You are on page 1of 63

KOMPONEN SIMETRI

Sistem
3 fasa
seimbang

Sistem 3 Fasa Tidak


Seimbang
Fasor arus &
tegangan yang
tidak seimbang

Komponen Simetris

Sistem
Satu
fasa

Sistem
3 fasa
seimban
g
Kompone
n
seimban
g

Sistem tak seimbang sebagai superposisi dari


sistem seimbang

1. Persamaan Umum
Mathematically:
a.

Va2, Vb2 Vn2 second set of n


balanced phasors with an
angle 4/n between
components a, b,..n

b.

Va(n-1), Vb(n-1) Vn(n-1) are (n-1) th


set of n balanced phasors
with an angle 2pi(n-1)/n
between components a,
b,..n

Operator a

Tabel.1 : Operator a

120O
120O

120O

Bentuk umum persamaan matrik

2. Phasa Squence
The positive sequence set consisting of three components of equal
magnitude, displaced by 120 & 240o respectively and having the phase
sequence of abca.
The negative sequence set consisting of three components of equal
magnitude displaced by 240 & 120o respectively, having phase
sequence of acba.
The zero sequence set of the component of which being equal both in
magnitude and and phase.

3. Sistem 3 fasa Seimbang

R = R 1 + R 2 + R3

Regrouping

Y = Y1 + Y2 + Y3
B = B 1 + B 2 + B3

4. Sistem 3 fasa Tidak Seimbang


A
A1
A
2
C2 =
2.A2
C
B

B1=
2.A1

C1 =
.A1

B2 = A1

A0 =B0 =C
0

Secara matrix dinyatakan dalam :

Komponen
Fasa (vektor)

Komponen
operator

Jika matrik dinyatakan dalam :

Komponen
simetri (vektor)

Sehingga :

Jika :

Bentuk Matrix dari komponen


symetri dinyatakan :

5. Voltage and Currents Sequence


Dengan cara yang sama akan diperoleh :
Vp = [] Vs ; Vs = 1/3.[]* Vp
Ip = [].Ip
Atau

Is = 1/3.[]*.Ip

Fasor seimbang tegangan urutan positip :

Fasor seimbang tegangan urutan negatip :

Fasor tak seimbang = jumlah dari komponen-2 simetrisnya, sehingga :

Dengan cara yang sama akan diperoleh fasor arus dalam bentuk matrik :

Bentuk persamaan komponen simetris secara umum (untuk n fasa sistemn)

6. Impedances Sequence

Misal impedansi saluran berikut :

Jika nilai :

Rangkaian ekivalen urutan impedansi

dimana :

Zp = Zs = ZABC = Zabc = impedansi fasor

Impedansi urutan nol Z0 = j( Zs + 2.Zm)

Impedansi urutan positip Z1 = j (Zs - Zm)

Impedansi urutan negarip Z2 = j(Zs Zm)

Sehingga fasor tegangan / arus urutan dapat dinyatakan dalam :

7. Impedances Sequence and networks


Urutan positip impedansi Jika hanya arus yang mengalir dalam sirkit
adalah arus urutan positip
Urutan negatip impedansi Jika arus dalam cct. = arus urutan negatip
Urutan nol impedansi

Jika rus urutan nol yang mengalir pada cct.

Apabila Za, Zb, Zc = impedansi fasa dan Zn = impedansi netral, maka :

8. Daya Sequence
Daya satu fasa

Daya tiga fasa seimbang

Daya
komplek

Dengan :

dan

Komponen simetri daya

9. Sequence Impedance for network components

9.1. Generator tak berbeban

Berdasarkan gambar urutan arus tersebut di atas diperoleh

Zo = 3.Zn + Zgo

Zo = total impedansi urutan nol


Zgo = impedansi urutan nol/fasa
Zn = impedansi netral ke tanah
Z1 = impedansi urutan positip
Z2 = impedansi urutan negatip
Ea = tegangan urutan positip
tanpa beban

9.2. Hubungan bintang

Gambar : Sequence circuits of Y-connected load


(a) positive, (b) negative and (c) zero sequence

9.3.. Hubungan delta

9.4. Rangkaian Sequence untuk Generator sinkron

Diasumsikan :
Ean0 = Ean2 = 0
Ean1 = Ean

Va1 = V

an1

, Va2 = Van2

Va0 = Van0 + Vn
Vn = - 3ZnIa0

Gambar Sequence circuits of synchronous


generator:

(a) positive, (b) negative and (c) zero sequence.

Komponen simetris untuk Transformator

Rangkaian Komponen simetris untuk Generator

Rangkaian Komponen simetris untuk Beban

ANALISA
GANGGUAN

1. Peta Gangguan pada STL

2. Akibat Gangguan :
Terjadi aliran arus gangguan
Tegangan sistem tidak normal
Terjadi tegangan pada sistem netral
Tegangan induksi pada peralatan STL

Gangguan akibat Human error, equipment dan anim


3. Tujuan Analisa Gangguan :

Merancang peralatan pengaman terhadap aliran arus gan

Memberikan informasi nilai gangguan yang mungkin/seda


Untuk menentukan kapasitas dan karakteristik pemutus
CB / Zekering
Menentukan seting relay pengaman

4. Sumber arus gangguan :

(dapat
diabaikan
)

5. Penyebab Gangguan secara umum :


Gangguan akibat petir
Gangguan akibat pohon / Burung
Gangguan akibat kerusakan isolasi sistem
Gangguan akibat human error
6. Tipe Gangguan :

Gangguan simetri :
Gangguan hubung singkat tiga fasa/ketanah

Gangguan tidak simetri :

Gangguan hubung singkat (satu / dua fasa)


Gangguan yang mengakibatkan sistem tidak seimbang

7. Jenis Gangguan :
a. Gangguan shunt ( hubung singkat )

Jenis

Hubung singkat tiga fasa simetri (L-L-L dan L-L-L-G)

Hubung singkat tidak simetri

b. Gangguan seri (hubungan terbuka)


Satu saluran terbuka (1L-O)
Dua saluran terbuka (2L-O)
Impedansi seri tak seimbang
c. Gangguan simultan
Shunt shunt
Shunt seri
Seri - seri

1. Single line to ground fault :


The sequence components are connected in series.
The three currents in the case of SLG fault are equal.
2. Line to Line fault :
There is no zero sequence component due to absence of ground
return path.
The positive and negative sequence components are connected in
parallel.
3. Line to Line Ground fault :
For the zero sequence component it requires to add an external
impedance of Zf+3Zg
The networks are connected in parallel.

PERSAMAAN GANGGUAN
1. Asumsi dalam perhitungan gangguan :
a. Beban normal, kapasitansi pengisian saluran (line charging capacitance)
hubungan shunt ke tanah diabaikan
b. Semua tegangan internal sistem mempunyai magnitude dan phasa yang sama
c. Tahanan seri dari saluran dan trafo (nilainya <<< ) dapat diabaikan.
d. Semua trafo dianggap posisi tap normal
e. Generator, Motor dipresentasikan dengan sumber tegangan tetap yang
dihubungkan seri, dengan :
Reaktansi sub peralihan xd (sistem dalam keadaan sub peralihan)
Atau dengan reaktansi peralihan xd (sistem dalam keadaan peralihan)
Atau dengan reaktansi sinkronisasi xd (sistem dalam keadaan steady state)

2. langkah-langkah perhitungan
secara
umum : STL
Representasi
Menentukan nilai dasar (base value)
Merubah sistem satuan yang ada ke dalam sistem satuan per unit
Menentukan impedansi ekivalen
Menentukan arus gangguan
Menentukan tegangan pada titik gangguan
3. Gangguan
Simetri
Generator bekerja tanpa beban sebelum bekerja, terminal Generator dalam
keadaan hubung singkat
Gangguan hubung singkat pada bus/feeder/rel dimana ketiga fasanya
terganggu atau ketiga fasanya short terhadap tanah (Three line to ground =
3FLG

Gangguan tiga fasa seimbang (simetri)

Gangguan tiga fasa seimbang (simetri) ke tanah

3.1. Menentukan Level Gangguan


Yang dimaksud dengan level gangguan adalah nilai gangguan hubung singkat
yang terjadi pada sistem seimbang (pada gangguan simetri)

3.2. Menentukan Arus hubung singkat simetris maksimum


Generator tanpa beban

Dimana :
Emax = gangguan max line netral generator tanpa beban
Eg

= nilai efektif tegangan line netral, tanpa beban

Imax = arus sub peralihan tanpa komponen DC (nilai efektif)


I max = arus peralihan tanpa komponen DC (nilai efektif)
I max = arus steady state atau nilai efektif)
Generator dengan beban
Menggunakan tegangan internal,
reaktansi dibelakang sub transient :

Menggunakan rangkaian pengganti


thevenin :

A.3. Menentukan Arus Gangguan Simetris dengan Matrix Bus


Once these bus voltages are known, we can calculate the fault current flowing in the transmission
line using bus voltages and the bus admittance matrix.
The general procedure for finding the bus voltages and line currents during a symmetrical 3 phase
fault is as follows:
1.Create a per-unit equivalent circuit of the power system. Include subtransient reactances of each
synchronous and induction machine when looking for subtransient fault currents; include transient
reactances of each synchronous machine when looking for transient fault currents.

2. Calculate the bus admittance matrix Ybus. Include the admittances of all transmission
lines, transformers, etc. between busses including the admittances of the loads or
generators themselves at each bus.

Y11
Y
21
Y31

Y41

Y12
Y22
Y32
Y42

Y13
Y23
Y33
Y43

Y14
Y24
Y34

Y44

V1 0
V I "
f f
V3 0

V4 0

-1
V = Ybus
I = Zbus I

3. Calculate the bus impedance matrix Zbus as inverse of the bus admittance matrix.

V1
Z11
Z
V
f
21
Z31
V3

V
4
Z 41

Z12
Z 22
Z 32
Z 42

Z13
Z 23
Z33
Z 43

Z14
Z 24
Z 34

Z 44

0
I "
f
0

0

VV1 Z12 I "f


V f Z 22 I "f
VV3 Z 32 I "f
VV4 Z 42 I "f

4. Assume that the power system is at no load and determine the voltage at every bus, which will
be the same for every bus and the same as the internal voltage of the generators in the system.
This is the pre-fault voltage Vf.

5. Calculate the current at the faulted bus i as

V f
V1
V1
V
V
V
f
2
2

V f
V3
V3

V f
V4
V4

V f
V
f

V f

V f

Z12
Z12

V
1

f
Z

Z 22
22

0
V f

Z 32
Z 32 V f

V
1
Z 22 f

Z 22

Z
Z
4
2
42

1
V
Z 22 f

Z 22

"
f ,i

Vf
Z ii

6. Calculate the voltages at each bus during the fault. The voltage at bus j during
a symmetrical 3 phase fault at the bus i is found as

Z ji
Vj 1 Vf
Z ii

7. Calculate the currents in any desired transmission line during the fault.
The current through a line between bus i and bus j is found as

I ij Yij Vi V j

4. Gangguan Tidak
Simetri
Gangguan tiga fasa

1. Single-Line-to-Ground Fault

Representasi sistem tiga fasa

4.1. Single-Line-to-Line Fault

I fa0 = I
dan

fb0

=0

4.2. Double-Line-to Ground Fault

4.3. Menentukan Arus Gangguan Dengan Menggunakan Urutan Fasa


a. Menentukan nilai impedansi dalam satuan per unit (jika satuan tidak dalam pu)
b. Menentukan diagram impedansi dari sistem
c. Menentukan diagram impedansi urutan positip, negatip dan zero dari
langkah b)
d. Menentukan matriks Impedansi / Admitansi untuk masing-2 langkah c)
e. Menentukan besar arus gangguan hubung singkat :
e.1. Gangguan Single Line to Ground
Misal fasa-a terjadi hubung singkat ke tanah

Ifao = Ifa1 = = Ifa2 = 1/3. Ifa

Menentukan tegangan fasa :


Va
Vb
Vc

= C-1

V2ao
V2a1
V2a2

e.2. Gangguan Line to Line


Ifa1 = -Ifa2 besar arus gangguan :
Ia
Ib
Ic

= C

-1

I2ao
I2a1
I2a2

Dan besar tegangan fasa :


Va
Vb
Vc

= C-1

V2ao
V2a1
V2a2

e.3. Gangguan Double Line to Graund

Sehingga besar arus fasa :


Ia
Ib
Ic

= C-1

I2ao
I2a1
I2a2

5. Menentukan Arus Gangguan Dengan Menggunakan Matrik


a. Menentukan diagram segaris dari sistem
b. Menentukan titik gangguan
c. Menentukan matrik bus admitansi berdasarkan node (titik/bus)

d. Atau menggunakan matrix bus impedansi

(Indek B = titik /bus matrik yang terganggu)

e. Menentukan besar arus pada titik gangguan (Node method)

Misal gangguan pada bus-2, maka persamaan arus yang melalui bus-2 :

f. Menentukan besar arus gangguan pada titik gangguan (misal bus-2) :


I2 = Y22.V2 (V1 = V3 = ................ Vn = 0)
Dengan cara yang sama arus gangguan pada titik gangguan (misal bus-21) :
I21 = Y21.V1 (V2 = V3 = ................ Vn = 0)

You might also like