You are on page 1of 31

C E R T IF IC A T E IS O 9 0 0 1

N o .2 8 0 3 0 1 1

Urutan Hirarki Dokumen


Kontrak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Surat Perjanjian Kerja Konstruksi,


Surat Penunjukan Penyedia Jasa
Surat Penawaran
Addendum Dokumen Lelang (bila ada),
Syarat-syarat Khusus Kontrak
Syarat-syarat Umum Kontrak
Spesifikasi Teknis
Gambar-gambar
Daftar Kuantitas dan Harga
Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran
kontrak (tidak termasuk analisa harga satuan
pekerjaan)

Hubungan Unsur Proyek

PPK a/n
Pengguna Jasa

Direksi Pek

Aspek Non Teknis

Konsultan
Supervisi

Penyedia Jasa

Direksi Teknis
Aspek Teknis

Kewajiban Penyedia
Jasa
Pada Periode Pelaksanaan
Melaksanakan civil works sesuai urutan
jadwal pekerjaan dengan prinsip tepat mutu,
tepat waktu dan tepat biaya dengan
mendayagunakan seluruh sumber daya yang
dipersiapkan untuk pelaksanaan (Man, Money,
Machine, Material) dalam batasan waktu yang
ditetapkan
Pada Periode Pemeliharaan
Memelihara seluruh pekerjaan konstruksi
yang telah diserah-terimakan (dulu di-PHOkan)

Jadwal Kegiatan
Proyek
TT
KONTRAK

SPMK

PCM

REKAYASA
LAPANGAN

PHO

FHO

MAX
7 hr

MAX
14 hr

MASA
PELAKSANAAN

MASA
PEMELIHARAAN

JAMINAN
PELAKSANAAN

Min
14 hr

PCM (Pre Construction


Meeting)
Rapat Persiapan Pelaksanaan (PCM) adalah rapat
/pertemuan awal yang diadakan atas prakarsa/
undangan dari Pengguna Jasa yang dihadiri oleh
Direksi Teknis (Konsultan Pengawas), Penyedia Jasa
(Kontraktor) dan Sub Kontraktor (jika ada
Tujuan : untuk menyamakan pengertian/bahasa yang
sama mengenai Dokumen Kontrak (termasuk
Spesifikasi) yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.
Pembahasan pada PCM meliputi hal-hal jadwal
pelaksanaan, mobilisasi, rencana kerja dan metoda
kerja, tata cara pengukuran volume pekerjaan
(opname).

PCM(Pre Construction Meeting)


Permen PU No.43 tahun 2007
PCM diselenggarakan selambat-lambatnya 7 hari setelah
diterbitkannya SPMK, dng bahasan:
Organisasi Kerja
Tata Cara Pengaturan Pekerjaan
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal Pengadaan Bahan, Mobilisasi Peralatan & Personil
Penyusunan rencana pemeriksaan lapangan
Sosialisasi kepeda masyarakat & pemerintah daerah
setempat mengenai rencana kerja
Penyusunan Program Mutu

MOBILISASI
Periode Mobilisasi
ICB 90 hari, NCB 60 hari, LCB 30 hari dimana peralatan
laboratorium harus sudah lengkap dalam waktu 60 hari
(ICB), 45 hari (NCB) dan 30 hari (LCB).
Setelah PCM, dalam waktu 15 hari setelah Rapat
Persiapan Pelaksanaan (PCM), Penyedia Jasa harus
menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapat persetujuannya program mobilisasi yang
terinci (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada)
dan jadwal pelaksanaan yang terinci yang menunjukkan
bagaimana Pekerjaan harus diselesaikan dalam Waktu
Pelaksanaan yang tercantum dalam Kontrak

MOBILISASI
Program Mobilisasi :
Pembelian atau penyewaan lahan untuk base camp
Kontraktor, jalan alih sementara, untuk penyimpanan
peralatan, untuk bangunan kantor, rumah, atau
penggunaan lainnya yang perlu untuk pelaksanaan
pekerjaan.
Mobilisasi dan pemasangan Instalasi Konstruksi dan
semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dari lokasi asal sampai lokasi lapangan di
mana instalasi dan peralatan itu digunakan menurut
Kontrak ini.
Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor,
jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal,
bengkel, gudang, dan sebagainya.
9

MOBILISASI

Perkuatan jembatan lama jika perlu, untuk


Pengangkutan Peralatan Konstruksi. Termasuk daftar
detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan
perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan
metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai
dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur
Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format
bagan balok (bar chart) yang menunjukkan tiap
kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan
untuk menyatakan persentase kemajuan mobilisasi
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan
beserta peralatan laboratorium

10

Rekayasa Lapangan
Rekayasa Lapangan terdiri atas :
Rekayasa Lapangan untuk mendetilkan
rancangan asli, dilakukan pada periode mobilisasi
dan hanya diterapkan pada Rancangan Bertahap
(Phasing Design).
Rekayasa Lapangan untuk menerapkan
rancangan detil di lapangan, umumnya dilakukan
selama masa pelaksanaan pekerjaan, dan dapat
diterapkan baik pada Rancangan Bertahap
(Phasing Design) maupun pada Rancangan
Lengkap (Full Engineering Design)
11

Rekayasa Lapangan
Kegiatan Rekayasa Lapangan terdiri dari
Survai Lapangan dan Analisis Data Lapangan

Survei lapangan termasuk peralatan pengujian yang


diperlukan dan penyerahan laporan oleh Penyedia Jasa
(Kontraktor) dalam 30 hari setelah pengambil-alihan
lapangan yang mencakup tetapi tidak terbatas:
a) Perkerasan Lama dan Geometrik Jalan
b) Sistem Drainase Yang Ada
c) Pekerjaan Perlindungan Talud
d) Jembatan Lama
e) Perlengkapan Jalan & Pengatur Lalu Lintas Lama

Peninjauan kembali rancangan oleh Direksi Teknis telah


selesai dalam 60 hari setelah pengambilalihan lapangan oleh
Penyedia Jasa (Kontraktor)
12

Prosedur Rekayasa Lapangan


(APBN)
REKAYASA LAPANGAN PERUBAHAN VOLUME

MEKANISME

Dana Tetap ( Balance Budget )


Struktur Konstruksi Jalan Tetap
Target Efektif Tetap

Kasatker/Pemimpin Kegiatan mengusulkan


Justifikasi Teknik dari Kontraktor kepada
Peneliti Pelaksana Kontrak utk
dibahas.Selanjutnya menetapkan persetujuan
perubahan

Dana Tetap ( Balance Budget )


Struktur Konstruksi Jalan Berubah
Target Efektif Berubah

Kasatker/Pemimpin Kegiatan mengusulkan


Justifikasi Teknik dari Kontraktor kepada
Peneliti Pelaksana Kontrak utk dibahas.
Usulan disampaikan ke Dirjen BM c.q Dir
Jalan & Jemb.Wiltim,selanjutnya dibahas
bersama dg.Dir Bintek n Dir.Binpran utk
menetapkan persetujuan

Dana Berubah < 10 %


Kasatker/Pemimpin Kegiatan mengusulkan
Struktur Konstruksi Jalan Tetap atau Berubah Justifikasi Teknik dari Kontraktor kepada
Peneliti Pelaksana Kontrak utk dibahas.
Target Efektif Berubah
Usulan disampaikan ke Dirjen BM c.q Dir
Jalan & Jemb.Wiltim,selanjutnya dibahas
bersama dg.Dir Bintek n Dir.Binpran utk
menetapkan persetujuan
13

Perubahan Kontrak
(Addendum)
Permen PU No.43 tahun 2007 :

Bilamana terdapat perbedaan yang signifikan


antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan
spesifikasi teknis dan gambar yang ditentukan dalam
dokumen kontrak, maka PPK bersama Penyedia Jasa
(Kontraktor) dapat melakukan perubahan kontrak yang
meliputi antara lain :
menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan
yang tercantum dalam kontrak
menambah atau mengurangi jenis pekerjaan/mata
pembayaran
mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan
sesuai dengan kebutuhan lapangan
14

Perubahan Kontrak
(Addendum)
Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% dari nilai
harga yang tercantum dalam kontrak awal
Perintah perubahan pekerjan dibuat oleh PPK secara
tertulis kepada Penyedia Jasa (Kontraktor),
ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga
dengan tetap mengacu pada ketentuan yang
tercantum dalam kontrak.
Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara
Sebagai dasar penyusunan amandemen kontrak

15

Perubahan Kontrak
(Addendum)
Perubahan Kuantitas dan Harga

Apabila kuantitas mata pembayaran utama yang


akan dilaksanakan berubah lebih dari 10% dari
kuantitas awal, maka harga satuan pembayaran
utama tsb disesuaikan dengan negosiasi.
Apabila diperlukan mata pembayaran baru, maka
penyedia jasa harus menyerahkan analisa HS
kepada PPK. Penentuan harga satuan mata
pembayaran baru dilakukan dengan negosiasi

16

Perpanjangan Waktu
Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh
PPK atas pertimbangan yang layak dan wajar, yaitu :

Pekerjaan tambah,
Perubahan desain
Keterlambatan yang disebabkan oleh PPK
Masalah yang timbul di luar kendali Penyedia Jasa
(Kontraktor)

17

S.C.M
Show Cause Meeting
SCM ( Rapat Pembuktian Kemampuan Kontraktor )
Diadakan bila pelaksanaan kontrak terlambat dan mengarah
kepada kritis atau bila diperkirakan akan terjadi kondisi
terlambat atau kritis guna pengendalian secara ketat agar
pelaksanaan dapat diselesaikan tepat waktu
Kewenangan bertingkat pelaksanaan SCM :
Tingkat I (wajar) : Satker/PK
Tingkat II (Terlambat) : Dinas Propinsi
Tingkat III (Kritis) : Ditjen
Produk SCM :
- Program kerja untuk mengatasi keterlambatan
- Target Test Case yaitu progres fisik yang disepakati harus
dicapai kontraktor untuk masa test case (15/30 hari)
18

S.C.M
Show Cause Meeting
Pada saat kontrak dinyatakan kritis maka Direksi Pekerjaan menerbitkan surat

peringatan
kepada
Penyedia Jasa
(Kontraktor)
dan
selanjutnya
menyelenggarakan SCM
Dalam SCM Direksi Pekejaan, Direksi Teknis dan Penyedia Jasa
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
oleh penyedia jasa dalam waktu tertentu yang dituangkan dalam Berita
Acara SCM.
Jika uji coba pada SCM tahap 1 gagal maka dilakukan SCM tahap 2 & jika
uji coba pada SCM tahap 2 gagal maka dilakukan uji coba pada SCM
tahap 3.
Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat peringatan
kepada Penyedia Jasa (Kontraktor) atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
Jika SCM tahap 3 gagal maka PPK dapat menyelesaikan pekerjaan
melelaui kesepakatan 3 pihak atau memutus kontrak

19

S.C.M
Show Cause Meeting
Kontrak dinyatakan kritis bilamana :

Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari


kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat > 10% dari
rencana

Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari


kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat > 5% dari
rencana

Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi


fisik pelaksanaan terlambat < 5% dari rencana dan akan
melampaui tahun anggaran berjalan
20

S.C.M
Show Cause Meeting

Kondisi Pelaksanaan Kontrak :


I.Rencana 0-70%

II.Rencana 70-100%

Wajar

Deviasi<10%

Deviasi<5%

Terlambat

10%<Deviasi<20%

5%<Deviasi<10%

Kritis

Deviasi>20%

Deviasi>10%

Periode

Kondisi
Pelaksanaan
Kontrak

21

Serah Terima Pekerjaan


( PHO )

PPK membentuk panitia penerima pekerjaan yang terdiri dari


atasan langsung, proyek, direksi teknis

Setelah pekerjaan selesai 100% penyedia jasa mengajukan


permintaan tertulis kepada PPK untuk penyerahan pertama
pekerjaan

PPK memerintahkan panitia penerima pekerjaan untuk melakukan


penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
penyedia jasa selambat-lambatnya 7 hari setelah diterimanya
surat permintaan dari penyedia jasa. Apabila terdapat kekurangan
dan/atau cacat hasil pekerjaan, penyedia jasa wajib
menyelesaikan/memperbaiki,
kemudian
panitia
penerima
pekerjaan melakukan pemeriksaan kembali dan apabila sudah
sesuai dengan ketentuan kontrak, maka dibuat BA penyerahan
pertama pekerjaaan
22

Serah Terima Pekerjaan


( PHO )
Setelah penyerahan pertama pekerjaan PPK
membayar 100% dari nilai kontrak dan penyedia jasa
harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5%
dari Nilai Kontrak
Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan
selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap
berada seperti pada saat penyerahan pertama
pekerjaan.

23

Penyerahan Akhir
Pekerjaan (F HO )
Setelah masa pemeliharaan berakhir penyedia jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir
pekerjaan
PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia
jasa melaksanakan semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik, setelah diperiksa oleh panitia
penyerahan pekerjaan dan telah dibuat BA penyerahan akhir
pekerjaan
Setelah penyerahan akhir pekerjaan PPK wajib mengembalikan
jaminan pemeliharaan dan jaminan pelaksanaan
Apabila penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban
pemeliharaan sesuai kontrak, maka PPK berhak mencairkan
jaminan pemeliharaan untuk membiayai pemeliharaan pekerjaan
dan mencairkan jaminan pelaksanaan dan disetor ke kas negara,
penyedia jasa dikenakan sanksi masuk daftar hitam selma 2
tahun
24

Penyesuaian Harga
(Eskalasi)
Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan
yang tercantum dalam Syarat-syarat Khusus Kontrak.
Penyesuaian harga diberlakukan terhadap kontrak jangka
panjang lebih dari 12 bulan
Rumus yang digunakan di Bina Marga :
K = V x [ l(Ln-Lo)/Lo + f(Fn-Fo)/Fo + m1(M1n-M1o)/M1o
+ m2(M2n-M2o)/M2o + m3(M3n-M3o)/M3o + e(En-Eo)/Eo

25

Penyesuaian Harga
(Eskalasi)
dimana :
l, f, m1, m2, m3, dan e merupakan faktor-faktor standar yang
tercantum dalam daftar faktor komponen biaya untuk komponenkomponen yang bersifat relatif dari (l) pekerja, (f) bahan baker dan
minyak pelumas, (m1) semua jenis bahan quarry dan galian, (m2)
bahan pabrikan, (m3) bahan pabrikan khusus dan (e) peralatan.
l + f + m1 + m2 + + m3 + e = 0,85 di mana a = 0,15
Rujukan untuk Eskalasi/Deskalasi
Badan Pusat Statistik (BPS) : Indikator Ekonomi,
Badan Pusat Statistik (BPS) : Indeks Harga Perdagangan Besar
Indonesia
Harga industri untuk solar yang diterbitkan oleh Pertamina

26

Jaminan Proyek

Jaminan Pelaksanaan
Sebesar 5% dari Nilai Kontrak, Masa berlakunya minimal
sejak tanggal penandatanganan kontrak s/d 14 hari setelah
FHO ( Penyerahan akhir pekerjaan )

Jaminan Uang Muka


Sebesar 20% dari Nilai Kontrak, Masa berlakunya minimal
sejak tanggal permohonan pembayaran Uang Muka s/d 14
hari setelah tanggal PHO ( Serah Terima Pertama
Pekerjaan )

Jaminan Pemeliharaan
Sebesar 5% atau 10% dari Nilai Kontrak, Masa berlakunya
minimal sejak tanggal PHO s/d 14 hari setelah tanggal FHO
(Penyerahan akhir pekerjaan)
27

Pembayaran

Uang Muka
- Besarnya 20 % dari Nilai Kontrak
- Menyerahkan Jaminan Uang Muka
- Permohonan pembayaran Uang Muka secara tertulis
disertai dengan rencana penggunaan Uang Muka
Prestasi Pekerjaan ( Sertifikat Bulanan )
- Menyerahkan Jaminan Pelaksanaan
- Disepakati oleh Kontraktor,Konsultan,Direksi
- Pengajuan Tagihan disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan tiap bulan
- Setiap pembayaran harus dipotong retensi 5%,
pengembalian Uang Muka 20%, dan pajak 2%
28

Mekanisme Pembayaran
MC (Monthly
Certificate)

MC ttd Konsultan
& Pimbaglak

Bendahara
Proyek

Pimbaglak :
Proses tanda
tangan berkas

Back Up data MC :
1. Back Up Quantity
2. Back Up Quality
3. Laporan Bulanan
4. Kontrak
5. Addendum (Jika ada)
Verifikasi data MC & penerbitan :
1. Kwitansi
2. Berita Acara Pembayaran
3. Rekap Pembayaran
4. SPP (Surat Permintaan
Pembayaran)
5. SPTB (Surat Pernyataan
Tanggung-Jawab Belanja)
6. Resume Kontrak
7. Faktur Pajak & SSP
29

Mekanisme Pembayaran
Ka. Satker :
Proses tanda tangan
berkas
Penguji/Penerbit SPM :
Verifikasi berkas, penerbitan
SPM & tandatangan

KPPN :
Verifikasi & diterbitkan
SP2D

Proses penerbitan SP2D :


1. Loket
2. Kasub Verifikasi
3. Kasi Perbendaharaan
4. Ka. Kas KPPN
5. Ka. KPPN
SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana)

BANK :
Proses pencairan dana
ke rekening Perusahaan
30

Referensi :
Keppres 80/2003
Syarat-syarat Umum Kontrak
Syarat-syarat Khusus Kontrak
Spesifikasi Teknis

SEKIAN
TERIMA KASIH
31

You might also like