunya dan diiusahakan agar
tidak terlalu basah.
Menggemburkan tanah di sekitar batang tanaman.
Penggemburan dilakukan secara hati-hati agar tidak
merusak perakaran.
Menjaga agar saluran pembuangan air disekitar
pesemaian tetap baik (air tidak sampai menggenang).
Kerapatan naungan sebaiknya dikurangi secara bertahap
menurut kebutuhan dan perkembangan umur bibit (50%
16pada umur 6 bulan dan 40% pada umur 10 bulan),
untuk mencegah timbulnya penyakit (jelaga, bercak
daun kuning kecoklatan, bereak daun merah coklat) dan
memperkokoh pertumbuhan bibit.
Gulma yang tumbuh di pembibitan disiang bersih.
Pemupukan diberikan setelah bibit berumur 3—4 bulan
menggunakan pupuk NPK (15:15:15) dengan dosis |
g/bibit dan pemupukan berikutnya 4 bulan sekali
dengan dosis 2 g/bibit. Dapat juga ditambah dengan
menyemprotkan pupuk daun dengan dosis 6-8 g/liter air
setiap 2 minggu sekali.
Pengendalian hama atau penyakit dilakukan apabila ada
serangan.
2) Seleksi bibit
Untuk mendapatkan tanaman yang sehat bibit perlu
diseleksi. Beberapa kriteria yang digunakan untuk seleksi
bibit cengkeh adalah :
Tinggi bibit minimal 60 cm (umur | tahun) dan 90 cm
(umur 2 tahun).
Sehat (tidak terserang hama penyakit dan kekurangan
hara).
Mempunyai akar tunggang yang lurus dan schat dengan
panjang + 45 cm serta akar cabang 30-35 buah.
Mempunyai batang tunggal.
Jumlah rata-rata percabangan 7 pasang, jumlah daun 63
pasang dan warna daun dewasa hijau tuaPenanaman
Pemindahan bibit ke lahan siap tanam
1. Persiapan Lahan
- Pembersihan Jahan yang dilanjutkan dengan
pegolahan tanah.
- Pembuatan lubang tanam, ukuran yang biasa
digunakan panjang, lebar dan kedalaman masing
masing berkisar antara 60 — 80 cm (60 X 60 X 60 cm
atau 80 X 80 X 80 cm atau 80 X 80 X 60 cm)
- 2 minggu — | bulan sebelum tanam diberi pupuk
kandang sebanyak 5 — 10 Kg/pohon.
- Untuk mengatur kelebihan air perlu dibuat saluran
drainase yang cukup.
2. Jarak Tanam
- Jarak tanam yang biasa digunakan pada penanaman
cengkeh tidak sama tergantung pada ketinggian dan
kemiringan tanah. Jarak tanam yang biasa digunakan
adalah sekitar 6 mx 7 m= 238 pohon, 7mx 8 m=
178 pohon atau 8 m x 8 m= 156 pohon.
3. Pola Tanam
- Penanaman dilaksanakan pada awal musim hujan.
- Pola tanam campuran (polykuntur) dengan system
tanam pagar, yaitu memperkecil jarak tanam dalam
baris (Timur-Barat) misalnya 12 m x 5 m atau 14 m
x 6 m schingga tersedia ruangan untuk tanaman
sela/campuran.
- Tanaman campuran dapat dilakukan pada tanaman
yang belum produktif dan atau kurang produktif.
Pemeliharaan Tanaman.
Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap
selanjutnya adalah pemeliharaan. Pada tanaman cengkch,
18pemeliharaan merupakan periode yang panjang, yaitu
selama tanaman yang diusahakan tersebut dianggap masih
menguntungkan secara ekonomis.
1. Pengelolaan Lahan dan Tanaman.
Penggemburan Tanah dan Sanitasi Kebun.
- tanaman cengkch umur | — 5 tahun merupakan
periode yang kritis, sekitar 10 — 30 % tanaman
yang telah ditanam dilapangan mengalami
kematian atau perlu diganti/disulam karena
berbagai sebab, seperti hama penyakit, kekeringan,
kalah bersaing dengan gulma, atau penyebab
lainnya.
- Penggemburan tanah disekeliling — tanaman
didacrah sekitar perakaran di cangkul dangkal (+
10 cm) sekurangnya 2 kali setahun, pad awal dan
akhir musim hujan sekaligus sebagai persiapan
pemupukan.
- Gulma/alang-alang harus dibersihkan sampai akar-
akarnya dengan cangkul/garpu atau dengan
penyemprotan herbisida.
1. Pengaturan Naungan
- Pada stadia awal pertumbuhan, tanaman cengkeh
memerlukan naungan yang cukup, berupa naungan
buatan/sementara.
- Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua
periode musim kemarau setelah penanaman.
2. Penyulaman.
- Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada
musim hujan, yaitu untuk menghindari kematian
tanaman karena kekurangan air.- Bibit sulaman yang dignakan berasal dari sumber
benih dan umur yang tidak jauh berbeda dengan
lanaman yang telah ditanam.
3. Penyiraman
- Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh
memerlukan kondisi tanah yang lembab, sehingga
pada musim kemarau perlu adnya penyiraman.
- Pada tanaman dewasa penyiraman kurang
diperlukan lagi, kecuali pada kondisi iklim ekstrim
kering.
4. Pemasangan mulsa
- Untuk menjaga kelembaban tanah disckitar
tanaman dan memberikan kondisi lebih baik bagi
pertumbuhan akar.
- Dilakukan menjelang musim kemarau.
5. Pemupukan.
- tujuan pemupukan adalah untuk memperbaiki
pertumbuhan tanaman dan meningkatnya produksi
cengkeh setelah panen.
- Berdasarkan pola penyebaran akarnya, penempatan
pupuk pada tanaman cengkeh dilakukan dibawah
proyeksi tajuk dan bagian dalam tajuk.
- Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk
organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk
anorganik, baik tunggal maupun berupa pupuk
majemuk dalam bentuk butiran maupun tablet.
- Pupuk anorganik berbentuk butiran (Urea,
TSP/SP-36, KCI, Kieserit) diberikan pada proyeksi
tajuk 2/3 bagian dan 1/3 bagian dibawah bagian
dalam tajuk yang dilakukan dua kali setahun, yaitu
pada awal dan akhir menjelang musim hujan.Pupuk anorganik berbentuk tablet, diberikan dalam
8 lubang tugal (4 lubang dibawah proyeksi tajuk
dan 4 lubang tual dibawah tajuk bagi andalam)
sedalam 10 — 15 cm. Pupuk tablet hanya diberikan
setahun sekali, yaitu pada awal musim hujan.
Dosis umum tanaman cengkeh bentuk butiran
maupun tablet adalah sebagai berikut :Dosis Umum Pemupukan Tanaman Cengkeh Muda
Umur Pupuk Butiran Pupuk
Tanaman (kg/pohon/tahun) Tablet
(Tahun) /(PMLT)
(kg/phn/th)
Urea TSP KCI Kieserit | NPKCaMg
1 0,06 0,045 0,035 0,035 0,02
2 0,12 0,080 0,075 0,080 0,03
3 0:25] 0156 on2 0.10 0,04
4 0.40 0,25 0,20 0,15 0,05
45 0,60 0,40 0,40 0.20 0,06
6 0,90 0,60 0,60 0.25 0,08
1 1,25 0,90 0,90 0.30 0,10
8 17 1,25 1,10 0,40 0,15
9 2,00 1,50 1,30 0,50 0,20
Keterangan :
Pupuk Butiran diberikan 2 kali/tahun, awal MH dan akhir MH
Pupuk PMLT diberikan | kali/tahun, awal MH
22Sedangkan dosis pupuk anorganik pada intensifikasi tanaman
cengkeh dewasa, sebagai berikut :
: Pupuk
Umur . ar eee Tablet
‘Tanaman ie poace/Grim) ((PMLT)
(Tahun (kg/phn/th)
Urea_[ TSP_[ KCI_[ Kieserit_| NPKCaMg |
10 3.90 0,80 2,00 0,80 0.40
in 4.30 0,80 2,10 0,90 0.40
12 4,70 1,00 2,40 1,00 0.40
13 5,00 1,00 2,60 1,00 0,40
14 5.40 1,00 2,90 1,10 0,40
15 5,80 1,00 3,00 1,10 0.40
16 6,00 1,00 3,00 1,20 0,60
17 6,40 1,20 3,40 1,20 0,60
18 6,70 1,20 3,60 1,30 0,60
19 6,90 1,20 3,80 1,30 0,60
20 7,20 1,20 3,90 1,30 0,60
21 7,50 1,20 4,10 1,30 0.80.
22 7.60 130 4.20 1,30 0.80
23 7.60 130 430 1,30 0,80
24 8.00 1,30 4,50 1,60 0.80
25 8,10 1,30 4,60 1,60 0.80
26 8,20 130 470 1,70 1,00
27 8.40 1,60 4.90 1,70 1,00
28 8,50 1,60 35,00 1,90 1,00
25 8,60 1,60 5.00 1,90 1,00
30 8.80 1,60 5,10 2,00 1,00
> 30 9,10 1,90 5,40 2,10 130
Keterangan :
- Pupuk butiran diberikan 2
kali/tahun, yaitu 3-4 bulan,
Menjelang pembentukan bakal bunga (awal musim kemarau)
Dan 3 bulan setelah pembentukan bakal bunga.
- Pupuk PMLT diberikan | kali/tahun, yaitu 3 — 4 bulan,
Menjelang pembentukan baal bunga.
25Serangan hama dan penyakit sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkeh, bahkan
pada serangan berat dapat menyebabkan kematian
Pengendalian hama dan pathogen tanaman cengkeh
merupakan salah_— satu. aspek budidaya — tanaman
cengkeh yang paling penting. Hal ini berkaitan dengan
pencegahan berkurangnya hasil cengkeh, baik secara
kualitatif ataupun kuantitatif tanaman cengkch.
1. Hama-hama tanaman cengkeh yang terpenting adalah:
a. Penggerek batang (Nothopeus hemipterus, Oliu, dan
Nothopeus fasciatipennis).
Menyerang batang tanaman bagian bawah yang telah
berumur 4 — 8 tahun. Tanda-tanda yang nampak adalah
adanya lubang gerekan yang mengeluarkan air kotoran dari
kayu gerekan. Penggerek merupakan ulat (larva) dari
Nothopeus fasciatipennis yang meletakkan telurnya pada
batang dekat permukaan tanah. Ketika telurnya menetas,
larvanya menggerek kulit sampai ke batang kayu.
Cara pemberantasannya antara lain: (i) membersihkan telur-
tclurnya, (ii) menutup lubang-lubangnya dengan rapat, dan
(iii) lubang-lubang yang terbentuk dapat ditutup dengan
kapas yang telah diberi insektisida untuk mematikan larva-
larvanya.
b. Kutu Daun
Terdapat pada tanaman yang masih muda, terutama pada
pucuk tanaman. Melekat pada tangkai daun dan ranting-
24ranting muda serta menghisap cairan tanaman, schingga
mengganggu pertumbuhan tanaman. Kutu-kutu tersebut
menyebabkan timbulnya penyakit jelaga, yaitu daun tampak
seperti ada lapisan hitam yang mengganggu terjadinya
proses asimilasi daun, hingga menyebabkan adanya mati
ranting. Kutu-kutu ini ditularkan oleh bermacam-macam
semut yang menyukai cairan manis yang dihasilkan kutu
tersebut.
Cara pemberantasannya antara lain: (i) disemprot dengan
endrin 1% atau dengan medol 0,5%, dan (ii) memberantas
semut-semut, karena menganggu saat dilakukan
pemungutan hasil.
c. Rayap
Rayap sangat mengganggu tanaman muda dengan
menyerang akar-akar tanaman yang baru saja dipindahkan.
Cara pemberantasannya adalah dengan —pemberian
insektisida,
2. Penyakit-penyakit tanaman cengkeh yang terpenting
adalah:
a. Penyakit daun
Penyebabnya: cendawan Glorosporium piperatum dan
Cylindrocladium quingeseptatum. Penyakit ini banyak
terjadi di persemaian dan pertanaman, pada tempat-tempat
yang terlampau gelap.Gejala: adanya bercak-bercak berwarna kuning kecoklatan,
dapat meluas dengan mendadak melalui serangan angin
kencang (G. piperatum). Sedangkan yang disebebkan oleh C.
quingeseptatum, pada daun terdapat bercak-bercak merah
atau merah kecoklatan yang dibagian tengahnya berwarna
putih.
Pemberantasan: (i) mengurangi peneduh, dan (ii)
menyemprot dengan Koperoxy-chloride 0.5%, terutama
setelah terjadi angin kencang.
b. Penyakit ganggang
Penyebab: ganggang Chepaleuros mucodera, yang diserang
adalah daun, baik di persemaian maupun di pertanaman.
Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna
merah, ditengah-tengahnya terdapat bintik-bintik kuning.
Pada intensitas serangna yang keras, daun bisa gugur dan
menimbulkan semacam mati ranting. Penyakit ini sering
timbul bila tanaman kekurangan peneduh atau bila tanaman
kekurangan zat-zat makanan.
Pencegahan: (i) memberi peneduh secukupnya dan
pemeliharaan yang tepat., dan (ii) pemberian pupu semprot
berupa Koperoxy chloride 0,5%.
c. Mati ranting (Die-back)
Penyebab: perakaran dan hara. Sebagian akarnya busuk atau
pengambilan zat-zat hara pada sebagian tanaman terganggu.
26Penyakit ini banyak terjadi pada tanaman yang berumur
lima tahun ke atas. Juga dapat disebabkan oleh pengaruh
keadaan (fisiologis).
Gejala: daun dari beberapa cabang berubah warna menjadi
kuning, layu, kemudian berguguran. Terik sinar matahari
menyebabkan cabangnya mati, sehingga sebagan pohon
cabangnya gundul.
Pencegahan: (i) memperbaiki drainase, (ii) membuat lubang
angin di luar tajuk, (iii) menggemburkan tanah, dan (iv)
melakukan pemumpukan sempurna.
d. Mati bujang
Ini adalah suatu penyakit yang sangat penting, karena dapat
menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Penyebab: keadaan tanah yang tidak cocok, system drainase
yang kurang baik, adanya lapisan padas yang dangkal dan
tidak dapat menyerap air, atau adanya tanah liat yang becek
saat musim hujan dan retak-retak saat musim kemarau.
Gejala: kematian dari puncak pohon yang meluas ke bawah
pohon. Pohon hampir menjadi gundul, daun yang tidak
gugur berwarna hiaju suram, kadang-kadang kuning
kemudian layu dan akhirnya tanaman akan mati.
Pencegahan: saat menanam perlu memilih tanah yang cocok
dengan system drainase yang baik. Dilakukan
27.penggemburan tanah dengan cara memebri pupuk organic
yang telah matang betul.
e. Mati kekeringan
Tanaman cengkeh yang masih muda tidak tahan terhadap
musim kemarau yang panjang. Mati kekeringan dapat
dicegah dengan pemberian atap (peneduh) dan melakukan
penyiraman secukupnya. Pohon yang sudah berumur 8 — 10
tahun memerlukan penyiraman + 20 liter.
PANEN DAN PASCA PANEN
PANEN
Masing-masing daerah waktunya tanaman berbunga itu
tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada keadaan iklim
setempat, tinggi tempat dan faktor-faktor lain yang sangat
bersar pengaruhnya. Maka mulai berbunga dan waktu
pemungutannya pun tidak sama.
e¢ Di Sumatera ; tumbuh kuncup bunga antara bulan
Oktober-November maka musim panennya sckitar
bulan April -Juni
e¢ Di Jawa : Tumbuh kuncup bunga antara bulan
November-Januari maka panennya jatuh pada bulan
Mei-Juli
e Di Maluku : Tumbuh kuncup bunga antara bulan Mei-
Juli dan waktu panennya pada bulan Oktober-Januari
Waktu Pemetikan
Di atas telah dijelaskan bahwa waktu cengkch berbunga itu
di setiap daerah tidak sama. Maka sebagai gambaran, di
28bawah ini diketengahkan masa-masa berbunga atau panen
yang berbeda.
e Pada umumnya cengkeh berbunga itu di Indonesia
itu satu tahun sekali, demikian pula waktu
panennya. Walaupun waktu panen itu makan waktu
minimal tiga bulan, lebih-lebih bila luas arealnya
luas, panennya tidak cukup 3-4 bulan. Tanaman
yang normal setelah umur 15-20 tahun bisa
menghasilkan sekitar 3 kg per pohon. Ini adalah
merupakan suatu perhitungan | yang normal.
Memang sering dialami ada pohon yang
menhasilkan lebih dari 5 kg cengkeh kering tiap
pohon, tetapi pada suatu ketika ada pohon yang
sama sekali tidak berbuah sesuai dengan siklusnya.
Jadi perhitungan secara normal adalah diambil rata-
ratanya saja
+ Di Malagasi juga hanya ada satu musim panen yang
pendek saja yakni musim kemarau mulai
pertengahan Oktober hingga Desember yang berarti
satu tahun hanya satu musim berbunga.
e Di Zanzibar, terdapat dua musim berbunga yang
berarti dua musim panen yaitu, panen besar mulai
Juli-September dan panen kecil musim November-
Januari. Produksi pertahun rata-rata 3 kg tiap
pohonnya.
Perbedaan tingkat pemasakan bunga, waktu panen, tepatnya
waktu pemetikan dan teknik pengolahan hasil akan
menyebabkan kualitas hasik yang berbeda pula. Sedang di
dachah penghasil cengkch yang musim kemaraunya
bersamaan, tetapi berlainan lokasinya, maka musim
panennya juga berbeda. Juga pengaruh pola hujan,
22temperature dan tinggi tempat pertanaman akan membawa
pengaruh yang berbeda pula.
Oleh karena itu, pemetikan harus dilakukan pada tingkat
kemasakan yang tepat yakni pada waktu bunga berwarna
pucat yang sebelumnya itu berwarna hijau, kemudian
menguning akhirnya keunguan muda dan merah tua. Saat
yang paling bagus adalah pada saat kepala buah yang terdiri
dari mahkota bunga masih tertutup dan bundar bentuknya,
berisi dan mengkilat. Apabila bunga itu warnanya menjadi
merah muda berarti sebentar lagi akan membuka.
Jika pemetikan dilakukan terlalu awal, maka akan
menghasilkan cengkeh kering yang keriput, _berat
rendemennya sangat kurang, kadar minyak kurang schingga
harganya pun rendah. Sedangkan jika pemetikannya
terlambat misalnya bunga banyak yang mekar akan
meghasilkan cengkeh kering yang tidak berkepala schingga
ruas dan aromanya sangat berkurang. Itulah sebabnya, maka
pemetikan cengkeh harus dilakukan pada waktu yang tepat .
pemetikan biasanya dilakukan setelah ada beberapa bunga
yang membuka dalam pohon itu, misalnya ada 2-3 yang
sudah membuka.
30CARA PEMETIKAN
Bunga cengkeh yang sudah tua atau masak untuk dipungut
jangan dibiarkan sampai mekar. Sebelum dilakukan
pemetikan, dibawah tajuk pohon harus dibersihkan terlebih
dahulu, maksudnya bila ada bebrapa bunga yang jatuh
diwaktu pemetikan mudah dipungut. Adapun cara
pemetikannya tergantung keadaan tanaman itu sendiri
e Apabila tanaman itu belum tinggi, pemetikan dapat
dilakukan cukup dengan berdiri mengelilingi pohon
yang paling bawah. Selanjutnya kalau pohon agak
tinggi dapat menggunakan kait supaya lebih mudah.
¢ Kalau tanaman sudah cukup besar dan tinggi, lebih baik
menggunakan tangga yang berkaki tiga, tangga itu
mudah dipindah-pindahkan.
e Pada pohon yang sangat besar, yang umumnya lebih
dari 25 tahun pemetikannya bisa dilakukan dengan
memanjat pohon dengan menggunakan kait sebab
rantingnya dapat ditarik dengan kait itu schingga
memudahkan pemetikannya. Tapi pekerjaan ini hanya
dapat dilakukan pada ranting-ranting yang dekat dengan
btang pokok. Yang lebih sulit batang sudah tinggi dan
besar. Maka untuk keperluan ini, pada sekitar pohon itu
harus diberi tiang dari bambu, diberi palang-palang dan
diikat kuat-kuat sehingga bisa dipergunakan untuk
memnjat dengan demikian pemungutan dapat dilakukan
lebih mudah. Sebagaimana diketahui bunga cengkeh itu
terdapat pula pucuk-pucuk ranting yang jauh dari
batang atau cabang, maka pemungutannya harus pandai
jangan sampai merusaknya.
31Alat yang diperlukan untuk panen cengkeh antara lain
karung berukuran kecil atau keranjang bambu dan karung
besar. Apabila sudah tinggi dan kita tidak dapat menjangkau
dengan tangan, maka diperlukan tangga segitiga berkaki
empat. Pemetikan yang lazim dilakukan yaitu dengan jalan
mematahkan rumpun bunga pada bukunya sehingga
sepasang daun akan ikut terpetik. Tetapi cara demikian
sebenarnya kurang baik, sebaiknya yang dipetik hanya
tandannya saja, sepasang daun pada tandan tidak usah diikut
sertakan. Maksudnya untuk memperbanyak jumlah sirung
baru yang keluar dari pemetikan kelak. Bunga cengkeh
dipetik pertandan tepat di atas buku daun berakhir dengan
menggunakan kuku jari atau pisau yang kecil dan tajam.
Daun termuda yang berdekatan dengan bunga tidak boleh
ikut dipetik agar tidak menggangu pertumbuhan tunas
berikutnya. Apabila daun ikut terpetik, dapat mengurangi
jumlah tunas hingga 1/3 -1/2 bagian.
Bunga yang sudah dipetik dimasukkan kedalam keranjang
atau karung kecil yang sudah disediakan dan dibawa
mengikuti geraknya arah pemetikan. Setelah penuh, cengkch
dipindahkan karung besar kemudian dibawa kesuatu tempat
pemroses selanjutnya. Rata-rata satu hari kerja seseorang
dapat memperoleh 20-30 kg cengkch segar. Hal ini sangat
tergantung pada banyaknya cengkeh yang bisa dipetik dan
juga keterampilan mereka (pekerja). Satu pohon cengkch
biasanya dipetik 3-4 kali bahkan ada yang sampai 6 kali
dengan jarak S-7 hari. Hal ini tergantung pada umur dan
besarnya pohon. Untuk suatu kebun luas yang terdapat
ribuan pohon dengan jenis yang berlainan, pemetikannya
bisa makan waktu 3-4 bulan.
32PASCA PANEN
Untuk mendapatkan hasil yang bermutu baik, masalah
pengolahan juga perlu untuk diperhatikan dengan seksama.
Pengolahan cengkeh dilakukan dengan melalui beberapa
tahap yaitu sortasi basah, pemeraman, pengeringan, sortasi
kering dan penyimpanan.
1. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di
tempat pengolahan. Sortasi ini dilakukan dengan
memisahkan bunga dari tangkainya dan menempatkannya
pada tempat yang berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh
perlu dipisahkan karena mempunyai harga da mutu yang
berbeda. Sortasi ini sangatlah penting untuk diperhatikan
karena jika tangkai dan bunga tercampur maka akan
menurunkan mutu
2. Pemeraman
Bunga dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing
dimasukkan kedalam karung atau peti untuk selanjutnya
diperam sclama 24 jam. Selain untuk mempersingkat waktu
pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna
cengkeh menjadi cokelat mengkilap.
3. Pengeringan
Setelah pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan
dengan harapan kadar air cengkeh turun hingga 12 %-14%.
Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh mudah terserang
jamur sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar
air di bawah 12 % cengkeh akan mudah hancur sehingga
mutunya rendah.
33Pengeringan dapat dilakukan secara alami atau kombinasi
cara buatan dan cara alami. Pengeringan dengan cara alami
dapat dilakukan dengan menjemur cengkeh di bawah terik
matahari dengan menggunakan lantai beton atau anyaman
bambu. Pengeringan secara alami umumnya__ tidak
mengalami banyak hambatan karena pada umumnya
cengkch dipanen pada musim kemarau. Apabila tidak ada
mendung, cengkeh sudah dapat kering dalam waktu 5-6
hari, Tanda bahwa cengkch sudah kering dengan kadar air
sekitar 12 %-14 % adalah mudah patah bila ditekan.
Di perkebunan pesar, kadar air diukur dengan alat pengukur
kadar air. Pengeringan dengan cara buatan dilakukan dengan
mesin pengering dengan menggunakan bahaan bakar
minyak atau kayu. Namun mesin hanya boleh digunakan
untuk mengeringkan cengkeh hingga kadar air 22-25 %.
Dengan demikian perlu dilakukan pengeringan dengan cara
alami dibawah terik matahari hingga kadar air mencapai 12-
14 %. Pengeringan dengan mesin tidak boleh mencapai
kadar air 14% dan suhu lebih dari 56 derajat Celcius karena
dapat menyebabkan rusaknya senyawa-senyawa cengkeh
atau hancurnya cengkeh. Kombinasi pengeringan dengan
cara alami dan buatan memiliki beberapa keuntungan yaitu
waktu pengeringan lebih pendek (2-3 hari), aroma cengkeh
lebih tajam serta warna lebih seragam dan mengkilap.
344. Sortasi kering dan Pengemasan
Pada tahap sortasi, cengkeh dipisahkan dari kotoran-kotoran
dengan cara ditampi menggunakan tampah. Cengkeh yang
sudah bersih dimasukkan ke dalam karung kecil
berkapasitas 30-40 kg atau karung berkapasitas 50-60 kg
kemudian dijahit zig zag. Cengkeh yang telah dikemas
dalam karung siap untuk dipasarkan atau disimpan untuk
bebrapa waktu. Penyimpanan dilakukan di gudang yang
tidak lembab, mempunyai banyak yentilasi dan berlantai
semen. Di atas lantai dibuat para-para dari balok kayu yang
kuat setinggi 25-30 cm kemudian karung _ berikut
cengkehnya disusun di atasnya.
35