Professional Documents
Culture Documents
intervensi
dilakukan NIC:
Rasional
Anxiety
...x24
jam,
1. Gunakan
1. Mengetahui
ansites. menenangkan
2. Jelaskan semua
Kriteria hasil:
1. Melaporkan intensitas
kecemasan
2. Melaporkan tidak
adanya gangguan
dialami pasien
2. Mengurangi
rasa kecemasan
pasien
3. mengurangi rasa
selama prosedur
3. Berikan obat untuk
persepsi sensori
3. Menggunakan strategi
koping effektif
kecemasan yang
mengurangi rasa
kecemasan
4. Temani pasien
kecemasan
pasien
4. memberi
motivasi/mengu
untuk memberikan
rangi rasa
keamanan dan
kecemasan yang
mengurangi takut
dialami pasien
5. Dorong pasien 5. mengetahui
untuk
seberapa pasien
mengungkapkan
takut
perasaan,
ketidaktakutan,
persepsi
2.
Setelah
dilakukan
1.
Tentukan
1. Mengetahui
proses
selama
penyemuhan
..x24
diharapkan
jam, penglihatan
operasi
Perhatikan tentang
2. Mengetahui
penglihatan
penglihatan kabur
keberhasilan
Kriteria hasil:
3. Letakkan barang
1. Berpartisipasi dalam
operasi
yang dibutuhkan
program pengobatan
2.
Mempertahankan
3. Memudahkan
ketajaman penglihatan
pasien
2.
normal.
mengambil
barang yang
diperlukan
3.
Setelah
dilakukan NIC:
Teaching:
3.
pengetahuan
pasien dan
keluarga pasien
Meningkatkan
pengetahuan
pasien dan
keluarga pasien
3. Meningkatkan
faktor risiko
Mendeskripsikan
proses penyakit
Meningkatkan
pengetahuan
Gambaran tanda pasien dan
dan
gejala
penanganan
Post Operasi
No.
Dx
1.
intervensi
dilakukan NIC:
Rasional
Paint
pasien
Observasi reaksi
2. Mengetahui
nyeri
nonverbal
dari
2. Frekuensi nyeri
ketidaknyamanan
3. Ekspresi nyeri pada
3.
Tingkatkan
3.
wajah
istirahat
nyeri yang
dialami pasien
Mengurangi/
mengalihkan
perhatian lewat
tidur
4. Agar pasien
4.
Ajarkan tentang
mengetahui
teknik
non
mengurangi
farmakologis
nyeri tanpa obat
5. Mengurangi
nyeri
2.
Setelah
5. Berikan analgetik
dilakukan NIC:
Infection
dari luar
2. Mengurangi
Menyediakan resiko infeksi
risiko
tempat tidur yang
menghindari paparan
nyaman dan bersih
yang
yang
bisa
3.
Menganjurkan
3.
mengancam kesehatan keluarga
untuk
menemani pasien
Agar pasien
terkontor
4.
Memberikan kebersihannya
4. Memberikan
penerangan yang
kenyamanan
cukup
5.
Menghindari pasien
5. Mengurangi
lingkungan
yang
risiko infeksi
berbahaya
pada pasien
ASUHAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
Pre operasi
1. Resiko cedera berhubungan dengan adanya pandangan kabur
2. Resiko kurang perawatan diri berhubungan dengan adanya pandangan kabur
3. Kecemasan berhubungan dengan adanya pandangan kabur, fotofobia, diplopia
Pasca operasi
1. Nyeri berhubungan dengan perlukaan sekunder operasi miles prosedur
2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan prosedur pembedahan
N Diagnosa Tujuan
Intervensi
Rasional
o keperawat
an
1 Resiko
Tupen : klien
cedera
mampu
Anjurkan klien untuk
Meraih yang
berhubun mencegah
menggunakan peralatan adaptif
berlebihan
gan
aktivitas yang
(tongkat walker) untuk ambulasi
akan
dengan meningkatkan
sesuai kebutuhan
mengubah
adanya
resiko
pusat
pandanga cederaTupan :
gravitasi yang
Beritahu klien agar tidak meraih
n kabur klien tidak
akan
benda untuk stabilitas saat
mengalami
menyebabkan
ambulasi
cedera atau
klien jatuh.
gannguan
Tekankan pentingnya
visual akibat
Mencegah
menggunakan pelindung mata
jatuh
terjadinya
saat melakukan aktivitas beresiko
cedera
tinggi.
Meningkatka
n relaksasi
dan koping,
menurunkan
TIO
Memungkink
an tindakan
yang aman
dalam
lingkungan
Menurunkan
ansietas
sehubungan
dengan
ketidaktahuan
atau harapan
yang akan
dating dan
memberikan
dasar fakta
untuk
membuat
pilihan
informasi
tentang
pengobatan.
Memberikan
keyakinan
bahwa pasien
tidak sendiri
o Memmberikan sumber
stabilitas
2 Resiko
Tupen :
kurang
mengidentifi
perawatan kasi intervensi
diri
untuk
berhubun menurunkan
gan
resiko kurang
dengan perawatan
adanya
diriTupan :
pandanga mampu
n kabur memenuhi
kebutuhan
perawatan diri
3 Kecemasa Tupen :
n
mengakui
berhubun atau
gan
mendiskusika
dengan n tentang
adanya
ketakutan atau
pandanga masalahTupan
n kabur, : tampak
fotofobia, rileks dan
diplopia melaporkan
ansietas
menurun
sampai
tiingkat dapat
diatasi.
Pemakain teknik
yang benar akan
mengurangi resiko
infeksi dan cedera
mata
dalam
menghadapi
masalah.
Pasca bedah
no Diagnosa
1 Nyeri berhubungan
dengan perlukaan
sekunder operasi
miles prosedur
Tujuan
Intervensi
Tupen : menurunkan
adanya laporan nyeri
Hindari
hilang atau
sentuhan
terkontrolTupan :
seminimal
tampak rileks,
mungkin
mampu beristirahat
untuk
atau tidur dengan
mengurangi
tepat
rangsangan
nyeri.
Motivasi
untuk
melakukan
teknik
pengaturan
nafas dan
mengalihkan
perhatian.
Resiko infeksi
berhubungan
dengan tindakan
prosedur
pembedahan
Tupen:
mengidentifikasi
intervensi untuk
mencegah atau
menurunkan resiko
Sentuhan dapat
meningkatkan
rangsangan
nyeri.
Tehnik relaksasi
dapat
mengurangi
rangsangan
nyeri.
Untuk
membantu
mengetahui
derajat
ketidaknyamana
n dan
keefektifan
analgesic
sehingga
memudahkan
dalam memberi
tindakan.
Analgesik
membantu
memblok nyeri.
Menurunkan
jumlah bakteri
pada tangan,
mencegah
Kaji nyeri,
catat lokasi,
karakteristik
dan intensitas
nyeri (skala 010).
Kolaborasi :
Rasional
Berikan
analgetik
sesuai dengan
program
medis.
Gunakan atau
tunjukkan
teknik yang
tepat untuk
infeksi.Tupan :
meningkatkan
penyembuhan luka
tepat waktu, bebas
drainase purulen,
eritema dan demam
membersihkan
mata dari
dalam ke luar
dengan tisuue
basah aau bola
kapas untuk
tiap usapan,
ganti balutan.
Diskusikan
pentingnya
mencuci
tangan
sebelum
menyentuh
atau
mengobati
mata.
Tekankan
pentingnya
tidak
menyentuh
atau
menggaruk
mata yang di
operasi
Ciptakan
lingkungan
ruangan yang
bersih dan
bebas dari
kontaminasi
dunia luar
Teknik aseptic
menurunkan
risiko
penyebaran
bakteri atau
kontaminasi
silang
kontaminasi
area.
Mencegah
kontaminasi dan
kerusakan sisi
operasi
Mengurangi
kontaminasi dan
paparan pasien
terhadap pasien
terhadap agen
infektious
G. Pathway
Usia > 40 th
DM
Kortikosteroid jangka panjang
Miopia
Trauma mata
Obstruksi jaringan
Trabekuler
peningkatan tekanan
Vitreus
Hambatan pengaliran
Cairan humor aqueous
Nyeri
TIO meningkat
Glaukoma
TIO Meningkat
tindakan operasi
resiko
Kurangnya
pengetahuan
Resiko cedera
. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan peningkatan TIO
2. Penurunan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan serabut saraf oleh
karena peningkatan TIO.
3. Cemas berhubungan dengan :
a. Penurunan ketajaman penglihatan
b. Kurang pengetahuan tentang prosedur pembedahan
Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan post tuberkulectomi iriodektomi.
2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka insisi operasi.
C.
Analisa Data
No
Data Fokus
1
Ds :
Mengatakan mata
tegang. Nyeri hebat,
lebih sakit untuk
melihat.
Penyebab/ Etiologi
Obtruksi jaringan
trabekuler
Hambatan pengaliran
aqueus humor
TIO meningkat
Masalah
keperawatan
Gangguan rasa
nyaman nyeri
berhubungan dengan
meningkatan TIO
Do :
Meringis, menangis
menahan nyeri.
Sering memegangi
mata.
2
Ds:
Menyatakan
penglihatan kabur,
tidak jelas, penurunan
area penglihatan.
Nyeri
TIO meningkat
Perubahan penglihatan
Penurunan persepsi
sensori
visual/penglihatan
berhubungan dengan
serabut saraf oleh
karena peningkatan
TIO
perifer
Do:
Pemeriksaan lapang
pandang menurun.
Penurunan
kemampuan
identifikasi lingkungan
(benda, orang, tempat
3
Ds:
Mengatakan takut
dioperasi
Sering menanyakan
tentang operasi
Gangguan persepsi
sensori penglihatan
TIO meningkat
Cemas berhubungan
dengan penurunan
penglihatan/ kurang
pengetahuan tentang
prosedur
pembedahan
Perubahan penglihatan
Do:
Perubahan tanda vital
peningkatan nadi,
tekanan darah,
frekuensi pernapasan
Tampak gelisah, wajah
murung, sering
melamun
4
Ds:
Mengatakan
nyeri/tegang.
Do: Gelisah,
kecenderungan
perifer
Cemas
Peningkatan tekanan
Gangguan rasa
vitreus
nyaman (nyeri)
berhubungan dengan
post tuberkulectomi
TIO meningkat
iriodektomi.
memegang daerah
mata.
Tindakan operasi
trabekulectomy
Nyeri
Ds:
Keinginan untuk
memegang mata
Menyatakan nyeri
sangat
TIO meningkat
Resiko infeksi
berhubungan dengan
Tindakan operasi
trabekulectomy
Resiko infeksi
memegang darah
operasi
D.
Intervensi
No
1
Diagnosa
Keperawatan
Gangguan rasa
nyaman
(nyeri)
berhubungan
dengan
peningkatan
TIO
Tujuan Dan
Kriteria Hasil
Tujuan :
a.
Nyeri hilang atau
berkurang dalam
Intervensi
Kaji tingkat
nyeri.
Rasional
a. Memudahkan
tingkat nyeri untuk
intervensi
selanjutnya.
b.
Pantau derajat
nyeri mata setiap b. Untuk
Klien dapat
30 mentit selama
mengidentifikasi
mengidentifikasi
masa akut.
kemajuan atau
penyebab nyeri.
penyimpanan dari
Klien
hasil yang
menyebutkan
c. Siapkan pasien diharapkan.
faktor-faktor yang untuk
dapat
pembedahan
meningkatkan
sesuai peranan. c. Setelah TIO pada
nyeri.
glaukoma sudut
Klien mampu
terbuka,
melakukan
pembedahan harus
tindakan untuk
segera dilakukan
mengurangi nyeri. d.
Penurunan
persepsi
Tujuan:
Peningkatan
e.
Berikan
d. Pada tekanan mata
lingkungan gelap sudut ditingkatkan
dan terang.
bila sudut datar.
f.
Berikan
analgesic yang e. stress dan sinar
diresepkan peran
menimbulkan TIO
dan evaluasi
yang mencetuskan
efektifitasnya
nyeri.
f. untuk mengontrol
nyeri, nyeri berat
menentukan
menuvervalasava,
menimbulkan TIO.
a. Kaji dan catat a. Menentukan
ketajaman
kemampuan visual.
penglihatan
dapat berkurang
klien dapat
c.
meneteskan
obat
peningkatan
mata dengan benar
tekanan intra Kooperatif dalam
tindakan
okuler.
Menyadari
hilangnya
d.
pengelihatan
secara permanen
Tidak terjadi
penurunan visus
e.
lebih lanjut
karena
Memberikan
keakuratan
terhadap
penglihatan dan
perawatan.
Sesuaikan
lingkungan
dengan
kemampuan
penglihatan.
c. Meningkatkan self
care dan
mengurangi
ketergantungan.
Kaji jumlah dan
tipe rangsangan
yang dapat
d. Meningkatkan
diterima Klien. rangsangan pada
waktu kemampuan
Observasi TTV. penglihatabn
menurun.
f. Kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian
e. Mengetahui kondisi
dan perkembangan
klien secara dini.
f. Untuk
mempercepat
terapi.
proses
penyembuhan
Cemas
Tujuan :
a.
Hati-hatia. Jika klien belum
Cemas klien dapat penyampaian
siap akan
berhubungan
berkurang
dlam
hilangnya
menambah
dengan
waktu 1 x 24 jam
penglihtan
kecemasan.
penurunan
Kriteria Hasil :
secara
penglihatan,
permanen.
Berkurangnya
kurang
perasaan gugup
pengetahuan Posisi tubuh rileks
b. Mengekspresikan
tentang
Mengungkapkan b. Berikan
kesempatan
perasaan membantu
pembedahan
pemahaman
klien
Klien
tentang rencana
mengekspresika
mengidentifikasi
tindakan
n tentang
sumber cemas.
kondisinya.
c. Pertahankan
kondisi yang
rileks.
c. Rileks dapat
menurunkan cemas.
Dengan
memberikan
perhatian akan
menambah
kepercayaan klien.
f. Diharapkan dapat
mempercepat
proses
penyembuhan
a. Normalnya, nyeri
terjadi dalam waktu
kurang dari 5 hari
setelah operasi dan
berangsur
menghilang. Nyeri
dengan post
mendemonstrasikan teknik
tuberkulectom
penurunan nyeri
i iriodektomi. Klien melaporkan
nyeri berkurang
atau hilang.
dapat meningkat
sebab peningkatan
TIO 2-3 hari pasca
operasi. Nyeri
mendadak
menunjukan
peningkatan TIO
masif.
b. Meningkatkan
kolaborasi ,
memberikan rasa
aman untuk
b. Anjurkan untuk
peningkatan
melaporkan
dukungan
perkembangan
psikologis.
nyeri setiap hari
atau segera saat
terjadi
peningkatan
nyeri
mendadak.
c. Beberapa kegiatan
klien dapat
c. Anjurkan pada
meningkatkan nyeri
klien untuk
seperti gerakan
tidak
tiba-tiba,
melakukan
membungkuk,
gerakan tibamengucek mata,
tiba yang dapat
batuk, dan
memicu nyeri.
mengejan.
d. Mengurangi
ketegangan,
d. Ajarkan teknik
mengurangi nyeri.
distraksi dan
relaksasi.
e. Mengurangi nyeri
dengan
e. Lakukan
meningkatan
tindakan
ambang nyeri.
kolaboratif
dalam
pemberian
analgesik
topikal/
sistemik.
Resiko infeksi
berhubungan
dengan luka
insisi operasi
Tujuan :
Tidak terjadi
cedera mata
pascaoperasi
Kriteria Hasil :
Klien
menyebutkan
faktor yang
menyebabkan
cedera.
Klien tidak
melakukan
aktivitas yang
meningkatkan
resiko cedera
a. Diskusikan
tentang rasa
sakit,
pembatasan
aktifitas dan
pembalutan
mata.
a. Meningkatkan
kerjasama dan
pembatasan yang
diperlukan.
b. Tempatkan
b. Istirahat mutlak
klien pada
diberikan 12-24
tempat tidur
jam pasca operasi.
yang lebih
rendah dan
anjurkan untuk
membatasi
pergerakan
mendadak/ tibatiba serta
menggerakkan
kepala berlebih.
c. Bantu aktifitas
selama fase
c.
istirahat.
Ambulasi
dilakukan
d.
dengan hatihati.
d. Ajarkan klien
untuk
menghindari
tindakan yang
dapat
menyebabkan
cedera.
Mencegah/
menurunkan risiko
komplikasi cedera.
Tindakan yang
dapat
meningkatkan TIO
dan menimbulkan
kerusakan struktur
mata pasca operasi
antara lain:
Mengejan
( valsalva
maneuver)
Menggerakan
kepala mendadak
Membungkuk
terlalu lama
Batuk
e. Berbagai kondisi
seperti luka
menonjol, bilik
e. Amati kondisi
mata depan
mata : luka
menonjol, nyeri
menonjol, bilik
mendadak,
mata depan
hiperemia, serta
menonjol, nyeri
mendadak,
hipopion mungkin
nyeri yang tidak menunjukan cedera
berkurang
mata pasca operasi.
dengan
pengobatan,
mual dan
muntah.
Dilakukan
setiap 6 jam
asca operasi
atau seperlunya.
Retinoblastoma
1. Ansietas adalah suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang tidak mudah atau dread
yang disertai dengan respons autonomis ; sumbernya seringkali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu ; perasaan khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadap
bahaya.ini merupakan tanda bahya yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan
memampukan individu untuk membuat pengukuran untuk mengatasi ancaman.
2. Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi ansietas di masa lalu.
R : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan kemampuan
mengontrol ansietas.
3. Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan.
R : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk mengeksternalisasikan
kecemasan yang dirasakan.
4. Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat ini, harapa-harapan yang
positif terhadap terapy yang di jalani.
R : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi
kecemasan.
5. Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari meskipun dalam
keadaan cemas.
R : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya mampu mengatasi masalahnya
dan memberi keyakinan pada diri sendri yang dibuktikan dengan pengakuan orang lain atas
kemampuannya.
6. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
R : menciptakan perasaan yang tenang dan nyaman.
7. Sediakan informasi factual (nyata dan benar) kepada pasien dan keluarga menyangkut
diagnosis, perawatan dan prognosis.
R : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
8. Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.
R : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.
2. Gangguan citra tubuh adalah konfusi pada gaambaran mental dari fisik seseorang.
Tujuan : pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
Kriteria hasil :
- pasien melaporkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
- memiliki keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan.
- menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh.
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1. Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang tubuhnya.
R : factor yang mengidentifikasikan adanya gangguan persepsi pada citra tubuh.
2. Kaji harapan pasien tentang gambaran tubuh.
R : mungkin realita saat ini berbeda dengan yang diharapkan pasien sehingga pasien tidak
menyukai keadaan fisiknya.
3. Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif, dan akui realitas adanya perhatian terhadap
perawatan, kemajuan dan prognosis.
R : meningkatkan perasaan berarti, memudahkan saran koping, mengurangi kecemasan.
4. Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, jaga privasi dan martabat pasien.
R : menciptakan suasana saling percaya, meningkatkan harga diri dan perasaan berarti dalam
diri pasien.
1. Kaji pandangan pasien terhadap kondisinya dan kesesuaiannya dengan pandangan pemberi
pelayanan kesehatan.
R : mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kondisinya.
2. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan.
R : menghindari ketakutan dan menciptakan hubungan saling percaya, memudahkan
intervensi
3. Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang realitas.
R : memberikan arahan pada persepsi pasien tentang kondisi nyata yang ada saat ini.
4. Proses keluarga, perubahan adalah suatu perubahan dalam hubungan dan/atau fungsi
keluarga.
Tujuan : pasien dan keluarga memahami perubahan perubahan dalam peran keluarga.
Kriteria hasil :
- pasien/keluarga mampu mengidentifikasi koping.
- paien/keluarga berpartisipasi dalam proses membuat keputusan berhubungan dengan
perawatan setelah rawat inap.
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1. Kaji interaksi antara pasien dan keluarga.
R : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
2. Bantu keluarga dalam mengidentifikasi perilaku yang mungkin menghambat pengobatan.
R : mempengaruhi pilihan intervensi.
3. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang tambahan ketrampilan koping yang digunakan.
R : membantu keluarga dalam memilih mekanisme koping adaptif yang tepat .
4. Dukung kesempatan untuk mendapatkan pengalaman masa anak-anak yang normal pada
anak yang berpenyakit kronis atau tidak mampu.
R : memudahkan keluarga dalam menciptakan/memelihara fungsi anggota keluarga.
5. Ketakutan adalah ansietas yang disebabkan oleh sesuatu yang dikenali secara sadar dan
bahaya nyata dan dipersepsikan sebagai bahaya yang nyata.
6. Mobilitas fisik, hambatan adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian, pergerakkan fisik
yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau lebih.
Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
Kriteria hasil :
- penampilan yang seimbang..
- melakukan pergerakkan dan perpindahan.
- mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan karakteristik :
a.
b.
c.
d.
e.
0 = mandiri penuh
1 = memerlukan alat Bantu.
2 = memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan, dan pengajaran.
3 =membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat Bantu.
4 =ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.