You are on page 1of 28

Penatalaksanaan

Epilepsi

Hanna Anggitya
2010730138
Pembimbing:
Dr. Fuad Hanif, Sp.S M.Kes

Definisi

Kata epilepsi berasal dari bahasa Yunani


(Epilepsia) yang berarti serangan.
Epilepsi merupakan kelainan otak yang yang
ditandai
dengan
kecenderungan
untuk
menimbulkan bangkitan epileptik yan terus
menerus dengan kosnsekuensi neurobiologis,
kognitif, psikologis dan sosial.

ETIOLOGI
EPILEPSI
IDIOPATIK

Pada 50% epilepsi anak, predisposi genetik,


awitan < 3 tahun

EPILEPSI
SIMPTOMATIK

Kelainan/lesi SSP e.g: post trauma kapitis, infeksi


SSP, ggn metabolik, asfiksia neonatorum,
neurodegeneratif

EPILEPSI
KRIPTOGENIK

Penyebabnya karena Sindrom West, Sindrom


Lennox-Gastaut dan epilepsi mioklonik

KLASIFIKASI BERDASARKAN BENTUK


BANGKITAN
BANGKITAN
PARSIAL

BANGKITAN
UMUM
(KONVULSI/N
ON
KONVULSI)

BANGKITAN
TIDAK DAPAT
DIKLASIFIKASI

Bangkitan Parsial sederhana (kesadaran tidak


terganggu)
Bangkitan Parsial komplek (kesadaran terganggu)
Bangkitan parsial berkembang menjadi bangkitan
umum
Lena/absens
Mioklonik
Tonik
klonik
tonik-klonik
atonik
Epilepsi primer atau idiopatik (o/ gangguan
fungsi serebral epileptogenic inheritence)
Epilepsi sekunder atau simptomatik (o/
structural di otak, baik genetic atau didapat)

International Leugeu Against Epilepsy (ILAE) 1981

KLASIFIKASI
KEJANG
PARSIAL
(FOKAL)

Parsial
Parsial
Parsial

sederhana
komplek
dengan generalisasi sekunder

KEJANG
UMUM

Lena/absens
Mioklonik
Tonik
klonik
tonik-klonik
atonik

KEJANG EPILEPTIK YANG TAK TERGOLONGKAN

International Leugeu Against Epilepsy (ILAE) 1981

GEJALA KEJANG
PARSIAL
SIMPLEKS
Dj vu
Perasaan
senang/takut
tiba tiba
Kebas
Gerakan tidak
terkontrol
Halusinasi

PARSIAL
KOMPLEKS
Mencucu atau
mengunyah
Melakukan
gerakan sama
berulang
Melakukan
gerakan tidak
jelas
Menendang
atau meninju
berulang
Menggumam

TONIK-KLONIK
(GRAND MAL )
Aura
Tahap tonik atau
kaku
Tahap klonik
atau kelojotan

PENATALAKSANAAN
EPILEPSI

Golongan Hindatoin

Adalah obat utama yang digunakan pada


hampir semua jenis epilepsi, contoh fenitoin.
FENITOIN
Mekanisme kerja fenitoin : menghambat
kanal sodium(Na+) yang mengakibatkan
influk (pemasukan) ion Na+ kedalam
membransel berkurang, dan menghambat
terjadinya potensial aksi oleh depolarisasi
terus-menerus pada neuron

Lanjutan

Dosis : awal penggunaan fenitoin : 5 mg/kg/hari ;


dosis pemeliharaan : 20 mg/kg/hari tiap 6jam
Efek Samping : depresi pada SSP, sehingga
mengakibatkan
lemah,
kelelahan,diplopia,disfungsi
korteks
dan
mengantuk. Pemberian fenitoin dosis tinggi
gangguan keseimbangan dan nystagmus. Salah
satu efek samping kronis yang mungkin terjadi
gingival hyperplasia.

Golongan Barbiturat

sangat efektif sebagai anti konvulsi, paling sering


digunakan terutama digunakan pada serangan grand mal.
Biasanya untuk pemakaian lama dikombinasi dengan
kofein atau efedrin guna melawan efek hipnotiknya. Tetapi
tidak dapat digunakan pada jenis petit mal karena dapat
memperburuk kondisi penderita. Contoh fenobarbital.
FENOBARBITAL
MK : menurunkan konduktan Na dan K serta menurunkan
influks kalsium,maka memiliki efek langsung terhadap
reseptor GABA. Aktivasi reseptor barbiturat akan
meningkatkan durasi pembukaan reseptor GABA serta
meningkatkan konduktan post-sinap klorida

Lanjutan

Dosis : dosis awal penggunaan fenobarbital


1-3 mg/kg/hari dandosis pemeliharaan 10-20
mg/kg 1kali sehari.

Efek samping : gangguan SSP, kelelahan,


mengantuk, sedasi,kemerahan kulit dan
Steven-johnson
syndrome
serta
depresi.Penggunaan fenobarbital pada anakanak dapat menyebabkan hiperaktivitas.

Golongan Iminostilben

KARBAMAZEPIN
MK : karbamazepin menghambat kanal Na+,yang
mengakibatkan influk (pemasukan) ion Na+ kedalam
membran selberkurang dan menghambat terjadinya
potensial aksi oleh depolarisasiterus-menerus pada neuron.
Dosis : pada anak dengan usia kurang dari 6 tahun 10-20
mg/kg 3 kali sehari, anak usia 6-12 tahun dosis awal 200
mg 2 kalisehari dan dosis pemeliharaan 400-800 mg. Anak
usia lebih dari12 tahun dan dewasa 400 mg 2 kali sehari
Efek samping : gangguan penglihatan (penglihatan
berganda),pusing, lemah, mengantuk, mual, goyah (tidak
dapat berdiritegak) dan Hyponatremia

Asam Valproat

Asam valproat merupakan pilihan pertama untuk terapi


kejang parsial,kejang absens, kejang mioklonik, dan
kejang tonik-klonik.
MK : meningkatkan GABA dengan menghambatdegradasi
nya atau mengaktivasi sintesis GABA. Asam valproat
jugaberpotensi terhadap respon GABA post sinaptik yang
langsung menstabilkanmembran serta mempengaruhi
kanal kalium.
Dosis : penggunaan asam valproat 10-15 mg/kg/hari.
Efek samping : gangguan pencernaan (>20%), termasuk
mual,muntah, anorexia, peningkatan berat badan, pusing,
gangguankeseimbangan tubuh, tremor, dan kebotakan.

Golongan Benzodiazepin

Benzodiazepin digunakan dalam terapi


kejang. Benzodiazepinmerupakan agonis
GABA,
sehingga
aktivasi
reseptor
benzodiazepin akanmeningkatkan frekuensi
pembukaan reseptor GABA

Lanjutan

MK : Efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat aksi


gamma-aminobutyric acid (GABA) sebagai neurotransmitter
penghambat di otak. Benzodiazepine tidak mengaktifkan
reseptor GABA A melainkan meningkatkan kepekaan reseptor
GABA A terhadap neurotransmitter penghambat sehingga
kanal klorida terbuka dan terjadi hiperpolarisasi sinaptik
membran sel dan mendorong post sinaptik membran sel tidak
dapat dieksitasi. BDZs tidak menggantikan GABA, yang
mengikat pada alpha sub-unit, tetapi meningkatkan frekuensi
pembukaan saluran
yang mengarah ke peningkatan
konduktansi ion klorida dan penghambatan potensial aksi. Hal
ini menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde,
potensiasi alkohol, antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal.

Lanjutan

Dosis : anak usia 2-5 tahun 0,5 mg/kg, anak


usia 6-11 tahun 0,3mg/kg, anak usia 12 tahun
atau lebih 0,2 mg/kg, dan dewasa 4-40
mg/hari.
Efek
samping
:
cemas,
kehilangan
kesadaran,
pusing,
depresi,mengantuk,
kemerahan dikulit, konstipasi, dan mual

Obat Anti Epilepsi lain

GABAPENTIN
MK : Gabapentin merupakan obat pilihan kedua untuk
penanganan parsialepilepsi walaupun kegunaan
utamanya adalah untuk pengobatan nyerineuropati.
Gabapentin dapat meningkatkan pelepasan GABA
nonvesikelmelalui mekanisme yang belum diketahui.
Gabapentin mengikat proteinpada membran korteks
saluran
Ca2+
tipe
L.
Namun
gabapentin
tidakmempengaruhi arus Ca2+ pada saluran Ca2+
tipe T, N, atau L. Gabapentintidak selalu mengurangi
perangsangan potensial aksi berulang terus-menerus.

Lanjutan

Dosis : anak usia 3-4 tahun 40 mg/kg 3 kali


sehari, anak usia 5-12 tahun 25-35 mg/kg 3
kali sehari, anak usia 12 tahun ataulebih dan
dewasa 300 mg 3 kali sehari.
Efek samping : pusing, kelelahan,
mengantuk, danketidakseimbangan tubuh
serta mengalami peningkatan beratbadan

JENIS BANGKITAN

OAE LINI PERTAMA

OAE LINI KEDUA

OAE LINI
KETIGA/
TAMBAHAN

Lena

Valproat
Lamotrigine

Mioklonik

Valproat

Tonik Klonik

Valproat
Karbamazepin
Fenitoin
Fenobarbital
Valproat

Lamotrigin

Carbamazepine
Fenitoin
Fenobarbital
Oxarbazepine
Lamotrigine
Topiramat
Gabapentin
Valproat

Valproat
Levetiracetam
Zonisamid
Pregabalin

Tlagabine
Vigabatrin
Felbamat
Pirimidon

Lamotrigin

Tropiramat
Levetiracetam
Zonisamid

Atonik

Parsial

SPASMUS INFANTIL

Etosuksimid

Levetiracetam
Zonisamid

Levetiracetam
Topiramate
Zonisamid

Lamotrigin
Clobazam
Clonazam
Fenobarbital
Topiramat
Levetiracetam
Zonisamid
Pirimidon
Felbamat

Lamotrigin
Topiramat

Dosis obat anti-epilepsi untuk orang


dewasa
OBAT

DOSIS
AWAL
(mg/hari)

DOSIS
RUMATAN
(mg/hari)

JUMLAH DOSIS
PERHARI

WAKTU
PARUH
PLASMA
(jam)

WAKTU
TERCEPATNYA
STEADY STATE
(hari)

Carbamazepine

400 600

400 600

2 3x
(untuk yg CR 2x)

15-35

2-7

Phenytoin
Valproic acid

200 300
500 1000

200 400
500 2500

1 2x
2 3x
(untuk yg CR 2x)

10 80
12 18

3 15
24

Phenobarbital

50 100

50 200

50 170

Clonazepam
Clobazam

1
10

4
10 -30

1 or 2
2 3x
(untuk yg CR 2x)

20 60
10 30

Oxarbazepine

600 900

600 3000

2 3x

8 15

Levetiracetam
Topiramate
Gabapentin
Lamotrigine

1000 2000
100
900 1800
50 100

1000 3000
100 400
900 3600
20 200

2x
2x
2 3x
1 2x

68
20 30
57
15 35

2 10
26

2
25
2
26

Efek samping obat anti-epilepsi klasik


OBAT

EFEK SAMPING
YANG MENGANCAM JIWA
EFEK SAMPING MINOR

Carbamazepine

Anemia
aplastik,
hepatoksisitas, Dizziness, ataksia, diplopia,
sindroma Steven-Johnson, lupuslike mual, kelelahan, leukopeni,
syndrome
trombositopeni, hiponatremia,
ruam, gangguan, perilaku, tiks

Phenytoin

Anemia aplastik, gangguan fungsi hati, Hipertrofi


gusi,
hirsutisme,
sindroma Steven Johnson, lupuslike ataksia, nistagmus, diplopia,
syndrome, pseudolymphoma
ruam,
anoreksia,
mual,
makrositosis, neuropati perifer

Valproic acid

Hepatatotoksik,
hiperamonemia, Mual, muntah, rambut menipis,
leukopeni, trombositopeni, pankreatitis tremor, amenore, peningkatan
BB, konstipasi

Phenobarbital

Hepatotoksik, gangguan jaringan ikat Mengantuk, ataksia, nistagmus,


dan sumsum tulang, sindroma Steven ruam kulit, depresi, hiperaktiv
Johnson
(pada anak), gangguan belajar

Levetiracetam

Belum diketahui

Mual, nyeri kepala, dizzines,


kelemahan,
mengantuk,
gangguan perilaku

Gabapentin

Belum diketahui

Somnolen, kelelahan, ataksia,


dizziness, peningkatan BB,
gangguan perilaku (pada anak)
Lemotrigin
Sindrom
Steven-Johnson, Ruam, dizziness, tremor, atakia,
gangguan
hepar
akut, diplopia, pandangan
kabur,
kegagalan multi organ
nyeri kepala, mual, muntah,
insomnia
Okskarbazepin Ruam kulit
Dizziness, ataksia, nyeri kepala,
mual, kelelahan, hiponatremia
Topiramat

Batu
ginjal,
hipohidrosis, Gangguan kognitif, kesulitan
gangguan fungsi hati
menemukan kata, dizziness,
ataksia, nyeri kepala, kelelahan,
mual, penurunan BB, parestesia,
glukoma
Batu
ginjal,
hipohidrosis, Mual, nyeri kepala, dizziness,
anemia aplastik
kelelahan, parestesia, ruam,
gangguan berbahasa

Zonisamid

Karbamazepin

Mekanisme Kerja dan Tempat


Ekskresi OAE

Blok sodium channel pada neuron, bekerja juga pada > 95% hati
reseptor NMD A, monoamine dan asetilkolin

Fenitoin

Blok sodium channel dan inhibisi aksi konduktan > 90% hati
kalsium dan klorida dan neurotransmiter yang
voltage dependent

Fenobarbital

Meningkatkan aktivitas reseptor GABA, 75% hati


menurunkan eksitabilitas glutamat, menurunkan 25% ginjal
konduktan natrium, kalium dan kalsium

Valproat

Diduga
aktivitas
GABA
glutaminergik > 95% hati
menurunkan ambang konduktan kalsium dan
kalium

Levetiracetam

Tidak diketahui

Cairan tubuh

Gabapentin

Modulasi calcium channel tipe N

Lamotrigin

Blok konduktan natrium yang voltage dependent 85%

Oxkarbazepin

Blok sodium channel, meningkatkan konduktan 45% hati


kalium, modulasi aktivitas calcium channel
45% ginjal

Topiramat

Blok sodium channel, meningkatkan influks > 90% hati


GABA- mediated chloride, modulasi efek
reseptor GABA, bekerja pada reseptor AMPA

Zonisamid

Blok sodium, potassium, calcium channels, > 90% hati


inhibisi eksitasi glutamat

100%

Status Epileptikus

Status Epileptikus adalah bangkitan yang


terjadi melebihi 30 menit atau adanya 2
bangkitan atau lebih dimana diantara
bangkitan
tidak
terdapat
pemulihan
kesadaran.

Stadium

Penatalaksanaan

Stadium I (0-10 menit) Memperbaiki fungsi kardio dan respirasi


Memperbaiki jalan nafas, oksigenasi
dan resusitasi bilamana diperlukan

Stadium II (1-60
menit)

Pemeriksaan status neurologis


Pengukuran TD, nadi dan suhu
Pemeriksaan EKG
Pasang infus
ambil 50-100 cc darah untuk
pemeriksaan lab
Pemberian OAE cito: diazepam 10- 20
mg IV (KECEPATAN PEMBERIAN 2-5
mg/menit atau rectal dapat diualng 15
menit kemudian)
Beri 50 cc glukosa 50% dengan atau
tanpa thiamin 250 mg
Tangani asidosis dengan bikarbonat

Stadium III (0-60/90


menit)

Menentukan etiologi
Bila kejang terus berlangsung setelah
pemberian lorazepam/diazepam beri
fenitoin IV 15-20 mg/kg sambil
monitoring TD

Dapat juga diberikan fenobarbital 10


mg/kg dengan kecepatan 10mg/menit
sambil monitoring pernafasan saat
pemberian
Terapi vasopresor (dopamin) bila
diperlukan
Mengoreksi komplikasi

Stadium IV (30-90
menit)

Bila kejang, pindah ke ICU


Beri propofol (2mg/kgBB bolus IV,
diulang bila perlu)

TERIMA KASIH

You might also like