You are on page 1of 12

BL 29 Mei15*jenny*

Memahami Jalan Tuhan


Yesaya 55:9 Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan
rancangan-Ku dari rancanganmu.
Latar belakang perikop ini sebetulnya berbicara tentang perkataan Tuhan melalui nabi Yesaya kepada
bangsa Israel yang telah meninggalkan Allah dan kebenaran-Nya sehingga dibuang ke Babel. Di
tengah masa kekeringan yang mereka alami selama di pembuangan, mereka memperoleh kemurahan
Tuhan untuk diundang kembali masuk ke hadirat Allah, menikmati persekutuan dan berkat-berkatNya. Pada masa-masa jauh dari Allah, ada begitu banyak hal yang mereka coba pikirkan dan
rancangkan bagi hidup dan masa depan mereka, menurut apa yang baik pada pemandangan mereka
sendiri. Dan ketika itulah Allah berkata bahwa sesungguhnya rancangan Tuhan bukanlah rancangan
manusia dan jalan Tuhan bukanlah jalan manusia. Bahkan Tuhan menegaskan bahwa sedemikan
jauhnya perbedaan antara jalan Tuhan dengan jalan manusia, hingga Tuhan mengibaratkan jauhnya
perbedaan itu seperti tingginya langit dari bumi. Namun kasih karunia Allah yang begitu besar
menggerakkan Tuhan untuk mengundang bangsa Israel mendekat kembali kepada-Nya.
Pernyataan Tuhan ini tidak berarti bahwa Ia adalah Allah yang begitu jauh hingga Ia tidak bisa
dimengerti dan dijangkau sama sekali oleh manusia. Ada teolog yang mengatakan bahwa betapa
berbedanya manusia dengan Allah, sehingga sangat tidak mungkin bagi manusia untuk bisa
menyelidiki dan mengenal Allah. Namun kita juga diingatkan bahwa kita diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah, dan lebih jauh lagi, sebagai orang-orang yang telah ditebus melalui kematian Yesus di
atas kayu salib, antara kita dengan Allah ada keterhubungan dan keselarasan.
Tetapi ayat yang mengatakan bahwa seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan
Tuhan dari jalan kita di atas adalah sungguh benar adanya. Meskipun kita sudah diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah, dan meskipun kita adalah ciptaan yang baru di dalam Kristus, jalan manusia
tetaplah jalan manusia dan jalan manusia itu sangat berbeda dengan jalan Tuhan. Itulah sebabnya,
kita tidak perlu terkejut ketika Tuhan melakukan sesuatu yang sama sekali kita tidak mengerti.
Bahkan kita akan semakin menemui kesulitan apabila kita mencoba berkonfrontasi dengan Tuhan
mengenai ketidakmengertian kita terhadap jalan-Nya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita memasuki penghujung 2013 ini. Berbedanya jalan Tuhan
dari jalan manusia, bukan berarti kita membiarkan hal itu berjalan begitu saja, dimana kita tetap
bersikeras dengan jalan kita, dan membiarkan Tuhan dengan jalan-Nya. Karena kita tahu bahwa jalan
Tuhan adalah yang terbaik, jalan Tuhan adalah jalan kemenangan, dan jalan Tuhan adalah jalan
kehidupan. Perbedaan yang terjadi antara jalan Tuhan dengan jalan kita, seringkali diartikan oleh kita,

pihak manusia, sebagai kesalahan Tuhan yang tidak mau mengerti jalan kita. Padahal sebaliknya,
perbedaan yang terjadi adalah kesempatan untuk mau menyelaraskan jalan kita dengan jalan Tuhan.
Apa yang seharusnya kita lakukan ketika menyadari bahwa jalan manusia berbeda dengan jalan
Tuhan?
(1). Naik ke tempat kudus-Nya Tuhan
Maz. 73:17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
Asaf, seorang pemazmur, sempat mengalami ketidakmengertian dalam hidupnya ketika memerhatikan
tingkah laku dan kemujuran orang fasik. Meskipun mereka menjalani hidup yang tidak sesuai dengan
kebenaran firman Tuhan dan jalan dengan berkalungkan kecongkakan dan kekerasan, namun mujur
dan gemuk tubuh mereka. Mereka tidak mengalami kesusahan hidup, dan mereka tidak kena tulah
seperti orang lain. Awalnya Asaf merasa diperlakukan tidak adil oleh Tuhan, mengingat bagaimana ia
berjuang untuk hidup benar seperti yang telah ia jalani selama itu. Bahkan sedikit lagi, ia hampirhampir saja meninggalkan jalan Tuhan karena demikian cemburunya terhadap orang-orang fasik
tersebut.
Asaf sempat merasa bahwa jalan yang ia lakukan adalah suatu kesia-siaan. Pada saat ia
mempertahankan hati untuk tetap bersih di hadapan Tuhan, hidup dengan tangan yang selalu terbasuh,
namun justru kesialanlah yang ia peroleh. Seperti orang terkena tulah layaknya. Ia sama sekali tidak
mengerti dengan cara Tuhan bertindak. Ia merasa jalan Tuhanlah yang salah, dan jalannyalah yang
lebih benar. Namun di tengah kebingungannya, Asaf memutuskan untuk tidak menjauh dari jalan
Tuhan. Ia mencoba masuk lebih dalam lagi ke tempat kudus-Nya Tuhan, dan mencari jawaban pada
Sumber yang benar. Dan apa yang terjadi? Di hadirat Tuhan Asaf menemukan jawabannya. Ia menjadi
mengerti, untuk tujuan apa ia harus menjalani sesuatu yang awalnya ia pikir sangat tidak adil tersebut.
Semua itu tidak lain adalah cara Tuhan mendewasakan dirinya dan mengajar ia untuk melihat segala
sesuatu dengan kacamata-Nya Tuhan, dan bukan dengan pengertiannya sendiri.
(2). Memilih untuk setuju dengan jalan Tuhan
Luk. 1:38 Kata Maria: Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu. Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Bagi banyak orang, didatangi malaikat adalah suatu pengalaman yang menegangkan sekaligus
menyenangkan, karena Tuhan selalu datang dengan kabar sukacita-Nya dari Sorga. Namun bagi
Maria, kedatangan malaikat Gabriel membawa pesan Tuhan yang sama sekali di luar dugaannya, yaitu
bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Kabar itu bahkan dapat dianggap
sebuah malapetaka, karena bagi seorang perawan yang belum menikah dan kedapatan hamil, maka
dilempari batu sampai mati adalah hukumannya.

Jangankan untuk mencoba mengerti bagaimana cara kerja kuasa Roh Kudus yang akan turun atasnya
dan mengandung bagi-Nya seorang bayi kudus, membayangkan akibatnya saja pun Maria tidak
berani. Baginya ini merupakan suatu beban yang terlalu berat yang harus ia pikul. Ia sama sekali tidak
mengerti jalan Tuhan yang sedang dijalaninya. Sangat dipahami bila ia ingin protes kepada Tuhan,
dan meminta agar tugas berat ini dialihkan saja kepada orang lain yang lebih sanggup dari padanya.
Namun Maria segera menyadari bahwa ia adalah seorang hamba Tuhan. Bukan suatu kebetulan kalau
ia yang dipilih Tuhan untuk memikul tugas yang mulia ini. Kalau pun ia tidak sanggup
membayangkan resiko yang akan terjadi, ia percaya bahwa kuasa Tuhanlah yang akan bekerja atas
dirinya, meskipun ia tidak mengetahui bagaimana cara Tuhan bekerja. Dengan sikap dewasa dan
lapang hati ia mempersilakan Tuhan berkarya, meskipun itu bukan jalan yang ia pilih. Ia hanya bisa
berkata: Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.
Mari umat Tuhan, mungkin hari-hari ini kita sedang menjalani sesuatu yang tidak kita mengerti dalam
pengiringan kita kepada Tuhan. Ada jalan yang mungkin bertentangan dengan keinginan kita, namun
kita tahu itu jalan Tuhan dimana kita tetap harus menghadapinya. Tempatkanlah diri kita secara benar,
sebagaimana Maria menempatkan dirinya di hadapan Tuhan, yaitu sebagai seorang hamba Tuhan.
Sikap tersebut akan membuat kita berlapang hati untuk siap dipimpin oleh Tuhan. Dan camkanlah
baik-baik bahwa seorang hamba Tuhan selalu memiliki akses untuk datang dan masuk ke tempat
kudus-Nya Tuhan. Mari kita datang mendekat kepada-Nya.

BL 09 Jan15
Menjadi Pintu Bagi Banyak Orang
Yohanes 10: 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan
masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Peristiwa ini terjadi di Yerusalem dan masih merupakan rangkaian peristiwa dalam pasal sebelumnya,
yaitu ketika Yesus menyembuhkan mata seorang yang buta sejak lahirnya. Sangat sulit bagi orang
Farisi untuk menerima bahwa Yesus yang menyembuhkan orang buta itu berasal dari Allah, hingga
kemudian orang buta yang telah celik ini pun diusir, dan akhirnya Yesus datang dan menyambut dia
untuk masuk ke dalam kawanan-Nya. Sejak peristiwa itu Yesus mulai berkata bahwa Ia adalah pintu

yang membukakan keselamatan bagi domba-domba yang melalui-Nya dan membawa mereka
menemukan padang rumput.
Selain itu, Yesus juga mengatakan bahwa ada pribadi lain yang masuk tanpa melalui pintu itu,
melainkan dengan cara memanjat tembok. Orang-orang seperti itu Ia sebut pencuri dan perampok.
Sedangkan kepada orang-orang Farisi, Yesus menyebut mereka sebagai gembala upahan karena tidak
memiliki beban yang sungguh-sungguh untuk membawa masuk domba-domba ke pintu yang benar,
sebagaimana terbukti melalui sikap mereka terhadap orang yang buta sejak lahir itu. Orang buta itu
bahkan diusirnya keluar dari komunitas.
Hari-hari ini banyak orang di luar sana yang sedang mencari-cari pintu yang dapat mereka buka yang
akan membawa mereka menemukan keselamatan. Dan celakanya, duniapun turut menawarkan
banyak pintu bagi orang-orang tersebut bahkan disertai tawaran-tawaran lain yang tidak kalah
menggiurkannya. Akibatnya, banyak sekali orang yang tergoda lalu berjalan menuju pintu yang salah
tersebut.
Melalui pesan-Nya di minggu ini, Tuhan mau kita bertindak sebagai agen yang berperan sama
dengan Diri-Nya sendiri, yaitu turut menjadi pintu bagi banyak orang untuk membantu mereka
menemukan dan membukakannya agar mereka dapat menemukan padang rumput dan jalan
keselamatan seperti yang didambakan banyak orang. Ibarat tim penerima tamu yang berdiri di muka
pintu menyambut orang-orang untuk masuk melalui pintu, ada kemungkinan orang-orang tersebut
agak ragu untuk masuk seandainya tidak ada orang yang menyambut dan mempersilakan mereka
berjalan melalui pintu itu.

Umat Tuhan dapat bertindak menjadi pintu dalam berbagai hal, di antaranya adalah dengan:
(1). Memperkenalkan bahwa pada kita ada kehidupan yang berbeda
Yoh.10: 10B Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.
Masih banyak orang-orang yang ada di sekeliling kita yang merasa bahwa mereka telah memiliki
kehidupan, dengan menyodorkan bukti bahwa mereka terlahir sebagai makhluk hidup yang bisa
bernafas. Ada pula yang mengatakan bahwa bukti mereka telah memiliki kehidupan adalah
kemampuan mereka untuk bergerak dengan leluasa, karena mana mungkin manusia yang sudah mati
dapat leluasa bernapas dan bergerak. Ada pula yang mengatakan bukti bahwa mereka merupakan
manusia yang diciptakan Tuhan yang berbeda dengan makhkuk hidup lainnya adalah karena mereka

memiliki perasaan. Semua bukti-bukti tersebut tidaklah salah kalau hanya untuk membuktikan bahwa
mereka adalah makhluk yang hidup.
Yesus datang untuk membawa hidup
Sejak manusia jatuh dalam dosa, kelimpahan dan kehidupan menjadi sesuatu yang harus diusahakan
dengan keras oleh manusia. Kejatuhan manusia membuatnya menjauh dari kehidupan yang sejati,
karena manusia kemudian menjadi terpisah dengan Allah yang adalah sumber kehidupan yang sejati .
Dunia ciptaan pun mendapatkan kutukan , sehingga menjadi sulit bagi manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Sejak itu keadaan kelimpahan merupakan suatu suasana kondisional, yaitu keadaan
bersyarat yang tergantung akan hubungan manusia dengan Allah.
Bukan itu saja. Kondisi manusia yang terpisah dengan Allah menyebabkan manusia memiliki
kehidupan yang semu. Kita masih memiliki kesempatan untuk meneruskan kehidupan, sama seperti
Adam yang masih mengalami hidup, sampai ia berumur 930 tahun dan kemudian mati. Namun
sebenarnya itu adalah kehidupan yang semu, karena kita semua seharusnya sudah mati, atau sedang
menuju kematian kekal yaitu penghukuman untuk dosa-dosa kita. Kelihatannya bernyawa dan
berfungsi, namun sebenarnya sedang tidak hidup. Kondisi ini digambarkan dalam film Matrix, saat
manusia mengira mereka sedang menjalankan aktivitas sehari-hari, walaupun sebenarnya mereka
sedang berada dalam kondisi mati suri dan hidup dalam dunia maya.
Manusia berada dalam keadaan yang sulit. Di satu sisi ia adalah orang hukuman yang harus
menanggung sanksi yang dijatuhkan padanya. Namun di sisi lain tidak ada satu pun yang bisa ia
lakukan untuk membebaskan diri hukuman. Hukuman itu begitu besar, sehingga tidak ada manusia
yang bisa bebas dari hukuman tersebut. Hanya Allah sendiri yang bisa memuaskan hukuman tersebut.
Itu artinya kondisi manusia adalah suatu kepastian yaitu hukuman kekal , dan tidak ada cara untuk
menghindarinya. Jadi walaupun manusia hidup, namun terpisah dari Allah selama-lamanya.
Bagaimana manusia bisa melepaskan diri dari kerusakan ini?
Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya
kepada kita, (Ef 2:4)
Namun Yesus mengatakan bahwa ada satu kehidupan yang harus dimiliki oleh semua manusia yang
hidup di dunia. Kehidupan ini berbeda dengan kehidupan yang hanya sekedar bisa bernafas, bergerak
atau memiliki perasaan. Hidup yang Yesus tawarkan adalah kehidupan ilahi yang menjadikan Yesus
sebagai Tuhan, Juruselamat dan Raja di atas segala raja, yang oleh-Nya kita dapat memiliki dan
menikmati janji-janji Allah, termasuk di dalamnya janji kehidupan kekal. Itulah sebabnya Yesus
berkata bahwa barangsiapa rindu mengalami kehidupan yang demikian, maka ia harus masuk melalui

Pintu yang dimaksud. Dan tugas kita adalah memperkenalkan dan menuntun orang-orang itu untuk
masuk ke dalam pintu tersebut.
(2). Menuntun orang-orang untuk memperoleh makanan yang benar
Yoh.10: 9 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan
keluar dan menemukan padang rumput.
Tidak ada makanan yang terbaik yang dapat dinikmati oleh domba-domba, selain rumput segar yang
disediakan oleh gembala untuk mereka. Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Gembala yang baik. Dan
sebagai Gembala yang baik Ia telah menyediakan makanan terbaik bagi mereka yang mau masuk
melalui pintu yang telah Ia bukakan, dan Ia-lah Pintu itu sendiri. Domba-domba yang mau masuk ke
dalam Pintu itu akan menemukan sebuah padang rumput, yang olehnya domba-domba memperoleh
kesehatan dan pertumbuhan yang pesat.
Mengiring Yesus bukanlah sekedar membawa jiwa-jiwa untuk diselamatkan karena telah menerima
Yesus dalam hidupnya. Mengiring Yesus adalah juga tentang menuntun orang-orang yang sudah
diselamatkan tersebut hingga memperoleh makanan yang dapat menyehatkan dan memberikan
pertumbuhan hingga mencapai kedewasaan atau kematangan, baik secara jasmani dan rohaninya.
Orang yang memperoleh makanan yang sehat secara demikian akan mengerti tujuan dan panggilan
hidupnya dalam Kristus. Orang yang menerima makanan yang baik akan cakap dan mampu memilih
untuk bertindak benar saat menghadapi tantangan apapun di dalam hidupnya. Dan inilah yang
menjadi tugas kita sebagai pintu bagi domba-domba, yaitu untuk memperoleh makanan yang
terbaik dari Sang Gembala Agung.
Mari umat Tuhan, masih banyak hal lain yang dapat kita lakukan untuk menjadi pintu yang baik
bagi jiwa-jiwa yang memerlukan keselamatan, makanan, pertumbuhan, perlindungan, dan lain-lain.
Bagian kita adalah meneladani apa yang telah Sang Gembala Agung telah lakukan terlebih dahulu
kepada kita.

1. Kata hidup"
Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka
mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Dari ayat ini kita melihat bahwa tujuan Tuhan Yesus datang supaya kita memiliki hidup dalam
segala kelimpahan. Ternyata dalam bahasa asli Alkitab, hidup dalam teks ini menggunakan kata
"Zoe". Dalam Alkitab kita dapat menemukan 2 kata yang dapat diterjemahkan hidup. Pertama
"bios", kedua "zoe". Nah kita akan belajar tentang 2 kata tersebut supaya kita memiliki pemahaman

yang lebih terbuka. Bios adalah hidup yang dimiliki oleh semua mahluk hidup, baik manusia,
binatang, dan tumbuhan. Dari kata ini kita mengenal istilah biologi. Ciri bios paling tidak kita
dapat temukan bahwa tujuan mahluk hidup adalah mencari makan, kenyang, berkembang biak, begitu
seterusnya sampai pada satu titik kematian.
Dengan kata lain bios adalah hidup yang selalu berhubungan dengan hal-hal fisik. Jika dalam
konteks hidup manusia, paling tidak kehidupan bios bisa digambarkan bagaimana manusia bekerja
mencari uang untuk melangsungkan kehidupan yang layak, menikah, memiliki keturunan, begitu
sepanjang hidupnya sampai akhirnya mati. Bios selalu berhubungan dengan hal yang besifat fisik.
Namun dalam diri orang percaya, kita memiliki kehidupan seperti yang disebutkan dalam ayat
tersebut, yaitu kehidupan zoe. Zoe sangat berbeda dengan bios. Zoe adalah hidup dengan segala
kekayaan dan kualitas hidup sebagai manusia yang sesungguhnya. Hidup zoe adalah hidup yang
membawa arti, bukan hanya arti yang bisa dirasakan orang lain, tetapi membawa arti untuk kekekalan.
Sederhananya zoe adalah hidup seperti Yesus hidup.
Zoe selalu berbicara tentang kehidupan dalam hubungannya dengan Tuhan yang
dimanifestasikan dalam segala hal, atau ektrimnya zoe adalah hidup yang selalu berhubungan dengan
hal rohani dan tidak bersentuhan dengan hal yang bersifat fisik atau yang sementara. Zoe juga
berbicara bagaimana kita mengisi hari-hari hidup kita agar apapun yang kita lakukan memiliki nilai
kekal. Zoe tidak berbicara tentang panjangnya hidup dan segala prestasi yang kita dapatkan, tetapi zoe
berbicara tentang dalamnya hidup, dan segala makna yang mampu kita berikan untuk orang lain dan
kerajaan Allah.
Kita dapat melihat kebenaran di atas bahwa Yesus datang bukan untuk memberi bios
(berhubungan dengan hal-hal fisik tadi), namun memberi zoe (hidup rohani). Dalam Yohanes 3: 16
dikatakan bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus, tidak binasa melainkan beroleh hidup
yang kekalhidup yang kekal dalam ayat tersebut juga menggunakan akar kata zoe. Artinya bahwa
Tuhan memberikan segala kekayaan, kualitas hidup yang sangat tinggi bagi mereka yang percaya
kepada Yesus. Itu juga berarti bahwa hidup yang kekal yang Tuhan janjikan bukanlah sekedar hidup
di surga nanti, namun hidup yang kekal dimulai saat kita menerima Yesus. Saat kita menerima Yesus
sebagai Tuhan, kita memiliki kehidupan zoe dengan segala kualitasnya, kita memiliki kehidupan
Yesus, yaitu kehidupan yang maksimal, berkualitas dan menjadi berkat.
Kualitas hidup atau kekayaan yang seperti ini tentu tidak dapat dibandingkan dengan
kekayaan fisik yang bersifat sementara. Hidup seperti Yesus hidup, kaya dalam kualitas, kaya dalam
pengenalan akan kebenaran, kaya dalam pengenalan akan Allah.

Sekalipun dalam kehidupan di dunia, jika dinilai secara materi Yesus dan pengikutnya tidak
dipandang dunia, tidak berkelimpahan, bahkan bisa dikatakan kekurangan. Kita lihat kehidupan
Yesus dari kelahiran-Nya di tempat yang sangat tidak layak; dari masa kecilnya hingga remaja harus
hidup dalam perantauan; masa muda yang begitu suram di mata dunia, Yusuf harus mati muda
sehingga Yesus sebagai anak sulung harus menghidupi ibu dan saudara-saudara-Nya; dalam
perjalanan pelayanan-Nya secara materi tidak dapat dibanggakan, sampai dia berkata bahwa serigala
punya liang, burung punya sarang, Anak Manusia tidak memiliki tempat untuk meletakan kepalanya;
bahkan saat kematian-Nya, dunia memandang Yesus sebagai orang gagal. Sebenarnya dari kehidupan
(zoe) Yesus di dunia hendak mengajarkan kita, bahwa harta kita yang sesungguhnya adalah kualitas
hidup yang hendak Dia berikan melalui karya keselamatan; harta kita yang sesungguhnya bukanlah
harta di bumi, tetapi harta di surga di mana ngengat dan karat tidak merusakannya; dunia bukanlah
tanah air kita, ada satu tanah air yang lebih baik di surga nanti sehingga mata kita diajar untuk selalu
tertuju kepada kekekalan.
Tuhan Yesus benar-benar mengajarkan kita tentang kebenaran hidup yang sesungguhnya.
Dengan kebenaran yang utuh itu kita yang percaya dimerdekakan, dilepaskan dari segala ikatan dunia,
mata kita dibuat melihat kekayaan kemuliaan dari harta surgawi yang begitu hebat. Dan hidup
tersebut Yesus tawarkan untuk orang yang mau mengikut Dia. Di sini kita melihat janji Tuhan, bahwa
Tuhan akan memberikan hidup yang jauh lebih hebat dari yang dunia tawarkan. Kadang kita orangorang percaya menjadi orang yang egois tanpa mengerti kebenaran yang utuh..Kadang kita berkata
bahwa Yesus miskin, supaya kita menjadi kaya. Saya berkata Amin untuk pernyataan tersebut.
Namun kekayaan yang Tuhan berikan bukan kekayaan yang bisa hilang oleh ngengat dan karat,
namun kekayaan yang sejati yang tidak dapat habis dan binasa, yaitu kekayaan karena pengenalan
akan Allah yaitu hidup kekal di dalam Yesus.
2.

Dari

konteks

Dalam teks Yohanes 10:10 tadi juga masih ada sambungannyabahwa kita bukan sekedar memiliki
zoe (hidup yang berkualitas), tapi kita memilikinya dalam segala kelimpahan. Namun tunggu dulu,
kadang kita juga kurang memahami bagian ini secara utuh.
a.

Ayat

tersebut

sedang

berbicara

tentang

fakta

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa pencuri (iblis) datang untuk mencuri, membunuh, dan
membinasakan. Kalimat tersebut ternyata sedang berbicara tentang fakta, dan tidak sedang berbicara
tentang sebuah kasus. Kita melihat kenyataan yang terjadi di dunia ini, bahwa ternyata iblis justru
datang untuk memberi kelimpahan, kekayaan, kesembuhan, biar usaha lancar dan segala hal yang
bersifat fisik menjadi mudah tanpa suatu tanggung jawab. Bahkan iblis bukan hanya tawarkan kepada
kita orang percaya saja, Tuhan Yesus juga pernah menerima tawaran seperti itu ketika Ia dicobai iblis.

Kerajaan dunia dan segala kemegahan, ketenaran, dan kekayaan akan dia berikan asal mau
menyembah iblis. Melihat fakta tersebut lalu apa yang dicuri, dibunuh, dan dibinasakan oleh iblis?
Karena faktanya banyak orang sakit datang ke tempat-tempat tertentu untuk meminta kesembuhan
dan kenyataannya kesembuhan terjadi (ada orang berkata, sebenarnya orang tersebut tidak sembuh
total tapi sakitnya dipindahkan, dsbmenurut saya itu kasusmemang ada yang seperti itu
namun faktanya banyak yang sembuh total sampai dia tua dan mati). Dalam kasus lain kita melihat
orang-orang yang datang pada iblis dan menyembah dia untuk diberi kelimpahan, lancar usaha, dll
dan mereka mendapatkannya (memang ada kasus yang terkesan tidak sempurna, cont: anaknya idiot
atau kasus-kasus lain, tetapi Fakta juga membuktikan bahwa apa yang iblis beri kelihatan begitu
sempurna). Kalau kita melihat fakta tersebut lalu apa yang dicuri iblis, apa yang dirusak, apa yang
dibinasakan.? (renungkan sejenak secara jujur).
Tetapi Firman tersebut sekali lagi sedang berbicara tentang Faktabahwa iblis datang untuk mencuri,
membunuh, dan membinasakan kualitas hidup kita, potensi kita untuk melayani Tuhan, kehidupan
rohani kita. Memang ada kasus-kasus setelah kita putus hubungan dengan iblis usaha kita seakan-akan
seret, apa yang kita peroleh seakan-akan hilang dalam sekejap, anak kita sakit-sakitan, dll seakanakan apa yang kita punya dicuri iblisnamun sekali lagi itu adalah kasussedangkan Tuhan Yesus
sedang bebicara tentang fakta bahwa pekerjaan iblis adalah mencuri, membunuh dan membinasakan
bukan daging kita, bukan uang kita, bukan harta kita (sekalipun kita harus jujur ada kasus-kasus
bahwa iblis juga mencuri apa yang kita miliki), namun faktanya adalah sekalipun iblis beri kita
kelimpahan materi (namun dia bunuh rohani kita), dia berikan apa yang kita inginkan (namun dia
rusak hubungan kita dengan Tuhan), iblis beri kedudukan, kekayaan, usaha lancar, kita dapatkan
dunia dan keindahannya (namun dia binasakan rohani kita sehingga kita tidak hidup dalam pengaturan
Tuhan).
Itulah faktanya iblis memberi segala hal namun dia binasakan rohani kita. Nah sekarang kita bisa
jawab apa yang iblis curi, bunuh, dan binasakan? Sesuai fakta yang Yesus sampaikan dalam ayat
tersebut, iblis sedang membunuh kehidupan rohani kita, kehidupan kekal kita, kualitas kita untuk
melayani Tuhan, bukan daging kita, bukan fisik kita, sekalipun ada beberapa kasus yang seperti itu.
Melihat itu kita dapat memahami kalimat selanjutnya dalam ayat itubahwa Tuhan Yesus datang
untuk memberikan kelimpahan. Kalau iblis mencuri harta rohani kita, kekayaan rohani kita, berarti
kebalikannya bahwa Yesus datang memberikan kelimpahan yang sifatnya rohani. Sangat tidak
konsisten jika kita berkata bahwa iblis mencuri kehidupan rohani kita, tetapi Yesus datang
memberikan kelimpahan materi.
b.

Bahasa

Asli

dari

kata

kelimpahan

Kata kelimpahan dalam teks tersebut menggunahan kata Perissos yang berarti berkelimpahan,

sampai meluber, bisa dikatakan tidak terukur, namun dalam hal kualitas hidup seperti tadi yang sudah
saya bahas (superabundant in high kuality). Memang akar kata perissos itu digambarkan seperti
domba yang dibawa ke padang rumput yang hijau dan sangat lebat. Karena itu Yesus dalam perikop
pasal 10 juga menggunakan perumpamaan bahwa kita adalah domba-dombanya Tuhan. Nah saya mau
tanya pada saudara, kakayaan seperti apa yang tidak dapat diukur (perissos)? Kelimpahan seperti
apa yang tidak dapat diukur (perissos)? Semua kekayaan yang ada didunia pasti bisa diukur
bukan? Kekayaan apa yang tidak bisa diukur? Kalau saya katakan kekayaan rohani kira-kira itu
bisa diukur tidak? Tuhan Yesus juga pernah katakan bahwa kita akan menuai 100 kali lipat, 60 kali
lipat, dan 30 kali lipat (Matius 13:23)amin? Namun sekali lagi kebenaran tersebut juga tidak
sedang berbicara tentang uang atau materi, kalau kita lihat konteksnya dalam Matius 15 ternyata
perikop tersebut sedang berbicara tentang penabur. Nah perikop tersebut juga menjelaskan tentang apa
artinya benih yang ditabur (Firman Tuhan). Ketika Firman itu kita terima dengan sukacita, Firman
itu menyatu dan menjadi hidup dalam hidup kita, maka itu akan berbuah 100, 60, 30 kali ganda. Kita
menjadi berkelimpahan karena Firman tersebut membentuk karakter, membentuk keinginan dan
kehendak untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan dalam pekerjaan, pelayanan, keluarga,
masyarakat, dan dalam setiap aspek hidup kita. Kita menjadi manusia yang unggul dan berkualitas,
menjadi manusia yang kuat karena Firman tersebut, kaya akan ide dan kreasi untuk Tuhan.
Nah sudah jelas Firman Tuhan itulah harta yang sesungguhnya, lebih berharga dari emas perak.
Firman Tuhan adalah harta yang Tuhan karuniakan yang tidak dapat diukur oleh timbangan apapun,
oleh teori metodologi penelitian manapun dan kalau itu ada di hidup kita akan berbuah 100, 60, 30
kali ganda (bukan kali 100, kali 60, kali 30bukan dikali, Tetapi 100, 60, 30 kali lipat), itulah yang
disebut perissos atau berkelimpahan. Jadi yang Tuhan Yesus maksud dengan kelimpahan bukanlah
kelimpahan materi yang bersifat fisik karena semua hal materi pasti bisa diukurkalau Tuhan Yesus
ingin memberkati kita dengan kekayaan materi, tidak perlu Dia datang dari surga untuk mati bagi kita,
Dia cukup ucapkan berkat dan berkat itu datang. Namun Tuhan katakan bahwa Aku Datang untuk
memberi hidup dalam segala kelimpahan, karena Tuhan tau bahwa berkat yang satu ini tidak bisa
memakai perantaraan lain, tidak bisa Tuhan hanya sekedar berfirman, namun Yesus yang adalah Allah
sendiri harus datang ke dunia. Yesus datang untuk memberikan berkat kehidupan yang memiliki
kualitas hidup, berkelimpahan seperti hidupnya Yesus, yang membawa arti bukan hanya buat orang
lain, tetapi juga bagi kerajaan Allah. Hidup dalam kelimpahan seperti inilah yang Yesus janjikan bagi
kita yang percaya.
Kesimpulan

Kita melihat bahwa yang Tuhan Yesus janjikan dalam ayat tersebut, tidak sedang berbicara tentang
kehidupan materi, tetapi kekayaan yang lebih dari hal yang sifatnya sementara yaitu kekayaan rohani
dalam pengenalan akan Allah dan segala kebenaran-Nya. Lalu bagaimana makan minum kita,

kebutuhan kita, dan apa yang kita perlukanapakah kita tidak boleh kaya, atau apakah kita tidak
boleh mencari harta dunia? Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya maka semua hal itu
akan ditambahkan. Harta kita hanya tambahan dan kepercayaan yang harus dikelola. Kalau Bapa
relakan Anak-Nya yaitu Yesus, masakan dia tidak berikan segala sesuatu bersama dengan Dia
saudara, habiskan waktumu untuk mencari harta yang tidak bisa habis yaitu Firman Allah, Yesus
sendiri itu harta anda, dan buat diri anda cukup dengan Yesus, maka segala sesuatu itu akan
dikaruniakan bersama-sama Dia. 1. Bekerjalah dengan giat, belajarlah dengan tekun, carilah uang
saudara dengan giat sebagai bukti bahwa saudara bertanggung jawab. Namun dalam usaha saudara
mencari semua hal itu, tujuan akhir-Mu hanya Tuhan Final Destination anda adalah kerajaan Allah
dan kebenaran-Nya (harta yang berkelimpahan dan tidak akan habis). Dalam pengalaman kerja,
belajar, bermasyarakat dan dalam segala aspek hidup kita harus berdasarkan prinsip kebenaran dan
dalam rangka pencarian akan kebenaran. 2. Cukupkanlah diri kita dengan Yesus. Apa arti kalimat
tersebut? Jadikan Yesus satu-satunya yang berharga dalam hidup anda (bukan sekedar no 1). Saya
terlalu percaya jika cinta kita kepada Yesus dimanifestasikan dalam tanggung jawab kita dalam
bekerja, belajar, dan segala hal yang kita lakukan di dunia ini, maka Tuhan akan memperbesar
kapastitas kita. Ketika kapasitas kita diperbesar oleh Tuhan, maka Tuhan juga akan percayakan
tanggung jawab yang sesuai dengan kapasitas kita. Kita akan merasa cukup dengan apa yang kita
miliki hari ini, karena kita sadar itulah kapasitasku sekarang, namun kita juga harus terus dengan giat
memperbesar kapasitas kita, sehingga semakin banyak hal-hal yang lebih besar yang Tuhan
percayakan. Ada banyak orang yang tidak merasa cukup dengan apa yang mereka miliki saat ini,
karena tidak sadar akan kapsitasnya dan memakai Tuhan untuk membuat hidup ini menjadi mudah.
Kerja sedikit, tetapi ingin untung banyak dengan mengatas namakan Tuhan. Orang seperti ini adalah
orang yang tidak menjadikan Yesus menjadi tujuan hidupnya, tetapi menjadikan Yesus sebagai alat
untuk mendapatkan apa yang ia mau. Tentu ini bukan mentalitas kerajaan Allah yang Yesus ajarkan.
Ketika kita mengerti kapasitas kita, kita akan merasa cukup dan tidak akan berkekurangan (itu yang
disebut dengan kaya). Ketika kita mengerti kapasitas kita, kita akan bersyukur dengan gaji 3 jt per
bulan, karena dia akan berkata kapasitas diriku memang pantas dihargai 3 jt per bulan. Namun orang
yang seperti ini harus bertanggung jawab dalam pekerjaannya, dan berusaha mengoptimalkan hidup
yang Yesus sudah beri sehingga kapasitasnya semakin ditambah oleh Tuhan. Jadi apakah kita boleh
kaya? Jawaban saya, kita harus kaya sesuai dengan kapasitas kita. Jadi fokusnya bukan harta, tetapi
kualitas hidup yang dimanifestasikan dalam kualitas kerja yang semakin dikembangkan, semakin
kreatif, semakin produktif, semakin bertanggungjawab dan setia dalam tugas dan kepercayaan
apapun. Orang seperti ini, adalah orang yang layak diberkati. Dan orang yang demikian, adalah orang
yang akan dipercayakan banyak hal termasuk kekayaan materi untuk kemuliaan nama Tuhan. Saya
percaya kalau dalam kesemuanya itu focus kita hanya kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, Tuhan akan
cukupkan apa yang kita butuhkan, keuangan kita, perkerjaan kita akan dipromosikan karena kita akan

lakukan yang terbaik dalam setiap tanggungjawab kita, untuk kemuliaan-Nya dan kerajaan-Nya. Kita
tidak akan kuatir soal hidup kita, karena kita akan bertanggungjawab dalam segala hal, dan kita
percaya bahwa hidup kita akan dipelihara sempurna oleh Bapa kita dalam Yesus. Amin.

You might also like