You are on page 1of 334

Tanggal Efektif

Masa Penawaran
Tanggal Penjatahan
Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik
Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan
Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia

:
:
:
:
:
:

JADWAL

26 Maret 2014
28 Maret - 2 April 2014
4 April 2014
7 April 2014
7 April 2014
8 April 2014

OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK
INI. TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG
BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.
PT WIJAYA KARYA BETON TBK (PERSEROAN) DAN PARA PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK BERTANGGUNG JAWAB
SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG
TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.
SAHAM YANG DITAWARKAN DALAM PENAWARAN UMUM INI SELURUHNYA AKAN DICATATKAN PADA PT BURSA EFEK
INDONESIA (BEI).

PT WIJAYA KARYA BETON Tbk


Kegiatan Usaha Utama:
Bergerak dalam industri beton pracetak, jasa konstruksi dan bidang usaha lain yang terkait
Berkedudukan di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Kantor Pusat
JW Building
Jl. Raya Jatiwaringin No. 54, Pondok Gede, Bekasi, 17411
Jawa Barat Indonesia
Telepon : (021) 84973363 (hunting)
Faksimili : (021) 84973391
Email: sekper@wika-beton.co.id
Website: www.wikabeton.co.id
Lokasi Pabrik Produk Beton (PPB)
PPB Sumatera Utara
Jl Binjai Km. 15,5 No. 1 Diski
Deli Serdang 20351

PPB Lampung
Jl. Raya Tegineneng Km. 35
Desa Bumi Agung
Pesawaran 35363

PPB Bogor
Jl. Raya Narogong Km. 26
Cileungsi
Bogor 16820

PPB Karawang
Jl. Surya Madya 3 Kav. 1-34
Kawasan Industri Suryacipta
Karawang 41361

PPB Majalengka
Jl. Raya Barat Burujul Kulon
Jatiwangi
Majalengka 45454

PPB Boyolali
Jl. Raya Boyolali-Solo Km. 4,5
Mojosongo
Boyolali 57300

PPB Pasuruan
Jl. Raya Kejapanan No. 323
Gempol
Pasuruan 67155

PPB Sulawesi Selatan


Jl. Kima Raya II Kav. S/4-5-6
Kawasan Industri Makasar
Makassar 90241

PENAWARAN UMUM
Sebanyak 2.045.466.600 (dua miliar empat puluh lima juta empat ratus enam puluh enam ribu enam ratus) saham atas nama dengan nilai
nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) atau sebesar 23,47% (dua puluh tiga koma empat tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor
penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum, yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan Harga Penawaran sebesar Rp590,00
(lima ratus sembilan puluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian
Saham (FPPS). Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum adalah sebesar Rp1.206.825.294.000,00 (satu triliun dua ratus enam miliar
delapan ratus dua puluh lima juta dua ratus sembilan puluh empat ribu Rupiah).
Saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini seluruhnya adalah Saham Baru yang dikeluarkan dari portepel Perseroan,
yang akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan saham Perseroan yang telah
ditempatkan dan disetor penuh, termasuk menghadiri dan mengeluarkan hak suara dalam RUPS yang diselenggarakan oleh Perseroan
dan hak atas pembagian dividen. Hak-hak tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 52 ayat 1 UUPT.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SK.01.01/WB-0A.019/2014 tanggal 11 Februari 2014 tentang Program Employee
Stock Allocation (ESA) Berupa Pemberian Saham Penghargaan dan Saham Jatah Pasti Pegawai, Perseroan menetapkan jumlah
Program ESA adalah sebesar 3% (tiga persen) atau sebanyak 61.364.000 (enam puluh satu juta tiga ratus enam puluh empat ribu) saham
dari total Penawaran Umum ini. Informasi lengkap mengenai Program ESA dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT Bahana Securities

PT Danareksa Sekuritas

PT Mandiri Sekuritas

PT Sucorinvest Central
Gani

PENJAMIN EMISI EFEK


PT Amantara Securities, PT BNI Securities, PT Buana Capital, PT Danpac Sekuritas, PT Equity Securities Indonesia,
PT Erdikha Elit Sekuritas, PT Evergreen Capital, PT Grow Asia Capital, PT HD Capital Tbk, PT Indo Mitra Securities, PT Inti Fikasa Securindo,
PT Investindo Nusantara Sekuritas, PT Jasa Utama Capital, PT Kresna Graha Sekurindo Tbk, PT Lautandhana Securindo,
PT Madani Securities, PT Magenta Kapital Indonesia, PT Makinta Securities, PT Masindo Artha Securities, PT Mega Capital Indonesia,
PT MNC Securities, PT NISP Sekuritas, PT Nusantara Capital Securities, PT Onix Sekuritas, PT Panca Global Securities Tbk,
PT Panin Sekuritas Tbk, PT Phillip Securities Indonesia, PT Recapital Securities, PT Reliance Securities Tbk, PT Trimegah Securities Tbk,
PT Valbury Asia Securities, PT Victoria Securities Indonesia, PT Wanteg Securindo, PT Waterfront Securities Indonesia,
PT Woori Korindo Securities Indonesia, PT Yulie Sekurindo Tbk.
Para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap
Penawaran Umum Perseroan.
RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO TERKAIT PENURUNAN PEROLEHAN PROYEK. RISIKO
USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI DI DALAM PROSPEKTUS INI.
PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN INI. SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN
DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN
SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI).
RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR PEMBELI EMISI EFEK ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA
PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN OLEH TERBATASNYA JUMLAH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN.
Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 28 Maret 2014

PT Wijaya Karya Beton Tbk (yang selanjutnya disebut Perseroan) telah menyampaikan Pernyataan
Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan Penawaran Umum ini kepada Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dahulu disebut Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)
di Jakarta dengan Surat No. SE.01.01/WB-0A.024/2014 tanggal 23 Januari 2014 sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1995 No. 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 3608) (UUPM) beserta peraturan pelaksanaannya dan perubahan-perubahannya.
Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini direncanakan akan dicatatkan di
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah
dibuat antara Perseroan dengan BEI pada tanggal 22 Januari 2014 apabila memenuhi persyaratan
pencatatan yang ditetapkan oleh BEI antara lain mengenai jumlah Pemegang Saham baik perorangan
maupun lembaga di BEI dan masing-masing Pemegang Saham memiliki sekurang-kurangnya
1 (satu) satuan perdagangan saham. Apabila syarat-syarat pencatatan saham tersebut tidak terpenuhi,
Penawaran Umum batal demi hukum dan uang pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada
para pemesan sesuai dengan ketentuan UUPM.
Seluruh Lembaga serta Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bertanggung
jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data, kejujuran pendapat, keterangan, dan laporan yang
disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing berdasarkan ketentuan
yang berlaku dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan kode etik, norma serta standar profesi
masing-masing.
dan/atau membuat pernyataan apapun mengenai data yang tidak tercantum dalam Prospektus ini tanpa
memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan para Penjamin Pelaksana Emisi
Efek.
Selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek, PT Bahana Securities, PT Danareksa
Penjamin Emisi Efek, serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Penawaran Umum

PENAWARAN UMUM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU


PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI NEGARA REPUBLIK INDONESIA. BARANG
SIAPA DI LUAR WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI
ATAU DOKUMEN-DOKUMEN LAIN YANG BERKAITAN DENGAN PENAWARAN UMUM INI,
PROSPEKTUS ATAU DOKUMEN-DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI
DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM, KECUALI BILA PENAWARAN
TERSEBUT, ATAU PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN
MERUPAKAN SUATU PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU DI NEGARA TERSEBUT.
PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI MATERIAL YANG WAJIB
DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI MATERIAL LAINNYA
YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.

DAFTAR ISI
DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN....................................................................................................iii
RINGKASAN........................................................................................................................................... x
I.

PENAWARAN UMUM................................................................................................................... 1

II.

RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM................................................ 6

III.

PERNYATAAN UTANG................................................................................................................. 8

IV.

IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING.................................................................................... 18

V.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN.......................................................................... 21

VI.

RISIKO USAHA........................................................................................................................... 39

VII.

KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN................... 44

VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK............................................... 45


A. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN...................................................................................... 45

B. IZIN-IZIN YANG WAJIB DIPENUHI PERSEROAN DALAM RANGKA PROSES

PRODUKSI.......................................................................................................................... 47

C. PERKEMBANGAN PERMODALAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN.............. 48

D. STRUKTUR ORGANISASI.................................................................................................. 52

E. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN......................................................... 53

F. SUMBER DAYA MANUSIA.................................................................................................. 66

G. STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA...................................................... 72

H. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ANTARA PERSEROAN DENGAN

PEMEGANG SAHAM DAN ENTITAS ANAK PERUSAHAAN PERSEROAN...................... 73

KETERANGAN TENTANG PEMEGANG SAHAM PERSEROAN BERBENTUK BADAN

I.

HUKUM DENGAN KEPEMILIKAN SAHAM LEBIH DARI 5% (LIMA PERSEN).................. 74

J. KETERANGAN TENTANG ENTITAS ANAK........................................................................ 79

K. TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI............................................................................. 82

L. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA..................................... 88

M. ASURANSI........................................................................................................................... 92

N. ASET TETAP........................................................................................................................ 93

O. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL............................................................................... 97

P. PERKARA HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN, DIREKSI DAN

DEWAN KOMISARIS........................................................................................................... 97

IX.

KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK................................ 98

A. UMUM.................................................................................................................................. 98

B. PRODUK DAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN............................................................ 100

C. KEGIATAN PRODUKSI BETON........................................................................................ 105

D. PEMASARAN DAN PENJUALAN...................................................................................... 113

E. KEUNGGULAN BERSAING.............................................................................................. 115

F. STRATEGI PERSEROAN.................................................................................................. 117

G. PERSAINGAN USAHA...................................................................................................... 117

H. POSITIONING DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN.................................................... 119

I.

J. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN.............................................................................. 120

K. SINERGI DENGAN WIKA GROUP.................................................................................... 125

L. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL).............................................. 125

M. TATA KELOLA PERSEROAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)........ 127

N. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)...... 137

O. PENGHARGAAN............................................................................................................... 138

X.

INDUSTRI BETON DI INDONESIA........................................................................................... 139

XI.

EKUITAS................................................................................................................................... 145

XII.

KEBIJAKAN DIVIDEN............................................................................................................... 146

PENGENDALIAN KUALITAS............................................................................................. 119

XIII. PERPAJAKAN........................................................................................................................... 147


XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK...................................................................................................... 150
XV.

LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL...................................................... 152

XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM.............................................................................................. 157


XVII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN................ 207
XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN......................................................................................... 277
XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM............................................................. 305
XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM..... 312

ii

DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN


Istilah dan ungkapan dalam Prospektus ini mempunyai arti sebagai berikut:
Afiliasi

Berarti pihak sebagaimana didefinisikan dalam pasal 1 angka 1


UUPM, yaitu:
hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai
derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris
dari pihak tersebut;
hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu)
atau lebih anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun
tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan
tersebut;
hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik
langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Agen Penjualan

Berarti pihak yang membantu menjual saham dalam Penawaran


Umum baik yang dilakukan di dalam atau di luar negeri.

AMDAL

Berarti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang terdiri dari


kegiatan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL).

Anak Perusahaan atau


Entitas Anak

Berarti suatu perusahaan dimana Perseroan memiliki penyertaan


saham baik secara langsung maupun tidak langsung lebih dari 50%
(lima puluh persen) dari seluruh modal yang ditempatkan dalam
perusahaan tersebut.

Bank Kustodian

Berarti bank umum yang memperoleh persetujuan dari Bapepam dan


LK (sekarang disebut sebagai OJK) untuk memberikan jasa penitipan
atau melakukan jasa kustodian sebagaimana dimaksud dalam UUPM.

Bapepam

Berarti Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam


pasal3UUPM.

Bapepam dan LK

Berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 UUPM dan Keputusan
Menteri Keuangan No.184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010
(dahulu dikenal sebagai Badan Pengawas Pasar Modal atau Bapepam)
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

BEI

Berarti PT Bursa Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas yang


didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan hukum
di Jakarta (atau para pengganti atau penerus haknya), merupakan
Bursa Efek sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 4 UUPM,
dimana saham-saham Perseroan akan dicatatkan.

BNRI

Berarti Berita Negara Republik Indonesia.

Break Water

Berarti suatu bentuk produk beton yang digunakan untuk pemecah


gelombang.

iii

Concrete Slab

Berarti suatu bentuk produk beton yang digunakan untuk struktur


konstruksi lantai gedung bertingkat dan lantai jembatan.

COSO

Berarti Committee Of Sponsoring Organizations, merupakan salah


satu framework yang digunakan sebagai dasar penyusunan dalam
Manajemen Risiko.

Corrugated Concrete
Sheet Pile

Berarti suatu bentuk produk beton pracetak yang berbentuk gelombang


digunakan untuk struktur konstruksi dinding penahan tanah.

DAK

Berarti Divisi Air dan Ketenagaan.

DBG

Berarti Divisi Bangunan dan Gedung.

DKK

Berarti Divisi Komponen Konstruksi.

Double Tee

Berarti suatu bentuk produk beton pracetak yang digunakan untuk


struktur konstruksi lantai jembatan atau lantai gedung bertingkat.

DPB

Berarti Divisi Produk Beton.

DPI

Berarti Divisi Perdagangan dan Industri.

DPS

Berarti Daftar Pemegang Saham yang memuat keterangan tentang


kepemilikan saham dalam Perseroan.

DPPS

Berarti Daftar Pemesanan Pembelian Saham, daftar yang memuat


nama-nama dari pemesan Saham Yang Ditawarkan dan jumlah
saham yang ditawarkan, yang disusun berdasarkan FPPS dan dibuat
oleh masing-masing Penjamin Emisi Efek.

DSU

Berarti Divisi Sipil Umum.

Efek

Berarti surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga


komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan
Kontrak Investasi Kolektif, Kontrak Berjangka atas Efek, dan setiap
derivatif Efek.

ESA

Berarti singkatan dari Employee Stock Allocation atau Program Alokasi


Saham Karyawan.

FKP

Berarti Formulir Konfirmasi Penjatahan, formulir yang dikeluarkan oleh


Manajer Penjatahan yang merupakan konfirmasi atas hasil penjatahan
atas nama pemesan sebagai tanda bukti kepemilikan atas Saham
Yang Ditawarkan yang dijual oleh Perseroan pada pasar perdana.

Flat Concrete Sheet Pile

Berarti suatu bentuk produk beton pracetak berbentuk datar/persegi


yang digunakan untuk struktur konstruksi dinding penahan tanah.

FPPS

Berarti asli Formulir Pemesanan Pembelian Saham Yang Ditawarkan


yang disediakan oleh Perseroan bersama-sama dengan Penjamin
Pelaksana Emisi Efek yang harus diisi, ditandatangani dan diajukan
dalam rangkap 5 (lima) oleh calon pembeli kepada Penjamin Emisi
Efek.

Girder

Berarti suatu bentuk produk beton yang digunakan untuk struktur


konstruksi jembatan dan jetty.

Hari Bank

Berarti hari kerja bank yaitu hari pada saat mana Bank Indonesia
menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank.

iv

Harga Penawaran

Berarti harga setiap Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran


Umum, yang besarnya akan ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan yang akan
dituangkan kemudian dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi
Efek.

Hari Kalender

Berarti semua hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender


gregorius tanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur
nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah dan Hari
Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh
Pemerintah sebagai bukan Hari Kerja.

Hari Kerja

Berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional
yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Hari Kerja biasa yang karena
suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bukan
Hari Kerja biasa.

Hollow Core Slab

Berarti suatu bentuk produk beton pracetak berbentuk plat berongga


yang digunakan untuk struktur konstruksi lantai gedung bertingkat.

IAPI

Berarti Institut Akuntan Publik Indonesia.

Inner Boring System

Berarti metode pemancangan tiang pancang dengan cara meletakkan


alat bor di dalam tiang pancang berongga untuk memperoleh
kedalaman tiang pancang sesuai yang direncanakan.

ISO

Berarti International Organization for Standardization, yaitu sistem


standardisasi manajemen mutu.

Jetty

Berarti suatu bangunan maritim yang menjorok ke arah perairan yang


lebih dalam untuk bersandar kapal.

KAP

Berarti Kantor Akuntan Publik.

KIW

Berarti Kawasan Industri Wijaya Karya.

KSEI

Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta


Selatan, yang bertugas mengadministrasikan penyimpanan Efek
berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Efek pada Penitipan Kolektif.

Manajer Penjatahan

Berarti PT Bahana Securities, yang bertanggung jawab atas penjatahan


Saham Yang Ditawarkan sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan
dalam Peraturan No. IX.A.7.

Masa Penawaran

Berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan


pemesanan saham.

Masyarakat

Berarti perorangan dan/atau badan hukum, baik warga negara


Indonesia maupun warga negara asing dan/atau badan hukum
Indonesia maupun badan hukum asing, baik yang bertempat tinggal
atau berkedudukan hukum di Indonesia maupun bertempat tinggal
atau berkedudukan di luar Indonesia.

Menkumham

Berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia


(dahulu dikenal sebagai Menteri Kehakiman Republik Indonesia,
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, atau
Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia atau
nama lainnya).

OJK

Berarti Otoritas Jasa Keuangan yaitu lembaga yang independen dan


bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan
kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, Dan Lembaga Jasa Keuangan
Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 tahun
2011 tanggal 22 November 2012 tentang Otoritas Jasa Keuangan yang
merupakan peralihan dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas
Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sejak tanggal 31Desember
2012.

PC-Bar

Berarti salah satu material beton pracetak berupa besi prategang yang
memiliki kandungan karbon rendah.

PC-Strand

Berarti salah satu material beton pracetak berupa kawat baja prategang
berpilin dengan mutu sangat tinggi untuk memperoleh struktur beton
pracetak yang efisien.

PC-Wire

Berarti salah satu material beton pracetak berupa besi prategang yang
memiliki kandungan karbon tinggi.

Pemegang Rekening

Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening


Efek dan/atau sub Rekening Efek di KSEI yang dapat merupakan
Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
bidang Pasar Modal dan peraturan KSEI.

Pemegang Saham

Berarti Masyarakat yang memiliki manfaat atas saham yang disimpan


dan diadministrasikan dalam:
Daftar Pemegang Saham Perseroan;
Rekening Efek pada KSEI; atau
Rekening Efek pada KSEI melalui Perusahaan Efek.

Pemerintah

Berarti Pemerintah Negara Republik Indonesia.

Penawaran Awal

Berarti ajakan baik langsung maupun tidak langsung dengan


menggunakan Prospektus Awal, segera setelah diumumkannya
prospektus ringkas di surat kabar, yang bertujuan untuk mengetahui
minat Masyarakat atas Saham Yang Ditawarkan, berupa indikasi
jumlah saham yang ingin dibeli dan/atau perkiraan Harga Penawaran,
tapi tidak bersifat mengikat dan bukan merupakan suatu pemesanan
sesuai dengan Peraturan No. IX.A.8 dan dengan memperhatikan
Peraturan No. IX.A.2.

Penawaran Umum

Berarti kegiatan penawaran umum perdana saham yang dilakukan


oleh Perseroan untuk menjual Saham Yang Ditawarkan kepada
Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UUPM dan
peraturan pelaksanaannya dan ketentuan-ketentuan lain yang
berhubungan, serta menurut ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Penitipan Kolektif

Berarti jasa penitipan Efek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1


Angka 16 UUPM.

Penjamin Emisi Efek

Berarti Pihak yang membuat kontrak dengan Perseroan untuk


melakukan Penawaran Umum bagi kepentingan Perseroan dengan
atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa Efek yang tidak terjual.

vi

Penjamin Pelaksana Emisi :


Efek

Berarti pihak yang melakukan penyelenggaraan dan pelaksanaan


Penawaran Umum yang dalam hal ini adalah PT Bahana Securities,
PT Danareksa Sekuritas, PTMandiri Sekuritas, dan PT Sucorinvest
Central Gani, yang juga merupakan Penjamin Emisi Efek.

Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek atau PPEE

Berarti perjanjian antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana


Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek sesuai dengan Akta Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek No. 21 tanggal 22 Januari 2014, sebagaimana
diubah dengan Akta Addendum I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek
No. 19 tanggal20Februari2014 keduanya dibuat di hadapan
Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan
dan terakhir diubah dengan Akta Addendum II Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek No. 25 tanggal 19 Maret 2014 dibuat di hadapan
Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H., M.Kn., pengganti dari
Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan.

Pernyataan Efektif

Berarti pernyataan OJK yang menyatakan bahwa Pernyataan


Pendaftaran menjadi efektif: (i) pada hari ke-45 (empat puluh lima) sejak
tanggal diterimanya Pernyataan Pendaftaran oleh OJK secara lengkap
atau (ii) pada hari ke-45 (empat puluh lima) sejak tanggal perubahan
Pernyataan Pendaftaran yang terakhir disampaikan Perseroan kepada
OJK, atau (iii) pada tanggal lain berdasarkan pernyataan efektif dari
Ketua OJK yang menyatakan bahwa tidak ada lagi perubahan dan/
atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan, sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan No. IX.A.2 sehingga Perseroan melalui
para Penjamin Emisi Efek berhak menawarkan dan menjual Saham
Yang Ditawarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Pernyataan Pendaftaran

Berarti dokumen yang wajib diajukan oleh Perseroan kepada OJK,


bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebelum
Perseroan melakukan penawaran dan penjualan Saham Yang
Ditawarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 19 UUPM
juncto Peraturan No.IX.C.1 dan dengan memperhatikan ketentuan
dalam Peraturan No. IX.A.2.

Perseroan

Berarti PT Wijaya Karya Beton Tbk, suatu perseroan terbatas yang


didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia dan
berkedudukan serta berkantor pusat di Bekasi, Jawa Barat.

Perusahaan Efek

Berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi


Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau Manajer Investasi sesuai
ketentuan dalam Pasal 1 angka 21 UUPM.

Pjs

Berarti Pejabat Sementara.

Ponton

Berarti suatu alat angkutan laut dan sungai untuk mengangkut barang
berat dengan kapal penarik yang terpisah.

Post tensioning

Berarti suatu metode penarikan kawat baja mutu tinggi di dalam suatu
konstruksi untuk memperoleh suatu struktur beton yang efisien.

PPB

Berarti Pabrik Produk Beton.

PPh

Berarti Pajak Penghasilan.

Prospektus

Berarti setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran


Umum dengan tujuan agar Pihak lain membeli Efek.

vii

Prospektus Awal

Berarti dokumen tertulis yang dipersiapkan oleh Perseroan dan


Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam rangka Penawaran Umum
dan memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan
kepada OJK sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran, kecuali
informasi mengenai jumlah dan Harga Penawaran dari Saham Yang
Ditawarkan, penjaminan emisi Efek atau hal-hal lain yang berhubungan
dengan persyaratan Penawaran Umum yang belum dapat ditentukan.

Ps

Berarti Pengganti Sementara.

Prospektus Ringkas

Berarti pernyataan atau informasi tertulis yang merupakan ringkasan


dari Prospektus Awal, yang diumumkan dalam sekurang-kurangnya
1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang memiliki
peredaran nasional dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari
Kerja setelah diterimanya pernyataan OJK sesuai Formulir Peraturan
No. IX.A.2 Lampiran 9.

Quarry

Berarti lahan penambangan material alam (batu dan pasir) yang


digunakan untuk bahan konstruksi.

Rekening Efek

Berarti rekening yang memuat catatan posisi saham dan/atau dana


milik Pemegang Saham yang diadministrasikan oleh KSEI, Bank
Kustodian, atau Perusahaan Efek berdasarkan perjanjian pembukaan
Rekening Efek yang ditandatangani dengan Pemegang Saham.

Rekening Penawaran
Umum

Berarti rekening yang dibuka atas nama PPEE untuk menampung


dana yang diterima dari investor.

Rupiah atau Rp

Berarti mata uang sah Negara Republik Indonesia.

RUPS

Berarti Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan sesuai


dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

RUPSLB

Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang


diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan.

SABH

Berarti Sistem Administrasi Badan HukumKementerian Hukum


dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau pendahulu dan
penggantinya.

Saham Baru

Berarti saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp100,00


(seratus Rupiah) setiap saham, yang akan dikeluarkan dari dalam
simpanan (portepel) Perseroan dalam rangka Penawaran Umum,
dengan jumlah sebanyak 2.045.466.600 (dua miliar empat puluh lima
juta empat ratus enam puluh enam ribu enam ratus) saham.

Saham Yang Ditawarkan

Berarti Saham Baru yang ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat


oleh Para Penjamin Emisi Efek melalui Penawaran Umum, yang
selanjutnya akan dicatatkan pada BEI pada Tanggal Pencatatan.

SKPS

Berarti Surat Konfirmasi Pencatatan Saham dari Perseroan untuk


KSEI.

Spiral Wire

Berarti salah satu material beton pracetak berupa kawat baja dengan
kekuatan tertentu yang berfungsi sebagai penahan gaya geser dalam
suatu konstruksi beton.

Stressing

Berarti suatu pekerjaan penarikan kawat baja mutu tinggi di dalam


proses produksi atau di dalam suatu pekerjaan konstruksi untuk
memperoleh suatu struktur beton yang efisien.

viii

Tanggal Distribusi

Berarti tanggal yang sama dengan Tanggal Pembayaran, yaitu


selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan,
pada tanggal mana Saham Yang Ditawarkan didistribusikan secara
elektronik oleh KSEI kepada Pemegang Rekening.

Tanggal Pembayaran

Berarti tanggal pembayaran hasil penjualan Saham Yang Ditawarkan


yang harus disetor oleh Penjamin Emisi Efek kepada Perseroan
melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek, yaitu pada Tanggal Distribusi
Saham Yang Ditawarkan, sebagaimana tercantum dalam Prospektus.

Tanggal Pencatatan

Berarti tanggal pencatatan Saham Yang Ditawarkan untuk


diperdagangkan di Bursa Efek dalam waktu selambat-lambatnya
1 (satu) Hari Kerja setelah Tanggal Distribusi yang telah ditentukan
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Tanggal Pengembalian/
Refund

Berarti tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian Saham


Yang Ditawarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek melalui Para
Penjamin Emisi Efek, yang sebagian atau seluruh pesanannya tidak
dapat dipenuhi karena adanya penjatahan atau dalam hal Penawaran
Umum dibatalkan atau ditunda.

Tanggal Penjatahan

Berarti selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja terhitung setelah


penutupan Masa Penawaran, yang telah ditentukan dalam Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek atau Prospektus.

Trailler

Berarti suatu alat angkutan darat untuk mengangkut barang berat


dengan sumbu as roda lebih dari 2 (dua) buah.

UKL

Berarti Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.

UPL

Berarti Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

UPPB

Berarti Unit Penjualan Produk Beton.

UUPM

Berarti Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 No. 64, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No.3608).

UUPT

Berarti Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No. 106,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.4756).

UU Ketenagakerjaan

Berarti Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 39, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4279)

USD atau US$

Berarti Dolar Amerika Serikat, mata uang sah Negara Amerika Serikat.

Voided Slab

Berarti suatu bentuk produk beton pracetak yang digunakan untuk


struktur konstruksi jembatan bentang pendek.

SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN


KKMS :
Koperasi Karya Mitra Satya.
WIKA

: PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.

WIKA Kobe

PT Wijaya Karya Komponen Beton.

WIKA Krakatau Beton : PT Wijaya Karya Krakatau Beton.

ix

RINGKASAN
Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta serta pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi
Perseroan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan
informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan terkait,
serta risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Seluruh informasi keuangan yang
tercantum dalam Prospektus ini bersumber dari laporan keuangan Perseroan yang dinyatakan dalam
mata uang Rupiah dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Seluruh informasi keuangan, termasuk saldo dan jumlah, yang disajikan dalam Prospektus ini
dibulatkan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Oleh karena itu, setiap perbedaan yang
terjadi atas penjumlahan informasi keuangan tersebut yang disajikan dalam tabel-tabel yang tercantum
dalam Prospektus ini, yaitu antara nilai menurut hasil penjumlahan dengan nilai yang tercantum dalam
Prospektus, disebabkan oleh faktor pembulatan tersebut.
1. KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PERSEROAN
Perseroan didirikan dengan nama PT Wijaya Karya Beton di Jakarta sebagaimana termaktub dalam
Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Wijaya Karya Beton No. 44 tanggal 11 Maret 1997, yang
dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta juncto
Akta Pemasukan, Pengeluaran dan Perubahan Anggaran Dasar No. 39 tanggal 19 November 1997,
yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta yang telah memperoleh pengesahan
Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No.C2-12776.HT.01.01.TH.97 tanggal 9 Desember
1997 serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan di bawah
No. 2096/BH.09.03/I/98 tanggal 13 Januari 1998 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 2832,
BNRI No. 43 tanggal 29 Mei 1998 (Akta Pendirian).
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham Di Luar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar PT Wijaya Karya Beton disingkat PT Wika
Beton No. 03 tanggal 8 Januari 2014 dibuat di hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di
Jakarta Selatan dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya
No. AHU-01257.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 9 Januari 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar
Perseroan di bawah No. AHU-0002307.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 9 Januari 2014 serta telah
didaftarkan dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10-01308 tanggal 10 Januari 2014 dan
telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0002925.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal
10 Januari 2014 (Akta No. 03/2014).
Perseroan bergerak dalam industri beton pracetak, jasa konstruksi dan bidang usaha lain yang terkait.
Perseroan saat ini telah memiliki 8 (delapan) pabrik, 6 (enam) wilayah penjualan dan 2 (dua) kantor
representatif penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia. Semuanya bersinergi secara menyeluruh
untuk memastikan kepuasan pelanggan melalui kualitas produk yang sesuai, ketepatan waktu, serta
harga yang bersaing. Atas komitmennya tersebut, Perseroan mendapatkan sertifikat sistem manajemen
mutu ISO 9001:2008.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya Perseroan memiliki 2 (dua) Anak Perusahaan yaitu:
No.
1

Nama Anak
Perusahaan
WIKA Kobe

Dimiliki
Oleh *)
(1), (3)

Domisili
Hukum
Kabupaten
Karawang

Tahun
Pendirian**)
2012

Kota
Cilegon

2013

WIKA Krakatau (1), (2), (4)


Beton

%
Kegiatan
Status
Kepemilikan
Usaha
51
Industri barang Beroperasi
dari semen dan
kapur untuk
konstruksi***)
60

Perindustrian
dan
perdagangan.
***)

Tahun
Penyertaan
2012

Belum
beroperasi

2013

Keterangan:
*) Pemilikan oleh:
(1). Perseroan
(2). WIKA
(3). PT Komponindo Betonjaya
(4). PT Krakatau Engineering
**) Tahun Pendirian adalah tahun dari akta pendirian dari masing-masing perusahaan yang bersangkutan dan bukan tahun
pengesahan dari Menkumham.
***) Berdasarkan Tanda Daftar Perusahaan masing-masing perseroan.


Perseroan membagi proses produksi atas produk-produknya menjadi 2 (dua) proses produksi, yaitu:
A. Proses Produksi Beton Putar
Proses produksi dimana proses pembentukan dan pemadatan beton menggunakan sistem sentrifugal
dengan kecepatan putaran (RPM) yang telah ditentukan.
Produk-produk Perseroan yang memakai proses produksi beton putar adalah sebagai berikut:

Tiang Beton
- Tiang Listrik Distribusi;
- Tiang Listrik Transmisi;
- Tiang Telepon;
- Tiang Listrik Jalan Rel;
- Tiang Lampu;
- Tiang Jaring.

Tiang Pancang
- Tiang Pancang Bulat Berongga;
- Tiang Pancang Segi Empat Berongga.

Produk Pipa Beton (Hydro Structure Concrete Product)


- Core Type Pre-stressed Concrete Pipes;
- Low Pressure Concrete Pipes (RC Pipes).

xi

B. Proses Produksi Beton Non-Putar


Proses produksi dimana proses pemadatan beton menggunakan sistem penggetaran/vibrasi baik
secara internal atau eksternal atau kombinasi keduanya.
Produk-produk Perseroan yang memakai proses produksi beton non-putar adalah sebagai berikut:
Balok Jembatan (I Girder, U Girder, V Girder, T Girder, Box Girder, Voided Slab, Double Tree);
Bantalan Kereta Api (KA-Clips, DE-Clips, Pandrol, E-Clips dan Vossloch), Bantalan Jalan Lori, Wessel;
Dinding Penahan Tanah (Penahan Dermaga, Dock Walls, Cut-Off Walls, Basement River
Embankment, dan Water Control Gates), Flat Sheet Pile dan Corrugated Sheet Pile;
Produk Beton Maritim (Struktur Jetty, Jembatan, Breakwater);
Produk Beton Bangunan Gedung (Dinding Pracetak, Slab, Kolom, Balok, Tangga).
Dalam 2 (dua) tahun terakhir juga terjadi aktivitas penting yaitu pendirian Anak Perusahaan yang
beroperasi dalam penyediaan komponen kebutuhan produksi beton yaitu WIKA Kobe yang merupakan
usaha patungan dengan Perusahaan asal Jepang. Kerjasama dengan pihak eksternal pun kembali
dilakukan, pada tahun 2013, Perseroan menjalin kerja sama dengan PT Krakatau Engineering yang
merupakan anak perusahaan dari PT Krakatau Steel (Persero), Tbk. serta WIKA dengan membangun
usaha patungan yang diberi nama WIKA Krakatau Beton.
2. STRUKTUR PERMODALAN DAN PEMEGANG SAHAM
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat dan Perubahan Anggaran
Dasar PT Wijaya Karya Beton Disingkat PT WIKA Beton No. 01 tanggal 6 Januari 2014, yang dibuat
di hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan dan telah mendapat
persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-00972.AH.01.02.Tahun 2014
tanggal 8 Januari 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0001842.
AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014 (Akta No. 01/2014), struktur permodalan dan komposisi
pemegang saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Dengan Nilai Nominal Rp100,00 (seratus Rupiah)
Nilai Nominal Rp100,00 Per Saham
Jumlah Saham
Jumlah Nilai Nominal (Rp)
26.680.000.000
2.668.000.000.000

5.229.280.000
522.928.000.000
977.519.049
97.751.904.900
86.043.000
8.604.300.000
377.157.951
37.715.795.100
6.670.000.000
667.000.000.000
20.010.000.000
2.001.000.000.000

Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Koperasi Karya Mitra Satya
- Yayasan Wijaya Karya
- Saham Treasury milik Perseroan
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

(%)

78,40
14,66
1,29
5,65
100,00

3. PENAWARAN UMUM
Jumlah Saham Yang
Ditawarkan

Nilai Nominal
Harga Penawaran

:
:

Jumlah Penawaran Umum

Tanggal Penawaran Umum :


Tanggal Pencatatan di BEI :

Sebanyak 2.045.466.600 (dua miliar empat puluh lima juta empat


ratus enam puluh enam ribu enam ratus) saham atas nama atau
sebesar 23,47% (dua puluh tiga koma empat puluh tujuh persen)
dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah
Penawaran Umum.
Rp100,00 (seratus Rupiah) setiap saham.
Rp590,00 (lima ratus sembilan puluh Rupiah) setiap saham yang
harus dibayar penuh pada saat mengajukan FPPS.
Rp1.206.825.294.000,00 (satu triliun dua ratus enam miliar delapan
ratus dua puluh lima juta dua ratus Sembilan puluh empat ribu Rupiah).
28 Maret 2014 - 2 April 2014.
8 April 2014.

xii

Saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini adalah Saham Baru yang dikeluarkan
dari portepel Perseroan, yang akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat
dalam segala hal dengan saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak
atas pembagian dividen dan hak suara dalam RUPS. Sesuai dengan ketentuan pasal 52 ayat 1 UUPT,
hak-hak Pemegang Saham Perseroan adalah sebagai berikut:
a. Menghadiri dan mengeluarkan suara dalam RUPS;
b. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi; dan
c. Menjalankan hak lainnya berdasarkan UUPT.
Apabila Saham Yang Ditawarkan Perseroan habis terjual seluruhnya dalam Penawaran Umum ini,
struktur permodalan dan pemegang saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini,
secara proforma menjadi sebagai berikut:
Modal Saham
Saham Biasa Atas Nama
Dengan Nilai Nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar

Sebelum Penawaran Umum

Sesudah Penawaran Umum

Jumlah Nilai Nominal


(Rp)

Jumlah Saham

(%)

26.680.000.000

2.668.000.000.000

5.229.280.000

522.928.000.000

- KKMS

977.519.049

- Yayasan Wijaya Karya


- Saham Treasury milik Perseroan
- Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

Jumlah Nilai Nominal


(Rp)

(%)

26.680.000.000

2.668.000.000.000

78,40

5.229.280.000

522.928.000.000

60,00

97.751.904.900

14,66

977.519.049

97.751.904.900

11,21

86.043.000

8.604.300.000

1,29

86.043.000

8.604.300.000

0,99

377.157.951

37.715.795.100

5,65

377.157.951

37.715.795.100

4,33

2.045.466.600

204.546.660.000

23,47

6.670.000.000

667.000.000.000

100,00

8.715.466.600

871.546.660.000

100,00

20.010.000.000

2.001.000.000.000

17.964.533.400

1.796.453.340.000

Modal Ditempatkan dan Disetor


Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.

Jumlah Saham

4. PROGRAM ALOKASI SAHAM KARYAWAN (EMPLOYEE STOCK ALLOCATION)


Program Employee Stock Allocation (ESA) atau alokasi saham karyawan ini merupakan program
pemberian alokasi kepemilikan saham Perseroan kepada pegawai Perseroan dengan jumlah yang
telah ditentukan sesuai dengan ketentuan peraturan pasar modal yang berlaku dan sesuai dengan
Keputusan Direksi Perseroan yang disetujui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jenis saham
yang akan dialokasikan dalam Program ESA adalah SahamPenghargaan dan Saham Jatah Pasti.
Program ESA ini mengacu pada Peraturan No. IX.A.7 dan pemegang saham telah menyetujui
mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 10% (sepuluh persen) dari Saham Yang Ditawarkan
sebagaimana termaktub dalam Akta No. 03/2014 dengan memperhatikan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SK.01.01/WB-0A.019/2014 tanggal 11 Februari
2014 tentang Program Employee Stock Allocation (ESA) Berupa Pemberian Saham Penghargaan dan
Saham Jatah Pasti Pegawai, Perseroan menetapkan jumlah Program ESA adalah sebesar 3% (tiga
persen) atau sebanyak 61.364.000 (enampuluh satu juta tiga ratus enam puluh empat ribu) saham dari
total Penawaran Umum Perseroan, yang terdiri dari:
a. Saham Penghargaan sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah saham Program ESA.
b. Saham Jatah Pasti sebesar 80% (delapan puluh persen) dari jumlah saham Program ESA.
Tujuan utama dilaksanakannya Program ESA adalah untuk meningkatkan rasa kepemilikan (sense of
belonging) terhadap Perseroan, dengan demikian diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja
dari pegawai, sehingga akan meningkatkan kinerja korporasi secara keseluruhan, yang pada akhirnya
akan meningkatkan nilai Perseroan yang dapat dinikmati oleh seluruh pemegang saham.
Keterangan selengkapnya mengenai Program ESA dapat dilihat pada Bab I dalam Prospektus ini.

xiii

5. RENCANA PENGGUNAAN DANA



Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum setelah dikurangi biaya-biaya emisi adalah sebagai
berikut:

Sekitar 85% (delapan puluh lima persen) akan digunakan untuk ekspansi usaha yang terdiri dari:
- Sekitar 14,10% untuk pengolahan quarry material alam di Cigudeg, Donggala, Boyolali dan
Lampung Selatan;
- Sekitar 39,95% untuk pembangunan pabrik baru di Lampung Selatan, Pasuruan dan Kalimantan
Timur;
- Sekitar 21,30% untuk penambahan kapasitas pabrik existing di pabrik Sumatera Utara,
Lampung, Bogor, Karawang, Majalengka, Boyolali, Sulawesi Selatan dan cetakan produk;
- Sekitar 21,14% untuk pengembangan usaha jasa yaitu pembelian alat pancang inner boring
dan penambahan alat post tensioning;
- Sekitar 3,51% untuk pembentukan unit perbengkelan (mould maker).

Sekitar 15% (lima belas persen) akan digunakan untuk tambahan modal kerja.

Ekspansi usaha tersebut dilakukan sesuai dengan strategi jangka panjang Perseroan untuk melakukan
diversifikasi bisnis untuk meningkatkan daya saing, kinerja keuangan, perluasan pasar, pengalaman
dalam sektor terkait, dan nilai tambahnya bagi stakeholders.
Keterangan selengkapnya mengenai rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum dapat
dilihat pada BabII dalam Prospektus ini.
6. KEGIATAN USAHA PERSEROAN
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan yang dimuat dalam Akta Pendirian tersebut telah
mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir berdasarkan Akta No. 03/2014, ruang lingkup
kegiatan usaha Perseroan adalah sebagai berikut:
1. Berusaha dalam bidang perdagangan dan industri beton, jasa konstruksi, dan bidang usaha lain
yang terkait.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha utama sebagai berikut:
Melakukan Perencanaan, Produksi, Penjualan, Pemasangan dan Pelaksanaan Konstruksi
produk-produk beton, antara lain:
a) Tiang Transmisi dan distribusi kelistrikan dan tiang telepon;
b) Tiang pancang;
c) Bantalan jalan rel;
d) Produk beton untuk jembatan;
e) Produk beton untuk dinding penahan tanah;
f) Pipa;
g) Produk beton untuk bangunan gedung;
h) Produk beton untuk bangunan maritim;
i) Produk-produk beton lainnya.
Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dalam bidang
usaha:
a) Sipil;
b) Elektrikal;
c) Postensioning.
Melakukan Perencanaan, Produksi, dan Penjualan produk/komponen bahan bangunan.
Melakukan usaha impor dan ekspor yang terkait dengan kegiatan usaha tersebut pada huruf
a, b dan c di atas.

xiv

3. Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan
usaha penunjang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk:
Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dalam bidang
usaha:
a) Arsitektur;
b) Mekanikal;
c) Tata Lingkungan;
d) Pemasangan Komponen Bangunan Berat (heavy lifting);
e) Jasa Pelaksanaan Konstruksi lainnya.
Memproduksi dan menjual beton siap pakai (ready mix);
Melakukan pengelolaan sumber material alam/quarry;
Melakukan usaha perencanaan, pemasangan, dan manajemen produk beton;
Melakukan pemanfaatan fly ash batu bara dan copper slag serta pengelolaan limbah B3;
Melakukan perencanaan, pengelolaan, penjualan, pembelian, sewa menyewa dan perdagangan
bidang usaha kepelabuhan dan dermaga (jetty);
Melakukan penambangan sumber material alam atau Quarry;
Melakukan Perencanaan, Produksi, Penjualan dan Perdagangan produk/sumber material
alam atau quarry;
Melakukan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengelolaan, Penjualan, Pembelian, Sewa-menyewa
dan Perdagangan Jasa Usaha Angkutan Darat dan Laut;
Melakukan usaha industri dan perdagangan peralatan produksi beton;
Melakukan usaha industri dan perdagangan bahan kimia semen;
Melakukan usaha industri dan perdagangan baja pra tegang;
Melakukan usaha industri dan perdagangan semen
Melakukan Usaha Investasi.
Perseroan juga dapat menjalankan segala sesuatu yang selaras dengan maksud dan tujuan tersebut
di atas dan setiap kegiatan yang berhubungan baik atas tanggungan sendiri maupun bersama-sama
dengan orang lain atau badan lain, dengan cara dan bentuk yang sesuai dengan keperluan, dengan
mengindahkan Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.
7. KEUNGGULAN KOMPETITIF
Perseroan berkeyakinan memiliki keunggulan kompetitif dan memiliki kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang baik. Prospek usaha di masa mendatang secara langsung terkait dengan kombinasi
keunggulan kompetitif, diantaranya adalah:











Memiliki brand image produk yang berkualitas;


Mempunyai pengalaman lebih dari 30 (tiga puluh) tahun di industri beton pracetak;
Kemampuan dukungan enjiniring kepada klien dalam desain produk dan pemasangannya yang
menghasilkan kepuasan pelanggan;
Memiliki fasilitas produksi dan jaringan pemasaran yang tersebar di Indonesia;
Memiliki sumber daya manusia yang memadai;
Memiliki pelanggan yang loyal kepada Perseroan;
Mempunyai kemampuan dalam pengelolaan keuangan yang baik;
Mempunyai kapasitas produksi yang besar untuk industri beton pracetak di Asia Tenggara;
Memiliki ragam produk yang bervariasi di industri beton pracetak;
Perseroan memiliki keunggulan produk dan penguasaan teknologi sehingga memungkinkan
terjadinya inovasi yang berkesinambungan;
Kecepatan dalam memberikan pelayanan dalam pelaksanaan pekerjaan;
Telah menerapkan Sistem Manajemen :
- Sistem Manajemen ISO 9001;
- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3);
- Sistem Manajemen Risiko dengan mengadopsi system COSO (Committee of Sponsoring
Organization).

Keterangan selengkapnya mengenai keunggulan kompetitif dapat dilihat pada Bab IX dalam Prospektus ini.

xv

8. STRATEGI USAHA
Strategi yang diterapkan Perseroan dalam memenangkan persaingan sebagai berikut:
1. Menambah kapasitas terpasang pabrik dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi
dalam bentuk pembangunan pabrik baru dan mengadopsi teknologi-teknologi baru yang akan
meningkatkan kapasitas produksi;
2. Bekerjasama dengan melakukan aliansi strategis untuk memperluas jaringan pemasaran;
3. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang pengembangan produk beton yang
bekerjasama dengan institusi maupun lembaga pendidikan yang ternama di Indonesia maupun
mancanegara;
4. Melakukan akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan dengan posisi strategis yang dilengkapi
dengan prasarana infrastruktur untuk pengembangan ke pasar regional Asia Tenggara;
5. Melakukan riset dan pengembangan produk-produk baru yang terkait dengan beton pracetak yang
mempunyai kandungan teknologi yang tinggi dan memperkuat produk-produk existing seperti:
tiang pancang, tiang beton dan balok jembatan untuk meningkatkan pangsa pasar;
6. Membangun fasilitas pabrik baru yang dilengkapi dengan jetty yang ditunjang dengan sumber
material alam yang dikelola secara mandiri oleh Perseroan;
7. Perseroan selalu menjaga komitmen untuk memberikan produk yang berkualitas dan berkesesuaian
dengan kontrak melalui penerapan sistem manajemen kualitas secara berkesinambungan;
8. Mengembangkan pendekatan bisnis yang berfokus pada pengembangan pasar serta kepuasan
dan hubungan pelanggan;
9. Memperkuat supply-chain guna menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang lainnya
melalui akuisisi maupun penyertaan pada perusahaan-perusahaan pemasok; dan
10. Melakukan pengembangan jasa pemancangan dan pre-stressing untuk memperkuat posisi pasar
maupun komplementer terhadap produk existing maupun pengembangan produk baru.
Keterangan selengkapnya mengenai strategi usaha dapat dilihat pada Bab IX dalam Prospektus ini.
9. RISIKO USAHA
Beberapa risiko yang diperkirakan mempengaruhi kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan
secara umum dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
A. Risiko usaha yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan dan Anak Perusahaan
Terdapat beberapa faktor penting yang perlu di pertimbangkan oleh para calon investor sebelum
mengambil keputusan untuk melakukan investasi pada Perseroan. Berikut ini merupakan risiko-risiko
yang dihadapi Perseroan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Risiko Penurunan Perolehan Proyek;


Risiko Persaingan Usaha;
Risiko Kegagalan Pembayaran oleh Pelanggan;
Risiko Berkurangnya Proyek dari Pelanggan Berulang;
Risiko Keterlambatan Pembangunan Pabrik Baru;
Risiko Pengadaan Bahan Baku Material Alam;
Risiko Pemogokan Tenaga Kerja;
Risiko Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Pemasangan Produk;

xvi

9. Risiko Pengangkutan; dan


10. Risiko Sebagai Perusahaan Induk.
B. Risiko Usaha Yang Berhubungan Dengan Saham
1. Kondisi Pasar Modal Indonesia dapat mempengaruhi harga dan likuiditas saham Perseroan; dan
2. Harga Penawaran atas Saham Yang Ditawarkan Perseroan mungkin tidak dapat mengindikasikan
harga saham Perseroan yang akan berlaku di pasar perdagangan saham, dan harga Saham Yang
Ditawarkan Perseroan mungkin dapat berfluktuasi.
C. Risiko Usaha Yang Berhubungan Dengan Kondisi di Indonesia
1. Risiko Ketentuan Negara Lain; dan
2. Risiko Perubahan Kebijakan atau Peraturan Pemerintah.
Keterangan selengkapnya mengenai risiko usaha dapat dilihat pada Bab VI dalam Prospektus ini.
10. KEBIJAKAN DIVIDEN
Perseroan merencanakan untuk membagikan dividen dalam bentuk uang tunai sekurang-kurangnya
sekali dalam setahun. Besarnya dividen dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku
yang bersangkutan, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan Perseroan dan tanpa mengurangi
hak dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Setelah Penawaran Umum ini, Manajemen Perseroan bermaksud untuk membagikan dividen kas
kepada pemegang saham Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
laba bersih yang dihasilkan Perseroan dimulai untuk tahun buku 2014 (berdasarkan ketentuan pajak
yang berlaku saat ini). Sedangkan untuk tahun buku 2013, besarnya dividen yang akan dibayarkan
sebanyak-banyaknya sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar Rupiah). Penentuan waktu,
jumlah dan bentuk pembayaran dividen tersebut, akan bergantung pada rekomendasi dari Direksi
Perseroan, namun tidak terdapat kepastian bahwa Perseroan akan dapat membayarkan dividen pada
tahun-tahun mendatang. Keputusan Direksi Perseroan dalam memberikan rekomendasi pembayaran
dividen tergantung pada:
a. Hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan;
b. Perkiraan kinerja keuangan dan kebutuhan modal kerja Perseroan;
c. Prospek usaha Perseroan di masa yang akan datang;
d. Belanja modal dan rencana investasi Perseroan lainnya;
e. Perencanaan investasi dan pertumbuhan lainnya; dan
f. Kondisi ekonomi dan usaha secara umum dan faktor-faktor lainnya yang dianggap relevan oleh
Direksi Perseroan serta ketentuan pembatasan mengenai pembayaran dividen berdasarkan
perjanjian terkait.
Tidak ada negative covenant yang dapat menghambat Perseroan untuk melakukan pembagian dividen
kepada pemegang saham.
Keterangan selengkapnya mengenai kebijakan dividen dapat dilihat pada Bab XII dalam Prospektus ini.
11. PERKARA MATERIAL YANG DIHADAPI PERSEROAN
Perseroan tidak terlibat dalam perkara pidana perdata dan pidana di Pengadilan Negeri dimana
Perseroan memiliki kegiatan usaha, perkara hubungan industrial di Pengadilan Hubungan Industrial
dimana Perseroan memiliki kegiatan usaha, sengketa tata usaha negara di Pengadilan Tata Usaha
Negara, perkara yang menyangkut perpajakan di Pengadilan Pajak, perkara arbitrase di hadapan Badan
Arbitrase Nasional Indonesia, dan perkara kepailitan, penundaan kewajiban pembayaran utang, dan/
atau pembubaran dalam register perkara di Pengadilan Niaga, serta tidak menerima somasi ataupun
tuntutan dari pihak manapun.

xvii

12. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING


Ikhtisar data keuangan penting yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan, serta harus dibaca
bersama-sama dengan dan mengacu pada laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan
2011 yang telah diaudit oleh KAP HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan, ditandatangani oleh Djarwoto,
Ak, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2010 telah diaudit oleh KAP Pieter, Uways dan Rekan, ditandatangani oleh Drs. Pieter
Solang, Ak, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan Perseroan yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2009 telah diaudit oleh KAP Soejatna, Mulyana dan Rekan, ditandatangani
oleh Drs. Mulyana Mastam, Ak, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
IKHTISAR LAPORAN POSISI KEUANGAN
(dalam miliar Rupiah)
Uraian
Aset
Liabilitas
Ekuitas

2009
1.597
1.338
259

2010
1.523
1.201
322

31 Desember
2011
1.839
1.409
430

2012
2.401
1.797
604

2013
2.917
2.187
730

IKHTISAR LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


(dalam miliar Rupiah)
Uraian
Pendapatan Usaha
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-lain
Laba Komprehensif

2009
1.416
(1.270)
146
(22)
124
(14)
82

2010
1.430
(1.282)
148
(28)
120
(2)
92

31 Desember
2011
1.635
(1.428)
206
(30)
176
13
144

2012
2.031
(1.766)
265
(34)
231
2
179

2013
2.644
(2.256)
388
(52)
336
8
242

Keterangan selengkapnya mengenai ikhtisar data keuangan penting dapat dilihat pada Bab IV pada
Prospektus ini.

xviii

I. PENAWARAN UMUM
Perseroan akan melakukan Penawaran Umum sebanyak 2.045.466.600 (dua miliar empat puluh lima juta
empat ratus enam puluh enam ribu enam ratus) saham atas nama dengan nilai nominal Rp100,00 (seratus
Rupiah) atau sebesar 23,47% (dua puluh tiga koma empat tujuh persen) dari modal ditempatkan dan disetor
penuh dalam Perseroan setelah Penawaran Umum ini. Saham yang ditawarkan kepada Masyarakat dengan
Harga Penawaran sebesar Rp590,00 (limaratus sembilan puluh Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar
penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS). Jumlah seluruh nilai
Penawaran Umum adalah sebesar Rp1.206.825.294.000,00 (satutriliundua ratus enam miliar delapan ratus
dua puluh lima juta dua ratus sembilan puluh empat ribu Rupiah)
Saham yang ditawarkan dalam rangka Penawaran Umum ini seluruhnya adalah Saham Baru yang dikeluarkan
dari portepel Perseroan, yang akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam
segala hal dengan saham Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk menghadiri dan
mengeluarkan hak suara dalam RUPS yang diselenggarakan oleh Perseroan dan hak atas pembagian dividen.
Hak-hak tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 52 ayat 1 UUPT.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SK.01.01/WB-0A.019/2014 tanggal 11 Februari
2014 tentang Program Employee Stock Allocation (ESA) Berupa Pemberian Saham Penghargaan dan
Saham Jatah Pasti Pegawai, Perseroan menetapkan jumlah Program ESA adalah sebesar 3% (tiga persen)
atau sebanyak 61.364.000 (enampuluhsatujuta tiga ratus enam puluh empat ribu) saham dari total Penawaran
Umum Perseroan. Informasi lengkap mengenai Program ESA dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.

PT WIJAYA KARYA BETON Tbk


Kegiatan Usaha Utama:
Bergerak dalam industri beton pracetak, jasa konstruksi dan bidang usaha lain yang terkait
Berkedudukan di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
Kantor Pusat
JW Building
Jl. Raya Jatiwaringin No. 54, Pondok Gede, Bekasi, 17411
Jawa Barat Indonesia
Telepon : (021) 84973363 (hunting)
Faksimili : (021) 84973391
Email: sekper@wika-beton.co.id
Website: www.wikabeton.co.id
Lokasi Pabrik Produk Beton (PPB)
PPB Sumatera Utara
Jl Binjai Km. 15,5 No. 1
Diski
Deli Serdang 20351

PPB Lampung
Jl. Raya Tegineneng Km. 35
Desa Bumi Agung
Pesawaran 35363

PPB Bogor
Jl. Raya Narogong
Km. 26 Cileungsi
Bogor 16820

PPB Karawang
Jl. Surya Madya 3 Kav. 1-34
Kawasan Industri Suryacipta
Karawang 41361

PPB Majalengka
Jl. Raya Barat Burujul
Kulon
Jatiwangi
Majalengka 45454

PPB Boyolali
Jl. Raya Boyolali-Solo
Km. 4,5
Mojosongo
Boyolali 57300

PPB Pasuruan
Jl. Raya Kejapanan
No. 323
Gempol
Pasuruan 67155

PPB Sulawesi Selatan


Jl. Kima Raya II Kav. S/4-5-6
Kawasan Industri Makasar
Makassar 90241

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO TERKAIT RISIKO PENURUNAN
PEROLEHAN PROYEK YANG DAPAT TERJADI AKIBAT ADANYA PENURUNAN ANGGARAN BELANJA
PEMERINTAH DAN SWASTA DALAM SEKTOR KONSTRUKSI YANG SECARA LANGSUNG AKAN
MEMPENGARUHI PENURUNAN PERMINTAAN AKAN BETON PRACETAK SEHINGGA DAPAT
MENYEBABKAN DAMPAK NEGATIF TERHADAP PENDAPATAN PERSEROAN. RISIKO USAHA
PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB VI DI DALAM PROSPEKTUS INI.

Perseroan didirikan dengan nama PT Wijaya Karya Beton di Jakarta sebagaimana termaktub
dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Wijaya Karya Beton No. 44 tanggal 11 Maret 1997,
yang dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta
juncto Akta Pemasukan, Pengeluaran dan Perubahan Anggaran Dasar No. 39 tanggal 19 November
1997, yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta yang telah memperoleh
pengesahan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. C2-12776.HT.01.01.Th.97 tanggal
9Desember 1997 serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran Perseroan Kotamadya Jakarta Selatan
di bawah No.2096/BH.09.03/I/98 tanggal 13 Januari 1998 dan telah diumumkan dalam Tambahan
No. 2832, BNRI No. 43 tanggal 29 Mei 1998 (Akta Pendirian).
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan dan Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan yang terakhir adalah sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham Di Luar Rapat No. 03 tanggal 8 Januari 2014 dibuat di hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H.,
M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan
Surat Keputusannya No. AHU-01257.AH.01.02. Tahun 2014 tanggal 9 Januari 2014 dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0002307.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 9Januari 2014
serta telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10-01308 tanggal
10Januari 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0002925.AH.01.09.
Tahun 2014 tanggal 10 Januari 2014 (Akta No. 03/2014).
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat dan Perubahan Anggaran
Dasar PT Wijaya Karya Beton Disingkat PT WIKA Beton No. 01 tanggal 6 Januari 2014, yang dibuat
di hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan dan telah mendapat
persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-00972.AH.01.02. Tahun 2014
tanggal 8 Januari 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0001842.
AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014 (Akta No. 01/2014), struktur permodalan dan komposisi
Pemegang Saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Dengan Nilai Nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Nilai Nominal Rp100,00 Per Saham

Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Koperasi Karya Mitra Satya
- Yayasan Wijaya Karya
- Saham Treasury milik Perseroan
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

Jumlah Saham

Jumlah Nilai Nominal (Rp)

(%)

26.680.000.000

5.229.280.000
977.519.049
86.043.000
377.157.951
6.670.000.000
20.010.000.000

2.668.000.000.000

522.928.000.000
97.751.904.900
8.604.300.000
37.715.795.100
667.000.000.000
2.001.000.000.000

78,40
14,66
1,29
5,65
100,00

Dengan terjualnya seluruh Saham Yang Ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini,
struktur permodalan dan Pemegang Saham Perseroan sebelum dan setelah Penawaran Umum ini
secara proforma adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Dengan Nilai Nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.
- KKMS
- Yayasan Wijaya Karya
- Saham Treasury milik Perseroan
- Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

Sebelum Penawaran Umum


Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham
(Rp)
26.680.000.000
2.668.000.000.000

5.229.280.000
977.519.049
86.043.000
377.157.951
6.670.000.000
20.010.000.000

(%)

Sesudah Penawaran Umum


Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham
(Rp)
26.680.000.000
2.668.000.000.000

78,40
14,66
1,29
5,65
-

5.229.280.000
977.519.049
86.043.000
377.157.951
2.045.466.600

667.000.000.000 100,00
2.001.000.000.000

8.715.466.600
17.964.533.400

522.928.000.000
97.751.904.900
8.604.300.000
37.715.795.100
-

522.928.000.000
97.751.904.900
8.604.300.000
37.715.795.100
204.546.660.000

(%)

60,00
11,21
0,99
4,33
23,47

871.546.660.000 100,00
1.796.453.340.000

Bersamaan dengan pencatatan sebanyak 2.045.466.600 (dua miliar empat puluh lima juta empat
ratus enam puluh enam ribu enam ratus) saham atas nama dengan nilai nominal sebesar Rp100,00
(seratus Rupiah) atau sebesar 23,47% (duapuluh tiga koma empat tujuh persen) dari modal ditempatkan
dan disetor penuh, Perseroan akan mencatatkan sebanyak 6.670.000.000 (enam miliar enam ratus
tujuh puluh juta) saham sehingga seluruh saham yang akan dicatatkan di BEI berjumlah 8.715.466.600
(delapan miliar tujuh ratus lima belas juta empat ratus enam puluh enam ribu enam ratus) saham atau
100% (seratus persen) dari seluruh jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran
Umum.
Saham biasa atas nama yang ditawarkan kepada Masyarakat dalam Penawaran Umum ini adalah
saham yang memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal
dengan saham-saham Perseroan lainnya yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk hak
atas pembagian dividen.
Sehubungan dengan kapitalisasi saham yang telah dilakukan oleh Perseroan berdasarkan
Akta No. 01/2014maka para pemegang saham Perseroan yang memperoleh bagian dari hasil
kapitalisasi tersebut tidak akan mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan atas saham yang
dimiliki oleh para pemegang saham Perseroan tersebut sampai dengan 8 (delapan) bulan setelah
Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif dengan tetap memperhatikan peraturan pasar modal dan
peraturan perundang-undangan lainnya.

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SK.01.01/WB-0A.019/2014 tanggal


11 Februari 2014 tentang Program Employee Stock Allocation (ESA) Berupa Pemberian
Saham Penghargaan dan Saham Jatah Pasti Pegawai, Perseroan akan melaksanakan Program ESA.
Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Pegawai Perseroan
Berdasarkan Akta No. 03/2014, Pemegang Saham telah menyetujui Program ESA yakni pengalokasian
saham kepada pegawai Perseroan sebanyak-banyaknya 10% (sepuluhpersen) dari saham
yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum ini.
Tujuan utama Program ESA adalah untuk meningkatkan rasa kepemilikan terhadap Perseroan oleh
Pegawai Perseroan dan Entitas Anak, sehingga mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) dan
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dari masing-masing karyawan yang pada akhirnya
akan meningkatkan pula kinerja korporasi secara keseluruhan sehingga terdapat peningkatan nilai
perusahaan yang dapat dinikmati oleh stakeholders Perseroan.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SK.01.01/WB-0A.019/2014 tanggal 11 Februari 2014
tentang Program Employee Stock Allocation (ESA) Berupa Pemberian Saham Penghargaan dan
Saham Jatah Pasti Pegawai, Perseroan menetapkan jumlah Program ESA adalah sebesar 3%
(tiga persen) atau sebanyak 61.364.000 (enam puluh satu juta tiga ratus enam puluh empat ribu) saham
dari total Penawaran Umum ini yang terdiri dari:
a. Saham Penghargaan sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah saham dalam Program ESA
atau sebanyak 12.272.800 (dua belas juta dua ratus tujuh puluh dua ribu delapan ratus) saham;
b. Saham Jatah Pasti sebesar 80% (delapan puluh persen) dari jumlah saham dalam Program ESA
atau sebanyak 49.091.200 (empat puluh sembilan juta sembilan puluh satu ribu dua ratus) saham.
Pelaksanaan Program ESA akan mengikuti ketentuan yang terdapat dalam Peraturan No. IX.A.7.

Saham Penghargaan
Saham Penghargaan yaitu alokasi saham yang diberikan secara cuma-cuma oleh Perseroan kepada
seluruh Peserta Program ESA dengan jumlah saham sebesar 12.272.800 (dua belas juta dua ratus
tujuh puluh dua ribu delapan ratus) saham.
Saham Penghargaan memiliki lock-up period selama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan
apabila selama masa lock-up Peserta mengundurkan diri atau diberhentikan dengan tidak hormat maka
hak atas Saham Penghargaan menjadi gugur.
Saham Jatah Pasti
Saham Jatah Pasti adalah alokasi jatah pasti untuk membeli saham dalam Penawaran Umum ini kepada
Peserta Program ESA sebesar 49.091.200 (empat puluh sembilan juta sembilan puluh satu ribu dua
ratus) saham. Peserta dapat membeli saham dalam Penawaran Umum ini dengan Harga Penawaran
Umum sesuai dengan jumlah alokasi yang diterimanya.
Saham Jatah Pasti memiliki lock-up period selama 8 (delapan) bulan dengan ketentuan apabila selama
masa lock-up terdapat sisa alokasi Saham Jatah Pasti yang disebabkan karena saham tidak dibeli oleh
Peserta maka akan ditawarkan kepada Masyarakat dalam Penawaran Umum ini.
Mekanisme Pelaksanaan Program ESA
Peserta Program ESA adalah Pegawai Perseroan yang berjumlah sekitar 1.020 (seribu dua puluh)
orang dan tidak diperuntukkan bagi Direksi dan Komisaris Perseroan, dengan syarat-syarat
sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SK.01.01/WB-0A.019/2014 tanggal
11 Februari 2014:
-
-
-
-

Pegawai Perseroan yang tercatat pada tanggal 31 Desember 2013;


Pegawai Perseroan dalam status aktif bekerja sampai dengan tanggal 31 Desember 2013;
Pegawai Perseroan yang masih menjalani Masa Persiapan Pensiun (MPP) dan MPP aktif sampai
dengan tanggal 31Desember2013;
Pegawai Perseroan yang tidak dalam status terkena sanksi administratif pada saat pelaksanaan
Program ESA.

Biaya-biaya yang akan timbul sehubungan dengan Program ESA berupa pemberian Saham Penghargaan
akan ditanggung oleh Perseroan yang sumber dananya berasal dari kas Perseroan.
Perseroan akan menerbitkan konfirmasi alokasi Saham Penghargaan dan Saham Jatah Pasti kepada
Peserta, Peserta wajib menyampaikan Pernyataan dan Pengikatan Diri Dalam Rangka Program
Kepemilikan Saham Dalam Rangka Penawaran Umum Perseroan yang menyatakan Peserta menerima
Saham Penghargaan dan melakukan pemesanan Saham Jatah Pasti sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan Perseroan dalam Program ESA ini. Perseroan akan menyampaikan daftar Peserta
Program ESA serta jumlah saham dalam Program ESA kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta
melakukan pembayaran dengan jumlah penuh seluruh saham dalam Program ESA dengan harga yang
sama dengan harga Penawaran Umum, pembayaran dilakukan pada rekening bank yang ditunjuk
oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek untuk menerima pembayaran pemesanan saham dalam rangka
Penawaran Umum ini, dengan jumlah penuh.

Aspek Perpajakan Program ESA


Biaya Program ESA merupakan remunerasi yang diterima oleh Peserta dengan demikian termasuk
PPh pasal 21 yang akan diperhitungkan kepada Peserta. Selanjutnya setelah periode lock-up berakhir
dan Peserta dapat melakukan transaksi penjualan saham melalui BEI atau di luar BEI, atas pelaksanaan
penjualan berlaku ketentuan perpajakan sebagai berikut:
a. Untuk pelaksanaan penjualan melalui BEI akan dikenakan pajak yang bersifat final yang besarnya
0,1% (nolkomasatu persen) dari nilai transaksi.
b. Untuk pelaksanaan penjualan saham di luar BEI akan dikenakan pajak yang diperhitungkan dari
capital gain yang diterima oleh Peserta dan akan dikenakan pajak progresif sesuai dengan tarif
yang berlaku.
Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dan pelaksanaan Program ESA dalam
Penawaran Umum ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan
sesudah Penawaran Umum secara proforma adalah sebagai berikut:
Modal Saham
Dengan Nilai Nominal Rp100,00 (seratus Rupiah) Setiap Saham
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor
Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- KKMS
- Yayasan Wijaya Karya
- Saham Treasury milik Perseroan
- Masyarakat
- Pegawai (Program ESA)*
Jumlah Modal Ditempatkan dan
Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

Sebelum Penawaran Umum


Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham
(Rp)
26.680.000.000
2.668.000.000.000

Sesudah Penawaran Umum


Jumlah Nilai Nominal
(Rp)
26.680.000.000
2.668.000.000.000

(%)

Jumlah Saham

(%)

5.229.280.000
977.519.049
86.043.000
377.157.951
-

522.928.000.000
97.751.904.900
8.604.300.000
37.715.795.100
-

78,40
14,66
1,29
5,65
-

5.229.280.000
977.519.049
86.043.000
377.157.951
1.984.102.600
61.364.000

522.928.000.000
97.751.904.900
8.604.300.000
37.715.795.100
198.410.260.000
6.136.400.000

60,00
11,21
0,99
4,33
22,77
0,70

6.670.000.000

667.000.000.000 100,00

8.715.466.600

871.546.660.000

100,00

17.964.533.400

1.796.453.340.000

20.010.000.000

2.001.000.000.000

Keterangan : Program ESA diasumsikan terserap semuanya

PERNYATAAN EFEKTIF DAN PENCATATAN SAHAM PERSEROAN DI BEI


Perseroan akan mencatatkan sebanyak 8.715.466.600 (delapan miliar tujuh ratus lima belas juta empat
ratus enam puluh enam ribu enam ratus) saham atas nama di BEI. Jumlah saham yang akan dicatatkan
pada BEI adalah seluruh atau 100% (seratus persen) saham Perseroan yang telah dan akan dikeluarkan
dan disetor penuh setelah Penawaran Umum.
Saham-saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini direncanakan akan dicatatkan di BEI
sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat antara Perseroan dengan
BEI pada tanggal 22 Januari 2014 apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh
BEI antara lain mengenai jumlah Pemegang Saham baik perorangan maupun lembaga di BEI dan
masing-masing Pemegang Saham memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) satuan perdagangan saham.
Apabila syarat-syarat pencatatan saham tersebut tidak terpenuhi, Penawaran Umum batal demi hukum
dan uang pemesanan yang telah diterima dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan ketentuan
UUPM.
PADA SAAT PROSPEKTUS INI DITERBITKAN PERSEROAN TIDAK BERENCANA UNTUK
MENERBITKAN, MENGELUARKAN, DAN/ATAU MENCATATKAN SAHAM LAIN DAN/ATAU EFEK
LAIN YANG DAPAT DIKONVERSIKAN MENJADI SAHAM, DALAM WAKTU 12 (DUA BELAS)
BULAN SETELAH PERNYATAAN PENDAFTARAN DINYATAKAN EFEKTIF OLEH OJK, APABILA DI
KEMUDIAN HARI PERSEROAN BERMAKSUD MELAKUKAN HAL TERSEBUT, MAKA PERSEROAN
AKAN MENGIKUTI SEMUA KETENTUAN DAN/ATAU PERATURAN YANG BERLAKU.

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN


UMUM
Dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum setelah dikurangi biaya-biaya emisi adalah sebagai berikut:

Sekitar 85% (delapan puluh lima persen) akan digunakan untuk ekspansi usaha yang terdiri dari:
-

Sekitar 14,10% (empat belas koma satu nol persen) untuk pengolahan quarry material alam
di Cigudeg, Donggala, Boyolali dan Lampung Selatan. Hal ini dilakukan untuk menjamin supply
material alam baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Kegiatan pengolahan quarry material
alam diantaranya: Kegiatan penambangan, kegiatan pemecahan batu, dan pendistribusian
hasil pengolahan ke PPB ataupun ke pelanggan.

Sekitar 39,95% (tiga puluh sembilan koma sembilan lima persen) untuk pembangunan pabrik
baru di Lampung Selatan, Pasuruan dan Kalimantan Timur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kapasitas produksi, pengembangan produk baru, dan perluasan daerah pemasaran yang
ditunjang oleh fasilitas produksi. Kegiatan yang akan dilakukan dalam pembangunan pabrik
baru diantaranya: Pembukaan lahan baru (land clearing), pembangunan fasilitas pendukung,
pembangunan prasarana dan sarana, dan pembangunan fasilitas produksi.

Sekitar 21,30% (dua puluh satu koma tiga nol persen) untuk penambahan kapasitas pabrik
existing di pabrik Sumatera Utara, Lampung, Bogor, Karawang, Majalengka, Boyolali,
Sulawesi Selatan dan cetakan produk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pasar di
daerah yang bersangkutan dengan perkiraan penambahan kapasitas sebesar kurang lebih 5%
(lima persen) per tahun. Pekerjaan penambahan kapasitas pabrik existing dilakukan secara
berkesinambungan sesuai dengan perkiraan peningkatan permintaan pasar beton pracetak di
daerah yang bersangkutan.

Sekitar 21,14% (dua puluh satu koma satu empat persen) untuk pengembangan usaha jasa yaitu
pembelian alat pancang inner boring dan penambahan alat post tensioning. Hal ini dilakukan
sebagai strategi Perseroan untuk melakukan forward integration, sebagai komplementer
produk existing. Rencana pembelian alat pancang innerboring dan penambahan alat
post tensioning dilakukan secara bertahap sesuai dengan target maupun permintaan pasar
yang dimulai dan dioperasikan pada triwulan kedua tahun 2014.

Sekitar 3,51% (tiga koma lima satu persen) untuk pembentukan unit perbengkelan (mould
maker). Hal ini dilakukan untuk menjamin supply peralatan produksi dan cetakan yang spesifik
dan berkualitas.

Sekitar 15% (lima belas persen) akan digunakan untuk tambahan modal kerja.
Modal kerja ini akan membiayai kegiatan operasional seperti: pembelian dan penggunaan
bahan baku, gaji dan utangdagang.

Dalam hal jumlah dana hasil Penawaran Umum tidak mencukupi kebutuhan investasi dan modal kerja
Perseroan, maka akan menggunakan dana dari internal Perseroan.
Dalam hal rencana penggunaan dana hasil Penawaran Umum yang mengandung unsur transaksi
afiliasi, transaksi yang mengandung benturan kepentingan, transaksi material dan atau perubahan
kegiatan usaha utama, maka Perseroan akan mengikuti dengan Peraturan No. IX.E.I dan/atau Peraturan
No. IX.E.2.

Ekspansi usaha tersebut dilakukan sesuai dengan strategi jangka panjang Perseroan untuk
melakukan diversifikasi bisnis untuk meningkatkan daya saing, kinerja keuangan, perluasan pasar,
pengalaman dalam sektor terkait, dan nilaitambahnya bagi stakeholders.
Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum ini
secara periodik kepada Pemegang Saham dalam RUPS dan melaporkan kepada OJK sesuai dengan
Peraturan No. X.K.4.
Apabila dikemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dananya, maka
Perseroan terlebih dahulu akan meminta persetujuan RUPS dan akan melaporkannya ke OJK sesuai
dengan Peraturan No. X.K.4.
Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK No. SE-05/BL/2006
tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam
Rangka Penawaran Umum maka total perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sekitar
2,645% (dua koma enam empat lima persen) dari nilai emisi Saham yang meliputi:

Biaya jasa untuk Penjamin Pelaksana Emisi Efek termasuk PPN sekitar 1,507%
(satu koma lima nol tujuh persen) yang termasuk di dalamnya adalah biaya jasa penyelenggaraan
(management fee) sekitar 1,232% (satu koma dua tiga dua persen), biaya jasa penjaminan
(underwriting fee) sekitar 0,138% (nol koma satu tiga delapan persen), dan biaya jasa penjualan
(selling fee) sekitar 0,138% (nol koma satu tiga delapan persen).

Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal termasuk PPN sekitar 0,180% (nol koma satu delapan nol
persen) yang terdiri dari: biaya jasa Akuntan Publik sekitar 0,037% (nol koma nol tiga tujuh persen),
Konsultan Hukum sekitar 0,066% (nol koma nol enam enam persen), Audit Penjatahan sekitar
0,005% (nol koma nol nol lima persen), Penilai sekitar 0,050% (nol koma nol lima nol persen) dan
Notaris sekitar 0,022% (nol koma nol dua dua persen).

Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal termasuk PPN sekitar 0,073% (nol koma nol tujuh
tiga persen) yang terdiri dari: biaya jasa BEI sekitar 0,047% (nol koma nol empat tujuh persen),
KSEI sekitar 0,005% (nol koma nol nol lima persen), Biro Administrasi Efek sekitar 0,022%
(nol koma nol dua dua persen).

Biaya lain-lain (percetakan, iklan, public expose, road show, event organizer dan lain-lain)
sekitar 0,885% (nol koma delapan delapan lima persen).

Apabila dana hasil Penawaran Umum belum dipergunakan seluruhnya, maka penempatan sementara
dana hasil Penawaran Umum tersebut harus dilakukan Perseroan dengan memperhatikan keamanan
dan likuiditas serta dapat memberikan keuntungan finansial yang wajar bagi Perseroan dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

III. PERNYATAAN UTANG


Berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013,
Perseroanmempunyai Liabilitas seluruhnya berjumlah Rp2.187.383 juta dengan perincianLiabilitas
Jangka Pendek sebesar Rp1.794.348 juta dan Liabilitas Jangka Panjang sebesar Rp393.035 juta.
Angka-angka ini diambil dari Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 yang tercantum Prospektus ini, yang telah diaudit oleh KAP HLB Hadori Sugiarto Adi
& Rekan (Member Firm of HLB International), berdasarkan standar audit yang ditetapkan IAPI, dengan
pendapat wajar tanpa pengecualian.
(dalam jutaan Rupiah)
Liabilitas Jangka Pendek
Pinjaman Jangka Pendek
Utang Usaha
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Utang Pajak
Uang Muka Diterima
Pendapatan Diterima Dimuka
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Utang Lain-lain
Utang Sewa Pembiayaan
Jatuh tempo dalam 1 tahun
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

Jumlah
172.519
308.495
16.605
24.333
78.457
911.803
254.434
26.466
1.236
1.794.348

Liabilitas Jangka Panjang


Utang Sewa Pembiayaan - setelah dikurangi Jatuh Tempo dalam 1 Tahun
Utang Medium Term Notes
Liabilitas Imbalan Paska Kerja
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
Jumlah Liabilitas

2.552
366.000
24.483
393.035
2.187.383

1. Pinjaman Jangka Pendek


Pinjaman Jangka Pendek Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
sebesar Rp172.519 juta dengan rincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Pihak Berelasi
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Pinjaman Rekening Koran
Mandiri Fixed loan
Non Cash Loan
Subjumlah
PT Bank BRI (Persero), Tbk
Pinjaman Rekening Koran
Non Cash Loan
Subjumlah
Pihak Ketiga
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
Pinjaman Rekening Koran
Kredit Mitra Usaha
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Subjumlah
Jumlah

31 Desember 2013

2.886
80.000
64.426
147.312
25.142
25.142

66
66
172.519

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk


Pada tanggal 6 Mei 2013, Perseroan telah melakukan persetujuan perpanjangan fasilitas kredit kepada
PTBankMandiri (Persero) Tbk dengan nomor perjanjian No. CBG.CB1/SPPK.026/2013.

Fasilitas yang diberikan berupa Kredit Modal Kerja dengan total senilai Rp130 miliar serta fasilitas
Non Cash Loan dengan limit Rp185 miliar.
Tingkat bunga berkisar antara 10% sampai dengan 10,5% per tahun.
Masa berlaku perjanjian sesuai perpanjangan fasilitas adalah 11 Mei 2013 sampai dengan 10 Mei 2014.
Agunan atas perjanjian tersebut berupa Non Fixed Assets (Piutang & Persediaan) dan Fixed Assets
(Tanah & Bangunan).
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan (negative covenants) terkait perjanjian diantaranya adalah:

a.
Memindah tangankan barang jaminan.
b. Memperoleh fasilitas kredit baru atau pinjaman lain dari lembaga keuangan lain.
c. Mengikat diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan Perseroan yang telah
dijaminkan kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kepada pihak lain.

Rasio keuangan yang harus diperhatikan :

- Current Ratio minimal sebesar 100% dan Leverage Ratio maksimal 400%, sedangkan
Current Ratio Perseroan lebih baik dari rasio yang dipersyaratkan yaitu sebesar 106% dan
Leverage Ratio Perseroan lebih baik dari rasio yang dipersyaratkan yaitu sebesar 300%.


- Fasilitas Cash Loan Perseroan baru digunakan sebesar Rp82.886 juta, dan fasilitas
Non Cash Loan Perseroan baru digunakan sebesar Rp64.426 juta.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Pada tanggal 11 Oktober 2013, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. telah menyutujui perpanjangan
kredit yang diajukan oleh Perseroan yang tertuang dalam surat dengan nomor R.II.059-ADK/DKR2/10/2013.

Fasilitas yang diberikan berupa Kredit Modal Kerja dengan total senilai Rp125 miliar serta fasilitas
Non Cash Loan dengan limit Rp58 miliar.

Agunan atas perjanjian tersebut berupa Non Fixed Assets (Piutang & Persediaan) dan Fixed Assets
(Tanah & Bangunan).

Tingkat bunga 10% per tahun.

Masa berlaku perjanjian sesuai perpanjangan fasilitas adalah 13 September 2013 sampai dengan
13 September 2014.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan (negative covenants) terkait perjanjian diantaranya adalah:

a. Mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain dan atau menjaminkan kekayaan Perseroan
kepada pihak lain, kecuali yang sudah ada saat ini.
b. Mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga untuk menyatakan pailit
nasabah sendiri.
c. Menerima pinjaman/pembiayaan baru dari bank atau lembaga keuangan lainnya, kecuali yang
sudah ada saat ini.
d. Menyewakan aset yang dijaminkan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kepada pihak lain.

9

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan (affirmative covenants) terkait perjanjian diantaranya adalah :
a. Melakukan penyertaan saham baik kepada grup sendiri maupun Perseroan lainnya di atas
Rp10 miliar.
b. Melakukan perubahan susunan pengurus Perseroan.
c. Melakukan perubahan Anggaran Dasar, perubahan modal saham, melunasi/membayar utang
kepada pemegang saham/utang persero sebelum seluruh utang dan/atau kewajiban-kewajiban
pembayaran Perseroan kepada PTBank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dilunasi terlebih dahulu.

Rasio keuangan yang harus diperhatikan :

- Debt equity ratio maksimal 400%, sedangkan debt equity ratio Perseroan lebih baik dari rasio yang
dipersyaratkan yaitu sebesar 300%.
-

Fasilitas kredit Cash Loan baru digunakan Perseroan sebesar Rp25.142 juta, sedangkan fasilitas
Non Cash Loan belum digunakan Perseroan.

PT Bank CIMB Niaga Tbk
Pada tanggal 30 September 2013, Perseroan telah melakukan persetujuan perpanjangan fasilitas kredit
kepada PTBankCIMB Niaga Tbk dengan nomor perjanjian No. 337/AMD/CB/JKT/2013.

Fasilitas Cash Loan yang diberikan berupa Kredit Modal Kerja sebesar Rp12 miliar dan
Pinjaman Rekening Koran sebesar Rp3 miliar.

Tingkat bunga 11,50% dan 11,75% per tahun.

Masa berlaku perjanjian sesuai perpanjangan fasilitas adalah 11 September 2013 sampai dengan
14 Juli 2014.

Agunan atas perjanjian tersebut berupa non fixed assets (Piutang & Persediaan) dan fixed assets
(Tanah & Bangunan)

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan (negative covenants) terkait perjanjian diantaranya adalah:

a. Menjual atau dengan cara lain mengalihkan hak atau menyewakan/menyerahkan pemakaian
seluruh atau sebagian besar kekayaan/aset Perseroan, kecuali dalam rangka menjalankan usaha
Perseroan sehari-hari.
b. Menjamin langsung maupun tidak langsung Pihak Ketiga lainnya, kecuali melakukan endorsemen
atas surat-surat yang dapat diperdagangkan untuk keperluan pembayaran atau penagihan
transaksi-transaksi lain yang lazim dilakukan dalam menjalankan usahanya.
c. Mengadakan perubahan dari sifat dan kegiatan usaha Perseroan seperti yang sedang dijalankan
dewasa ini.
d. Mengadakan merger, konsolidasi akuisisi dan reorganisasi, persetujuan mana akan diberikan
kecuali menurut pertimbangan PT BankCIMB Niaga Tbk terdapat alasan yang wajar untuk
melakukan penolakan.

Fasilitas kredit cash loan baru digunakan Perseroan sebesar Rp66 Juta.

PT Bank DBS Indonesia
Pada tanggal 11 Juni 2013, Perseroan telah melakukan penandatanganan perjanjian kredit dengan
PTBankDBSIndonesia dengan nomor perjanjian kredit No. 354/PFPA-DBSI/VI/2013.

Fasilitas yang diberikan berupa Kredit Modal Kerja dengan total senilai Rp25 miliar serta fasilitas
Non Cash Loan dengan limit Rp50 miliar.

Tingkat bunga yang digunakan adalah SIBOR + 2%.

10

Masa berlaku perjanjian sesuai perpanjangan fasilitas adalah 25 April 2013 sampai dengan 25 April 2014.

Agunan atas perjanjian tersebut berupa non fixed assets (Piutang & Persediaan) dan fixed assets
(Tanah & Bangunan).
Fasilitas kredit cash loan dan non cash loan belum digunakan oleh Perseroan.

2. Utang Usaha
Utang Usaha Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp325.099 juta dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian
Utang pemasok
Utang subkontraktor
Utang kepada mandor
Utang usaha dalam proses
Jumlah

31 Desember 2013
153.108
87.773
5.689
78.529
325.099

Utang pemasok merupakan utang atas pembelian bahan baku untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek,
seperti pembelian semen, pasir, besi, plat sambung dan lain-lain. utang subkontraktor merupakan utang
kepada Pihak Ketiga atas pekerjaan yang di subkontraktorkan, seperti pekerjaan stressing, pemasangan,
biaya angkut, penurunan beam, biaya pematokan dan lain-lain. utang kepada mandor merupakan utang
atas upah pekerja yang melaksanakan pekerjaan/proyek. utang usaha dalam proses merupakan utang
atas pesanan barang yang sudah diterima oleh Perseroan berupa berita acara penerimaan barang,
namun tagihannya belum diterima.

Rincian Utang Usaha kepada Pihak Berelasi dan Pihak Ketiga adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Jumlah

31 Desember 2013
308.495
16.604
325.099

4. Perpajakan
Utang pajak Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp24.333 juta dengan rincian sebagai berikut :
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Pajak Dibayar dimuka
Pajak Pertambahan Nilai
PT Wijaya Karya Beton-Induk
PT WIKA Kobe-Entitas Anak
PT WIKA Krakatau Beton- Entitas Anak
Jumlah

31 Desember 2013

24.293
8.318
4.200
36.811

11

(dalam jutaan Rupiah)


Uraian
Utang Pajak-Entitas Induk
PPh pasal 21
PPh pasal 23
PPH pasal 29
PPh Final Jasa Konstruksi
Subjumlah
Utang Pajak-Entitas Anak
PPh pasal 23
PT WIKA Kobe Entitas Anak
PPh Final Jasa Konstruksi
PT WIKA Kobe Entitas Anak
Subjumlah
Jumlah

31 Desember 2013
467
437
23.201
198
24.304

29
29
24.333

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Empat melakukan pemeriksaan atas
Pajak Pertambahan NilaiBarang dan Jasa Masa Pajak bulan April sampai dengan Oktober tahun
2007 sebagai hasil akhir pemeriksaan pada tanggal 26Juni 2013, Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
mengeluarkan sebanyak 6 (enam) Surat Ketetapan Pajak (SKP) total nilai sebesar Rp140,7
juta dan telah dilakukan pembayaran pada tanggal 10 Juli 2013, dan KPPPratamaCileungsi pada
bulan Februari sampai dengan bulan Maret, melakukan pemeriksaan atas PajakPenghasilan pada
Pabrik Produk Beton Bogor dengan mengeluarkan SKP senilai Rp 16,2 juta di bulan Agustus 2013.
4. Uang Muka Diterima
Uang muka diterima Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp78.456 juta dengan rincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)

Uraian
Wilayah penjualan I Sumatera Utara
Wilayah penjualan II Sumatera Selatan
Wilayah penjualan III DKI Jakarta
Wilayah penjualan IV Jawa Tengah
Wilayah penjualan V Jawa Timur
Wilayah penjualan VI Sulawesi Selatan
Jumlah

31 Desember 2013
2.309
412
37.116
15.832
20.363
2.424
78.456

Jumlah tersebut merupakan uang muka yang diterima dari pembeli berdasarkan kontrak dan akan
diperhitungkan secara periodik (proporsional) dengan tagihan terminnya.
5. Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp911.803 juta dengan rincian sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Uraian
Kantor Pusat
Wilayah penjualan I Sumatera Utara
Wilayah penjualan II Sumatera Selatan
Wilayah penjualan III DKI Jakarta
Wilayah penjualan IV Jawa Tengah
Wilayah penjualan V Jawa Timur
Wilayah penjualan VI Sulawesi Selatan
Jumlah

31 Desember 2013
70.845
96.864
217.610
217.291
182.178
127.014
911.803

12

6. Beban Masih Harus Dibayar


Biaya yang masih harus dibayar Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp254.434 juta dengan rincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Beban Pelaksanaan Proyek
Beban Usaha
Beban Produksi
Beban Lain-lain
Jumlah

31 Desember 2013
184.874
58.069
7.144
4.346
254.434

Beban pelaksanaan proyek akan dibayar merupakan biaya atas distribusi, perawatan dan pemasangan
produk dilapangan atau proyek yang di tangguhkan sehubungan dengan perbedaan waktu antara
pengakuan penjualan dan saat terjadinya pengiriman produk. Dengan perincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Subkontraktor
Upah tenaga kerja
Distribusi
Material
Jumlah

31 Desember 2013
169.106
6.105
5.662
4.001
184.874

Beban usaha yang masih harus dibayar merupakan biaya yang belum ditagihkan oleh Pihak Ketiga
sehubungan dengan aktivitas umum dan administrasi Perseroan.
Beban produksi yang masih harus dibayar merupakan biaya yang belum ditagihkan oleh Pihak Ketiga
maupun tenaga kerja sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
7. Utang Lain-Lain
Utang lain-lain Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar
Rp26.466 juta dengan rincian sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Utang Pihak Ketiga
Utang Pensiun Hari Tua
Utang Astek dan Askes
Lain-lain
Utang Pihak Berelasi
Utang atas Kopkar
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Pembebanan biaya
Pengalihan tanah KIW
Jumlah

31 Desember 2013
28
26
1.122
19.117
6.174
26.466

Utang pensiun hari tua merupakan Utang kepada Dana Pensiun Wijaya Karya, sesuai dengan
SK No.01.01/A.DIR.0053/98 tanggal 10 Juni 1998, iuran tersebut dibebankan sebesar 5% (lima persen)
dari gaji pokok dan tunjangan tetap, sedangkan sebesar 10% (sepuluh persen) dari gaji pokok dan
tunjangan tetap ditanggung oleh Perseroan.
Utang Astek merupakan Utang kepada PT Jamsostek untuk jaminan kecelakaan kerja, iuran tersebut
dibebankan kepada pegawai sebesar 2% (dua persen) dari gaji, sedangkan 2,4% (dua koma empat persen)
ditanggung oleh Perseroan.

13

Utang Askes merupakan Utang kepada PT BNI Life Insurance sesuai dengan polis No. 258/PKKES/0702, dengan periode sejak 1 Januari 2013 - 31 Desember 2013, iuran tersebut dibebankan
semuanya kepada Perseroan. Utangaskes kepada PT BNI Life Insurance diperuntukan pegawai
organik (popno), sedangkan untuk pegawai terampil (petra) diasuransikan kepada PT Asuransi Jiwa
Inhealth Indonesia, dengan perjanjian No. 0113M20130100081 tanggal 1 Januari 2013 untuk periode
sampai dengan 31 Desember 2013. Fasilitas yang diberikan dalam asuransi antara lain: rawat inap,
rawat jalan, gigi dan lain-lain.
Utang pengalihan tanah KIW merupakan Utang Perseroan kepada PT Wijaya Karya (Persero), Tbk atas
pengalihan tanah Kawasan Industri WIKA (KIW) dengan nilai sebesar Rp33.079 juta sesuai dengan
surat permohonan No. SE.01.01/WB-0A.522/2007 tanggal 27 Desember 2007 oleh Perseroan tentang
pengalihan tanah KIW telah disetujui dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Akan dilakukan
pembayaran dengan tidak menyebutkan jangka waktu pembayarannya dan tidak dikenakan bunga.
8. Liabilitas Imbalan Paska Kerja
Perseroan setiap tahun mencadangkan donasi kepada peserta/pegawai yang akan pensiun guna
memberikan kompensasi atas hak ganti rugi, pesangon dan penghargaan masa kerja sesuai dengan
UU Ketenagakerjaan.
Perhitungan atas imbalan paska kerja tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dilakukan oleh
Perseroan konsultan aktuaria PT Dian Artha Tama No. 122/PSAK/DAT/I/2014 tanggal 8 Januari 2014,
dengan menggunakan metode Projected Unit Credit.

Kewajiban Imbalan Kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal
31 Desember 2013 adalah sebesar Rp24.483 juta.
Hasil yang diharapkan dari Aset program ditentukan atas dasar pengembalian yang diharapkan tersedia
oleh Aset yang berasal dari kebijakan investasi masa kini. Tingkat pengembalian yang diharapkan dari
investasi atas bunga tetap didasarkan oleh pengembalian kotor di akhir periode pelaporan.
9. Utang Sewa Pembiayaan
Utang Sewa Pembiayaan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 adalah
sebesar Rp3.788 juta yang hanya terdiri dari utang sewa pembiayaan.
Jadwal pembayaran sewa minimum berdasarkan perjanjian sewa guna usaha Perseroan pada
tanggal 31Desember2013 adalah sebagai berikut:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Kurang dari 1 tahun
Antara 1-3 tahun
Jumlah
Dikurangi bagian bunga
Nilai kini pembayaran sewa minimum
Dikurangi bagian jatuh tempo 1 tahun
Bagian jangka panjang

31 Desember 2013
1.588
2.819
4.407
619
3.788
1.236
2.552

Nilai kini utang sewa pembiayaan adalah sebagai berikut :

Uraian
Kurang dari 1 tahun
PT Orix Indonesia Finance
PT IBJ Verena Finance
Antara 1 - 3 tahun
PT Orix Indonesia Finance
PT IBJ Verena Finance
Jumlah

(dalam jutaan Rupiah)


31 Desember 2013
263
972
496
2.056
3.788

14

Utang sewa pembiayaan merupakan utang Entitas Anak (WIKA Kobe) dan mendapat pembiayaan
dari PTOrixIndonesia Finance, untuk pengadaan kendaraan Head Trailer sesuai dengan perjanjian
Sewa Pembiayaan Nomor L13J01879A tanggal 26 Juli 2013, jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan,
suku bunga 5,79% (flat) p.a.
Nilai aset sewa pembiayaan Head Trailer sebesar Rp620,7 juta pembayaran sewa dimasa yang
akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha ini adalah sebesar Rp518,5 juta untuk pokok
pembiayaan dan Rp77,4 juta untuk beban bunga pembiayaan. Untuk periode 2013, beban bunga
pembiayaan sebesar Rp25,1 juta.
Entitas Anak (WIKA Kobe) mengadakan perjanjian pembiayaan dengan PT IBJ Verena Finance,
untuk pengadaan crawler crane sesuai dengan perjanjian Sewa Pembiayaan Nomor 00203-001 tanggal
21 Agustus 2013, jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan, suku bunga 10,84% (flat) p.a.
Nilai aset sewa pembiayaan Crawler Crane sebesar Rp2.308,4 juta, pembayaran sewa dimasa
yang akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha ini adalah sebesar Rp2.222,2 juta untuk
pokok pembiayaan dan sebesar Rp357,9 juta untuk beban bunga pembiayaan. Untuk periode 2013,
beban bunga pembiayaan sebesar Rp63,4 juta.

Entitas Anak (WIKA Kobe) mendapat pembiayaan dari PT Orix Indonesia Finance, untuk pengadaan
kendaraan DumpTruck sesuai dengan perjanjian Sewa Pembiayaan Nomor L13J02142A tanggal
23 September 2013, jangka waktu 36 Bulan, suku bunga 5,8% (flat) p.a.
Nilai aset sewa pembiayaan Dump Truck sebesar Rp289,8 juta, pembayaran sewa dimasa yang
akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha ini adalah sebesar Rp241,2 juta untuk
pokok pembiayaan dan sebesar Rp38,4 juta untuk beban bunga pembiayaan. Untuk periode 2013,
beban bunga pembiayaan sebesar Rp6,8 juta.

Entitas Anak (WIKA Kobe) mendapat pembiayaan dari PT IBJ Verena Finance, untuk pengadaan
Wheel Loader sesuai dengan perjanjian Sewa Pembiayaan Nomor 00203-002 tanggal
6 November 2013, jangka waktu 36(tigapuluhenam) bulan, suku bunga 11,10% (flat) p.a.
Nilai aset sewa pembiayaan Wheel Loader sebesar Rp777,8 juta Pembayaran sewa kontinjen dimasa
yang akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha ini adalah sebesar Rp766,5 juta untuk
pokok pembiayaan dan sebesar Rp145,4 juta untuk beban bunga pembiayaan.
Utang sewa pembiayaan tersebut didasarkan atas nilai kontrak pembelian Barang Modal kepada Lessor
dikurangi pembayaran simpanan jaminan sebagai tanggungan atas ketaatan dan kesanggupan Lessee
untuk melaksanakan semua ketetapan, syarat dan ketentuan Perjanjian Sewa Guna Usaha.
Pada saat perjanjian sewa guna usaha telah berakhir maka Lessee mempunyai hak opsi untuk membeli
Barang Modal atau dapat memperpanjang Masa Sewa Guna Usaha atau Hak Kepemilikan atas Barang
Modal akan dialihkan dari Lessor kepada Lessee. Hak Kepemilikan atas Barang Modal tetap berada
pada Lessor selama masa sewa guna usaha, Lessee tidak diperkenankan memindahkan, menjual,
menjaminkan, menyewakan atau dengan cara apapun melepaskan atau menyerahkan Barang Modal
dalam penguasaan Pihak Ketiga.
10. Utang Medium Term Notes
Utang Medium Term Notes Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp366.000 juta.
Akun surat berharga yang diterbitkan adalah sebagai berikut :
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian
Medium Term Notes Tahap 1
Biaya Emisi Medium Term Notes
Jumlah

31 Desember 2013
366.000
823
365.176

15

Pada tanggal 15 November 2013, Perseroan Menerbitkan Medium Term Notes I tahun 2013
(MTN) dengan jumlah nominal secara keseluruhan adalah Rp366.000 juta, dengan tingkat
bunga tetap sebesar 9,5% (sembilan koma lima persen) per tahun dan jatuh tempo pada tanggal
15 November 2015. Perseroan telah mendapatkan rating Single A+ (A plus) yang diperoleh dari
PT Pemeringkat Efek Indonesia No. 1291/PEF-Dir/VII/2013 tanggal 16 Juli 2013,
adapun rincian perhitungan penerimaan sebagai berikut :
Seri

Tingkat Bunga

9,50% p.a

Jangka Waktu
2 tahun

Utang Pokok (dalam jutaan


Rupiah)
366.000

Syarat - Syarat Medium Term Notes :


a. MTN diterbitkan dengan nama Medium Term Notes I PT Wijaya Karya Beton Tahun 2013 yang
berjumlah pokok sebesar Rp366.000 juta.
b. MTN diterbitkan dengan jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal Penerbitan
yaitu tanggal 15 November 2013 sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 15 November 2015,
yang merupakan tanggal pembayaran pokok MTN.
c. Tingkat bunga MTN adalah 9,5 % (sembilan koma lima persen) per tahun yang akan dibayarkan
setiap 3(tiga)bulan.
d. Jaminan sebesar 100% (seratus persen) dari nilai pokok MTN dalam bentuk persediaan barang jadi.
e. Perseroan wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penerbitan MTN setiap
3 (tiga) bulan kepada Agen Pemantau sampai dengan dana tersebut habis terpakai dan atau jangka
waktu berakhir.
Penerbitan dana Medium Term Note bertujuan untuk ekspansi usaha melalui pengingkatan kapasitas
produksi dan perluasan wilayah operasional, serta modal usaha.
12. Perikatan dan Kontijensi
a.
PT Inti Sumber Bajasakti
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku utama, Perseroan mengadakan perjanjian jual beli Besi
Beton dengan PT Inti Sumber Bajasakti. Perjanjian tersebut berlaku sejak 26 Maret 2013 sampai
dengan 30 September 2013, pembayaran uang muka sebesar 20% dari total harga sebesar
Rp14.100 juta di luar PPN 10% (sepuluh persen) dan pembayaran selanjutnya sebesar 80%
(delapan puluh persen) setelah berkas tagihan yang lengkap dan benar diterima oleh Perseroan.
Realisasi pada perjanjian tersebut telah 100% (seratus persen). Perjanjian tersebut diperpanjang
dari tanggal 29 November 2013 sampai dengan 31 Mei 2014. Sesuai dengan rencana produksi
dengan total harga sebesar Rp18.437,5 juta di luar PPN 10% (sepuluh persen) dengan nilai
realisasi sebesar Rp5.616,8 juta. Sanksi-sanksi terkait yaitu pihak kesatu berhak menolak barang,
apabila pihak kedua mengirimkan barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam
perjanjian.
b.
PT Sinar Indah Perkasa
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku utama, Perseroan mengadakan perjanjian jual beli semen
dengan PTSinar Indah Perkasa. Untuk volume tonase semen berdasarkan kebutuhan dan rencana
produksi, pembayaran dilakukan 30 (tiga puluh) hari setelah pengiriman barang dan bukti tagihan
lengkap, Perjanjian tersebut berlaku dari tanggal 4 Februari sampai dengan 31 Desember 2013,
dan akan diperpanjang sesuai dengan kebutuhan atau rencana produksi serta negoisasi harga
terbaru. Nilai realisasi per 31 Desember 2013 sebesar Rp280.763,7 juta.

16

c.
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

Perseroan melakukan perjanjian jual beli gas dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk,
untuk memenuhi kebutuhan gas di pabrik, Pasuruan, Pabrik Bogor dan Pabrik Jatiwangi, untuk
mendukung operasional Perseroan. Perjanjian tersebut berlaku mulai tanggal 1 April 2013 sampai
dengan 31 Maret 2018, dan terus dilakukan perpanjangan, pemakaian minimum gas 10.000 m3/
bulan sedangkan pemakaian maksimum 50.000m3/bulan.
KECUALI SEBAGAIMANA DINYATAKAN DALAM KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN, SEJAK TANGGAL 31 DESEMBER 2013 SAMPAI DENGAN
TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TERTANGGAL 14 FEBRUARI 2014 DAN SETELAH
TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA
PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN DAN
IKATAN-IKATAN LAIN YANG JUMLAHNYA MATERIAL SELAIN YANG TELAH DINYATAKAN DI
ATAS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN
LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN.
PERSEROAN TIDAK MEMILIKI KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN KECUALI KEWAJIBANKEWAJIBAN YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA
KEWAJIBAN YANG TELAH DINYATAKAN DI DALAM PROSPEKTUS DAN YANG TELAH
DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG DISAJIKAN DALAM
BAB IV PROSPEKTUS.
DENGAN ADANYA PENGELOLAAN YANG SISTEMATIS ATAS ASET DAN KEWAJIBANNYA
SERTA HARAPAN PENINGKATAN HASIL OPERASI DI MASA MENDATANG, PERSEROAN
MENYATAKAN KESANGGUPAN UNTUK DAPAT MENYELESAIKAN SELURUH KEWAJIBANNYA
SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA.
SAMPAI DENGAN PROSPEKTUS INI DITERBITKAN TIDAK TERDAPAT PEMBATASANPEMBATASAN (NEGATIVE COVENANTS) YANG AKAN MERUGIKAN HAK-HAK PEMEGANG
SAHAM PUBLIK.

17

IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING


Ikhtisar data keuangan penting yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan, serta harus dibaca
bersama-sama dengan dan mengacu pada laporan keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2013 dan tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
dan 2011 yang telah diaudit oleh KAP HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan, ditandatangani oleh
Djarwoto, Ak, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2010 telah diaudit oleh KAP Pieter, Uways dan Rekan, ditandatangani oleh
Drs. Pieter Solang, Ak, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan keuangan Perseroan
yang berakhir pada tanggal 31Desember2009 telah diaudit oleh KAP Soejatna, Mulyana dan Rekan,
ditandatangani oleh Drs. Mulyana Mastam, Ak, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Laporan Posisi Keuangan
URAIAN
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Pendapatan Akan Diterima
Piutang Lain-Lain
Pajak Dibayar Dimuka
Persediaan
Uang Muka
Biaya Dibayar Dimuka
Jumlah Aset Lancar
Aset Pajak Tangguhan
Properti Investasi
Aset Tetap
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
Pinjaman Jangka Pendek
Utang Usaha
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Utang Pajak
Uang Muka Diterima
Pendapatan Diterima Dimuka
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Utang Lain-lain
Utang Sewa Pembiayaan
Jatuh Tempo dalam 1 Tahun
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Utang Sewa Pembiayaan setelah dikurangi Jatuh
Tempo dalam 1 (satu) Tahun
Utang Medium Term Notes
Liabilitas Imbalan Paska Kerja
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
JUMLAH LIABILITAS
Modal Saham
Saham Diperoleh Kembali
Saldo Laba
Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Sub Jumlah
Kepentingan Non Pengendali
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

(dalam jutaan Rupiah)


2009
250.444

31 Desember
2010
2011
286.940
225.720

2012
340.319

2013
413.027

122.259
145.960
26.072
434
24.158
659.686
2.898
159.037
1.390.952
1671
102
204.082
205.855
1.596.807
9.962

98.189
95.984
27.790
584
21.327
547.337
19.790
145.510
1.243.451
8.863
271.095
279.958
1.523.408
11.168

153.982
152.973
5.352
502
28.736
704.070
12.682
107.924
1.391.941
13.558
3.700
429.644
446.902
1.838.843
15.857

123.230
186.189
48.857
551
24.553
881.217
9.632
179.431
1.793.980
18.815
3.700
584.605
607.120
2.401.100
19.492

199.617
222.289
27.517
1.855
36.810
846.027
5.453
143.423
1.896.018
5.789
3.487
1.012.107
1.021.383
2.917.401
172.519

154.238
5.126
29.653
101.050
751.851
230.646
52.370

109.944
9.160
25.945
30.060
688.269
301.010
18.488

326.054
7.177
38.583
50.315
631.954
311.892
21.072

387.880
33.120
43.398
35.407
962.659
278.076
17.983

308.495
16.605
24.333
78.457
911.803
254.434
26.466

1.334.901

1.194.044

1.402.904

1.778.015

1.236
1.794.348

3.088
3.088
1.337.989
115.000

7.263
7.263
1.201.307
115.000

6.244
6.244
1.409.148
115.000

18.755
18.755
1.796.770
115.000

2.552
366.000
24.483
393.035
2.187.383
667.000
(58.246)

61.558
82.260
258.818
258.818
1.596.807

78.010
129.091
322.101
322.101
1.523.408

78.010
236.684
429.695
429.695
1.838.843

106.895
336.172
558.067
46.263
604.330
2.401.100

23.245
48.074
680.073
49.945
730.018
2.917.401

18

Laporan Laba Rugi


URAIAN
Pendapatan Usaha
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Usaha
Beban Umum dan Administrasi
Beban Pengembangan
Beban Pemasaran
Jumlah Beban Usaha
Laba Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Pendapatan (Beban) Bunga
Beban Penurunan Nilai Piutang
Selisih Kurs
Lain - lain Bersih
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Beban Pajak Penghasilan
Laba Bersih
Pendapatan Komprehensif Lain
Laba Komprehensif
Laba Yang dapat Diatribusikan ke :
-Pemilik Entitas Induk
-Kepentingan Non Pengendali
Jumlah
Jumlah Laba Komprehensif Yang
Dapat Diatribusikan Kepada:
-Pemilik Entitas Induk
-Kepentingan Non Pengendali
Jumlah

(dalam jutaan Rupiah)


31 Desember
2010
2011
1.430.435
1.635.087
(1.282.793)
(1.428.781)
147.643
206.306

2009
1.416.182
(1.270.444)
145.738

2012
2.030.597
(1.765.145)
265.452

2013
2.643.724
(2.255.749)
387.976

(20.409)
(677)
(894)
(21.981)
123.756

(24.409)
(1.770)
(1.258)
(27.438)
120.205

(26.785)
(1.936)
(1.265)
(29.986)
176.320

(31.243)
(1.446)
(1.477)
(34.167)
231.285

(47.903)
(1.977)
(1.893)
(51.773)
336.203

(1.358)
(13.094)
(158)
1.933
(13.488)
110.268
(28.008)
82.260
82.260

9.287
(24.843)
1.862
11.352
(2.343)
117.862
(25.788)
92.074
92.074

6.211
(18.225)
9.460
16.001
13.446
189.765
(45.342)
144.423
144.423

1.900
(1.169)
(5.795)
7.460
2.396
233.681
(54.313)
179.368
179.368

(3.620)
(1.118)
(5.366)
2.423
(7.681)
328.522
(87.315)
241.206
241.206

82.260
82.260

92.074
92.074

144.423
144.423

178.920
448
179.368

242.875
(1.668)
241.206

82.260
82.260

92.074
92.074

144.423
144.423

178.920
448
179.368

242.875
(1.668)
241.206

Rasio-rasio Keuangan Penting


Rasio Keuangan
Debt to equity ratio (%)
Debt to asset ratio (x)
Gearing ratio (x)

2009
520
0,8
0,18

Rasio Likuiditas dan aktivitas


Current ratio (%)
Modal kerja bersih (Rp, juta)
Inventory turnover (x)
Receivable turnover (x)
Inventory days (hari)
Receivable days (hari)
Rasio kas hasil aktivitas operasi terhadap laba bersih (x)

2010
370
0,79
0,03

2009
104,2
56.051
2,1
5,3
170
69
2,6

19

31 Desember
2011
330
0,77
0,04

2010
104,1
49.407
2,6
7,3
140
50
1,8

31 Desember
2011
99,2
(10.963)
2,3
5,3
157
69
0,9

2012
297
0,75
0,03

2012
100,9
15.965
2,3
6,5
158
56
1,7

2013
300
0,75
0,74

2013
105,7
101.670
3,1
6,3
117
58
0,5

Rasio Profitabilitas
Margin laba kotor (%)
Margin laba operasional (%)
Margin laba sebelum pajak (%)
Margin laba bersih (%)
Return on asset (%)
Return on equity (%)
Rasio Pertumbuhan
Pendapatan usaha (%)
Laba bersih (%)
Total aset (%)
Total liabilitas (%)
Total ekuitas (%)

2009
10,3
8,7
7,8
5,8
5,2
31,8

2010
10,3
8,4
8,2
6,4
6,0
28,6

31 Desember
2011
12,6
10,8
11,6
8,8
7,9
33,6

2012
13,1
11,4
11,5
8,8
7,5
29,7

2013
14,7
12,7
12,4
9,1
8,3
33,0

2009
38,6
59,2
16,5
13,7
33,0

2010
1,0
11,9
(4,6)
(10,2)
24,5

31 Desember
2011
14,3
56,9
20,7
17,3
33,4

2012
24,2
24,2
30,6
27,5
40,6

2013
30,2
34,5
21,5
21,7
20,8

RASIO KEUANGAN DI PERJANJIAN KREDIT ATAU KEWAJIBAN LAINNYA DAN PEMENUHANNYA


Rasio Keuangan di Perjanjian Kredit atau Kewajiban Lainnya
Debt to equity ratio (%)
Current ratio (%)
*)
**)

31 Desember 2013
300,0*
105,7**

Tingkat pemenuhan untuk debt to equity ratio yang dipersyaratkan oleh kreditur maksimal sebesar 400% untuk tahun yang
berakhir pada 31Desember2013, Perseroan telah memenuhi persyaratan dimaksud
Tingkat pemenuhan untuk current ratio yang dipersyaratkan oleh kreditur minimal sebesar 100% untuk tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2013, Perseroan telah memenuhi persyaratan current ratio dimaksud.

20

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN


Analisa dan Pembahasan oleh Manajemen yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan, serta
harus dibaca bersama-sama dengan dan mengacu pada,laporan keuangan Perseroan untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2013 dan tahun-tahun yang berakhir31 Desember 2012 dan 2011 yang
telah diaudit oleh KAP HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan, berdasarkan standar audit yang ditetapkan
oleh IAPI,dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
A. Umum
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat dan Perubahan
Anggaran Dasar PT Wijaya Karya Beton disingkat PT WIKA Beton No. 03 tanggal 8 Januari 2014,
yang dibuat di hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan
dan telah mendapat persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-01257.
AH.01.02.Tahun 2014 tanggal 9 Januari 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah
No.AHU-0002307.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 9 Januari 2014 serta telah diterima dan dicatat dalam
database SABH dibawah No. AHU-AH.01.10-01308 tanggal 10 Januari 2014 dan telah didaftarkan
dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-0002925.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 10 Januari 2014
(Akta No. 03/2014) yang mengubah seluruh ketentuan Anggaran Dasar untuk disesuaikan dengan
Peraturan No. IX.J.1.
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta No. 03/2014
adalah sebagai berikut :
1. Berusaha dalam bidang perdagangan dan industri beton, jasa konstruksi, dan bidang usaha lain
yang terkait.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha utama sebagai berikut :
a. Melakukan Perencanaan, Produksi, Penjualan, Pemasangan dan Pelaksanaan Konstruksi
produk-produk beton, antara lain :
- Tiang Transmisi dan distribusi kelistrikan dan tiang telepon;
- Tiang pancang;
- Bantalan jalan rel;
- Produk beton untuk jembatan;
- Produk beton untuk dinding penahan tanah;
- Pipa;
- Produk beton untuk bangunan gedung;
- Produk beton untuk bangunan maritim;
- Produk-produk beton lainnya.
b. Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dalam bidang
usaha :
- Sipil;
- Elektrikal;
- Postensioning.
c. Melakukan Perencanaan, Produksi, dan Penjualan produk/komponen bahan bangunan;
d. Melakukan usaha impor dan ekspor yang terkait dengan kegiatan usaha tersebut pada huruf
a, b dan c di atas.

21

3. Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan
usaha penunjang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk :
a. Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dalam bidang
usaha :
- Arsitektur;
- Mekanikal;
- Tata Lingkungan;
- Pemasangan Komponen Bangunan Berat (heavy lifting);
- Jasa Pelaksanaan Konstruksi lainnya.
b. Memproduksi dan menjual beton siap pakai (ready mix);
c. Melakukan pengelolaan sumber material alam/quarry;
d. Melakukan usaha perencanaan, pemasangan, dan manajemen produk beton;
e. Melakukan pemanfaatan fly ash batu bara dan copper slag serta pengelolaan limbah B3;
f. Melakukan perencanaan, pengelolaan, penjualan, pembelian, sewa menyewa dan perdagangan
bidang usaha kepelabuhan dan dermaga (jetty);
g. Melakukan penambangan sumber material alam atau quarry;
h. Melakukan Perencanaan, Produksi, Penjualan dan Perdagangan produk/sumber material
alam atau quarry;
i. Melakukan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengelolaan, Penjualan, Pembelian, Sewa-menyewa
dan Perdagangan Jasa Usaha Angkutan Darat dan Laut;
j. Melakukan usaha industri dan perdagangan peralatan produksi beton;
k. Melakukan usaha industri dan perdagangan bahan kimia semen;
l. Melakukan usaha industri dan perdagangan baja pra tegang;
m. Melakukan usaha industri dan perdagangan semen;
n. Melakukan Usaha Investasi.
Perseroan juga dapat menjalankan segala sesuatu yang selaras dengan maksud dan tujuan tersebut
di atas dan setiap kegiatan yang berhubungan baik atas tanggungan sendiri maupun bersama-sama
dengan orang lain atau badan lain, dengan cara dan bentuk yang sesuai dengan keperluan, dengan
mengindahkan Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.
Perseroan merupakan Anak Perusahaan dari WIKA.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN USAHA DAN OPERASI PERSEROAN
Kegiatan usaha Perseroan dan operasi Perseroan dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, meliputi :
1. Kenaikan Harga Bahan Baku
Kegiatan produksi Perseroan dipengaruhi oleh tersedianya bahan baku baik bahan baku industri
seperti semen, besi, PC Wire, PC Bar, PC Strand, maupun bahan baku material alam seperti split
dan pasir. Ketersediaan dan harga material tersebut selain karena faktor permintaan yang tinggi
di dalam negeri, juga dapat dipengaruhi oleh perubahaan nilai tukar rupiah maupun kenaikan bahan
bakar minyak (BBM) dan tarif listrik.
Rata-rata kenaikan bahan baku yang akan berpengaruh terhadap bahan pokok produksi sebesar
10,0%-15,0%. Untuk itu Perseroan mengasumsikan kenaikan harga jual setiap tahunnya pada saat
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan sebesar 5,0%-7,5% .

2. Harga Jual Produk

Secara historis harga produk Perseroan relatif lebih mahal dibandingkan dengan pesaing, perbedaan
harga lebih banyak dipengaruhi oleh faktor kualitas barang yang dihasilkan oleh Perseroan jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing. Faktor harga ini sering menjadi penentu setiap aktivitas
tender maupun penjualan, namun Perseroan dapat menjelaskan bahwa harga produk yang
tinggi secara teknis dan komersial dapat diterima oleh pasar dikarenakan oleh faktor kualitas dan
pelayanan purna jual yang diberikan oleh Perseroan.

22

Penggunaan teknologi tinggi (advance technology) dan kecepatan serta ketersediaan kapasitas
produksi menjadi peran penting ketika Perseroan menghadapi persaingan dalam penetapan harga
produk. Dengan penjelasan secara teknis dan kemampuan Perseroan memenuhi kebutuhan
pelanggan sesuai dengan jadwal yang diharapkan membantu Perseroan dalam negosiasi harga
dengan pelanggan.

3. Pembangunan Infrastruktur

Mayoritas pembangunan infrastruktur di Indonesia di danai dari APBN, bilamana alokasi dana
Pemerintah untuk infrastruktur dibatasi atau ditangguhkan maka penyediaan prasarana atau
infrastruktur juga akan mengalami penurunan. Mengingat aktivitas Perseroan adalah industri yang
bergerak sebagai penyedia kebutuhan beton untuk kebutuhan infrastruktur maka hal ini akan
berpengaruh terhadap perolehan Perseroan. Profil pembangunan infrastruktur 5 (lima) tahun
terakhir di Indonesia, kebutuhan beton dibandingkan dengan tersedianya industri beton masih
sangat kurang. Apalagi didukung dengan data-data di MP3EI maka untuk lima sampai sepuluh
tahun mendatang peluang industri beton masih sangat besar. Bagi Perseroan hal ini bisa menjadi
peluang sekaligus ancaman apabila Perseroan tidak melakukan pengembangan usaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.

4. Teknologi Beton

Secara umum perkembangan teknologi produksi beton tidak secepat pertumbuhan industri
elektronik atau yang lainnya, namun apabila Perseroan tidak mengikuti perkembangan teknologi
mutu beton maupun proses produksi beton, akan menjadi beban berat untuk strategi bisnis ke
depan terutama terkait dengan jenis maupun metode pemasangan untuk beton-beton pracetak
yang dikaitkan dengan perkembangan teknologi terkini. Sebagai contoh, saat ini Perseroan sedang
mengembangkan produk beton tiang pancang yang dapat dipancang di lokasi yang padat dengan
gedung-gedung maupun komplek perumahan tanpa mengganggu lingkungan sekitarnya.
C. KEUANGAN
Laporan Posisi Keuangan

(dalam jutaan Rupiah)

URAIAN
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Pendapatan Akan Diterima
Piutang Lain-Lain
Pajak Dibayar Dimuka
Persediaan
Uang Muka
Biaya Dibayar Dimuka
Jumlah Aset Lancar
Aset Pajak Tangguhan
Properti Investasi
Aset Tetap
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET

23

2011
225.720

31 Desember
2012
340.319

2013
413.027

153.982
152.973
5.352
502
28.736
704.070
12.682
107.924
1.391.941
13.558
3.700
429.644
446.902
1.838.843

123.230
186.189
48.857
551
24.553
881.217
9.632
179.431
1.793.980
18.815
3.700
584.605
607.120
2.401.100

199.617
222.289
27.517
1.855
36.811
846.027
5.453
143.423
1.896.018
5.789
3.487
1.012.107
1.021.383
2.917.401

2011
15.857

31 Desember
2012
19.492

2013
172.519

326.054
7.177
38.583
50.315
631.954
311.892
21.072

387.880
33.120
43.398
35.407
962.659
278.076
17.983

308.495
16.605
24.333
78.457
911.803
254.434
26.466

1.402.904

1.778.015

1.236
1.794.348

6.244
6.244
1.409.148
115.000
-

18.755
18.755
1.796.770
115.000
-

2.552
366.000
24.483
393.035
2.187.383
667.000
(58.246)

78.010
236.684
429.695
429.695
1.838.843

106.895
336.172
558.067
46.263
604.330
2.401.100

23.245
48.074
680.073
49.945
730.018
2.917.401

URAIAN
Pinjaman Jangka Pendek
Utang Usaha
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Utang Pajak
Uang Muka Diterima
Pendapatan Diterima Dimuka
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Utang Lain-lain
Utang Sewa Pembiayaan
Jatuh Tempo dalam 1 Tahun
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
Utang Sewa Pembiayaan setelah dikurangi Jatuh Tempo dalam
1 (satu) Tahun
Utang Medium Term Notes
Liabilitas Imbalan Paska Kerja
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
JUMLAH LIABILITAS
Modal Saham
Saham Diperoleh Kembali
Saldo Laba
Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Sub Jumlah
Kepentingan Non Pengendali
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

Perkembangan Laporan Posisi Keuangan

2011

Jumlah Aset

730.018

2.917.401

2.187.383

604.330

2.401.100

1.796.770

1.409.148
429.695

1.838.843

(dalam jutaan Rupiah)

2012

Jumlah Liabilitas

2013

Jumlah Ekuitas

Perkembangan Aset
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31Desember 2012
Aset Perseroan meningkat sebesar 21% menjadi Rp2.917.401 juta untuk buku yang berakhir pada
tanggal 31Desember2013 dibandingan Rp2.401.100 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012. Hal ini disebabkan oleh peningkatan Piutang Usaha Perseroan sebesar 36,4%
menjadi Rp421.906 Juta dari Rp309.419 Juta yang diikuti oleh kenaikan Aset Tetap sebesar 73,1%
menjadi Rp1.012.107 juta dari Rp584.605 juta.

24

Jumlah Aset Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.896.018 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp102.038 juta atau sebesar 5,7% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp1.793.980 juta. Hal ini disebabkan terutama oleh peningkatan Kas dan Setara Kas sebesar 21,4%
atau setara Rp72.707 juta yang disebabkan meningkatnya pinjaman berupa Medium Term Notes
Perseroan di tahun 2013 sebesar Rp366.000 juta. Selain itu, kenaikan ini juga disebabkan Piutang
Usaha Perseroan meningkat sebesar 36,4% menjadi Rp421.906 juta dari Rp309.419 juta.
Jumlah Aset Tidak Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.021.383 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp414.263 juta atau sebesar 68,2% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp607.120 juta. Secara umum peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan Aset Tetap sebesar
73,1% menjadi Rp1.012.107 juta dari Rp584.605 juta. diantaranya pengadaan lahan di Lampung Selatan
senilai Rp171.105 juta, pengadaan lahan di Rumpin, Bogor senilai Rp12.664 juta, Pengadaan lahan di
Palu senilai Rp2.204 juta, pengadaan lahan di Majalengka senilai Rp16.665 juta, serta pengadaan
peralatan senilai Rp83.501 juta dan cetakan untuk peningkatan kapasitas produksi di pabrik existing
senilai Rp40.369 juta.
Jumlah Piutang Usaha Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp421.906 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp112.487 juta atau sebesar 36,4% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp309.419 juta. Secara umum peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah pelanggan
Pihak Ketiga di Desember tahun 2013 diiringi dengan peningkatan penjualan Pihak Ketiga yang nilainya
meningkat menjadi Rp1.477.790 juta.
Jumlah Pendapatan Akan Diterima pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp27.517 juta mengalami
penurunan sebesar Rp21.340 juta atau sebesar 43,7% dari 31 Desember 2012 sebesar Rp48.857 juta.
Secara umum penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya saldo Pendapatan Akan Diterima Pihak
Ketiga sebesar 81,7% atau turun sebesar Rp20.648 juta dibandingkan 31 Desember 2012 sebesar
Rp25.261 juta.
Jumlah Piutang Lain-Lain Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.855 juta mengalami
peningkatan sebesar Rp1.304 juta atau sebesar 236,6% dari 31 Desember 2012 sebesar Rp551 juta.
Secara umum peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya Piutang Asuransi untuk pegawai
yang pensiun dimana Perseroan menalangi hak pensiun pegawai senilai Rp1.535 juta yang seharusnya
menjadi kewajiban Dana Pensiun. Perseroan melalui kebijakan yang dibuat, dapat melakukan
pembayaran hak pensiun pegawai terlebih dahulu sebelum dibayar oleh dana pensiun Perseroan.
Jumlah Pajak Dibayar Dimuka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp36.811 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp12.258 juta atau sebesar 49,9% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp24.553 juta. Secara umum peningkatan tersebut disebabkan terutama oleh adanya pembayaran
PPN sebesar Rp4.200 juta atas pembelian tanah yang dilakukan oleh Entitas Anak.
Jumlah Uang Muka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp5.452 juta
mengalami penurunan sebesar Rp4.180 juta atau sebesar 43,4% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp9.632 juta. Secara umum penurunan tersebut disebabkan terutama oleh turunnya tagihan uang
muka dari subkontraktor sebesar 92,9% menjadi Rp334 juta dibandingkan periode 31 Desember 2012
sebesar Rp4.705 juta.
Jumlah Aset Pajak Tangguhan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp5.789 juta
mengalami penurunan sebesar Rp13.026 juta atau sebesar 69,2% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp18.815 juta. Secara umum penurunan tersebut disebabkan terutama oleh perbedaan nilai buku
Aset Tetap komersial dan fiskal yang cukup besar. Hal ini terjadi karena perbedaan metode perhitungan
penyusutan antara aspek komersial dan fiskal.
Jumlah Aset Tetap Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.012.107 juta mengalami
peningkatan sebesar Rp427.502 juta atau sebesar 73,1% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp584.605 juta. Secara umum peningkatan tersebut disebabkan terutama oleh peningkatan
Aktivitas Investasi Perseroan melalui investasi lahan, pengadaan peralatan dan cetakan. Hal ini
dilakukan untuk pengembangan usaha dan peningkatan kapasitas produksi Perseroan.

25

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada
Tanggal 31 Desember 2011
Aset Perseroan meningkat sebesar 30,6% menjadi Rp2.401.100 juta untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31Desember 2012 dibandingan Rp1.838.843 juta untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011. Hal ini disebabkan oleh kenaikan Kas dan Setara Kas sebesar 50,8%
menjadi Rp340.319 juta dari Rp225.720 juta, peningkatan persediaan sebesar 25,2% menjadi
Rp881.216 juta dari Rp704.070 juta dan peningkatan Aset Tetap sebesar 36,06% menjadi
Rp584.605 juta dari Rp429.643 juta.
Jumlah Aset Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp1.793.980 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp402.035 juta atau sebesar 28,9% dari 31 Desember 2011 sebesar
Rp1.391.941 juta. Secara umum peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan penerimaan
termin dari pelanggan sehingga Kas dan Setara Kas meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 serta
peningkatan Persediaan dan Biaya Dibayar Dimuka dikarenakan meningkatnya Pendapatan Usaha di
tahun 2012 senilai Rp2.030.596 juta.
Jumlah Aset Tidak Lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp607.120 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp160.218 juta atau sebesar 35,9% dari 31 Desember 2011 sebesar
Rp446.902 juta. Secara umum peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya Aset Tetap
Perseroan di tahun 2012 sebesar Rp154.961 juta terutama pengadaan peralatan produksi senilai
Rp119.951 juta dan cetakan untuk meningkatkan kapasitas produksi senilai Rp25.197 juta.
Jumlah Kas dan Setara Kas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp340.319 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp114.599 juta atau sebesar 50,8% dari 31 Desember 2011 sebesar
Rp225.720 juta. Secara umum peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya penerimaan termin
pelanggan sebagai akibat dari meningkatnya Pendapatan Usaha Perseroan di tahun 2012 senilai
Rp2.030.597 juta serta saldo Kas dan Setara Kas Entitas Anak (WIKA Kobe) senilai Rp47.380 juta.
WIKA Kobe baru terbentuk tanggal 10 Mei 2012, adapun saat ini WIKA Kobe sudah beroperasi namun
belum berproduksi.
Jumlah Pendapatan Akan Diterima Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp48.857 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp43.506 juta atau sebesar 812,9% dari 31 Desember 2011 sebesar
Rp5.352 juta. Secara umum peningkatan tersebut disebabkan oleh peningkatan penyerahan barang
yang belum terproses penagihannya pada periode akhir tahun 2012 sebagai akibat dari meningkatnya
Pendapatan Usaha di tahun 2012. Pendapatan Akan Diterima dari Pihak Ketiga meningkat
Rp23.186 juta atau 1.017,4% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp2.075 juta serta dari Pihak
Berelasi meningkat Rp20.320 juta atau 520,3% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp3.276 juta.
Jumlah Biaya Dibayar Dimuka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp179.431 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp71.507 juta atau sebesar 66,3% dari 31 Desember 2011 sebesar
Rp107.924 juta. Secara umum peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya biaya pelaksanaan
proyek sebesar 81,8% atau setara Rp79.925 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya senilai
Rp97.649 juta yang diakibatkan oleh peningkatan omzet kontrak dibandingkan dengan tahun 2011.
Pendapatan Usaha adalah nilai pendapatan yang diakui oleh Perseroan saat terjadi serah terima
barang kepada pelanggan yang ditandai dengan Berita Acara Serah Terima (BAST). Sedangkan yang
dimaksud dengan omzet kontrak adalah saat perjanjian jual beli antara Perseroan dengan pelanggan
ditandatangani.

26

Perkembangan Liabilitas
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31Desember 2012
Liabilitas Perseroan meningkat sebesar 21,7% menjadi Rp2.187.383 juta untuk buku yang berakhir
pada tanggal 31Desember 2013 dibandingan Rp1.796.770 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012. Hal ini disebabkan oleh adanya utang Medium Term Notes sebesar Rp366.000 juta
yang juga diikuti oleh kenaikan PinjamanJangka Pendek sebesar 785,1% menjadi Rp172.519 juta dari
Rp19.492 juta.
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar
Rp393.035 juta mengalami peningkatan sebesar Rp374.280 juta atau sebesar 1.995,7% dari
31 Desember 2012 sebesar Rp18.755 juta. Hal ini disebabkan karena pada tanggal
15 November 2013, Perseroan Menerbitkan Medium Term Notes I tahun 2013 (MTN) dengan
jumlah nominal secara keseluruhan adalah Rp366.000 juta, dengan tingkat bunga tetap sebesar
9,5% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 15 November 2015. Perseroan telah mendapatkan
rating Single A+ yang diperoleh dari PTPemeringkat Efek Indonesia No.1291/PEF-Dir/VII/2013 tanggal
16 Juli 2013.
Jumlah Pinjaman Jangka Pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar
Rp172.519 juta mengalami peningkatan sebesar Rp153.028 juta atau sebesar 785,1% dari
31 Desember 2012 sebesar Rp19.492 juta. Hal ini disebabkan karena Perseroan menggunakan fasilitas
pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yaitu berupa Mandiri fixed loan dan pinjaman rekening
koran dengan nilai total sebesar Rp147.312 juta. Selain itu Perseroan juga menggunakan fasilitas
pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupa pinjaman rekening koran dengan
nilai total sebesar Rp25.142 juta. Secara umum penggunaan fasilitas pinjaman yang dilakukan oleh
Perseroan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional Perseroan.
Jumlah Utang Usaha Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp325.099 juta
mengalami penurunan sebesar Rp95.900 juta atau sebesar 22,8% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp421.000 juta. Hal ini disebabkan oleh penurunan Utang Usaha kepada Pihak Ketiga sebesar
Rp79.385 juta atau 20,5% dibandingkan periode 31 Desember 2012 sebesar Rp387.880 juta.
Jumlah Utang Pajak Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp24.333 juta mengalami
penurunan sebesar Rp19.064 juta atau sebesar 43,9% dari 31 Desember 2012 sebesar Rp43.398 juta.
Hal ini disebabkan oleh penurunan pada PPh pasal 29 sebesar Rp19.256 juta atau 45,4%.
Jumlah Uang Muka Diterima Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp78.456 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp43.049 juta atau sebesar 121,6% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp35.407 juta. Hal ini disebabkan oleh efektivitas kebijakan Perseroan terhadap syarat pembayaran
di dalam kontrak perjanjian jual beli dengan pelanggan dimana di dalam kebijakan operasi Perseroan
mensyaratkan minimal 20% (dua puluh persen) uang muka dalam setiap kontrak perjanjian.
Uang Muka Diterima dari Pihak Ketiga meningkat menjadi Rp49.363 juta dibandingkan tahun sebelumnya
Rp23.185 juta, serta dari Pihak Berelasi meningkat menjadi Rp29.093 juta dibandingkan tahun
sebelumnya Rp12.222 juta.
Jumlah Utang Lain-Lain Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp26.466 juta
mengalami peningkatan sebesar Rp8.483 juta atau sebesar 47,2% dari 31 Desember 2012 sebesar
Rp17.983 juta. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya Utang Pihak Berelasi untuk pembebanan biaya
dari WIKA sebesar Rp7.726 juta.
Pada periode 31 Desember 2013 Perseroan mempunyai Utang Sewa Pembiayaan setelah dikurangi
Jatuh Tempo dalam 1(satu) tahun sebesar Rp2.552 juta, adapun Utang Sewa Pembiayaan yang jatuh
tempo dalam 1 (satu) tahun sebesar Rp1.236 juta. Utang sewa pembiayaan umumnya berasal dari
biaya sewa kendaraan head trailer, dump truck, wheel loader dan crawler crane yang dimiliki oleh
Entitas Anak.

27

Jumlah Liabilitas Imbalan Paska Kerja Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar
Rp24.483 juta mengalami peningkatan sebesar Rp5.728 juta atau sebesar 30,5% dari
31 Desember 2012 sebesar Rp18.755 juta. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pegawai di
tahun 2013.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2011
Liabilitas Perseroan meningkat sebesar 27,5% menjadi Rp1.796.770 juta untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31Desember 2012 dibandingan Rp1.409.148 juta untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011. Hal ini disebabkan oleh kenaikan Utang Usaha Pihak Ketiga sebesar 19,0%
menjadi Rp387.880 juta dari Rp326.054 juta, kenaikan Utang Usaha Pihak Berelasi sebesar 361,4%
menjadi Rp33.120 juta dari Rp7.177 juta dan kenaikan pendapatan diterima dimuka sebesar 52,3%
menjadi Rp962.660 juta dari Rp631.954 juta.
Jumlah Utang Usaha Pihak Berelasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp33.120
juta mengalami peningkatan sebesar Rp25.942 juta atau sebesar 361,4% dari 31 Desember 2011
sebesar Rp7.177 juta. Hal ini disebabkan terutama oleh meningkatnya Utang Subkontraktor menjadi
Rp29.177 juta dibandingkan tahun sebelumnya Rp4.465 juta selain meningkatnya Penjualan Usaha
Perseroan sehingga meningkatkan kegiatan operasi Perseroan yang berimbas pada tagihan mitra kerja
(pemasok, subkontraktor dan mandor).
Jumlah Uang Muka Diterima Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp35.407 juta
mengalami penurunan sebesar Rp14.908 juta atau sebesar 29,6% dari 31 Desember 2011 sebesar
Rp50.315 juta. Hal ini disebabkan oleh menurunnya penerimaan Uang Muka dari Pihak Ketiga
menjadi Rp23.185 juta dibandingkan tahun sebelumnya Rp25.162juta serta menurunnya penerimaan
Uang Muka dari Pihak Berelasi menjadi Rp12.222 juta dibandingkan tahun sebelumnya Rp25.152 juta.
Jumlah Pendapatan Diterima Dimuka Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp962.660 juta mengalami peningkatan sebesar Rp330.705 juta atau sebesar 52,3% dari 31 Desember
2011 sebesar Rp631.954 juta. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya Pendapatan Diterima Dimuka
dari Pihak Ketiga menjadi Rp555.351 juta dibandingkan tahun sebelumnya Rp298.159 juta serta dari
Pihak Berelasi menjadi Rp407.308 juta dibandingkan tahun sebelumnya Rp333.795 juta.
Jumlah Liabilitas Imbalan Paska Kerja Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar
Rp18.754 juta mengalami peningkatan sebesar Rp12.510 juta atau sebesar 200,4% dari
31 Desember 2011 sebesar Rp6.244 juta. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pegawai di
tahun 2012.
Perkembangan Ekuitas
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Tanggal Pada 31Desember 2012
Ekuitas Perseroan meningkat sebesar 20,8% menjadi Rp730.018 juta untuk buku yang berakhir pada
tanggal 31Desember 2013 dibandingan Rp604.330 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012. Hal ini disebabkan oleh peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar
480,0% menjadi Rp667.000 juta.
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013
sebesar Rp667.000 juta mengalami peningkatan sebesar Rp552.000 juta atau sebesar 480,0% dari
31 Desember 2012 sebesar Rp115.000 juta. Peningkatan Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Perseroan dimaksud berasal dari kapitalisasi cadangan/laba/retained earnings/dividen saham/
dividen interim untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor Perseroan.
Jumlah Saham Diperoleh Kembali Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp58.246 juta.
Pada tanggal 20Desember 2013, Perseroan melakukan pembelian sebagian saham KKMS sebagai salah
satu Pemegang Saham Perseroan dengan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan.

28

Jumlah Saldo Laba yang Ditentukan Penggunaannya Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013
sebesar Rp23.245 juta mengalami penurunan sebesar Rp83.650 juta atau sebesar 78,3% dari
31 Desember 2012 sebesar Rp106.895 juta. Hal ini disebabkan oleh penggunaan saldo laba yang
telah ditentukan penggunaannya untuk kapitalisasi cadangan/laba/retained earnings/dividen saham/
dividen interim untuk meningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan.
Jumlah Saldo Laba yang Belum Ditentukan Penggunaannya Perseroan pada tanggal
31 Desember 2013 sebesar Rp48.074juta mengalami penurunan sebesar Rp288.098 juta atau
sebesar 85,7% dari 31 Desember 2012 sebesar Rp336.172 juta. Hal ini disebabkan oleh penggunaan
Saldo Laba Yang Belum Ditentukan Penggunaannya untuk kapitalisasi cadangan/laba/retained earnings/
dividen saham/dividen interim untuk meningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2011
Ekuitas Perseroan meningkat sebesar 40,6% menjadi Rp604.330 juta untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31Desember 2012 dibandingan Rp429.695 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011. Hal ini disebabkan oleh peningkatan Saldo Laba sebesar 29,9% menjadi
Rp558.067 juta dari Rp429.695 juta.
Jumlah Saldo Laba yang Belum Ditentukan Penggunaannya Perseroan pada tanggal 31 Desember
2012 sebesar Rp336.172 juta mengalami peningkatan sebesar Rp99.488 juta atau sebesar 42,0% dari
31 Desember 2011 sebesar Rp236.684 juta. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya Laba Bersih
Perseroan di tahun 2012 menjadi Rp179.368 juta dibanding tahun 2011 sebesar Rp144.423 juta
dan pada tahun 2012 Perseroan memiliki kepentingan modal pengendali pada Entitas Anak sebesar
Rp46.262 juta.
Laporan Laba Rugi
(dalam jutaan Rupiah)
URAIAN
Pendapatan Usaha
Beban Pokok Penjualan
Laba Kotor
Beban Usaha
Beban Umum dan Administrasi
Beban Pengembangan
Beban Pemasaran
Jumlah Beban Usaha
Laba Usaha
Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Pendapatan (Beban) Bunga
Beban Penurunan Nilai Piutang
Selisih Kurs
Lain - lain Bersih
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Beban Pajak Penghasilan
Laba Bersih
Pendapatan Komprehensif Lain
Laba Komprehensif
Laba Yang dapat Diatribusikan ke :
-Pemilik Entitas Induk
-Kepentingan Non Pengendali
Jumlah
Jumlah Laba Komprehensif Yang
Dapat Diatribusikan Kepada:
-Pemilik Entitas Induk
-Kepentingan Non Pengendali
Jumlah

29

2011
1.635.087
(1.428.781)
206.306

31 Desember
2012
2.030.597
(1.765.145)
265.452

2013
2.643.724
(2.255.749)
387.976

(26.785)
(1.936)
(1.265)
(29.986)
176.320

(31.243)
(1.446)
(1.477)
(34.167)
231.285

(47.903)
(1.977)
(1.893)
(51.773)
336.203

6.211
(18.225)
9.460
16.001
13.446
189.765
45.342
144.423
144.423

1.900
(1.169)
(5.795)
7.460
2.396
233.681
54.313
179.368
179.368

(3.620)
(1.118)
(5.366)
2.423
(7.681)
328.522
87.315
241.206
241.206

144.423
144.423

178.920
448
179.368

242.875
(1.668)
241.206

144.423
144.423

178.920
448
179.368

242.875
(1.668)
241.206

Perkembangan Pendapatan Usaha

2011

2012

2.643.724

2.030.597

1.635.087

(dalam jutaan Rupiah)

2013

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31Desember 2012
Pendapatan Usaha Perseroan meningkat sebesar 30,2% menjadi Rp2.643.724 juta untuk buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingan Rp2.030.597 juta untuk buku yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini karena adanya Program Pemerintah Masterplan Percepatan
dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dimana alokasi untuk infrastruktur cukup
besar yang merupakan pasar Perseroan, faktor demand yang lebih besar dibanding supply yang ada
dan juga disebabkan pula oleh variasi produk yang dijual oleh Perseroan yang berbeda dibandingkan
dengan periode sebelumnya, bukan dikarenakan adanya produk baru yang diluncurkan oleh Perseroan.
Adapun kenaikan harga jual lebih periode 31 Desember 2013 dibandingkan 31 Desember 2012
dipengaruhi oleh kondisi supply dan demand di pasar. Perseroan mempunyai kebijakan yang fleksibel
terhadap harga jual, yang disesuaikan dengan sisa kapasitas normal masing-masing pabrik yang ada.
Di samping itu, pengaruh harga jual juga dipengaruhi oleh kenaikan Harga Pokok Produksi, seperti
halnya bahan material alam, bahan material industri, bahan bakar minyak, listrik dan upah. Peningkatan
volume produksi yang terjadi di 31 Desember 2013 dibanding dengan 31 Desember 2012, relatifkecil
yaitu sekitar kurang lebih 1,3%, yaitu sebesar 1.456,9 ribu ton pada 31 Desember 2013 dan
1.438,7 ribu ton pada 31Desember 2012, sehingga menyebabkan Pendapatan Usaha Perseroan
menjadi Rp2.030.597 juta pada 31Desember2012. BebanPemasaran yang dikeluarkan oleh Perseroan
pada 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2013 secara berturut-turut adalah sebesar Rp1.477 juta
dan Rp1.893 juta, peningkatan Beban Pemasaran pada 31Desember2013 berkontribusi relatif kecil
terhadap peningkatan Pendapatan Usaha Perseroan, dimana besarnya persentase Beban Pemasaran
terhadap Pendapatan Usaha yaitu kurang lebih sebesar 0,07%. Berdasarkan lokasi pemasaran,
wilayah DKI Jakarta masih mendominasi Pendapatan Usaha Perseroan sebesar 27,9% dari total
Pendapatan, disusul Jawa Timur dan Jawa Tengah serta Sumatera Utara untuk di luar pulau Jawa
yang memberikan kontribusi yang cukup besar. Produk Tiang Pancang memberikan kontribusi yang
terbesar senilai 51,3% dari total pendapatan Perseroan, disusul Bantalan Jalan Rel, Balok Jembatan,
Tiang Beton, Dinding Penahan Tanah, dan produk Beton Bangunan lain serta Jasa. Beberapa kontrak
besar yang didapat antara lain pada proyek: PLTU Tarjun-Kalimantan Selatan, MixedUseDevelopmentPantai Indah Kapuk Jakarta, Tol Gempol-Porong Jawa Timur, Bogor Outer Ring Road (BORR) dan
Double Track Railway Sleeper-Cilegon.

30

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2011
Pendapatan Usaha Perseroan meningkat sebesar 24,2% menjadi Rp2.030.597 juta untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan Rp1.635.087 juta untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Hal ini karena meningkatnya perolehan proyek
yang merata diseluruh Wilayah Penjualan Perseroan. Adapun kenaikan harga jual periode
31 Desember 2012 dibandingkan 31 Desember 2011 lebih dipengaruhi oleh kondisi supply dan demand
di pasar. Perseroan mempunyai kebijakan yang fleksibel terhadap harga jual, yang disesuaikan dengan
sisa kapasitas normal masing-masing pabrik yang ada. Di samping itu, pengaruh harga jual juga
dipengaruhi oleh kenaikan HargaPokokProduksi, seperti halnya bahan material alam, bahan material
industri, dan upah. Peningkatan volume Pendapatan yang terjadi di 31 Desember 2012 dibanding dengan
31 Desember 2011, relatif besar yaitu sekitar kurang lebih 33,3%, yaitu sebesar 1.438,7 ribu ton
pada 31 Desember 2012 dan 1.078,9 ribu ton pada 31 Desember 2011, sehingga menyebabkan
Pendapatan Usaha Perseroan menjadi Rp2.030.597 juta pada 31 Desember 2012. Pada periode
31 Desember 2011 hingga 31 Desember 2012 Perseroan tidak meluncurkan produk baru. Beban
Pemasaran yang dikeluarkan oleh Perseroan pada 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2012 secara
berturut-turut adalah sebesar Rp1.265 juta dan Rp1.477 juta, peningkatan Beban Pemasaran pada
31 Desember 2012 berkontribusi relatif kecil terhadap peningkatan PendapatanUsaha Perseroan, dimana
besarnya persentase Beban Pemasaran terhadap Pendapatan Usaha yaitu kurang lebih sebesar 0,1%.
Wilayah Penjualan DKI Jakarta dan Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatera Utara serta Jawa Tengah
memberikan kontribusi perolehan proyek yang cukup besar, sedangkan WilayahPenjualan Sumatera
Utara dan SulawesiSelatan masih menunjukkan perkembangan yang mendatar. Sementara produk
Tiang Pancang masih memberikan kontribusi yang terbesar yaitu 56,24% dari total Pendapatan Usaha
Perseroan. Beberapa kontrak besar yang didapat antara lain pada proyek: Pengembangan pabrik di
Kawasan Industri Krakatau-Cilegon, PLTU Pangkalan Susu-Sumatera Utara, Non-tol Kampung MelayuAntasari Jakarta, LNG Jetty & Marine-Gorgon Barrow Island dan JembatanMerah Putih-Ambon.
Perkembangan Beban Pokok Penjualan

2011

2012

2.255.749

1.765.145

1.428.781

(dalam jutaan Rupiah)

2013

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31Desember 2012
Beban Pokok Penjualan Perseroan meningkat sebesar 27,8% menjadi Rp2.255.749 juta untuk buku
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan Rp1.765.145 juta untuk buku yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Hal ini dikarenakan karena meningkatnya Pendapatan Usaha
Perseroan yang dipicu oleh kenaikan omzet kontrak yang berdampak pada peningkatan biaya produksi
seiring dengan meningkatnya volume produk yang diproduksi untuk memenuhi pesanan pelanggan
yang meningkat.

31

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2011
Beban Pokok Penjualan Perseroan meningkat sebesar 23,5% menjadi Rp1.765.145 juta untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan Rp1.428.781 juta untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Halini dikarenakan karena meningkatnya
Pendapatan Usaha Perseroan yang dipicu oleh kenaikan omzet kontrak. HargaPokok Produk yang
meningkat seiring peningkatan produksi untuk memenuhi pesanan pelanggan yang meningkat pesat.
Perkembangan Beban Usaha

2011

34.167

29.986

51.773

(dalam jutaan Rupiah)

2013

2012

Komposisi beban usaha Perseroan disajikan dalam ringkasan tabel di bawah ini:


URAIAN

2011
89,3%
6,5%
4,2%
100,0%

Beban administrasi & umum


Beban pengembangan usaha
Beban pemasaran
Jumlah

31 Desember
2012
91,4%
4,2%
4,3%
100,0%

2013
92,5%
3,8%
3,7%
100,0%

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31Desember 2012
Beban Usaha Perseroan meningkat sebesar 51,5% menjadi Rp51.773 juta untuk buku yang berakhir
pada tanggal31Desember 2013 dibandingkan Rp34.167 juta untuk buku yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2012. Hal ini disebabkan oleh peningkatan Beban Administrasi dan Umum sebesar 53,3%
menjadi Rp47.903 juta dari Rp31.243 juta terutama berupa Beban Personalia.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2011
Beban Usaha Perseroan meningkat sebesar 13,9% menjadi Rp34.167 juta untuk tahun yang berakhir
pada tanggal31Desember 2012 dibandingan Rp29.986 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2011. Hal ini disebabkan oleh peningkatan Beban Administrasi dan Umum sebesar 16,6%
menjadi Rp31.243 juta dari Rp26.785 juta terutama berupa Beban Personalia.

32

Perkembangan Laba Komprehensif

2011

241.206

179.368

144.423

(dalam jutaan Rupiah)

2013

2012

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31Desember 2012
Laba Komprehensif Perseroan meningkat sebesar 34,5% menjadi Rp241.206 juta untuk buku yang
berakhir pada tanggal31 Desember 2013 dibandingkan Rp179.368 juta untuk buku yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2012. Hal ini disebabkan karena meningkatnya Pendapatan Usaha Perseroan
sebesar 30,19% menjadi Rp2.643.724 juta untuk buku yang berakhir 31 Desember 2013 dibandingkan
Rp2.030.597 juta untuk buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2012.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31 Desember 2011
Laba Komprehensif Perseroan meningkat sebesar 24,2% menjadi Rp179.368 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal31 Desember 2012 dibandingkan Rp144.423 juta untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2011. Hal ini disebabkan karena meningkatnya Pendapatan Usaha Perseroan
sebesar 24,2% menjadi Rp2.030.596 juta dibandingkan Rp1.635.086 juta untuk buku yang berakhir
tanggal 31 Desember 2011.
Solvabilitas dan Profitabilitas
Solvabilitas
Solvabilitas adalah kemampuan untuk memenuhi seluruh liabilitas dengan menggunakan seluruh
aset atau ekuitas. Solvabilitas diukur dengan membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas
(Debt To Equity Ratio). Solvabilitas diukur dengan membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah aset
(Debt To Asset Ratio). Solvabilitas diukur dengan membandingkan jumlah liabilitas berbunga dengan
jumlah ekuitas (Gearing Ratio) Berikut ini adalah nilai dari ketiga solvabilitas tersebut:
URAIAN

2011
99,2
0,77
0,04

Debt to Equity Ratio (%)


Debt to Asset Ratio (x)
Gearing Ratio (x)

33

31 Desember
2012
297
0,75
0,03

2013
300
0,75
0,74

Profitabilitas
Dengan menggunakan rasio-rasio usaha Perseroan, profitabilitas sebuah perusahaan dapat diukur dan
dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain. Berikut ini merupakan rasio-rasio Perseroan:
31 Desember

Rasio Profitabilitas

2011
12,6
10,8
11,6
8,8
7,9
33,6

Margin Laba Kotor (%)


Margin Laba Usaha (%)
Margin Laba Sebelum Pajak (%)
Margin Laba Bersih (%)
ROA (%)
ROE (%)

2012
13,1
11,4
11,5
8,8
7,5
29,7

2013
14,7
12,7
12,4
9,1
8,3
33,0

Arus Kas
Arus Kas Perseroan yang diperoleh dari Aktivitas Operasi diantaranya adalah untuk penerimaan dari
pelanggan, pembayaran kas kepada pemasok, direksi dan karyawan, penghasilan bunga, pembayaran
bunga, pembayaran pajak, penerimaan lainnya serta pembayaran lainnya.
Arus Kas Perseroan yang dipergunakan untuk Aktivitas Investasi diantaranya adalah untuk pembelian
Aset Tetap.
Arus Kas Perseroan yang diperoleh dari Aktivitas Pendanaan diantaranya adalah penerimaan
dan pembayaran pinjaman bank, pelunasan pinjaman, pembayaran Utang Sewa Pembiayaan, dan
pembayaran dividen.
Berikut adalah tingkat likuiditas Perseroan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2013, 2012, dan 2011:
(dalam jutaan Rupiah)
URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Kas dari Pelanggan
Pembayaran Kepada Pemasok
Pembayaran Kepada Direksi dan Karyawan
Pembayaran Pajak Penghasilan
Penerimaan Bunga
Pembayaran Bunga
Pembayaran Operasi Lainnya
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian Aset Tetap
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan Pinjaman Bank
Pembayaran Pinjaman Bank
Pelunasan pinjaman dari Pihak Berelasi
Pembayaran Utang Sewa Pembiayaan
Setoran Modal Pihak Non Pengendali
Penerimaan dari Medium Term Notes
Perolehan saham kembali
Pembayaran Dividen
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE

34

2011

31 Desember
2012

2013

1.609.038
(1.288.328)
(46.274)
(108.229)
10.663
(1.172)
(40.538)
135.160

2.465.168
(1.875.821)
(57.956)
(157.807)
3.565
(1.838)
(81.462)
293.848

2.716.664
(2.266.464)
(88.911)
(124.796)
7.279
(10.968)
(109.038)
123.764

(162.239)
(162.239)

(174.250)
(174.250)

(454.305)
(454.305)

72.180
(67.492)
(2.000)
(28.874)
(7.955)
(34.141)
(61.220)
286.940
225.720

77.896
(76.260)
(1.901)
45.815
(39.630)
(10.918)
(4.999)
114.599
225.720
340.319

439.213
(286.185)
(260)
5.350
366.000
(58.246)
(49.096)
(13.526)
403.248
72.707
340.319
413.026

Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31Desember 2012
Arus Kas yang diperoleh Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013
bersumber dari AktivitasOperasi, Investasi dan Pendanaan masing-masing sebesar surplus
Rp123.764 juta, defisit Rp454.305 juta dan surplus Rp403.248 juta.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi mengalami penurunan sebesar Rp170.084 juta atau sebesar 56,5% dari
surplus Rp293.848juta pada periode 31 Desember 2012 menjadi surplus Rp123.764 juta pada periode
31 Desember 2013. ArusKas Masuk diperoleh dari Penerimaan dari Pelanggan yang meningkat untuk
buku yang berakhir pada tanggal 31Desember 2013 menjadi Rp2.716.664 juta dibandingkan tahun
sebelumnya tanggal 31 Desember 2012 yaitu sebesar Rp2.465.168 juta. Untuk buku yang berakhir
pada 31 Desember 2013, Arus Kas Keluar Untuk Aktivitas Operasi digunakan untuk pembayaran
kepada pemasok sebesar Rp2.266.464 juta, pembayaran kepada karyawan dan direksi sebesar
Rp88.911 juta, pembayaran pajak sebesar Rp124.796 juta, penerimaan bunga sebesar Rp7.279 juta,
pembayaran bunga sebesar Rp10.968 juta dan untuk operasional Perseroan sebesar Rp109.037 juta.
Peningkatan penerimaan dari pelanggan merupakan strategi untuk menekan beban bunga pinjaman,
pembayaran kepada pemasok meningkat menyangkut strategi Perseroan untuk dapat menekan beban
harga pokok dan material dengan cara memperlancar pembayaran kepada pemasok.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi mengalami peningkatan sebesar defisit Rp280.055 juta dari defisit
Rp174.250 juta pada periode 31 Desember 2012 menjadi defisit Rp454.305 juta pada periode
31 Desember 2013. Hal ini disebabkan oleh Aktivitas Investasi Perseroan yang meningkat seiring aksi
korporasi Perseroan dalam usaha menambah kapasitas produksi dengan penambahan pabrik baru
untuk memenuhi Rencana Jangka Panjang Perseroan. Pada tahun ini Perseroan telah membelanjakan
modal dengan membeli lahan di Lampung Selatan seluas 60 Ha, pengadaan lahan di Kalimantan dan
lahan di Palu. Aktivitas Investasi masih akan meningkat sampai akhir tahun dengan rencana Perseroan
memperluas pabrik-pabrik yang sudah ada, diantaranya perluasan pabrik di Pasuruan, perluasan pabrik
di Makassar, perluasan pabrik di Majalengka dan perluasan pabrik yang sudah ada di Lampung.
Arus Kas dari Aktivitas Pendaaan mengalami peningkatan sebesar Rp408.247 juta dari (Rp4.999) juta
pada periode 31Desember 2012 menjadi Rp403.248 juta pada periode 31 Desember 2013. Arus Kas
masuk dari Aktivitas Pendanaan diperoleh dari pinjaman jangka pendek kepada Bank adalah sebesar
Rp439.213 juta, penerbitan Medium Term Note (MTN) sebesar Rp366.000 juta untuk memenuhi
aksi korporasi yang akan dilakukan oleh Perseroan dan setoran modal dari pihak non-pengendali.
Sedangkan arus kas keluar berasal dari pembayaran Pinjaman Bank Jangka Pendek sebesar
Rp286.185 juta, pembayaran Utang Sewa Pembiayaan sebesar Rp261 juta, pembayaran dividen
sebesar Rp62.621 juta dan pembelian saham kembali Perseroan dari KKMS senilai Rp58.246 juta.
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir
Pada Tanggal 31Desember 2011
Arus Kas yang diperoleh Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012
bersumber dari AktivitasOperasi, Investasi dan Pendanaan masing-masing sebesar surplus
Rp293.848 juta, defisit Rp174.250 juta dan defisit Rp4.999 juta.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi mengalami peningkatan sebesar Rp158.689 juta atau
sebesar 117% dari surplus Rp135.160 juta pada periode 31 Desember 2011 menjadi surplus
Rp293.848 juta pada periode 31 Desember 2012. ArusKas masuk diperoleh dari penerimaan
dari pelanggan yang meningkat menjadi Rp2.465.168 juta dibandingkan tahun sebelumnya
Rp1.609.038 juta dan Arus Kas keluar untuk Aktivitas Operasi digunakan untuk pembayaran kepada
pemasok sebesar Rp1.875.821 juta, pembayaran kepada karyawan dan direksi sebesar Rp57.956 juta,
pembayaran pajak sebesar Rp157.807 juta, penerimaan bunga sebesar Rp3.565 juta, pembayaran
bunga sebesar Rp1.838 juta dan untuk operasional Perseroan sebesar Rp81.462 juta. Kas bersih
yang digunakan untuk aktivitas operasi per 31 Desember 2012 meningkat sebesar 117% atau setara
dengan Rp158.689 juta Peningkatan penerimaan dari pelanggan merupakan strategi untuk menekan
beban bunga pinjaman, pembayaran kepada pemasok meningkat menyangkut strategi Perseroan untuk
dapat menekan beban harga pokok dan material dengan cara memperlancar pembayaran kepada
pemasok.

35

Arus Kas dari Aktivitas Investasi mengalami peningkatan sebesar Rp12.011 juta atau sebesar 7% dari
defisit Rp162.239 juta pada periode 31 Desember 2011 menjadi defisit Rp174.250 juta pada periode
31 Desember 2012. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pembiayaan untuk pengadaan peralatan
produksi serta cetakan untuk pabrik-pabrik yang ada, sebagai strategi Perseroan untuk mempertahankan
posisi leader dalam hal kapasitas produksi.
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan mengalami kenaikan sebesar Rp29.142 juta atau sebesar 85%
dari defisit Rp34.141 juta pada periode 31 Desember 2011 menjadi defisit Rp4.999 juta pada periode
31 Desember 2012. Arus Kas Masuk dari Aktivitas Pendanaan berasal dari setoran modal pihak
non pengendali sebesar Rp45.815 juta, dan penerimaan pinjaman bank Rp77.896 juta, sedangkan
Arus Kas Keluar dari Aktivitas Pendanaan berasal dari Pembayaran pinjaman bank sebesar
Rp76.260 juta, Pelunasan pinjaman dari Pihak Berelasi sebesar Rp1.901 juta dan pembayaran Dividen
sebesar Rp50.547juta. Arus kas dari Aktivitas Pendanaan secara total masih defisit dikarenakan pada
periode 2011-2012, Perseroan memiliki strategi untuk tetap mempertahankan pinjaman seminimal
mungkin dengan memprioritaskan sumber pendanaan dari modal sendiri agar cost of fund terjaga pada
tingkat yang rendah.
Manajemen Risiko
Keberhasilan pencapaian suatu aktivitas Perseroan juga sangat dipengaruhi oleh bagaimana suatu
risiko dikelola dengan baik. Manajemen sangat menyadari pentingnya manajemen risiko untuk
mencapai tujuan sesuai dengan harapan yang ingin dicapai. Komitmen untuk menerapkan manajemen
risiko tidak hanya pada manajemen puncak, tetapi juga diterapkan oleh seluruh organ Perseroan dalam
melaksanakan aktivitas Perseroan. Dilakukan sosialisasi serta pelatihan manajemen risiko terkait
yang dibutuhkan sesuai porsinya. Untuk memastikan bahwa pelaksanaan aktivitas manajemen risiko
berjalan dengan baik, maka manajemen memandang perlu untuk dilakukan pengawasan dalam bentuk
audit internal yang terintegrasi dalam program Perseroan yaitu Audit Mutu Internal (AMI), serta audit
dari SPI yang berbasis risiko.
Risiko tersebut dimonitor secara seksama dan dikaji secara berkala. Terdapat sejumlah forum yang
digunakan untuk memonitor risiko serta langkah-langkah mitigasi antar antara lain dalam bentuk rapat
internal unit kerja yang bersangkutan yang dilakukan minimal 1 (satu) minggu sekali. Koordinasi dalam
tingkat yang lebih kecil atau lebih spesifik juga dilakukan berdasarkan kebutuhan untuk melakukan
mitigasi risiko, baik secara formal maupun informal, serta menjalin hubungan komunikasi dengan pihak
yang diperlukan secara intensif.
Risiko-risiko di bidang Keuangan :
1. Risiko Pembayaran dari Pelanggan
Terdapat sejumlah risiko atas pembayaran dari pelanggan yang berujung pada macetnya pembayaran,
antara lain disebabkan oleh kondisi pelaksanaan proyek, kondisi keuangan pelanggan, karakter
pelanggan, kondisi teknis maupun kondisi lainnya. Berbagai upaya yang dilakukan oleh tim manajemen
Perseroan untuk meminimalkan risiko dalam hal pengamanan pembayaran dari pelanggan antara lain
sebagai berikut :
- Pengiriman barang yang dikaitkan dengan progres pembayaran.
- Mensyaratkan metode pembayaran dengan menggunakan instrumen perbankan berupa SKBDN
maupun fasilitas kredit vendor.
- Pembatasan atas nilai piutang pelanggan.
- Menerapkan kebijakan uang muka terhadap seluruh perolehan pekerjaan.
- Melakukan pembatasan piutang outstanding terhadap pelanggan.
- Monitor secara berkala Piutang Usaha, umur piutang serta perkembangan pencairan piutang.

36

2. Risiko Kenaikan Tingkat Suku Bunga


Kenaikan tingkat suku bunga perbankan berpengaruh langsung terhadap beban bunga pinjaman yang
ditanggung Perseroan. Dalam kondisi tertentu, Perseroan memanfaatkan pinjaman jangka pendek dari
perbankan ini untuk membiayai modal kerja selain dari pemanfaatan kredit dari vendor. Untuk menekan
beban bunga sekaligus pinjaman perbankan ini, sejumlah langkah yang dilakukan Perseroan antara
lain :
- Mempercepat pembayaran pinjaman jangka pendek dengan memanfaatkan dana-dana idle.
- Dana idle yang masih tersisa disimpan dalam bentuk deposito jangka pendek sesuai perkiraan
waktu saat tersebut akan digunakan.
- Mengupayakan percepatan pembayaran dari Pelanggan atau mempercepat penyerahan barang
dagangan ke Pelanggan.
- Memanfaatkan kredit dari vendor secara optimal.
Fluktuasi tingkat suku bunga akan berpengaruh kepada suku bunga pinjaman secara umum.
Hingga saat ini,semua fasilitas pinjaman dari perbankan yang dimiliki Perseroan adalah dengan
menggunakan tingkat bunga tetap, kecuali fasilitas kredit modal kerja dan pinjaman dari
PT Bank DBS Indonesia yang belum pernah digunakan (berdasarkan perjanjian kredit dengan
PT Bank DBS Indonesia pada tanggal 11 Juni 2013, No.354/PFPA-DBSI/VI/2013, dengan tingkat
bunga yang digunakan adalah SIBOR + 2%). Dalam keadaan perekonomian normal, pengaruh tingkat
suku bunga dan perubahannya tidak mempengaruhi kemampuan Perseroan secara substansial dalam
mengembalikan pinjaman atau membayar kewajiban.
Perseroan tidak memiliki bunga terutang pada tanggal laporan posisi keuangan per 31 Desember 2013,
31Desember2012, dan 31 Desember 2011.
3. Risiko Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
Risiko nilai tukar valuta asing ini terdapat pada pembelian bahan baku produksi. Terdapat bahan baku
yang dibeli Perseroan dengan menggunakan mata uang asing, walaupun hampir semua bahan baku
Perseroan dibeli dengan menggunakan mata uang Rupiah, adapun bahan baku dimaksud adalah
berupa PC Wire, PC Bar, dan PC Strand yang harganya menggunakan nilai tukar mata uang USD.
Meskipun penjualan dilakukan oleh produsen dalam negeri namun harga jual dan pembayaran mengacu
pada nilai valuta asing karena barang yang diperjualbelikan memiliki bahan baku yang masih di-impor.
Dengan demikian, kenaikan nilai tukar ini turut mempengaruhi peningkatan harga pokok produksi
Perseroan. Perseroan melakukan negosiasi ulang atas harga jual dari vendor. Perseroan juga membuat
kontrak payung atas pengadaan barang tersebut dengan nilai dan volume tertentu untuk memberikan
keamanan suplai barang dan kepastian harga dalam jangka waktu tertentu. Walaupun penjualan
Perseroan sebagian besar menggunakan mata uang Rupiah akan tetapi terdapat juga penjualan
Perseroan pada segmen pasar oil & gas, power plant dan pelanggan asing menggunakan mata uang
USD, sehingga sebagian exposure risiko kenaikan nilai tukar mata uang asing pada pembelian bahan
baku impor dapat di-cover (natural hedge). Kemudian jika Perseroan berhutang dalam mata uang asing,
maka Perseroan akan memiliki exposure terhadap perubahan nilai tukar mata uang asing tersebut
terhadap Rupiah.
4. Risiko Perubahan Kebijakan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah terhadap perubahan harga yang menjadi domain Pemerintah merupakan kondisi
yang tidak dapat dihindari oleh Perseroan. Semua pihak juga turut merasakan dampak yang ditimbulkan
atas kebijakan Pemerintah yang berpengaruh terhadap kondisi perekonomian masyarakat. Sebagai
contoh antara lain kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) Industri, kenaikan harga bahan bakar minyak
untuk industri. Perubahan kebijakan Pemerintah yang berdampak pada peningkatan Harga Pokok
Penjualan, disikapi oleh Perseroan dengan mengajukan eskalasi atas proyek-proyek yang mengalami
peningkatan biaya. Dari sisi internal, program efisiensi yang diterapkan ke Perseroan antara lain
dalam bentuk melakukan value engineering, bijak dalam memanfaatkan energi fosil, pengembangan
pemanfaatan energi terbarukan dan lain-lain.

37

Kebijakan Pemerintah yang terkait dengan moneter, fiskal dan lainnya terkait perekonomian Indonesia
juga dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Sebagai contoh, apabila (i) terjadi peningkatan suku
bunga yang sangat signifikan, maka hal tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam
melakukan pembayaran utang Perseroan dan juga mungkin akan membatasi kemampuan Perseroan
dalam mencari alternatif pendanaan, dimana jika hal ini dapat berlangsung terus menerus dapat
mempengaruhi kinerja Perseroan (ii) terjadi perubahan kebijakan Pemerintah atas perdagangan bebas
regional, yang dapat meningkatkan persaingan usaha yang dapat berdampak pada kegiatan usaha
Perseroan.
Terkait dengan kebijakan Pemerintah dalam hal fiskal yaitu dari aspek perpajakan, apabila terdapat
perubahan yang material dalam peraturan perpajakan terkait dengan antara lain Pajak Penghasilan
(PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), hal ini juga dapat mempengaruhi likuiditas Perseroan.
Sepanjang pengetahuan Perseroan, tidak terdapat kejadian/kondisi yang tidak normal dan jarang terjadi
yang mempengaruhi jumlah pendapatan, kecuali krisis ekonomi yang terjadi pada era tahun 1998, dan
2010.

38

VI. RISIKO USAHA


Investasi pada saham Perseroan tidak terlepas dari berbagai risiko, calon investor harus
mempertimbangkan dengan cermat faktor-faktor risiko berikut, serta informasi-informasi lainnya yang
disebutkan dalam Prospektus ini, sebelum melakukan investasi dalam saham Perseroan. Risiko-risiko
yang dijelaskan di bawah ini bukan satu-satunya risiko yang dapat mempengaruhi saham Perseroan.
Risiko-risiko lain yang saat ini yang tidak Perseroan ketahui atau yang saat ini tidak dianggap penting
juga dapat mempengaruhi bisnis, arus kas, hasil usaha, kondisi keuangan, atau prospek usaha
Perseroan.
Secara umum, investasi dalam efek-efek dari perusahaan-perusahaan di negara berkembang seperti
Indonesia memiliki risiko-risiko yang umumnya tidak terkait dengan investasi pada efek-efek di
perusahaan-perusahaan di negara lain dengan ekonomi yang lebih maju. Apabila terjadi perubahan
kondisi perekonomian, sosial dan politik secara global, terdapat kemungkinan harga saham Perseroan
di pasar modal dapat turun dan investor dapat menghadapi potensi kerugian investasi.
Risiko-risiko yang diungkapkan dalam Prospektus berikut ini merupakan risiko-risiko yang material bagi
Perseroan dan telah dilakukan pembobotan berdasarkan dampak dari masing-masing risiko terhadap
kinerja keuangan Perseroan.
A. RISIKO USAHA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN DAN
ANAK PERUSAHAAN.
1. Risiko Penurunan Perolehan Proyek.
Risiko ini timbul disebabkan adanya penurunan anggaran belanja Pemerintah dan swasta dalam
sektor konstruksi yang secara langsung akan mempengaruhi penurunan permintaan akan
beton pracetak sehingga dapat menyebabkan dampak negatif terhadap pendapatan Perseroan.
Pengeluaran belanja Pemerintah dan swasta di bidang konstruksi secara historis rentan terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Walaupun Perseroan telah melakukan pengembangan produk yang bervariasi secara
berkesinambungan serta telah mengembangkan dan memperluas jangkauan pemasaran di
kawasan regional Asia Tenggara, perlambatan pertumbuhan ekonomi kawasan tersebut dapat
mempengaruhi turunnya permintaan produk Perseroan.
2. Risiko Persaingan Usaha.
Pertumbuhan dan prospek pembangunan infrastruktur di Indonesia, mendorong munculnya
perusahaan-perusahaan baru yang sejenis dengan Perseroan. Persaingan yang tinggi dapat
mengakibatkan berkurangnya perolehan proyek dan penurunan marjin Perseroan. Apabila hal ini
terjadi secara berkelanjutan maka dapat menurunkan perolehan pendapatan dan berakibat pada
kinerja keuangan Perseroan.
Perseroan telah melakukan kebijakan untuk mempertahankan reputasi dan kualitas produk yang
tinggi, menjaga hubungan baik dengan para pelanggan, melakukan strategi pemasaran untuk
memperoleh proyek-proyek baru, sehingga Perseroan sampai dengan saat ini dapat memperoleh
proyek dengan harga yang lebih baik. Di sisi lain terdapat risiko menurunnya pangsa pasar
Perseroan sebagai akibat dari adanya beberapa pelanggan yang hanya mempertimbangkan harga
yang murah tanpa memperdulikan kualitas produk.

39

3. Risiko Kegagalan Pembayaran Oleh Pelanggan.


Penundaan dan kegagalan pembayaran hasil kerja dari pelanggan dapat berpengaruh negatif
terhadap perputaran modal kerja Perseroan. Hal ini menyebabkan sisa Arus Kas Operasional untuk
kebutuhan pembelanjaan modal dalam jangka waktu pendek menjadi terbatas.
Kontrak Perseroan dengan para pemasok dan mitra kerja dilakukan secara langsung, oleh karena itu
Perseroan memiliki kewajiban membayar imbalan dan biaya sesuai kontrak yang sudah disepakati.
Pada umumnya, Perseroan melakukan pembayaran secara berkala yang tepat waktu kepada
pemasok dan mitra kerja tidak tergantung apakah pembayaran dari pelanggannya telah diterima
oleh Perseroan. Keterlambatan pembayaran atau tidak adanya pembayaran dari pelanggan akan
berpengaruh negatif terhadap Arus Kas Operasional Perseroan.
4. Risiko Berkurangnya Proyek dari Pelanggan Berulang.
Perseroan telah lama menjalin hubungan baik dan mendapatkan kepercayaan dari para pelanggan
utama. Mendapatkan pekerjaan dari pelanggan baru yang belum mengetahui kualitas produk
Perseroan biasanya lebih sulit dibandingkan dengan pelanggan yang sudah mengetahui dan
terbiasa dengan kualitas produk yang ditawarkan oleh Perseroan. Berdasarkan analisa internal
sejak tahun 2011, 2012 dan 2013, sekitar 70% (tujuh puluh persen) dari pendapatan Perseroan
berasal dari Pelanggan lama Perseroan.
Tidak ada ada jaminan bahwa pelanggan lama Perseroan akan terus menerus menunjuk Perseroan
sebagai mitra kerja sehingga dapat mempengaruhi pendapatan, kondisi keuangan, hasil operasi
dan pertumbuhan Perseroan.
5. Risiko Keterlambatan Pembangunan Pabrik Baru.
Pada tahun 2014, Perseroan berencana membangun pabrik baru di Lampung Selatan di atas tanah
seluas 66(enampuluh enam) Ha yang dilengkapi dengan prasarana jetty untuk bongkar muat
produk jadi, serta dilengkapi dengan tersedianya material alam yang dibutuhkan untuk menjamin
pasokan material alam. Pada tahap awal, kapasitas produksi pabrik baru tersebut direncanakan
sebesar 100.000 (seratus ribu) ton per tahun. Pada tahun yang sama Entitas Anak Perseroan
membangun pabrik baru di daerah Cilegon dengan kapasitas 50.000 (lima puluh ribu) ton per
tahun di atas lahan seluas 3 (tiga) Ha.
Di samping itu pada tahun 2014, Perseroan juga berencana membangun jalur produksi baru
di Pabrik Pasuruan II di atas tanah seluas 4,2 (empat koma dua) Ha dengan kapasitas terpasang
sebesar 100.000 (seratus ribu) ton per tahun dan pembangunan pabrik baru di Kalimantan Timur
secara bertahap untuk mendukung pemasaran di daerah Kalimantan bagian Timur, Utara, Tengah
dan Selatan.
Selain itu pada tahun 2014, Perseroan akan memulai melakukan tahap eksplorasi bahan baku
material alam di kawasan penambangan yang dimiliki oleh Perseroan di daerah Cigudeg-Jawa
Barat, Palu dan Lampung Selatan. Langkah ini dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan material
alam yang dibutuhkan Perseroan dalam menjamin keberlangsungan produksi sesuai kualitas yang
dipersyaratkan.
Proyek-proyek ini memiliki sejumlah risiko, seperti adanya keterlambatan dalam pembangunan
atau besarnya biaya yang timbul melebihi perencanaan. Perseroan juga memerlukan izin-izin yang
diperlukan dalam rangka operasional proyek-proyek tersebut yang dimungkinkan menghadapi risiko
penundaan dan penolakan. Beberapa faktor tersebut di atas kemungkinan dapat mempengaruhi
kesuksesan pembangunan pabrik dan dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kinerja
keuangan Perseroan dan Entitas Anak.

40

6. Risiko Pengadaan Bahan Baku Material Alam.


Dalam memproduksi beton pracetak, Perseroan membutuhkan material alam berupa pasir dan
batu pecah. AgarPerseroan beroperasi dengan baik dan menghasilkan produk yang berkualitas
tinggi, Perseroan membutuhkan pasir dan batu pecah dengan kualitas yang tinggi. Perseroan
mengadakan kontrak pembelian pasir dan batu pecah dalam jangka waktu pendek dengan para
penambang dan pedagang material pasir dan batu pecah. Namun tidak dapat dipastikan bahwa
mitra kerja tersebut dapat selalu memenuhi kebutuhan Perseroan dengan spesifikasi yang telah
ditentukan, dalam waktu yang sesuai ataupun tidak dapat memenuhi sama sekali. Hal ini biasanya
disebabkan oleh faktor cuaca dan musiman. Ketidakmampuan Perseroan dalam jangka panjang
untuk mendapatkan pasir dan batu pecah yang sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan oleh
Perseroan dapat memiliki dampak yang negatif dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi
keuangan, kinerja usaha dan prospek usaha Perseroan.
7. Risiko Pemogokan Tenaga Kerja.
Dalam menjalankan kegiatan usaha dan operasional, Perseroan membutuhkan tenaga kerja dalam
jumlah yang banyak. Apabila terjadi pemogokan tenaga kerja secara masal, maka hal tersebut
dapat mengganggu proses produksi yang mengakibatkan tidak terpenuhinya target produksi.
8. Risiko Ketepatan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Pemasangan Produk.
Perseroan dimungkinkan untuk menerima pekerjaan sampai dengan terpasang sesuai
kontrak dengan pelanggan. Dalam menjalankan pekerjaan sampai dengan terpasang,
Perseroan menghadapi risiko keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan pemasangan yang
dapat disebabkan oleh faktor cuaca, kelangkaan material pendukung, kelangkaan peralatan,
kemampuan mitra kerja maupun SDM di lapangan. Akibat keterlambatan waktu pelaksanaan
ini Perseroan dimungkinkan menghadapi klaim denda keterlambatan dari pelanggan.
Apabila klaim tersebut cukup signifikan, maka akan mengganggu citra Perseroan dan dapat
mempengaruhi tidak tercapainya target keuangan Perseroan.
9. Risiko Pengangkutan
Selama ini Perseroan melakukan pengangkutan produk Perseroan menuju lokasi proyek sesuai
kontrak dengan menggunakan angkutan darat dan/atau angkutan laut. Untuk angkutan darat
sebagian besar menggunakan trailler dan untuk angkutan laut menggunakan Ponton. Sesuai dengan
karakteristik produk yang dihasilkan oleh Perseroan, produk yang dikirim merupakan barang berat,
mudah pecah dan mudah cacat apabila dalam pengangkatan, perletakan dan pengamanan produk
di alat angkut tidak ditangani sesuai dengan instruksi kerja yang diisyaratkan. Faktor cuaca seperti
halnya banjir dan gelombang laut yang tinggi merupakan hal yang dapat menghambat pengiriman
produk sesuai jadwal yang telah disepakati didalam kontrak. Perseroan akan menghadapi kerugian
apabila didalam pengiriman produk diperlukan biaya tambahan untuk pengamanan produk, biaya
tambahan waktu tunggu bongkar ponton dan biaya percepatan pengiriman yang tertunda akibat
pengiriman terkendala atau terhambat oleh faktor cuaca.
10. Risiko Sebagai Perusahaan Induk
Sebagai Perusahaan Induk, Perseroan bergantung kepada kegiatan, serta pendapatan
Entitas Anak. Jika terjadi penurunan kinerja dalam kegiatan dan pendapatan Entitas Anak,
maka akan dapat berdampak kepada penurunan pendapatan Perseroan. Perseroan tidak dapat
menjamin bahwa tidak akan terjadi penurunan atau Perseroan akan mampu mengurangi dampak
dari penurunan tersebut.

41

B. RISIKO USAHA YANG BERHUBUNGAN DENGAN SAHAM


1. Kondisi Pasar Modal Indonesia dapat mempengaruhi harga dan likuiditas saham Perseroan.
Perseroan telah mengajukan permohonan pencatatan saham di BEI dan saat ini belum terdapat
perusahaan sejenis dengan Perseroan yang tercatat di BEI, sehingga tidak ada jaminan bahwa
pasar untuk saham Perseroan akan berkembang atau, jika pasar berkembang, saham Perseroan
akan likuid. Pasar Modal Indonesia kurang likuid dan tidak stabil, dan memiliki standar pelaporan
yang berbeda, dibandingkan pasar modal di negara-negara maju. Harga-harga di Pasar Modal
Indonesia juga cenderung lebih tidak stabil dibandingkan dengan pasar modal lainnya. Oleh karena
itu, Perseroan tidak bisa memprediksi apakah pasar perdagangan untuk saham Perseroan dapat
berkembang atau apakah pasar tersebut akan likuid.
2. Harga Penawaran atas Saham Yang Ditawarkan Perseroan mungkin tidak dapat
mengindikasikan harga saham Perseroan yang akan berlaku di pasar perdagangan saham,
dan harga Saham Yang Ditawarkan Perseroan mungkin dapat berfluktuasi.
Harga Penawaran atas saham yang ditawarkan Perseroan ditentukan setelah proses penawaran
awal dan berdasarkan kesepakatan antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek;
dimana mungkin tidak dapat mengindikasikan harga yang akan berlaku di pasar perdagangan
saham. Para pemegang saham mungkin tidak dapat menjual saham di harga yang diharapkan
oleh pemegang saham.
Harga saham yang ditawarkan setelah penawaran mungkin dapat berfluktuasi secara luas dan
dapat diperdagangkan pada harga di bawah Harga Penawaran secara signifikan, tergantung pada
beberapa faktor, termasuk :






Perbedaan antara realisasi kinerja keuangan dan usaha Perseroan dengan ekspektasi para
investor dan analis atas kinerja keuangan dan usaha Perseroan;
Pengumuman yang dibuat oleh Perseroan terkait dengan penambahan kapasitas produksi
atau cakupan wilayah penjualan;
Perubahan rekomendasi atau persepsi para analis terhadap Perseroan dan Indonesia;
Perubahan ekonomi, politik, sosial atau kondisi Pasar secara umum di Indonesia;
Keterlibatan Perseroan dalam proses pengadilan atau sengketa;
Perubahan harga saham perusahaan-perusahaan asing (terutama Asia) dan di pasar
berkembang; dan
Fluktuasi indeks pasar saham.

C. RISIKO USAHA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONDISI DI INDONESIA


1. Risiko Ketentuan Negara Lain.
Kewajiban-kewajiban dari para pemegang saham mayoritas, anggota Dewan Komisaris dan
Direksi berdasarkan hukum Indonesia terhadap para pemegang saham minoritas kemungkinan
lebih terbatas dibandingkan dengan pengaturan di negara-negara lain. Oleh karena itu, para
pemegang saham minoritas kemungkinan tidak dapat melindungi kepentingan mereka berdasarkan
hukum Indonesia yang berlaku saat ini sampai sejauh yang berlaku di negara-negara lain.
Prinsip-prinsip hukum Perseroan seperti keabsahan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan,
fiduciary duty yang dibebankan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan pemegang saham
pengendali Perseroan, serta hak-hak yang dimiliki oleh para pemegang saham minoritas diatur
di dalam UUPT dan Anggaran Dasar Perseroan. Prinsip-prinsip hukum tersebut dapat berbeda
dari prinsip-prinsip yang berlaku jika Perseroan didirikan dalam yurisdiksi di luar Indonesia.
Secara khusus, konsep-konsep yang terkait dengan fiduciary duty dari Manajemen belum teruji
di pengadilan Indonesia. Gugatan derivatif yang diajukan sehubungan dengan tindakan-tindakan
dari Direksi dan Dewan Komisaris hampir tidak pernah diajukan atas nama Perseroan terkait
atau diuji di hadapan pengadilan Indonesia, dan hak-hak para pemegang saham minoritas baru
diatur pada tahun 1995 serta belum terbukti dalam prakteknya. Bahkan meskipun berdasarkan
hukum Indonesia hal tersebut dapat dilaksanakan, belum adanya preseden pengadilan dapat
menjadikan proses gugatan perdata tersebut menjadi lebih sulit. Dengan demikian, tidak ada
kepastian bahwa hak atau ganti rugi bagi para pemegang saham minoritas akan sama, atau sama
luasnya, dengan yang berlaku di yurisdiksi lain atau memadai untuk melindungi kepentingan para
pemegang saham minoritas.

42

2. Risiko Perubahan Kebijakan atau Peraturan Pemerintah


Hukum dan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh institusi Pemerintah,
terutama peraturan yang berlaku di Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian BUMN,
Kementerian Perdagangan, KementerianPerindustrian, Kementerian Keuangan, Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Peraturan Daerah dapat mempengaruhi Perseroan dalam
menjalankan kegiatan usahanya.
Dalam menjalankan proses produksinya, kegiatan pemasaran dan distribusi produk-produknya,
Perseroan wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan-peraturan
tersebut mengatur hal-hal yang berkaitan dengan standar produk, lingkungan, kesehatan,
ketenagakerjaan, perpajakan dan keamanan. Perseroan juga wajib mengikuti peraturan yang
berhubungan dengan persyaratan perizinan, praktek perdagangan, penetapan harga, serta pajak.
Meskipun Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha Perseroan telah mematuhi seluruh
peraturan yang berlaku, pemenuhan kewajiban atas peraturan-peraturan baru atau perubahannya
atau interpretasinya maupun pelaksanaannya, serta perubahan terhadap interpretasi atau
pelaksanaan hukum dan peratururan perundang-undangan yang telah ada dapat berdampak
material dan negatif terhadap kegiatan dan kinerja operasional Perseroan. Selain itu, apabila
Perseroan tidak mematuhi hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka
Perseroan dapat dikenakan sanksi perdata, termasuk denda, hukuman atau penarikan produk
serta sanksi-sanksi pidana lainnya.
Risiko ini dapat timbul untuk proyek-proyek yang berasal dari Pemerintah, swasta, BUMN/BUMD,
ataupun pelanggan luar negeri. Hal ini akan berpengaruh terhadap tertundanya pekerjaan/proyek
tersebut, sehingga dapat mengurangi pendapatan Perseroan. Selain itu juga terdapat proyekproyek yang berasal dari luar negeri dimana terdapat perbedaan kebijakan yang dikeluarkan oleh
Pemerintah setempat yang dapat membatasi lalu lintas dana antar negara sehingga mempengaruhi
pendapatan dan arus kas masuk Perseroan.
Selain itu peraturan ketenagakerjaan, perubahan hukum, dan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai upah minimum dan kebebasan serikat pekerja juga dapat mengakibatkan
meningkatnya permasalahan dalam hubungan industrial, yang mana hal tersebut dapat berdampak
material pada kegiatan operasional Perseroan apabila terjadi pemogokan kerja secara masal.
MANAJEMEN PERSEROAN DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA PERSEROAN TELAH
MENGUNGKAPKAN SELURUH RISIKO USAHA MATERIAL YANG DISUSUN BERDASARKAN
BOBOT RISIKO TERHADAP KEGIATAN USAHA UTAMA DAN KEUANGAN PERSEROAN.

43

VII. KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN


AUDITOR INDEPENDEN
Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan
dan hasil usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal laporan auditor independen tertanggal
14 Februari 2014 atas laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah
diaudit oleh KAP HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, kecuali:
1. Penegasan Asfiah Mahdiani sebagai Komisaris Independen sebagaimana termaktub dalam
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat PT Wijaya Karya Beton Tbk disingkat
PT WIKA Beton Tbk No. 17 Tanggal 19 Februari 2014 yang dibuat di hadapan
Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan dan telah diterima dan dicatat
di dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10-06990 tanggal 26 Februari 2014 serta telah
didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0015322.AH.01.09. Tahun 2014 tanggal
26 Februari 2014;
2. Persetujuan atas Laporan Keuangan per 31 Desember 2013 yang telah disetujui oleh RUPS
Tahunan Perseroan sebagaimana termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham
Di Luar Rapat PT Wijaya Karya Beton Tbk disingkat PT WIKA Beton Tbk No. 18 Tanggal 20 Februari
2014 yang dibuat di hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan;
3. Pergantian Organ Komite Audit Perseroan sebagaimana termuat dalam Surat Keputusan
Dewan Komisaris PTWijayaKarya Beton Tbk No. MJ.04.01/WB-0A.037/2014 tanggal 21 Februari
2014;
4. Pengangkatan Priyo Suprobo sebagai Komisaris Independen Perseroan dan Muhammad Zulkarnain
sebagai Direktur Independen Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan
Pemegang Saham Di Luar Rapat PTWijaya Karya Beton Tbk disingkat PT WIKA Beton Tbk
No. 16 Tanggal 14 Maret 2014 yang dibuat di hadapan Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H.,
M.Kn., pengganti dari Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan dan
telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10-11876 tanggal
19 Maret 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah
No. AHU-0023527.AH.01.09. Tahun 2014 tanggal 19 Maret 2014.

44

VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS


ANAK
A. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN
Perseroan didirikan dengan nama PT Wijaya Karya Beton di Jakarta sebagaimana termaktub
dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Wijaya Karya Beton No. 44 tanggal 11 Maret 1997,
yang dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di
Jakarta juncto akta Pemasukan, Pengeluaran dan Perubahan Anggaran Dasar No. 39 tanggal
19 November 1997, yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta
yang telah memperoleh pengesahan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya
No.C2-12776.HT.01.01.TH.97 tanggal9Desember 1997 serta telah didaftarkan di Kantor Pendaftaran
Perseroan Kotamadya Jakarta Selatan di bawah No.2096/BH.09.03/I/98 tanggal 13 Januari 1998 dan
telah diumumkan dalam Tambahan No. 2832, BNRI No. 43 tanggal29Mei 1998 (Akta Pendirian).
Perseroan memulai kegiatan operasionalnya sejak tanggal 11 Maret 1997.
Anggaran Dasar Perseroan yang dimuat dalam Akta Pendirian tersebut di atas telah mengalami
beberapa kali perubahan, perubahan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana termaktub dalam akta
Pernyataan Keputusan Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar No.67tanggal 8 Agustus 2008 dibuat di
hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham sesuai
dengan Surat Keputusannya No. AHU-65006.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 17September 2008, dan
telah diumumkan dalam Tambahan No. 401 BNRI No. 4 tanggal 12 Januari 2010, (AktaNo.67/2008).
Anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan dan perubahan-perubahan
anggaran dasar Perseroan terhitung sejak Perseroan menyesuaikan anggaran dasarnya dengan UUPT
sebagaimana termaktub dalam AktaNo. 67/2008 adalah sebagaimana termaktub dalam akta-akta
sebagai berikut:
1. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat No. 94 tanggal 15 Juli 2011 dibuat
di hadapan SriIsmiyati, S.H., Notaris di Kota Jakarta Utara, yang telah mendapat persetujuan
Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-37586.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal
26 Juli 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0061529.AH.01.09.
Tahun 2011 tanggal 26 Juli 2011 serta telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah
No. AHU.AH.01.1025130 tanggal 3 Agustus 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan
di bawah No. AHU-0064376.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 3 Agustus 2011, yang mengubah
ketentuan Pasal 3 tentang maksud, tujuan serta kegiatan usaha Perseroan dan Pasal 11 tentang
tugas, wewenang dan kewajiban Direksi.
2. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat No. 9 tanggal 16 Januari 2013
dibuat di hadapan Karin Christiana Basoeki, S.H., Notaris di Jakarta Pusat, yang telah mendapat
persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-04015.AH.01.02.
Tahun 2013 tanggal 4 Februari 2013 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah
No. AHU-0006857.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 4 Februari 2013, yang mengubah ketentuan
Pasal 1 ayat 1 tentang tempat kedudukan dan Pasal 3 ayat 3 tentang kegiatan usaha Perseroan.
3.
Akta
Pernyataan
Keputusan
Pemegang
Saham
Di
Luar
Rapat
No.
57
tanggal 23 Agustus 2013 dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta Utara,
yang telah mendapat persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya
No. AHU-46501.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 3 September 2013 serta telah didaftarkan dalam
Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0083095.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 3 September 2013
yang mengubah ketentuan Pasal 3 ayat 3 tentang maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
(Akta No. 57/2013).

45

4. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar
PT Wijaya Karya Beton Disingkat PT WIKA Beton No. 01 tanggal 6 Januari 2014, yang dibuat di
hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan dan telah mendapat
persetujuan Menkumham sesuai dengan SuratKeputusannya No. AHU-00972.AH.01.02.
Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah
No. AHU-0001842.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 8 Januari 2014 yang mengubah ketentuan
Pasal 4 sehubungan dengan peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor dalam
Perseroan (Akta No. 01/2014).
5. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar
PT Wijaya Karya Beton disingkat PT WIKA Beton No. 03 tanggal 8 Januari 2014, yang dibuat di
hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan dan telah mendapat
persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-01257.AH.01.02.
Tahun 2014 tanggal 9 Januari 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah
No. AHU-0002307.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 9 Januari 2014 serta telah diterima dan
dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10-01308 tanggal 10 Januari 2014 dan
telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0002925.AH.01.09.Tahun 2014
tanggal 10 Januari 2014 yang mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar untuk disesuaikan
dengan Peraturan No. IX.J.1 (Akta No. 03/2014).
Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan sebagaimana dimuat dalam Akta No. 03/2014
adalah sebagai berikut :
1. Berusaha dalam bidang perdagangan dan industri beton, jasa konstruksi, dan bidang usaha lain
yang terkait.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha utama sebagai berikut:
Melakukan Perencanaan, Produksi, Penjualan, Pemasangan dan Pelaksanaan Konstruksi
produk-produk beton, antara lain:
a) Tiang Transmisi dan distribusi kelistrikan dan tiang telepon;
b) Tiang pancang;
c) Bantalan jalan rel;
d) Produk beton untuk jembatan;
e) Produk beton untuk dinding penahan tanah;
f) Pipa;
g) Produk beton untuk bangunan gedung;
h) Produk beton untuk bangunan maritim;
j) Produk-produk beton lainnya.
Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dalam bidang
usaha:
a) Sipil;
b) Elektrikal;
c) Postensioning.
Melakukan Perencanaan, Produksi, dan Penjualan produk/komponen bahan bangunan.
Melakukan usaha impor dan ekspor yang terkait dengan kegiatan usaha tersebut pada huruf
a, b dan c di atas.

46

3. Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan
usaha penunjang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk:
Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dalam bidang
usaha:
a) Arsitektur;
b) Mekanikal;
c) Tata Lingkungan;
d) Pemasangan Komponen Bangunan Berat (heavy lifting);
e) Jasa Pelaksanaan Konstruksi lainnya.
Memproduksi dan menjual beton siap pakai (ready mix);
Melakukan pengelolaan sumber material alam/quarry;
Melakukan usaha perencanaan, pemasangan, dan manajemen produk beton;
Melakukan pemanfaatan fly ash batu bara dan copper slag serta pengelolaan limbah B3;
Melakukan perencanaan, pengelolaan, penjualan, pembelian, sewa menyewa dan perdagangan
bidang usaha kepelabuhan dan dermaga (jetty);
Melakukan penambangan sumber material alam atau quarry;
Melakukan Perencanaan, Produksi, Penjualan dan Perdagangan produk/sumber material
alam atau quarry;
Melakukan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengelolaan, Penjualan, Pembelian, Sewa-menyewa
dan Perdagangan Jasa Usaha Angkutan Darat dan Laut;
Melakukan usaha industri dan perdagangan peralatan produksi beton;
Melakukan usaha industri dan perdagangan bahan kimia semen;
Melakukan usaha industri dan perdagangan baja pra tegang;
Melakukan usaha industri dan perdagangan semen;
Melakukan Usaha Investasi.
Perseroan juga dapat menjalankan segala sesuatu yang selaras dengan maksud dan tujuan tersebut
di atas dan setiap kegiatan yang berhubungan baik atas tanggungan sendiri maupun bersama-sama
dengan orang lain atau badan lain, dengan cara dan bentuk yang sesuai dengan keperluan, dengan
mengindahkan Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.
B. IZIN-IZIN YANG WAJIB DIPENUHI PERSEROAN DALAM RANGKA PROSES PRODUKSI
No.
Lokasi
1. . PPB Karawang
Jl. Surya Madya III
Kav. 1-34, Kawasan
Industri Surya Cipta,
Desa Kutanegara,
Kec. Ciampel,
Kab,Karawang

Izin Usaha Industri


Keputusan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Energi Kabupaten
Karawang No.503/636/16/IUI/PERINDUSTRIAN tanggal 26 Mei 2011 tentang Izin Usaha
Industri kepada Perseroan untuk pabrik yang beralamat di Jl. Surya Madya III Kav. I-34,
Desa Kutanegara, Kecamatan Ciampel, Karawang, Provinsi Jawa Barat dan berlaku selama
Perseroan masih melaksanakan kegiatannya.

2.

PPB Bogor
Jl. Raya Narogong
Km.26 Desa kembang
Kuning
Kec. Klapanunggal,
Kab. Bogor,
Jawa Barat

Surat Izin No. 96/11/IPI-Kimia/B/XI/08 tanggal 27 November 2008, yang diterbitkan oleh
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor tentang Perluasan Industri
kepada Perseroan untuk menjalankan perusahaan industri barang dari semen dan kapur untuk
konstruksi dan berlaku hingga 27November 2013.

PPB Boyolali
Jl. Raya BoyolaliSolo Km. 4,5
Kel. Mojosongo,
Kec. Mojosongo,
Kab. Boyolali

Surat Izin Usaha Industri No. 073/11.32/SIUI.B/VI/2012-P2 tanggal 25 Juni 2012, yang
diterbitkan oleh Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten
Boyolali kepada Perseroan dan berlaku hingga 14 Juli 2017.

3.

Catatan:
Berdasarkan keterangan dari Perseroan, saat ini Perseroan sedang dalam proses pengurusan
perpanjangan izin usaha industri sebagaimana dibuktikan dengan Tanda Terima Berkas
Pendaftaran tanggal 13 Januari 2014 yang diterbitkan oleh Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun demikian dalam menjalankan kegiatan
usahanya Perseroan telah memiliki Izin Prinsip Penanaman Modal Dalam Negeri No. 07/32/IP/
PMDN/2014; No. Perusahaan 9389.2014 tanggal 4 Februari 2014.

47

No.
Lokasi
4.
PPB Sumatera Utara
Jl. Medan-Binjai
Km. 15,5 No. 1 Diski,
Desa Sei Semayang,
Kec. Sunggal, Kab. Deli
Serdang

Izin Usaha Industri


Petikan
Keputusan
Bupati
Deli
Serdang
No.
12.536/DU-IB/993/012/XII/2011
tanggal 14 Desember 2011 tentang Perpanjangan Izin Usaha Industri kepada Perseroan dan
wajib mendaftar ulang setiap 5 tahun sekali selambat-lambatnya tanggal 10 Oktober 2016.

5.

PPB Majalengka
Jl. Raya Burujul Kulon,
Kec.Jatiwangi,
Kab. Majalengka

Izin Usaha Industri No. 530/001/1UI-Her/XI-BPPTPM/2013 tanggal 22 November 2013,


yang diterbitkan oleh Kepala Badan Pelayanan Terpadu Kabupaten Majalengka atas nama
Bupati Majalengka kepada Perseroan.

6.

PPB Sulawesi Selatan Surat Izin Walikota Makassar No. 503/0022/IUI-P/13/KPAP tanggal 24 Oktober 2013,
Jl. Kima Raya Kav.
yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Administrasi Perizinan atas nama Walikota
S/4-5-6, Makassar
Makassar tentang Izin Usaha Industri (IUI) dan berlaku hingga 24 Oktober 2018.

7.

PPB Pasuruan
Jl. Raya Kejapanan
No. 323. Gempol
Pasuruan

PPB Lampung
Jl. Raya Tegineneng
Km. 34,5 Desa
Bumi Agung, Kec.
Tegineneng, Kab.
Pesawaran, Prov.
Lampung.

8.

Keputusan Kepala Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Kabupaten Pasuruan


No. 530/56/424.061/2003 tanggal 6 Oktober 2003 tentang Izin Usaha Industri Besar Industri
Barang Dari Semen dan Kapur Untuk Konstruksi (Melalui Tahap Persetujuan Prinsip) kepada
Perseroan dan berlaku selama Perseroan masih melaksanakan kegiatannya.
Izin Usaha Industri No. 503/02/KPMPPT/IUI/2012 tanggal 19 Maret 2012 yang diterbitkan oleh
Kepala Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Pesawaran
atas nama Bupati Pesawaran kepada Perseroan dan berlaku selama Perseroan masih
melaksanakan kegiatannya.


C. PERKEMBANGAN PERMODALAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN
Perkembangan permodalan Perseroan terhitung sejak pendirian pada tahun 1997 sampai dengan
tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut:
Tahun 1997
Sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian, struktur permodalan dan susunan pemegang saham
Perseroan pada saat pendirian adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
-
PT Wijaya Karya (Persero)
- Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT Wijaya Karya (Persero)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

48

Nilai Nominal Rp1.000.000,00 Per Saham


Jumlah Nilai
Jumlah Saham
(%)
Nominal (Rp)
40.000
40.000.000.000

12.350
12.350.000.000
95,00
650
650.000.000
5,00
13.000
13.000.000.000
100,00
27.000
27.000.000.000

Tahun 1999
Pada tanggal 12 Agustus 1999, RUPSLB Perseroan telah menyetujui untuk meningkatkan modal
dasar dari semula Rp40.000.000.000 menjadi Rp44.500.000.000 dan meningkatkan modal
ditempatkan/disetor dari semula Rp13.000.000.000 menjadi Rp44.500.000.000 yang diambil
bagian oleh para pemegang saham Perseroan, yaitu PTWijayaKarya (Persero) sebanyak 31.260
saham dengan nilai nominal seluruhnya Rp31.260.000.000 dan YayasanKesejahteraan Pegawai
PT Wijaya Karya sebanyak 240 saham dengan nilai nominal seluruhnya Rp240.000.000.
Keputusan RUPSLB Perseroan tersebut adalah sebagaimana dinyatakan dalam Akta Pernyataan
Keputusan Rapat No. 37 tanggal12Agustus 1999 dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H.,
Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya
No. C-18081.HT.01.04.Th.99 tanggal 25 Oktober 1999, dan telah didaftarkan pada Kantor Pendaftaran
Perseroan Kotamadya Jakarta Timur di bawah No. 246/BH.09.04/IV/2000 tanggal19April 2000, serta
telah diumumkan dalam Tambahan No. 3970 BNRI No. 59 tanggal 25 Juli 2000. Setelah peningkatan
modal dasar, ditempatkan dan disetor Perseroan tersebut, struktur permodalan dan susunan pemegang
saham dalam Perseroan menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
-
PT Wijaya Karya (Persero)
- Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT Wijaya Karya (Persero)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

Nilai Nominal Rp1.000.000,00 Per Saham


Jumlah Nilai
Jumlah Saham
(%)
Nominal (Rp)
44.500
44.500.000.000

43.610
43.610.000.000
98,00
890
890.000.000
2,00
44.500
44.500.000.000
100,00

Tahun 2003
Pada tanggal 22 Desember 2003, RUPSLB Perseroan telah menyetujui untuk meningkatkan modal
dasar dari semula Rp44.500.000.000 menjadi Rp178.000.000.000 meningkatkan modal ditempatkan
dan disetor dari semula Rp44.500.000.000 menjadi Rp80.000.000.000 yang diambil bagian oleh para
pemegang saham Perseroan yaitu PTWijayaKarya (Persero) sebanyak 34.790 saham dengan nilai
nominal seluruhnya sebesar Rp34.790.000.000 dan Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT Wijaya Karya
sebanyak 710 saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp710.000.000 serta mengubah nilai
nominal masing-masing saham dari semula Rp1.000.000 per saham menjadi Rp100,00 per saham
Keputusan RUPSLB Perseroan tersebut adalah sebagaimana dinyatakan dalam Akta Perubahan
Anggaran Dasar PT Wijaya Karya Beton No. 81 tanggal 22 Desember 2003 dibuat di hadapan
Nila
Noordjasmani
Soeyasa
Besar,
S.H.,
pengganti
dari
Imas
Fatimah,
S.H.,
Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya
No. C-00737.HT.01.04.TH.2004 tanggal 12 Januari 2004, dan telah didaftarkan pada Kantor
Pendaftaran Perseroan Kotamadya Jakarta Timur di bawah No. 279/BH.09-04/11/II/2004
tanggal 24 Februari 2004, serta telah diumumkan dalam Tambahan No. 2448 BNRI No. 20
tanggal 9 Maret 2004. Setelah peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor serta nilai nominal
saham Perseroan tersebut, struktur permodalan dan susunan pemegang saham dalam Perseroan
menjadi sebagai berikut :
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
-
PT Wijaya Karya (Persero)
- Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT Wijaya Karya (Persero)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

49

Nilai Nominal Rp100,00 Per Saham


Jumlah Nilai
Jumlah Saham
Nominal (Rp)
1.780.000.000
178.000.000.000

784.000.000
78.400.000.000
16.000.000
1.600.000.000
800.000.000
80.000.000.000
980.000.000
98.000.000.000

(%)

98,00
2,00
100,00

Tahun 2004
Pada tanggal 18 Juni 2004, PT Wijaya Karya (Persero) selaku pemilik 784.000.000 saham dalam
Perseroan telah menjual sebagian sahamnya sebanyak 156.800 (seratus lima puluh enam ribu
delapan ratus) saham dalam Perseroan kepada KKMS sebagaimana termaktub dalam Akta
Perjanjian Jual Beli Saham No. 72 tanggal 18 Juni 2004, yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H.,
Notaris di Jakarta. Jual beli saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari (i) Menteri Badan
Usaha Milik Negara sebagaimana termaktub dalam Surat Persetujuan No. S-294/MBU/2004
tanggal 9 Juni 2004 perihal Persetujuan Untuk Pelepasan Penyertaan Saham Pada Perseroan Anak; dan
(ii) RUPSLB Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Pemegang
Saham di Luar Rapat PT Wijaya Karya Beton No. 63 tanggal 17Juni 2004, yang dibuat di hadapan
Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta (Akta No. 63/2004).
Sebagaimana termaktub dalam Akta No. 63/2004, pelepasan kepemilikan saham
PT Wijaya Karya (Persero) kepada/melalui KKMS merupakan penjualan saham kepada pengurus dan
karyawan PTWijayaKarya(Persero) dan Perseroan anak dengan skema MESOP, struktur permodalan
dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Koperasi Karya Mitra Satya
- Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT Wijaya Karya (Persero)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

Nilai Nominal Rp100,00 Per Saham


Jumlah Nilai
Jumlah Saham
Nominal (Rp)
1.780.000.000
178.000.000.000

627.200.000
62.720.000.000
156.800.000
15.680.000.000
16.000.000
1.600.000.000
800.000.000
80.000.000.000
980.000.000
98.000.000.000

(%)

78,40
19,60
2,00
100,00

Adapun skema MESOP yang dilaksanakan tersebut adalah berupa kepemilikan unit penyertaan saham
pada Perusahaan Anak WIKA untuk pegawai dan pengurus melalui KKMS sebesar 19,6%. Program
MESOP tersebut telah sepenuhnya selesai pada tahun 2007 dan jumlah total saham pada saat itu yang
dimiliki oleh KKMS yang merupakan perwakilan unit penyertaan saham karyawan, sebesar 156.800.000
lembar saham, dan pemegang saham lainnya sebesar 643.200.000 lembar saham.
Tahun 2007
Pada tanggal 30 April 2007, Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. selaku
pemilik 16.000.000 saham dalam Perseroan telah menjual sebagian sahamnya sebanyak 5.680.000
saham dalam Perseroan kepada KKMS sebagaimana termaktub dalam akta Jual Beli Saham
No. 16 tanggal 30 April 2007, yang dibuat di hadapan Hambit Maseh, S.H., Notaris di Jakarta.
Jual beli saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari RUPSLB Perseroan sebagaimana
termaktub dalam akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Wijaya Karya
Beton No. 15 tanggal30April 2007, yang dibuat di hadapan Hambit Maseh, S.H., Notaris di Jakarta,
struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Koperasi Karya Mitra Satya
- Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT Wijaya Karya (Persero)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

50

Nilai Nominal Rp100,00 Per Saham


Jumlah Nilai
Jumlah Saham
Nominal (Rp)
1.780.000.000
178.000.000.000

627.200.000
62.720.000.000
162.480.000
16.248.000.000
10.320.000
1.032.000.000
800.000.000
80.000.000.000
980.000.000
98.000.000.000

(%)

78,40
20,31
1,29
100,00

Selain menyetujui pengalihan saham sebagaimana diuraikan di atas, RUPSLB Perseroan


telah menyetujui untuk meningkatkan modal dasar dari semula Rp178.000.000.000,00 menjadi
Rp460.000.000.000,00 meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari semula Rp80.000.000.000,00
menjadi Rp115.000.000.000,00 yang diambil bagian secara proposional oleh para pemegang saham
Perseroan. Setelah peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor Perseroan tersebut, struktur
permodalan dan susunan pemegang saham dalam Perseroan menjadi sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Koperasi Karya Mitra Satya
- Yayasan Kesejahteraan Pegawai PT Wijaya Karya (Persero)
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

Nilai Nominal Rp100,00 Per Saham


Jumlah Nilai
Jumlah Saham
Nominal (Rp)
4.600.000.000
460.000.000.000

901.600.000
90.160.000.000
233.565.000
23.356.500.000
14.835.000
1.483.500.000
1.150.000.000
115.000.000.000
3.450.000.000
345.000.000.000

(%)

78,40
20,31
1,29
100,00

Tahun 2013
Pada tanggal 20 Desember 2013, KKMS selaku pemilik 233.565.000 saham dalam Perseroan telah
menjual sebagian sahamnya sebanyak 65.027.233 dalam Perseroan kepada Perseroan sebagaimana
termaktub dalam Akta Jual Beli Saham No. 52 tanggal 20 Desember 2013, yang dibuat di hadapan
Mochamad Nova Faisal, S.H., Notaris di Kota Jakarta Selatan. Jual beli saham tersebut telah
memperoleh persetujuan dari RUPSLB Perseroan sebagaimana termaktub dalam akta Pernyataan
Keputusan Pemegang Saham di Luar Rapat PT Wijaya Karya Beton No. 51 tanggal 20 Desember 2013,
yang dibuat di hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., Notaris di Kota Jakarta Selatan dan telah diterima
dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10-56091 tanggal 24 Desember 2013
serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-012-4162.AH.01.09.Tahun 2013
tanggal 24 Desember 2013, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan menjadi
sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.
- Koperasi Karya Mitra Satya
- Yayasan Wijaya Karya (d/h Yayasan Kesejahteraan Pegawai
PT Wijaya Karya (Persero))
- Perseroan
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

Nilai Nominal Rp100,00 Per Saham


Jumlah Nilai
Jumlah Saham
Nominal (Rp)
4.600.000.000
460.000.000.000

901.600.000
90.160.000.000
168.537.767
16.853.776.700

(%)

78,40
14,66

14.835.000

1.483.500.000

1,29

65.027.233
1.150.000.000
3.450.000.000

6.502.723.300
115.000.000.000
345.000.000.000

5,65
100,00

Maksud dan tujuan Perseroan membeli sebagian saham KKMS adalah untuk memperkuat struktur
kepemilikan modal Perseroan. Perseroan membeli saham tersebut dengan jumlah keseluruhan
transaksi sebesar Rp58.246.193.143.
Tahun 2014
Pada tanggal 6 Januari 2014, RUPSLB Perseroan telah menyetujui untuk meningkatkan modal dasar dari
semula sebesar Rp460.000.000.000 menjadi sebesar Rp2.668.000.000.000 dan meningkatkan modal
ditempatkan dan disetor Perseroan dari semula sebesar Rp115.000.000.000 menjadi Rp667.000.000.000.
Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut berasal dari kapitalisasi cadangan/Laba/retained
earnings/dividen saham/dividen interim sesuai dengan nilai Rp552.000.000.000 yang tercantum dalam
Laporan Keuangan Audited per 30 September 2013 dengan ketentuan kapitalisasi laba bersih tersebut
akan berlaku efektif apabila pada akhir tahun 2013 setelah penutupan buku, Perseroan mempunyai saldo
laba positif yang ditunjukan pada laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31Desember 2013.
Keputusan RUPSLB Perseroan tersebut adalah sebagaimana dinyatakan dalam Akta No. 01/2014.
Setelah peningkatan modal dasar, ditempatkan dan disetor Perseroan tersebut, struktur permodalan
dan susunan pemegang saham dalam Perseroan menjadi sebagai berikut:

51

Nilai Nominal Rp100,00 Per Saham


Jumlah Nilai Nominal
Jumlah Saham
(Rp)
26.680.000.000
2.668.000.000.000

5.229.280.000
522.928.000.000
977.519.049
97.751.904.900
86.043.000
8.604.300.000
377.157.951
37.715.795.100
6.670.000.000
667.000.000.000
20.010.000.000
2.001.000.000.000

Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
- Koperasi Karya Mitra Satya
- Yayasan Wijaya Karya
- Perseroan
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham Dalam Portepel

(%)

78,40
14,66
1,29
5,65
100,00

Maksud dari peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan yang signifikan dari Rp115 miliar
menjadi Rp667miliar yang berasal dari kapitalisasi cadangan laba/retained earnings/dividen saham/
dividen interim adalah untuk meningkatkan modal Perseroan dalam rangka melaksanakan Penawaran
Umum.
D. STRUKTUR ORGANISASI
Berikut ini adalah bagan struktur organisasi Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan:

Sumber: Perseroan

52

E.

PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN

Sebagaimana termaktub Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat PT Wijaya
Karya Beton Tbk disingkat PT Wika Beton Tbk No. 16 tanggal 14 Maret 2014, dibuat di hadapan
Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H., M.Kn., pengganti dari Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn.,
Notaris di Kota Jakarta Selatan dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah
No. AHU-AH.01.10-11876 tanggal 19 Maret 2014 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di
bawah No. AHU-0023527.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 19 Maret 2014 (Akta No. 16/2014), susunan
anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini
adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen

: Budi Harto
: Agustinus Boediono
: Tumik Kristianingsih
: Nariman Prasetyo
: Asfiah Mahdiani
: Priyo Suprobo

Direksi
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur Independen

: Wilfred Imanuel A. Singkali


: Entus Asnawi Mukhson
: Fery Hendriyanto
: Hadian Pramudita
: Hari Respati
: Muhammad Zulkarnain

53

Dewan Komisaris
Budi Harto, Komisaris Utama.
Warga negara Indonesia, lahir pada tanggal 11 September 1959 di Boyolali. Beliau
memperoleh gelar S2 di bidang Psikologi Industri dari Universitas Tujuh Belas
Agustus di Surabaya pada tahun 2002, Magister Manajemen dari Universitas
Gadjah Mada di Yogyakarta pada tahun 1997, dan Gelar Insinyur Tehnik Sipil dari
Universitas Sebelas Maret di Surakarta pada tahun 1983.
Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak Juli 2013.
Selain menjadi Komisaris Utama Perseroan saat ini beliau juga masih aktif
sebagai Direktur Operasi I di PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. sejak tahun 2008.
Sebelumnya beliau menjabat sebagai Komisaris Utama di PT Wijaya Karya
Gedung (2009-2010), Komisaris PT Wijaya Karya Intrade (2008-2009), General
Manager Sipil Umum PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (2008), General Manager
Operasi 1 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (2006-2007), Manager divisi Sipil
Umum II PT Wijaya Karya (Persero) DSU II (2002-2005), Manajer Komersial
PT Wijaya Karya (Persero) DSU II (2002), Manajer Proyek Wilayah Jawa
Timur dan Bali PT Wijaya Karya (Persero) DAK (2000-2001), Manajer Proyek
Perbaikan Jaringan Irigasi Di Tunjung Cc Madura PT Wijaya Karya (Persero)
DAK (2000), Manajer Proyek Pembangunan Dispersion Dam di Ds Jugosari
PT Wijaya Karya (Persero) DAK (2000), Manajer Proyek Pembangunan Embung
Mulur Kec. Bondosari Sukoharjo PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1999-2001),
Manajer Proyek Tanggul Pelindung Tebing Kali Jeroan PT Wijaya Karya (Persero)
DSU (1999-2001), Manajer Proyek Pekerjaan Saluran Kebon Agung Surabaya
PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1999-2000), Kepala Cabang PT Wijaya Karya
(Persero) Jawa Timur dan Bali PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1999-2002),
Manajer Proyek Pekerjaan Saluran Kebin Agung Surabaya PT Wijaya Karya
(Persero) DAK (1999), Kepala Cabang PT Wijaya Karya (Persero) Wilayah Timur
PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1999), Manajer Proyek Pekerjaan Kali Gunting
dan Kali Beng Jombang PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1999), Manajer Proyek
Pekerjaan Penyedia Sarana Air Baku Ponjong Kab. Gubung Kidul PT Wijaya
Karya (Persero) DAK (1999), Manajer Proyek Boezem Morokembangan Surabaya
PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1999), Manajer Proyek Bendungan Sangiran
PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1998-1999), Manajer Proyek Bandung Wonorejo
PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1997-1998), Manajer Proyek Irigasi Desa Lebak
di Jawa Barat PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1997), Manajer Proyek Bendung
Gerak Serayu di Jawa Tengah PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1991-1997),
Pelaksana Utama I Proyek Adit Lot D PLTA Singkarak PT Wijaya Karya (Persero)
DSU (1984-1991), Pelaksana Utama I Proyek PLTA Singkarak PT Wijaya Karya
(Persero) DSU(1989), Pelaksana Utama I Proyek Irigasi Citanduy CIA /II PT
Wijaya Karya (Persero) DSU (1987-1989), Staf Bagian Teknik Divisi Sipil Umum
Di Jakarta PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1987), Staf Teknik Proyek PLTA
Tanggari PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1984-1987). Beliau memulai karirnya
di PT Wijaya Karya (Persero) DSU sebagai Staff Teknik pada tahun 1984.

54

Agustinus Boediono, Komisaris


Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1954 di Asembagus.
Meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Katolik Parahyangan di
Bandung pada tahun 1980.
Saat ini menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak Juli 2013. Sebelumnya baliau
menjabat sebagai Komisaris PT Wijaya Karya Komponen Beton PT Wijaya Karya
Komponen Beton (2012-2013), Direktur Utama PT Wijaya Karya Beton (19972012), Manajer Divisi Produk Beton I merangkap Manajer Divisi Produk Beton II
PT. Wijaya Karya (Persero) DPB (1995-1997), Ketua Komite Pelaksana ISO 9000
(Ex Officio) PT. Wijaya Karya Divisi Produk Beton I (1994-1997), Manajer Divisi,
merangkap Manajer Produksi PT. Wijaya Karya (Persero) Divisi Produk Beton
I (1994-1997), Ketua Tim Pembangunan Pabrik Pipa Beton Sulawesi Selatan
PT Wijaya Karya DPB II (1996), Pjs Manajer Divisi Produk Beton II PT Wijaya
Karya (Persero) DPB II (1995), Manajer Produksi Kantor Pusat PT Wijaya Karya
(Persero) DPB (1991-1993), Penasehat Tim Modernisasi Pabrik PT Wijaya
Karya (Persero) (1993), Koordinator Tim Peningkatan Mutu Tiang Listrik Malaysia
PT Wijaya Karya (Persero) (1992-1993), Manajer Produksi Kantor Pusat
PT Wijaya Karya (Persero) DKK (1987-1990), Anggota Tim Persiapan
Pembentukan Divisi Komponen Konstruksi (DKK) PT. Wijaya Karya (Persero)
(1986), Manajer PPB Cibinong, merangkap Manajer Proyek Pembangunan KIW
PT. Wijaya Karya (Persero) (1986), Manajer Pabrik Tiang Beton Unit V Kejapanan
merangkap Kepala Pabrik Bantalan Kereta Api di Banyuwangi PT Wijaya Karya
(Persero) DPB (1984-1986), Pengawas Pembangunan Pabrik Tiang Beton
Bali PT Wijaya Karya (Persero) DPB (1984), Manajer Proyek Pembangunan
Pabrik Batalan Kereta Api di Banyuwangi Jawa Timur merangkap Kepala Pabrik
PT Wijaya Karya (Persero) DPB (1984), Pjs Manajer Pabrik Tiang Beton Unit
IV Boyolali PT Wijaya Karya (Persero) DPB (1982-1983), PMP Distribusi dan
Koordinasi Pelaksana Distribusi dan Erection Tiang Beton Wilayah Jawa Barat
PT Wijaya Karya (Persero) DPI (1982). Beliau mengawali karir di PT Wijaya Karya
(Persero) pada tahun 1981 sebagai Staf Teknik dan PMP Divisi Perdagangan
dan Industri.

55

Tumik Kristianingsih, Komisaris


Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 1 Mei 1966 di Surabaya.
Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di bidang Manajemen dari
Universitas Sebelas Maret di Surakarta pada tahun 1990.
Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Perseroan terhitung sejak
1 Desember 2012. Selain menjadi Komisaris Perseroan saat ini beliau juga
sebagai Kepala Bagian Perencanaan dan SDM di Kementerian Negara BUMN
dan Sekretaris Dewan Komisaris di PT Berdikari (Persero). Sebelumnya Beliau
menjabat sebagai Kasubbid Usaha, Infrastruktur, dan Logistik IIIb-1 Kementerian
Negara BUMN, Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik, Asdep Bidang
Usaha Infrastruktur dan Logistik III (2010-2012), Asdep Usaha Aneka Industri
Kementerian Negara BUMN, Deputi Bidang Usaha Lainnya (2008-2010), Kasubag
Administrasi SDM BUMN Kementerian Negara BUMN, Biro Perencanaan & SDM
(2006-2008), Kasubbid Perencanaan Usaha Niaga Kementerian Negara BUMN,
Deputi Logistik dan Pariwisata, Asdep Urusan Usaha Perdagangan (2002-2006),
Kasie Evaluasi Prasarana Perhubungan Udara, Pos & Telekomunikasi Kantor
Menteri Negara Pendayagunaan BUMN, Dit. Perhubungan, Telekomunikasi
dan Pariwisata (2001-2002), Sekretaris Dewan Komisaris PT Berdikari
(Persero) (2003-Sekarang), Sekretaris Dewan Komisaris PT Varuna Tirta
Prakasya (Persero) (2001-2010), PTT Kasie Pupuk II Kantor Menteri Negara
Pendayagunaan BUMN (1999-2001), Pj Kasie Pertanian dan Perikanan
Kantor Menteri Negara BUMN Bidang Perusahaan Kehutanan dan Perikanan,
Asdep Usaha Agro Industri (1998-1999), PPT Kasie Analisis Pendanaan dan
Sumber Daya Perusahaan Jasa Sarana Perhubungan Departemen Keuangan
RI, Ditjen Pembinaan BUMN, Dit. Perusahaan Jasa Umum (1997-1998),
PNS Departemen Keuangan RI, Ditjen Moneter, Dit. Pembinaan BUMN (19931997). Beliau mengawali karirnya sebagai CPNS Departemen Keuangan RI,
Ditjen Moneter, Dit. Pembinaan BUMN (1991-1993)

56

Nariman Prasetyo, Komisaris


Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 19 Oktober 1963 di Bandung.
Meraih gelar D3 dari Institut Teknologi Bandung pada tahun 1987, S1 Teknik Sipil
pada tahun 1998 dan S2 Manajemen Proyek dari Institut Teknologi Surabaya
pada tahun 2004.
Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak Juli 2013. Selain
menjadi Komisaris Perseroan saat ini beliau juga masih aktif sebagai General
Manajer Sipil Umum di PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Sebelumnya beliau
menjabat sebagai Manajer Proyek Jalan Tol Surabaya Mojokerto PT Wijaya
Karya (Persero) DSU (2009-2011), Manajer Divisi Sipil Umum III PT Wijaya
Karya (Persero) DSU III (2009-2010), Pjs Manajer Sipil Umum II PT Wijaya Karya
(Persero) DSU II (2009), Kepala Proyek Pekerjaan PLTG Sicanang Belawan
PT Wijaya Karya (Persero) DSU (2008-2009), Pjs Manajer Komersial Operasi
Sipil Umum I PT Wijaya Karya (Persero) DSU (2008), Manajer Proyek Bandara
Juanda Surabaya Paket IV PT Wijaya Karya (Persero) DSU II (2006-2007), Kepala
Proyek Sediment Pond Porong, Sidoarjo PT Wijaya Karya (Persero) DSU II
(2006), Tim Persiapan Proyek Simpang Susun Waru Juanda, Surabaya PT Wijaya
Karya (Persero) DSU (2005-2006), Manajer Konstruksi Proyek PLTU Cilacap
PT Wijaya Karya (Persero) DSU (2004-2005), Manajer Proyek Peningkatan
Jalan Eastern Indonesia Regon Transport Project PT Wijaya Karya (Persero)
DSU (2002-2005), Manajer Proyek Pengembangan Kali Kedurus di Jawa Timur
PT Wijaya Karya (Persero) DSU (2001-2002), Pjs Manajer Konstruksi, Pjs
Pelaksana Utama Proyek Bangunan Dispersion Dam PT Wijaya Karya (Persero)
DAK (2000), Pjs Manajer Konstruksi, Kepala Seksi Teknik Proyek Tanggul Kali
Jeroan Madiun PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1999-2000), Pjs Kepala Seksi
Quality Assurance Proyek Notopuro PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1998-1999),
Kepala Seksi Quality Assurance Proyek Bendungan Sangiran PT Wijaya Karya
(Persero) DAK (1998-1999), Staf Bagian Estimasi PT Wijaya Karya (Persero)
DAK (1997-1998), Pjs Kepala Seksi Teknik Proyek Irigasi Pedesaan, Jawa Timur
PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1996-1997), Pjs Pelaksana Utama Proyek
bendung Wonorejo PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1996), Pelaksana Utama
Proyek Embung Kengkang Lamongan Jawa Timur PT Wijaya Karya (Persero)
DAK (1995), Pelaksana Proyek Estuari Dam di NTB Scheduling Section Proyek
PLTGU Pasuruan PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1994), Pelaksana Proyek
Pengga 3 B di Mataram NTB PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1993-1994), Staf
Seksi Teknik Proyek Irigasi di Mataram NTB PT Wijaya Karya (Persero) DAK
(1990-1993). Beliau mengawali karirnya sebagai Staf Seksi Teknik Proyek Irigasi
Waruturi di Jawa Timur PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1988-1990).
Asfiah Mahdiani, Komisaris Independen
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 3 November 1956 di Gresik.
Beliau memperoleh gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Universitas Negeri Malang
di bidang Ilmu Ekonomi pada tahun 2004, Magister Manajemen dari Universitas
Tujuh Belas Agustus di Surabaya pada tahun 1998, dan Sarjana Teknik Fisika
dari Institut Teknologi Sepuluh November di Surabaya pada tahun 1983. Beliau
menjabat sebagai Komisaris Independen terhitung sejak tahun 2010.
Selain menjadi Komisaris Independen Perseroan, saat ini beliau juga masih aktif
sebagai Dosen di Institut Teknologi 10 November Surabaya. Sebelumnya beliau
mejabat sebagai Penasihat PT Fajar GemilangJakarta (2001-Sekarang), Dosen
Fakultas Teknik Universitas tujuh Belas AgustusSurabaya (1992-Sekarang),
Rektor Universitas KartiniSurabaya (1987-1991), Tenaga Ahli PT Inti Eka Fajar
Consultant- Surabaya (1984-Sekarang). Beliau mengawali karirnya sebagai
Direktur Utama PT Duta Karya KonsultanSurabaya (1984-2012).

57

Priyo Suprobo, Komisaris Independen


Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 11 September 1959 di Klaten.
Beliau memperoleh gelar Doktor Ilmu Teknil Sipil dari Purdue University di
Amerika Serikat pada tahun 1991, Magister Ilmu Teknik Sipil dari Institut Teknologi
Bandung di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1987 dan Sarjana Teknik Sipil dari
Institut Teknologi Surabaya di Surabaya pada tahun 1983.
Beliau menjabat sebagai Komisaris Independen terhitung sejak Maret 2014.
Sebelumnya beliau menjabat sebagai Ketua Senat Institut Teknologi Surabaya
(2012-2015), Rektor Institut Teknologi Surabaya (2007-2011), Dekan Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Surabaya (2003-2007), Pembantu
Dekan I Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Surabaya
(1999-2003), Kepala Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Surabaya (1997-2000),
Konsultan Proyek Lahan Gambut PT Wijaya Karya (Persero) Divisi Produk Beton
(1995-1997). Beliau mengawali karir di PT Wijaya Karya (Persero) pada tahun
1983-1984 di Divisi Produk Beton & Metal (DPBM).

Direksi

Wilfred Imanuel A. Singkali, Direktur Utama.


Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 21 Juli 1954 di Palu. Beliau
meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung di Bandung
pada tahun 1982.
Saat ini, beliau menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2012.
Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Direktur Teknik dan Produksi Perseroan
(20072012), Manajer Pengembangan Bisnis Perseroan (20072008),
Ps Manajer Pengembangan Bisnis Perseroan (20032007), Manegement
Representative ISO 9000 Perseroan (20022007), Ps Manajer Pengembangan
Bisnis Perseroan (20022007), Manajer Pengendalian Operasi Perseroan (2002
2007), Ps Manajer Produksi Wilayah Timur Perseroan (19992003), Ps Manajer
Pabrik PPb Sumatra Utara Perseroan (19991999), Ps Manajer Penelitian &
Pengembangan Perseroan (19991999), Ps Manajer Produksi Wilayah Timur
Perseroan (19981999), Manajer Produksi Wilayah Barat Perseroan (1997
2003), Manajer Produksi di PT Wijaya Karya (Persero) DPB I (19951997),
Tim Persiapan Pabrik Pipa Beton untuk Sulawesi Selatan di PT Wijaya Karya
(Persero) DPB I (19951995), Pjs Ka Bagian Sistem Pengendalian Mutu di
PT Wijaya Karya (Persero) DPB I (19951995), Pjs. Manajer Quality
Assurance di PT Wijaya Karya (Persero) DPB I (19951995), Manajer Teknik di
PT Wijaya Karya (Persero) DPB I (19951995), Pjs. Manajer Quality Assurance di
PT Wijaya Karya (Persero) DPB I (19941994), Manajer Teknik di PT Wijaya
Karya (Persero) DPB I (19941994), Manajer Teknik di PT Wijaya Karya (Persero)
DPB I (1992-1994), Pgs Ka Bagian Litbang di PT Wijaya Karya (Persero) DPB
I (1991-1992), Pgs Ka Bagian Teknik PT Wijaya Karya (Persero) DPB I (19911992), Ka Bagian Teknik PT Wijaya Karya (Persero) DPB I (1991-1992), Anggota
Tim Peningkatan Mutu TL Malaysia di PT Wijaya Karya (Persero) DKK (1990
1991), Ketua Pelaksana Tim Moderenisasi Pabrik di PT Wijaya Karya (Persero)
DKK (19901991), Ka Bagian Teknik di PT Wijaya Karya (Persero) DKK (19901990), Ka Bagian Engineering di PT Wijaya Karya (Persero) DKK (19891990),
Ka Bagian Teknik Produksi di PT Wijaya Karya (Persero) DKK (19881989),
Ka Bagian P.E.P di PT Wijaya Karya (Persero) DKK (1987). Beliau mengawali
karirnya sebagai Staf Litbang Biro Engineering PT Wijaya Karya (Persero) pada
tahun 1983.

58

Entus Asnawi Mukhson, Direktur


Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 24 Agustus 1962 di Pandeglang.
Beliau mendapatkan gelar Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen
PPM di Jakarta pada tahun 1998 dan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Islam Indonesia di Yogyakarta pada tahun 1986.
Saat Ini, Beliau Menjabat Sebagai Direktur Keuangan Dan SDM Perseroan
Sejak Tahun 2011. Sebelumnya Beliau Menjabat Sebagai Ps Sekretaris
Perseroan (20112012), Wakil Ketua Tim Persiapan Investasi PT Wijaya
Karya (Persero) (20102011), General Manajer Keuangan Di PT Wijaya
Karya (Persero). (2008-2011), Manajer Keuangan Dan Human Capital Di
PT Wijaya Karya (Persero) DBG (20082008), Manajer Keuangan dan Personalia
PT Wijaya Karya (Persero) DBG (2007-2008), Manajer Keuangan dan Personalia
PT Wijaya Karya (Persero) DSU (2005-2007), Manajer Keuangan dan Personalia
PT Wijaya Karya (Persero) DSU II (2002-2005), Rangkap Pjs. Kepala Bagian Umum
PT Wijaya Karya (Persero) DAK (2001-2002), Rangkap. Anggota Tim Penyusunan
KKB PT Wijaya Karya (Persero) DSU (2000-2010), Manajer Keuangan dan
Personalia PT Wijaya Karya (Persero) DAK (2000-2002), Manajer Keuangan
dan Personalia PT Wijaya Karya (Persero) DPH (1997-2000), Manajer Adm.
Dan Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) DPH (1996-1997), Manajer Umum
Proy. PLTGU Granti Pasuruan PT Wijaya Karya (Persero) DAK (1994-1996),
Pjs. Manajer Adm. Dan Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) DPK (1994), Ka
Bagian Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1992-1994), Pjs. Manajer
Administrasi Dan Keuangan Proyek Krueng Aceh PT Wijaya Karya (Persero)
DSU (1988-1992), Ka Seksi Administrasi Keuangan Proyek Pengendalian Banjir
Krueng Aceh PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1988-1989), Staf Keuangan
PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1988). Beliau Mengawali Karirnya Sebagai Staf
Bagian Akuntansi Dan Keuangan DSU PT Wijaya Karya (Persero) 1988.
Fery Hendriyanto, Direktur
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 22 April 1967 di Yogyakarta.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Gadjah Mada di
Yogyakarta pada tahun 1992.
Saati ini, beliau menjabat sebagai Direktur Teknik dan Produksi di Perseroan sejak
tahun 2012. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Ps Manajer Pengembangan
Bisnis Perseroan (2008-2010), Manajer Pengendalian Operasi Perseroan (20072012), Manajer Wilayah Penjualan Wilayah Penjualan V Perseroan (2006-2007),
Manajer Wilayah Penjualan Wilayah Penjualan IV Perseroan (2005-2006),
Ps Kasi Quality Assurance Wilayah Penjualan I Perseroan (1999-2000), Manajer
Wilayah Penjualan Wilayah Penjualan I Perseroan (1998-2005), Senior Sales
Engineer Perseroan (1997-1998), Kepala Seksi P.E.D UPPB DKI Jaya di
PT Wijaya Karya (Persero) DPB I (1996-1997), Kepala Seksi Quality Assurance
di UPPB DKI Jaya (1995-1996), Kabag Pengembangan Pasar di PT Wijaya Karya
(Persero) DPB I (1994-1994), Pjs Pengembangan Pasar di PT Wijaya Karya
(Persero) DPB (1994-1994). Beliau memulai karirnya sebagai Sales Engineer di
kantor pusat PT Wijaya Karya (Persero) DPB tahun 1993.

59

Hadian Pramudita, Direktur


Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 13 Maret 1961 di Garut.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Katolik Parahyangan di
Bandung pada tahun 1987.
Saat ini, beliau menjabat sebagai Direktur Pemasaran di Perseroan sejak tahun
2012. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Ps Manajer Penjualan Perseroan
(2012-sekarang), Manajer Penjualan Perseroan (2008-2012), Ps Manajer Wilayah
Penjualan III Perseroan (2006-2008), Manajer Wilayah Penjualan III Perseroan
(2005-2008), Merangkap Pjs Kasi Quality Assurance Wilayah Penjualan IV
Perseroan (1998-2000), Manajer Wilayah Penjualan IV Perseroan (1997-2005),
Manajer UPPB Jawa Tengah di PT Wijaya Karya (Persero) DPB II (1996-1997),
Manajer Penjualan PPb Sulawesi Selatan di PT Wijaya Karya (Persero) DPB II
(1995-1996), Kepala Cabang di PT Wijaya Karya (Persero) Cabang IX Sulawesi
Selatan (1995-1996), Pjs Kepala Seksi Penjualan UPPB Sulawesi Selatan
(1995-1996), Manajer Penjualan Produk Beton DKI Jaya di PT Wijaya Karya
(Persero) DPB I (1994-1995), Deputi Manajer Penjualan Wilayah Penjualan DKI
Jakarta (1993-1993), Sales Engineer Madya I di PT Wijaya Karya (Persero) DPB
(1992-1992), Sales Engineer Madya II di PT Wijaya Karya (Persero) DPB (19911992), Sales Engineer Produk II di PT Wijaya Karya (Persero) DPB (1989-1990),
Petugas Stand Guide Pada Pameran Produksi Indonesia di PT Wijaya Karya
(Persero) (1989-1990), Staf Pelaksana Penjualan di PT Wijaya Karya (Persero)
DKK (1988-1989), Staf Penjualan di PT Wijaya Karya (Persero) DKK (19871987). Beliau memulai karirnya sebagai Staf Bagian Teknik PT Wijaya Karya
(Persero) DKK Tahun 1987.
Hari Respati, Direktur
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 21 Desember 1955 di Klaten.
Beliau mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Diponegoro pada
tahun 1983.
Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Operasi II PT Wijaya Karya Beton
sejak Juli 2013. Sebelumnya beliau menjabat sebagai General Manajer Wilayah
pada PT Wijaya Karya (Persero) (2011-2013), General Manager Wilayah dan
Luar Negeri PT Wijaya Karya (Persero) Departemen Wilayah dan Luar Negeri
(2009-2010), Manajer Sipil Umum II PT Wijaya Karya (Persero) Departemen Sipil
(2008), Manajer Divisi Sipil Umum II PT Wijaya Karya (Persero) DSU (2004-2007),
Manajer Proyek Jalan Tol Cikampek Padalarang PT Wijaya Karya (Persero)
DSU (2004), Manajer Komersial PT Wijaya Karya (Persero) DSU 3 (2002-2004),
Manajer Produksi PT Wijaya Karya (Persero) DPK (1999-2002), Manajer Operasi
PT Wijaya Karya (Persero) DPK (1998-1999), Ketua Pelaksana ISO 9000 Proy
Pengembangan Lahan Gambut Kalimantan Tengah PT Wijaya Karya (Persero)
DPK (1996-2004), Project Representative ISO 9000 Proyek Pengembangan
Laham Gambut Kalimantan Tengah PT Wijaya Karya (Persero) DPK (19962004), Manajer Proyek Pengembangan Lahan Gambut Kalimantan Tengah
PT Wijaya Karya (Persero) DPK (1996-1999), Manajer Proyek Pek Sipil PLTA
Besai di Lampung PT Wijaya Karya DSU (1994-1996), Ketua Tim Evaluasi Proyek
PLTA Besai PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1994), Manajer Proyek Saluran
Irigasi Pengga di Lombok Barat NTB PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1993-1994),
Kepala Cabang PT WIKA NTB PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1992-1994),
Manajer Proyek Irigasi Jurang Sate PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1992-1993),

60

Manajer Proyek Jurang Sate Manajer Proyek Pembangunan Bendung Tiu Kulit
di NTB (1991-1994), Ketua Tim Persiapan Proyek Bendung Tiu Kulit Sumbawa
PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1991), Manajer Konstruksi I Proyek Saluran
Induk Klambu Kanan (PKKA/2) di Jateng PT Wijaya Karya (Persero) DSU (19891991), Pelaksana Utama Proy PLTA TES Bengkulu PT Wijaya Karya (Persero)
DSU (1987-1989), Pelaksana Utama Proyek Pengambangan Fasilitas Bandara
Salahudin Bima (NTB) PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1986-1987), Pelaksana
utama Proyek Dermaga Sape II di Kab Bima PT Wijaya Karya (Persero) DSU
(1985-1986), Staf Teknik Proyek Dermaga Penyebrangan Sape I Bima PT Wijaya
Karya (Persero) DSU (1984-1985), Pelaksana Proyek HLD Di Mataram HLD
PT Wijaya Karya (Persero) DSU (1983-1984). Beliau mengawali karirnya sebagai
Pengawas Proyek Gedung Dharma Wanita di Semarang Konsultan (1983).
Muhammad Zulkarnain, Direktur Independen
Warga Negara Indonesia, dilahirkan pada tanggal 24 Desember 1953 di
Surabaya. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi
10 November pada tahun 1978 dan memperoleh gelar Master dari Universitas
Indonesia pada tahun 1991.
Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur Independen PT Wijaya Karya Beton sejak
Maret 2014. Sebelumnya beliau menjabat sebagai PS Kepala Bagian Standarisasi
PT Wijaya Karya Beton (2010), PS Manajer Litbang PT Wijaya Karya Beton (20062010), PS Kepala Bagian Standarisasi PT Wijaya Karya Beton (2003-2006),
Manajer Tektik PT Wijaya Karya Beton (2003-2010), Manajer Pengembangan
Produk PT Wijaya Karya Beton (1997-2003), Pjs Kepala Bagian Penelitian dan
Pengembangan PT Wijaya Karya DPB II (1996-1997), Merangkap Supervisi
Proyek Pembangunan PPB Sulsel PT Wijaya Karya DPB II (1996), Manajer
Teknik PT Wijaya Karya DPB II (1994-1997), Merangkap Pjs Manajer Quality
Assurance PT Wijaya Karya DPB II (1994-1995), Deputy Manajer Proyek Lab.
Hidrodinamika ITS Surabaya PT Wijaya Karya (1991-1992), Staf Ahli Biro
Penelitian dan Pengembangan PT Wijaya Karya (1990-1991), Engineering
Senior Bidang Bangunan Gedung Biro Engineering PT Wijaya Karya (19881990), Merangkap Kepala Seksi Teknik Proyek Pembangunan Kawasan Industri
PT Wijaya Karya Cibinong dan Jati Wangi PT Wijaya Karya (1988-1990), Staf Biro
Engineering PT Wijaya Karya (1986-1988), Staf Urusan Teknik PT Wijaya Karya
DPBM Jakarta (1982-1986), Staf Teknik PT Wijaya Karya CAB VIII Surabaya
(1981-1982) Kepala Bagian Teknik Proyek Gedung UNAIR Sidoarjo PT Wijaya
Karya (1980-1981), Staf Teknik pada Proyek Gresik-Waru Surabaya PT Wijaya
Karya CAB VIII Surabaya (1979-1980). Beliau mengawali karirnya sebagai Staf
Teknik PT Wijaya Karya CAB VIII Surabaya (1978-1979).
REMUNERASI DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI
Remunerasi, yaitu gaji dan tunjangan lainnya yang dibayarkan kepada Direksi per 31 Desember 2013,
2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp8.286.730.500, Rp5.997.440.260, Rp5.565.286.287
dan Rp4.863.276.000 dan Dewan Komisaris per 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 2010 masingmasing sebesar Rp2.707.816.000, Rp2.289.389.800, Rp2.124.645.713 dan Rp1.778.670.400.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) setiap tahunnya. Untuk tahun 2013 hasil RUPS telah memutuskan remunerasi Dewan
Komisaris dan Direksi sesuai hasil kinerja tahun 2012 serta mengacu pada Pedoman Remunerasi
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk., danKementerian BUMN. Penetapan remunerasi Direksi dan Dewan
Komisaris berdasarkan evaluasi bersama terhadap sistem remunerasi yang berlaku di Perseroan dan
hasil kinerja Perseroan yang berorientasi kepada payforperformance yang menghargai prestasi dan
kinerja yang dicapai oleh manajemen Perseroan.

61

SEKRETARIS PERSEROAN
Sesuai dengan pemenuhan Peraturan No. IX.I.4 dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan
No.SK.02.01/WB-0A.091/2012 tanggal 11 Juni 2012 yang mulai berlaku sejak 13 Juni 2012, Perseroan
telah menunjuk Puji Haryadi, S.H. sebagai Sekretaris Perusahaan yang dapat dihubungi pada alamat
berikut di bawah ini:
Kantor Pusat
Corporate Secretary
JW Building
Jl. Raya Jatiwaringin No. 54. Pondok Gede, Bekasi 17411
Telepon: (021) 8497 3363
Faksimili: (021) 8497 3391, 8497 3392
Email: sekper@wika-beton.co.id
Sebagaimana bentuk komitmen terhadap transparansi bagi semua pemangku kepentingan, Perseroan
menunjuk seorang Sekretaris Perseroan yang berperan untuk :
Memastikan ketaatan Perseroan terhadap segala peraturan yang berlaku serta pelaksanaan GCG;
Menjalankan fungsi Corporate Legal Affairs atau Legal Compliance;
Menjalankan tanggung jawab social (CSR) Perseroan;
Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang
pasar modal;
Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan
kondisi Perseroan;
Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan UUPM dan peraturan
pelaksanaannya;
Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan masyarakat.
KOMITE AUDIT
Sebagaimana termaktub dalam Keputusan Dewan Komisaris PT Wijaya Karya Beton Tbk No. MJ.04.01/
WB-0A.037/2014 tanggal 21 Februari 2014 tentang Pergantian Organ Komite Audit PT Wijaya Karya
Beton Tbk, yang mana Rapat Dewan Komisaris Perseroan dengan suara bulat menyetujui pergantian
dan pengangkatan Organ Komite Audit PT Wijaya Karya Beton Tbk untuk masa bakti 5 (lima) tahun sejak
tanggal keputusan ini dengan tidak mengurangi hak Dewan Komisaris untuk dapat memberhentikannya
sewaktu-waktu, yaitu :
Ketua
Anggota
Anggota

: Asfiah Mahdiani
: Soemartojo
: Rosmala

Adapun keterang singkat tentang masing-masing Komite Audit adalah sebagai berikut:
Ketua : Asfiah Mahdiani
Warga Negara Indonesia
Usia 57 tahun
Pengalaman Kerja :
Saat ini beliau menjabat sebagai Komisaris Independen terhitung sejak tahun 2010. Selain menjadi
Komisaris Independen Perseroan saat ini beliau juga masih aktif sebagai Dosen di Institut Teknologi
10 November Surabaya. Sebelumnya beliau mejabat sebagai Penasihat PT Fajar GemilangJakarta
(2001-Sekarang), Dosen Fakultas Teknik Universitas tujuh Belas AgustusSurabaya (1992-Sekarang),
Rektor Universitas KartiniSurabaya (1987-1991), Tenaga Ahli PT Inti Eka Fajar ConsultantSurabaya
(1984-Sekarang). Beliau mengawali karirnya sebagai Direktur Utama PT Duta Karya Konsultan
Surabaya (1984-2012).

62

Anggota : Soemartojo
Warga Negara Indonesia
Usia 61 tahun
Pengalaman Kerja :
Saat ini beliau menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2014. Sebelumnya beliau
menjabat tenaga honorer di Perseroan (2007-2012), Ps Manajer Wilayah Penjualan V Perseroan (20062007), Manajer Pemasaran Perseroan (2006-2007), Ps Ka Bagian Administrasi Pemasaran Perseroan
(1999-2006), Manajer Wilayah Penjualan V Perseroan (1998), merangkap Pjs Kasi Quality Assurance
Wilayah Penjualan I Perseroan (1997-1998), Manajer Wilayah Penjualan I PT Wijaya Karya DPB I
(1994-1997), Manajer Penjualan Produk Beton Sumatera Utara PT Wijaya Karya DPB I (1994), Manajer
Penjualan Produk Beton Sulawesi Selatan PT Wijaya Karya DPB II (1994), Kepala Cabang PT Wijaya
Karya Cab. IX Ujung Pandang (1993), Manajer Penjualan Produk Beton Sulawesi Selatan PT Wijaya
Karya (1991-1992), Sales Engineer Produk Beton Wilayah Jawa Timur (1991-1992), Pelaksana Utama
Penjualan Produk II Wilayah Jawa Timur PT Wijaya Karya Div. Perdagangan (1989-1990), Pelaksana
Utama Wilayah Jawa Timur PT Wijaya Karya DLM (1986-1989), Kabag Teknik Cab. Mataram PT Wijaya
Karya Cab. Mataram (1985-1986), Staf Pengendalian Proyek Pada Proyek Bendung Jangkok PT Wijaya
Karya (1983-1984), Koordinator Bagian Teknik Proyek Irigasi Wilayah Barat unit Sumbawa PT Wijaya
Karya Cab. VIII Surabaya (1981-1983), Pelaksana Pada Proyek Irigasi di Jember PT Wijaya Karya Cab.
VIII Surabaya (1979-1981), Pelaksana Pada Proyek Prosida Jember Perumnas Surabaya PT Wijaya
Karya Cab. VIII Surabaya (1978-1979). Beliau mengawali karirnya sebagai Staff Personil PT Wijaya
Karya Cab. VIII Surabaya (1977-1978).
Anggota : Rosmala
Warga Negara Indonesia
Usia 54 tahun
Pengalaman Kerja :
Beliau saat ini menjabat di Perseroan sebagai Anggota Komite Audit sejak tahun 2009-sekarang.
Sebelumnya beliau menjabat sebagai Anggota Komite Audit di PT Wijaya Karya Tbk. (2005-2009),
Auditor di KAP Saleh Soewondo & Rekan(2004-2006), Advisory Management pada Proyek Bantuan Luar
Negeri di IBRD untuk Wilayah Kalimantan (2000-2004), Kepala Bagian Akuntansi di PT Pembangunan
Perumahan Tbk. (1985-1999), Junior Auditor di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(1983-1985). Beliau mengawali karirnya sebgai Junior Auditor di KAP Supardi & Rekan, Bandung
(1980-1983).
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Komite Audit sebagaimana telah dituangkan dalam Piagam
Komite Audit PT Wijaya Karya Beton Tbk., Lampiran Surat Keputusan Komite Audit PT Wijaya Karya
Beton Tbk. No.MJ.04.01/WB-0A.007/2014 tanggal 10 Januari 2014 telah sesuai dengan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab Komite Audit sebagaimana disebut dalam Peraturan No. IX.I.5 yang
mengatur hal-hal sebagai berikut:
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit adalah sebagai berikut:
Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan atau Perusahaan
Publik kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan
lainnya terkait dengan informasi keuangan Perseroan atau Perusahaan Publik;
Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundangundangan yang berhubungan
dengan kegiatan Perseroan atau Perusahaan Publik;
Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan
Akuntan atas jasa yang diberikannya;
Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan yang
didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee;
Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi
pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal;
Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan oleh
Direksi, jika Perseroan atau Perusahaan Publik tidak memiliki fungsi pemantau risiko di bawah
Dewan Komisaris;

63

Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan
atau Perusahaan Publik;
Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan
kepentingan Perseroan atau Perusahaan Publik; dan
Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan atau Perusahaan Publik.

Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit mempunyai wewenang sebagai berikut:


Mengakses dokumen, data, dan informasi Perseroan atau Perusahaan Publik tentang karyawan,
dana, aset, dan sumber daya perusahaan yang diperlukan;
Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk Direksi dan pihak yang menjalankan fungsi
audit internal, manajemen risiko, dan Akuntan terkait tugas dan tanggung jawab Komite Audit;
Melibatkan pihak independen di luar anggota Komite Audit yang diperlukan untuk membantu
pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan); dan
Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris.
KOMITE GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
Sebagaimana termaktub dalam Keputusan Dewan Komisaris PT Wijaya Karya Beton Tbk. No. MJ.04.01/
WB-0A.008/2014 tanggal 10 Januari 2014 tentang Pengangkatan Organ Komite Good Corporate
Governance PTWijayaKarya Beton Tbk, yang mana Rapat Dewan Komisaris Perseroan dengan
suara bulat menyetujui pengangkatan ketua dan anggota Organ Komite Good Corporate Governance
PT Wijaya Karya Beton Tbk untuk masa bakti 5(lima) tahun sejak tanggal keputusan ini, yaitu:
Ketua
Anggota
Anggota

: Tumik Kristianingsih
: Nariman Prasetyo
: Agustinus Boediono

Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Komite GCG adalah sebagai berikut:


Memaksimalkan nilai Perseroan (corporate value) dengan cara meningkatkan prinsip ketebukaan,
akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil agar Perseroan memiliki daya saing
yang kuat secara Nasional maupun Internasional;
Mendorong pengelolaan Perseroan secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ Perseroan;
Mendorong agar organ Perseroan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi
nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial Perseroan terhadap stakeholder maupun
kelestarian lingkungan hidup di sekitar Perseroan;
Meningkatkan kontribusi Perseroan dalam perekonomian nasional;
Membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya dan bertanggung jawab langsung
kepada Dewan Komisaris;
Mengenali dan mewaspadai potensi risiko usaha dan mengusulkan perbaikan perencanaan
keuangan untuk mengurangi risiko tersebut;
Mengenali dan mewaspadai setiap kendala yang dihadapi oleh Direksi dan segera membahasnya
dengan Dewan Komisaris, sebagai bentuk pelaksanaan dari early warning system.

UNIT AUDIT INTERNAL (SATUAN PENGAWASAN INTERN)


Perseroan telah membentuk Unit Audit Internal yang bernama Satuan Pengawasan Internal sebagaimana
termaktub dalam Surat Keputusan No. SK.01.01/WB-0A.024/2006 tanggal 27 Maret 2006 tentang
Pembentukan Satuan Pengawasan Intern juncto Surat Keputusan No. SK.01.01/WB-0A.027/2006
tanggal 27 Maret 2006 tentang Susunan Organisasi Satuan Pengawasan Intern, Direksi membentuk
Satuan Pengawasan Intern sebagai organ pengawasan yang berlaku terhitung sejak tanggal 20 April
2006.

64

Sebagaimana termaktub dalam Surat Keputusan No. SK.02.01/WB-0A.095/2013 tanggal 10 Juli2013,


Direksi Perseroan mengangkat Murda Sehri Amd. sebagai Pemeriksa Madya II Satuan Pengawasan
Intern terhitung mulai tanggal 20 Juli 2013 dan sebagaimana termaktub dalam Surat Tugas
No. PU.03.01/WB-0A.526/2011 tanggal 27 Juni 2011, Direksi Perseroan menugaskan Muhammad
Iqbal SE. Ak. MM. CA.sebagai Pemeriksa Muda I (Eselon VI), Satuan Pengawasan Intern. Satuan
Pengawasan Intern dikepalai oleh Mohammad Syafii Manap SE.Ak. MM. CA. yang berlaku
terhitung mulai tanggal 20 Februari 2010 sebagaimana termaktub dalam Surat Keputusan
No. SK.02.01/WB-0A.010/2010 tanggal 28 Januari 2010.
Perseroan telah memiliki Piagam Pengawasan Intern (Internal Audit Charter) PT Wijaya Karya Beton
tanggal 11 Maret 2011 yang disusun sinergi dengan Peraturan No. IX.I.7.
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab Unit Audit Internal sebagaimana telah dituangkan dalam Piagam
Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) PT Wijaya Karya Beton Tbk., Lampiran Surat Keputusan
Direksi PT Wijaya Karya Beton Tbk. No. SK.01.01/WB-0A.010/2014 tanggal 27 Januari 2014 telah
sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab Unit Audit Internal sebagaimana disebut dalam
Peraturan No. IX.I.7 yang mengatur hal-hal sebagai berikut:
Tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal meliputi:
Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan;
Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern dan sistem manajemen risiko sesuai
dengan kebijakan perusahaan;
Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi,
operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya;
Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa
padasemua tingkat manajemen;
Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada direktur utama dan
dewan komisaris;
Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah
disarankan;
Bekerja sama dengan Komite Audit;
Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya; dan
Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Wewenang Unit Audit Internal meliputi antara lain:
Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait dengan tugas dan fungsinya;
Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit
serta anggota dari Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Komite Audit;
Mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atauKomite
Audit; dan
Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.

65

Unit Audit Internal bersifat independen, dalam menjalankan fungsinya, satuan Pengawasan Intern
memerlukan peran auditor internal dalam mengembangkan dan menjaga efektivitas sistem pengendalian
internal, pengelolaan risiko (risk management) dan tata kelola Perseroan yang baik (Good Corporate
Governance). Dalam melaksanakan tugas tersebut, Unit Audit Internal atau Satuan Pengawasan Intern
bertugas untuk:
Menilai kelayakan dan kehandalan pengendalian internal Perseroan;
Menilai kelayakan pengelolaan risiko usaha oleh manajemen;
Menilai ketaatan personal terhadap kebijakan manajemen, rencana organisasi, prosedur dan
perundang-undangan yang berlaku;
Memastikan perlindungan terhadap aset Perseroan (save guarding of assets);
Memastikan tingkat kehandalan data akuntansi;
Menilai penggunaan sumber daya secara ekonomis dan efisien;
Mencegah dan mendeteksi terjadinya kecurangan (fraud); dan
Memberikan jasa konsultasi manajemen, terutama terkait masalah akuntansi, keuangan,
pengendalian biaya (cost control), pengelolaan risiko usaha, dan implementasi prinsip-prinsip tata
kelola Perseroan yang baik (Good Corporate Governance).
F. SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama Perseroan dan memiliki peran penting dalam
menentukan keberhasilan kegiatan usaha Perseroan. Menyadari hal tersebut, Perseroan berkeyakinan
bahwa untuk dapat mencapai misi Perseroan, mutlak diperlukan usaha-usaha yang dapat menunjang
pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga pendayagunaan SDM dapat
dilakukan secara optimal.
Per tanggal 31 Desember 2013, Perseroan memiliki 1.020 (seribu dua puluh) karyawan tetap, dimana
207 (duaratus tujuh) pegawai organik, 813 (delapan ratus tiga belas) pegawai terampil. Dimana
karyawan tetap Perseroan ini memiliki pengalaman dan keahlian yang sudah matang di industri beton.
Dalam hal kebijakan penggajian dan remunerasi, Perseroan telah sepenuhnya mengikuti dan mematuhi
ketentuan tentang UpahMinimum Kabupaten/Kota (UMK) yang berlaku.
Komposisi Karyawan
Berikut ini adalah komposisi karyawan Perseroan dan Anak Perusahaan untuk periode tahun yang
berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, 2011 dan 2010, menurut jenjang jabatan,
kelompok usia, jenjangpendidikan, dan status kerja:
Komposisi Karyawan Menurut Status Kepegawaian
Uraian

2010

Perseroan
Pegawai Organik
Pegawai Terampil
Pegawai Honorer
Sub Total
PT WIKA Kobe
Pegawai Organik
Pegawai Terampil
Pegawai Honorer
Sub Total
Jumlah

147
749
21
917

917

66

31 Desember
2011
2012

148
164
770
830
23
21
941
1.015

6
2
1
9
941
1.024

2013

180
811
20
1.011

6
2
1
9
1.020

Pegawai Organik adalah pegawai inti Perseroan untuk pekerjaan yang memerlukan daya nalar tinggi,
pengetahuan luas, keahlian dan/atau persyaratan khusus.
Pegawai Terampil (Petra) adalah pegawai yang dipersiapkan khusus melakukan tugastugas operasional
yang memerlukan keterampilan tertentu sesuai bidangnya.
Pegawai Honorer adalah pegawai yang telah pensiun sebagai Pegawai Organik atau Pegawai Terampil
namun masih dibutuhkan keahliannya untuk bidangbidang khusus.
Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Jabatan
Uraian

2010

Perseroan
Manajer Biro
Manajer Wilayah Penjualan & Pabrik, Staf Ahli Direksi
Asisten Manajer Biro (Utama)
Kepala Bagian (Madya I)
Kepala Seksi (Madya II)
Asisten Kepala Seksi (Muda I)
Staf (Muda II Juru III)
Sub Total
PT WIKA Kobe
Manajer Biro
Manajer Wilayah Penjualan & Pabrik, Staf Ahli direksi
Asisten Manajer Biro (Utama)
Kepala Bagian (Madya I)
Kepala Seksi (Madya II)
Asisten Kepala Seksi (Muda I)
Staf (Muda II Juru III)
Sub Total
Jumlah

10
18
1
16
67
58
747
917

917

31 Desember
2011
2012

10
6
18
19
2
29
30
70
70
53
74
758
816
940
1.015

3
1
2
2
1
9
940
1.024

2013

12
19
27
76
82
795
1.011

3
1
2
2
1
9
1.020

Komposisi Karyawan Menurut Usia


Uraian

2010

Perseroan
<25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
41-45 tahun
46-50 tahun
51-55 tahun
>55 tahun
Sub Total
PT WIKA Kobe
<25 tahun
26-30 tahun
31-35 tahun
36-40 tahun
41-45 tahun

18
70
85
180
291
166
92
15
917

917

46-50 tahun
51-55 tahun
>55 tahun
Sub Total
Jumlah

67

31 Desember
2011
2012

15
40
74
121
76
96
135
129
278
277
207
210
144
130
12
12
941
1.015

2
1
1
941

2
2
1
9
1.024

2013

49
111
107
111
256
235
128
14
1.011

1
2
1
2
2
1
9
1.020

Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan


Uraian
Perseroan
Dibawah SMA
SMA dan Sederajat
Diploma (D3)
Strata 1
Strata 2
Sub Total
PT WIKA Kobe
Dibawah SMA
SMA dan Sederajat
Diploma (D3)
Strata 1
Strata 2
Sub Total
Jumlah

2010

145
550
49
152
21
917

917

31 Desember
2011
2012

138
119
563
613
55
70
164
192
21
21
941
1.015

3
6
9
941
1.024

2013

123
566
78
221
23
1.011

3
6
9
1.020

2010

392
525
917

917

31 Desember
2011
2012

431
465
510
550
941
1.015

7
2
9
941
1.024

2013

464
547
1.011

7
2
9
1.020

Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Kompetensi


Uraian
Perseroan
Teknik
Non Teknik
Sub Total
PT WIKA Kobe
Teknik
Non Teknik
Sub Total
Jumlah

Pegawai Teknik adalah pegawai yang latar belakang pendidikannya adalah engineering, misalnya
teknik sipil, arsitektur, mesin atau elektro.
Pegawai Non Teknik adalah pegawai yang latar belakang pendidikannya adalah non engineering
misalnya manajemen, hukum dan akuntansi.
Perseroan tidak memiliki karyawan yang memiliki keahlian khusus di suatu bidang tertentu yang apabila
karyawan tersebut tidak ada akan mengganggu kelangsungan kegiatan operasional usaha Perseroan.
Pada tanggal penerbitan Prospektus ini, Perseroan tidak mempekerjakan tenaga kerja asing.
Keterangan Tenaga Kerja Asing
Anak Perusahaan Perseroan yaitu WIKA Kobe mempekerjakan 1 (satu) orang Tenaga Kerja Asing
(TKA) yaitu:
Nama TKA

Warga
negara

Jabatan

Mori Hideki

Jepang

Direktur
Marketing

Paspor
Berlaku
No.
Hingga
T20855804

24-10-2023

IMTA
No.

KITAS
Berlaku
Hingga

No.

Berlaku
Hingga

569/00563/I/IMTA05-08-2014 J1U1JDD56776 05-08-2014


BPPT/2013

Keterangan:
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja No. 13973/PPTK/PTA/2012 tanggal 20 Juli 2012
tentang Pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing pada PT Wijaya Karya Komponen Beton, yang mengesahkan
rencana penggunaan tenaga kerja asing pada WIKA Kobe selama 2 (dua) tahun dari tahun 2012 s/d 31 Oktober 2014 sebanyak 6
(enam) jabatan dengan jumlah tenaga kerja asing 1 (satu) orang dengan lokasi di di Karawang (Kabupaten), Bekasi (Kabupaten),
Bekasi (Kota).

68

Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan


Dalam hal pembayaran gaji/upah bagi pegawai, Perseroan telah memenuhi ketentuan Upah Minimum
Provinsi (UMP) sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain itu, untuk meningkatkan semangat kerja
dan produktivitas pegawai, Perseroan mengupayakan peningkatan kesejahteraan melalui pemberian
beberapa fasilitas seperti :
- Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK);
- Fasilitas Kesehatan (Medical Check Up);
- Fasilitas Perawatan Kesehatan (Rawat Inap dan Rawat Jalan);
- Asuransi Dana Pesangon (PSAK No. 24);
- Asuransi Dana Pensiun (DPLK);
- Asuransi Kematian dan Cacat Tetap;
- Tunjangan Pendidikan;
- Tunjangan Lokasi;
- Tunjangan Detasir;
- Tunjangan Tempat Tinggal;
- Tunjangan Jabatan (Struktural);
- Tunjangan Kehadiran;
- Tunjangan Jabatan (Fungsional/Keahlian);
- Tunjangan Produktivitas;
- Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THR);
- Tunjangan Pajak Penghasilan (PPh 21);
- Sumbangan Pernikahan Pegawai;
- Sumbangan Duka Kematian;
- Sumbangan Biaya Telepon Pegawai tertentu;
- Sumbangan Pakaian Seragam Kerja;
- Rekreasi Bersama (Family Gathering);
- Fasilitas Pelatihan dan Pengembangan;
- Jasa Produksi sesuai dengan kinerja pegawai dan kinerja PPU/unit kerja;
- Insentif Hasil Usaha Lebih;
- Cuti Tahunan dan Cuti Besar 5 (lima) Tahunan;
- Uang Cuti Besar 5 (lima) Tahunan dan Cuti Tahunan;
- Bantuan Makan Siang;
- Penghargaan Masa Kerja (10, 15, 20, 25, 30, 35, Tahun);
- Penghargaan Emas/Logam Mulia Masa Kerja 25 (dua puluh lima) Tahun
Kompensasi, program kesejahteraan dan fasilitas pegawai Perseroan mengacu kepada Ketentuan dan
Peraturan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, termasuk sudah memenuhi Upah Minimum yang
berlaku. Sedangkan Kompensasi untuk Dewan Komisaris dan Direksi kewenangannya berdasarkan
RUPS yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Pemegang Saham.
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Salah satu aset Perseroan yang sangat berharga adalah Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena
itu Perseroan menyadari akan posisi strategis SDM dalam menghadapi persaingan usaha yang semakin
meningkat di masa mendatang. Untuk meningkatkan kompetensi SDM tersebut secara berkelanjutan,
Perseroan telah melakukan berbagai upaya melalui pendidikan, pelatihan dan pengembangan. Materimateri yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas organisasi, meningkatkan
keterampilan kepemimpinan dan profesionalisme kerja serta membangun sikap mental positif dan
mengembangkan daya intelektual pribadi. Secara umum pendidikan, pelatihan dan pengembangan
yang dilaksanakan Perseroan bertujuan untuk meningkatkan technical and behavioral competencies.

69

1. Pendidikan
Merupakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi pegawai melalui pendidikan
bergelar (S1, S2, dan S3) di dalam negeri maupun luar negeri dengan beasiswa dari Perseroan
maupun biaya sendiri. Hingga tahun 2013, Perseroan telah mengirimkan 19 (sembilan belas) orang
pegawai untuk menyelesaikan program pendidikan bergelar (S2) di dalam negeri dan luar negeri.
2. Sertifikasi
Merupakan proses standarisasi kompetensi secara profesional untuk para pegawai dibidangnya
masing-masing yang dikelola dan dibina oleh Perseroan (sertifikasi internal) dan Organisasi Profesi
Non Pemerintah (sertifikasi eksternal). Sertifikasi internal yang dilakukan Perseroan hingga tahun
2013 dilakukan untuk bidang-bidang keuangan, proyek, dan pelaksana. Sedangkan sertifikasi
eksternal diikuti sebanyak 35 (tiga puluh lima) orang pegawai untuk perpanjangan dan pembuatan
baru Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Keterampilan yang dikeluarkan oleh: HAKI, HATTI, IAPPI,
Depnakertrans (K3), IAI, IKPI, AKLI, APTI, HPJI dan lain-lain.
3. Pelatihan
Merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi pegawai agar
mampu melaksanakan tanggung jawabnya sesuai kompetensi yang dipersyaratkan. Pelatihanpelatihan tersebut terdiri dari: Pelatihan Dasar (Orientasi Pegawai), Human Capital Management,
ISO 9001:2008, Sistem Manajemen K3, Implementasi Operating System, Innovation Management
for Business Success, Advanced Negotiation Skills, Perpajakan, Internal Auditor, IFRS, Prosedur
Export Import, Finance & Human Capital to Go Public, Seminar Pasar Modal, Seminar AspekAspek
Hukum Korporasi, Pengadaan Barang dan Jasa dan TKDN, Employee Performance Management,
Manfaat & Risiko Perseroan dengan BPJS, Corporate Strategic Planning, Effective Supervisory
Management, Forum Teknik, Peranan Software dalam Perencanaan Struktur, Certified Behaviour
Analyst, Seminar Nasional HASTAG IV, Sosialisasi SNI, Seminar Jembatan Bentang Panjang,
Application of Geotechnical Software, Go Public, Emotional Spiritual Quotient (ESQ), Sales
Operation Management, Business Strategy, Aggregate & Admixture Seminar, Risk Management,
Seminar GCG, Seminar UU Perseroan, Strategi meningkatkan Karyawan melalui program pensiun
dan kesehatan yang efektif, Strategi Organisasi di dalam menghadapi turbulensi pengelolaan SDM,
dampak peraturan pajak terbaru, Autocad 3D dan Studio Max 3D, Corell Draw dan Photoshop,
SNI dan penerapan Gempa dan Konstruksi Pracetak, Sustainability in Concrete Technology &
Construction, Workshop Teknologi Beton, Seminar Geoteknik, Interpersonal Communication Skill,
Teknik Penagihan melibatkan Aspek Hukum, Software Audit Internal berbasis Komputer (IDEA),
Seminar Kelistrikan Indonesia, Oracle Database, Tunneling, Educational Testing Service Leadership,
PSAK 24 Revisi 2013, Problem Solving & Decision Making, Kepemimpinan Soft Competency,
Symposium Precast Concrete, Protokoler & MC, Seminar Fungsi Sekretariat Perseroan, Seminar
CSR, IT Forum. Total peserta yang telah mengikuti pelatihan selama tahun 2013 sebanyak 993
(sembilan ratus sembilan puluh tiga) peserta.
4. Pengembangan
Merupakan rangkaian program pembelajaran bagi pertumbuhan individu untuk membantu pegawai
tumbuh dan berkembang sehingga organisasi selalu siap dalam lingkungan usaha yang kompetitif.
Pembelajaran dilakukan dengan memberikan wawasan, teknologi dan pandangan-pandangan
yang baru dalam mempersiapkan pegawai pada jabatan yang akan diproyeksikan kepadanya.
Program pengembangan yang dilakukan Perseroan meliputi Advance Leadership Program for
Section Head, Middle Manager, Senior Manager and Directorship Program.
Materi di dalam pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kepada para peserta
mengenai praktek-praktek kepemimpinan. Dengan pelatihan ini diharapkan para peserta mampu
menunjukkan sikap dan perilaku sebagai seorang pemimpin yang efektif. Hingga tahun 2013,
jumlah pegawai yang mengikuti program ini sebanyak 24 (dua puluh empat) orang.

70

5. Program Management Trainee (MT)


Kemajuan organisasi Perseroan semakin hari semakin meningkat, hal ini tentu saja perlu diimbangi
dengan sumber daya manusia yang semakin berkualitas dalam jumlah yang memadai. Sejak
tahun 2003, Perseroan telah memulai program Management Trainee (MT) yang diselenggarakan
secara terpusat dan dikoordinasikan oleh Biro Sumber Daya Manusia. Sasaran program MT yaitu
tersedianya pegawai berkualitas dalam memenuhi kebutuhan perkembangan organisasi serta
untuk melanjutkan regenerasi dalam organisasi.
Dalam pelaksanaannya peserta akan menempuh tahapan-tahapan orientasi dan on the job
training. Total waktu yang diperlukan dan on the job training adalah 3 (tiga) bulan. Sampai dengan
20 Desember 2013 telah direkrut sebanyak 349 (tiga ratus empat puluh sembilan) orang pegawai
MT dengan rincian:
Angkatan (Tahun)

Jumlah Recruitment

Jumlah MT

2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Total

13
37
7
6
20
20
22
23
39
102
60
349

13
2
5
6
12
11
0
10
12
30
21
122

Jumlah Non MT
(Pegawai Terampil)
0
35
2
0
8
9
22
23
27
72
39
227

6. Ketenagakerjaan
Adapun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang dimiliki Perseroan adalah sebagai berikut:
No

Nama Serikat Pekerja

Nomor

Masa Berlaku

Perhimpunan Pegawai PT Wijaya Karya Beton (PPWB) No. KEP.81/PHIJSK-PKKAD/PKB/VI/2011 25 Mei 2011 s/d 24 Mei 2013

Perhimpunan Pegawai PT Wijaya Karya Beton (PPWB)

Dalam Proses

25 Mei 2013 s/d 24 Mei 2015

Perseroan sampai dengan saat ini masih dalam tahap perundingan sehubungan dengan perjanjian
kerja bersama sehingga belum dapat dimintakan pengesahan atas perjanjian kerja bersama
tersebut. Sebagaimana termaktub dalam Pasal 123 ayat 4 UU Ketenagakerjaan, dalam hal
perundingan sehubungan dengan perjanjian kerja bersama belum mencapai kesepakatan maka
perjanjian kerja bersama yang sedang berlaku, tetap berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun.
7. Serikat Pekerja
Tenaga Kerja Perseroan tergabung dalam Serikat Pekerja (SP) Perseroan yang dinamakan
Perhimpunan Pegawai PT Wijaya Karya Beton (PPWB) yang telah tercatat pada Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia Kantor Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Timur
dengan nomor bukti pencatatan 232/IV/P/IX/2001 tanggal 18 September 2001 melalui surat Kepala
Departemen Tenaga Kerja Kotamadya Jakarta Timur No. B-3046/W26-K5/04/K/IX/2001 tanggal
25 September 2001.

71

8. Pengelolaan Aspek Perburuhan


Dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan di Unit Kerjanya (Penanggung Jawab Pelaksana Usaha),
Perseroan bekerja sama dengan mandor borong menerapkan sistem upah borongan. Perseroan
turut bertanggung jawab atas pengelolaan tenaga kerja oleh mandor borong dalam hal penerapan
Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan Upah Minimum Regional/Kota (UMR/UMK) dan
Perseroan juga memberikan Asuransi Kematian dan Kecelakaan Kerja. Di samping itu, Perseroan
juga memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) dan Insentif Produksi.
9. Pengembangan dan Penerapan Sistem
Perseroan terus menerus mengembangkan dan meningkatkan sistem pengelolaan manajemen
SDM yang semakin baik dengan penerapan standar-standar yang bersifat internasional maupun
regulasi baru, dengan mengadopsi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan berbagi pengalaman dalam praktek implementasi
standar ini telah memperkaya wawasan dan meningkatkan semangat inovasi yaitu untuk terus
menerus melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Melalui kegiatan dan pelaksanaan program pendidikan, pelatihan dan pengembangan yang
terencana dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi pegawai, sehingga memiliki kemampuan
dan keterampilan dalam menjalankan dan memenuhi persyaratan jabatan. Dengan semakin
meningkatnya kualitas pegawai diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan
produktivitas Perseroan. Perseroan senantiasa menempatkan SDM sebagai faktor utama dalam
menggerakkan organisasi, oleh karena itu berbagai macam kegiatan, pendidikan, pelatihan dan
pengembangan telah dilaksanakan dalam upaya menjaga dan meningkatkan semangat serta
motivasi yang tinggi.
Di samping meningkatkan kemampuan pegawai, Perseroan juga melengkapi peralatan kerja yang
semakin baik agar dalam melaksanakan tugas-tugas penting organisasi dapat tercapai dengan
efektif dan efisien, sesuai tuntutan dalam sistem yang di adopsi, yaitu mempergunakan seluruh
sumber daya sesuai dengan peruntukannya dan menjaganya agar dapat berproduksi secara
optimal.
G. STANDAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Pada tahun 1999, Perseroan pertama kali menerapkan Sistem Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (Sistem K3) sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 yang telah
memperoleh sertifikat dari PTSucofindo (Persero). Sertifikasi ini mulai diterapkan pada PPB Sumatera
Utara (PPB Sumut), kemudian diterapkan juga pada pabrik-pabrik yang dimiliki oleh Perseroan pada
tahun-tahun berikutnya.
Sampai dengan saat ini, Perseroan telah mendapatkan 8 (delapan) bendera emas pada 8 (delapan)
pabrik yang dimiliki. Hal ini sebagai bentuk pengakuan bahwa Perseroan telah menjalankan sistem
K3 dengan nilai sempurna yang dilakukan melalui audit secara berkala oleh PT Sucofindo (Persero).
Pengakuan bendera emas ini juga berarti bahwa di Perseroan tidak pernah terjadi kecelakaan fatal
selama proses produksi berlangsung.
Pada tahun 2013, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja), yang merupakan
peningkatan dari Sistem SMK3 yang ada sebelumnya, Perseroan telah pula menerapkan PP tersebut
melalui audit oleh badan sertifikasi PTSucofindo(Persero), yang dilakukan untuk PPB Sulawesi Selatan
dan Lampung.
Sebagai peningkatan penerapan SMK3, Perseroan menerapkan safety culture (Implementasi Budaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja) bekerjasama dengan 2 (dua) pihak konsultan independen sejak
bulan September 2013 hingga saat ini. Diharapkan dengan kerjasama ini safety culture di Perseroan
menjadi budaya diseluruh unit usaha Perseroan.

72

Struktur kepemilikan Perseroan pada saat ini adalah sebagai berikut:


Negara Republik
Indonesia

Masyarakat
34,51%

65,49%

Koperasi Karya Mitra


Satya (KKMS)
78,40 %

Treasury Stock

Yayasan Wijaya Karya

14,66%

1,29 %

5,65%

60,00 %

51,00 %

Sumber: Perseroan
Keterangan:
Pemegang saham pengendali utama Perseroan adalah Negara Republik Indonesia.

H. HUBUNGAN PENGURUSAN DAN PENGAWASAN ANTARA PERSEROAN


PEMEGANG SAHAM DAN ENTITAS ANAK PERUSAHAAN PERSEROAN
Nama

Perseroan WIKA

WIKA
WIKA
Krakatau
Nama
KOBE
Beton
Firjadi Putra
D
Ganda Kusuma
Hadian Pramudita
DU
Hari Respati
Ikuten Sinulingga*
Koichi Yasutaka
M. Basoeki Hadimoeljono
DU
Mori Hideki
Muhammad Zulkarnain
Muryadi Yoesoef
Nariman Prasetyo
Priyo Suprobo
Soepomo
D
Taslim Z. Yunus

D
D
DI
K
KI
-

D
D
KU
K
KI

WIKA
WIKA
Krakatau
KOBE
Beton
K
KU
D
K
-

Perseroan WIKA

Abdul Rahman Pelu


Achmad Arifin
Adji Firmantoro
Anwar Ali
Agustinus Boediono
Arie Setiadi Moerwanto
Asfiah Mahdiani
Bambang Legowo
Bambang Pramujo
Bintang Perbowo
Budi Harto
Bakti Santoso Luddin
Destiawan Soewardjono
Edi Wiyarso

KI
KU
-

K
D
K
D
DU
D
KI
D
-

Entus Asnawi Mukhson

Tumik Kristianingsih

Fery Hendriyanto

KU

Wilfred Imanuel A. Singkali DU

DENGAN

Keterangan:
KU : Komisaris Utama
K
: Komisaris
KI : Komisaris Independen
DU : Direktur Utama
D : Direktur
DI : Direktur Independen
*) : Meninggal dunia

73

I.

KETERANGAN TENTANG PEMEGANG SAHAM PERSEROAN BERBENTUK BADAN HUKUM


DENGAN KEPEMILIKAN SAHAM LEBIH DARI 5% (LIMA PERSEN)

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk


PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. (WIKA) adalah pemilik/pemegang 5.229.280.000 (lima miliar dua
ratus dua puluh sembilan juta dua ratus delapan puluh ribu) saham dalam Perseroan atau mewakili
78,40% (tujuh puluh delapan koma empat puluh persen) dari seluruh Modal yang Ditempatkan dan
Disetor Penuh Perseroan dan merupakan Pemegang Saham Pengendali dari Perseroan.
Riwayat Singkat
WIKA didirikan dengan nama PT Wijaya Karya (Persero) sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian
Perseroan Terbatas PT Wijaya Karya (Persero) No. 110 tanggal 20 Desember 1972, yang dibuat di
hadapan DjojoMuljadi,S.H., Notaris di Jakarta juncto akta Perubahan No. 106 tanggal 17 April 1973
dan telah memperoleh pengesahan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. Y.A.5/165/14
tanggal 8 Mei 1973 serta telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta di bawah No. 1723
dan 1724 tanggal 16 Mei 1973 dan telah diumumkan dalam Tambahan No. 683 BNRI No. 76 tanggal
21 September 1973 (Akta Pendirian).
Anggaran Dasar WIKA terakhir telah mengalami beberapa perubahan dan telah mengalami perubahan
seluruh anggaran dasar serta nama perseroan dari semula PT Wijaya Karya (Persero) menjadi
PTWijayaKarya(Persero), Tbk. yaitu sebagaimana termaktub dalam Akta Perubahan Anggaran
Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk disingkat PT WIKA (Persero) Tbk
No. 30 tanggal 21 Mei 2010, yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta
dan telah memperoleh persetujuan Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-33763.
AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 6 Juli 2010 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah
No. AHU-0050438.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 6 Juli 2010 (Akta No. 30/2010) dengan perubahan
terakhir yaitu sebagaimana termaktub dalam akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Wijaya Karya Tbk atau disingkat PT WIKA (Persero) Tbk No.56tanggal 30April 2013,
yang dibuat di hadapan Ati Mulyati, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat
dalam database SABH di bawah No. No. AHU-AH.01.10-16541 Tahun 2013 tanggal 1 Mei 2013 serta
telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0039760.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal
1 Mei 2013.
Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 anggaran dasar WIKA sebagaimana termaktub dalam Akta No. 30/2010,
maksud dan tujuan WIKA ialah berusaha dalam industri konstruksi, industri pabrikasi, industri konversi,
jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agro industri, energi terbarukan dan energi konversi,
perdagangan, engineering procurement construction, pengelolaan kawasan, layanan peningkatan
kemampuan di bidang jasa konstruksi, teknologi informasi, jasa enjinering dan perencanaan, dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas,
WIKA dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi serta desain and build.
1. Pekerjaan sipil (seluruh sektor pembangunan):
1) Drainase dan jaringan pengairan;
2) Bangunan bawah air;
3) Bendung, bendungan dan terowongan;
4) Bangunan pengelolaan air bersih dan air limbah;
5) Jalan, jembatan, landasan dan lokasi pengeboran darat;
6) Jalan, jembatan kereta api, MRT (Mass Rapid Transportation);
7) Dermaga/pelabuhan serta penahanan gelombang dan tanah (break water dan talud);
8) Reklamasi dan pengerukan;
9) Pencetakan sawah dan pembukaan lahan;
10) Penggalian/penambangan dan pengupasan serta pengelolaan hasil tambang;

74

11) Pertamanan/landscaping;
12) Pengeboran;
13) Bandar udara;
14) Perpipaan;
15) Perawatan fasilitas produksi;
16) Stasiun transportasi darat;
17) Konstruksi fasilitas bangunan telekomunikasi;
18) Pekerjaan pancang;
19) Bangunan sipil lainnya.
2. Pekerjaan gedung (seluruh sektor pembangunan):
1) Bangunan bertingkat (hotel, perkantoran, apartemen);
2) Bangunan pabrik dan industri;
3) Pemukiman dan perumahan;
4) Bangunan gedung fasilitas (rumah sakit, sarana pendidikan, dan tempat ibadah);
5) Bangunan komersial (pasar swalayan, super block, dan mal);
6) Interior;
7) Pertamanan/landscaping.
3. Pekerjaan mekanikal elektrikal termasuk jaringannya:
1) Transmisi kelistrikan dan distribusi kelistrikan serta gardu induk;
2) Pekerjaan mekanikal dan kelistrikan pada bangunan gedung dan industri;
3) Power plant (pembangkitan);
4) Tata udara/AC;
5) Pemasangan alat angkut;
6) Pekerjaan fasilitas perminyakan dan gas serta fasilitas lepas pantai;
7) Perpipaan.
4. Radio, telekomunikasi dan instrumentasi:
1) Sinyal dan telekomunikasi kereta api;
2) Sentral telekomunikasi;
3) Pemasangan instrumentasi;
4) Pemasangan telekomunikasi;
5) Jaringan telekomunikasi.
b. Pelaksanaan pekerjaan EPC (Engineering Procurement Construction) dalam bidang:
1) Perminyakan dan Gas (Offshore dan Onshore);
2) Agro industri;
3) Kelistrikan;
4) Telekomunikasi;
5) Petrokimia;
6) Bahan mineral/tambang.
c. Perbaikan/pemeliharaan/renovasi pada pekerjaan-pekerjaan di atas.
d. Operation and maintenance.
Selain kegiatan usaha utama di atas, WIKA dapat melakukan kegiatan usaha penunjang dalam rangka
optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk:
a. Perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang meliputi pekerjaan sipil,
pekerjaan gedung dan pekerjaan mekanikal elektrikal, pekerjaan radio, telekomunikasi dan
instrumentasi, serta perbaikan, pemeliharaan dan konsultasi;
b. Pengukuran, penggambaran, perhitungan dan penetapan biaya pekerjaan konstruksi yang meliputi
pekerjaan sipil, pekerjaan gedung dan pekerjaan mekanikal elektrikal (quantity surveiing) dan
laboratorium beton dan tanah serta soil investigation;
c. Layanan jasa konsultasi manajemen, manajemen proyek konstruksi, rekayasa industri, enjinering
dan perencanaan;
d. Melakukan usaha penyewaan dan penyediaan jasa dalam bidang peralatan konstruksi;
e. Melakukan usaha pemasok, jasa keagenan, jasa handling impor ekspor, jasa ekspedisi/angkutan
darat serta perdagangan umum;
f. Melakukan usaha dalam bidang agro industri yang meliputi pabrik kelapa sawit, gula, biodiesel,
bioethanol, biogas dan biomass energi termasuk pengoperasian, produksi, pemeliharaan, serta
pendistribusian;

75

g. Melakukan usaha pengembangan kawasan termasuk sarana dan prasarananya, pembangunan


dan penjualan di bidang realti serta melakukan pengusahaan dan pengelolaan di bidang properti;
h. Melaksanakan usaha dalam bidang jasa dan teknologi informasi;
i. Building management;
j. Sistem development;
k. Investasi dan/atau pengelolaan usaha di bidang prasarana dan sarana dasar (infrastruktur)
termasuk jalan tol, industri energi terbarukan, industri konversi, industri konversi energi, dan industri
pertambangan;
l. Industri pabrikasi:
1. Pabrikasi bahan dan komponen produk jadi:
1) Komponen bahan dan kelengkapan konstruksi;
2) Suku cadang dan peralatan industri;
3) Karet dan plastik;
4) Beton dan keramik;
5) Metal dan logam;
6) Kayu;
7) Kimia;
8) Elektro.
2. Mekanikal dan kelistrikan untuk bangunan industri dan bangunan gedung.
3. Elektronik dan telekomunikasi.
m. Pabrikasi komponen dan peralatan konstruksi.
n. Usaha-usaha lain yang langsung menunjang usaha pokok WIKA tersebut di atas.
Struktur Permodalan
Sebagaimana termaktub dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero)
PTWijayaKaryaTbk atau disingkat PT WIKA (Persero) Tbk No. 13 tanggal 19 Maret 2013, yang
dibuat di hadapan Masjuki, S.H. pengganti Mochamad Nova Faisal S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta
Selatan dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10-10694
tanggal 22 Maret 2013 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0025751.
AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 22 Maret 2013, strukturpermodalan dan susunan pemegang saham
WIKA adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1. Negara Republik Indonesia
2.Masyarakat
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor
Saham Dalam Portepel

Nilai Nominal Rp 100,00 per Saham Seri A Dwiwarna dan Seri B


Jumlah Nilai Nominal
Persentase
Jumlah Saham
(Rp)
(%)
1 Seri A Dwiwarna
15.999.999.999 Seri B
1.600.000.000.000
1 Seri A Dwiwarna
3.999.999.999 Seri B
2.107.966.500 Seri B
1 Seri A Dwiwarna
6.107.966.499 Seri B
9.892.033.500Seri B

76

400.000.000.000
210.796.650.000

65,49
34,51

610.796.650.000

100,00

989.203.350.000

Susunan Anggota Dewan Komisaris dan Direksi WIKA


Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi WIKA sebagaimana termaktub dalam Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan (Persero) PT Wijaya Karya Tbk atau disingkat
PT WIKA (Persero) Tbk No. 47 tanggal 26 April 2013 (Akta No. 47/2013), yang dibuat di hadapan
Ati Mulyati, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah diterima dan dicatat dalam database SABH
di bawah No. AHU-AH.01.10-16161 Tahun 2013 tanggal 29April2013 serta telah didaftarkan dalam
Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0038854.AH.01.09 Tahun 2013 tanggal 29 April 2013 juncto akta
Pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan (Persero) PTWijayaKaryaTbk No.52 tanggal
9 Mei 2012, yang dibuat di hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta dan telah
diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah No. AHU-AH.01.10-17889 tanggal 16Mei2012
serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0044547.AH.01.09.Tahun 2012
tanggal 16 Mei 2012 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris:
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Komisaris
Komisaris Independen
Komisaris Independen

:
:
:
:
:
:

M. Basoeki Hadimoeljono
Abdul Rahman Pelu
Arie Setiadi Moerwanto
Soepomo
Taslim Z. Yunus
Bakti Santoso Luddin

Direksi:
Direktur Utama
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur
Direktur

:
:
:
:
:
:
:

Bintang Perbowo
Ganda Kusuma
Adji Firmantoro
Budi Harto
Destiawan Soewardjono
Bambang Pramujo
Ikuten Sinulingga*)

Keterangan:
*) : Meninggal Dunia

Koperasi Karya Mitra Satya


Koperasi Karya Mitra Sakti (KKMS) adalah pemilik/pemegang 977.519.049 (sembilan ratus tujuh
puluh tujuh juta lima ratus sembilan belas ribu empat puluh sembilan) saham dalam Perseroan atau
mewakili 14,66% (empat belas koma enam puluh enam persen) dari seluruh modal yang ditempatkan
dan disetor penuh perseroan.
Riwayat Singkat
KKMS didirikan dengan nama Koperasi Karya Mitra Sakti sebagaimana termaktub dalam
akta Pendirian Koperasi Karya Mitra Sakti tanggal 30 November 1999 yang telah disahkan
dari Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah sesuai dengan Surat Keputusannya
No. 1474/BH/KWK.9/XII/1999 tanggal 23 Desember 1999 dan telah didaftarkan dalam Daftar Umum
Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil (Akta Pendirian).
Anggaran dasar KKMS terakhir diubah sebagaimana termaktub dalam akta Perubahan Anggaran
Dasar Koperasi Karya Mitra Satya tanggal 13 Mei 2004, yang telah disahkan oleh Menteri Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Menengah sesuai dengan Surat Keputusannya No. 041/BH/PAD/1.82/VII/2004
tanggal 7 Juli 2004.

77

Fungsi, Peran, Tujuan dan Usaha


1. Koperasi berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosial.
2. Koperasi berperan:
- Secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat;
- Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai kekuatan ketahanan perekonomian nasional dan
koperasi sebagai sokogurunya;
- Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan
usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
3. Koperasi bertujuan mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Untuk mencapai tujuannya, maka koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut:
- Menggiatkan anggota untuk menyimpan pada koperasi secara tertib dan teratur;
- Menyelenggarakan usaha simpan pinjam kepada anggota dengan jasa/suku bunga yang layak;
- Menyelenggarakan kegiatan usaha barang-barang primer dan sekunder untuk anggota dan
masyarakat;
- Menyelenggarakan usaha industri, perdangangan umum, Ekspor Impor, Keagenan, Realti, Properti,
Kontraktor dan Transportasi Anggota dan Keperluan Dinas;
- Menyelenggarakan usaha wartel, cleaning service, catering, percetakan, Alat Tulis Kantor (ATK)
dan Fotocopy;
- Mengadakan kerja sama antar koperasi, dengan pihak lain, perusahaan swasta, BUMN/BUMD serta
instansi/lembaga pemerintah lainnya dalam bidang usaha/permodalan yang saling menguntungkan.
Pengawas dan Pengurus
Berdasarkan Surat Ketetapan No. 004/TAP/RAT-KKMS/2012 tentang Pengesahan Anggota
Pengawas Koperasi Karya Mitra Satya (KKMS) Periode 2012-2015 tanggal 14 Juni 2012,
maka susunan Pengawas sebagai berikut:
Pengawas
1. Ketua
: Sendianto
2. Anggota 1 : Agus Rivai
3. Anggota 2 : Untung Heri Subekti
Berdasarkan Surat Ketetapan No. 003/TAP/RAT-KKMS/2012 tentang Pengesahan Anggota Pengurus
Koperasi Karya Mitra Satya (KKMS) Periode 2012-2015 tanggal 14 Juni 2012, maka susunan Pengurus
sebagai berikut:
Pengurus
1. Ketua
: Imam Sudiono
2. Sekretaris : Yoyok Hadi Satriyono
3. Bendahara : Bambang Arif Setyabudi

78

J. KETERANGAN TENTANG ENTITAS ANAK


PT Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA Kobe)

Riwayat Singkat
WIKA Kobe merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara
Republik Indonesia dan berkedudukan di Kabupaten Karawang. WIKA Kobe didirikan dengan nama
PTWijayaKaryaKomponenBeton sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas
PTWijayaKarya Komponen Beton No.18 tanggal 10 Mei 2012, yang dibuat di hadapan Karin Christina
Basoeki, S.H., Notaris di Jakarta Pusat dan telah memperoleh pengesahan Menkumham sesuai dengan
Surat Keputusannya No. AHU-25815.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 14 Mei 2012 serta telah didaftarkan
di dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0043111.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 14Mei2012
(Akta Pendirian).
Anggaran Dasar WIKA Kobe belum pernah diubah.
Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 anggaran dasar WIKA Kobe sebagaimana termaktub dalam Akta
Pendirian, maksud dan tujuan WIKA Kobe ialah berusaha dalam bidang perindustrian dan perdagangan.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, WIKA Kobe dapat melaksanakan kegiatan usaha
sebagai berikut:
a. Perindustrian, meliputi industri beton pracetak dan kegiatan usaha yang terkait, antara lain:
Produksi jembatan beton, dinding penahan beton dan produk pipa beton;
Melakukan kegiatan impor mesin-mesin, peralatan-peralatan, suku cadang dan bahan-bahan
baku yang diperlukan untuk membuat produk beton pracetak.
b. Menjalankan usaha di bidang perdagangan, antara lain:
Penjualan dan pemasangan beton pracetak baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Struktur Permodalan
Sebagaimana termaktub dalam, Akta Pendirian WIKA Kobe, struktur permodalan dan susunan pendiri/
pemegang saham WIKA Kobe pada saat pendirian adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- Perseroan
- PT Komponindo Betonjaya
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel

Nilai Nominal Rp 1.000.000,00 per saham


Jumlah Saham
Jumlah Nominal
Persentase
(Rp)
(%)
374.000
374.000.000.000
47.685
45.815
93.500
280.500

79

47.685.000.000
45.815.000.000
93.500.000.000
280.500.000.000

51,00
49,00
100,00
-

Dewan Komisaris dan Direksi


Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat
PT Wijaya Karya Komponen Beton disingkat (WIKA Kobe) No. 30 tanggal 18 Desember 2013,
yang dibuat di hadapan Karin Christiana Basoeki, S.H., Notaris di Jakarta Pusat dan telah diterima
dan dicatat dalam database SABH di bawah No.AHU-AH.01.10-56038 tanggal 24 Desember 2013
serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-0123989.AH.01.09.Tahun 2013
tanggal 24 Desember 2013. Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi WIKAKobe adalah sebagai
berikut :
Komisaris Utama : Koichi Yasutaka
Komisaris
: Muryadi Yoesoef
Direktur Utama
Direktur

: Bambang Legowo
: Mori Hideki

Ikhtisar Laporan Keuangan Penting


Tabel berikut ini menyajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting WIKA Kobe untuk masingmasing periode di bawah ini. Ikhtisar data keuangan konsolidasian penting WIKA Kobe pada tanggal
31 Desember 2013 serta pada tanggal 31 Desember 2012, yang telah diaudit oleh KAP HLB Hadori
Sugiarto Adi & Rekan. Seluruh laporan keuangan Perseroan oleh KAP dinyatakan Wajar Tanpa
Pengecualian.
IKHTISAR LAPORAN POSISI KEUANGAN

(dalam jutaan Rupiah)


31 Desember
2012
95.066
652
94.414

Uraian
Aset
Liabilitas
Ekuitas

IKHTISAR LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

(dalam jutaan Rupiah)


31 Desember
2012
(651)
(651)
914
914

Uraian
Pendapatan Usaha
Laba Kotor
Beban Usaha
Laba (Rugi) Usaha
Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak
Laba (Rugi) Bersih Setelah Pajak

2013
107.043
16.035
91.008

2013
(5.360)
(5.360)
(4.362)
(3.406)

Analisa perubahaan posisi keuangan dari WIKA Kobe:


a. Aset
Total Aset pada 31 Desember 2013 sebesar Rp107.043 juta meningkat sebesar 12,6% jika
dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2012. Peningkatan Total Aset disebabkan karena
peningkatan Aset Tetap.
b. Liabilitas
Total Liabilitas 31 Desember 2013 sebesar Rp16.035 juta meningkat sebesar 2.359,4% jika
dibandingkan dengan 31 Desember 2012. Kenaikan Liabilitas disebabkan karena meningkatnya
Utang Usaha.
c. Ekuitas

Total Ekuitas 31 Desember 2013 sebesar Rp91.008 juta menurun sebesar 3,6% jika dibandingkan
dengan 31Desember 2012. Penurunan Ekuitas disebabkan karena menurunnya Cadangan yang
Belum Ditentukan Penggunaannya.
80

d. Pendapatan
WIKA Kobe belum memiliki Pendapatan, dikarenakan proyek MRT Jakarta yang disasarkan
mengalami kemunduran pelaksanaannya.
e. Beban Usaha

Total Beban Usaha 31 Desember 2013 sebesar Rp5.360 juta meningkat sebesar 723,3% jika
dibandingkan dengan 31 Desember 2012. Meningkatnya Beban Usaha disebabkan karena
meningkatnya Beban Administrasi dan Umum.
f.

Laba (Rugi) Bersih


Total Rugi Bersih 31 Desember 2013 sebesar Rp3.406 juta menurun sebesar 472,6% jika
dibandingkan dengan 31Desember 2012. Penurunan Laba Bersih disebabkan karena meningkatnya
Beban Usaha dan Penurunan Pendapatan Bunga.

PT Wijaya Karya Krakatau Beton (WIKA Krakatau Beton)



Riwayat Singkat
WIKA Krakatau Beton suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik
Indonesia dan berkedudukan di Kota Cilegon. WIKA Krakatau Beton didirikan dengan nama PT Wijaya
Karya Krakatau Beton sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT Wijaya
Karya Krakatau Beton No. 16 tanggal 16 Desember 2013, yang dibuat di hadapan Indrajati Tandjung,
S.H., Notaris di Kota Cilegon dan telah memperoleh pengesahan Menkumham sesuai dengan Surat
Keputusannya No. AHU-02372.AH.01.01.Tahun 2014 tanggal 17 Januari 2014 serta telah didaftarkan
di dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0004311.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 17 Januari 2014
(Akta Pendirian).
Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha
Berdasarkan ketentuan Pasal 3 Anggaran Dasar WIKA Krakatau Beton sebagaimana termaktub dalam
AktaPendirian, maksud dan tujuan WIKA Krakatau Beton adalah berusaha dalam bidang industri dan
perdagangan.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, WIKA Krakatau Beton dapat melaksanakan
kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Perindustrian, meliputi industri beton pracetak, antara lain produksi tiang pancang beton dan
kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan kelancaran serta kontinuitas produksi;
b. Melakukan kegiatan impor mesin-mesin, peralatan-peralatan, suku cadang dan bahan-bahan baku
yang diperlukan untuk membuat produk beton pracetak; dan
c. Menjalankan usaha di bidang perdagangan, antara lain penjualan beton pracetak baik di dalam
negeri maupun luar negeri.
Struktur Permodalan
Sebagaimana termaktub dalam Akta Pendirian WIKA Krakatau Beton, struktur permodalan dan susunan
pendiri/pemegang saham WIKA Krakatau Beton pada saat pendirian adalah sebagai berikut:
Keterangan
Modal Dasar
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh:
- Perseroan
- PT Krakatau Engineering
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
Jumlah Saham dalam Portepel

Nilai Nominal Rp 1.000.000,00 per saham


Jumlah Nominal
Persentase
Jumlah Saham
(Rp)
(%)
175.000
175.000.000.000
30.000
15.000
5.000
50.000
125.000

81

30.000.000.000
15.000.000.000
5.000.000.000
50.000.000.000
125.000.000.000

60,00
30,00
10,00
100,00
-

Dewan Komisaris dan Direksi


Berdasarkan Akta Pendirian, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi WIKA Krakatau Beton
adalah sebagai berikut :
Komisaris Utama
: Fery Hendriyanto
Komisaris : Firjadi Putra
Direktur Utama
Direktur
Direktur

: Ir. Anwar Ali


: Achmad Arifin
: Edi Wiyarso

K. TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI


No.

Perjanjian

Para Pihak

1.

Akta Perjanjian
1. Perseroan
Penerbitan dan
2.PT Mandiri
Penunjukkan Agen
Sekuritas dan PT
Pemantau dan Agen
May Bank Kim
Jaminan Medium Term
Eng Securities
Notes I PT Wijaya Karya
(Arranger dan/
Beton Tahun 2013 No.
atau Agen
9 tanggal 13 November
Penempatan)
2013, dibuat di hadapan 3. Bank Mandiri
Jose Dima Satria, S.H.,
(Persero) (Agen
M.Kn., Notaris di Kota
Pemantau dan
Administrasi Jakarta
Agen Jaminan)
Selatan.

2.

Perubahan Perjanjian
1. Perseroan
Pemberian Fasilitas Non
(Debitur)
Cash Loan No. KP2. PT Bank Mandiri
CRO/005/PNCL/2010
(Persero) Tbk.
tanggal 9 Juni 2010
(Bank)
sebagaimana ternyata
dalam Surat Bank
No.TOP.CRO/CLA.165/
ADD/2010 tanggal 9
Juni 2010, yang telah
beberapa kali diubah
dan terakhir diubah
dengan Addendum
IV (Keempat) atas
Perubahan Perjanjian
Pemberian Fasilitas Non
Cash Loan No. KPCRO/005/PNCL/2010
sebagaimana ternyata
dalam Surat Bank No.
TOP.CRO/CLA.193/
ADD/2013 tanggal 8 Mei
2013.

Masa Berlaku
Perseroan
15 November 2015

10 Mei 2014

Deskripsi Singkat
Sebagaimana diuraikan dalam tabel
Transaksi Dengan Pihak Ketiga No. 1.

Bank memberikan kredit Fasilitas Non Cash


Loan kepada Debitur dengan nilai fasilitas
sebesar Rp185.000.000.000,00.
Perseroan telah memperoleh persetujuan
dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sehubungan dengan rencana pelaksanaan
Initial Public Offering (IPO), dimana PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk telah menandatangani
sebagai
bukti
persetujuannya
surat
Permohonan Persetujuan Dalam Rangka
Pelaksanaan
Initial
Public
Offering
(IPO) PT Wijaya Karya Beton, tahun
2014 No.KU.02.01/WB-0A.55/2014 dari
Perseroan tanggal 13 Januari 2014.

82

No.
3.

4.

5.

Perjanjian
Para Pihak
Akta Perjanjian Modal
1. Perseroan
Kerja (Revolving)
(Debitur)
No. KP-COD/016/
2. PT Bank Mandiri
PK.KMK/2006 No.
(Persero) Tbk.
11 tanggal 5 Juni
(Bank)
2006, yang dibuat di
hadapan Sri Ismiyati,
S.H., Notaris di Kota
Jakarta Utara yang telah
beberapa kali diubah
dan terakhir diubah
dengan Addendum
VII (Ketujuh) atas
Perjanjian Kredit Modal
Kerja No. KP-COD/016/
PK.KMK/2006 Akta No.
11 tanggal 5 Juli 2006
sebagaimana ternyata
dalam Surat Bank No.
TOP.CRO/CLA.196/
ADD/2013 tanggal 8 Mei
2013.

Masa Berlaku
10 Mei 2014

Akta Perjanjian Kredit


1. Perseroan
Modal Kerja (Fixed
(Debitur)
loan) No. KP-CRO/017/ 2. PT Bank Mandiri
PK-KMK/2009 No.
(Persero) Tbk.
25 tanggal 8 Juni
(Bank)
2009, yang dibuat di
hadapan Sri Ismiyati,
S.H., Notaris di Kota
Jakarta Utara yang telah
beberapa kali diubah
dan terakhir diubah
dengan Addendum V
(Kelima) atas Perjanjian
Kredit Modal Kerja
(Fixed loan) No. KPCRO/017/PK-KMK/2009
No. 25 tanggal 8 Juni
2009 sebagaimana
ternyata dalam Surat
Bank No. TOP.CRO/
CLA.194/ADD/2013
tanggal 8 Mei 2013.

10 Mei 2014

Perubahan atas
1. Perseroan
Perjanjian Jasa
(Debitur)
Pelayanan Transaksi
2. PT Bank Mandiri
Treasury No. KP(Persero) Tbk.
CRO/029/PFL/2010
(Bank)
tanggal 9 Juni 2010,
sebagaimana ternyata
dalam Surat Bank No.
TOP.CRO/CLA.166/
ADD/2010 tanggal 9
Juni 2010 yang telah
beberapa kali diubah
dan terakhir diubah
dengan Addendum III
(Ketiga) Perubahan
atas Perjanjian Jasa
Pelayanan Transaksi
Treasury No. KPCRO/029/PFL/2010
sebagaimana ternyata
dalam Surat Bank No.
TOP.CRO/CLA.195/
ADD/2013 tanggal 8 Mei
2013.

10 Mei 2014

Deskripsi Singkat
Bank memberikan fasilitas kredit kepada
Debitur berupa Kredit Modal Kerja
(Revolving)
dengan
jumlah
fasilitas
Rp15.000.000.000,00.
Perseroan telah memperoleh persetujuan
dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sehubungan dengan rencana pelaksanaan
Initial Public Offering (IPO), dimana PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk telah menandatangani
sebagai
bukti
persetujuannya
surat
Permohonan Persetujuan Dalam Rangka
Pelaksanaan
Initial
Public
Offering
(IPO) PT Wijaya Karya Beton, tahun
2014 No.KU.02.01/WB-0A.55/2014 dari
Perseroan tanggal 13 Januari 2014.

Bank
memberikan
fasilitas
kredit
kepada Debitur berupa Kredit Modal
Kerja Fixed loan dengan jumlah fasilitas
Rp115.000.000.000,00.
Perseroan telah memperoleh persetujuan
dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sehubungan dengan rencana pelaksanaan
Initial Public Offering (IPO), dimana PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk telah menandatangani
sebagai
bukti
persetujuannya
surat
Permohonan Persetujuan Dalam Rangka
Pelaksanaan
Initial
Public
Offering
(IPO) PT Wijaya Karya Beton, tahun
2014 No.KU.02.01/WB-0A.55/2014 dari
Perseroan tanggal 13 Januari 2014.

Bank memberikan fasilitas kredit dengan


sifat kredit advised dan uncommitted
dengan jumlah fasilitas USD1.000.000.
Perseroan telah memperoleh persetujuan
dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sehubungan dengan rencana pelaksanaan
Initial Public Offering (IPO), dimana PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk telah menandatangani
sebagai
bukti
persetujuannya
surat
Permohonan Persetujuan Dalam Rangka
Pelaksanaan
Initial
Public
Offering
(IPO) PT Wijaya Karya Beton, tahun
2014 No.KU.02.01/WB-0A.55/2014 dari
Perseroan tanggal 13 Januari 2014.

83

No.
6.

Perjanjian
Para Pihak
Perjanjian Kerjasama
1. Perseroan
antara PT Wijaya Karya
(Buyer)
Beton dengan PT Bank 2. PT Bank Mandiri
Mandiri (Persero) Tbk
(Persero) Tbk.
tentang Supply Chain
(Bank)
Financing No. KU.02.01/
WB.0A.01012/2012 dan
No. CBG.CB1/008/2012
tanggal 17 Juli 2012.

Masa Berlaku
1 tahun terhitung sejak
ditandatanganinya
Perjanjian ini dan
diperpanjang secara
otomatis 1 tahun
berikutnya apabila tidak
ada pemberitahuan
kedua belah pihak untuk
mengakhiri Perjanjian ini.

Deskripsi Singkat
Buyer dengan ini menyatakan setuju untuk
menggunakan Supply Chain Financing
(SCF) dari Bank dan Bank menyatakan
setuju untuk memberikan SCF kepada
Buyer.

7.

Akta Perjanjian
1.
Kredit Modal Kerja
Perseroan
No. 12 tanggal 13
(Debitur)
September 2011, yang
2. PT Bank Rakyat
dibuat di hadapan
Indonesia
Sri Hidianingsih
(Persero) Tbk
Adi Sugijanto, S.H.,
(Kreditur)
Notaris di Jakarta yang
telah beberapa kali
diubah dan terakhir
diubah dengan Surat
Penawaran Putusan
Kredit No. R.II.059-ADK/
DKR-2/10/2013 tanggal
11 Oktober 2013.

1. Plafond sebesar
Rp25.000.000.000,berlaku sejak tanggal
13 September 2013
s/d penandatanganan
perjanjian kredit
2. Plafond sebesar
Rp125.000.000.000,sejak
penandatanganan
perjanjian kredit
s/d tanggal 13
September 2014.

Kreditur
memberikan
fasilitas
kredit
kepada Debitur berupa Kredit Modal Kerja
R/K maksimum Credit Overeenkomst
(CO) tetap dengan jumlah fasilitas
Rp125.000.000.000,00.

8.

Akta Perjanjian
1.
Pemberian Fasilitas
Perseroan
Bank Garansi/
(Debitur)
Penanggungan Jaminan 2. PT Bank Rakyat
Impor No. 13 tanggal
Indonesia
13 September 2011,
(Persero) Tbk
yang dibuat di hadapan
(Kreditur)
Sri Hidianingsih
Adi Sugijanto, S.H.,
Notaris di Jakarta yang
telah beberapa kali
diubah dan terakhir
diubah dengan Surat
Penawaran Putusan
Kredit No. R.II.059-ADK/
DKR-2/10/2013 tanggal
11 Oktober 2013.

BG/SBLC
1. Plafond sebesar
Rp30.000.000.000,berlaku sejak tanggal
13 September 2013
s/d penandatanganan
perjanjian kredit
2. Plafond sebesar
Rp50.000.000.000,00
sejak
penandatanganan
perjanjian kredit s/d
tanggal 13 September
2014
3. Setiap penerbitan
BG/SBLC dapat
dilayani dengan tenor
maksimal 12 bulan
sepanjang availability
period belum jatuh
tempo

Kreditur memberikan fasilitas kredit kepada


Debitur berupa:
1. Bank Guarantee/Stand By Letter
of
Credit
(BG/SBLC)
sebesar
Rp50.000.000.000,- (interchangeable
dengan
fasilitas
Penangguhan
Jaminan Impor (PJI)); dan
2.
PJI
(L/C/
SKBDN)
sebesar
R p 2 8 . 0 0 0 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0
(interchangeable dengan fasilitas BG/
SBLC).

PJI (L/C/ SKBDN)


1. 12 bulan, terhitung
mulai tanggal 13
September 2013 s/d
13 September 2014
2. Tenor Sight PJI (L/C/
SKBDN)
Sejak pembukaan
L/C/ SKBDN s/d
selambat-lambatnya
7 (tujuh) hari sejak
barang atau dokumen
tiba.

84

Perseroan telah memperoleh persetujuan


dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
sehubungan dengan rencana pelaksanaan
Initial Public Offering (IPO), dimana PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk telah menandatangani
sebagai
bukti
persetujuannya
surat
Permohonan Persetujuan Dalam Rangka
Pelaksanaan
Initial
Public
Offering
(IPO) PT Wijaya Karya Beton, tahun
2014 No.KU.02.01/WB-0A.55/2014 dari
Perseroan tanggal 13 Januari 2014.

Perseroan telah memperoleh persetujuan


dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
sehubungan dengan rencana pelaksanaan
Initial Public Offering (IPO), berdasarkan
surat No.B.70-MNS/NSD/01/2014 tanggal
16 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

No.
9.

Perjanjian
Para Pihak
Perpanjangan Perjanjian 1. WIKA (Pihak
Pemberian Pinjaman
Pertama)
No. TP.02.03/WB2. Perseroan (Pihak
0A.196/2014 tanggal
Kedua)
13 Januari 2014 juncto
Perjanjian Pinjaman
No. KU.02.09/A.
DIR.0499/2012 dan
No. KU.06.02/0AWB.520/2012 tanggal
30 Maret.

Masa Berlaku
12 Januari 2015

Deskripsi Singkat
Pihak Pertama memberikan bantuan modal
kerja kepada Pihak Kedua dengan plafond
sebesar Rp50.000.000.000,00.

10.

Perpanjangan
1. WIKA (Pihak
Perjanjian Pemanfaatan
Pertama)
Fasilitas Non Cash
2. Perseroan (Pihak
Loan No. TP.02.03/WBKedua)
0A.195/2014 tanggal
13 Januari 2014 juncto
Perjanjian Pemanfaatan
Fasilitas Non Cash
Loan No. KU.02.09/A.
DIR.2250B/2011
dan KU.06.02/0AWB.677/2011 tanggal 7
Juni 2011.

12 Januari 2015

Pihak Pertama memberikan Fasilitas


NonCashLoan
kepada
Pihak
Kedua
sebanyak-banyaknya
sebesar
Rp100.000.000.000,00.

11.

Perjanjian Pemanfaatan 1. Perseroan (Pihak


Fasilitas Cash Loan
Pertama)
dan Non Cash Loan
2. WIKA Kobe
No. TP.02.03/WB(Pihak Kedua)
0A.193/2014 tanggal 13
Januari 2014.

12 Januari 2015

Pihak Pertama memberikan Fasilitas


Cash Loan dan Non Cash Loan kepada
Pihak
Kedua
sebanyak-banyaknya
sebesarRp100.000.000.000,00.

12.

Perjanjian Pemanfaatan 1. Perseroan (Pihak


Fasilitas Cash Loan
Pertama)
dan Non Cash Loan
2. WIKA Krakatau
No. TP.02.03/WBBeton (Pihak
0A.194/2014 tanggal
Kedua)
13 Januari 2014
juncto Perubahan dan
Pernyataan Kembali
atas Perjanjian
Pemanfaatan
Fasilitas Cash Loan
dan Non Cash
Loan No. TP.02.03/
WB-0A.194/2014
No. TP.02.03/WB0A.194A/2014 tanggal
17 Januari 2014.

12 Januari 2015

Pihak Pertama memberikan Fasilitas Cash


Loan dan Non Cash Loan kepada Pihak
Kedua
sebanyak-banyaknya
sebesar
Rp100.000.000.000,00.

13.

Surat Perjanjian No.


1. Perseroan (Pihak
TP.02.02/D.0076/00
Pertama)
tanggal 12 Juni 2000
2. WIKA (Pihak
juncto Surat Perjanjian
Kedua)
Sewa Menyewa antara
PT Wijaya Karya Beton
dengan PT Wijaya
Karya Divisi Peralatan
Konstruksi No. TP.01.03/
WB-217/2001 tanggal 4
Juni 2001.

10 Juni 2021

Pihak Pertama menyewa batching plant


dari Pihak Kedua dengan total biaya sewa
Rp84.000.000.000,00.

85

No.
14.

Perjanjian
Perjanjian Penggunaan
Jalan antara PTWijaya
Karya (Persero) Tbk
dengan PTWijaya
Karya Beton tanggal 28
Desember 2007.

Para Pihak
1. WIKA (Pihak
Pertama)
2. Perseroan (Pihak
Kedua)

15.

Perjanjian Kerjasama
1. Perseroan
Produksi Hollow
2. WIKA Kobe
Core Slab Antara PT
Wijaya Karya Beton
dengan PT Wijaya
Karya Komponen
Beton No. TP.01.03/
WB-0A.174/2013
No. KU.06.02/WKO0A.62A/2013 tanggal 29
Juli 2013.

16.

Perjanjian Sewa
1. PT Wika Realty
Menyewa Gedung
Unit Property II
Wika Medan Jl Gunung
(Pihak Pertama).
Krakatau No. 15 Medan 2. Perseroan (Pihak
antara PT Wika Realty
Kedua).
Unit Property II dengan
PT Wika Beton
Wilayah Penjualan I No.
TP.01.03/F.UP.098/2013
tanggal 16 Desember
2013.

17.

18.

Masa Berlaku
Deskripsi Singkat
Berdasarkan
Pihak Kedua bersedia dan mengizinkan
kesepakatan para pihak. tanah Pihak Kedua yang terletak di Jl. Raya
Narogong Km. 26, Kelurahan Kembang
Kuning,
Kecamatan
Klapanunggal,
Kabupaten Bogor dalam Sertifikat Hak
Guna Bangunan (HGB) No. 38/Kembang
Kuning dan sebagian tanah dalam
Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB)
No. 604/Klapanuggal, dengan total luas
12.601 m2 dengan harga sewa sebesar
Rp5.103.405.000,00.
Perjanjian ini berlaku
sampai dengan
berakhirnya pengadaan
material produk Hollow
Core Slab pada proyek
Terminal 3 Bandara
Soekarno Hatta yang
diperoleh Perseroan
atau dapat diperpanjang
sesuai dengan
kesepatan tertulis antara
Para Pihak.
4 Januari 2015

Perseroan bersama dengan WIKA Kobe


bermaksud untuk bekerjasama dalam
memproduksi produk Hollow Core Slab
dalam rangka pelaksanaan atau pemenuhan
kontrak pekerjaan yang akan dan/atau telah
ditandatangani oleh Perseroan dengan
pemilik proyek/pekerjaan/kontraktor proyek
Perluasan Terminal 3 Bandara SoekarnoHatta.

Perjanjian Jasa
1. PT Wika Realty
Pengelolaan Kawasan
Unit Property II
Industri WIKA Cileungsi(Pihak Pertama).
Bogor No. TP.01.03/F.
2. Perseroan (Pihak
UP.044/2013 tanggal 23
Kedua).
Desember 2013.

31 Desember 2014

Pihak Pertama akan melaksanakan


pekerjaan jasa pengelolaan Kawasan
Industri WIKA Cileungsi-Bogor dan fasilitas
bersama seperti lobi, mushola, dapur,
halaman, tempat parkir dan taman.

Perjanjian Jual Beli


Gas Pelanggan Industri
Manufaktur dan
Pembangkitan Listrik
No. 031500.PK/HK.02/
PENG/
2010 tanggal 24
Maret 2010 yang telah
beberapa kali diubah
dan terakhir diubah
dengan Perjanjian Jual
Beli Gas Pelanggan
Industri Manufaktur dan
Pembangkitan Listrik
No. 034400.PK/HK.02/
PENG/
2013 tanggal 15 Maret
2013.

31 Maret 2018

Pemasok memasok gas kepada Pelanggan


dengan harga P1 yang sesuai dengan
keputusan Direksi Pemasok yang berlaku.

1. Perseroan
(Pelanggan)
2. PT Perusahaan
Gas Negara
(Persero) Tbk
(Pemasok)

86

Pihak Pertama setuju untuk menyewakan


kepada Pihak Kedua sebagian gedung dan
ruangan Wika Medan yang berkedudukan di
Jl. Gunung Krakatau No. 15 Medan dengan
perincian sebagai berikut:
1. Lantai
: II
2. Blok : A dan B
3. Luas : 192 m2
dengan
harga
sewa
sebesar
Rp4.128.000,00/bulan.

No.
19.

Perjanjian

Para Pihak
Masa Berlaku
Deskripsi Singkat
Perjanjian Sewa Menyewa Kendaraan
No. 022/KOPBMW/2011 1. Koperasi
14 Desember 2014
1 (satu) unit kendaraan New Avanza tahun
tanggal 15-12-2011.
Karyawan Beton
2011 dengan biaya sewa Rp5.000.000,00/
Makmur Wijaya
bulan.
(Pihak Pertama)
2. Perseroan (Pihak
Kedua)

20.

No. 007/KOPBMW/2012
tanggal 02-02-2012.

6 Februari 2017

1 (satu) unit Isuzu Panther Pick Up tahun


2011 dengan biaya sewa Rp5.000.000,00/
bulan.

21.

No. 001/KOPBMW/2012
tanggal 05-01-2012.

4 Januari 2015

1 (satu) unit Toyota Innova tahun 2011


dengan biaya sewa Rp7.000.000,00/bulan.

22.

Perjanjian Sewa
Menyewa Kendaraan
tanggal 2 Januari 2014.

31 Desember 2014

1. 1 (satu) unit Toyota Innova dengan biaya


sewa Rp5.000.000,00/bulan;
2. 1 (satu) unit Toyota Rush dengan biaya
sewa Rp5.750.000,-00/bulan;
3. 2 (dua) unit Toyota Innova dengan biaya
sewa Rp8.000.000,00/bulan.

23.

Perjanjian Sewa
Menyewa Kendaraan
tanggal 2 Januari 2014.

31 Desember 2014

1. 1 (satu) unit Toyota Fortuner dengan


biaya sewa Rp7.000.000,00/bulan;
2. 1 (satu) unit Nisan Serena dengan biaya
sewa Rp6.000.000,00/bulan.

24.

Perjanjian Sewa
Menyewa Kendaraan
tanggal 2 Januari 2014.
Perjanjian Sewa
Menyewa Kendaraan
tanggal 1 Juni 2013.

31 Desember 2014

1 (satu) unit Toyota Fortuner kepada Pihak


Kedua dengan biaya sewa Rp12.000.000,00
/bulan.
1. 1 (satu) unit Honda Accord A/T 2.000
CC tahun 2012 dengan biaya sewa
Rp11.200.000,00/bulan;
2. 1 (satu) unit Toyota Camry 2.400
CC tahun 2012 dengan biaya sewa
Rp14.300.000,00/bulan;
3. 2 (dua) unit Honda CRV 2.000 CC
tahun 2012 dengan biaya sewa
Rp22.400.000,00/bulan; dan
4. 1 (satu) unit Honda CRV 2.000 CC
tahun 2013 dengan biaya sewa
Rp11.200.000,00/bulan

25.

26.

Perjanjian Pemanfaatan 1. Perseroan (Pihak


Fasilitas Cash Loan
Pertama).
dan Non Cash Loan
2. WIKA Kobe
No. TP.02.03/WB(Pihak Kedua).
0A.193/2014 tanggal 13
Januari 2014.

31 Juli 2015

WIKA Kobe
12 Januari 2015

87

Pihak Pertama memberikan Fasilitas Cash


Loan dan Non Cash Loan kepada Pihak
Kedua
sebanyak-banyaknya
sebesar
Rp100.000.000.000,00.

No.
27.

Perjanjian

Para Pihak

Masa Berlaku
WIKA Krakatau Beton
Perjanjian Pemanfaatan 1. Perseroan (Pihak 12 Januari 2015
Fasilitas Cash Loan
Pertama).
dan Non Cash Loan
2. WIKA Krakatau
No. TP.02.03/WBBeton (Pihak
0A.194/2014 tanggal
Kedua).
13 Januari 2014
juncto Perubahan dan
Pernyataan Kembali
atas Perjanjian
Pemanfaatan
Fasilitas Cash Loan
dan Non Cash
Loan No. TP.02.03/
WB-0A.194/2014
No. TP.02.03/WB0A.194A/2014 tanggal
17 Januari 2014

Deskripsi Singkat
Pihak Pertama memberikan Fasilitas Cash
Loan dan Non Cash Loan kepada Pihak
Kedua
sebanyak-banyaknya
sebesar
Rp100.000.000.000,00.

Hubungan afiliasi yang dimiliki Perseroan dengan pihak-pihak yang disebutkan di atas adalah sebagai
berikut:
Hubungan afiliasi secara langsung
1. WIKA yang merupakan pemegang saham utama Perseroan
2. WIKA Kobe dan WIKA Krakatau Beton merupakan Anak Perusahaan dari Perseroan.
Hubungan afiliasi secara tidak langsung
1. Melalui WIKA, selaku pemegang saham utama Perseroan, dimana sifat berelasi tersebut
terjadi karena adanya penyertaan modal pemerintah di WIKA, PT Bank Mandiri (Persero)
Tbk, PTBankRakyatIndonesia(Persero)Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan
PTPerusahaanGasNegara(Persero) Tbk.
2. Melalui pemegang saham utama Perseroan dimana PT Wika RealtyUnit Property II merupakan
perusahaan saudara dari Perseroan.
3. Melalui pegawai Perseroan yang merupakan pendiri dari Koperasi Karyawan Beton Makmur
Wijaya.
L. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah mengadakan beberapa perjanjian material
dengan pihak ketiga, antara lain sebagai berikut:
No.
1.

Perjanjian

Para Pihak
Perseroan
Akta Perjanjian Agen Pembayaran 1. Perseroan.
Medium Term Notes I PT Wijaya Karya 2. KSEI (Agen
Beton Tahun 2013 No. 18 tanggal 14
Pembayaran).
November 2013, dibuat di hadapan Jose
Dima Satria, S.H., M.Kn., Notaris di Kota
Administrasi Jakarta Selatan.

88

Masa Berlaku

Deskripsi Singkat

14 November 2015 Perseroan menunjuk KSEI


selaku Agen Pembayaran
untuk
melaksanakan
pembayaran Bunga MTN
dan pelunasan Nilai Pokok
MTN.

No.
2.

3.

Perjanjian
Perjanjian Kredit No. 266/CBG/JKT/05 1.
tanggal 12 September 2005 yang telah
beberapa kali diubah dan terakhir diubah 2.
dengan Perubahan Ke-4 Terhadap
Perubahan dan Pernyataan Kembali
Perjanjian Kredit No. 515/AMD/CB/
JKT/2010 tanggal 14 Oktober 2010,
No. 337/AMD/CB/JKT/2013 tanggal 30
September 2013.

Para Pihak
Perseroan
(Debitur).
PT Bank CIMB
Niaga Tbk
(Kreditur).

Akta Perjanjian Fasilitas Perbankan No. 1.


21 tanggal 25 April 2012, yang dibuat
di hadapan Stephani Maria Vianney 2.
Pangestu, S.H., Notaris di Jakarta, dan
Syarat-syarat dan Ketentuan-ketentuan
Standar Pemberian Fasilitas Perbankan
No.
190/STC-DBSI/IV/2012
tanggal
25 April 2012, sebagaimana telah
dilegalisasi oleh Stephani Maria Vianney
Pangestu, S.H., Notaris di Jakarta dengan
No. 06/L/IV/2012 serta Perjanjian Induk
DBS No. 051/MA-DBSI/I/201 tanggal 25
April 2012 jis. Perubahan Pertama atas
Perjanjian Fasilitas Perbankan No. 354/
PFPA-DBSI/VI/2013 tanggal 11 Juni 2013
dan Perubahan Kedua atas Perjanjian
Fasilitas Perbankan No. 059/PFPA-DBSI/
II/2014 tanggal 11 Februari 2014

Perseroan
(Nasabah).
PT Bank DBS
Indonesia (Bank).

Masa Berlaku
14 Juli 2014

Deskripsi Singkat
Kreditur memberikan fasilitas
kredit kepada Debitur yang
berupa Pinjaman Tetap dan
Pinjaman Rekening Koran
sebesar Rp15.000.000.000
,-.
Perseroan telah memperoleh
persetujuan
dari
PT
Bank CIMB Niaga Tbk
sehubungan dengan rencana
pelaksanaan Initial Public
Offering
(IPO),
dimana
Bank CIMB Niaga Tbk telah
menandatangani
sebagai
bukti persetujuannya surat
Permohonan
Persetujuan
Dalam Rangka Pelaksanaan
Initial
Public
Offering
(IPO) PTWijaya Karya
Beton, tahun 2014 No.
KU.02.01/WB-0A.56/2014
dari Perseroan tanggal 13
Januari 2014.

25 April 2014 atau


pada akhir jangka
waktu
penerbitan
Sight/Usance L/C/
UPAS L/C, Sight/
Usance
SKBDN,
bank garansi, mana
yang paling akhir,
kecuali jika Fasilitas
Perbankan diakhiri
lebih awal, mana
yang lebih dahulu
terjadi.

Bank memberikan fasilitas


kredit kepada Nasabah,
dengan
jumlah
pokok
Fasilitas Perbankan tersedia
maksimum hingga sebesar
Rp75.000.000.000,00
dengan perincian sebagai
berikut:
1. Uncommitted Omnibus
Facility
dengan jumlah fasilitas
maksimum
sebesar
Rp50.000.000.000,00;
dan
2. Uncommitted revolving
credit facility dengan
jumlah
fasilitas
maksimum
sebesar
Rp25.000.000.000,00.
Perseroan telah memperoleh
persetujuan dari PT Bank
DBS Indonesia sehubungan
dengan
rencana
pelaksanaan Initial Public
Offering (IPO), berdasarkan
surat No.038/I/DBSI IBGJKT/2014 tanggal 16 Januari
2014 yang dikeluarkan oleh
PT Bank DBS Indonesia.

89

No.
4.

Perjanjian
Para Pihak
Akta Sewa Menyewa No. 9 tanggal 1. Lily Herlina (Pihak
16 April 2012, yang dibuat di hadapan
Pertama).
Stephani Maria Vianney Pengestu, S.H., 2. Perseroan (Pihak
Notaris di Jakarta.
Kedua).

5.

Perjanjian Sewa Menyewa No.: KU.06.02/ 1. PT Cahaya


WB-0A.869A/2010 tanggal 24 Agustus
Indotaruna
2010 junctis Perjanjian Sewa Menyewa
(Pemilik).
Ruang Gedung No.: KU.06.02/0A- 2. Perseroan
WB.408/2013 tanggal 25 Maret 2013,
(Penyewa).
Addendum Penambahan Sewa Ruang
Gedung No. KU.06.02/0A-WB.335/2013
tanggal 28 Maret 2013 dan Amandemen
Perjanjian Sewa Menyewa Ruang
Gedung No.: KU.06.02/0A-WB.409/2013
tanggal 28 Maret 2013.

Masa Berlaku
17 April 2014

Deskripsi Singkat
Pihak Pertama dengan ini
telah menyewakan kepada
Pihak
Kedua
sebuah
bangunan rumah berikut
turutan-turutannya
yang
terletak di Jl. Biru Laut
Raya, Kav. No. 488 Blok
U, Kecamatan Jatinegara,
Kelurahan
Cipinang
Cempedak,
Kotamadya
Jakarta Timur, DKI Jakarta
yang berdiri di atas Sertifikat
Hak Milik No. 1890/Cipinang
Cempedak (dahulu Sertifikat
Hak Guna Bangunan No.
1400/Cipinang Cempedak),
seluas 226 m2 tercatat
atas nama Ny. Lily Herlina,
dengan
harga
sewa
Rp130.000.000,00
(untuk jangka waktu 2 tahun).

31 Oktober 2018

Pemilik dengan ini telah


menyewakan gedung dan
bangunan dengan rincian
sebagai berikut:
1. Gedung lengkap dengan
fasilitasnya terletak di
Jl. Raya Jatiwaringin
No. 54, Pondok Gede,
Bekasi, Jawa Barat;
2. Bangunan di lantai 3
tidak termasuk fasilitas
umum, seluas 500 m2;
Harga sewa atas gedung
dan bangunan di atas
adalah
Rp120.000,00/m2
per bulan (belum termasuk
PPN sebesar 10% dan akan
dipotong PPH sebesar 10%.

6.

Memorandum of Agreement (Nota 1. Perseroan (Pihak


Kesepakatan)
antara
PT
Wijaya
Pertama).
Karya Beton dengan PT Mills & Mines 2. PT Mills & Mines
International
No.
KU.09.09/WBInternational
0A.1357/2012 dan No. MMI2012/WB/
(Pihak Kedua).
JVA-001 tanggal 5 Oktober 2012.

5 tahun terhitung
sejak
tanggal
ditandatangani
MoA ini dan dapat
diperpanjang
kembali
sesuai
kesepakatan Para
Pihak.

Para
Pihak
setuju
berkerjasama
dalam
koordinasi intensif untuk
pengenalan
dan/atau
penggunaan
Sistem
Prestressing Postensioning
di
Indonesia
untuk
melaksanakan
berbagai
pekerjaan konstruksi pada
proyek/pekerjaan
Pihak
Pertama.

7.

Perjanjian Jual Beli Besi Beton antara 1. Perseroan (Pihak


PT Wijaya Karya Beton dengan PT
Pertama).
Intisumber Bajasakti No. KU.08.02/WB- 2. PT Intisumber
0A.1855/2013 perihal Pengadaan Besi
Bajasakti (Pihak
Beton tanggal 29 November 2013.
Kedua).

31 Mei 2014

Pihak Pertama menyatakan


setuju
untuk
membeli
besi beton dari Pihak
Kedua dan Pihak Kedua
menyatakan telah setuju
dan mengikatkan diri untuk
menjual besi beton kepada
Pihak
Pertama
dengan
nilai
Perjanjian
sebesar
Rp18.437.500.000,00.

90

No.
8.

Perjanjian
Para Pihak
Akta Perpanjangan Kesatu Dari Perjanjian 1. PT Surabaya
Sewa Menyewa Ruangan Wisma Sier
Industrial
No. 8 tanggal 22 Juni 2012, yang dibuat
Estate Rangkut
di hadapan Isti Kusumawardhani, S.H.,
(Pemilik).
M.Kn., Notaris di Kabupaten Gresik.
2. Perseroan
(Penyewa).

9.

Berita Acara Negosiasi No. 231/11/BAN/


DAN/2013 tanggal 29 November 2013

1.

Perjanjian Sewa Guna Usaha No. 00203- 1.


001 tanggal 21 Agustus 2013.

Perjanjian Sewa Guna Usaha No. 00203- 1.


001 tanggal 21 Agustus 2013.
2.

3.

Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan


1.
Hak Opsi untuk Kendaraan Bermotor No.
L13J01879A tanggal 26 Juli 2013.
2.

4.

Perjanjian Sewa Guna Usaha Dengan


Hak Opsi untuk Kendaraan Bermotor
No. L13J02142A tanggal 23 September
2013.

Deskripsi Singkat
Pemilik
dengan
ini
menyewakan
kepada
Penyewa, ruangan yang
terletak di Wisma Sier, Jl.
Rungkut Industri Raya 10,
Kawasan Industri Rungkut
Surabaya, pada lantai 5
dengan luas 345,53 m2
dengan harga sewa sebesar
Rp110.707.812,00/tahun
dan service charge sebesar
Rp179.537.388,00/tahun.

Diperpanjang sesuai
dengan kebutuhan
atau
rencana
produksi
serta
negosiasi
harga
terbaru

Pemasok memasok Portland


Cemen Type I, Merk Semen
Gresik,
kemasan
curah
dengan harga Rp969.000,-/
Ton (belum termasuk PPN
10%) yang berlaku terhitung
mulai tanggal 1 Desember
2013 atau sampai dengan
adanya perubahan atas
kesepakatan kedua belah
pihak.

36 (tiga puluh
enam) bulan

Lessor menyetujui untuk


membeli 1 (satu) unit
used Sumitomo Crawler
Crane Capacity 50 ton
serta
menyewakannya
kepada
Lessee
dengan
jumlah harga perolehan
Rp2.530.000.000,00
dan
harga sewa guna usaha
Rp2.606.200,00.

PT IBJ Verena
Finance
(Lessor).
WIKA Kobe
(Lessee).

36 (tiga puluh
enam) bulan

Lessor
menyetujui
untuk membeli 1 unit
used
Caterpillar
Wheel
Loader,
Model
938G
serta
menyewakannya
kepada
Lessee
dengan
jumlah harga perolehan
Rp852.500.000.000,00 dan
harga sewa guna usaha
Rp881.367,00.

PT Orix
Indonesia
Finance
(Lessor).
WIKA Kobe
(Lessee).

36 (tiga puluh
enam) bulan

Lessor menyetujui untuk


membeli
1
Unit
UD
Trucks PK 260 CT 2013
serta
menyewakannya
kepada
Lessee
dengan
harga kendaraan sebesar
Rp655.000.000,dan
angsuran sewa guna usaha
Rp19.223.000,00.

PT Orix
Indonesia
Finance
(Lessor),
WIKA Kobe
(Lessee),

36 (tiga puluh
enam) bulan

Lessor menyetujui untuk


membeli 1 Unit HINO
130 HD PS + Dump 2013
serta
menyewakannya
kepada
Lessee
dengan
harga kendaraan sebesar
Rp280.000.000,-dan
angsuran sewa guna usaha
Rp8.473.000,00.

1. Perseroan
(Pelanggan)
2. PT Sinar
Indah Perkasa
(Pemasok)

2.

2.

Masa Berlaku
31 Mei 2014

1.

2.

WIKA Kobe
PT IBJ Verena
Finance
(Lessor).
WIKA Kobe
(Lessee).

91

M. ASURANSI
Perseroan telah mengasuransikan aset-aset serta kesehatan karyawannya pada beberapa perusahaan
asuransi diantaranya sebagai berikut:
1) PT Asuransi Bringin Sejahtera Artamakmur
2) PT Asuransi Jasa Indonesia
3) PT Asuransi Himalaya Pelindung
4) PT Avrist Assurance
5) PT BNI Life Insurance
6) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia.
Berikut ini tabel yang menyajikan mengenai asuransi yang dimiliki oleh Perseroan dan Anak Perusahaan,
sebagai berikut:
No.

Jenis Asuransi

Nilai Pertanggungan

Masa Berlaku
Perseroan
15 Desember 2014

Keterangan

1.

Kebakaran

Rp8.357.300.000,00
Rp13.246.200.000,00

2.

Kebakaran

Rp5.286.600.000,00
Rp16.473.069.000,00

15 Desember 2014

Untuk bangunan pabrik produk beton dan


mesin-mesin produksi & peralatan pabrik yang
berada di dalam komplek bangunan yang
terletak di Jl. Raya Medan Binjai KM. 15,5,
Desa Sei Semayang, Kec. Sunggal, Kab. Deli
Serdang, Sumatera Utara.

3.

Kebakaran

Rp5.932.200.000,00
Rp12.862.600.000,00

25 April 2014

Untuk bangunan pabrik produk beton dan


mesin-mesin produksi & peralatan pabrik yang
berada di dalam komplek bangunan yang
terletak di atas tanah SHGB No. 14, 25 & 408
Kejapanan, Pasuruan Jatim.

4.

Kebakaran

Rp10.339.930.000,00
Rp35.386.500.000,00

20 Mei 2014

Untuk gedung dan mesin-mesin yang berada di


Jl. Siliwangi Km. 31, Desa Klapanunggal dan
Kembang Kuning, Kecamatan Klapanunggal,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

5.

Kebakaran

Rp4.628.700.000,00
Rp16.047.900.000,00

7 Mei 2014

Untuk bangunan pabrik produk beton dan


mesin-mesin produksi & peralatan pabrik yang
berada di dalam komplek bangunan yang
terletak di Siliwangi KM. 31 Kawasan Industri
WIKA, Desa Kelapa Nunggal, Bogor.

6.

Kebakaran

Rp2.356.170.000,00
Rp7.712.716.000,00

1 Agustus 2014

Untuk bangunan pabrik produk beton dan


mesin-mesin produksi & peralatan pabrik yang
berada di dalam komplek bangunan yang
terletak di atas tanah SHGB No. 2 & 3, Jl.
Berujul Kulon No. 39, Desa Berujul Kulon, Kec.
Jatiwangi, Majalengka-Jawa Tengah.

7.

Kebakaran

Rp6.094.760.000,00
Rp7.935.600.000,00

10 Oktober 2014

Untuk bangunan pabrik produk beton dan


mesin-mesin produksi & peralatan pabrik yang
berada di dalam komplek bangunan yang
terletak di Raya Solo-Boyolali KM. 4,5, Desa/
Kec. Mojosongo, Kab. Boyolali.

92

Untuk bangunan pabrik produk beton dan


mesin-mesin produksi & peralatan pabrik
yang berada di dalam komplek bangunan
yang terletak di Jl. Raya Kotabumi KM. 34,5,
Tegineneng, Desa Bumi Ayu, Kec. Natar,
Lampung.

No.

Jenis Asuransi

Nilai Pertanggungan

8.

Kebakaran

Rp2.126.500.000,00
Rp8.140.800.000,00

9.

Kebakaran

Rp32.449.700.000,00
Rp39.559.000.000,00

10.

Life Insurance

11.

Health Insurance

Masa Berlaku
Perseroan
20 Oktober 2014

Keterangan
Untuk bangunan pabrik produk beton dan
mesin-mesin produksi & peralatan pabrik yang
berada di dalam komplek bangunan yang
terletak di Jl. Kima Raya II Kav. 4-5-6, Kel.
Daya, Makassar, Sulawesi Selatan.

13 Februari 2015

Untuk bangunan pabrik dan mesin-mesin &


peralatan pabrik yang berada di Jl. Surya
Madya III, Kav. 1-34, Kawasan Industri
Suryacipta, Karawang.

Klasifikasi Pegawai:
1. Plan I = Rp1.250.000.000,00
2. Plan II = Rp750.000.000,00
3. Plan III = Rp300.000.000,00
4. Plan IV = Rp150.000.000,00
5. Plan V = Rp100.000.000,00

1 Januari 2015

Untuk pegawai tetap, penuh dan aktif yang


dipekerjakan oleh Perseroan yang berusia
antara 16 tahun dan di bawah 60 tahun pada
saat awal tahun polis.

100%
dari
kuitansi
dengan batas maksimum
per tahun per peserta,
dengan batas maksimum
sebagaimana
dapat
dilihat pada keterangan.

31 Desember 2014

Untuk pegawai Perseroan sebagaimana


tercantum dalam Daftar Peserta/Tertanggung.

Saat ini jumlah premi yang dibayarkan telah memadai nilai pertanggungan atas aset yang diasuransikan
akan tetapi, nilai pertanggungan belum mencapai sebagian besar nilai risiko terhadap obyek yang
diasuransikan. Perseroan akan meningkatkan jumlah premi asuransi agar mencapai sebagian besar
nilai risiko terhadap obyek yang diasuransikan.
N. ASET TETAP
Tabel dibawah ini adalah daftar Aset Tetap yang dimiliki oleh Perseroan:
1. Tanah dan Bangunan
NO.

NO. SERTIPIKAT
HGB

TANGGAL
PENERBITAN

TANGGAL
BERAKHIRNYA
HAK
Perseroan

LUAS
(m)

LOKASI

1.

130

08-04-2011

07-04-2031

18.570

2.

118

19-03-2003

18-03-2033

29.910

3.

120

28-09-2004

27-09-2024

1.706

Sub Total
4.

30

Desa Sei Semayang, Kecamatan


Sunggal, Kabupaten Deli Serdang,
Provinsi Sumatera Utara

50.186
14-12-2007

14-12-2037

12.070
Desa Bumi Agung, Kecamatan
Tegineneng, Kabupaten Lampung
Selatan, Provinsi Lampung

5.

07-03-1994

08-03-2024

Sub Total

33.615
45.685

93

NO.

NO. SERTIPIKAT
HGB

TANGGAL
PENERBITAN

TANGGAL
BERAKHIRNYA
HAK

LUAS
(m)

LOKASI

6.

00033

16-02-2012

2.714

7.

00034

16-02-2012

2.769

8.

00035

16-02-2012

9.

00036

16-02-2012

10.

37

19-03-2012

16-02-2042

2.977

19-03-2042

Sub Total
11.

Desa Bumi Agung, Kecamatan


3.938 Tegineneng, Kabupaten Pesawaran,
Provinsi Lampung

2.970
15.368

21-09-1993

17-08-2033

Sub Total

36.845 Desa Kembang Kuning, Kecamatan


Cileungsi,
Kabupaten
Bogor,
Provinsi Jawa Barat
36.845

12.

604

26-01-2006

02-09-2024

13.

38

26-01-2006

17-08-2013*)

Sub Total

39.107 Desa Klapanunggal, Kecamatan


Klapanunggal, Kabupaten Bogor,
Pronvinsi Jawa Barat
48.348
87.455

14.

00007

23-01-2007

19-01-2037

1.762

15.

00009

29-03-2007

27-03-2037

1.478

16.

00012

12-12- 2007

12-12-2027

30.005

17.

00013

06-12-2012

15-10-2042

535

Sub Total

Desa Burujul Kulon, Kecamatan


Jatiwangi, Kabupaten Majalengka,
Pronvinsi Jawa Barat

33.780

18.

99

08-08-1996

05-08-2026

12.521

19.

101

14-08-1996

06-11-2024

Desa
Mojosongo,
Kecamatan
27.863 Mojosongo, Kabupaten Boyolali,
Provinsi Jawa Tengah

20.

160

07-04-2004

03-04-2034

Sub Total

1.360
41.744

94

NO.

NO. SERTIPIKAT
HGB

TANGGAL
PENERBITAN

TANGGAL
BERAKHIRNYA
HAK

LUAS
(m)

LOKASI

21.

25

23-04-1994

20-04-2024

29.470

22.

14

16-01-1998

17-01-2027

34.820

23.

408

07-05-2004

07-05-2034

813

24.

410

20-12-2005

25.

411

20-12-2005

26.

412

20-12-2005

27.

413

30-12-2005

229

22-11-2035

459
1.282

29-12-2035

919

Sub Total

67.992

28.

12/Sisa

18-02-1994

29.

13

18-02-1994

30.

33

06-12-2010

31.

34

06-12-2010

4.500

32.

36

22-12-2011

582

33.

37

22-12-2011

1.957

34.

38

22-12-2011

35.

39

22-12-2011

36.

40

22-12-2011

474

37.

41

22-12-2011

393

38.

42

22-12-2011

491

39.

45

21-06-2012

12-01-2014**)

21.610
2.510

24-09-2040

1.150

Desa Winong, Kecamatan Gempol,


Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa
546 Timur

24-09-2041

10-04-2042

Sub Total
40.

Desa
Kejapanan,
Kecamatan
Gempol, Kabupaten Pasuruan,
Provinsi Jawa Timur

434

1.723
36.370

19-01-1998

19-01-2028

Sub Total

33.834 Desa
Kapasa,
Kecamatan
Biringkanaya, Kotamadya Ujung
Pandang, Provinsi Sulawesi Selatan
33.834

95

NO.

NO. SERTIPIKAT
HGB

TANGGAL
PENERBITAN

TANGGAL
BERAKHIRNYA
HAK

41.

00174

16-02-2011

04-11-2028

42.

00175

16-02-2011

04-11-2028

Sub Total
43.

08

LUAS
(m)

56.396 Desa
Kutanegara,
Ciampel, Kabupaten
Provinsi Jawa Barat
48.213

1510

30-08-2005

24-07-2035

740 Kelurahan Duku, Kecamatan Illir


Timur II, Kabupaten Palembang,
Provinsi Sumatera Selatan
740

15-03-1999

15-03-2019

809 Kelurahan Cipinang Cempedak,


Kecamatan Jatinegara, Jakarta
Timur, Provinsi DKI Jakarta

Sub Total
45.

3714

809
22-12-2006

06-02-2034

Sub Total
Total

NO.
1.

NO. SERTIPIKAT
HGB
00223

Kecamatan
Karawang,

104.609

Sub Total
44.

LOKASI

116 Kelurahan
Gunung
Bahagia,
Kecamatan Balikpapan Selatan,
Kotamadya Balikpapan, Provinsi
Kalimantan Timur
116
555.533

TANGGAL
PENERBITAN
10-08-2012

WIKA Kobe
TANGGAL
BERAKHIRNYA
HAK
04-11-2028

Total

LUAS
(m)

LOKASI
33.310 Desa
Kutanegara,
Ciampel, Kabupaten
Provinsi Jawa Barat

Kecamatan
Karawang,

33.310

Keterangan:
*) Berdasarkan Surat Keterangan No. 002/CN/NKCB/2014 tanggal 7 Januari 2014 yang ditandatangani oleh Karin Christiana
Basoeki S.H., Notaris di Kota Jakarta Pusat, sertipikat HGB No. 38 sedang dalam proses pembaruan HGB.
**) Berdasarkan Surat Keterangan No. 46/PPAT/III/2014 tanggal 5 Maret 2014 dari yang ditandatangani oleh Elisabeth
Triasnani Widyastuti S.H., PPAT di wilayah Kabupaten Pasuruan, sertipikat HGB No. 12/Sisa dan 13 sedang dalam proses
pembaruan HGB.

Selain kepemilikan bidang-bidang tanah sebagaimana disebut di atas Perseroan juga telah membeli
sejumlah bidang tanah di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung seluas 441.287 m2,
Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat seluas 30.994 m2, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa
Timur seluas 28.300 m2 dan Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Selatan seluas 180.853 m2
berdasarkan akta jual beli dan surat penyerahan hak penguasaan tanah. Perseroan juga melakukan
pengikatan jual beli dengan Pihak Ketiga sehubungan dengan pembelian sejumlah bidang tanah di
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat seluas 342.633,392 m2, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa
Timur seluas 11.179 m2, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung seluas 192.174,5 m2,
Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung seluas 14.435 m2 dan Kotamadya Balikpapan, Provinsi
Kalimantan Timur seluas 262.525 m2.
Bangunan yang dimiliki/dikuasai oleh Perseroan yang berdiri di atas bidang tanah sebagaimana
disebutkan di atas antara lain berupa bangunan pabrik, perkantoran dan mess serta bangunan lainnya
yang merupakan sarana penunjang masing-masing PPB.

96

O. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL


Selain hak atas tanah, Perseroan juga memiliki sertifikat hak kekayaan intelektual yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia maupun oleh instansi yang berwenang di negara lain, yaitu sebagai berikut:
1. Sertifikat Paten
No. Nomor Paten

1.

2.

Tanggal
Pemberian

Judul Invensi

ID P0026747

Pelat Beton Pracetak


Berpenampang
13-10-2010 T Untuk Lantai
Jembatan Konstruksi
Rangka Baja

ID P0030243

Suatu Konstruksi
Jembatan Bersama
Pada Perlintasan
24-02-2012
Sebidang Antara
Jalan Kereta Api
Dengan Jalan Raya

Nama Inventor

Nama
Pemegang
Paten

Jangka Waktu
Perlindungan

Keterangan

Ir. Gambiro

Perseroan

20 tahun
(sejak 01-06-2005)

Terdaftar di
Indonesia

Ir. Wilfred A.
Singkali

Perseroan

20 tahun
(sejak 20-07-2007)

Terdaftar di
Indonesia

Saat ini Perseroan sedang mengajukan permohonan Hak Paten di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual diantaranya tiang pancang segiempat sentrifugal, angkur mati pada balok segmental dan
lantai jembatan.
2. Sertifikat Merek
No.

1.
*)

Nomor
IDM000180767

Pendaftaran
Tanggal
Etiket Merek
Kelas
Perseroan
14-10-2008

WIKA BETON

19

Jangka Waktu
Perlindungan

Keterangan*)

10 Tahun
(sejak 18-01-2005)

Terdaftar di Indonesia

Khusus merek-merek yang terdaftar di Indonesia, berdasarkan ketentuan Pasal 35 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001
tentang Merek pemilik merek terdaftar setiap kali dapat mengajukan permohonan perpanjangan untuk jangka waktu yang
sama ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sebelumnya berakhirnya jangka waktu perlindungan bagi merek terdaftar tersebut.

P. PERKARA HUKUM YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN, DIREKSI DAN DEWAN


KOMISARIS
Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan, Direksi Perseroan, dan Dewan Komisaris Perseroan
tidak terlibat dalam perkara perdata dan pidana di Pengadilan Negeri, perkara hubungan industrial
di Pengadilan Hubungan Industrial dimana Perseroan memiliki kegiatan usaha, sengketa tata usaha
negara di Pengadilan Tata Usaha Negara, perkara yang menyangkut perpajakan di Pengadilan Pajak,
perkara arbitrase di hadapan Badan Arbitrase Nasional Indonesia, dan perkara kepailitan, penundaan
kewajiban pembayaran utang, dan/atau pembubaran dalam register perkara di Pengadilan Niaga, serta
tidak menerima somasi ataupun tuntutan dari pihak manapun.

97

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN


ENTITAS ANAK
A. UMUM
Eksistensi Perseroan dimulai dari bisnis unit di WIKA Pada tahun 1960, WIKA didirikan dan memiliki
kegiatan usaha sebagai perusahaan konstruksi milik Pemerintah yang menjalankan proyek-proyek
pembangunan nasional. Setelah memiliki pengalaman 18 (delapan belas) tahun, pada tahun 1978
WIKA melalui unit usaha beton, melakukan ekspansi dengan menciptakan beberapa produk beton
baru yaitu tiang listrik dan produk pracetak. Aksi ekspansi WIKA diwujudkan dalam pembangunan
pabrik beton baru di Bogor pada tahun 1980. Dengan tujuan optimalisasi hasil produksi beton, WIKA
membentuk divisi baru untuk produk beton dan logam. Pada tahun yang sama (1981-1982) pabrik
beton baru didirikan di wilayah Pasuruan, Boyolali dan Majalengka. Kegiatan ekspansi WIKA pun terus
dilakukan dengan menciptakan produk beton baru yaitu PC Piles pada tahun 1983 dan bantalan rel
kereta api/railway sleepers pada tahun 1984 yang sebelumnya tidak ada pada portofolio produk WIKA.
Merespon tingginya permintaan beton di Sumatera, pada tahun 1986 WIKA mendirikan pabrik beton
baru di Lampung. Dengan bertambahnya produk baru dan besarnya kapasitas Perusahaan, di tahun
1987 WIKA kembali membentuk divisi baru yang bertanggung jawab atas segala komponen konstruksi
milik WIKA. Tidak sampai setahun terbentuk, WIKA kembali menciptakan satu produk baru yaitu beton
yang lebih ditujukan kepada jenis konstruksi jembatan dan juga sistem drainase. Sejalan dengan
penciptaan produk baru, pada tahun 1988 WIKA juga merampungkan pembangunan pabrik baru di
Binjai, Sumatera Utara.
Setelah 6 (enam) tahun fokus pada kapasitas produksi yang sudah ada akhirnya di tahun 1995 WIKA
melebarkan sayapnya di industri beton dengan membangun pabrik baru di Makassar, Sulawesi
Selatan. Tingginya kapitalisasi pasar beton mendorong WIKA pada tahun 1997 untuk mendirikan
Anak Perusahaan yang khusus beroperasi pada industri beton dengan nama PT Wijaya Karya
Beton atau dikenal dengan WIKA Beton. Setelah pendirian Perseroan, pada tahun 2005 Perseroan
mulai memberikan kontribusinya dalam menyediakan beton pada proyek Jembatan Suramadu
(jembatan yang menghubungkan Surabaya dengan Madura). Berbekal pengalaman dalam membangun
stuktur jembatan di atas permukaan laut, pada tahun 2008 Perseroan berhasil menciptakan produk baru
yaitu produk beton pracetak yang dipergunakan untuk bangunan-bangunan kemaritiman. Selain itu
dengan pertumbuhan Perseroan yang tinggi menuntut WIKA beserta Anak Perusahaannya menerapkan
manajemen risiko dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi serta meminimalkan risiko Perusahaan.
Bersamaan dengan itu Perseroan juga mulai memproduksi tiang beton dengan tingkat kualitas tinggi
agar memiliki daya saing di pangsa pasar dalam negeri maupun global. Hal tersebut tercermin dalam
penyelesaian pabrik produk baru di Aljazair bersama-sama dengan WIKA dan juga keikutsertaan pada
proyek minyak dan gas bumi di Australia pada tahun 2009 dan pada tahun 2010, Perseroan bekerjasama
dengan WIKA menyelesaikan beberapa proyek di Timor Leste pada tahun 2011. Pada tahun 2010,
Perseroan kembali meningkatkan kapasitas produksi dengan merampungkan pabrik baru di Karawang
dan juga menambahkan portofolio produk dengan adanya tiang pancang berukuran diameter 1 (satu)
meter.
Selain ekspansi, Perseroan terus melakukan inovasi dengan menciptakan produk-produk baru seperti
box girder, hollow core slab dan juga beton pracetak yang khusus diperuntukan bagi kebutuhan
industri. Dalam 2 (dua) tahun terakhir juga terjadi aktivitas penting yaitu pendirian anak usaha yang
beroperasi dalam penyediaan komponen kebutuhan produksi beton yaitu WIKA Kobe yang merupakan
usaha patungan dengan Perseroan asal Jepang. Kerjasama dengan pihak eksternal pun kembali
dilakukan. Pada Desember 2013, Perseroan menjalin kerja sama dengan PT Krakatau Engineering
yang merupakan Entitas Anak PTKrakatauSteel(Persero)Tbk. dengan membangun usaha patungan
yang diberi nama WIKA KrakatauBeton.

98

Produk beton pracetak yang di produksi oleh Perseroan adalah beton mutu tinggi (karakteristik tekan
beton minimal 500 kg/cm2) dan transaksinya dilakukan secara business to business dengan pasar
utama adalah bangunan infrastruktur, gedung dan bangunan industri.
Tabel berikut menjelaskan lokasi kantor Perseroan:
No
1.

Kantor / Pabrik
Kantor Pusat

2.

Kantor Wilayah
Penjualan I
Kantor Wilayah
Penjualan II
Kantor Wilayah
Penjualan III
Kantor Wilayah
Penjualan IV
Kantor Wilayah
Penjualan V
Kantor Wilayah
Penjualan VI
Kantor Representatif
Riau
Kantor Representatif
Balikpapan

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Lokasi
JW Building, Jl. Raya Jatiwaringin no. 54, Pondok Gede,
Bekasi, 17411, Jawa Barat Indonesia
Jl. Gunung Krakatau No. 15, Medan, 20239

Telp
Fax
(021) 84973363 (021) 84973391

(061) 6226225,
6627577
Jl. Bambang Utoyo, Rama Kasih Raya No. 957, Palembang, (0711) 712534,
30115
712510
Jl. Biru laut X no. 20-21, Jakarta, 13340
(021) 8193024

(061) 6628076

Jl. Teuku Umar No. 21, Semarang, 50234

(024) 8411890,
8318787
(031) 8478795,
8478796
(0411) 511761,
4723100
(0761) 849909

(024) 8318135,
8318091
(031) 8435384

(0542) 877027

(0542) 875927

Wisma SIER Lantai 5, Jl. Rungkut Industri Raya No.10


Surabaya, 60293
Jl. Kima Raya II Kav. S/4-5-6 Kawasan Industri Makassar,
Makasar, 90241
Perkantoran Grand Sudirman Blok D-17, Jl. Parit Indah/Dt
Setia Maharaja, Pekan Baru 28282
Balikpapan Super Blok/ Ewalk Blok A no.1, Jl. Jendral
Sudirman, Balikpapan Kalimantan Timur, 76114

(0711) 720093
(021) 8560694

(0411) 511955,
4723166
(0761) 849909

Pabrik Perseroan
Perseroan saat ini mengoperasikan 8 (delapan) pabrik yang memiliki lokasi yang strategis sehingga
dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia yaitu:
No
1.

Pabrik
PPB Sumatera Utara

Lokasi
Jl Binjai Km.15, 5 No.1 Diski, Deli Serdang 20351

2.

PPB Lampung

3.
4.

PPB Bogor
PPB Karawang

5.

PPB Majalengka

6.

PPB Boyolali

7.

PPB Pasuruan

PPB Sulawesi
Selatan

Jl. Raya Tegineneng Km.35, Desa Bumi Agung,


Pesawaran 35363
Jl. Raya Narogong Km.26 Cileungsi, Bogor 16820
Jl. Surya Madya 3 Kav. 1-34, Kawasan Industri
Suryacipta, Karawang 41361
Jl. Raya Barat Burujul Kulon, Jatiwangi, Majalengka
45454
Jl. Raya Boyolali-Solo Km. 4,5, Mojosongo, Boyolali
57300
Jl. Raya Kejapanan No. 323, Gempol, Pasuruan
67155
Jl. Kima Raya II Kav. S/4-5-6, Kawasan Industri
Makasar, Makassar 90241

99

Telp
(061) 8821543,
8821111
(0725) 41318

Fax
(061) 8821668

(021) 8674010
(021) 89115167

(021) 8674018
(021) 8610259

(0233) 881425

(0233) 882575

(0276) 321138

(0276) 322136

(0343) 851488,
852130, 853161
(0411) 511764

(0343) 851480

(0725) 7851568

(0411) 4723206

Melihat industri infrastruktur yang terus tumbuh dengan sangat cepat di Indonesia, perkembangan
kapasitas produksi selama 5(lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut:
(kapasitas per tahun)
URAIAN
Kapasitas Terpasang
Total (m3)
Total (Ton)
Kapasitas Normal
Total (m3)
Total (Ton)
Kapasitas Terpakai
Total (m3)
Total (Ton)
Utilisasi (%)

2009

2010

31 Desember
2011

2012

490.000
1.225.000

441.066
1.102.666

540.000
1.350.000

491.261
1.228.152

620.000
1.550.000

538.424
1.346.060

740.000
1.850.000

614.153
1.535.383

369.308
923.269
84%

300.664
751.661
61%

431.578
1.078.946
80%

575.477
1438.694
94%

2013

800.000
2.000.000

624.956
1.562.391
582.796
1.456.991
93%

Catatan:
-
-
-

Kapasitas Terpasang adalah kemampuan maksimal pabrik untuk memproduksi produk beton pracetak.
Kapasitas Normal adalah kemampuan normal pabrik untuk memproduksi beton pracetak.
Kapasitas Terpakai adalah kapasitas riil yang dilakukan pabrik pada periode tertentu untuk memenuhi pesanan pelanggan
yang sudah berkontrak.

Perseroan mengalami fluktuasi permintaan produk Perseroan yang disebabkan oleh faktor ekonomi dan
ketersediaan dana dari Pemerintah serta investor swasta. Dampak dari perubahan tersebut terhadap
kelangsungan usaha Perseroan adalah utilisasi pabrik Perseroan yang berfluktuasi.
Perseroan dalam mejalankan usahanya berusaha agar utilisasi pabrik yang ada selalu dapat mencapai
kapasitas normal. Untuk mencapai hal tersebut, Perseroan melakukan strategi perluasan pasar,
penetrasi pasar, dan inovasi produk baru agar strategi di atas dapat dicapai.
Dalam 3 tahun terakhir Perseroan merasa kapasitas normal dari pabrik yang dimiliki sudah tidak
mencukupi lagi untuk menangkap peluang pasar yang ada, untuk itu Perseroan berencana menambah
pabrik baru maupun peningkatan kapasitas pabrik existing untuk peningkatan kapasitas produksi pada
beberapa tahun kedepan.
B. PRODUK DAN KEGIATAN USAHA PERSEROAN
Perseroan bergerak dalam industri beton pracetak, jasa konstruksi dan bidang usaha lain yang terkait.
Betonpracetak merupakan komponen struktur atau arsitektur yang dibuat dari beton bertulang biasa
atau prategang yang dibuat secara fabrikasi sebelum komponen dipasang pada struktur konstruksi
bangunan (gedung, jembatan, bangunan air, dermaga, jalan raya, jalan kereta api, dan lain-lain).
Kelebihan beton pracetak:
1. Konsistensi mutu
2. Kecepatan pelaksanaan
3. Akurasi dan presisi
4. Sangat efektif untuk lahan yang terbatas
5. Waktu konstruksi secara keseluruhan yang lebih singkat
6. Penggunaan sumber daya manusia yang lebih efisien
7. Ramah lingkungan (Green Concrete)
8. Bebas perawatan dibanding bila menggunakan material baja.

100

Produk Perseroan
Berikut merupakan produk-produk Perseroan :
a. Tiang Beton (Pre-Stressed Concrete Poles)
Tiang beton (PC Poles) diproduksi oleh Perseroan sejak 1978, dalam berbagai tipe dan ukuran panjang
mulai dari 7(tujuh) meter hingga 30 (tiga puluh) meter.
Berdasarkan fungsinya, PC Poles yang diproduksi oleh Perseroan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tiang Listrik Distribusi (Distribution Electrical PC Poles)
Tiang Listrik Transmisi (Transmission Electrical PC Poles)
Tiang Telepon (Telecommunication PC Poles)
Tiang Listrik Jalan Rel (Catanery Poles)
Tiang Lampu (Lighting PC Poles)
Tiang Jaring (Netting PC Poles)
Konsumen mendapatkan keuntungan maintenance free (perawatan bebas biaya) untuk setiap produk
PC Poles Perseroan, sehingga dapat menghemat biaya operasional. Bentuknya yang bulat memanjang
mempermudah PCPoles untuk di-handling dari berbagai sisi.
b. Tiang Pancang (Pre-Stressed Concrete Piles)
Tiang pancang (PC Piles) diproduksi oleh Perseroan sejak 1983. Berdasarkan proses produksinya,
PC Piles dapat dikelompokkan dalam 2 (dua) kategori sebagai berikut:
-

Pemadatan beton dengan menggunakan putaran sentrifugal (spun), sehingga menghasilkan


hollow yang dapat mengurangi berat tiang. Untuk membuat hollow, diperlukan alat yang disebut
dengan mesin spinning. Tiangpancang yang masuk dalam kategori ini adalah tiang pancang bulat
sentrifugal (PC Spun Piles) dan tiangpancang segi empat sentrifugal (PC Spun Square Piles).

Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator mencakup tiang pancang segi empat masif
(PC Square Piles) dan tiang pancang segitiga (Triangular Piles).

Tiang pancang bulat sentrifugal didesain dalam berbagai variasi tipe dan ukuran mulai dari diameter
300 mm hingga 1.200 mm, yang cocok untuk struktur pondasi dalam dan digunakan untuk pondasi
bangunan tinggi, bangunan industri, konstruksi dermaga (dermaga, jetty docks, struktur lepas pantai),
pondasi jembatan/flyover, pondasi power plant, pondasi penahan tanah (retaining walls dan slope
protection). Sedangkan, tiang pancang segi empat diproduksi untuk struktur pondasi dangkal dan tiang
pancang segitiga untuk memenuhi permintaan pasar pondasi bangunan ringan.
c. Bantalan Jalan Rel (Railway Sleepers)
Bantalan jalan rel pertama kali diproduksi oleh Perseroan pada 1984 dengan tipe Wika-17. Pada 1989,
Perseroan mendesain Wika-18 dengan metode produksi menggunakan sistem stressing stimulant.
Bantalan jalan rel Perseroan menggunakan mutu beton K-600 dan dapat diaplikasikan dengan berbagai
variasi rail clips seperti KA-Clips, DE-Clips, Pandrol, E-Clips dan Vossloch.
Bantalan jalan rel yang terbuat dari beton adalah substitusi dari bantalan jalan rel yang terbuat dari kayu.
Bantalanjalan rel produksi Perseroan adalah monoblock pretensioned system yang menggunakan
single line dalam proses produksinya. Sistem produksi tersebut sangat fleksibel dan sesuai untuk
kondisi di Indonesia.
Selain memproduksi bantalan jalan rel, Perseroan juga mengembangkan produknya dengan
memproduksi wessel (turn-out) dan juga produk-produk lain seperti slab untuk jembatan kereta api,
dinding penahan ballast, serta railway crossing.

101

Produk bantalan jalan rel Perseroan telah digunakan untuk berbagai proyek infrastruktur jalan rel kereta
api di Indonesia dan telah teruji dalam tes statis dan dinamis oleh Laboratorium Uji KonstruksiBadan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (LUK BPPT) di Serpong.
d. Balok Jembatan (Bridge Concrete Product)
Selain tipe I-Girder, Perseroan juga memproduksi tipe lain seperti U-Girder, T-Girder, V-Girder,
Box Girder, Concrete Diaphragm, Half Slab, dan Double Tee untuk digunakan sebagai komponen
struktur jalan dan jembatan.
Berdasarkan proses stressing, produksi balok jembatan dapat dibagi menjadi 2 (dua) cara, yaitu
pre-tension dan post-tension. Proses stressing tersebut tergantung dari kondisi dan permintaan
pelanggan.
Balok pre-tension adalah balok yang penarikannya dilakukan sebelum pengecoran di jalur produksi,
sedangkan balok post-tension adalah balok yang penarikannya dilakukan setelah pengecoran,
yang dibuat baik secara segmental maupun monolith. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah
transportasi, sejak mulai peletakan di dalam trailer hingga bongkar muat serta pemasangannya,
mengingat berat maksimum balok adalah 8 (delapan) ton per segmen dengan panjang maksimum
6 (enam) meter. Balok tipe I menggunakan mutu beton K-500 (untuktipe A) dan K-800 (untuk tipe B).
Komponen jalan dan jembatan ini sudah banyak digunakan untuk proyek-proyek pemerintah dan
swasta, baik nasional maupun asing, di seluruh Indonesia dan di Afrika Utara (Aljazair). Proyek terbaru
yang menggunakan Box Girder Perseroan adalah Jalan Layang Non-Tol Dalam Kota (JLNT) Jakarta
dan Bogor Outer Ring Road (BORR). Proyek yang menggunakan T-Girder adalah jalan tol Aljazair
(East West Motorway Project Algeria).
e. Dinding Penahan Tanah (Retaining Wall Concrete Product)
Dinding penahan pertama kali diproduksi oleh Perseroan pada 1991. Awalnya, dinding penahan
diproduksi dengan tipe flat, kemudian berkembang dengan adanya tipe corrugated. Produk dinding
penahan tanah digunakan untuk konstruksi yang sifatnya temporer ataupun permanen seperti penahan
dermaga, dock walls, cut-off walls, basement river embankment, dan water control gates.
Dinding penahan tanah Perseroan memiliki keunggulan, yakni perawatan bebas biaya dan tahan air,
karena mempunyai mutu beton K-700 serta berat yang lebih ringan dari dinding penahan yang terbuat
dari baja.
f.

Produk Pipa Beton (Hydro Structure Concrete Product)

Terdapat 2 (dua) tipe pre-stressed concrete pipes yang diproduksi oleh Perseroan, yaitu:
Core Type Pre-stressed Concrete Pipes (PC Pipes) yang sesuai dengan standar internasional
seperti Japan Industrial Standard (JIS). Produk ini dikembangkan pada 1993, kemudian diproduksi
pada 1996 untuk melayani proyek Raw Water Transmission Project (RWTM) di Makassar
sepanjang 9,3 km. Produk ini diproduksi menggunakan Vibro Press Centrifugal System (VPC)
untuk mendapatkan ultimate high density concrete dengan low permeability dan low shrinkage.
Sistem VPC merupakan sebuah inovasi di industri beton pracetak, dan Perseroan merupakan salah
satu pelopor penerapan sistem tersebut sehingga dapat memproduksi pre-stressed concrete pipes
terbaik di Indonesia. PC Pipes dapat dikategorikan sebagai pipa bertekanan tinggi (International
Pressure Test sampai dengan 20 kg/cm2 atau 20 bar). Produk ini merupakan solusi terbaik
untuk mengatasi permasalahan raw water distribution yang biasanya menggunakan pipa baja.
PC Pipes digunakan untuk drainase kota, kanal dan terowongan.

Low Pressure Concrete Pipes (RC Pipes) yang dibuat menggunakan suspension roller system.
RC Pipes adalah produk dengan tingkat kualitas dan kepadatan yang tinggi. Produk ini dikembangkan
pada tahun 2000 untuk menjawab permintaan pasar yang terus meningkat. RC Pipes digunakan
untuk drainase kota, saluran irigasi, serta fasilitas transportasi untuk distribusi air bersih, air kotor
dan air hujan. Produk ini telah diaplikasikan pada proyek di Afrika Utara (Aljazair).

102

g. Produk Beton Maritim (Marine Structure Concrete Products)


Penggunaan produk beton pracetak pada bangunan maritim telah menciptakan sebuah permintaan
pasar yang baru. Oleh karena itu, Perseroan menambah variasi produknya yang lebih cepat dan
ekonomis untuk dapat membantu proyek-proyek di dermaga dan laut lepas seperti struktur jetty,
jembatan, breakwater, dan lain-lain. Dermaga Malahayati dan Dermaga Sabang di Aceh merupakan
sebagian proyek yang menggunakan produk Perseroan ini. Sedangkan untuk proyek di luar negeri
adalah Proyek Gorgon di Barrow Island, Australia Barat.
h. Produk Beton Bangunan Gedung (Building and Housing Concrete Product)
Perseroan juga memproduksi beton pracetak untuk komponen gedung bertingkat dan perumahan.
Produk-produk yang dihasilkan antara lain, dinding pracetak, slab, kolom, balok, tangga dan komponen
struktur lainnya. Proyek-proyek yang pernah menggunakan produk Perseroan adalah gedung Bank
Pembangunan Daerah di Jawa Timur, Bank Bukopin di Jakarta, Hotel Hyatt Regency dan Hotel Sheraton
di Surabaya, serta Hotel Daichi di Jakarta.
i.

Produk Beton Lainnya (Other Precast Concrete Product)

Selain kategori Strategic Business Unit yang telah disebutkan di atas, Perseroan juga memproduksi
komponen beton lain untuk memenuhi permintaan pelanggan di luar spesifikasi standar. Contoh produk
beton dalam kategori ini adalah Precast pipe rack di oil company, water storage dan water cooling tower
untuk proyek PLTU, pagar dan underground utility ducting.
Proyek yang telah menggunakan produk beton lainnya dari Perseroan salah satunya adalah Proyek
Geothermal di Garut, atas dedikasinya dalam pembuatan dan instalasi komponen beton pracetak pada
proyek tersebut, Perseroan berhasil mendapatkan penghargaan dari THIESS selaku kontraktor utama.
Proyek lain yang telah dikerjakan oleh Perseroan adalah RFCC (Refinery Fuel Chemical Cilacap)
di Jawa Tengah.
j. Jasa-jasa (Services)
Untuk menunjang kegiatan produksi dan penjualan produknya, Perseroan juga memberikan layanan
pendukung yang terdiri dari:




Enjinering: kegiatan yang membantu pelanggan untuk memberikan rekomendasi teknis dan
pemilihan struktur yang tepat dan efisien. Untuk menunjang kecepatan dan ketepatan perhitungan
teknis, Perseroan menggunakan berbagai software terkini sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.
Instalasi: kegiatan yang membantu pelanggan untuk instalasi produk seperti pada jembatan
layang, jembatan di atas sungai. Dengan adanya layanan ini, pelanggan akan mendapatkan nilai
lebih daripada sekedar mendapatkan produk.
Distribusi: tidak terbatas pada produksi, Perseroan juga bertanggung jawab terhadap distribusi
produk beton pracetaknya sampai ke tangan pelanggan. Pengiriman di darat dapat dilakukan
menggunakan trailer dan boogie, sedangkan distribusi laut menggunakan tongkang dan kapal.
Konstruksi: Perseroan juga dapat memberikan jasa kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan
hingga tahap konstruksi.
Jasa Postensioning: Berupa jasa stressing untuk komponen balok jembatan, bangunan gedung,
ground anchor dan jembatan cable stayed.

103

Beberapa Proyek Besar dan Memiliki Nilai Strategis Bagi Perseroan tahun 2013
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Nama Proyek
Krakatau Steel Expantion Plant
Site Office Project POSCO
PTBA-EPC of Tarahan Port Expansion Phase 5 di LPG
ISM JV KS-POSCO
Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu- Tanah Abang
Pemb. Term. Petikemas Kalibaru Tahap 1
Perluasan Terminal 3- Soetta
Gold Cost Mixed Use Development
Jembatan Kapuk Naga Indah
RFCC Project di Cilacap (Tiang Pancang dan Pipe Rack)
PLTU Tenayan Raya 2x110 MW (use Piles 1)-(P03)
Pembangunan Extention KCP II Lampung Plant Project- (P02)
Pengadaan Bantalan Beton Inv.2011 Vol. 65.590 bh (P01)
Marunda Refinery
Bogor Outer Ring Road
Double Track PB-1 dan PB-3
Gorgon Barrow Island LNG Jetty and Marine
Dermaga Jetty Senoro Gas Development Project
Senoro Gas Development Project Batch II
Lisdes Sulselbar 2013
Cilacap 1x660 MW Coal Fired Steam Power Plant
Fly Over Jakabaring Palembang
Podomoro City Medan
PLTU Pangkalan Susu 2x200MW
Jalur Ganda Cirebon Larangan

Lokasi
Banten
Banten
Lampung
Banten
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Cilacap
Riau
Lampung
Palembang
Jakarta
Bogor
Jatim
Gorgon Island, Australia
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan Barat
Cilacap
Palembang
Medan
Sumatera Utara
Cirebon

Beberapa Proyek Besar dan Memiliki Nilai Strategis Bagi Perseroan selama 6 (enam) tahun
terakhir
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Nama Proyek
PLTU 3 Banten 3x315 MW
Proyek Banjir Kanal Timur
Pembangunan Jalan Toll Sedyatmo (Akses Menuju Bandara Soekarno Hatta)
PLTU Indramayu
East West Motorway Algeria
Cilacap 1x660 MW Coal Fired Steam Power Plant
Proyek Jembatan Baturusa II
PLTU Pangkalan Susu 2x200 MW
Proyek Double Track Lintas Cirebon
Gorgon Barrow Island LNG Jetty & Marine
RFCC Cilacap Pipe Rack Project
Bandara Ngurah Rai
Toll Surabaya, Mojokerto, Kertosono
Pupuk Kaltim 5 Project 2500 MTPD Amonia and 3500 MTPD Urea
PPGJ Banyu Urip Cepu
Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu - Tanah Abang
Pembangunan Jalan Tol Benoa Serangan
Bogor Outer Ring Road

104

Lokasi
Banten
Jakarta
Jakarta
Indramayu, Jawa Barat.
Algeria
Cilacap
Bangka
Medan, Sumut.
Cirebon, Kroya.
Gorgon Island, Australia.
Cilacap
Bali
Jawa Timur
Kaltim
Jawa Tengah
Jakarta
Bali
Bogor

Tahun
2008
2008
2008
2008
2008
2009
2010
2010
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013

C. KEGIATAN PRODUKSI BETON


Proses Produksi Beton
Perseroan membagi proses produksi atas produk-produknya menjadi 2 (dua) proses produksi, yaitu:
1. Proses Produksi Beton Putar
Suatu proses memproduksi beton pracetak melalui tahapan proses pendistribusian, pembentukan
dan pemadatan beton menggunakan mesin dengan sistem sentrifugal (dengan cara diputar pada
kecepatan/rpm tertentu).
Produk-produk Perseroan yang memakai proses produksi beton putar adalah sebagai berikut:
Tiang Beton
- Tiang Listrik Distribusi
- Tiang Listrik Transmisi
- Tiang Telepon
- Tiang Listrik Jalan Rel
- Tiang Lampu
- Tiang Jaring
Tiang Pancang
- Tiang Pancang Bulat Berongga
- Tiang Pancang Kotak Berongga
Produk Pipa Beton (Hydro Structure Concrete Product)
- Core Type Pre-stressed Concrete Pipes
- Low Pressure Concrete Pipes (RC Pipes)
Di bawah ini merupakan proses beton putar:
Mulai

Perencanaan Produksi
Pengadaan Material Besi

Pengadaan Material Beton

Tidak

Persiapan Cetakan

Ditolak

tidak

ya
PenangananMaterial Besi dan Komponen

Ditolak

ya

PembuatanSepatu

Penanganan Material Beton


Perakitan/ Pemasangan Tulangan &
Assesories

PersiapanTulangan

Pengecoran Beton dan Penutupan


Cetakan

Pembuatan Beton

Pembuatan Benda Uji

Penarikan Besi Prategang


Ditolak/ Reject
Pemadatan Beton (dengan mesin
Spinning)

Perawatan Beton

Pengeluaran dan Penandaan Produk


Cacat

Gagal
Baik

Reject / Ditolak

Penanganan Produk Jadi

Reject / Ditolak

Perbaikan Produk Cacat

Tidak
ya

ya
Penyerahan Produk di Pabrik

Persiapan Pengiriman

105

tidak

Reject / Ditolak
Reject / Ditolak

Tidak
Tidak

ya
ya

ya
ya

Penyerahan Produk di Pabrik


Penyerahan Produk di Pabrik

Persiapan Pengiriman
Persiapan Pengiriman

Urutan Kerja
Proses

Urutan Kerja
Persiapan Cetakan
Menyiapkan cetakan sesuai dengan tipe yang akan diproduksi

Perakitan / Pemasangan Tulang & Assesoris


Perakitan Tulangan dengan Wire Caging

Siapkan besi prategang, besi spiral dan plat sambung

Masukkan besi prategang ke pengarah menuju Wire Cutting

Lakukan proses Heading

Lakukan proses Caging

Tempatkan rakitan di penumpukan

Pengecoran Beton dan Penutupan Cetakan



Letakkan cetakan di atas trolley cor

Masukkan adukan kedalam hopper kemudian tuangkan kedalam
cetakan

Distribusikan adukan secara merata disepanjang cetakan

Tempatkan cetakan ke lokasi penutup

Kencangkan baut dengan impact tool

106

Proses

Urutan Kerja
Penarikan Besi Prategang

Geser cetakan yang sudah selesai ditutup ke lokasi stressing

Lakukan stressing

Cetakan yang telah berisi beton yang telah distressing siap diangkat
kemesin spinning

Pemadatan Beton dengan Mesin Spinning



Angkat dan letakkan cetakan di mesin spinning

Hidupkan mesin spinning melalui tahapan yang ditetapkan

Angkat cetakan ke lokasi bak uap/tempat perawatan

Perawatan Beton Dengan Uap



Masukkan dan susun cetakan di dalam bak uap

Pasang penutup bak uap

Monitor temperature dalam bak uap dengan suhu dan waktu tertentu

Buka penutup bak uap

Pengeluaran Produk Beton



Angkat cetakan dan letakkan pada trolley/trostel

Keluarkan produk dari cetakan

Lakukan kodefikasi produk

Produk siap ditempatkan di stock yard

Penumpukan Produk

Angkat produk dari trolly pada titik angkat

Letakkan produk pada tumpuannya sesuai dengan panjang dan tipe
produk (proses penumpukkan mengacu pada ketentuan K3).

107

2. Proses Produksi Beton Non-Putar


Suatu proses memproduksi beton pracetak melalui tahapan proses pendistribusian dan pemadatan
dengan cara divibrasi (external dan atau internal vibrator).
Produk-produk Perseroan yang memakai proses produksi beton non-putar adalah sebagai berikut:
Tiang Pancang
- Tiang Pancang Segi Empat Masif
- Tiang Pancang Segitiga
Balok Jembatan
- Girder (I Girder, U Girder, V Girder, T Girder, Box Girder)
- Voided Slab
- Double Tee
Bantalan Jalan Rel
- Bantalan Jalan Rel Kereta Api (KA-Clips, DE-Clips, Pandrol, E-Clips dan Vossloch)
- Bantalan Jalan Lori
Dinding Penahan Tanah
- Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP)
- Flat Concrete Sheet Pile (FCSP)
Produk Beton Maritim
- Breakwater (Tetrapod, A-Jack)
- Komponen Dermaga
Produk Beton Bangunan Gedung
- Dinding Pracetak
- Hollow Core Slab
- Concrete Slab, Kolom, Balok, Tangga

108

Proses Beton Non-Putar:

Mulai

Perencanaan Produksi

Penanganan Besi Beton


Dan Mat. Postensioning

Pengadaan
Material Beton

Set Up cetakan
& Pembersihan

Tidak

Ditolak
ya

dak

Pemasangan Tulangan
dan atau selongsong

Penanganan Besi Beton


dan atau Mat. Postensioning
Perakitan Tulangan
dan atau Selongsong

Ditolak

ya
Penanganan Material
Beton

Pemasangan dinding cet akan

Tidak

Stressing

Ya
Proses Stressing

Pembuatan
Beton

Pembuatan
Benda Uji

Pengecoran dan
Pemadatan Beton

Perawatan Beton
Tidak
Pembukaan cetakan

Penandaan produk
Cacat

Perbaikan Produk Cacat

Ya

Gagal

Reject / Ditolak

Baik
Penanganan Produk Jadi

Tidak
ya
Penyerahan Produk di Pabrik

Persiapan
Pengiriman

109

Reject / Ditolak

Urutan Kerja
Proses

Urutan Kerja
Set Up dan Pembersihan Cetakan
Melakukan pengaturan dan pembersihan cetakan sesuai dengan tipe
yang akan diproduksi

Perakitan Tulangan dan atau Selongsong



Membuat rakitan tulangan dan atau menempatkan selongsong
pada posisinya.

Menempatkan rakitan tulangan dan atau memposisikan
selongsong pada bed cetakan.

Pemasangan Tulangan dan atau Selongsong



Menempatkan rakitan tulangan dan atau
selongsong pada bed cetakan.

110

memposisikan

Proses

Urutan Kerja
Pemasangan Dinding Cetakan

Menempatkan dan mengatur dinding cetakan pada bed cetakan

Pengecoran dan Pemadatan Beton



Tuang adukan beton ke cetakan

Padatkan dengan Internal dan atau Eksternal Vibrator

Bersihkan cetakan dari sisa beton

Perawatan Produk Beton



Tutup cetakan dengan terpal

Buka kran uap

Setelah waktunya mencukupi, tutup kran uap

Lepaskan terpal dari cetakan

Pembukaan Cetakan

Buka aksesoris cetakan

Lakukan release besi prategang (untuk pretension)

Buka cetakan dan end plate

111

Proses

Urutan Kerja
Penandaan Produk

Lakukan penandaan produk

Penanganan Produk Jadi



Pasang kayu landasan untuk tumpukan bagian dasar

Angkat produk ke lokasi stok yard / tempat penumpukan dengan
menggunakan portal crane

Letakkan produk menumpu pada tumpukan kayu

Perseroan berkomitmen hanya menghasilkan produk-produk yang berkualitas sesuai dengan


spesifikasi dan standar yang telah disepakati dengan pelanggan. Untuk itu Perseroan tidak mentoleransi
adanya produk yang reject atau tidak lolos kendali mutu untuk diteruskan atau disampaikan kepada
pelanggannya. Produk yang reject (apabila ada) akan diidentifikasi dan ditempatkan pada lokasi tertentu
sesuai prosedur untuk selanjutnya akan dimusnahkan.
Manajemen Bahan Baku
Untuk menjamin produk yang berkualitas, Perseroan selalu menerapkan unsur kehati-hatian pada saat
pemilihan dan pengadaan bahan baku dan elemen pendukung produksi lainnya. Proses pemilihan
vendor melalui beberapa tahapan, mulai dari mengundang beberapa pihak vendor, melakukan verifikasi
atas penawaran-penawaran tersebut sebelum dilakukan penelitian terhadap contoh bahan baku yang
ditawarkan. Pemilihan vendor harus disertai pertimbangan atas kinerja dan konsistensi dalam hal
pengiriman ke pabrik selain atas harga dan mutu bahan baku. Vendor yang telah memenuhi persyaratan
dari Perseroan akan dimasukan didalam Daftar Vendor Mampu (DVM)
Persyaratan teknis bahan Baku utama yang dipergunakan Perseroan dalam proses produksi adalah
sebagai berikut:
1. Bahan Baku Material Alam (Pasir dan Batu Split)
Peraturan mengenai bahan baku material alam ini telah diatur dalam Peraturan Beton Indonesia
(PBI 1971).
2. Bahan Baku Besi Prategang:
a. Prestressed Concrete Wire (PC Wire)
- SNI 1155 : 2011
- JIS G 3536-99, SWPD 1
b. Prestressed Concrete Bar (PC Bar)
- SNI 7701 : 2011
- JIS G 3137-99 ; Grade D Class 1 ; SBPDL 1275 / 1420
d. Prestressed Concrete Strand (PC Strand)
- SNI 1154 : 2011
- JIS G 3536, SWPR7BL / ASTM A 416-90 A Grade 270, Low Relaxation
d. Spiral Wire
- JIS G 3532, G 3505 Low Carbon Steel Wire

112

3. Bahan Baku Besi Beton


Peraturan mengenai bahan baku besi beton ini telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI 07-2052).
4. Bahan Baku Semen
Peraturan mengenai bahan baku semen ini telah diatur dalam Standar Nasional Indonesia
(SNI 15-2049-2004).
5. Bahan Baku Material Aditif Beton
Peraturan mengenai bahan baku aditif beton ini telah diatur dalam ASTM C-494.
Sesuai dengan hasil audit TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang dilakukan oleh
PTSurveyorIndonesia(Persero) tingkat TKDN produk Perseroan mencapai kurang lebih 80%.
Perseroan dalam memenuhi kebutuhan bahan baku untuk produksi sesuai Standar Operasi Prosedur
yang mengacu pada standar ISO 9000/2008 untuk menjamin kesesuaian mutu dan harga yang optimal.
Selama ini tidak ada ketergantungan pada satu supplier tertentu dalam memenuhi kebutuhan bahan
baku. Dalam hal Perseroan membutuhkan bahan baku yang dapat dipenuhi oleh WIKA Group maka
kebutuhan tersebut akan dipenuhi dari WIKA Group dengan memperhatikan kewajaran transaksi.
Perseroan menganut kebijakan penyediaan stok bahan baku minimum yang harus tersedia disetiap
pabrik yang dimiliki. Penyimpanan bahan baku diatur dalam Standar Operasi Prosedur sesuai dengan
tingkat keawetan, keamanan, dan sifat bahan baku tersebut.
D. PEMASARAN DAN PENJUALAN

Wilayah Penjualan Dan Kantor Representatif

Perseroan adalah produsen beton pracetak terbesar di Indonesia yang saat ini telah memiliki 8 (delapan)
pabrik, 6 (enam) wilayah penjualan dan 2 (dua) kantor representatif penjualan yang tersebar di area
yang berbeda. Semuanya terintegrasi dan bersinergi secara menyeluruh untuk memastikan kepuasan
pelanggan melalui kualitas produk yang sesuai, ketepatan waktu, serta harga yang bersaing. Atas
komitmennya tersebut, Perseroan mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9001:2008. Saat
ini, Perseroan sedang menyelesaikan pembangunan beberapa pabrik baru dan akan terus berekspansi
sesuai dengan kebutuhan pasar.
Untuk mendukung tuntutan perkembangan tersebut, Perseroan juga telah mempunyai 3 (tiga) quarry
material alam sehingga didapat kepastian mutu material alam serta tidak bergantung kepada pihak lain
dalam memenuhi kebutuhan material dasar.
Sumatera Utara
Wilayah Penjualan I

Kalimantan Timur
(dalam proses)

Kantor
Representaf
Pekan Baru

Kantor
Representaf
Balikpapan

Wilayah
Penjualan II

Lampung Selatan
(dalam proses)
Karawang

Lampung
Lampung Selatan
(dalam proses)

Majalengka

Kantor Pusat &


Wilayah Penjualan III
Quarry Cigudeg
(dalam proses)

Palu
(dalam proses)

Sulawesi Selatan
Wilayah Penjualan V
Wilayah Penjualan VI

Bogor

Boyolali

Wilayah Penjualan IV

Pasuruan

Wilayah Penjualan
Pabrik Produk Beton
Pabrik Produk Beton (dalam proses)
Kantor Representaf
Quarry

113

Berikut merupakan wilayah penjualan Perseroan:


No.
1.
2.
3.
4.
5.

Wilayah Penjualan
WP I
WP II
WP III
WP IV
WP V

Kedudukan Kantor
Medan
Palembang
Jakarta
Semarang
Surabaya

6.

WP VI

Makassar

Daerah Operasi
Nangroe Aceh Darusalam, Sumatra Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatra Barat.
Sumatra Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung.
DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Barat.
Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah.
Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Timur.
Sulawesi, Kep. Maluku & Papua.

6 (enam) Wilayah Penjualan tersebut dibantu oleh 2 (dua) Kantor Representatif yaitu:
- Kantor Representatif Pekanbaru, di bawah koordinasi Wilayah Penjualan I.
- Kantor Representatif Balikpapan, di bawah koordinasi Wilayah Penjualan V.

Kedua Kantor Representatif tersebut nantinya diharapkan akan menjadi Wilayah Penjualan tersendiri.
Rincian penjualan Perseroan dalam 5 (lima) tahun terakhir adalah sebagai berikut :
(dalam juta Rupiah)
Produk
Tiang Beton
Tiang Pancang
Bantalan Jalan Rel
Beton Jembatan
Beton Dinding Penahan Tanah
Beton Bangunan Gedung
Beton Bangunan Air
Beton Bangunan Lain-lain
Jasa
Total Penjualan

2009
56.156
834.386
193.295
103.400
214.996
10.201
3.748
1.416.182

2010
63.094
868.044
96.959
182.537
181.635
2.959
1.821
33.381
1.430.435

2011
264.559
911.040
118.717
150.465
116.759
1.778
56.332
15.432
1.635.086

2012
241.829
1.142.032
82.154
240.381
214.613
15.104
81.126
13.355
2.030.596

2013
242.471
1.356.404
321.377
345.758
185.761
24.728
10.461
134.803
21.957
2.643.724

Dalam melakukan penjualan barang, Perseroan melaksanakan mekanisme sebagai berikut:


1. Tender Umum
Proses perolehan pekerjaan secara lelang yang diikuti lebih dari 2 (dua) pesaing. Informasi
mengenai proses pelelangan pekerjaan diperoleh dari media massa dan undangan dari pemberi
kerja. Secaraumum, keputusan pemenang tender ditentukan dari aspek teknis, pemenuhan jadwal
penyerahan serta aspek harga.
2. Menawarkan produk secara aktif
Proses perolehan pekerjaan dengan menawarkan produk kepada pelanggan secara langsung
pada saat proses desain. Umumnya proses ini dilakukan untuk pasar swasta yang mempunyai
hubungan baik dengan Perseroan.
3. Membantu upaya perubahan desain/re-desain
Proses perolehan pekerjaan dengan merubah desain awal yang disyaratkan oleh pemilik proyek.
Perubahan desain selalu mempertimbangkan nilai ekonomis, kecepatan waktu penyerahan dan
kualitas akhir produk yang lebih baik.
Untuk aktivitas penjualan luar negeri, Perseroan memutuskan Wilayah Penjualan III sebagai pihak yang
mengkoordinasi. Aktivitas pemasaran Perseroan dilakukan dengan cara:

Bekerjasama dengan WIKA untuk memperoleh informasi awal proyek.

Memperkenalkan seluruh produk yang mampu dihasilkan kepada perusahaan asing yang sudah
menjadi pelanggan Perseroan.

Mendapatkan informasi dari atase perdagangan Indonesia di negara asing.

114

Perseroan telah mengerjakan beberapa proyek-proyek di luar negeri diantaranya:


1) Project Access Facility Liquid Natural Gas (LNG)
Lokasi Proyek
: Barrow Island, Australia
Pemilik Projek
: Chevron (Australia)
Pembeli
: Saipem, SA (Perancis)
Jenis Produk
: Slab of Steel Truss Jetty
Tahun Penyelesaian : 2011 2013 (dalam satu kontrak)
2) Proyek Pengadaan Balok dan Tiang Pancang
Lokasi Proyek
: Dili, Timor Leste
Pemilik Projek
: Pemerintah Timor Leste
Pembeli
: PT Hutama Karya dan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk.
Jenis Produk
: Tiang Pancang dan Balok
Tahun Penyelesaian : 2011 2013 (lebih dari tiga kontrak)
E. KEUNGGULAN BERSAING
Secara umum keunggulan bersaing Perseroan terlihat dari hasil survei MARS pada bulan Desember
2013 yang menunjukkan penguasaan pasar kurang lebih sebesar 43% (empat puluh tiga persen) dan
berpotensi untuk terus meningkat. Untuk itu dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan memiliki
keunggulan bersaing dibandingkan dengan pesaingnya khususnya dalam industri beton pra cetak,
diantaranya sebagai berikut:
-

Memiliki brand image produk yang berkualitas.


Dengan kualitas produk yang konsisten dan selalu dilakukan peningkatan mutu secara
berkesinambungan, Perseroan memiliki brand image produk yang berkualitas sehingga mampu
memberikan jaminan kepuasan pelanggan dalam penggunaan produk Perseroan. Untuk
pencapaian ini, Perseroan dijadikan role model oleh konvensi ISO International di Geneva sebagai
Perseroan yang konsisten menerapkan produk yang berstandar International.

Mempunyai pengalaman lebih dari 30 (tiga puluh) tahun di industri beton pracetak
Perseroan masuk ke industri beton pracetak sejak tahun 1978 dengan produksi awal adalah tiang
listrik dan sampai dengan saat ini mampu memproduksi beberapa produk beton pracetak lainnya.
Eksistensi Perseroan yang lebih dari 35 (tiga puluh lima) tahun dalam industri beton pracetak
telah menghasilkan reputasi sebagai perusahaan yang mampu memberikan solusi kepada
para pelanggannya dalam bidang beton pracetak. Dengan dukungan pengalaman Perseroan,
pelanggan merasa nyaman dan dapat tidur nyenyak apabila menggunakan produk Perseroan
dalam menyelesaikan proyek-proyeknya.

Kemampuan dukungan enjiniring kepada klien dalam desain produk dan pemasangannya yang
menghasilkan kepuasan pelanggan.
Perseroan mampu memberikan servis kepada pelanggannya mulai dari desain konstruksi maupun
produk yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

Memiliki fasilitas produksi dan jaringan pemasaran yang tersebar di Indonesia.


Perseroan memiliki lokasi pabrik dan kantor pemasaran yang tersebar pada daerah-daerah dengan
potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mendekatkan kepada para pelanggan Perseroan
di samping untuk efisiensi biaya distribusi. Jaringan pemasaran yang cukup kuat dengan sebaran
kantor pemasaran dan representatif di seluruh Indonesia memberikan nilai tambah dalam kecepatan
dan ketanggapan dalam memenuhi harapan pelanggan.

Memiliki sumber daya manusia yang memadai


Dengan didukung lebih dari 50% (lima puluh persen) pegawai teknik yang berpengalaman, kompeten
dan berusia produktif diyakini Perseroan mampu melakukan inovasi produk baru dan memegang
teguh kepercayaan serta komitmen dalam pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

115

Memiliki pelanggan yang loyal kepada Perseroan


Para pelanggan Perseroan merupakan pelanggan yang membeli secara berulang atas produkproduk pracetak yang diproduksi oleh Perseroan. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Perseroan,
pelanggan dalam 3 (tiga) tahun terakhir merupakan pembeli berulang 65-75% dari total pembeli
dan sisanya adalah pelanggan-pelanggan baru.

Mempunyai kemampuan dalam pengelolaan keuangan yang baik


Mempunyai struktur pendanaan yang cukup baik dengan rasio leverage yang rendah sehingga
biaya utang rendah dan menghasilkan margin laba yang tinggi dan kemudahaan untuk mencari
sumber pendanaan pada saat yang diperlukan. Pada akhir tahun 2013 diperkirakan rasio net
gearing 0,74x (utang berbunga dibanding total ekuitas).

Mempunyai kapasitas produksi yang besar untuk industri beton pracetak di Asia Tenggara.
Perseroan memiliki kapasitas yang relatif lebih besar dibandingkan dengan pesaing-pesaing
lainnya, sehingga Perseroan memiliki keunggulan dalam skala ekonomis dan memiliki diversifikasi
produk untuk mengantisipasi gejolak permintaan yang fluktuatif dan memenuhi permintaan yang
bersifat customize.

Memiliki ragam produk yang bervariasi di industri beton pracetak.


Perseroan memiliki dan mengembangkan produk yang bervariasi dan customize sesuai dengan
kebutuhan pelanggan untuk mendapatkan hasil konstruksi bangunan yang efisien dan mempunyai
durabilitas serta spesifikasi yang tinggi.

Perseroan memiliki keunggulan produk dan penguasaan teknologi sehingga memungkinkan


terjadinya inovasi yang berkesinambungan.
Perseroan selalu berada di depan dalam melakukan inovasi produk baru beton pracetak secara
berkesinambungan, seperti misalnya tiang pancang dengan diameter lebih dari 1.200 (seribu
dua ratus) milimeter dengan panjang lebih dari 25 (dua puluh lima) meter. Komponen-komponen
pracetak industri maupun oil and gas yang mensyaratkan mutu beton tinggi dengan presisi yang
sangat akurat. Kemampuan Perseroan dalam mendesain dan memproduksi balok jembatan beton
pracetak dengan bentang panjang dan mempunyai estetika dan efisiensi yang optimal.

Kecepatan dalam memberikan pelayanan dalam pelaksanaan pekerjaan.


Dengan ditunjang oleh infrastruktur pabrik yang modern dan tersebar di Indonesia serta kemampuan
sumber daya manusia yang kompeten, Perseroan mampu memberikan kecepatan pelayanan dan
pelaksanaan pekerjaan sesuai tuntutan pelanggan.

Telah Menerapkan Sistem Manajemen :


- Sistem Manajemen ISO 9001
Perseroan menerapkan Sistem Manajemen ISO 9001 sejak tahun 1995 dan setiap 6 (enam)
bulan dilakukan audit atas pelaksanaan sistem mutu tersebut oleh lembaga independen dan
menurut catatan Perseroan tidak pernah ditemukan temuan yang bersifat major (seluruh
aktivitas di dalam Perseroan dijalankan berdasarkan prosedur mutu).
- Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Perseroan telah memperoleh pengakuan pengelolaan aktivitas kerja berdasarkan SMK3 dari
lembaga independen yang berkompeten dibidang penerbitan sertifikasi SMK3 sejak tahun
1999. Selama ini, Perseroan telah memperoleh penghargaan penerapan SKM3 berupa
bendera emas dari Pemerintah Indonesia sebanyak 8 (delapan) buah.

- Sistem Manajemen Risiko dengan mengadopsi system COSO (Committee of Sponsoring


Organization).
Dalam mengelola risiko usaha, Perseroan melakukan penerapan manajemen risiko setiap lini
usaha untuk memperkecil kemungkinan risiko usaha yang muncul dan mengoptimalkan peluang
usaha yang akan diraih. Dalam pelaksanaan manajemen risiko ini Perseroan memutuskan untuk
mengacu kepada sistem COSO.

116

F. STRATEGI PERSEROAN
Seperti halnya industri lainnya, Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya tidak lepas dari
persaingan usaha dengan kompetitor yang memiliki kegiatan usaha yang sejenis dengan Perseroan.
Dalam upaya untuk dapat memenangkan persaingan, Perseroan menerapkan beberapa strategi
sebagai berikut:
1. Menambah kapasitas terpasang pabrik dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi
dalam bentuk pembangunan pabrik baru dan mengadopsi teknologi-teknologi baru yang akan
meningkatkan kapasitas produksi;
2. Bekerjasama dengan mitra strategis untuk memperluas jaringan pemasaran;
3. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang pengembangan produk beton yang
bekerjasama dengan institusi maupun lembaga pendidikan yang ternama di Indonesia maupun
mancanegara;
4. Melakukan akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan dengan posisi strategis yang dilengkapi
dengan prasarana infrastruktur untuk pengembangan ke pasar regional Asia Tenggara;
5. Melakukan riset dan pengembangan produk-produk baru yang terkait dengan beton pracetak yang
mempunyai kandungan teknologi yang tinggi dan memperkuat produk-produk existing seperti
tiang pancang, tiang beton dan balok jembatan untuk meningkatkan pangsa pasar;
6. Membangun fasilitas pabrik baru yang dilengkapi dengan jetty yang ditunjang dengan sumber
material alam yang dikelola secara mandiri oleh Perseroan;
7. Perseroan selalu menjaga komitmen untuk memberikan produk yang berkualitas dan berkesesuaian
dengan kontrak melalui penerapan sistem manajemen kualitas secara berkesinambungan;
8. Mengembangkan pendekatan bisnis yang berfokus pada pengembangan pasar serta kepuasan
dan hubungan baik dengan pelanggan;
9. Memperkuat supply-chain guna menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penunjang lainnya
melalui akuisisi maupun penyertaan pada perusahaan-perusahaan pemasok;
10. Melakukan pengembangan jasa pemancangan dan pre-stressing untuk memperkuat posisi pasar
maupun komplementer terhadap produk existing maupun produk baru.
G. PERSAINGAN USAHA
Pasar beton pracetak sangat dipengaruhi oleh reputasi dan referensi pihak-pihak yang terkait dengan
proyek. Saat ini, Perseroan merupakan produsen yang mempunyai reputasi terbaik dan menempati
peringkat pertama dari top of mind dari pemilik proyek, kontraktor, konsultan dan dunia pendidikan
(sumber: Survei MARS, Desember 2013). Hal tersebut didukung dengan Perseroan memiliki 8 (delapan)
pabrik, 6 (enam) wilayah penjualan dan 2 (dua) kantor representatif penjualan yang tersebar di area yang
berbeda, sehingga posisi Perseroan sebagai market leader akan sulit disusul oleh pesaing-pesaingnya,
bahkan diyakini Perseroan akan memperbesar pangsa pasar pada pasar beton pracetak.

117

1. Jumlah dan Data Pesaing Sejenis di Indonesia


Sesuai dengan kriteria produk beton pracetak yang dihasilkan oleh Perseroan, maka jumlah
pesaing sejenis pada industri ini sebanyak 17 (tujuh belas) perusahaan dengan 5 (lima) produsen
beton pracetak pesaing terdekat antara lain; PT Adhimix Precast, PT Jaya Beton, PT Hume Sakti
Indonesia, PT JHS Saeti Indonesia dan PT Dusaspun.
2. Kemampuan Pesaing
Dari ke 17 (tujuh belas) perusahaan sejenis dengan Perseroan rata-rata hanya memiliki 1 (satu)
pabrik sedangkan 5 (lima) perusahaan pesaing terdekat dengan Perseroan masing-masing
memiliki 2 (dua) pabrik dan satu perusahaan pesaing terbesar memiliki 4 (empat) pabrik. Dari sisi
jenis produk yang dihasilkan tidak ada satupun pesaing yang memiliki kemampuan yang melebihi
Perseroan dalam menghasilkan jenis produk.
3. Strategi Menghadapi Pesaing
Para pesaing yang ada saat ini memenuhi permintaan pasar hanya mengandalkan kapasitas
masing-masing pabrik yang dimiliki dan tidak terintegrasi. Sedangkan Perseroan memiliki kapasitas
yang lebih besar dan bersinergi antara satu pabrik dengan pabrik yang lain terutama pada sumber
daya cetakan. Dalam hal ini, pesaing mengalami kesulitan berinvestasi perawatan cetakan.
Sifat produk beton pracetak adalah Weighted Gaining, dimana hasil produksi menjadi lebih berat dari
bahan baku penyusunnya, sehingga faktor transportasi menjadi hal penting dalam persaingan. Saat
ini lokasi pabrik tersebar mendekati lokasi pasar dibanding pesaing, sehingga harga transportasi
dipastikan lebih murah dan lebih pasti dalam memenuhi jadwal penyerahan.
Menurut survei MARS per Desember 2013, pasar beton pracetak sangat dipengaruhi oleh reputasi
dan referensi pihak-pihak yang terkait dengan proyek. Sedangkan saat ini, Perseroan merupakan
produsen yang mempunyai reputasi terbaik dan menempati peringkat pertama dari top of mind dari
pemilik proyek, kontraktor, konsultan dan dunia pendidikan.
Perseroan berkonsentrasi pada produk-produk beton pracetak yang mempunyai nilai enjinering
tinggi, dimana Perseroan mempunyai sumber daya enjinering dan sarana produksi yang
berkompeten dan berpengalaman.
Perseroan mendayagunakan outlet penjualan yang tersebar di 6 (enam) wilayah penjualan dan
2 (dua) kantor representatif untuk memperoleh informasi dini pasar, memudahkan komunikasi
dengan pasar dan menguasai sumber daya pendukung pemasaran. Perseroan juga memanfaatkan
posisi WIKA sebagai kontraktor terbesar di Indonesia sekaligus sebagai Perusahaan Induk
Perseroan untuk bekerjasama secara sinergis dalam pengelolaan pasar.
Dengan kondisi di atas, Perseroan akan menerapkan strategi diantaranya sebagai berikut:
Melakukan kerja sama strategis dengan BUMN dalam pengadaan produk beton;
Membangun jaringan pemasaran dengan sales outlet potensial (BUMN, Swasta, dan lain-lain);
Melakukan sinergi pengelolaan pasar dengan WIKA Group;
Mempertajam penetrasi pasar terutama pada proyek dengan tuntutan kapasitas tinggi, mutu
tinggi, serta proyek yang memiliki nilai referensi tinggi;
Melaksanakan sistem pemasaran yang efektif dan efisien;
Memasuki pasar potensial di kawasan Asia Tenggara.
Dengan penanganan persaingan usaha seperti tersebut di atas diyakini, Perseroan akan tetap
menjadi market leader sekaligus market trendsetter pada industri beton pracetak.

118

H. POSITIONING DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN


Kondisi Perseroan saat ini yang menguasai pasar beton pracetak kurang lebih sebesar 43%
(empat puluh tiga persen) sesuai dengan poin F (Keunggulan Bersaing) di atas dan dikaitkan dengan
hasil survei yang telah dilakukan oleh MARS pada Desember 2013, berikut ini adalah positioning
Perseroan diantaranya:
1. Mempunyai image yang sangat kuat sebagai produsen beton pracetak;
2. Menghasilkan produk-produk yang berkualitas;
3. Dapat menjadi partner kerja yang baik dan dapat dihandalkan;
4. Penempatan pabrik dan sales outlet yang tersebar dan selalu mendekati pasar;
5. Didukung oleh tenaga ahli yang mencukupi, kompeten dan berpengalaman.
Menurut data-data industri yang diuraikan pada Bab X Industri Beton di Indonesia, diperoleh informasi:


Sektor jasa konstruksi mengalami pertumbuhan 7,50% (data BPS terkait PDB Indonesia
tahun 2012);
Semangat MP3EI untuk lebih mempercepat target-target pembangunan infrastruktur yang tercermin
dari revisi pemerintah terhadap 41 (empat puluh satu) peraturan untuk mendorong minat investasi
swasta di dalam proyek MP3EI;
Pembangunan di luar sektor infrastruktur yang meliputi pembangunan gedung, bangunan industri
(pabrik) dan bangunan non infrastruktur lainnya diperkirakan tumbuh.

Berdasarkan positioning Perseroan dan data industri di atas, maka prospek usaha Perseroan sangat
menjanjikan dan Perseroan tetap menjaga positioning sebagai produsen beton pracetak yang berkualitas,
market leader dan market trendsetter yang diantaranya dilakukan dengan penambahan kapasitas
produksi dengan teknologi produk terbaru di lokasi yang strategis dengan menjamin ketersediaan
pasokan material alam.
I.

PENGENDALIAN KUALITAS

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menerapkan sistem manajemen mutu yang terdiri
dari sistem manajemen ISO, sistem manajemen K3, sistem manajemen risiko dan sistem manajemen
peralatan. Dalam menjalankan sistem manajemen tersebut, Perseroan secara konsisten melakukan
audit secara berkala baik audit internal (self audit) maupun audit eksternal oleh pihak independen.
Di samping itu, Perseroan juga membangun iklim peningkatan kualitas secara berkesinambungan
melalui peningkatan Standar Operasional Prosedur maupun instruksi kerja berdasarkan masukanmasukan dari karyawan maupun hasil penelitian dari Perseroan. Dengan penerapan standar
operasional prosedur dalam tiap lini bisnis Perseroan, Perseroan mendapatkan pengakuan dari Badan
ISO International di Geneva dan Perseroan dijadikan sebagai model perusahaan yang menerapkan
secara konsisten standar-standar untuk mendapatkan economic benefits (tertuang dalam buku
Economic Benefits of Standards International Case Studies terbit pada tahun 2011 yang diterbitkan
oleh International Organization for Standardization).

119

J. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


Sebagai Perseroan yang mempunyai visi sebagai Perseroan yang terbaik dalam Industri Beton
Pracetak, salah satu nilai Perseroan yang mendorong terwujudnya visi tersebut adalah adanya inovasi.
Dengan adanya inovasi ini, perusahaan akan berada di depan dalam memimpin pengembangan produk
di industri beton pracetak di Indonesia.
Secara umum jenis penelitian yang dikembangkan oleh Perseroan adalah:
a. Penelitian material beton.
Beton dibuat dari material-material semen, pasir dan kerikil ditambah bahan-bahan tambahan
seperti:

Aditif
yang
berfungsi
memperbaiki
atau
meningkatkan
sifat-sifat
mekanik
(mechanical properties), sehingga beton lebih kuat, lebih padat, lebih kedap, lebih ringan, lebih
daktail (liat) dan lain-lain.
Admixture yang berfungsi memperbaiki atau meningkatkan kinerja dalam pembuatan beton
seperti mudah dikerjakan (kelecakan/workability), mengontrol waktu setting (accelerator dan
retarder), mengontrol slump loss dan lain-lain.

Beberapa penelitian material yang sudah dilakukan adalah:


Pengembangan admixture tipe naphthalene berbentuk bubuk yang dicairkan untuk
meningkatkan efisiensi.
Implementasi admixture untuk meniadakan peranan steam untuk perawatan beton
(beton non-steam).
Pemanfaatan akselerator yang tidak memberikan dampak korosi pada baja tulangan.
Pengembangan beton ringan dengan berat jenis lebih kecil daripada beton normal dengan
menggunakan busa (foam).
Penelitian reactive powder concrete untuk beton kinerja tinggi.
b. Pengembangan produk baru.
Produk/sistem baru yang dikembangkan dengan tujuan untuk menambah daya saing Perseroan.
Beberapa produk-produk baru tersebut sudah mendapatkan paten dan didaftarkan permohonan
paten pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Asasi Manusia
Republik Indonesia. Pengembangan dilakukan berdasarkan permintaan pasar atau kajian
kelayakan suatu produk.

120

Produk-produk yang sudah dikembangkan adalah :


No.
1

Jenis Produk
Deskripsi
Perlintasan jalan kereta api Sistem perlintasan antara jalan raya dengan
jalan kereta api. Dibuat dari komponenkomponen beton pracetak yang dirangkai
dan dipasang di lapangan

Pelat T-Ganda untuk lantai Pelat lantai yang diperkuat 2 (dua) balok
jembatan rangka baja.
memanjang.
Digunakan untuk sistem lantai jembatan
rangka baja sebagai pengganti lantai
jembatan yang dicor setempat.
Keunggulan :
- Cepat dalam pemasangan, sehingga
jembatan bisa segera digunakan.
- Mengurangi dampak kemacetan lalulintas.
- Kualitas beton terjaga, karena tidak
mengalami gangguan pada saat
pengecoran.
Tiang Pancang Segiempat Tiang pancang berbentuk segi empat
Sentrifugal
berlubang yang dibuat dengan metode
sentrifugal.
Metode sentrifugal menambah kepadatan
tiang pancang.
Adanya lubang memperingan tiang
pancang,
sehingga
efektif
dalam
pengangkutan dan pemilihan alat
pancang.
Sistem angkur mati paska Sistem angkur mati pada tendon
cor pada sistem prategang
prategang pada sistem paska tarik
paska tarik.
biasanya digunakan balok prategang
non-segmental.
Balok
prategang
segmental
menggunakan 2 (dua) angkur hidup pada
kedua ujungnya.
Untuk menghemat pemakaian blok
angkur pada balok segmental, maka
digunakan angkur hidup pada satu ujung
dan angkur mati pada ujung yang lain.

Sistem lantai pracetak


untuk jembatan baja atau
beton komposit.

Pelat lantai dibuat di pabrik, lalu dikirim


ke lokasi dan kemudian dipasang pada
gelagar baja atau beton.
Keunggulan :
- Cepat dalam pemasangan, sehingga
jembatan bisa segera digunakan.
- Mengurangi dampak kemacetan lalulintas.
- Kualitas beton terjaga, karena tidak
mengalami gangguan pada saat
pengecoran

121

Gambar

No.
6

Jenis Produk
Sambungan basah tiang
pancang berongga

Deskripsi
2 (dua) buah tiang pancang bulat
berongga disambung satu sama lainnya
menggunkan beton yang dicor kemudian.
Sambungan tidak menggunakan pelat
sambungan.
Hubungan lebih sederhana.

Tiang Pancang Diameter


800 mm- 1200 mm

Tiang pancang berdiameter besar dibuat


untuk kebutuhan pondasi pada dermaga,
jembatan, pelabuhan, dan proyek yang
menggunakan pondasi dalam dengan
kekakuan lebih besar.
Keunggulannya
adalah
dapat
meminimalkan jumlah titik pancang
disbanding menggunakan diameter kecil.

Tiang Pancang
Posttension segmental
(Prestressed Concrete
Cylinder Piles , diameter
800 mm 2.000 mm)

Berupa pondasi tiang yang dibuat


dengan menyusun segmen-segmen
yang disatukan dengan postensioned.
Keunggulannya
dapat
dibuat
sampai diameter besar dan mudah
pengangkutannya
karena
dibuat
segmen-segmen
yang
disatukan
kemudian di lapangan.

Bantalan jalan rel untuk


wesel/turn out.

Menggantikan bantalan jalan rel dari


kayu.

10

Bangunan pengendali
pasang surut

Dibuat sebagai pengganti bangunan


pengendali pasang surutyang dibuat di
lapangan.
Mudah dalam pemasangan, karena
dibuat dari beton ringan.

Gambar

Adapun kisaran biaya yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dalam rangka penelitian dan
pengembangan produk baru adalah kurang lebih sebesar Rp1.407 juta pada tahun terakhir.
c. Penelitian dan pengujian struktur
Penelitian dan pengujian struktur bertujuan :
Menguji hasil analisa perhitungan.
Membuktikan analisa teori.
Mencari metode dan sistem yang efektif dan efisien untuk pengembangan produk/metode
baru.

122

Berikut ini beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh Perseroan :
No.
1.

Jenis penelitian
Penelitian pengaruh serat baja pada kapasitas torsi penampang bulat.

2.

Penelitian torsi pada tiang pancang bulat berongga

3.

Peneliltian Kapasitas Auxilry Steel Bars dan Spiral pada Pile Head
Prestressed Concrete Spun Piles.

4.

Penelitian pengaruh preboring pada tiang pancang terhadap kapasitas


dukung gesek.

5.

Penelitian kinerja pelat T-Ganda

6.

Penelitian kapasitas tiang pancang segmental (cylinder pile)

7.

Penelitian kinerja angkur mati paska cor pada balok

123

Gambar

No.
8.

Jenis penelitian
Penelitian kinerja pondasi tiang listrik pada tanah lunak

Gambar

Perseroan melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi ternama di Indonesia untuk


mengembangkan beton mutu tinggi dan teknik-teknik konstruksi dengan menggunakan komponen
beton pracetak. Beberapa universitas yang melakukan kerjasama dengan Perseroan diantaranya
adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) dan
Universitas Parahyangan Bandung (Unpar). Kerjasama ini sekaligus sebagai beasiswa bagi
mahasiswa yang sedang mengambil gelar S3.
Beberapa kerjasama penelitian yang sudah dan sedang dilakukan adalah :
No. Perguruan Tinggi Mitra
1 ITS Surabaya

Topik/Judul Penelitian
Penelitian Kapasitas Auxilary Steel Bars + Spiral pada
Pile Head Prestressed Concrete Spun Piles (Tahap
1)

ITS Surabaya

Penelitian Kapasitas Auxilary Steel Bars + Spiral pada


Pile Head Prestressed Concrete Spun Piles (Tahap
2)

ITS Surabaya

Rancang Bangun Sambungan Balok Ke Kolom SRPMK


Beton Bertulang Pracetak Bertingkat Menengah Cepat
Bangun

ITS Surabaya

Daktilitas Struktur Joint Balok Beton Pretekan ParsialKolom Beton Bertulang sebagai Model Struktur
Rangka Gedung Bertingkat akibat Beban Gempa
Lateral

124

ITB Bandung

Peningkatan Kinerja Pilar/ Kolom Bujur sangkar


Berlubang Beton Bertulang Dengan Reactive Powder
Concrete Sebagai Elemen Struktur Jembatan Tahan
Gempa

d. Pengembangan teknologi produksi


Pengembangan teknologi produksi dilakukan berdasarkan metode quality improvement yang
mencakup pengembangan peralatan utama, peralatan penunjang dan metode produksi tanpa
mengesampingkan faktor-faktor Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Kelestarian Lingkungan.
Modernisasi peralatan produksi dan pengembangan peralatan produksi existing selama ini yang
dilakukan Perseroan telah membuktikan eksistensi Perseroan dalam meningkatkan kapasitas
produksi serta efisiensi biaya produksi sehingga mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan
sejenis.
K. SINERGI DENGAN WIKA GROUP
Dalam membangun sinergi WIKA Group, masing-masing Anak Perusahaan memberikan kemampuan
terbaiknya untuk mencapai keunggulan kompetitif diseluruh bidang usaha WIKA Group. Untuk itu,
Perseroan melakukan kerjasama dengan WIKA Group baik dengan WIKA maupun dengan Anak
Perusahaan WIKA lainnya.
Adapun transaksi yang sering dilakukan baik dengan WIKA maupun dengan Anak Perusahaan WIKA
lainnya antara lain sebagai berikut:
1. Kerjasama dalam bidang operasi, antara lain penyelesain pekerjaan, pinjam meminjam Aset,
jual beli produk, pemanfaatan sumber daya manusia antar WIKA Group, penggunaan fasilitas
produksi dan fasilitas kantor, pembentukan kerjasama operasi (KSO) dan lain-lain.
2. Kerjasama pendanaan, antara lain pinjam meminjam modal kerja, sharing investasi, dan lain-lain.
3. Kerjasama pemasaran, antara lain di bidang desain produk dan konstruksi, tukar-menukar informasi
pasar, pameran dan promosi bersama, dan lain-lain.
L. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)
Perseroan dalam menjalankan setiap usahanya selalu memperhatikan aspek-aspek dampak lingkungan
dan berusaha agar tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan mentaati peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah khususnya peraturan-peraturan di bidang lingkungan hidup. Bentuk
tanggung jawab Perseroan terhadap kelestarian lingkungan adalah dengan mengajukan perizinan
berupa Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

125

Adapun perizinan di bidang lingkungan hidup yang diperoleh Perseroan sebagai berikut:
No.
1.

Lokasi
Desa Sei Semayang,
Kec. Sunggal, Kab. Deli
Serdang

Surat Persetujuan Atas Dokumen AMDAL/UPL Dan UKL/DPPL


Surat Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah No. 660.P/1855/660.1/DS/2010
tanggal 27Desember 2010 perihal Rekomendasi atas Revisi Dokumen UKL-UPL Kegiatan
Industri Produk Beton Pracetak oleh Perseroan yang menerangkan bahwa pada prinsipnya
UKLUPL tersebut secara teknis dapat disetujui.

2.

Desa Bumi Agung,


Kec. Tegineneng, Kab.
Pesawaran, Prov.
Lampung

Surat Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pesawaran No. 660/007/IV.08/AMDAL/


RKP/2013 tanggal 13 Maret 2013, perihal Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan Industri Cor
Beton.

3.

Jl. Raya Narogong


Km.26 Desa
kembang Kuning Kec.
Klapanunggal, Kab.
Bogor, Jawa Barat

Surat Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor No. 660/337.B/PDL-DTRLH tanggal
24Mei2002, perihal Rekomendasi atas UKL-UPL Kegiatan Industri Cor Beton.

4.

Jl. Surya Madya III


Kav. 1-34, Kawasan
Industri Surya Cipta,
Desa Kutanegara, Kec.
Ciampel, Kab,Karawang

Surat Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Karawang No.660.1/45.6/


BPLH tanggal 21Februari 2012 perihal Pengesahan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan
dan Upaya Pemantauan Lingkungan, yang mengesahkan dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan kegiatan industry barang-barang dari semen.

5.

Jl. Raya Burujul Kulon,


Kec.Jatiwangi, Kab.
Majalengka

Surat Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Majalengka No. 4/XII/KLH/2008 tanggal
24Desember2008 perihal Rekomendasi atas UKL/UPLKegiatan Pabrik Produk Beton
Pracetak Oleh Perseroan di Majalengka.

6.

Jl. Raya Kejapanan No.


323. Gempol Pasuruan

Surat Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan No. 667/1276/424.075/2011


tanggal 28September 2011 jo No. 666/1568/424.086/2006 tanggal 14 Desember 2004 perihal
Rekomendasi atas UKL/UPLKegiatan Pabrik Produk Beton Pracetak Oleh Perseroan di
Pasuruan.

7.

Jl. Raya Boyolali, Solo


Surat Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Kabupaten Boyolali No. 660.1/832/25/2010
KM. 03, Kel. Mojosongo, tanggal 22Oktober 2010 perihal Rekomendasi atas UKL/UPL Kegiatan Pabrik Produk Beton
Kec. Mojosongo, Kab.
Oleh Perseroan di Boyolali.
Boyolali

8.

Jl. Kima Raya Kav. S/45-6, Makassar

Keputusan Kepala Bapedalda Kota Makassar No. 660.1/B/05/Kep/III/2003 tentang Persetujuan


Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Pabrik
Produksi Beton Perseroan.

Perseroan menganut kebijakan sebagai perusahaan yang ramah lingkungan. Dalam periode tertentu
Perseroan melakukan audit eksternal bersama-sama dengan PT Sucofindo (Persero) untuk mengaudit
Sistem Managemen Keselamatan Kerja yang mana didalamnya juga mencakup penanganan limbah
yang dihasilkan Perseroan. Selama ini limbah yang dihasilkan Perseroan berupa limbah cair yang
kemudian dilakukan pengolahan kembali untuk dipergunakan lagi ataupun dibuang pada tempat-tempat
yang telah ditentukan. Untuk limbah padat Perseroan bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk
memanfaatkan limbah tersebut sebagai urugan tanah maupun perbaikan jalan lingkungan. Sedangkan
limbah debu selalu dijaga di bawah ambang batas BAPEDAL dan dieliminasi dengan penghijauan dan
penanaman pohon diseputar pabrik Perseroan.

126

M. TATA KELOLA PERSEROAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)


Dalam menerapkan prinsip-prisip GCG, manajemen dan karyawan Perseroan mengacu pada 5 (lima)
prinsip dasar yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran.
Komitmen GCG
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan selalu menerapkan prinsip Good Corporate Governance
(GCG). Perseroan berkeyakinan bahwa tata kelola perusahaan yang baik dapat meningkatkan nilai
Pemegang Saham dan pemangku kepentingan lainnya. Lebih dari itu, manajemen juga menyadari
pengelolaan Perseroan yang baik menjamin pertumbuhan berkelanjutan Perseroan. Karena itu
manajemen berkomitmen penuh untuk mengembangkan budaya Perseroan yang sejalan dengan
prinsip-prinsp GCG dan menerapkannya dalam setiap kegiatan dan operasi. Prinsip-prinsip GCG
yang dikembangkan dan diterapkan di Perseroan mengacu pada UUPT tentang Perseroan Terbatas,
Pedoman Umum GCG di Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance
serta pedoman dan praktik yang hidup di lingkungan Perseroan yakni WIKA Beton Good Corporate
Governance Code of Conduct.
Prinsip-Prinsip GCG
Undang-undang Perseroan mewajibkan Perseroan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance, tetapi bagi Perseroan tata kelola perusahaan yang baik lebih dari sekedar memenuhi
peraturan perundang-undangan. GCG berlandaskan pada standar etika tertinggi dan merupakan salah
satu persyaratan mutlak agar usaha Perseroan tumbuh berkelanjutan. Dalam menerapkan prinsip-prisip
GCG, manajemen dan karyawan Perseroan mengacu pada 5 (lima) prinsip dasar yaitu: transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan kewajaran.
1. Transparansi
Perseroan selalu menerapkan prinsip transparansi dan keterbukaan dalam memberikan informasi yang
relevan mengenai Perseroan kepada masyarakat luas. Dalam menjalankan prinsip ini, Perseroan selalu
menjaga kualitas informasi keuangan dan non-keuangan yang diberikan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Perseroan menerapkan prinsip keterbukaan ini antara lain dalam:
-
-
-
-

Penyusunan dan penjelasan Rencana kerja dan Anggaran Perusahaan tahunan;


Laporan Tahunan;
Laporan Keuangan berkala yang meliputi laporan keuangan tahunan, tengah tahunan, dan
triwulanan;
Pemanfaatan website untuk menyampaikan informasi kepada pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya.

2. Akuntabilitas
Perseroan menjalankan prinsip akuntabilitas dengan memastikan kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggung jawaban masing-masing organ dan seluruh jajaran Perseroan sehingga pengelolaan
Perseroan terlaksana secara efektif. Prinsip akuntabilitas ini antara lain dilakukan dengan pembagian
tugas yang jelas antar organ Perseroan, termasuk dengan memerinci tugas dan wewenang Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Direksi dan ukuran kinerjanya.

127

3. Tanggung Jawab
Manajemen memahami pertanggung jawaban sebagai kesesuaian didalam pengelolaan Perseroan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Perseroan bertanggung jawab mematuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
ketentuan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan, perpajakan, persaingan usaha, lingkungan,
kesehatan dan keselamatan kerja. Perseroan menerapkan prinsip pertanggungjawaban antara lain
dengan:
-
-
-
-

Mematuhi ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


Melaksanakan kewajiban perpajakan dengan baik dan tepat waktu;
Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR);
Melaksanakan kewajiban keterbukaan informasi sesuai regulasi yang ditetapkan.

4. Independensi
Direksi dan organ-organ Perseroan adalah independen dan bekerja tanpa intervensi dari Pemegang
Saham dan Komisaris. Manajemen bekerja secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip korporasi yang sehat. Bagi Perseroan, independensi mendorong profesionalisme
dan kreativitas dalam mengelola manajemen Perseroan menerapkan prinsip kemandirian ini antara lain
dengan:
-

Saling menghormati hak, kewajiban, tugas, wewenang serta tanggung jawab di antara organ
Perseroan;
- Pemegang Saham dan Komisaris tidak boleh melakukan intervensi terhadap pengurusan
Perseroan;
- Dewan Komisaris, Direksi, dan pegawai selalu menghindari terjadinya benturan kepentingan dalam
mengambil keputusan;
- Kegiatan Perseroan yang mempunyai benturan kepentingan harus memperoleh persetujuan
terlebih dahulu dari Pemegang Saham Independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk
itu dalam RUPS sebagaimana diatur, dan mematuhi peraturan tentang benturan kepentingan;
- Penerapan kebijakan dan sistem yang meminimalkan terjadinya benturan kepentingan, seperti
dalam kebijakan kepegawaian, pengadaan dan keuangan.
5. Kewajaran
Perseroan memahami keadilan/kewajaran sebagai kesetaraan dalam pemenuhan hak-hak para
pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian maupun karena peraturan perundangundangan yang berlaku. Perseroan dan organ didalamnya memastikan bahwa setiap pemangku
kepentingan mendapatkan perlakuan yang adil sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Manajemen berkomitmen memperlakukan setiap pegawai secara adil dan bebas dari
prasangka yang dapat muncul karena perbedaan suku, agama, asal-usul, jenis kelamin, atau hal-hal
lain yang tidak ada kaitannya dengan kinerja. Prinsip keadilan diterapkan antara lain dengan:
-
-
-

Pemegang Saham berhak menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
Perseroan memperlakukan semua rekanan secara adil dan transparan;
Perseroan memberikan kondisi kerja yang baik dan aman bagi setiap pegawai sesuai dengan
kemampuan Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

128

Konsep penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance
atau GCG) dalam organisasi Perseroan berlandaskan pada komitmen untuk menciptakan Perseroan
yang transparan, akuntabel, dan terpercaya melalui manajemen bisnis yang dapat dipertanggung
jawabkan. Penerapan praktik-praktik GCG merupakan salah satu langkah penting bagi Perseroan
untuk meningkatkan dan memaksimalkan nilai Perseroan, mendorong pengelolaan Perseroan yang
profesional, transparan dan efisien dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas,
dapat dipercaya, bertanggung jawab dan adil sehingga dapat memenuhi kewajiban secara baik kepada
Pemegang Saham, Dewan Komisaris, mitra bisnis serta pemangku kepentingan. Lebih lanjut, Dewan
Komisaris, Direksi, manajemen dan karyawan berkomitmen untuk menerapkan praktik-praktik GCG
dalam pengelolaan kegiatan usaha Perseroan. Kesadaran akan pentingnya GCG bagi Perseroan
adalah karena keinginan untuk menegakkan integritas dalam menjalankan bisnis yang sehat dan
berkesinambungan.
Bagi Perseroan, komitmen terhadap penerapan instrumen ini tidak hanya mewakili kewajiban untuk
mematuhi peraturan yang berlaku namun diyakini sebagai kunci sukses dalam upaya pencapaian kinerja
usaha yang efektif, efisien serta berkelanjutan yang sangat diperlukan dalam memenangi persaingan
pasar. Selama 2011, sebagai langkah implementasi kebijakan transformasi Perseroan di bidang GCG,
Perseroan telah melakukan desain ulang proses dalam rangka penyelarasan dengan perubahan bisnis
Perseroan. Pelaksanaannya bahkan menjadi bagian dari budaya Perseroan sehingga tercermin pada
sikap dan tingkah laku sehari-hari tidak hanya di tingkatan Komisaris, Direksi dan manajemen namun
hingga ke tingkatan karyawan agar tercipta keselarasan guna mencapai visi, misi dan tujuan Perseroan
yang akan melindungi kepentingan para Pemegang Saham dan pemangku kepentingan dalam jangka
panjang. Perseroan juga mengkomunikasikan dan melakukan sosialisasi, pelatihan serta memetakan
akuntabilitas dan tanggung jawab untuk memastikan setiap karyawan memahami dan mengetahui tugas,
fungsi dan tanggung jawabnya sesuai perubahan bisnis dan organisasi dalam Perseroan. Selain itu,
Perseroan wajib mematuhi peraturan dan menjunjung tinggi kebijakan serta nilai-nilai yang terkandung
dalam praktik tata kelola Perseroan. Konsistensi dalam penerapannya mengacu pada praktik-praktik
terbaik internasional serta Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Indonesia yang dikeluarkan
oleh Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) di Indonesia. Perseroan mempunyai komitmen
tinggi dalam implementasi GCG ini, diantaranya:

Perseroan bertanggung jawab atas dilakukannya dan dipeliharanya pengendalian internal terhadap
pelaporan keuangan yang memadai sehingga memastikan kehandalan pelaporan keuangan
Perseroan dan persiapan penerbitan laporan keuangan yang selaras dengan PSAK. Sejauh ini
Perseroan telah berkomitmen untuk melakukan kajian dan audit menyeluruh untuk menjamin
rancangan dan implementasi Konvergensi IFRS yang efektif dan terintegrasi dalam laporan
keuangan Perseroan.

Manajemen Perseroan bertanggung jawab terhadap pembuatan, pemeliharaan dan evaluasi


terhadap efektifitas prosedur dan pengendalian pengungkapan untuk memastikan kesesuaian
informasi yang diungkapkan dalam Laporan Keuangan dan telah dicatat, diproses, dirangkum
dan dilaporkan dalam periode waktu yang tersedia untuk kemudian diakumulasikan dan
dikomunikasikan kepada manajemen Perseroan, termasuk Direktur Utama dan Direktur Keuangan,
untuk kepentingan pengambilan keputusan terkait dengan pengungkapan yang diperlukan.

Seiring perjalanan waktu Perseroan berupaya untuk terus menerus meningkatkan kualitas praktek
GCG dengan senantiasa memperbaiki struktur (organ) GCG dan proses GCG, serta memastikan
terimplementasinya prinsip GCG yang terintegrasi dengan budaya Perseroan melalui peningkatan
peran dan tanggung jawab baik di tingkatan Dewan Komisaris, Direksi, Manajer maupun karyawan
yang semakin baik dan efektif, juga berupaya untuk terus menerus meningkatkan kualitas tata kelola
terutama berkaitan dengan proses komunikasi dan pengungkapan Perseroan, pengukuran dan
pertanggung jawaban kinerja, serta pengelolaan audit Perseroan (baik audit internal maupun eksternal).
Tekad Perseroan untuk menjalankan GCG tertuang dalam kerangka kerja yang diatur sesuai kebijakan
penerapan GCG yaitu Keputusan Direksi. Dalam kerangka kerja tersebut terintegrasi beberapa sistem
pengelolaan yang menjadi prasyarat atau bagian yang tidak dapat dipisahkan dari penerapan GCG di
Perseroan, tidak lain adalah untuk menjamin dan memastikan bahwa GCG berjalan dengan benar.

129

Kerangka Tata Kelola Perusahaan Yang Baik


Dicapainya penerapan GCG yang efektif sampai pada tingkat operasional yaitu dijalankannya transaksi
internal maupun eksternal yang beretika dan sesuai dengan praktik tata kelola Perseroan yang baik dan
benar. Adapun sistem pengelolaan yang Perseroan maksud di atas meliputi 4 (empat) pilar utama yang
Perseroan pandang sebagai pondasi bagi kokohnya penerapan GCG di Perseroan meliputi:



Pelaksanaan etika bisnis yang didalamnya memuat tata nilai budaya Perseroan yang setiap tahun
dikomunikasikan dan disurvei pemahamannya kepada karyawan;
Pengelolaan kebijakan dan prosedur kerja yang efektif atau sesuai dengan tuntutan bisnis, sebagai
pedoman pengelolaan Perseroan dan menjadi panduan bekerja untuk karyawan;
Penerapan manajemen risiko secara terpadu berbasis COSO Enterprises Risk Management;
Pengawasan internal dan penerapan pengendalian internal berbasis COSO Internal Control
utamanya pengendalian internal atas pelaporan keuangan.

Di samping 4 (empat) pilar utama di atas, maka Perseroan mensyaratkan untuk menguatkan elemenelemen organisasi lainnya yang Perseroan pandang sangat penting perannya guna terwujudnya praktik
nyata penerapan GCG baik ditingkat entitas maupun transaksional yaitu:




Kepemimpinan yang efektif dimana setiap individu pemimpin harus dapat menjadi panutan bagi
karyawan dan lingkungan kerjanya;
Kejelasan tugas dan tanggung jawab bagi setiap unit kerja dan karyawan untuk memastikan
akuntabilitas pekerjaan dan memastikan diterapkannya pemisahan tugas (Segregation of Duty)
guna menghindari potensi kecurangan;
Pemberdayaan keahlian dan kompetensi SDM untuk memastikan setiap karyawan dan unit kerja
memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas secara profesional;
Penerapan sistem pengelolaan kinerja organisasi, unit dan karyawan yang terintegrasi untuk
memastikan pengukuran pencapaian kinerja/ tujuan Perseroan dan akuntabilitas;
Penerapan sistem penghargaan individu, kelompok dan unit yang beragam, yaitu memberikan
insentif bagi pelaksanaan kinerja/prestasi terbaik, yang diimbangi dengan penegakan hukum atas
pelanggaran yang terjadi.

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan GCG, Perseroan senantiasa memperbaiki struktur maupun
prosedur pelaksanaannya dan memastikan penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung
jawab, independensi dan kewajaran di setiap lini Perseroan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
risiko benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas, fungsi serta tanggung jawab baik di tingkatan
Komisaris, Direksi, manajemen maupun karyawan Perseroan.
Secara internal, kebijakan tentang GCG tertuang dalam kerangka kerja yang diatur sesuai kebijakan
penerapan GCG yaitu Keputusan Direksi Perseroan. Dalam kerangka kerja tersebut terintegrasi
beberapa sistem pengelolaan yang menjadi prasyarat atau bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
penerapan GCG di Perseroan, tidak lain adalah untuk menjamin dan memastikan dicapainya penerapan
GCG yang efektif sampai pada tingkat operasional yaitu dijalankannya transaksi internal maupun
eksternal yang beretika dan sesuai dengan praktik tata kelola Perusahaan yang baik dan benar. Setiap
tahun Perseroan mengevaluasi efektifitas dari pelaksanaan kebijakan GCG. Evaluasi tersebut dilakukan
secara independen dan menyeluruh untuk menjaga integritas.

130

Seiring dengan berjalannya waktu Perseroan terus-menerus melakukan perbaikan dalam penerapan
tata kelola perusahaan yang baik di Perseroan. Adapun Kerangka impelementasinya Perseroan
memaparkan dalam struktur sebagai berikut:

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan RUPS dalam Perseroan adalah:
a. RUPS tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Anggaran Dasar ini;
b. RUPS lainnya selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut RUPS Luar Biasa yaitu RUPS yang
diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.
RUPS tahunan diselenggarakan tiap tahun, paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku
Perseroan ditutup. Dalam RUPS tahunan:
a. Direksi wajib menyampaikan:
i. Laporan Tahunan untuk mendapat persetujuan dari Rapat.
ii. Laporan keuangan untuk mendapat pengesahan dari Rapat.
b. Diputuskan penggunaan laba bersih Perseroan.
c. Dilakukan penunjukan Akuntan Publik.
d. Jika perlu dilakukan pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
e. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam rapat sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar.
Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan oleh RUPS Tahunan, berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota
Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama
tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan keuangan.
Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan RUPS Tahunan pada
waktu yang telah ditentukan, maka 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
berhak memanggil sendiri RUPS Tahunan atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua
Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.
Setiap tahun perseroan telah menyelenggarakan RUPS Tahunan tentang Pengesahan Laporan
Tahunan dan RUPS tentang Pengesahan RKAP.

Hubungan Dewan Komisaris dan Direksi


Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan saling menghormati pelaksanaan tugas, tanggung jawab,
dan wewenang masing-masing sesuai peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar. Dewan
Komisaris dan Direksi Perseroan memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang mencantumkan
antara lain tanggung jawab, kewajiban, wewenang, dan hak masing-masing.

131

Dewan Komisaris
Tugas Dewan Komisaris:
- Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan
Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.
- Menyetujui dan mengesahkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini.
- Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja
kantor Perseroan berhak memasuki gedung-gedung, kantor-kantor dan halaman-halaman
yang dipergunakan oleh Perseroan dan berhak untuk memeriksa catatan-catatan dan
dokumen-dokumen serta kekayaan Perseroan untuk melaksanakan kewajiban mereka.
- Direksi harus memberikan semua keterangan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana
diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas mereka.
- Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau
lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran
Dasar dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang perasuransian dan
Pasar Modal.
Rapat Dewan Komisaris
Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh Komisaris
Utama atau oleh anggota Dewan Komisaris lainnya atau oleh rapat Direksi atau permintaan dari
1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama atau salah seorang anggota
Dewan Komisaris. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Komisaris dan harus dilakukan secara tertulis dengan diserahkan langsung kepada setiap anggota
Dewan Komisaris dengan tanda terima yang memadai, atau dengan surat tercatat atau dengan
jasa kurir. Atau dengan telex atau telefax (dalam hal dengan telex atau telefax harus ditegaskan
kembali dengan surat tertulis yang diserahkan secara langsung atau dengan surat tercatat secepat
mungkin), sekurangnya 10 (sepuluh) hari dan dalam hal keadaan mendesak sekurangnya 5 (lima)
hari sebelum Rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal Rapat.
Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama dalam hal Komisaris Utama tidak dapat
hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka Rapat Dewan
Komisaris akan dipimpin oleh salah seorang Komisaris yang dipilih oleh para anggota Dewan
Komisaris yang hadir dan atau diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris.
Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya
apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris yang hadir atau
diwakili dalam Rapat.
Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam
hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil
dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang hadir atau diwakili dalam rapat.
Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka usul dianggap ditolak.
Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan
seluruh anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat memberikan persetujuan mengenai usul
yang diajukan secara tertulis serta menandatangani keputusan tersebut. Keputusan yang diambil
dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan
sah dalam Rapat Dewan Komisaris.

132

Direksi
Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan, Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar
Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain
dan atau pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai
kepengurusan maupun kepemilikan, dengan pembatasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar
ini dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal di Indonesia. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan perundangundangan yang berlaku.
Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan
Perseroan dengan ketentuan paling sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi, seorang diantaranya
diangkat sebagai Direktur Utama dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang memenuhi
persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, mampu melaksanakan perbuatan
hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau orang yang tidak
pernah di hukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu
5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya.
Para anggota Direksi diangkat oleh RUPS sesuai dengan ketentuan yang berlaku, masing-masing
untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditentukan pada RUPS yang mengangkat mereka
sampai penutupan RUPS tahunan yang kelima setelah tanggal pengangkatan mereka, dengan
tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan mereka sewaktu-waktu dengan menyebutkan
alasannya setelah anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri
dalam Rapat tersebut. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat yang memutuskan
pemberhentiannya, kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat tersebut.
Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk
satu kali masa jabatan.
Tugas dan wewenang Direksi
Tugas pokok Direksi adalah:
a. Memimpin, mengurus dan mengendalikan Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan dan
senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan.
b. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib mencurahkan tenaga, pikiran perhatian dan
pengabdiannya secara penuh pada tugas, kewajiban dan pencapaian maksud dan tujuan Perseroan.
Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan
bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan.
Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang diputuskan oleh rapat Direksi menjadi
tanggung jawab pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan dimaksud disetujui oleh rapat
Direksi.

133

Anggota Direksi tidak dapat diminta pertanggungjawaban penuh secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila:
a. Dapat membuktikan kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik secara langsung maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian;
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah atau berlanjutnya kerugian tersebut.
Perbuatan-perbuatan Direksi di bawah ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Dewan
Komisaris untuk:
a. Melakukan penyertaan modal dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan
50% (limapuluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan, pada perseroan lain, Anak Perusahaan,
dan perusahaan patungan;
b. Mendirikan Anak Perusahaan dan/atau perusahaan patungan dengan nilai lebih dari
10% (sepuluhpersen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan;
c. Melepaskan penyertaan modal dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan
50% (limapuluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan, pada perseroan lain, Anak Perusahaan,
dan perusahaan patungan;
d. Melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, dan pembubaran Anak
Perusahaan dan perusahaan patungan dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai
dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan;
e. Mengadakan Kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain dalam bentuk apapun dengan
nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah
ekuitas Perseroan, kecuali untuk proyek yang tidak bersifat investasi;
f. Mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist) dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh
persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan;
g. Menerima pinjaman jangka menengah/panjang dan memberikan pinjaman jangka menengah/
panjang dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen)
dari jumlah ekuitas Perseroan;
h. Memberikan pinjaman jangka pendek/menengah/ panjang yang tidak bersifat operasional;
i. Mengadakan landbank sebagai persediaan (barang dagangan)/ atau sebagai aktiva tetap;
j. Mengagunkan, tukar menukar, dan melepaskan aktiva tetap Perseroan dengan nilai lebih dari
10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan;
k. Menghapuskan dari pembukuan terhadap piutang macet dan persediaan barang mati;
l. Menetapkan dan mengubah logo perusahaan;
m. Melakukan tindakan-tindakan yang belum ditetapkan dalam RKAP dengan nilai lebih dari
10% (sepuluhpersen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan;
n. Melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam transaksi material sebagaimana
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dengan nilai lebih dari
10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan.
Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar Perseroan,
Rencana Panduan GCG, Code of Conduct dan peraturan perundang undangan serta wajib
melaksanakan prinsip-prinsip diantaranya adalah sebagai berikut Transparancy, Accountability,
Responsibility, Independency dan Fairness.
Perbuatan-perbuatan di bawah ini hanya dapat dilakukan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan
dari RUPS untuk:
a. Melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam transaksi material sebagaimana ditetapkan
oleh peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dengan nilai di atas 50%
(lima puluh persen) dari ekuitas Perseroan.
b. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan.

134

Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:


a. Mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
b. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan;
yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam
1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak dalam 1 (satu) tahun
buku.

Komite-Komite Dewan Komisaris


-
-

Komite Audit
Komite Good Corporate Governance (GCG)

Unit Audit Internal


Dasar Hukum Pembentukan Unit Audit Internal
Unit Audit Internal selanjutnya disebut dalam Perseroan sebagai Satuan Pengawasan Intern
Perseroan dibentuk dengan memperhatikan serta mengacu pada Bab VI Undang Undang RI
No.19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998
tentang Perusahaan Perseroan (Persero), Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-MBU/2002
tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), dan Surat Keputusan No. 01.01/WB-0A.024/2006, tanggal 27 Maret 2006
tentang Pembentukan Organ Satuan Pengawasan Intern juncto Surat Keputusan No. 01.01/WB0A.027/2006 tanggal 27 Maret 2006 tentang Susunan Organisasi Satuan Pengawasan Intern.
Visi, Misi dan Tujuan Satuan Pengawasan Intern Perseroan
VISI
Menjadi Auditor Internal yang menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme dalam mengambil
peran fungsi pengawasan yang berbasis prinsip transparency, accountability, responsibility,
independency dan fairness
MISI
Menjalankan fungsi pengawasan dalam membantu Direktur Utama, melalui program pemeriksaan
yang berbasis risiko sinergi dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
TUJUAN
Memberikan pendapat, masukan dan pertimbangan maupun jasa konsultasi yang objektif kepada
manajemen dan unit kerja lainnya berkaitan dengan fungsi pengawasan yang bersifat independen
dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan memperbaiki operasional
perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, berbasis manajemen risiko, pengendalian intern
dan prinsip-prinsip good corporate governance dalam ruang lingkup financial audit, operational
audit, compliance audit dan audit yang bersifat khusus.
Aktivitas Satuan Pengawasan Intern
Dalam SPI Charter Perseroan dijabarkan kebijakan mengenai fungsi, tugas, wewenang, dan
tanggung jawab SPI. Adapun tujuan penyusunannya adalah agar pihak-pihak yang berkepentingan
(Direksi, Komisaris, Komite Audit, Pemegang Saham dan Kepala Satuan Kerja serta pihak-pihak
lainnya) mengetahui fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab SPI Perseroan dan dapat
mengukur serta menilai keberhasilan pelaksanaan tugas Pengawasan yang dijalankan.
Dalam rangka melaksanakan Visi dan Misi tersebut di atas, SPI Perseroan mempunyai tugas
utama untuk menilai kelayakan dan efektivitas pengendalian intern, aktivitas manajemen risiko
serta implementasi Good Corporate Governance. Adapun tujuan pelaksanaan tugas SPI adalah
untuk memberikan simpulan tentang kinerja sistem pengendalian intern, manajemen risiko dan
implementasi GCG serta memberikan saran perbaikan yang diperlukan.
135

Lingkup penugasan SPI yang berkaitan dengan penilaian dan pemeriksaan sebagai wujud dari
pengendalian internal perusahaan adalah sebagai berikut :
-
-
-
-
-
-
-

Pemeriksaan atas kelayakan dan efektifitas sistem pengendalian intern pada setiap unit kerja
dan kantor pusat di lingkungan Perseroan;
Pemeriksaan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku, termasuk
kelayakan dan efektivitas kebijakan operasi yang telah ditetapkan oleh Pengurus Perseroan;
Pemeriksaan atas keandalan informasi keuangan dan informasi manajemen lainnya, termasuk
sistem informasi manajemen untuk menghasilkan informasi tersebut;
Pemeriksaan atas kelayakan manajemen sumber daya Perseroan, termasuk proses untuk
memperoleh dan pemanfaatan sumber daya;
Pemeriksaan atas efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, rencana dan tujuan
Perseroan;
Penilaian (assessment) atas efektivitas implementasi GCG termasuk manajemen risiko;
Pemeriksaan khusus lainnya sesuai dengan permintaan dari manajemen dan/atau perintah
dari Direktur Utama.

Dalam konsep strategis program pemeriksaan SPI Perseroann masih dalam proses menyusun
standar pemeriksaan baku yang menyesuaikan diri dengan perkembangan best-practice audit
internal terkini. Hal ini akan Perseroan tuangkan dalam program pemeriksaan antara lain dengan
mengakomodasi peran/tugas SPI yang tidak hanya pada tugas pemeriksaan (assurance) saja,
namun juga pada peran consulting. Hal-hal lain SPI Perseroan juga mengatur 2 (dua) aspek
pokok, yaitu:
1. Struktur Pemeriksaan
Aspek struktur akan mengatur mengenai:
- Kedudukan , tugas dan fungsi SPI;
- Wewenang SPI;
- Pertanggungjawaban SPI;
- Persyaratan Pengawas Intern;
- Piagam Pengawasan Intern;
- Hubungan SPI dengan organ Dewan Komisaris dan Komite Audit.
2. Proses Pemeriksaan
Aspek proses akan mengatur mengenai:
- Perencanaan, pelaksanaan, pelaporan pengawasan intern;
- Pemantauan tindak lanjut hasil pengawasan internal dan pengawasan eksternal;
- Pelaksanaan program quality assurance;
- Dokumentasi dan administrasi.

Sekretaris Perusahaan
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan.
Dalam panduan pelaksanaan GCG Sekretaris Perusahaan bertugas:
-
-
-
-
-

Memastikan bahwa Perseroan taat terhadap sebagai peraturan yang berlaku dan pelaksanaan
GoodCorporate Governance;
Menangani kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan investor, saham, bursa, pasar modal
serta informasi kegiatan Perseroan;
Menangani fungsi hubungan investor, keterbukaan informasi dan publikasi Perseroan;
Menjalankan fungsi Corporate Legal Affair atau Legal Compliance;
Menjalankan kewajiban sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility).

136

Etika Perusahaan
Untuk menjujung tinggi integritas seluruh insan Perseroan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan,
Perseroan telah menyusun Code of Conduct yang bertujuan untuk mempertahankan kejujuran,
integritas dan keadilan dalam menjalankan aktivitas bisnis di lingkungan kerja masing-masing.
Norma-norma yang telah dituangkan dalam code of conduct, diharapkan mampu memberikan
warna budaya perusahaan yang senantiasa mengedepankan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance.
Perseroan dengan seluruh aktivitas bisnisnya meliputi kantor wilayah penjualan dan PPB yang
tersebar di seluruh Indonesia mempunyai potensi perubahan etika yang dipengaruhi oleh lingkungan
kerjanya. Olehkarena itulah tujuan kedua penyusunan code of conduct ini memberikan standar
perilaku insan WIKA Beton dimanapun berada.

N. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)


Tanggung Jawab Sosial Perseroan merupakan kontribusi Perseroan terhadap bangsa dan lingkungan,
di tengah segala permasalahan yang sedang dihadapi oleh Indonesia maupun warga dunia. Agar dapat
memberikan kontribusi yang berarti dan menyeluruh, Perseroan memfokuskan program CSR nya pada
4 (empat) aspek utama, yaitu kemasyarakatan, lingkungan, konsumen dan ketenagakerjaan.
Perseroan menyusun dan melaksanakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) setiap tahunnya.
BagiPerseroan, program dan kegiatan CSR ini merupakan kunci dari keberlanjutan usaha Perseroan
yang akan memberikan nilai tambah kepada Perseroan serta meningkatkan citra dan reputasinya
di mata para pemangku kepentingan.
Komitmen Perseroan dalam melaksanakan program CSR dilakukan melalaui 2 (dua) jalur, yaitu:
1. Program kemitraan yang dilaksanakan dan diinteraksikan ke dalam Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL).
Dalam program ini, Perseroan mewujudkan dalam pelaksanaan sejumlah program yang disusun
oleh induk Perseroan tersebut, berupa pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan memberikan
pinjaman berjangka tanpa bunga. Bentuk lain dari program bina lingkungan adalah program
penanaman pohon di lingkungan masyarakat sekitar unit kerja Perseroan.
2. Program sosial kemasyarakatan yang dilaksanakan oleh Perseroan secara langsung di wilayahwilayah penjualan dan produksi yang tersebar di enam titik di wilayah Indonesia.
Untuk program sosial kemasyarakatan ini, Perseroan menyusun sendiri kegiatan/program setiap
tahunnya dan disertai dengan pengalokasian sejumlah dana dalam kegiatan/program CSR.
Setiap program-program CSR langsung disusun dan dilakukan oleh setiap wilayah penjualan dan
pabrik. Dalam menentukan program CSR yang dicanangkan, setiap wilayah penjualan dan pabrik
mengedepankan kebutuhan pokok masyarakat sekitar dalam kegiatan kemasyarakatan seperti
kegiatan keagamaan, kepemudaan, perayaan hari besar nasional daerah. Jenis program CSR
diberikan oleh Perseroan setelah Perseroan melakukan interaksi dengan masyarakat sekitar yang
menjadi poin penting dalam menentukan ketepatan jenis program CSR Perseroan. Program paling
utama dalam keterlibatan Perseroan dalam masyarakat adalah pemberian kesempatan kerja bagi
masyarakat sekitar unit kerja Peseroan sesuai dengan kebutuhan organisasi Perseroan. Hal ini
dilakukan agar setiap program yang dilakukan dapat tepat sasaran dan memberikan manfaat
maksimal sesuai kebutuhan sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundangan yang ada.

137

Biaya CSR Perseroan pada tahun yang berakhir 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 sebesar
Rp341.050.000 Rp285.724.376. Untuk biaya CSR tahun 2011 terkonsolidasi dan terpusat
penyelenggaraannya di WIKA sebagai Perusahaan Induk. Dimana biaya CSR ini dipergunakan untuk
penanaman pohon, perbaikan rumah tidak layak huni, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan bantuan
banjir.
Perseroan memiliki program CSR yang telah dilakukan berupa perbaikan saluran air di lokasi sekitar
pabrik. Perseroan juga memiliki beberapa program berupa perbaikan rumah layak huni, pembenihan
ikan untuk masyarakat sekitar pabrik, pembersihan sungai. Dalam bidang pendidikan, Perseroan
memberikan kesempatan kepada dunia pendidikan untuk melakukan praktek kerja lapangan, penelitian
bagi perguruan tinggi dan sekolah. Serta dibidang ketenagakerjaan, Perseroan membuka lapangan
kerja bagi masyarakat sekitar lokasi pabrik untuk menjadi karyawan Perseroan sesuai dengan kualifikasi
yang dibutuhkan. Selanjutnya Perseroan akan melanjutkan program CSR berupa program pembuatan
fasilitas toilet untuk umum dan penanaman pohon di sekitar lokasi pabrik baru.
Biaya CSR Perseroan di keluarkan dalam bentuk konsolidasi Perusahaan Induk dan pelaksanaannya
diselengarakan secara bersama-sama dengan Perusahaan Induk dan Anak Perusahaan maupun
secara sendiri.
O. PENGHARGAAN
Dalam rangka meningkatkan daya saing Perseroan, Perseroan telah memperoleh berbagai penghargaan
dari kalangan konsumen maupun kelembagaan sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Penghargaan
Produsen Beton Pracetak Terbaik (AKI Award)
Sertifikat Perhargaan Nominasi Pada Ajang SNI Award 2012
Inovasi Produk Manufaktur BUMN Terbaik
Program Pilot Project di Asia Tenggara yang Mewakili Indonesia
Dalam Pelaksanaan Kajian Keuntungan Ekonomi Dari Penerapan
Standar Menggunakan Metodologi ISO
Komitmen Dalam Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
Surat Apresiasi Dalam Memproduksi Beton Pracetak untuk Dermaga
Malahayati di Aceh
Syarat Apresiasi atas Kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dalam Proyek Geothermal Derajat Tahap III

138

Lembaga
Assosiasi Kontraktor Indonesia
Badan Standardisasi Nasional
Kementrian BUMN
Badan Standardisasi Nasional

Tahun
2012
2012
2012
2011

Pemerintah Republik Indonesia

2008

PT Decorient Indonesia

2006

Chevron

2005

X. INDUSTRI BETON DI INDONESIA


Indonesia memiliki luas wilayah 1.919.440 km2, terdiri dari 17.000 pulau dimana 6.000 diantaranya
berpenghuni. Dengan total luas wilayah tersebut maka Indonesia menempati urutan ke-15 negara
terbesar di dunia yang memiliki tingkat kerapatan penduduk mencapai 134 orang per km2. Pada tahun
2012 kemarin pendapatan per kapita Indonesia naik menjadi US$3.563 dari tahun 2011 sebesar
US$3.500, sedangkan dikutip dari pidato yang diberikan oleh Menteri Ekonomi Hatta Rajasa, target
pendapatan per kapita oleh pemerintah di tahun 2025 bisa mencapai US$14.250-15.500.
Melihat kondisi tersebut salah satu prioritas pemerintah adalah melakukan pembangunan infrastruktur
meliputi sarana transportasi (darat, laut dan udara) dan fasilitas pendukung produksi energi (pembangkit
listrik, minyak dan gas). Saat ini Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program pembangunan di
beberapa wilayah Indonesia, dimana saat ini pembangunan telah dan sedang dilakukan di wilayah
Indonesia bagian barat dan pada tahun-tahun mendatang segera disusul oleh Indonesia bagian tengah
dan timur (Sumber: Kompilasi data Bapenas dan MP3EI).
APBN (Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara) Indonesia dalam 5 (lima) tahun terakhir juga
meningkat seiring dengan peningkatan ekonomi. Di tahun 2010 APBN Indonesia untuk infrastruktur
dan perekonomian adalah Rp52triliun, sedangkan di tahun 2013 APBN untuk hal ini menjadi
Rp122,88 triliun. Melalui rencana pemerintah untuk membangun infrastruktur, maka industri beton juga
akan diperkirakan meningkat dalam hal permintaan. WIKA Beton yang merupakan perusahaan beton
terbesar di Indonesia akan menikmati kenaikan permintaan ini.
Infrastruktur Global
Indonesia pada tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 7,5%
(tujuh koma lima persen). Angka tersebut lebih tinggi dibandingan
pertumbuhan di tahun 2010 yang hanya 7% (tujuh persen) dan di tahun
2011 sebesar 6,7% (enam koma tujuh persen). Atau jika dibandingkan
dengan negara berkembang lainnya, pertumbuhan sektor infrastruktur
Indonesia di tahun 2012 terbilang tinggi. Misalkan saja China yang
mengalami perlambatan sebesar 0,4% (nol koma empat persen) dan
India tumbuh hanya sebesar 5,9% (lima koma Sembilan persen). Bahkan
negara maju seperti Amerika Serikat hanya tumbuh sebesar 3,2% (tiga
koma dua persen) di tahun 2012. Melihat luasnya wilayah Indonesia dan
sifat geografis yang merupakan negara kepulauan maka tidak mustahil
peringkat pertumbuhan sektor infrastrukur akan terus mengalami kenaikan.

Daya Saing Infrastruktur


Negara

Peringkat

Hong Kong
Singapura
Korea Selatan
Amerika Serikat
Malaysia
Thailand
China
Indonesia
India
Filipina

1
2
9
14
32
46
48
78
84
98

Sumber: World Economic Forum 2012-2013

Tidak hanya itu, dalam World Economic Forum 2012-2013 daya saing pada sektor infrastruktur global
saat ini masih menempatkan Indonesia di urutan 78 dari 136 negara. Hal tersebut berarti industri
infrastruktur Indonesia masih prospektif karena masih banyak ruang untuk pembangunan infrastruktur
dibandingkan dengan negara lain.
Pertumbuhan Sektor Infrastruktur Beberapa Negara (dalam persentase)
18.5
14.4

13.8 14.3

12.6
10.2

7.0

6.9

6.0

6.7

7.5

6.2

4.6

4.0

5.6

8.3 7.9

7.2

5.9
3.2

(0.3)

(1.2)
(4.3)

(5.1)

(0.4)

(3.3)

(7.3)

2010
Indonesia

Malaysia

2011
Myanmar

Philippines

2012
Singapore

Sumber: CEIC, 2013

139

Thailand

China

India

US

Ekonomi Dalam Negeri


Perekonomian Indonesia pada kuartal tiga 2013 tumbuh sebesar 5,62% (yoy), pertumbuhan terendah
sepanjang hampir empat tahun terakhir. Peningkatan belanja Pemerintah nampaknya tidak mampu
menggenjot pertumbuhan yang tertekan oleh naiknya suku bunga acuan (BI rate) sebesar 150 bps
dalam lima bulan terakhir. Secara tahunan, pada 2012 PDB Indonesia mencapai US$878,04 miliar, naik
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$846,83 miliar. Sedangkan secara sektoral terlihat sektor
konstruksi yang menjadi target pasar terbesar bagi industri beton pra cetak mengalami pertumbuhan
konsisten dari tahun ketahun di kisaran 6,5%-7,6% (selalu di atas pertumbuhan ekonomi Indonesia).
Belum lagi industri pracetak juga turut berperan pada pembangunan sektor listrik, gas dan air bersih.
Indonesia juga merupakan salah satu negara terbesar di Asia Tenggara, dengan rata-rata pertumbuhan
ekonomi sebesar 6% (enam persen) per tahun. Hal ini akan disertai dengan pembangunan infrastruktur
yang akan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terkait dengan inflasi di tahun 2014, peluang
turunnya tingkat inflasi masih ada. Penurunan yang terjadi pada inflasi dalam negeri diperkirakan
akan menekan suku bunga acuan Bank Indonesia hal tersebut tentu saja menjadi faktor postif bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sektor 2008-2012 (dalam persentase)
Sektor
Pertanian
Pertambangan
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Real Estat, Jasa Perusahaan
Jasa
Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: Kementrian Keuangan 2013

2008
4,8
0,7
3,7
10,9
7,6
6,9
16,6
8,2
6,2
6,0

2009
4,0
4,5
2,2
14,3
7,1
1,3
15,8
5,2
6,4
4,6

2010
3,0
3,9
4,7
5,3
7,0
8,7
13,4
5,7
6,0
6,2

2011
3,4
1,4
6,1
4,8
6,6
9,2
10,7
6,8
6,7
6,5

2012
4,0
1,5
5,7
6,4
7,5
8,1
10,0
7,1
5,2
6,2

APBN 2014
Tercatat pada kuartal tiga 2013, realisasi belanja Pemerintah Indonesia mencapai Rp53,62 triliun,
meningkat dari dua kuartal sebelumnya yang hanya Rp38.8 triliun pada kuartal pertama 2013 dan
Rp50,76 triliun di kuartal kedua 2013. Sedangkan untuk realisasi belanja modal dalam rentang
waktu 2008-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 21,5% (dua puluh satu koma lima persen) setiap
tahunnya, dimana di tahun 2013 dalam APBNP mencapai Rp192,6 triliun atahu setara dengan 2 persen
terhadap PDB. Peningkatan yang terjadi pada tahun 2013 lebih difokuskan kepada pembangunan
infrastruktur seperti jalan, gedung dan bangunan. Dalam tahun 2014, program pembangunan yang
akan dilaksanakan Pemerintah mengacu kepada sebuah grand design yaitu rencana kerja pemerintah
(RKP) 2014, dimana RKP 2014 sendiri disusun sejalan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.
Secara nominal belanja pemerintah pusat dalam RAPBN 2014 mengalami peningkatan menjadi
Rp1.230,3 triliun (11,9% terhadap PDB) dari alokasi di tahun 2013 dalam APBNP nya sebesar
Rp1.196,8 triliun (12,7% dari PDB).

140

Belanja Modal Pemerintah Indonesia 2008-2013


250
192,6

Triliun Rp

200
145,1

150
100

117,9
72,8

75,9

80,3

2008

2009

2010

50
0

Tanah
Gedung dan Bangunan
Belanja Pemeliharaan yang dikapitalisasi
Dana Bergulir

2011

2012

2013 APBNP

Peralatan dan Mesin


Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Fisik Lainnya
Balanja Modal Badan Layanan Umum (BLU)

Sumber: Kementrian Keuangan 2013

Anggaran belanja pemerintah pusat dalam fungsi ekonomi mengalami penurunan sebesar 4%
(empat persen) dari Rp122,9 triliun di tahun 2013 menjadi Rp117,8 triliun di tahun 2014. Alokasi terbesar
dari fungsi ini adalah transportasi yang mencapai Rp70,3 triliun atau setara dengan 59,7% (lima puluh
sembilan koma tujuh persen). Alokasi transportasi sendiri akan digunakan untuk membiayai beberapa
program antara lain penyelenggaraan jalan, pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi darat, laut
dan udara, pengelolaan dan penyelenggaraan perkeretaapian. Selain itu pada fungsi perumahan dan
fasilitas umum tidak mengalami perubahan sebesar Rp30,7triliun. Pada fungsi ini pemerintah berfokus
terhadap program pengembangan perumahan dan kawasan pemukiman yang artinya untuk tahun 2014
mendatang pembangunan pada kawasan hunian masih tinggi.
Belanja Pemerintah Pusat 2008-2013
Fungsi
Pelayanan Umum
Pertahanan
Ketertiban dan Keamanan
Ekonomi
Lingkungan Hidup
Perumahan dan Fasilitas Umum
Kesehatan
Pariwisata dan Budaya
Agama
Pendidikan
Perlindungan Sosial
Total
Sumber: Kementrian Keuangan 2013

APBN 2013 (Triliun Rp)


720,1
81,8
36,5
122,9
12,4
30,7
17,5
2,5
4,1
118,5
7,4
1.154,4

RAPBN 2014 (Triliun Rp)


795,5
83,4
31,9
117,8
11,6
30,7
12,2
2,1
4,4
132,8
8,1
1.230,3

Kenaikan (Persen)
10
2
-13
-4
-6
0
-30
-16
7
12
9
7

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)


Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah menciptakan sebuah masterplan
jangka panjang pada pertengahan 2011 lalu untuk periode 2011-2025. Dalam masterplan tersebut
terdapat enam koridor atau wilayah pembangunan dengan mendorong sektor potensial di wilayah
tersebut dengan nilai investasi total yang dianggarkan mencapai Rp4.012 triliun. Contohnya saja
seperti Koridor Dua Pulau Jawa dimana sektor industri barang dan jasa akan digenjot hingga efektif
dan efisien. Tentu saja masterplan tersebut akan mendorong pembangunan infrastruktur yang
cukup besar di tiap-tiap koridor sehingga kegiatan ini merupakan faktor yang sangat positif bagi
pertumbuhan pembangunan infrastruktur tanah air. Masterplan sendiri fokus terhadap delapan program
utama dari total 22 kegiatan ekonomi dalam negeri yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri,
perairan, pariwisata, telekomunikasi serta pembangunan wilayah strategis. Dari program MP3EI ini,
Pemerintah mengalokasikan sebesar Rp1.786 triliun untuk pembangunan infrastruktur sedangkan sisanya
Rp2.226 triliun untuk sektor riil.

141

Koridor Program MP3EI

Koridor
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi
Bali-Nusa Tenggara
Papua-Kep.Maluku

Target Pembangunan
Produksi dan pengolahan produk sumber daya alam
Industri pembantu dan jasa
Pertambangan dan Energi
Perkebunan, pertanian, perhutanan, perikanan dan pertambangan
Pariwisata dan makanan
Makanan, perikanan, energi dan pertambangan

Sumber: MP3EI 2013

Sedangkan dalam pembangunan infrastruktur senilai Rp1.786 triliun sedang dan akan dialokasikan
ke dalam beberapa struktur seperti energi dan telekomunikasi dimana masing-masing sebesar
Rp681 triliun dan Rp242triliun.
Nilai Investasi Infrastruktur Dalam Program MP3EI
4.012
4.012

Triliun Rp
Rp
Triliun

2.226
2.226

1.786
1.786

Sektor Riil

Infrastruktur
Infrastruktur

Total Investasi
Investasi
Total

Sumber: MP3EI 2013

Alokasi Dana infrastruktur

Triliun
Triliun Rp
Rp

1.786
1.786

681
326

242
242

Ba
nd
ar
a

Ja
lu
rk
er
et
a
ap
i
Fa
sil
ita
s
ai
Te
r
le
ko
m
un
ika
si

18
18

Sumber: MP3EI 2013

142

31
31
To
ta
l

32
En
er
gi

Pe
la
bu
ha
n

Ja
la
n

117

La
in
ny
a

339

Pada tahun 2012 Pemerintah telah melakukan peresmian sebanyak 110 (seratus sepuluh) proyek yang
terkait dengan program MP3EI dengan nilai proyek mencapai Rp368 triliun. Proyek tersebut terbagi
kedalam enam koridor yaitu Koridor Sumatera dengan 34 (tiga puluh empat) proyek memiliki nilai hingga
Rp71,3 triliun, Koridor Jawa dengan 31 proyek dengan nilai total mencapai Rp216,5 triliun, kemudian
Koridor Kalimantan sebanyak 10(sepuluh) proyek sebesar Rp5,9 triliun, sedangkan sembilan proyek di
Koridor Sulawesi memiliki nilai Rp3,8triliun, Koridor Bali dan Nusa Tenggara memiliki delapan proyek
senilai Rp15 triliun dan Papua dengan 18 (delapan belas) proyek memiliki nilai total hingga Rp56 triliun.
Sedangkan hingga Juli 2013, total nilai investasi program MP3EI telah mencapai Rp647,46 triliun
yang terdiri atas 6 (enam) koridor. Berdasarkan data Kementrian Perekonomian, total proyek MP3EI
yang telah groundbreaking hingga Juli 213 mencapai 240 proyek dengan nilai investasi sebesar
Rp647,46 triliun. Dimana 94 (Sembilanpuluhempat) proyek dengan nilai investasi sebesar Rp364,45
triliun berasal dari sektor rill dan 146 (seratus empat puluh enam) proyek lainnya senilai Rp283,01 triliun.
Potensi Sektor Infrastruktur Dalam Negeri
Dalam delapan tahun terakhir, tingkat belanja Pemerintah Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) mengalami peningkatan sekitar 29,3% (dua puluh sembilan koma tiga persen)
setiap tahunnya, dimana pada tahun 2013 anggaran belanja negara mencapai Rp203,9 triliun. Tingginya
pertumbuhan anggaran belanja negara menciptakan potensi yang cukup besar bagi industri konstruksi
Indonesia untuk berkembang. Di lain sisi Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
(LM-FEUI) menyatakan bahwa dalam sekenario yang terbaik, sektor infrastruktur Indonesia pada tahun
2014 akan mengalami pertumbuhan hingga 9% (sembilan persen), begitu juga angka-angka yang sama
di tahun 2015. Meskipun demikian pada tingkat perkiraan yang pesimis, pertumbuhan infrastruktur
dalam negeri masih akan tumbuh sebesar 8,5% (delapan koma lima persen) di tahun 2014 dan 2015,
stagnan dengan estimasi di tahun 2013 sebesar 8,5% (delapan koma lima persen).
Perkiraan Pertumbuhan Infrastruktur Indonesia
9,00%

9,00%

8,50%

8,50%

8,50%

8,30%

2013F

2014F
Skenario Optimis

2015F
Skenario Pesimis

Sumber: LM-FEUI 2013

143

Pasar Beton Pracetak Dalam Negeri


Penerapan beton pracetak sangat mendukung kecepatan pelaksanaan proyek yang berarti juga
mempercepat proses serapan dana, sehingga sangat mendukung target pembangunan infrastruktur
yang ditentukan oleh Pemerintah. Proyek infrastruktur yang akan sangat terbantu oleh produk beton
pracetak meliputi pembangunan jalan tol, jembatan, dermaga dan bandara udara di beberapa lokasi.
Demikian juga pembangunan pembangkit listrik, bangunan industri pendukung pengolahan minyak dan
gas serta percepatan pembangunan rumah susun.
Penggunaan beton pracetak yang notabene mempunyai mutu yang lebih baik dan waktu pemasangan
yang lebih cepat dari pada beton cetak setempat (cast in site) juga sangat mendukung kondisi Indonesia
yang merupakan negara yang terletak di pertemuan dua lempeng tektonik dunia yang memerlukan
kekuatan struktur bangunan lebih besar dari kawasan lain yang tidak sering dilanda gempa. Ditambah
dengan tren bangunan modern yang cenderung lebih tinggi dan membutuhkan beton mutu tinggi yang
sangat sulit dipenuhi oleh beton cetak setempat.

144

XI. EKUITAS
Ikhtisar data ekuitas yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan, serta harus dibaca bersamasama dengan dan mengacu pada,laporan keuangan Perseroan pada tahunyang berakhir 31 Desember
2013dan tahun-tahun yang berakhir31 Desember 2012 dan 2011 yang telah diaudit oleh KAP HLB
Hadori Sugiarto Adi & Rekan,dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
(dalam jutaan Rupiah)
URAIAN
Modal Saham
Saham Diperoleh Kembali
Saldo Laba
Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Sub Jumlah
Kepentingan Non Pengendali
JUMLAH EKUITAS

2011
115.000
-

31 Desember
2012
115.000
-

2013
667.000
(58.246)

78.010
236.684
429.695
429.695

106.895
336.172
558.067
46.263
604.330

23.245
48.074
680.073
49.945
730.018

Tabel Proforma Ekuitas


Apabila perubahan ekuitas Perseroan karena adanya Penawaran Umum Saham kepada masyarakat
sejumlah 2.045.466.600 saham dengan nilai nominal Rp100,00 setiap saham dengan Harga Penawaran
Rp590,00 terjadi pada 31 Desember 2013, maka susunan proforma struktur permodalan Perseroan
pada tanggal tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel Proforma Ekuitas pada 31 Desember 2013
(dalam Rupiah)
Uraian
Posisi ekuitas
menurut Laporan
Keuangan pada 31
Desember 2013

Modal Saham
Ditempatkan dan
Disetor Penuh

Saldo laba
Saldo laba yang
yang belum
ditentukan
ditentukan
penggunaannya
penggunaannya

Saldo Laba

Kepentingan
NonPengendali

Jumlah Ekuitas

667.000.000.000

23.245.163.053

48.074.246.279

680.073.216.189

49.944.553.576

730.017.769.765

Penawaran
Umum sejumlah
2.045.466.600
saham biasa atas
nama dengan nilai
nominal Rp100 per
saham dengan harga
penawaran Rp590,00
per saham sebelum
dikurangi biaya
Penawaran Umum
yang ditanggung
Perseroan
1.206.825.294.000

1.206.825.294.000

23.245.163.053

48.074.246.279

680.073.216.189

49.944.553.576

1.936.843.063.765

Proforma ekuitas
pada tanggal 31
Desember 2013 jika
diasumsikan telah
terjadi pada tanggal
tersebut:

Posisi ekuitas
menurut Laporan
Keuangan pada
tanggal 31 Desember
2013 setelah
Penawaran Umum
dilaksanakan

1.873.825.294.000

145

XII. KEBIJAKAN DIVIDEN


Perseroan merencanakan untuk membagikan dividen dalam bentuk uang tunai sekurang-kurangnya
sekali dalam setahun. Besarnya dividen dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku
yang bersangkutan, dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan Perseroan dan tanpa mengurangi
hak dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perseroan dapat mengumumkan pembagian dividen pada tahun dimana Perseroan membukukan
laba ditahan yang positif. Sebelum berakhirnya suatu tahun buku, dividen interim dapat dibagikan
selama diizinkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan jika pembagian dividen interim tersebut tidak
menyebabkan jumlah kekayaan bersih Perseroan lebih kecil dari jumlah modal ditempatkan dan disetor
serta memperhatikan ketentuan mengenai penyisihan cadangan wajib sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam UUPT. Pembagian dividen interim tersebut ditentukan oleh Direksi setelah disetujui oleh Dewan
Komisaris. Apabila setelah akhir tahun buku tersebut, Perseroan mengalami kerugian, dividen interim
yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Direksi dan Dewan
Komisaris akan bertanggung jawab secara renteng jika dividen interim tersebut tidak dikembalikan
kepada Perseroan.
Setelah Penawaran Umum ini, Manajemen Perseroan bermaksud untuk membagikan dividen kas
kepada pemegang saham Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 30% (tiga puluh persen) dari
laba bersih yang dihasilkan Perseroan dimulai untuk tahun buku 2014 (berdasarkan ketentuan pajak
yang berlaku saat ini). Sedangkan untuk tahun buku 2013, besarnya dividen yang akan dibayarkan
sebanyak-banyaknya sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar Rupiah). Penentuan waktu,
jumlah dan bentuk pembayaran dividen tersebut, akan bergantung pada rekomendasi dari Direksi
Perseroan, namun tidak terdapat kepastian bahwa Perseroan akan dapat membayarkan dividen pada
tahun-tahun mendatang. Keputusan Direksi Perseroan dalam memberikan rekomendasi pembayaran
dividen tergantung pada:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Hasil kegiatan usaha dan arus kas Perseroan;


Perkiraan kinerja keuangan dan kebutuhan modal kerja Perseroan;
Prospek usaha Perseroan di masa yang akan datang;
Belanja modal dan rencana investasi Perseroan lainnya;
Perencanaan investasi dan pertumbuhan lainnya; dan
Kondisi ekonomi dan usaha secara umum dan faktor-faktor lainnya yang dianggap relevan oleh
Direksi Perseroan serta ketentuan pembatasan mengenai pembayaran dividen berdasarkan
perjanjian terkait.

Kebijakan Perseroan dalam membagikan dividen akan diputuskan para Pemegang Saham dalam
RUPST yang diadakan setiap tahun.
Apabila keputusan telah dibuat untuk membayar dividen, dividen tersebut akan dibayar dalam Rupiah.
Pemegang Saham pada tanggal pencatatan yang berlaku berhak atas sejumlah penuh dividen yang
disetujui, dan dapat dikenai pajak penghasilan (withholding tax) yang berlaku di Indonesia. Dividen
yang diterima oleh pemegang saham asing akan dikenai pajak penghasilan (withholding tax) Indonesia
sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku, dimana saat ini sebesar 20% (dua puluh persen).
Pemegang Saham Baru dalam rangka Penawaran Umum ini mempunyai hak yang sama dan sederajat
dalam segala hal dengan pemegang saham lainnya yang modal sahamnya telah ditempatkan
dan disetor penuh dalam Perseroan, termasuk hak atas pembagian dividen. Perseroan tidak
memiliki kewajiban kepada pihak tertentu yang mengikat Perseroan dengan syarat-syarat tertentu
(negative covenant) yang dapat merugikan pemegang saham publik.
Kebijakan dividen dari Perseroan adalah sebuah pernyataan dari maksud saat ini dan tidak mengikat
secara hukum karena kebijakan tersebut bergantung pada adanya perubahan pada kebijaksanaan
Direksi.

146

XIII. PERPAJAKAN
A. PERPAJAKAN UNTUK PEMEGANG SAHAM
Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 huruf (f) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008
(berlaku efektif 1 Januari 2009), penerima dividen atau pembagian keuntungan yang diterima oleh
Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau
Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia juga tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh
syarat-syarat di bawah ini terpenuhi:

Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan


Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang
menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25%
dari jumlah modal yang disetor.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK.03/2009 tanggal


29 Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada
Dana Yang Dikecualikan Sebagai Objek Pajak maka penghasilan yang diterima atau diperoleh dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dari penanaman modal antara lain berupa
dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat pada bursa efek di Indonesia tidak termasuk
sebagai objek Pajak Penghasilan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di
Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997
perihal Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari TransaksiPenjualan
Saham di Bursa Efek, ditetapkan sebagai berikut:
1) Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan
saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi dan
bersifat final. Pembayaran Pajak Penghasilan yang terutang dilakukan dengan cara pemotongan
oleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi
penjualan saham;
2) Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar 0,5%
(nol koma lima persen) dari nilai saham Perseroan yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum;
3) Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan dilakukan oleh Perseroan atas nama masing-masing
pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 bulan setelah saham tersebut
diperdagangkan di Bursa Efek. Namun, apabila pemilik saham pendiri tidak memilih untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan cara membayar tambahan Pajak Penghasilan final 0,5%
(nol koma lima persen) tersebut, penghitungan Pajak Penghasilan atas keuntungan penjualan
saham pendiri dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan
Pasal 17 Undang-undang No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undangundang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Dividen Yang
Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, penghasilan berupa dividen yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dikenai Pajak Penghasilan sebesar
10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto dan bersifat final.

147

Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Dalam Negeri (termasuk Bentuk Usaha Tetap) yang tidak
memenuhi ketentuan Pasal 4 ayat 3 huruf (f) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun
2008 di atas, atas pembayaran dividen tersebut dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23
sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto sebagaimana diatur di dalam Pasal 23 ayat (1)
Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Lebih lanjut, sesuai ketentuan Pasal 23 ayat (1a) maka
apabila Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dividen tersebut tidak memiliki
Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) dari
tarif yang semula dimaksud atau sebesar 30% (tiga puluh persen) dari penerimaan brutonya.
Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif 20% (dua puluh persen)
dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% (dua puluh persen) dari nilai pari (dalam hal
dividen saham) atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dividen dilakukan kepada mereka
yang merupakan penduduk dari suatu Negara yang telah menandatangani Perjanjian Penghindaran
Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur di dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010.
Agar Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) tersebut dapat menerapkan tarif sesuai P3B, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010, Wajib Pajak Luar
Negeri diwajibkan untuk melampirkan Surat Keterangan Domisili (SKD) / Certificate of Domicile of
Non Resident for Indonesia Tax Withholding yaitu:
1. Form-DGT 1 atau;
2. Form-DGT 2 untuk bank dan WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui
kustodian sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang
diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen serta WPLN
yang berbentuk dana pensiun yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
di negara mitra dan merupakan subjek pajak di negara mitra.
3. Form SKD yang lazim diterbitkan oleh negara mitra dalam hal Competent Authority di negara mitra
tidak berkenan menandatangani Form DGT-1 / DGT-2, dengan syarat:
Form SKD tersebut diterbitkan menggunakan Bahasa Inggris;
Diterbitkan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010;
Berupa dokumen asli atau dokumen fotokopi yang telah dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan
Pajak tempat salah satu Pemotong/Pemungut Pajak terdaftar sebagai Wajib Pajak;
sekurang-kurangnya mencantumkan informasi mengenai nama WPLN; dan
mencantumkan tanda tangan pejabat yang berwenang, wakilnya yang sah, atau pejabat kantor
pajak yang berwenang di negara mitra P3B atau tanda yang setara dengan tanda tangan
sesuai dengan kelaziman di negara mitra P3B dan nama pejabat dimaksud.
Di samping persyaratan Form-DGT1 atau Form DGT-2 atau Form SKD Negara Mitra maka sesuai
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda sebagaimana telah diubah dengan PER-25/PJ/2010
tanggal 30 April 2010 maka WPLN wajib memenuhi persyaratan sebagai Beneficial Owner atau pemilik
yang sebenarnya atas manfaat ekonomis dari penghasilan.

148

B. PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN OLEH PERSEROAN


Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh) dan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan
perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.
Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan dan Perseroan telah memenuhi
kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan perundang undangan dan peraturan perpajakan
yang berlaku. Perseroan juga telah menyampaikan SPT Tahunan untuk tahun 2011 dan 2012, masing
masing pada tanggal 30 April 2012 dan 30 April 2013. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan,
Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak.
CALON PEMBELI SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM INI DIHARAPKAN UNTUK
BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT
PERPAJAKAN YANG MUNGKIN TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN
SAHAM YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI.

149

XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK


I.

KETERANGAN TENTANG PENJAMINAN EMISI EFEK

Sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek No. 21 tanggal 22 Januari 2014, sebagaimana diubah dengan Akta Adendum I
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 19 tanggal20Februari2014, yang keduanya dibuat di hadapan
Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan yang kemudian diubah sesuai
dengan Akta Adendum II Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 25 tanggal 19 Maret 2014 dibuat di
hadapan Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H., M.Kn., pengganti dari Mochamad Nova Faisal,
S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan (selanjutnya disebut Perjanjian Penjaminan Emisi Efek),
para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek, secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri, menyetujui sepenuhnya untuk menawarkan dan menjual Saham Yang Ditawarkan
Perseroan kepada Masyarakat sesuai bagian penjaminannya masing-masing dengan kesanggupan
penuh (full commitment) dan mengikatkan diri untuk membeli saham yang akan ditawarkan yang tidak
habis terjual pada tanggal penutupan Masa Penawaran.
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek tersebut merupakan perjanjian yang lengkap diantara para pihak
dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini dan menggantikan semua persetujuan yang mungkin telah
dibuat sebelumnya antara pihak-pihak dalam Perjanjian ini baik dibuat secara lisan maupun secara
tertulis, yang dibuat secara tegas ataupun yang dibuat secara tidak langsung, berkenaan dengan
hal-hal yang dimuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini. Para pihak dalam
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini menyatakan tidak pernah membuat perjanjian lain sehubungan
dengan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini dan berjanji dan mengikatkan diri tidak akan membuat
perjanjian apapun baik dibuat dengan akta di bawah tangan maupun dibuat secara notariil, sehubungan
dengan Penawaran Umum, yang bertentangan dan/atau yang tidak sesuai dengan Perjanjian Penjaminan
Emisi Efek ini. Apabila terdapat perjanjian/ pernyataan yang dibuat oleh para pihak bertentangan
dengan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini maka yang berlaku mengikat para pihak adalah
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek ini.
Selanjutnya para Penjamin Emisi Efek yang ikut serta dalam penjaminan emisi saham Perseroan telah
sepakat untuk melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7.
Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi Penjaminan Emisi
Efek dalam Penawaran Umum Perseroan yang dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment)
adalah sebagai berikut :
No.

Keterangan

Saham

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK


1.
PT Bahana Securites (Terafiliasi)
2.
PT Danareksa Sekuritas (Terafiliasi)
3.
PT Mandiri Sekuritas (Terafiliasi)
4.
PT Sucorinvest Central Gani
Sub Total
PENJAMIN EMISI EFEK
1.
PT Amantara Securities
2.
PT BNI Securities
3.
PTBuana Capital
4.
PT Danpac Sekuritas
5.
PT Equity Securities Indonesia
6.
PT Erdikha Elit Sekuritas
7.
PT Evergreen Capital
8.
PT Grow Asia Capital
9.
PT HD Capital Tbk
10. PT Indo Mitra Securities
11. PTIntiFikasaSecurindo
12. PT Investindo Nusantara Sekuritas
13. PT Jasa Utama Capital
14. PT Kresna Graha Sekurindo Tbk
15. PT Lautandhana Securindo

150

Porsi Penjaminan
Nilai (Rp)

Persentase (%)

610.939.900
610.939.900
610.940.200
203.646.600
2.036.466.600

360.454.541.000
360.454.541.000
360.454.718.000
120.151.494.000
1.201.515.294.000

29,868
29,868
29,868
9,956
99,560

250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000

147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000

0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012

No.

Keterangan

Saham
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
250.000
9.000.000
2.045.466.600

16. PT Madani Securities


17. PT Magenta Kapital Indonesia
18. PT Makinta Securities
19. PTMasindoArtha Securities
20. PT Mega Capital Indonesia
21. PT MNC Securities
22. PT NISP Sekuritas
23. PT Nusantara Capital Securities
24. PT Onix Sekuritas
25. PTPancaGlobalSecurities Tbk
26. PT Panin Sekuritas Tbk
27. PT Phillip Securities Indonesia
28. PT Recapital Securities
29. PT Reliance Securities Tbk
30. PTTrimegahSecuritiesTbk
31. PT Valbury Asia Securities
32. PT Victoria Securities Indonesia
33. PT Wanteg Securindo
34. PT Waterfront Securities Indonesia
35. PT Woori Korindo Securities Indonesia
36. PT Yulie Sekurindo Tbk
Sub Total
TOTAL

Porsi Penjaminan
Nilai (Rp)
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
147.500.000
5.310.000.000
1.206.825.294.000

Persentase (%)
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,012
0,440
100,000

Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek dengan tegas menyatakan tidak mempunyai
hubungan afiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan
dalam UUPM, kecuali PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Dalam
hal ini, PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas terafiliasi dengan
Perseroan melalui kepemilikan Negara Republik Indonesia.
II. PENENTUAN HARGA PENAWARAN SAHAM PADA PASAR PERDANA
Harga Penawaran untuk Saham Yang Ditawarkan ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan
negosiasi Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan mempertimbangkan hasil
Penawaran Awal (bookbuilding) yang dilakukan sejak tanggal 4 Maret - 17 Maret 2014.
Berdasarkan hasil Penawaran Awal (bookbuilding) jumlah permintaan terbanyak yang diterima oleh
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, berada pada kisaran harga Rp470,00 (empat ratus tujuh puluh Rupiah)
sampai dengan Rp630,00 (enam ratus tiga puluh Rupiah) setiap saham. Dengan mempertimbangkan
hasil Penawaran Awal tersebut di atas maka berdasarkan kesepakatan antara Penjamin Pelaksana
Emisi Efek dengan Perseroan ditetapkan Harga Penawaran sebesar Rp590,00 (lima ratus sembilan
puluh Rupiah).
Penentuan harga ini juga telah mempertimbangkan faktor-faktor berikut:








Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;


Permintaan investor global (domestik dan internasional);
Permintaan dari calon investor yang berkualitas;
Kinerja keuangan Perseroan;
Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha, dan
keterangan mengenai industri yang terkait beton, infrastruktur dan properti di Indonesia;
Status dari perkembangan terakhir Perseroan;
Faktor-faktor di atas dengan kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode
penilaian untuk beberapa Perseroan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan;
Penilaian berdasarkan rasio perbandingan PER dari beberapa perusahaan publik yang tercatat
dalam bursa efek regional yang dapat dijadikan perbandingan; dan
Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.

Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum ini, harga saham Perseroan akan
terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan saham Perseroan akan terus berkembang
secara aktif di BEI dimana saham tersebut dicatatkan.

151

XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL


Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang membantu dan berperan dalam Penawaran Umum
ini adalah sebagai berikut:
1. Akuntan Publik:

HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan


Wisma Staco, 3rd floor, Suite D
Jl. Casablanca Kav. 18
Jakarta 12870
Telepon
: (021) 831 7046 - 48, 8370 1104
Faksimili
: (021) 831 7050
Nama Rekan : Drs. Djarwoto, Ak.
No. STTD : 01/BL/STTD-AP/2006 atas nama Drs. Djarwoto, Ak.
Reg. Negara No. D-657
Tanggal STTD : 31 Mei 2006
Pedoman Kerja: Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
Surat penunjukan No. KU.09.09/WB-0A.1284A/2013 Tanggal 9 September
2013
Tugas dan kewajiban pokok Akuntan Publik dalam Penawaran Umum
ini adalah untuk melaksanakan audit dengan berpedoman pada standar
auditing yang ditetapkan oleh IAPI. Menurut standar tersebut, Akuntan Publik
diharuskan untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar diperoleh
keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
yang material. Dalam hal ini, Akuntan Publik bertanggung jawab penuh atas
pendapat yang diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya.
Audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik meliputi pemeriksaan atas dasar
pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan
dalam laporan keuangan dan juga penilaian atas dasar prinsip akuntansi
yang dipergunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Pengalaman Kerja di Bidang Pasar Modal selama 3 (tiga) tahun terakhir:
No

Kegiatan

Tahun

1.

PTPN X (Persero) Tbk

Perusahaan

Obligasi

2013

2.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk

Obligasi

2013

3.

PT Bank SULUT Tbk

Audit Tahun Buku 2012 , 2013

2013

4.

PT. BUKAKA Terknik Utama Tbk

Audit Laporan Keuangan

2013

5.

PT PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

Audit Tahun Buku 2010, 2011, 2012

2012

6.

PT ATPK Resources Tbk dan Transaksi


Materian

Audit

2011

152

2. Konsultan Hukum: Tumbuan & Partners


Jl. Gandaria Tengah III No. 8
Kebayoran Baru
Jakarta 12130
Telepon : (021) 722 7736, 722 7737, 720 8172, 720 2516
Faksimili : (021) 724 4579, 725 7403
Anggota Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. 89003
No. STTD: No. 13/STTD-KH/PM/1992 tanggal 23 Desember 1992 atas nama
Fred B. G. Tumbuan
Pedoman Kerja : Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran
dari Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. KEP.01/
HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005 sebagaimana yang diubah dengan
Keputusan HKHPM No. Kep.04/HKHPM/XI/2012 tanggal 6 Desember 2012
tentang Perubahan Standar Profesi Himpunan Konsultan Hukum Pasar
Modal sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 66 UUPM.
Surat penunjukan No. SE.02.02/WB-0A.327/2013 tanggal 13 Desember
2013
Tugas dan kewajiban pokok Konsultan Hukum dalam Penawaran Umum
ini adalah melakukan pemeriksaan dan penelitian atas fakta yang ada
mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berkaitan sebagaimana yang
disampaikan oleh Perseroan ditinjau dari segi hukum. Hasil pemeriksaan
dan penelitian hukum tersebut dimuat dalam Laporan Hasil Uji Tuntas Segi
Hukum, yang menjadi dasar dari Pendapat Hukum yang diberikan secara
obyektif dan mandiri, dengan berpedoman pada kode etik, standar profesi,
dan peraturan Pasar Modal yang berlaku.
Pengalaman kerja 3 (tiga) tahun terakhir:
No.

Perusahaan

1.

PT Sinar Mas Agro Resources and


Tecnology Tbk (PT SMART Tbk)

2.

PT Baramulti Sukssessarana Tbk

3.

PT Fast Food Indonesia Tbk

4.

PT Citra Kebun Raya Agri Tbk

5.

PT J Resources Asia Pacific Tbk (d/h PT


Pelita Sejahtera Abadi Tbk)

6.

PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk

7.

PT SmartfrenTelecom Tbk

153

Kegiatan

Tahun

Obligasi Berkelanjutan

2012

IPO

2012

Obligasi

2011

Akuisisi, Transaksi Material dan


Mandatory Tender Offer

2011

PUT

2011

IPO

2010

Obligasi

2010

3. Notaris:

M. Nova Faisal, SH., M.Kn


Cyber 2 Tower, Lantai 22
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5 No. 13
Jakarta 12950
Telepon : (021) 2902 1312
Faksimili : (021) 2901 1314
No. STTD : No. 398/BL/STTD-N/2010
Pedoman Kerja : Pernyataan Undang-undang No 30 tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia
Surat penunjukan : No. SE.02.02/WB-0A.327/2013 tanggal 13 Desember
2013
Tugas dan kewajiban pokok Notaris dalam Penawaran Umum ini adalah
menyiapkan dan membuatkan akta-akta dalam rangka Penawaran Umum,
antara lain perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan, Perjanjian
Penjaminan Emisi Efek antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi
Efek dan para Penjamin Emisi Efek, dan Perjanjian Pengelolaan Administrasi
Efek antara Perseroan dengan Biro Administrasi Efek dengan berpedoman
pada Peraturan Jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris.
Pengalaman kerja 3 (tiga) tahun terakhir:
No

Perusahaan

Kegiatan

Tahun

PUT

2013

Obligasi Berkelanjutan

2013

PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk

PUT

2013

4.

PT. BRI AGRO Tbk

PUT

2013

5.

PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk

PUT

2012

6.

PT. Agung Podomoro Land, Tbk

Obligasi

2012

7.

PT. Island Concepts Indonesia, Tbk / PT. Gama


Wahyu Abadi

Merger

8.

PT. Ganatra Lymanutama

Akusisi

2011

9.

PT. Agung Podomoro Land, Tbk

Obligasi

2011

1.

PT. Hero Supermarket, Tbk

2.

PT. Agung Podomoro Land, Tbk

3.

154

2011

4. Biro Administrasi
Efek:

PT Datindo Entrycom
Puri Datindo, Wisma Sudirman
Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35
Jakarta 10220
Telepon : (021) 570 9009, 570 8912
Faksimili : (021) 570 9026, 570 8914
Nomor STTD : Kep 16/PM/1991
Tanggal STTD: 19 April 1995
Pedoman Kerja : Peraturan Pasar Modal dan Bapepam dan LK
Nama & Nomor Asosiasi : Asosiasi Biro Administrasi Efek Indonesia (ABI)
Surat Penunjukan : SE.02.02/WB-0A.327/2013 Tanggal 13 Desember 2013
Tugas dan kewajiban pokok Biro Administrasi Efek (BAE) dalam Penawaran Umum
ini adalah bertanggung jawab atas penerimaan pemesanan saham berupa Daftar
Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian
Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan
dalam pemesanan pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin
Pelaksana Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan
saham serta melakukan administrasi pemesanan pembelian saham sesuai dengan
aplikasi yang tersedia pada BAE. Bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana
Emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan pembelian saham yang tidak
memenuhi persyaratan pemesanan dengan memperhatikan peraturan yang berlaku.
Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah Saham Yang Ditawarkan, BAE
melakukan proses penjatahan saham berdasarkan rumus penjatahan yang ditetapkan
oleh manajer penjatahan, mencetak Formulir Konfirmasi Penjatahan (FKP) dan
menyiapkan laporan penjatahan. BAE juga bertanggung jawab untuk menerbitkan
Surat Kolektif Saham (SKS) apabila diperlukan, dan menyusun laporan Penawaran
Umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan pasar modal yang berlaku.
Pengalaman kerja 3 (tiga) tahun terakhir:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.

Perusahaan
PT Aritama Prima Indonesia Tbk
PT Cipaganti Citra Graha Tbk
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk
PT Saratoga Investama Sedaya Tbk
PT Mitra Phinasthika Mustika Tbk
PT Austindo Nusantara Jaya Tbk
PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk
PT Waskita Karya (Persero) Tbk
PT Baramulti Suksessarana Tbk
PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk
PT Provident Agro Tbk
PT Toba Bara Sejahtera Tbk
PT Surya Esa Perkasa Tbk
PT Cardig Agro Services Tbk
PT ABM Investama Tbk
PT Atlas Resources Tbk
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
PT Delta Dunia Makmur Tbk
PT Jaya Agra Wattie Tbk
PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Pan Brothers Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Wintermar Offshore Marine Tbk
PT Agung Podomoro Land Tbk
PT Tower Bersama Infrastrukture Tbk
PT Harum Energy Tbk
PT Bank Jabar Banten Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
PT Garda Tujuh Buana Tbk

155

Jenis Pekerjaan

Tahun

IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
Rigth Issue
Rigth Issue
IPO
IPO
IPO
Rigth Issue
Rigth Issue
Rigth Issue
Rigth Issue
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO
IPO

2013
2013
2013
2013
2013
2013
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2010
2010
2010
2010
2010
2010
2009
2009
2009

5. Penilai Publik:

KJPP Toha, Okky, Heru & Rekan


Graha Piesta, lantai 2
Jl. Warung Buncit Raya No. 12
Warung Jati Barat
Jakarta 12550
Telepon
: (021) 7884 0777
Faksimili
: (021) 781 3680, 781 3681
Keanggotaan asosiasi : MAPPI (No. 93-S-00334)
Izin Usaha KJPP : No. 135/KM.1/2009, tanggal 10 Februari 2009
No. STTD : 12/BL/STTD-P/AB/2006. Tanggal 18 September 2006
Pedoman Kerja :Standar Penilaian Indonesia (SPI) yang berlaku
Surat penunjukan : No. SE.02.02/WB-0A.327/2013, tanggal 13 Desember 2013
Tugas dan kewajiban pokok Kantor Jasa Penilai dalam Penawaran Umum ini,
meliputi pemeriksaan fisik, penelitian, penganalisaan data, menentukan nilai
pasar dari Aset Tetap milik Perseroan dengan berpedoman pada norma-norma
penilaian yang berlaku yaitu Standar Penilaian Indonesia (SPI) 2013 dan Kode
Etik Penilai Indonesia (KEPI).
Pengalaman kerja 3 (tiga) tahun terakhir:
No.

Perusahaan

Kegiatan

Tahun

1.

PT. Indo Acidatama, Tbk

Transaksi Afiliasi

2013

2.

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Pendapat Kewajaran atas Rencana Pelepasan


Aset Bangunan Milik PT WIKA Industri
dan Konstruksi keapda PT Wijaya Karya
(Persero),Tbk

2013

3.

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Pendapat Kewajaran atas Transaksi Penjualan


Tanah dan Bangunan PT WIKA Industri dan
Konstruksi kepada PT WIKA Beton

2013

4.

PT Exploitasi Energi Indonesia, Tbk

HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu)

2012

5.

Bank Nusantara Parahyangan, Tbk

Pendapat Kewajaran atas Transaksi Pinjaman


Subordinasi dari Pemegang Saham Mayoritas
dan Grup Afiliasi

2011

6.

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Rencana Debt Equity Swap (Penilaian Saham


PT Wijaya Karya Intrade)

2011

7.

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Rencana Transaksi Jual-Beli Saham


(Penilaian Saham PT Wijaya Karya Intrade
Energy)

2011

8.

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Rencana Transaksi Jual-Beli Saham


(Penilaian Saham PT Wijaya Karya Intrade
pada PT WIKA Intrade Energy)

2011

9.

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Rencana
Konversi
Saham
(Pendapat
Kewajaran atas rencana konversi piutang
Perseroan pada PT WIKA Interde menjadi
Pernyertaan Modal dan Pembelian Saham
milik PT WIKA Intrade pada PT WIKA Intrade
Energy)

2011

10.

PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Penambahan Pernyertaan Saham (Pendapat


Kewajaran atas Rencana Penambahan
Penyertaan pada PT Wijaya Karya Insan
Pertiwi melalui Capital Injection)

2011

PARA LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL DALAM RANGKA PENAWARAN
UMUM INI MENYATAKAN TIDAK MEMPUNYAI HUBUNGAN AFILIASI DENGAN PERSEROAN,
BAIK SECARA LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG SEBAGAIMANA DITENTUKAN
DALAM UUPM.

156

XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

157

Halaman ini sengaja dikosongkan

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

Halaman ini sengaja dikosongkan

XVII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN


KEUANGAN PERSEROAN

207

Halaman ini sengaja dikosongkan

209

Halaman ini sengaja dikosongkan

212

213

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan /
Notes
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
(Setelah dikurangi akumulasi penurunan
nilai.piutang.sebesar.Rp
35.332.841,
Rp.35.330.676
dan
Rp
40.404.086.Per.31 Desember 2013, 31
Desember 2012 dan 2011)
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Pendapatan Akan Diterima
Piutang Lain-Lain
Pajak Dibayar Dimuka
Persediaan
Uang Muka
Biaya Dibayar Dimuka

2f,3
2e,2g,4

5
6
2r,14
2i,7
8
2k,9

Jumlah Aset Lancar

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
2013

2012

2011

413.026.822

340.319.362

225.719.987

199.617.568
222.288.921
27.516.701
1.854.697
36.810.657
846.026.589
5.452.672
143.423.312

123.230.040
186.188.590
48.857.472
551.017
24.553.127
881.216.572
9.632.389
179.430.997

153.982.485
152.972.801
5.351.891
501.608
28.736.105
704.070.171
12.681.698
107.924.088

ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash and Cash Equivalent
Account Receivables
(Net off accumulated allowance for
impairment of Rp 35.332.841, Rp
35.330.676 and Rp 40.404.086 as of
December 31, 2013, December 31,
2012 and 2011)
Third Parties
Related Parties
Accrued Income
Other Receivables
Tax Prepaid
Inventories
Advance
Prepaid Expense

1.896.017.939

1.793.979.565

1.391.940.834

Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR


Aset Pajak Tangguhan
2r,14
Properti Investasi
2l,10
Aset Tetap
(Setelah
dikurangi
akumulasi
penyusutan.sebesar.Rp 260.732.087,
Rp 199.891.015 dan Rp 155.437.021
Per 31 Desember 2013, 31 Desember
2m,2n,11
2012 dan 2011)
Jumlah Aset Tidak Lancar

5.788.750
3.487.123

18.814.939
3.700.000

1.012.106.939
1.021.382.812

584.605.241
607.120.180

JUMLAH ASET

2.917.400.751

2.401.099.745

Lihat catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

NON - CURRENT ASSETS


Deferred Tax Assets
Investment Property
Fixed Assets
(Net off accumulated depreciation to
Rp 260.732.087, Rp 199.891.015
and Rp 155.437.021 as of
December 31,2013, December 31,
429.643.841 2012, and 2011)
446.901.877
Total Non - Current Assets
13.558.036
3.700.000

1.838.842.712

TOTAL ASSETS

See the accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are
an integral part of the financial statements as a whole.

215

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan /
Notes
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman Jangka Pendek
Utang Usaha
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Utang Pajak
Uang Muka Diterima
Pendapatan Diterima Dimuka
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Utang Lain-lain
Utang Sewa Pembiayaan
Jatuh Tempo dalam 1 Tahun
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABLITAS JANGKA PANJANG
Utang Sewa Pembiayaan - setelah
dikurangi Jatuh Tempo dalam 1 Tahun
Utang Medium Term Notes
Liabilitas Imbalan Paska Kerja
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
JUMLAH LIABILITAS
EKUITAS
EKUITAS YANG DIATRIBUSIKAN
KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
Modal Saham
Modal Dasar 26.680.000.000 saham,
nilai nominal Rp 100 (rupiah penuh) per
saham. Modal ditempatkan dan disetor
6.670.000.000 saham
Modal Dasar 4.600.000.000 saham, nilai
nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per
saham. Modal ditempatkan dan disetor
1.150.000.000 saham
Saham Diperoleh Kembali
Saldo Laba
Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Sub Jumlah
Kepentingan Non Pengendali
Jumlah Ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

12
2e,13
2r,14
2j,15
16
17
18
2m,20

2m,20
21
2o,19

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)
2013

2012

2011

172.519.354

19.491.685

15.856.502

308.494.956
16.604.949
24.333.295
78.456.443
911.802.894
254.433.807
26.466.220

387.880.227
33.119.830
43.397.724
35.407.103
962.659.545
278.076.194
17.983.169

326.053.861
7.177.381
38.582.889
50.315.332
631.954.372
311.891.791
21.071.786

1.236.158
1.794.348.077

1.778.015.476

1.402.903.914

LIABILITIES AND EQUITY


CURRENT LIABILITIES
Short Term Loans
Trade Payables
Third Parties
Related Parties
Tax Payables
Advances Received
Unearned Revenue
Accrued Expenses
Other Payables
Current Maturities of Obligations
Under Finance Lease
Total Current Liablities

6.244.112
6.244.112
1.409.148.026

NON - CURRENT LIABILITIES


Obligation Under Finance Lease Net Off Current Maturities
Medium Term Notes Payable
Post Employee Benefits Liabilities
Total Non - Current Liabilities
TOTAL LIABILITIES

2.552.191
366.000.000
24.482.713
393.034.904
2.187.382.982

18.754.490
18.754.490
1.796.769.966

23

2u,23
24

1c,22

667.000.000

115.000.000

(58.246.193)

23.245.163
48.074.246
680.073.216
49.944.554
730.017.770

106.894.828
336.172.008
558.066.836
46.262.943
604.329.779

2.917.400.751

2.401.099.745

Lihat catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

EQUITY
EQUITY ATTRIBUTABLE TO OWNERS
OF THE PATNERS ENTITY
Share Capital
Authorized . Capital . 26.680.000.00
0 shares, par value of Rp 100 (full
amount) per share. Issued and paid
up are 6.670.000.000 shares.
Authorized Capital 4,600,000,000
shares, par value of Rp 100 (full
amount) per share. Issued and paid
115.000.000 up capital are 1.150.000.000 shares.
Treasury Stock
Retained Earnings
78.010.247
Appropriated
236.684.439
Unappropriated
429.694.686
Subtotal
Non Controlling Interest
429.694.686
Total Equity
1.838.842.712

TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

See the accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are
an integral part of the financial statements as a whole.

216

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan /
Notes
2p,26
2p,27

PENDAPATAN USAHA
BEBAN POKOK PENJUALAN
LABA KOTOR

2p,28

BEBAN USAHA
Beban Umum dan Administrasi
Beban Pengembangan
Beban Pemasaran
Jumlah Beban Usaha

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2013

2012

2011

2.643.724.434
(2.255.748.727)

2.030.596.831
(1.765.144.964)

1.635.086.530
(1.428.780.933)

387.975.707

265.451.867

206.305.597

(47.902.756)
(1.976.934)
(1.893.052)

(31.243.120)
(1.446.494)
(1.477.406)

OPERATING EXPENSES
(26.784.986) General and Administrative Expenses
(1.936.288)
Business development expenses
(1.264.751)
Marketing Expenses

REVENUES
COST OF SALES
GROSS PROFIT

(51.772.742)

(34.167.020)

(29.986.025)

Total Operating Expenses

336.202.965

231.284.847

176.319.572

OPERATING INCOME

(3.620.139)
(1.118.390)
(5.365.894)
2.423.097
(7.681.326)

1.899.688
(1.168.662)
(5.794.765)
7.459.956
2.396.218

6.210.577
(18.225.378)
9.459.569
16.001.031
13.445.799

OTHER INCOME (EXPENSE)


Interest (Expense) Income
Allowance for Impairment
Foreign Exchange
Others - Net
Total Other - Net Income (Expense)

328.521.639

233.681.065

189.765.371

PROFIT BEFORE INCOME TAX

(87.315.397)

(54.312.954)

(45.342.464)

Total Income Tax

LABA BERSIH

241.206.242

179.368.111

144.422.907

NET INCOME

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN


LABA KOMPREHENSIF

241.206.242

179.368.111

144.422.907

OTHER COMPREHENSIVE INCOME


COMPREHENSIVE INCOME

LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KE :


- PEMILIK ENTITAS INDUK
- KEPENTINGAN NON PENGENDALI
JUMLAH

242.874.631
(1.668.390)
241.206.242

178.920.167
447.943
179.368.111

144.422.907
144.422.907

INCOME ATTRIBUTABLE TO :
PARENT ENTITY OWNER NON CONTROLLING INTEREST TOTAL

LABA USAHA
29

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Pendapatan (Beban) Bunga
Beban Penurunan Nilai Piutang
Selisih Kurs
Lain - lain Bersih
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
Beban Pajak Penghasilan

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF


DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA :
- PEMILIK ENTITAS INDUK
- KEPENTINGAN NON PENGENDALI
JUMLAH
LABA BERSIH PER SAHAM

2r,14

YANG

TOTAL COMPREHENSIVE INCOME :


242.874.631
(1.668.390)
241.206.242

178.920.167
447.943
179.368.111

144.422.907
144.422.907

36,16

26,89

21,65

2s,25

Lihat catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

PARENT ENTITY OWNER NON CONTROLLING INTEREST TOTAL


EARNING PER SHARE

See the accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are an
integral part of the financial statements as a whole.

217

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Saldo Laba / Retained Earnings


Ditentukan
Belum Ditentukan
Penggunaannya /
Penggunaannya /

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF CHANGES IN EQUITIES

For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011


(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

144.422.907

(28.874.345)
(7.480.076)
(475.101)

322.101.301

179.368.111

45.815.000
(39.629.646)
(652.069)
(10.266.302)
-

429.694.686

144.422.907

(28.874.345)
(7.480.076)
(475.101)

322.101.301

Comprehensive Income

Paid Up Capital Stock


Dividend of WIKA
Dividend of KKMS
Dividend of Yayasan Wijaya Karya
Appropriated

BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2011

Comprehensive Income

Dividend of WIKA
Dividend of KKMS
Dividend of Yayasan Wijaya Karya

BALANCE AS OF JANUARY 1, 2010

Jumlah Ekuitas /

129.091.054

429.694.686

45.815.000
447.943

Kepentingan Non
Pengendali /

(28.874.345)
(7.480.076)
(475.101)

(39.629.646)
(652.069)
(10.266.302)
-

Jumlah /

78.010.247

144.422.907

178.920.167

Saham Diperoleh
Kembali /

Total Equity

115.000.000

236.684.439

Non Controlling Interest

(39.629.646)
(652.069)
(10.266.302)
(28.884.581)

Total

78.010.247

178.920.167

Treasury Stock

SALDO PER 1 JANUARI 2011

115.000.000

28.884.581

Unappropriated

Dividen WIKA
Dividen KKMS
Dividen Yayasan Wijaya Karya

Appropriated

Laba Bersih Komprehensif

Modal Ditempatkan
dan Disetor /
Issued and Paid up
Capital

Setoran Modal Entitas Anak


Dividen WIKA
Dividen KKMS
Dividen Yayasan Wijaya Karya
Telah Ditentukan Penggunaannya

115.000.000

106.894.828

336.172.008

(58.246.193)
-

242.874.632

(58.246.193)
(49.095.694)
(12.718.540)
(807.825)

558.066.836

(1.668.390)

5.350.000
-

46.262.943

241.206.243

(58.246.193)
5.350.000
(49.095.694)
(12.718.540)
(807.825)

604.329.779

Comprehensive Income

Capitalization of Dividend Stock


Treasury Stock
Paid Up Capital Stock
Dividend of WIKA
Dividend of KKMS
Dividend of Yayasan Wijaya Karya

BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012

SALDO PER 31 DESEMBER 2011

Laba Bersih Komprehensif


SALDO PER 31 DESEMBER 2012

BALANCE AS OF DESEMBER 31, 2013

(468.350.335)
(49.095.694)
(12.718.540)
(807.825)

730.017.770

242.874.632

49.944.554

(83.649.665)
-

680.073.216

(58.246.193)

552.000.000
-

48.074.246

23.245.163

See the accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are an integral
part of the financial statements as a whole.

667.000.000

Kapitalisasi Deviden Saham


Saham Diperoleh Kembali
Setoran Modal Entitas Anak
Dividen WIKA
Dividen KKMS
Dividen Yayasan Wijaya Karya
Laba Bersih Komprehensif
SALDO PER 31 DESEMBER 2013

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

218

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan /
Notes

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENT OF CASH FLOW
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2013

2012

2011

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES

Penerimaan Kas dari Pelanggan


Pembayaran Kepada Pemasok
Pembayaran Kepada Direksi dan Karyawan
Pembayaran Pajak Penghasilan
Penerimaan Bunga
Pembayaran Bunga
Pembayaran Operasi Lainnya
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Operasi

2.716.664.365
(2.266.464.943)
(88.911.003)
(124.796.584)
7.278.914
(10.968.977)
(109.037.664)

2.465.167.985
(1.875.820.905)
(57.956.089)
(157.807.180)
3.564.696
(1.838.016)
(81.462.088)

1.609.038.013
(1.288.327.944)
(46.274.002)
(108.229.440)
10.663.356
(1.172.654)
(40.537.698)

123.764.107

293.848.404

135.159.632

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES

Pembelian Aset Tetap


Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Investasi

(454.305.244)

(174.250.109)

(162.238.845)

(454.305.244)

(174.250.109)

(162.238.845)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN


Penerimaan Pinjaman Bank
Pembayaran Pinjaman Bank
Pelunasan Pinjaman dari Pihak Berelasi
Pembayaran Hutang Sewa Pembiayaan
Setoran Modal Pihak Non Pengedali
Penerimaan dari Medium Term Notes
Perolehan Saham Kembali
Pembayaran Dividen
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan
untuk) Aktivitas Pendanaan
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS

Received from Customers


Payment to Suppliers
Payment for Director and Employee
Payment of Income Tax
Interest Received
Interest Paid
Payment of Others Operating
Net Cash Provided by (Used for)
Operating Activities

Acquisition of Fixed Assets


Net Cash Provided by (Used for)
Investing Activities
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES

12
12

21
24

439.213.003
(286.185.333)
(260.821)
5.350.000
366.000.000
(58.246.193)

77.895.583
(76.260.400)
(1.901.085)
45.815.000
-

72.180.373
(67.491.708)
(2.000.000)
-

(49.095.694)
(13.526.365)

(39.629.646)
(10.918.372)

(28.874.345)
(7.955.177)

403.248.597

(4.998.920)

(34.140.857)

72.707.460

114.599.376

(61.220.070)

Receipt of Bank Loans


Payment of Bank Loans
Payment of Loans from Related Parties
Payment Obligation Under Finance Lease
Paid Up Capital Stock Non Controlling
Proceed from issued MTN
Treasury Stock
Payment of Dividend
Parents Entity
Non Controlling Interest
Net Cash Provided by (Used for)
Financing Activities
INCREASE (DECREASE)OF NET
CASH AND CASH EQUIVALENT

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA


AWAL PERIODE

340.319.362

225.719.987

286.940.057

BEGINNING BALANCE OF CASH AND


CASH EQUIVALENT

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA


AKHIR PERIODE

413.026.822

340.319.362

225.719.987

ENDING BALANCE OF CASH AND


CASH EQUIVALENT

Lihat catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

See the accompanying Notes to the Consolidated Financial Statements which are
integral part of the financial statements as a whole.

219

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

1. GAMBARAN UMUM

1. GENERAL

a. Pendirian Perseroan

a. The Company Establishment

PT (Persero) Wijaya Karya Beton untuk selanjutnya disebut dengan Wika Beton,
didirikan di Jakarta dengan akta Perseroan Terbatas PT Wijaya Karya Beton No. 44
tanggal 11 Maret 1997 ("Akta No. 44"), dibuat di hadapan Achmad Bajumi, SH.,
selaku pengganti dari Imas Fatimah, SH., notaris di Jakarta. PT Wijaya Karya Beton
memulai kegiatan operasionalnya sejak tanggal 11 Maret 1997.

PT (Persero) Wijaya Karya Beton to hereafter with Wika Beton, was established in
Jakarta with the deed of a limited liability company PT Wijaya Karya Beton No. 44 dated
March 11, 1997 (' Act No. 44 '), made in the presence of Achmad Bajumi, SH., as
successor of the Imas Fatimah, SH., notary in Jakarta. PT Wijaya Karya Beton
operational activities started since March 11, 1997.

Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik


Indonesia dengan Keputusannya No. C2-12776.HT.01.01.TH.97 tanggal 9 Desember
1997 dan telah didaftarkan dalam daftar Perseroan sesuai Undang-Undang No. 3
tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perseroan di Kantor Pendaftaran Perseroan Kodya
Jakarta Selatan No. 2096/BH.09.03/I/98 tanggal 13 Januari 1998 serta telah
diumumkan dalam tambahan No. 2832 dari Berita Negara R.I. No. 43 tanggal 29 Mei
1998.

The certificate has obtained the endorsement of Minister of Law of the Republic of
Indonesia with its decision No.C2-12776.HT. 01.01. TH. 97 dated December 9, 1997 and
have been registered in the list of companies according to Act No. 3 of 1982 about a
mandatory list of companies in the Company Registration Office of south Jakarta
No.2096/BH. 09.03/I/98 Dated January 13, 1998 and published in the Gazette
Supplement No. 2832 from Indonesia of Republic State News no. 43 Dated May 29,

Anggaran Dasar telah beberapa kali mengalami perubahan yang terakhir diubah
dengan Akta Perubahan Anggaran Dasar No.57 Tanggal 23 Agustus 2013, dibuat
dihadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan tersebut telah mendapat
Pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU.46501.AH.01.02
Tahun 2013 Tanggal 3 September 2013.

Articles of Association have been amanded several time,last amanded by the statutes
Amendments No. 57 date August 23, 2013, made in front of Sri Ismiyati, S.H., Notary in
Jakarta. These changes have got an acceptance from the Minister of Justice of the
Republic of Indonesia with its Decision the Minister of Law and Human Right of the
Republic of Indonesia No.AHU.46501.AH.01.02 dated September 3, 2013.

b. Kegiatan Usaha Perseroan

b. Company Activities

Sesuai dengan akta perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. 57 tanggal 23


Agustus 2013 yang dibuat oleh Sri Ismiyati, SH., Notaris di Jakarta dan telah di
sahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
: AHU-46501.AH.01.02.Tahun 2013, maka maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
PT Wika Beton adalah sebagai berikut :
1. Berusaha dalam bidang usaha industri beton, jasa konstruksi, dan bidang usaha
lain yang terkait.

In accordance with the deed of Foundation of the company No. 57 dated Agustus 23,
2013 made by Sri Ismiyati, S.H., Notary in Jakarta and has been accepted by the Ministry
of Law and Human Right had passed by the Republic of Indonesia has announced the
Addition of News Number AHU-46501.AH.01.02.Tahun 2013, the intent and purpose as
well as the business activities of PTWika Beton is as follows :
1. Manufacturing concrete, construction services, and other related businesses.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Wika Beton dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :
a. Melakukan Perancangan, Produksi, Penjualan, Pemasangan dan Pelaksanaan
Konstruksi produk-produk beton antara lain :
1) Tiang Transmisi dan distribusi kelistrikan dan tiang telepon
2) Tiang pancang
3) Bantalan jalan rel
4) Produk beton untuk jembatan
5) Produk beton untuk dinding penahan tanah
6) Pipa
7) Produk beton untuk bangunan gedung
8) Produk beton untuk bangunan maritim
b. Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan
Konstruksi dalam bidang usaha Sipil, Elektrikal dan Postensioning.
c. Melakukan Perencanaan, Produksi dan Penjualan produk/komponen bahan
bangunan
d. Melakukan usaha impor dan ekspor yang terkait dengan usaha tersebut
e. Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan
Konstruksi dalam bidang usaha arsitektur, mekanikal, tata lingkungan
pemasangan komponen berat dan jasa pelaksanaan konstruksi lainnya.
f. Memproduksi dan menjual beton siap pakai / Ready Mix
g. Melakukan pengelolaan sumber material alam atau quarry.
h. Melakukan usaha perencanaan, pemasangan, dan manajemen industri produk
beton.
i. Melakukan pemanfaatan fly ash batu bara dan coper slag serta pengelolaan
limbah B3
j. Melakukan Perencanaan, Pengelolaan, Penjualan, Pembelian, sewamenyewa, dan perdagangan bidang usaha kepelabuhan dan dermaga
k. Melakukan penambangan sumber material alam atau quarry
l. Melakukan Perencanaan, Produksi, Penjualan dan Perdagangan produk,
sumber material alam atau quarry
m. Melakukan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengelolaan, Penjualan, Pembelian,
sewa-menyewa dan Perdagangan Jasa Usaha Angkutan Darat dan Laut.
n. Melakukan Usaha Investasi.

2. To achieve these goals and purpose above, Wika Beton can carry out business
activities as follows :
a. The planning, produce, the sale of concrete products, among other things :

221

b.
c.
d.
e.

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

1) Electric transmition and electrical distribution and telephone pole


2) Piling
3) Railroad pads
4) Concrete products for bridge structure
5) Concrete products for retaining wall
6) Pipe
7) Concrete products for building structure
8) Concrete products for hydro structure
Performing business of planning services , implementation and construction
supervising in civil, electrical, and Postensioning.
The planning, produce and sale of the products of the component parts of a
building material.
Performing business import and export - related to the business activities
Performing business of planning services , implementation and construction
supervising in arcitectur bussiness, mechanical, enviromental governance of
heavy components instalation.
Manufactures and sells a concrete ready mix
Perform management of natural resources or quarry.
Perform business planning, the installation, and industrial management products
concrete.
Perform utilization of coal fly ash and copper slag and waste management
(Hazardous wastes).
Perform Planning, Management, Sales, Purchasing, leasing, and businesses
trading port and jetty.
Perform mining of natural resources or quarry
Perform Planning, Production, Sales and Trading products of natural resourches
or quarry
Perform Planning, Implementation, Management, Sales, Purchases, leases and
Trade in Services of the land and marine.
Perform of investment business

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

1. GAMBARAN UMUM (Lanjutan)

1. GENERAL (Continued)

b. Kegiatan Usaha Perseroan (Lanjutan)

b. Company Activities (Continued)

Kegiatan usaha yang saat ini dilakukan adalah sebagai berikut:


1. Melakukan perencanaan, produksi, penjualan produk - produk beton, antara lain :

Business activities that are currently carried out are as follows :


1. The planning , conduct the production , the sale of concrete products , among other
things :
a. Piling
b. Electric Pole and telephone pole
c. Railroad pads
d. Component of a concrete precast
e. Pipe
f. Other concrete products

a. Tiang pancang
b. Tiang listrik dan tiang telepon
c. Bantalan jalan rel
d. Komponen beton pracetak
e. Pipa
f. Produk - produk beton lainnya
2. Melakukan usaha jasa konsultasi, jasa konstruksi pelaksanaan dan pemasangan :
a.
b.
c.
e.

Produk-produk beton sebagaimana tersebut dalam huruf (a)


Pondasi
Prategang atau prestressing
Pemasangan komponen bangunan berat

3. Memproduksi dan menjual beton siap pakai

2. Performing business consulting services, the services of the construction and


installation of the implementation of :
a. Concrete products as referred such as the part(a)
b. Foundation
c. Prestressing
e. Installation of the building components of heavy lifting
3. Manufactures and sells a concrete ready mix

PT Wijaya Karya Beton merupakan anak Perseroan dari PT Wijaya Karya (Persero)
PT Wijaya Karya Beton is a subsidiary of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk with ownership
Tbk dengan kepemilikan 83,1%. Sejak tahun 1997 Perseroan telah menjalankan
of 83,1%. Since 1997 company its running operations with divided into some areas of
operasinya dengan dibagi atas beberapa Wilayah Penjualan (WP), di mana tiap
sales (WP), where each sales area supported by Concrete Products Factory (PPB), the
Wilayah Penjualan didukung dengan satu rata - rata Pabrik Produk Beton (PPB),
following is the location of the head office and factory :
berikut ini merupakan lokasi kantor dan pabrik :
Kantor Pusat
Jl. Raya Jatiwaringin No. 54 Pondok Gede - Bekasi 17411
Head Office
Kantor Wilayah Penjualan
Wilayah Penjualan I
Wilayah Penjualan II
Wilayah Penjualan III
Wilayah Penjualan IV
Wilayah Penjualan V
Wilayah Penjualan VI
Pabrik Produk Beton
Sumatera Utara
Lampung
Bogor
Majalengka
Boyolali
Pasuruan
Sulawesi Selatan
Karawang

Office Sales Region


Sales Region I
Sales Region II
Sales Region III
Sales Region IV
Sales Region V
Sales Region VI

Jl. Gunung Krakatau No. 15, Medan 20239


Jl. Bambang Utoyo Rama Kasih Raya No. 957 Palembang
Jl. Biru Laut X No. 1-2, Jakarta 13340
Jl. Teuku Umar No. 21, Semarang 50234
Jl. Rungkut Industri Raya 10, Surabaya 60293
Jl. Kima Raya 11 Kav. S/4-5-6, Kawasan Industri Makassar
Jl. Binjai Km. 15,5 No. 1, Deli Serdang Sumatera Utara
Jl. Raya Kota Bumi Km. 34,5 Tegineneng, Lampung
Jl. Raya Narogong Km. 26 Cileungsi, Bogor 16820
Jl. Raya Brujul Kulon, Jatiwangi, Majalengka 45454
Jl. Raya Boyolali - Solo Km. 4,5 Mojosongo, Boyolali
Jl. Raya Kejapanan No. 323 Gempol, Pasuruan 67155
Jl. Kima Raya 11 Kav. S/4-5-6 Kawasan Industri Makassar, Makassar 90241
Jl. Surya Madya III Kav. 134 Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang Timur

c. Entitas Anak

Concrete Products Factory


North Sumatera
Lampung
Bogor
Majalengka
Boyolali
Pasuruan
South Sulawesi
Karawang

c. Subsidiaries Company

PT. Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA KOBE)


PT Wijaya Karya Komponen Beton merupakan Entitas Anak dari Perseroan. PT
Wijaya Karya Komponen Beton didirikan sebagai bentuk kerja sama antara PT
Wijaya Karya Beton dengan PT Komponindo Betonjaya, dimana Perseroan memiliki
penyertaan saham sebesar 51%. PT Wijaya Karya Komponen Beton didirikan pada
tanggal 10 Mei 2012 sesuai dengan Akta notaris Karin Christiana Basoeki, SH., No.
18 di Jakarta dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia No AHU-25815.AH.01.01.Tahun 2012, tanggal 14 Mei
2012. PT Wijaya Karya Komponen Beton berdomisili di Karawang, Jawa Barat.
Maksud dan tujuan Perseroan didirikan bergerak dalam bidang usaha perindustrian
dan perdagangan beton pracetak.

PT. Wijaya Karya Komponen Beton (WIKA KOBE)


PT Wijaya Karya Komponen Beton is a subsidiary of the company. PT Wijaya Karya
Komponen Beton was founded as a form of cooperation between PT Wijaya Karya Beton
and PT Komponindo Betonjaya, where the company hold 51% ownership share
participation. PT Wijaya Karya Komponen Beton was established on Mei 10, 2012 based
on Notarial Deed No.18 of Karin Christina Basoeki, S.H., in Jakarta. The Article of
Association was approved by Minister of Law and Human Rights the Republic of
Indonesia with No. AHU - 25815.AH.01.01.2012 dated Mei 14, 2012. Domicile PT Wijaya
Karya Komponen Beton in Karawang, West Java. The goals and objectives of the
established company is to be engaged in the business field and trading of concrete.

Berdasarkan Anggaran Dasar PT Wijaya Karya Komponen Beton, Struktur


permodalan dan susunan pemegang saham PT Wijaya Karya Komponen Beton

According to PT Wijaya Karya Komponen Beton article of Association, the capital


structure and shareholder PT Wijaya Karya Komponen Beton is as follows :

Pemegang Saham / Shareholders


Modal Dasar / Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh / Paid in Capital
- PT Wijaya Karya Beton
- PT Komponindo Beton Jaya
Jumlah / Total
Saham dalam Portepel / Portfolio Stock

Jumlah Saham/
Total shares
(lembar/ Shares )
374.000
47.685
45.815
93.500
280.500

222

Nilai Nominal/
Persentase
Par value
Kepemilikan/
(Rp)
Percentage of ownership
1.000
100%
1.000
1.000

51%
49%
100%

Jumlah/
Total
(Rp)
374.000.000
47.685.000
45.815.000
93.500.000
280.500.000

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

1. GAMBARAN UMUM (Lanjutan)

1. GENERAL (Continued)
c. Subsidiaries Company (Continued)

c. Entitas Anak (Lanjutan)


Ikhtisar Data Keuangan
Uraian
Jumlah Aset
Jumlah Liabilitas
Jumlah Ekuitas

31 Desember /
Desember 2013
107.042.759
16.034.992
91.007.767

Financial Data Summary


31 Desember /
December 2012
95.066.392
652.222
94.414.170

Description
Total Assets
Total Liabilities
Total Equity

PT. Wijaya Karya Krakatau Beton (WIKA KRATON)


PT Wijaya Karya Krakatau Beton merupakan Joint Venture antara Perseroan dengan
PT Krakatau Engineering dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. PT Wijaya Karya
Krakatau Beton didirikan pada tanggal 16 Desember 2013 sesuai dengan Akta
notaris Indrajati Tandjung, SH., No. 16 di Cilegon dan telah mendapatkan
pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
No. AHU-02372.AH.01.01.Tahun 2014. Tanggal 17 Januari 2014. PT Wijaya Karya
Krakatau Beton berdomisili di Cilegon, Banten. Maksud dan tujuan Perseroan
didirikan bergerak dalam bidang usaha perindustrian dan perdagangan beton

PT. Wijaya Karya Krakatau Beton (WIKA KRATON)


PT. Wijaya Karya Krakatau Beton is a Joint Venture between the Company and PT
Krakatau Engineering. PT. Wijaya Karya Krakatau Beton was established on December
16, 2013 in accordance with the deed Indrajati Tanjung, SH., No.16 in Cilegon and has
been approval from the Minister of Law and Human Rights Republic of Indonesia
No.AHU-02372.AH.01.01.Tahun 2014. Dated Januari 17, 2014. PT. Wijaya Karya
Krakatau Beton domiciled in CIlegon, Banten. The aims and objectives established
company engaged in the precast concrete industry and trade.

Berdasarkan Anggaran Dasar PT Wijaya Karya Krakatau Beton, Struktur permodalan


dan susunan pemegang saham PT Wijaya Karya Krakatau Beton adalah sebagai
berikut :

According to PT Wijaya Karya Krakatau Beton article of Association, the capital structure
and shareholder PT Wijaya Karya Krakatau Beton is as follows :

Pemegang Saham / Shareholders


Modal Dasar / Authorized Capital
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh / Paid in Capital
- PT Wijaya Karya Beton
- PT Krakatau Engineering
- PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
Jumlah / Total
Saham dalam Portepel / Portfolio Stock

Jumlah Saham/
Total shares
(lembar/ Shares )
175.000

Nilai Nominal/
Persentase
Par value
Kepemilikan/
(Rp)
Percentage of ownership
1.000
100%

30.000
15.000
5.000
50.000
125.000

1.000
1.000
1.000

Dari modal yang ditempatkan dan modal disetor sebesar Rp 50.000.000, pemegang
saham baru melakukan penyetoran modal sebesar Rp 13.850.000 dengan rincian
sebagai berikut :
Pemegang Saham / Shareholders
PT Wijaya Karya Beton
PT Krakatau Engineering
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk
Jumlah / Total

Uraian
Jumlah Aset
Jumlah Liabilitas
Jumlah Ekuitas

31 Desember /
December 2013
13.851.870
13.851.870

d. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan

30.000.000
15.000.000
5.000.000
50.000.000
125.000.000

From the capital was placed and paid-in capital amounting to Rp 50.000.000,
shareholders do the remittance of capital amounting to Rp 13.850.000 as follows :

Jumlah saham /
Total shares
(lembar / shares)
8.500
4.050
1.300
13.850

Ikhtisar Data Keuangan

60%
30%
10%
100%

Jumlah/
Total
(Rp)
175.000.000

Nilai Nominal /
Persentase
Par value
Kepemilikan /
(Rp)
Percentage of ownership
1.000
60%
1.000
30%
1.000
10%
100%

Financial Data Summary


31 Desember /
December 2012
-

Jumlah /
Total
(Rp)
8.500.000
4.050.000
1.300.000
13.850.000

Description
Total Assets
Total Liabilities
Total Equity

d. Management of the Company

Dewan Komisaris
Board of Commisioner
Sesuai dengan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat PT Wijaya
In accordance Declaration of the decision of Shareholders outside meeting of PT Wijaya
Karya Beton No. MJ.01.01/WB-0A.60/2013 Tanggal 13 Juni 2013 dan Akta
Karya Beton No. MJ.01.01/WB-0A.60/2013 dated June 13, 2013 and Deed of company
Perseroan No. 42 tanggal 11 Juli 2013, yang dibuat dihadapan Sri Ismiyati, S.H.,
No. 42 dated July 11, 2013, which was made before the Sri Ismiyati, S.H., notary in
notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan
Jakarta and The Article of Association was approved by Minister of Law and Human
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No.AHU-AH.01.10 - 32145 tanggal
Rights the Republic of Indonesia with No.AHU-AH.01.10 - 32145 dated Juli 31, 2013 the
31 Juli 2013. dengan susunan Dewan Komisaris PT.Wika Beton tahun 2013 adalah
composition of the Board of Commissioners of PT Wika Beton on the year 2013 are as
sebagai berikut :
follows :
Ir. Budi Harto, MM
Komisaris Utama
President Commissioner
Nariman Prasetyo
Komisaris
Commissioner
Dra. Tumikristianingsih
Komisaris
Commissioner
Dr. Ir. Asfiah Mahdiani, MM
Komisaris
Commissioner
Ir. Agustinus Boediono
Komisaris
Commissioner

223

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

1. GAMBARAN UMUM (Lanjutan)

1. GENERAL (Continued)

d. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (Lanjutan)

d. Management of the Company (Continued)

Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat PT


In accordance with the deed of Declaration of the decision of Shareholders outside
Wijaya Karya Beton, No. 38 tanggal 26 Desember 2012, yang dibuat dihadapan Karin
meeting of PT Wijaya Karya Beton, No. 38 dated December 26, 2012, which was made
Christiana Basoeki, S.H., notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris PT.
Wika
in front of Karin Christiana Basoeki, S.H., notary in Jakarta, the composition of the Board
Beton tahun 2012 adalah sebagai berikut :
of Commissioners of PT Wika Beton on the year 2012 are as follows :
Ir. Muryadi Yusuf, MM
Komisaris Utama
President Commissioner
Ir. Sutedjo Wirokusumo, MM
Komisaris
Commissioner
Dra. Tumikristianingsih
Komisaris
Commissioner
Dr. Ir. Asfiah Mahdiani, MM
Komisaris
Commissioner
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat
In accordance with the deed of Declaration Shareholders outside meeting of the PT
PT Wijaya Karya Beton, No. 25 tanggal 8 Juni 2010, yang dibuat dihadapan
Wijaya Karya Beton, No. 25 dated June 8, 2010, which was made in front of Imas
Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris PT Wika
Fatimah, S.H., notary in Jakarta, the composition of the Board of Commissioners of PT
Beton tahun tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Wika Beton on the year 2011 are as follows :
Ir. Muryadi Yusuf, MM
Komisaris Utama
President Commissioner
Ir. Sutedjo Wirokusumo, MM
Komisaris
Commissioner
Drs. Kusnindar
Komisaris
Commissioner
Dr. Ir. Asfiah Mahdiani, MM
Komisaris
Commissioner
Board of Director
Dewan Direksi
Sesuai Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat No. 49 tanggal
According to the Act of the Declaration of the decision of shareholders outside the
19 Juni 2013, yang dibuat dihadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
Meeting No. 49 dated June 19,2013, made in front of Sri Ismiyati, S.H., Notary in Jakarta,
diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
which has been reported to the Minister of Law and Human Rights as a letter of
sebagaimana Surat Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10acceptance notification of company No. AHU-AH.01.10-27344 dated July 5, 2013, the
27344 tanggal 5 Juli 2013, susunan Direksi PT Wika Beton adalah sebagai berikut :
directors of PT Wika Beton as follows :
Ir. Wilfred Imanuel A. Singkali
Direktur Utama
President Director
Ir. Hadian Pramudita
Direktur Pemasaran
Director of marketing
Drs. Entus Asnawi Mukhson, MM
Direktur Keuangan dan SDM
Director of Financeand Human Resources
Ir. Fery Hendriyanto
Direktur Operasi I
Operational Director I
Ir. Hari Respati
Direktur Operasi II
Operational Director II
Sesuai Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat No. 25 tanggal
According to the Act of the Declaration of the decision of shareholders outside the
12 Juni 2012, yang dibuat dihadapan Karin Christina Basoeki, S.H., Notaris di
Meeting No. 25 dated June 12,2012, made in front of Karin Christina Basoeki, S.H.,
Jakarta, yang telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Notary in Jakarta, which has been reported to the Minister of Law and Human Rights as
Republik Indonesia sebagaimana Surat Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan
a letter of acceptance notification of company No. AHU-AH.01.10-22415 dated June 20,
No. AHU-AH.01.10-22415 tanggal 20 Juni 2012, susunan Direksi PT Wika Beton
2012, the directors of PT Wika Beton in 2012 as follows :
tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Ir. Wilfred Imanuel A. Singkali
Direktur Utama
President Director
Ir. Fery Hendriyanto
Direktur Teknik dan Produksi
Director of Engineering and Production
Ir. Hadian Pramudita
Direktur Pemasaran dan SDM
Director of marketing and Human Resources
Drs. Entus Asnawi Mukhson, MM
Direktur Keuangan
Director of Finance
Sesuai Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat No. 34 tanggal
According to the Act of the Declaration of the decision of shareholders outside the
13 Juni 2011, yang dibuat dihadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
Meeting No. 34 dated June 13, 2011, made in front of Sri Ismiyati, S.H., Notary in
diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Jakarta, which has been reported to the Minister of Law and Human Rights as a letter of
sebagaimana Surat Penerimaan Pemberitahuan Data Perseroan No. AHU-AH.01.10acceptance notification of company No. AHU-AH.01.10-21463 dated July 8, 2011, the
21463 tanggal 8 Juli 2011, susunan Direksi PT Wika Beton tahun 2011 adalah
directors of PT Wika Beton in 2011 as follows :
sebagai berikut :
Ir. Agustinus Boediono
Direktur Utama
President Director
Ir. Wilfred Imanuel A. Singkali
Direktur Teknik dan Produksi
Director of Engineering and Production
Ir. Bambang Legowo
Direktur Pemasaran dan SDM
Director of marketing and Human Resources
Drs. Entus Asnawi Mukhson, MM
Direktur Keuangan
Director of Finance
Komite Audit
Audit Committee
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No.MJ.04.01/WB-0A.006/2013
Based on the Decree of the Board of Commisioners No.MJ.04.01/WB-0A.006/2013 dated
Tanggal 8 Januari 2013, susunan Komite Audit tanggal 31 Desember 2013, adalah
Januari 8, 2013, the composition of the Audit Commitee on December 31, 2013, are as
sebagai berikut :
follows :
Dra. Tumikristianingsih
Ketua
Chairman
Rosmala
Anggota
Member
Sekretaris Perseroan
Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Direksi No SK.02.01/WB-0A.091/2012 tanggal
11 Juni 2012, Sekretaris Perseroan tanggal 31 Desember 2013 adalah Puji Haryadi,
SH.

224

Corporate Secretary
Based on the decree of the Board of Directors of the Board of Directors No SK.02.01/WB0A.091/2012 dated June 11, 2012, the Secretary of the Company on December 31, 2013
is Puji Haryadi, SH.

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

1. GAMBARAN UMUM (Lanjutan)

1. GENERAL (Continued)

d. Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan (Lanjutan)

d. Management of the Company (Continued)

Jumlah remunerasi Direksi dan Komisaris Perseroan untuk periode sampai dengan
Commisioners and Directors Remuneration for December 31, 2013, December 31, 2012
31 Desember 2013, 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut :
and 2011 are as follows :
2013
2012
2011
Komisaris
Commisioner
1.628.971
1.521.622
1.172.615
Imbalan Jangka Pendek
Short term benefir
290.584
226.299
209.537
Imbalan Asuransi Pasca Kerja
Post employment insurance benefit
Jumlah
1.919.555
1.747.921
1.382.151
Total
Direksi
Directors
4.657.422
2.831.468
2.547.364
Imbalan Jangka Pendek
Short term benefir
751.628
637.479
475.635
Imbalan Asuransi Pasca Kerja
Post employment insurance benefit
Jumlah
5.409.050
3.468.948
3.022.999
Total
Jumlah Pegawai Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebanyak 1.023 orang,
tahun 2012 sebanyak 1.024 orang, tahun 2011 sebanyak 941 orang

2.

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

The employes of company has a total 1.023 person for the December 31,2013, 1.024
person for the years 2012, 941 person for the years 2011

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Laporan keuangan konsolidasian, Perseroan dan Entitas Anak disusun oleh manajemen
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia dan diselesaikan
pada tanggal 14 Februari 2014.

The consolidated financial statements of the Company and its Subsidiaries were prepared by
the Management in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards and
completed on February 14, 2014.

a. Pernyataan Kepatuhan

a. Compliance Statements

Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan sesuai Standar Akuntansi


Keuangan di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang
mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan-peraturan
serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan
oleh Regulator Pasar Modal. Seperti yang diungkapkan dalam catatan-catatan terkait
di bawah ini, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan
efektif tanggal 1 Januari 2012.

The consolidated financial statements prepared and presented in accordance with


Indonesian Financial Accounting Standarts, namely Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK),which comprise the Statements and Interpretations issued by the
Financial Accounting Standards Board (DSAK) of the Indonesian Institute of
Accountants and the Regulations and the Guidelines on Financial Statement
Presentation and Disclosures issued by the Regulators Capital Market. As disclosed
further in the relevant succeeding notes, several amended and published accounting
standards were adopted effective January 1, 2012.

Pencabutan PSAK No.51 "Akuntansi kuasi reorganisasi (PPSAK No.10) yang berlaku
efektif sejak 1 Januari 2013 tidak menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi
perusahan dan tidak berdampak material terhadap jumlah yang dilaporkan tahun
berjalan atau tahun sebelumnya

Withdrawal of PSAK No.51 Quasi Reorganisations (PPSAK No.10) with an effective


date January 01, 2013 not result in changes to accounting policies and had no material
effect on the amounts reported for current or period financial years

Penerapan ISAK 21 "Perjanjian Konstruksi Real Estate" dan pencabutan PSAK


No.44, "Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate'' yang seharusnya berlaku
sejak 1 Januari 2013 telah ditunda sampai pemberitahuan lebih lanjut oleh dewan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia. Manajemen berpendapat bahwa penerapan
dan pencabutan interpretasi dan standar tersebut diatas tidak memiliki dampak
terhadap laporan keuangan konsolidasian perseroan

The implementation of ISAK 21, Agreements for Construction for Real Estate and
withdrawal of PSAK No.44, Accounting for Real Estate Development Activities, which
would previously have been mandatorily applied and withdrawn respectively as of
January 01, 2013, have been postponed until further notice by the Indonesian Financial
Accounting Standards Board. Management believes that the implementation and the
withdrawal of the above Interpretation and Standard will not impact Company
consolidated financial statements

Perseroan masih menganalisa dampak penerapan interpretasi ISAK baru berikut


yang berlaku sejak 1 januari 2014 terhadap laporan keuangan konsolidasian
- ISAK No. 27, "Pengalihan Aset dari Pelanggan"
- ISAK No. 28, "Pengakhiran Liabilitas keuangan dengan Intrumen Ekuitas"
- ISAK No. 29,"Biaya Pengupasan Lapisan Tanah Tahap Produksi pada
Pertambangan Terbuka"

Company still assessing the impact of these new ISAK which are effective on January 01,
2014 to the consolidated financial statements
- ISAK No.27, Transfer of Assets from Customers''
- ISAK No.28, Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instruments
- ISAK No.29, Stripping Costs in the Production Phase of a Surface Mine

Perseroan tidak mengharapkan adanya dampak yang material terhadap hasil usaha
atau aset bersih perseroan atas adanya perubahan dalam standar interpretasi ini

Company does not currently expect any of these changes in standards or interpretations
to have a material impact on the results or net assets companies

b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

b. Basis of Measurement and Preparation of Consolidated Financial Statements

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali


untuk aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual, aset
dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan
seluruh instrumen derivatif yang diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan
konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual, kecuali laporan arus
kas konsolidasian.

225

The consolidated financial statements prepared on historical cost, except for financial
assets classified as available for sale, assets and financial liabilities measured at fair
value through profit or loss, and all derivative instruments are measured at fair value. The
consolidated financial statements prepared on accrual basis of accounting, except for the
consolidated cash flow statement.

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian


(Lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


b. Basis of Measurement and Preparation of Consolidated Financial Statements
(Continued)

Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung dan arus
kas diklasifikasikan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Consolidated cash flows are prepared based on direct method by classifying cash flow
on from of operating, investing and financing activities.

Mata uang yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian


adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perseroan dan
Entitas Anak.

The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is
Indonesia Rupiah which is the functional currency of the company and Subsidiaries.

c. Prinsip - prinsip Konsolidasi

c. The principles of Consolidation

Laporan Keuangan Konsolidasian meliputi Laporan Keuangan Perseroan dan Entitas


Anak. Entitas anak adalah seluruh entitas dimana Perseroan dan entitas anak
memiliki kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional yang
biasanya melalui kepemilikan lebih dari setengah hak suara. Keberadaan dan
dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi,
dipertimbangkan ketika menilai apakah Perseroan dan entitas anak mengendalikan
entitas lain.

Consolidated financial statement include the financial statement of the Company and
Subsidiaries. Subsidiaries are all entities over which the Company and its subsidiaries
have the power to govern the financial and operating policies generally accompanying a
shareholding of more than a half the voting rights. The existence and effect of potential
voting rights that are currently exercisable or convertible are considered when assessing
whether the Company and its subsidiaries control another entity.

Entitas anak dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal pengendalian dialihkan


kepada Perseroan dan entitas anak. Entitas anak tidak dikonsolidasikan sejak
tanggal Perseroan dan entitas anak kehilangan pengendalian.

Subsidiaries in full control consolidated of the date be transferred which control is


transferred to the Company and its subsidiaries. Subsidiaries are unconsolidated since
the date on which that control ceases.

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara Entitas Anak di dalam Perseroan
Induk telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.

The influent of all transaction and balance made among the Subsidiaries within the
Parent Company have been eliminated in the presentation of consolidated financial

Porsi kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset bersih Entitas Anak
disajikan sebagai Kepentingan non pengendali sebagai bagian dari ekuitas di
laporan posisi keuangan konsolidasian.

The proportional share of minority shareholders in the net assets of the subsidiaries is
presented as Non-controlling interests as part of equity in the consolidated statements
of financial position.

Kepentingan nonpengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto
dan Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak
langsung oleh Perseroan yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian,
terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk.

Non-controlling interest represent the portion of the profit or loss and net assets of the
Subsudiaries attributable to equity interests that are not owned directly or indirectly by the
Company, whicjh are presented in the consolidated statements of comprehensive income
and under the equity section of the consolidated statements of financial position,
respectively, separately from the corresponding portion attributable to the owners of the
Parent Entity.

Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian


telah diterapkan secara konsisten oleh Entitas Anak, kecuali dinyatakan secara
khusus.

The accounting policies used in preparing the consolidated financial statements have
been consistently applied by the Company Subsidiaries, unless otherwise stated.

d. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

d. Transactions and Balances in Foreign Currency

Pembukuan Perseroan dilakukan dalam satuan Rupiah. Transaksi-transaksi selama


tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat
terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan keuangan, aset dan liabilitas moneter
dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia. Keuntungan dan kerugian kurs yang timbul dibebankan
dalam laporan laba rugi dalam tahun yang berjalan. Kurs tengah yang digunakan
pada tanggal laporan keuangan adalah sebagai berikut :
2013
2012
Jenis Mata Uang
USD
12.189
9.670
Euro
16.281
12.810
SGD
9.628
7.907
e. Pihak-pihak Berelasi

Corporate bookkeeping is done in units of Rupiah. Those transactions during the current
year in foreign currency are recorded with the exchange rate in effect at the time of the
transaction. On the date of the financial statements, monetary assets and liabilities in
foreign currencies are translated in Rupiah currency using the exchange rate of the
Central Bank of Indonesia. Exchange rate gains and losses incurred charged in income
statement in the year of its run. The central exchange rate used on the date of the
financial statements is as follows :
2011
Type of Currency
9.068
United States of America Dollar
11.739
Euro Europe
6.974
Singapore Dollar

e. Related Parties

Perseroan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Sesuai dengan


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.7, "Pengungkapan atas Pihakpihak Berelasi" diartikan sebagai berikut :
1. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor
jika orang tersebut :
a. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor
b. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor atau
c. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas
pelapor.

226

The Company has engaged in transactions with related parties who have a related party
relationship. The definition used of related party relationship appropriate with PSAK No. 7
"regarding Related Party Disclosures". Related parties are defined as follows:
1. A person or a close member of that persons family
is related to the reporting entity if that person :
a. Has control or joint control over the reporting entity
b. Has a significant influence upon the reporting entity or
c. Is a member of th key management personnel of the reporting entity or of a
parent of the reporting entity.

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

e. Pihak-pihak Berelasi (Lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


e. Related Parties (Continued)

2. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut
a. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama
(artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan
entitas lain).
b. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain
(atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu
kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
c. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
d. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain
adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
e. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja
dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut,
maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
f. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam huruf (a).
g. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (1) memiliki pengaruh signifikan atas
entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

2. An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies :


a. The entity and the reporting entity are members of the same group (which means
that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others);

Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak
dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana
dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan.

All transactions made by the related parties, either conducted by or not conducted under
interest rate or price, similar requirements and conditions as conducted by the third party
shall be disclosed in consolidated financial statements.

f. Kas dan Setara Kas

b. One entity is an associations or joint venture of the other entity (or an associate or
int venture of a member of a group of which the other entity is a member).
c. Both entities are joint ventures of the same third party.
d. One entity is a joint venture of the third entity and other entity is an associate of
the third entity.
e. The entity is a post-employment defined benefit plan for the benefit of employees
of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the
reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to
f. The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (a).
g. A person identified in (1)(a) has significant influence over the entity or is a
member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the

f. Cash and Cash Equivalent

Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh
tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang. Kas dan setara kas yang telah ditentukan
penggunaannya atau yang tidak dapat digunakan secara bebas tidak tergolong
dalam kas dan setara kas.
g. Piutang Usaha

Cash and cash equivalents include cash, short-term investments and bank are due within
three months or less. Cash and cash equivalents that have determined its use or cannot
be used freely are not included in cash and cash equivalents.

g. Accounts Receivable

Piutang usaha merupakan tagihan Perseroan kepada pihak pelanggan dan timbul
karena penjualan produk / jasa yang merupakan kegiatan utama Perseroan.

Accounts receivable billing company business is to the customer and arising from the
sale of products/services which is the main activity of the company.

Piutang usaha disajikan dalam jumlah neto setelah dikurangi dengan impairment atas
piutang yang terindikasi terjadi penundaan pencairan dari waktu yang telah
ditetapkan.

Accounts receivables are presented net amount after deducting the impairment on
receivables that indicated a delay disbursement of the time set.

Pelaksanaan perhitungan penurunan nilai wajar piutang usaha bila terjadi indikasi
penurunan nilai wajar piutang usaha (impairment) diatur dengan ketentuan
tersendiri.

Implementation of regulations reducing the fair values of accounts receivable in the event
indication decrease in fair value of accounts receivable (impairment) is regulated by
separate provisions.

h. Instrumen Keuangan

h. Financial Instrument

Perseroan dan Entitas Anak telah menerapkan PSAK 55 (Revisi 2011), "Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", serta PSAK 50 (Revisi 2010), "Instrumen
Keuangan: Penyajian ", dan PSAK No. 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan,
yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012.

The Company and its subsidiaries have adopted and PSAK 55 (Revised 2011),
"Financial Instruments: Recognition and Measurement", and PSAK 50 (Revised 2010),
"Financial Instruments: Presentation" and PSAK No. 60, Financial Instruments:
Disclosure, which became effective since January 1, 2012.

PSAK 50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan
mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan
berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset,
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan
suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset dan
Liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan,
antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat
kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen
keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK 50 (Revised 2010), contains requirements for the presentation of financial


instruments and identifies the information that must be disclosed. Disclosure
requirements applicable to the classification of financial instruments, from the perspective
of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments, the
classification of related interest, dividends, losses and gains, and the circumstances in
which financial assets and financial liabilities should be offset. This standard requires
disclosure, among others, information about factors that affect the amount, timing and
certainty of future cash flows of an entity associated with financial instruments and the
accounting policies applied to those instruments.

PSAK 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran


aset keuangan, Liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan
item non-keuangan. Standar Akuntansi Keuangan ini, antara lain, menyediakan
definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan
pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

PSAK 55 (revised 2011) set the principles for recognizing and measuring financial
assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This
Financial Accounting Standards provide definitions and characteristics of derivatives, the
categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and
the determination of hedging relationships.

227

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


h. Financial Instrument (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan)


Pengakuan Awal
Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang
diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan
tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perseroan dan Entitas Anak menentukan
klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal, jika diperbolehkan dan
diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir
periode keuangan.

Initial Recognition
Financial assets within the scope of PSAK 55 (Revised 2011) are classified as financial
assets measured at fair value through profit or loss, loans and receivables, held to
maturity investments or financial assets available for sale, whichever is appropriate. The
Company and its subsidiaries to determine the classification of financial assets at initial
recognition, when allowed and appropriate, re-evaluate the classification of these assets
at the end of each financial period.

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal
investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung.

Financial assets are initially recognized at fair value plus, in terms of investment which is
not measured at fair value through profit and loss, transaction costs that are attributable
directly.

Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam
kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar
(perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perseroan
dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

The purchase or sale of financial assets that require delivery of assets within a period
specified by regulation or custom prevailing in the market (a common trade) are
recognized on trade date, date of the Company and its subsidiaries are committed to buy
or sell the asset.

Aset keuangan Perseroan dan Entitas Anak meliputi kas dan setara kas, piutang
usaha dan piutang lainnya, instrumen keuangan yang memiliki dan tidak memiliki
kuotasi, instrumen keuangan derivatif dan aset keuangan lancar dan tidak lancar
lainnya.

Financial assets of the Company and its Subsidiaries include cash and cash equivalents,
accounts receivable and other receivables, financial instruments that have and do not
have the quotation, derivative financial instruments and current financial assets and other
non-current.

Pengukuran setelah pengakuan awal


Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya
sebagai berikut :

Measurement after initial recognition


Measurement of financial assets after initial recognition depends on the classification as
follows :

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset
keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat
pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Financial assets are measured at Fair Value through profit or loss


Financial assets are measured at fair value through profit or loss include financial assets
for trading and financial assets are determined at the time of initial recognition to be
measured at fair value through profit or loss.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka


diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif
juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan
sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasi pada
nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi konsolidasi.

Financial assets classified as trading if they are acquired for the purpose of sale or
repurchase in the near future. Derivative assets are also classified as trading unless they
are designated as effective hedging instruments. Financial assets are measured at fair
value through profit and loss statements are presented in the consolidated balance sheet
at fair value with gains or losses arising from changes in fair value recognized in the
consolidated statements of income.

Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif yang terpisah
apabila karakteristik dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan
kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini
diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai
wajar diakui pada laporan laba rugi konsolidasi. Penilaian kembali hanya terjadi jika
terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan
mengubah arus kas yang akan diperlukan.

Derivatives embedded in main contracts are recorded as separate derivatives when the
characteristics and risks are not closely related to the main contract, and the host
contract is not carried at fair value. These embedded derivatives are measured at fair
value with gains or losses arising from changes in fair value recognized in the
consolidated statements of income. The revaluation occur only if there is a change in the
applicable provisions of the contract that significantly alter the cash flow that will be
required.

Pinjaman yang Diberikan dan Piutang


Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.

Loans and Receivables


Loans and receivables are non derivative financial assets with fixed or predetermined
payment, which does not have a quotation in an active market.

Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized


cost ) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate ).
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat
pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami
penurunan nilai.

Financial assets are measured at amortized cost by using the effective interest rate
method Gains and losses are recognized in the consolidated income statements as
loans and receivables derecognized or impaired.

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang Berelasi, aset
keuangan lancar lainnya, piutang jangka panjang dan aset keuangan tidak lancar
lainnya Perseroan dan Entitas Anak termasuk dalam kategori ini.

Cash and cash equivalents, accounts receivable and other receivables, due from related
parties, other current financial assets, long-term receivables and other non-current
financial assets of the Company and its Subsidiaries included in this category.

Indikasi penurunan nilai ditetapkan pada setiap individu pemberi kerja secara
terseleksi dengan mempertimbangkan risiko dari tidak tertagihnya aset keuangan
tersebut.

Indications of decline in the value assigned to each individual employer are selected by
considering the risk of non-collection of such financial assets.

228

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


h. Financial Instrument (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan)


Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan
jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai Investasi dimiliki hingga
jatuh tempo ketika Perseroan dan Entitas Anak memiliki intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah
pengukuran awal, Investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini
menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi
penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai
tercatat bersih (net carrying amount) dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian
diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat investasi tersebut dihentikan
pengakuannya atau mengalami penurunan nilai.

Investments Held to Maturity.


Non-derivative financial assets with fixed or predetermined payment and maturity are
classified as Investments Held to Maturity has been established when the Company and
its Subsidiaries has the positive intention and ability to hold these financial assets to
maturity. After initial measurement, Investments Held to Maturity, investments are
measured at amortized cost using the effective interest rate method. This method uses
the effective interest rates appropriately discounting the estimated future cash receipts
over the expected life of the financial assets to the net carrying value (net carrying
amount) of financial assets. Gains and losses are recognized in the consolidated
statements of income when the investments are derecognized or impaired.

Perseroan dan Entitas Anak tidak memiliki investasi dimiliki hingga jatuh tempo.

The Company and its Subsidiaries do not have any investments held to maturity.

Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual


Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non derivatif yang
ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga
kategori sebelumnya.

Financial Assets Available for Sale


Available For Sale financial assets are non-derivative financial assets designated as
available for sale or not classified in the three previous categories.

Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual. Pada saat itu,
keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas akan
direklas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.

After initial measurement, Available For Sale financial assets are measured at fair value
with gains or unrealized losses recognized in equity until the investment is derecognized.
At that time, the cumulative gain or loss previously recognized in equity will be
reclassified into earnings as a reclassification adjustment.

Liabilitas Keuangan
Pengakuan Awal
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) dapat dikategorikan
sebagai Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
pinjaman dan utang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai
dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perseroan dan Entitas Anak
menentukan klasifikasi Liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.

Financial Liabilities
Initial Recognition
Financial liabilities within the scope of PSAK 55 (Revised 2011) could be classified as
financial liabilities measured at fair value through profit or loss, loans and debt, or
derivatives that are designated as hedging instruments in an effective hedge, whichever
is appropriate. The Company and its subsidiaries to determine the classification of their
financial obligations at the time of initial recognition.

Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar, dalam hal pinjaman dan
utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Financial liabilities are recognized initially at fair value, in terms of loans and debt,
including transaction costs that are attributable directly.

Liabilitas keuangan Perseroan dan Entitas Anak meliputi utang usaha dan utang
lainnya, biaya yang masih harus dibayar, utang jangka panjang dan utang obligasi,
utang berelasi, instrumen keuangan derivatif dan liabilitas keuangan lancar dan tidak
lancar lainnya.

Financial obligations of the Company and its Subsidiaries include trade payables and
other payables, accrued expenses, long-term debt and bonds payable, related party
debt, derivative financial instruments and financial liabilities as current and other noncurrent.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal


Pengukuran Liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut :
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk
Liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan Liabilitas keuangan yang ditetapkan
pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Measurement After Initial Recognition


Measurement of financial liabilities depending on the classification as follows :
Financial liabilities measured at fair value through profit or loss include financial liabilities
as trading and financial liabilities are determined at the time of initial recognition to be
measured at fair value through profit or loss.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka


diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif
juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan
sebagai instrumen lindung nilai efektif.

Financial liabilities classified as trading if they are acquired for the purpose of sale or
repurchase in the near future. Derivative liabilities are also classified as trading unless
they are designated as effective hedging instruments.

Keuntungan atau kerugian atas Liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui
dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Gains or losses on liabilities held for trading are recognized in the consolidated
statements of income.

Pinjaman dan Utang


Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya
diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif.

Loans and Debts


After initial recognition, loans and interest bearing debt is subsequently measured at
amortized cost using the effective interest rate method.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat
Liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.

Gains and losses are recognized in the consolidated income statements when the liability
is derecognized well as through the amortization process.

Saling Hapus dari Instrumen Keuangan


Aset keuangan dan Liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan
dalam laporan posisi keuangan konsolidasi, saat ini memiliki hak yang berkekuatan
hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat
untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan Liabilitasnya secara simultan.

Financial Instruments off set


Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the
consolidated balance sheets if, and only if, currently owns the rights to perform legal
force to offset the amount that has been recognized and there is intention to settle on a
net basis, or to realize the asset and settle their obligations simultaneously.

229

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


h. Financial Instrument (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan)


Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan
yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran di
pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen
keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi
pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan
memahami (recent arms length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini
instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau
model penilaian lain, tergantung pada kelas aset yang dimiliki.

Fair Value of Financial Instrument


The fair value of financial instruments which are actively traded in organized financial
markets is determined by reference to quoted bid prices in active markets at the close of
business at the end of the reporting period. For financial instruments that have no active
market, fair value is determined using valuation techniques. Valuation techniques include
the use of market transactions, the latest conducted properly by the parties that desire
and understand the (recent arm's length market transactions); use the fair value of
current other instruments that are substantially the same; analysis of discounted cash
flow; or assessment model another, depending the class of assets owned.

Perseroan menetapkan Nilai wajar instrumen keuangan pada kelompok aset Piutang
ditentukan melalui teknik penilaian dengan arus kas yang didiskonto dan
mempertimbangkan aspek materialitas transaksi serta manajemen resiko.

The company establised a fair value of financial instruments on a group of assets


Receivables determined through valuation techniques with discounted cash flows and
considering aspects of the materiality of transactions and risk management.

Penyesuaian Risiko Kredit


Perseroan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk
mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang
diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset
keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi Liabilitas keuangan, risiko kredit
Perseroan terkait dengan instrumen harus diperhitungkan.

Adjusting Credit Risk


The Company adjust prices in a market that is more profitable to reflect the counterparty
credit risk differences between instruments traded in those markets with instruments that
assessed for the position of financial assets. In determining the fair value of financial
liabilities position, Company credit risk associated with the instrument must be taken into

Biaya Perolehan diamortisasi dari Instrumen Keuangan


Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga
efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok
atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan
premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya
yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Cost is amortized from Financial Instruments


Cost is amortized calculated using the effective interest rate method less any allowance
for decline in value and payment of principal or value that can not be billed. The
calculation is considered a premium or discount on acquisition and includes transaction
fees and expenses that are part and parcel of the effective interest rate.

Penurunan Nilai dari Aset Keuangan


Pada setiap akhir periode pelaporan Perseroan dan Entitas Anak mengevaluasi
apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset
keuangan mengalami penurunan nilai.

Impairment from Financial Assets.


At the end of each reporting period the Company and its Subsidiaries evaluate whether
there is objective evidence that financial asset or group of financial assets are impaired.

Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi


Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan
diamortisasi, Perseroan dan Entitas Anak pertama kali menentukan apakah terdapat
bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang
signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya
tidak signifikan secara individual. Jika Perseroan dan Entitas Anak menentukan tidak
terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai
secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka
mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki
karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut
secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu
kerugian penurunan nilai tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai
secara kolektif.

Financial assets are recorded at amortized cost


For loans and receivables are recorded at amortized cost, the Company and Subsidiary
Company first determines whether there is objective evidence of impairment of
individually significant financial assets individually, or collectively for financial assets that
amount is not significant on an individual basis. If the Company and its Subsidiaries
determined there is no objective evidence of impairment in value of financial assets are
assessed on an individual basis, regardless of financial assets is significant or not, then
they put those assets into a group of financial assets that have similar credit risk
characteristics and assess the impairment of the group collectively. A decline in asset
value is assessed individually, and for that impairment losses recognized or is
recognized, not included in the collective assessment of impairment.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah
kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini
estimasi arus kas masa datang.

If there is objective evidence that an impairment loss has occurred, the amount of the
loss is measured as the difference between the carrying value of assets with a present
value of estimated future cash flows .

Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan
jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pendapatan bunga tetap
diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif
aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan
penyisihan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan
pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau
telah dialihkan kepada Perseroan dan Entitas Anak.

The carrying amount of the asset is reduced through the use of the allowance account
and the amount of losses recognized in the consolidated statements of income. Interest
income is recognized based on the carrying value of which has been reduced, based on
the effective interest rate of the asset. Loans and receivables, together with the related
allowance, will be abolished at the moment there is no possibility of recovery in the future
a realistic and all collateral has been realized or have been transferred to the Company
and its Subsidiaries.

Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau
berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut
diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau
dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika penghapusan kemudian
dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.

If, on the next period, the amount of impairment loss increases or decreases because of
an event occurring after the impairment is recognized, then the impairment loss
previously recognized increased or decreased by adjusting the allowance account. If the
deletion and then restored, then the recovery is recognized in the income statement.

230

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


h. Financial Instrument (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan)


Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual
Dalam hal investasi ekuitas yg diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk
dijual, bukti obyektif akan meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan jangka
panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Jika terdapat
bukti bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yg
diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi
kerugian penurunan nilai pada investasi yg sebelumnya telah diakui dalam laporan
laba rugi direklas dari ekuitas ke laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai investasi
ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi; kenaikan nilai wajar setelah
penurunan nilai diakui dalam ekuitas.

Finance Assets Available For Sales


In the case of equity investments classified as Finance Assets Available For Sales,
objective evidence would include a significant reduction or long-term decline in the fair
value of investments below its cost. If there is evidence that an impairment loss has
occurred, the total cumulative loss measured as the difference between cost and current
fair value, less any impairment loss on that investment previously recognized in profit or
loss reclassified from equity to the income statement. The impairment loss on equity
investments should not be recovered through the income statement; increase in fair
value after impairment are recognized in equity.

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai aset keuangan aset keuangan
tersedia untuk dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama
dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Pendapatan
bunga di masa datang didasarkan pada nilai tercatat yang telah dikurangi dan diakui
berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa
datang untuk tujuan pengukuran kerugian penurunan nilai.

In the case of debt instruments classified as Finance Assets Available For Sales,
impairment was evaluated on the same criteria with which financial assets are recorded
at amortized cost. Interest income in the future based on the carrying value of which has
been reduced and is recognized based on the interest rate used for discounting the
future cash flows for the purpose of measuring impairment losses.

Akrual tersebut dicatat sebagai bagian dari akun "Pendapatan bunga dalam laporan
laba rugi konsolidasi. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang
meningkat dan peningkatan tersebut secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa
yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi,
maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi.

The accrual is recorded as part of "Interest income" in the consolidated statements of


income. If, in the next period, the fair value of debt instrument increases and the increase
is objectively linked to events occurring after the recognition of impairment losses in
earnings, then the loss decrease the amount should be recovered through the income
statement.

Penghentian pengakuan aset dan Liabilitas keuangan.


Aset Keuangan
Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian
dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya saat: (1) hak untuk
menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perseroan
& Entitas Anak telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal
dari aset atau berkewajiban membayar arus kas yg diterima secara penuh tanpa
penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian pass - through

Derecognition of financial assets and liabilities.


Finance Assets
Financial assets (or whichever is appropriate, part of the financial asset or part of a group
of similar financial assets) derecognized upon: (1) the right to receive cash flows from
such asset has expired, or (2) Company and Subsidiaries have transferred their rights to
receive cash flows arising from assets or liable to pay the cash flows received in full
without material delay to a third party in the agreement "pass - through"; and either

Perseroan dan Entitas Anak telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan
manfaat dari aset, atau (b) Perseroan dan Entitas Anak secara substansial tidak
mentransfer atau memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah
mentransfer kendali atas aset tersebut.

The Company and its Subsidiaries has transferred substantially all the risks and benefits
of the asset, or (b) The Company and its Subsidiaries substantially no transfer or do not
have all the risks and benefits of an asset, but has transferred control over those assets.

Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat Liabilitas tersebut dihentikan
atau dibatalkan atau kadaluarsa.

Financial Liabilities
Derecognized financial liabilities when the liability is terminated or canceled or expired.

Ketika suatu Liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh Liabilitas keuangan lain
dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara
substantial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu Liabilitas yang
saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian
pengakuan Liabilitas awal dan pengakuan Liabilitas baru, dan selisih antara nilai
tercatat masing-masing Liabilitas diakui dalam laporan laba rugi.

When an existing financial liability is replaced by other financial obligations from the
same lender with substantially different terms, or substantially modifying the terms of an
obligation which currently exist, an exchange or modification is treated as a derecognition
of the initial liability and the recognition of new obligations , and the difference between
the carrying amount of each obligation is recognized in the income statement.

Nilai Wajar Instrumen Keuangan


Seluruh nilai tercatat instrumen keuangan mendekati nilai wajar dari instrumen
keuangan tersebut. Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan dalam
mengestimasi nilai wajar dari setiap golongan instrumen keuangan perseroan dan
entitas anak.
1. Kas dan setara kas, kas yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha - neto,
piutang lain-lain - neto dan uang jaminan.
Seluruh aset keuangan di atas merupakan aset keuangan jangka pendek yang
akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan
tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari aset keuangan tersebut.

Fair Values of Financial Instruments


Carrying value of all financial instruments approximates their respective fair values. The
following are the methods and assumptions to estimate the fair value of each class of the
company and subsidiaries financial instrument.

2. Investasi Jangka Pendek


Aset keuangan di atas diukur pada nilai wajar yang memiliki kuotasi di pasar aktif

2. Short-term Investment
The above financial asset is measured at fair value and quoted in active market.

3. Utang usaha, utang lain-lain dan liabilitas yang masih harus dibayar
Seluruh liabilitas keuangan di atas merupakan kewajiban jangka pendek yang
akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan
tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari aset keuangan tersebut

3. Trade payables, other payables and accrued liabilities


All of the above financial liabilities are due within 12 months, thus the carrying value
of the financial assets are approximate the fair value of the financial assets.

231

1. Cash and cash equivalents, restricted cash, trade receivables - net, other receivables
- net and security deposits.
All of the above financial assets are due within 12 months, thus the carrying value of
the financial assets approximate the fair values of the financial assets.

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


h. Financial Instrument (Continued)

h. Instrumen Keuangan (Lanjutan)


4. Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan pinjaman
jangka panjang setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Seluruh liabilitas keuangan di atas merupakan pinjaman yang memiliki suku
bunga variabel dan tetap yang disesuaikan dengan pergerakan suku bunga pasar
sehingga nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut telah mendekati nilai wajar.

4. Current maturities of long-term loans and long term loans - net of current maturities.

5. Utang Derivatif
Nilai wajar dari liabilitas keuangan ini diestimasi dengan menggunakan teknik
penilaian yang wajar dengan nilai input pasar yang dapat di observasi.

5. Derivative payable
Fair value of this financial liability is estimated using appropriate valuation techniques
with market observable inputs.

i. Persediaan

All of the above financial liabilities are liabilities with floating and fixed interest rates
which are adjusted in the movements of market interest rates, thus the carrying
values of the financial liabilities approximate their fair values.

i. Inventory

Persediaan adalah aset dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan
dalam proses produksi sampai menjadi produk jadi.

Inventories are assets in the form of materials or equipment to be used in the production
process to a finished product.

Persediaan bahan baku, suku cadang, BBM dan pelumas diakui berdasarkan nilai
terendah antara harga perolehan (menggunakan metode rata-rata tertimbang) atau
nilai realisasi bersih, sedangkan untuk persediaan barang jadi dinilai berdasarkan
harga perolehan dikarenakan semua persediaan barang jadi merupakan barang
pesanan (job ordered). Manajemen menetapkan untuk persediaan yang bukan
merupakan kategori kelompok bahan baku dan persediaan yang telah kadaluarsa
yang sebelumnya tercatat dalam persediaan bahan baku, dikoreksi dan dibebankan
sebagai biaya.

Inventories of raw materials, spare parts, fuel and lubricants are recognized at the lower
of cost (using the weighted average method) or net realizable value, while for finished
goods inventory valued at cost because all the inventory of finished goods are goods
orders (job ordered). Management set for the inventory that is not a category of raw
materials and supplies that have expired are previously listed in the inventory of raw
materials, corrected and accounted for as expenses.

j. Uang Muka Diterima

j. Advances Received

Uang muka diterima merupakan uang muka yang diterima dari pelanggan sesuai
dengan kontrak yang akan dikompensasikan secara proporsional dengan tagihan.
k. Biaya Dibayar Dimuka

Advances received an advance payment received from the customer in accordance with
the contract will be compensated in proportion to the bill.
k. Prepaid Expense

Biaya dibayar dimuka merupakan biaya yang telah dibayar namun pembebanannya
baru akan dilakukan pada periode yang akan datang, pada saat manfaat diterima.

Prepaid expenses are costs that have been paid but the new assignment will be done in
the coming period, when the benefit is received.

Biaya dibayar dimuka terdiri dari biaya usaha, biaya produksi, biaya distribusi, dan
biaya sewa akan dibebankan secara proporsional dengan pendapatan yang diakui
pada setiap periode, sedangkan biaya dibayar dimuka atas sewa diamortisasi selama
masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

Prepaid expenses consist of operating expenses, production costs, distribution costs,


and rental fees will be charged in proportion to revenue recognized in each period, while
the lease prepayments are amortized over the useful life of each charge with a straight-

l. Properti Investasi

l. Property Investment

Properti investasi merupakan tanah atau bangunan yang dimiliki untuk sewa operasi
atau kenaikan nilai, dan tidak digunakan maupun dijual dalam kegiatan operasi.

Investment properties represents land or building held for operating lease or for capital
appreciation, rather than use or sale in the ordinary course of business

Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi


dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, kecuali tanah yang tidak
disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti
investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi; dan
tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.

Investment property is stated at cost including transaction costs less accumulated


depreciation and impairment losses, except for land which is not depreciated. The
carrying amount includes the cost of replacing part of an existing investment property at
the time that cost is incurred if the recognition criteria are met; and excludes the costs of
day to day servicing of an investment property.

Penyusutan bangunan dan prasarana dihitung dengan menggunakan metode garis


lurus selama umur manfaat aset selama 20 tahun.

Depreciation of buildings and infrastructure is computed using the straight-line method


based on the estimated useful lives of the assets for 20 years.

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti
investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat
ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau
rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam
laporan laba rugi pada tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

Investment property is derecognized when either it has been disposed of or when the
investment property is permanently withdrawn from use and no future benefit is expected
from its disposal. Gains or losses on the retirement or disposal of an investment property
are recognized in the statement of income in the year of retirement or disposal.

m. Aset Tetap

m. Fixed Assets

1. Kepemilikan Langsung

1. Direct Acquisition

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK 16
(Revisi 2011),"Aset Tetap", dan PSAK 47 "Akuntansi Tanah". Selain itu,
Perseroan dan Entitas Anak juga menerapkan ISAK 25 "Hak Atas Tanah".

232

Effective January 01, 2012, The Company and Subsidiaries applied PSAK 16
(Revised 2011),"Fixed Assets", which superseded PSAK 16 (Revised 2007), "Fixed
Assets" and PSAK 47 "Accounting for Land". In addition the Company and
Subsidiaries also applied ISAK 25 "Landrights"

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

m. Aset Tetap (Lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


m. Fixed Assets (Continued)

Semua kelompok aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan harga


perolehan (Model Biaya) dikurangi akumulasi penyusutan. Tanah dinyatakan
berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan. Beban yang timbul
sehubungan perolehan hak atas tanah untuk yang pertama kali diakui sebagai
bagian dari harga perolehan tanah.

The whole group of fixed assets, except land, are stated at historical cost (Cost
Model) less accumulated depreciation. Land is stated at historical cost and not
depreciated. Costs incurred in association with obtaining land right at the first time
are recognised as part of the land acquisition costs.

Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat
aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila
kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis dimasa
depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur
dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen, biaya
perbaikan dan pemeliharaan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian pada periode biaya tersebut terjadi.

Subsequent cost are included in the asset's carrying amount or recognised as a


separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits
associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be
measured reliable. Amount of component replacement, repair and maintenance costs
are charged to the consolidated comprehensive income statement during the period
in which they are incurred.

Aset dalam pembangunan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan dipindahkan


ke aset tetap pada saat selesai dan siap digunakan.

Construction in progress stated at cost and removed into fixed asset at the time of
the completion and ready to be used.

Saat ini Perseroan memilih menggunakan metode harga perolehan. Aset tetap
secara keseluruhan disusutkan berdasarkan metode garis lurus (straight line
method) sesuai umur ekonomis masing-masing aset.

This time the company chose to use the method of aqcuisition cost. Fixed assets are
depreciated based on the overall straight-line method (straight line method)
according to the economic life of each asset.

Umur ekonomis aset tetap sesuai Surat Keputusan Direksi PT. Wika Beton No.
01.03/WB-0A.079/2005 tanggal 29 Agustus 2005 adalah sebagai berikut :

Economic life of the fixed assets according to the Decree of the Board of Directors of
PT. Wika Beton No . 01.03/WB-0A.079/2005 dated August 29, 2005 are as follows :

Jenis Aset Tetap


Bangunan dan prasarana
Perlengkapan kantor
Kendaraan bermotor
Peralatan produksi

Presentase Penyusutan /
Percentage of Depreciation
5% - 10%
25%
20%
14,3%

Masa Manfaat /
Benefits Period
10 - 20 Tahun / Year
4 Tahun / Year
5 Tahun / Year
7 Tahun / Year

Types of Fixed Assets


Buildings and Infrastructure
Office Equipment
Vehicles
Production Equipment

Aset tetap yang masa penyusutannya telah berakhir dinilai sebesar Rp. 1.000,(seribu rupiah). Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba
rugi pada saat terjadinya. Pemugaran dan peningkatan daya guna dalam jumlah
besar dan menambah umur ekonomis atau kapasitas dikapitalisasi dan disusutkan
sesuai dengan tarif penyusutan yang berlaku. Aset tetap yang sudah tidak
digunakan lagi dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasinya.
Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap dibukukan dalam laporan
laba rugi tahun yang bersangkutan.

Fixed asset depreciation period has ended is valued at Rp. 1000, - (one thousand
rupiahs). The cost of maintenance and repairs are charged to income as incurred.
Restoration and improvement of efficiency in large numbers and add the economic
life or capacity are capitalized and depreciated in accordance with the applicable
depreciation rates. Fixed assets that are no longer used are removed from the
following fixed asset accumulation. Gains or losses from sale of fixed assets
recorded in the income statement for the year.

Penghentian pengakuan terjadi apabila aset tetap dilepas, dimana nilai tercatat
dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan posisi keuangan
konsolidasian dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.

Termination of recognition occurs when a fixed asset is removed, where the carrying
value and accumulated depreciation are eliminated from the consolidated statement
of financial position and the resulting gain or loss recognized in the consolidated
comprehensive income.

Perseroan senantiasa melakukan review atas estimasi umur ekonomis, metode


penyusutan dan nilai residu pada setiap akhir periode pelaporan.

The Company continually reviews the estimated useful life, depreciation method and
residual value at the end of each reporting period.

2. Sewa

2. Lease

Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut


mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa
tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset.

Lease is classified as financing lease, if such lease transfers substantially all risks
and benefits related to the ownership of the assets. Lease is classified as operating
lease, if such lease does not transfers substantially all risks and benefits related to
the ownership of the assets.

Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada
substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Contoh dari situasi yang
secara individual atau gabungan dalam kondisi normal mengarah pada sewa yang
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah :
a. Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lesse pada masa sewa.

Lease classification as financing lease or operating lease shall be made under the
substance of transaction and instead of the form of contract. The example of either
individual or collective situation in normal condition refering to the lease which is
classified as financing lease shall be as follows :
a. Lease shall transfer the ownership of asset to the lessee at the termination of
lease period.
b. Lease shall have option to purchase the asset on sufficient low price rather than
fair value as of the date of the commencement of the implementation of the
option. Therefore, in the initial lease, it may ensure that the option shall be
c. Lease period shall be intended to economic aging of assets, though,
abandonment is not transferred.

b. Penyewa mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga
pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan.
c. Masa sewa adalah untuk umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak
dialihkan.

233

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

m. Aset Tetap (Lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


m. Fixed Assets (Continued)

d. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan; dan
e. Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lesse yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.

d. At the initial lease period, present value of total of minimum lease payment in
substantial manner shall approach fair value of lease asset, and
e. Lease asset shall have special characteristic and in which only lessee who may
use it without requiring modification materially.

Indikator dari situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga
menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan :
a. Jika lesse dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan
pembatalan ditanggung oleh lesse.
b. Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lesse
sebagai contoh, dalam bentuk potongan harga rental dan setara dengan hasil
penjualan residu pada akhir sewa; dan
c. Lesse memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua
dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dengan nilai pasar
rental.

Indicators of situations which individually or in combination can also indicate that the
lease is classified as finance leases :
a. If the lessee cancel to lease, then the loss suffered by lessor related to such
cancellation shall be duly borne by lessee.
b. Pofit or loss of scrap fair value fluctuation shall be allocate to the lessee, for an
example, in form of lease discount and equal to scrap selling proceeds at the
termination of lease period; and
c. Lessee shall be capable to continue the lease to the second period with lease
value in substantial manner that is more than lease market value.

Sewa Pembiayaan - Perseroan sebagai pihak yang menyewa


Perseroan menyewa aset tetap tertentu, dimana Perseroan secara substansi
memiliki resiko dan manfaat kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa
pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada masa awal sewa sebesar nilai
terendah antara nilai wajar aset tetap sewaan atau nilai kini pembayaran sewa
minimum.

Finance Leases - the Company is the lessee


The Company leases certain fixed assets, which the Company has substantially the
risks and rewards of assets ownership, are classified as finance leases. Finance
leases are capitalized at the commencement of the lease at the lower of the fair
value of the fixed assets or the present value of minimum lease payments.

Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara porsi pelunasan kewajiban dan


beban keuangan. Jumlah liabilitas sewa setelah dikurangi beban keuangan,
disajikan sebagai liabilitas jangka panjang, kecuali untuk bagian yang jatuh tempo
dalam waktu 12 bulan atau kurang yang disajikan sebagai liabilitas jangka
pendek. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan ke laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian selama masa sewa yang menghasilkan tingkat suku
bunga konstan atas saldo liabilitas. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa
pembiayaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur
manfaat aset dan masa sewa.

Each lease payment is allocated between liability portion and a finance charge. The
corresponding lease obligations net of finance charges, presented as a long-term
liabilities, except for maturities within 12 months or less presented as a short-term
liabilities. The interest element of the finance cost is charged to the consolidated
comprehensive income statement over the lease period so as to produce constant
periodic rate of interest on the remaining balance of the liability. Fixed assets
acquired under finance leases are depreciated over the shorter of the useful life of
the assets and the lease term.

Sewa Pembiayaan - Perseroan sebagai pihak yang menyewakan


Piutang sewa pembiayaan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar ditambah
dengan biaya transaksi dan selajutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif, setelah dikurangi dengan
provisi penurunan nilai piutang

Finance Leases - the Company is the lessor


Financing lease receivables are recognized initially at fair value plus transaction
costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest
method, net of provision for impairment

Sewa Operasi - Perseroan sebagai pihak yang menyewa


Sewa dimana bagian signifikan dari risiko dan manfaat kepemilikan aset berada
pada lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi
Pembayaran yang dilakukan untuk sewa operasi dibebankan pada laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian dengan dasar garis lurus selama masa sewa

Operating Leases - the Company is the lessee


Leases where a significant portion of the risks and rewards of ownership are retained
by the lessor are classified as operating leases
Payments made underoperating leases are charged to the consolidated
comprehensive income statement on a straight-line basis over the period of the

Sewa Operasi - Perseroan sebagai pihak yang menyewakan


Pendapatan sewa diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa

Operating Leases - the Company is the lessor


Rental income is recognized straight-line basis over the lease term

n. Aset Tetap Dalam Pembangunan

n. Construction in Progress

Aset tetap yang belum dapat digunakan dalam kegiatan usaha karena sedang dalam
proses penyelesaian, dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan,
disajikan dalam kelompok aset tetap.
o. Imbalan Kerja

Fixed assets that can not be used in operations due to being in the settlement process,
are carried at cost and not depreciated, are presented in groups of fixed assets.

o. Employee Benefits

Imbalan Kerja Jangka Pendek


Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terutang kepada karyawan.

Short - term employee benefits


Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.

Imbalan Pensiun
Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan tunjangan hari tua
untuk semua pegawai tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun Wijaya Karya. Biaya
jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan.

Pension benefits
The Company held a defined benefit pension plan and retirement benefits for all
permanent employees who are managed by the Pension Fund Wijaya Karya. Current
service cost is recognized as an expense for the period.

Pembebanan kepada pegawai ditetapkan sebesar 5% dari pendapatan tetap,


sedangkan beban Perseroan sebesar 10% dari pendapatan tetap pegawai.

Loading to employees is set at 5% of fixed income, while the company's expenses by


10% of fixed-income employees.

234

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

o. Imbalan Kerja (Lanjutan)

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


o. Employee Benefits (Continued)

Perseroan diharuskan menyediakan imbalan pensiun minimum yang diatur dalam UU


No. 13/2003, yang merupakan liabilitas imbalan kerja.

The Company required to provide a minimum pension benefit as stipulated in the Law
No. 13/2003, which represents an underlying defined benefit obligation.

Imbalan kerja jangka panjang lainnya


Perseroan memberikan imbalan paska - kerja lainnya, seperti uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja, uang kompensasi penggantian hak.

Other long - term employee benefits


The Company provide other post - employment benefits, such as severance pay,
gratuity, money compensation for entitlements.

Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga
mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Estimasi biaya imbalan
ini dicadangkan sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metode
akuntansi yang sama dengan metode yang digunakan dalam perhitungan program
pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan.

The entitlement to these benefits is usually based on the employee remaining in service
up to retirement age and the completion of a qualifying service period. The expected
costs of these benefits are accrued over the period of employment, using an accounting
methodology similar to that used for the defined benefit pension plan, but in a simplified
form.

p. Pengakuan Pendapatan dan Beban

p. Revenue and Expense Recognition

Pendapatan diakui berdasarkan metode tahapan penyerahan barang kepada


pembeli yang dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang sudah
ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

Revenue is recognized on stage method of delivery to the buyer that comes with the
Official Handover which has been signed by both parties.

Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual
method ).

Expenses are recognized corresponding on benefit during the relevant year (accrual
method).

q. Biaya Pinjaman

q. Interest Expenses

Biaya bunga atas pinjaman yang digunakan untuk membangun/membuat aset tetap
sampai konstruksi, dibebankan sebagai unsur harga perolehan. Biaya bunga untuk
pembiayaan bidang usaha industri dan perdagangan dibebankan sebagai beban lainlain.
r. Pajak Penghasilan

The cost of interest on loans used to build / make up the construction of fixed assets, are
expensed as a cost element. Interest costs for financing the field of industrial and
commercial businesses are charged as other expenses.

r. Income Tax

Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak penghasilan kini dan pajak penghasilan
tangguhan. Pajak tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehenship
konsolidasian, kecuali apabila pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian
yang langsung diakui dalam ekuitas

Income tax expense comprises current income tax and deferred income tax. Tax is
recognized in the consolidated statement of comprehensive income, except to the extend
that it relates to item recognized directly to equity

Pajak penghasilan kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada
tanggal posisi keuangan.

The current income tax is calculated using tax rates in effect at the date of the financial
position.

Pajak penghasilan tangguhan diakui dengan menggunakan balance sheet liability


methode, untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aset
dan liabilitas dengan nilai tercatatnya untuk masing-masing entitas.

Deferred income tax is recognized using the balance sheet liability method, for all
temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities with carrying
values for each entity

Sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah RI No.40 Tahun 2009


yang diundangkan pada tanggal 4 Juni 2009 yang merupakan Perubahan (revisi)
atas Peraturan Pemerintah RI No.51 Tahun 2008 yang telah diundangkan tanggal 23
Juli 2008 tentang Pajak atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi sebagai
pengganti Peraturan Pemerintah RI No.140 Tahun 2000, Perseroan sebagai
pelaksana konstruksi sesuai pasal 10B Peraturan Pemerintah No.40 tahun 2009
dikenakan tarif 3% final untuk kontrak yang diperoleh mulai 1 Agustus 2008.

Related to the enactment of Government Regulation Republic of Indonesia No.40 Year


2009, which was enacted on June 4, 2009 which is the change (revision) of Government
Regulation No.51 Tahun 2008, which was passed July 23, 2008 on Tax on Income From
Construction Services as a substitute Government Regulation No.140 Tahun 2000, the
Company as the contractor in accordance with Article 10B of Government Regulation
No.40 of 2009 be charged at 3% final for the contract obtained from August 1, 2008.

s. Laba Per Saham

s. Earnings Per Share

Jumlah saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa yang beredar
meningkat sebagai akibat dari kapitalisasi, penerbitan saham bonus atau pemecahan
saham, atau menurun sebagai akibat dari penggabungan saham, maka
penghitungan laba per saham dasar dan dilusian untuk seluruh periode yang
disajikan disesuaikan secara restropektif .
t. Informasi segmen

The amount of common shares or instrument potentially common shares outstanding


capitalization, increased as a result of the issue of shares a bonus shares, or breakdown
or decreasing share, as a result of the merger then an enumeration of profit per share
basic and diluted for the whole period presented adjusted in restropektif.

t. Segment Information

Informasi pelaporan segmen operasi disajikan untuk menunjukkan hasil usaha


Perseroan yang berasal dari tiap segmen berdasarkan bidang usaha.

Information on operating segments is presented to show the results of operations of the


company originating from each segment based business field.

Informasi segmen geografis disusun untuk menunjukkan aset dan hasil usaha setiap
grup wilayah geografis.

Geographical Segment information is prepared based to show the assets and results of
operations of each geographical group.

235

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

2.

u. Saham Diperoleh Kembali

SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)


u. Treasury Stock

Ketika Perseroan membeli kembali sahamnya, jumlah yang dibayarkan, termasuk


tambahan biaya yang terkait secara langsung (bersih dari pajak penghasilan),
dikurangi dari ekuitas pemegang saham Perseroan sampai saham tersebut
dibatalkan, diterbitkan kembali atau dijual. Pada saat saham tersebut dijual atau
diterbitkan kembali, pembayaran yang diterima, bersih setelah dikurangi tambahan
biaya dan pajak penghasilan yang terkait langsung, diperhitungkan sebagai
penambah atau pengurang akun tambahan modal disetor
3.

KAS DAN SETARA KAS

3.

Akun ini terdiri dari :


Kas
Bank
Deposito
Jumlah

Where the company buys back its share capital, the consideration paid, including any
directly attributable incremental costs (net of income taxes), is deducted from equity
holders attributable to the Company equity holders until the shares are cancelled,
reissued or disposed. Where such shares are subsequently sold or reissued, any
consideration received, net of any directly attributable incremental transaction costs and
the related income tax effects, is accounted for as an addition to or deduction from
additional paid-in capital

2013
239.617
66.287.204
346.500.000
413.026.822

CASH AND CASH EQUIVALENT

This account consists of :


2012
2011
107.484
73.173
227.211.878
42.546.814
113.000.000
183.100.000
225.719.987
340.319.362

Cash
Bank
Time Deposits
Total

Rincian saldo bank dan deposito kepada pihak berelasi dan pihak ketiga adalah sebagai
Details of bank balances and deposits related to the parties and third parties is as follows :
berikut :
Bank
Bank
Pihak Berelasi
Related Parties
Rupiah
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
15.728.682
204.243.522
12.960.429
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk
PT Bank BRI (Persero) Tbk
27.886.676
7.732.652
7.427.472
PT Bank BRI (Persero)Tbk
PT Bank BTN (Persero) Tbk
5.000.000
PT Bank BTN (Persero) Tbk
PT Bank BNI (Persero) Tbk
6.762.831
5.687.563
3.464.829
PT Bank BNI (Persero)Tbk
PT Bank Syari'ah Mandiri
691.564
687.314
420.993
PT Bank Syari'ah Mandiri
PT Bank BPD Sumsel
20.668
19.859
13.161
PT Bank BPD Sumsel
PT Bank BPD Jabar
6.272
6.332
6.388
PT Bank BPD Jabar
PT Bank BPD Jatim
1.605
1.605
1.605
PT Bank BPD Jatim
PT Bank BNI Syari'ah
1.454
1.377
PT Bank BNI Syari'ah
US Dollar
US Dollar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
12.883.228
5.833.819
10.231.256
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Subjumlah
63.982.981
224.214.042
39.526.133
Subtotal
Pihak Ketiga
Rupiah
PT Bank Mega Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank DBS Indonesia
US Dollar
Citibank
Subjumlah
Jumlah

1.669.909
98.879
464.731

366.780
93.633
2.481.264

1.107.165
46.276
-

70.704
2.304.224
66.287.204

56.160
2.997.836
227.211.878

1.867.240
3.020.681
42.546.814

Third Parties
Rupiah
PT Bank Mega Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank DBS Indonesia
US Dollar
Citibank
Subtotal
Total

Deposito
Pihak Berelasi
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank BRI (Persero) Tbk
PT Bank BNI (Persero) Tbk
PT Bank Syari'ah Mandiri
PT Bank BTN (Persero) Tbk
Subjumlah

346.500.000
346.500.000

52.000.000
35.000.000
87.000.000

151.400.000
8.000.000
2.700.000
2.500.000
164.600.000

Time Deposits
Related Parties
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank BRI (Persero) Tbk
PT Bank BNI (Persero) Tbk
PT Bank Syari'ah Mandiri
PT Bank BTN (Persero) Tbk
Subtotal

Pihak Ketiga
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Mutiara
Subjumlah
Jumlah

346.500.000

26.000.000
26.000.000
113.000.000

10.000.000
8.500.000
18.500.000
183.100.000

Third Parties
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Mega Tbk
PT Bank Mutiara
Subtotal
Total

Penempatan deposito berupa Deposito On Call (DOC) dan Deposito berjangka kurang
dari 3 bulan, dengan tingkat bunga masing - masing 31 Desember 2013 sebesar 4% 8,5% , 31 Desember 2012 sebesar 3,5% - 7,5% dan 31 Desember 2011 sebesar 4% 6,75%.

Placement of deposits in the form of Deposit On Call (DOC) and deposits up to 3 months,
with interest rates Desember 31, 2013 amounting 4% - 8,5%, December 31, 2012 amounting
3,5% - 7,5%, and December 31, 2011 amounting 4% - 6,75%.

Tidak ada kas dan setara kas yang dijadikan jaminan.

There are no cash and cash equivalents in subsidiaries as collateral

236

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4.

PIUTANG USAHA

4.

Rincian Piutang Usaha adalah sebagai berikut :


Piutang Usaha
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2013
457.239.330
(35.332.841)
421.906.489

ACCOUNT RECEIVABLES

Accounts Receivable details are as follows :


2012
2011
344.749.305
347.359.372
(35.330.676)
(40.404.086)
309.418.630
306.955.286

Account Receivables
Allowance for Imparment Losses
Total

Rincian piutang usaha kepada pihak berelasi dan pihak ketiga adalah sebagai berikut :
Details of trade receivables related parties and third parties is as follows :
Pihak ketiga
214.542.064
136.465.028
169.305.438
Third Parties
Pihak berelasi
242.697.265
208.284.278
178.053.934
Related Parties
Jumlah
457.239.330
344.749.305
347.359.372
Total
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(35.332.841)
(35.330.676)
(40.404.086)
Allowance for Imparment Losses
Jumlah
421.906.489
309.418.630
306.955.286
Total
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang asing :
Pihak ketiga
Rupiah
Dollar Amerika Serikat
Jumlah
Pihak berelasi
Rupiah
Dollar Amerika Serikat
Jumlah

Details of account receivables based on foreign currency :


205.696.976
8.845.088
214.542.064

136.465.028
136.465.028

159.926.989
9.378.450
169.305.438

228.862.821
13.834.445
242.697.265

208.284.278
208.284.278

178.053.934
178.053.934

Third Parties
Rupiah
American Dollar
Total
Related Parties
Rupiah
American Dollar
Total

Rincian analisis umur piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut
Analysis aging accounts receivable shall be calculated from the date the invoice is as follows
:Belum Jatuh Tempo
:
186.292.751
132.127.867
169.372.849
Current Due
Lewat Jatuh Tempo :
Overdue :
150.407.203
118.062.922
79.884.102
> 1 - 60 hari
> 1 - 60 days
67.899.001
41.794.390
35.246.992
> 61 - 150 hari
> 61 - 150 days
10.313.152
12.374.074
20.533.469
> 151 - 330 hari
> 151 - 330 days
42.327.223
40.390.053
42.321.960
> Lebih dari 330 hari
> Over 330 days
Jumlah
457.239.330
344.749.306
347.359.372
Total
(35.332.841)
(35.330.676)
(40.404.086)
Provison for impairment losses
Akumulasi Penurunan Nilai
421.906.489
309.418.630
306.955.286
Total Trade Receivables - Net
Jumlah
Rincian piutang usaha kepada pihak ketiga dan pihak berelasi dan adalah sebagai
Details of trade receivables third parties and related parties is as follows :
berikut :
Pihak Ketiga
Third Related
PT Kawah Ape Jaya Indonesia
23.243.014
PT Kawah Ape Jaya Indonesia
PT Tripatra Engineering
17.989.226
PT Tripatra Engineering
PT Sinar Balikpapan
12.724.399
PT Sinar Balikpapan
PT Rekayasa Industri
9.672.361
3.283.323
PT Rekayasa Industri
PT JGC Indonesia
8.845.088
PT JGC Indonesia
PT D&C Engineering
8.272.460
PT D&C Engineering
PT Modern Surya jaya
6.801.950
PT Modern Surya jaya
6.614.673
6.614.673
6.614.673
PT Trillion Glory
PT Trillion Glory
PT Astra Honda Motor
5.907.746
PT Astra Honda Motor
PT Ghaitsa Zahira Shofa
5.384.950
PT Ghaitsa Zahira Shofa
PT Paton Buana Semesta
4.469.381
PT Paton Buana Semesta
3.511.638
PT Mulia Abadi
PT Mulia Abadi
3.523.234
2.866.278
PT Nusa Raya Cipta
PT Nusa Raya Cipta
PT Semeru Raya
3.479.850
PT Semeru Raya
Duta Mas I - Fanidita S, KSO
3.379.200
Duta Mas I - Fanidita S, KSO
PT Fajar Parahyangan
3.318.670
1.111.816
255.150
PT Fajar Parahyangan
PT Passokorang
3.061.400
PT Passokorang
PT Tiara Multi
2.986.365
PT Tiara Multi
2.955.731
2.822.771
159.920
PT Duta Mas indah
PT Duta Mas indah
PT Bangun Makmur Utama
2.834.016
211.680
PT Bangun Makmur Utama
PT Wahana Adidaya Pertiwi
2.843.553
PT Wahana Adidaya Pertiwi
PT Indomuda Satria Internusa
2.785.217
PT Indomuda Satria Internusa
PT VICO
2.598.420
20.775.000
PT VICO
PT Jaya Beton Indonesia
2.235.121
PT Jaya Beton Indonesia
PT Mare Raya Multiprama
2.177.430
PT Mare Raya Multiprama
2.158.321
PT Semen Tonasa
PT Semen Tonasa
2.013.660
PT Aura Sinar
PT Aura Sinar
1.873.913
CSES - CSCEC - HK JO
CSES - CSCEC - HK JO
PT Sari Dumai Sejati
1.743.683
PT Sari Dumai Sejati
PT Tiara Metropolitan Indah
1.634.192
PT Tiara Metropolitan Indah
PT Asahi Indofood
1.545.776
PT Asahi Indofood
PT Fatimah Indah Utama
1.418.040
PT Fatimah Indah Utama
164.002.680
13.415.538
31.299.745
Saldo dipindahkan
Carried forward

237

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

PIUTANG USAHA (Lanjutan)

4.

ACCOUNT RECEIVABLES (Continued)

Saldo pindahan
PT Bina Karya Prima
PT Bangun Citra Primamandiri
Lampiri - Trilogi JO
PT Wiratama Karya Nugraha
PT Indrabas Purnama Makmur
PT Daya Guna Mandiri
PT Tekniko Indonesia
PT Karya Teknik Utama
PT Assa Land
PT Indo Panshi Bumi
Shanghai Cons. - WIKA - Waskita JO
PT Bangun Mitra Abadi
HK - Adyatunggal JO
PT Catur Beton Sentosa
CV Agung Namaskara
PT Sigma Mutiara
PT Multi Artha Pratama
PT Rekadaya Elektrika
PT Krakatau Engineering
Lain - lain Dibawah 1 miliar
Subjumlah
Akumulasi Penurunan Nilai
Jumlah

2013
164.002.680
1.368.707
1.351.437
1.365.500
1.345.518
1.328.455
1.286.357
1.288.425
1.154.222
1.141.098
1.102.989
1.083.352
1.074.342
1.023.300
588.174
480.005
68.890
33.488.615
214.542.064
(14.924.496)
199.617.568

2012
13.415.538
1.192.461
1.286.357
3.448.312
1.371.406
1.034.472
12.008.141
5.942.605
1.702.565
27.936.077
67.127.093
136.465.028
(13.234.988)
123.230.040

2011
31.299.745
1.286.357
3.812.716
90.909
30.088.099
102.727.612
169.305.438
(15.322.953)
153.982.485

Brought forward
PT Bina Karya Prima
PT Bangun Citra Primamandiri
Lampiri - Trilogi JO
PT Wiratama Karya Nugraha
PT Indrabas Purnama Makmur
PT Daya Guna Mandiri
PT Tekniko Indonesia
PT Karya Teknik Utama
PT Assa Land
PT Indo Panshi Bumi
Shanghai Cons. - WIKA - Waskita JO
PT Bangun Mitra Abadi
HK - Adyatunggal JO
PT Catur Beton Sentosa
CV Agung Namaskara
PT Sigma Mutiara
PT Multi Artha Pratama
PT Rekadaya Elektrika
PT Krakatau Engineering
Other Below 1 Billion
Subtotal
Allowance for Imparment
Total

Pihak Berelasi
PT Wijaya Karya (Persero),Tbk
PT Pemb. Perumahan (Persero)
PT Adhi Karya (Persero),Tbk
PT Istaka Karya (Persero)
PT Hutama Karya (Persero)
PT Waskita Karya (Persero),Tbk
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
WIKA - RAKA - TANJUNG JO
PT Pindad (Persero)
WIKA - PP JO
PT Nindya Karya (Persero)
Bumi Rejo - Brantas Abipraya JO
Adhi Karya - PP JO
PT Amarta Karya
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
WIKA - BAP JO
PP - GNG - BLJ KSO
Wika - Adhi - Hutama JO
Istaka - Sumbersari JO
Hutama Karya - Brantas Abipraya JO
Wika - Indo Niaga Jaya JO
PP - NK KSO
Lain-lain dibawah Rp 1 Milliar
Subjumlah
Akumulasi Penurunan Nilai
Jumlah

100.375.372
31.753.548
20.920.591
19.891.415
15.713.502
14.249.102
9.808.107
6.167.611
6.083.320
4.541.376
2.948.881
2.177.843
1.492.693
1.301.301
1.110.592
1.098.180
1.052.422
838.257
1.173.154
242.697.265
(20.408.345)
222.288.921

29.439.322
19.037.724
31.887.825
19.891.415
6.817.502
26.575.246
5.733.655
6.969.576
2.077.043
1.923.427
29.646.680
17.898.614
2.817.941
3.309.624
1.531.186
371.322
2.356.176
208.284.278
(22.095.688)
186.188.590

64.425.363
9.813.455
27.645.428
19.891.415
10.934.068
21.056.104
6.427.437
3.082.596
2.099.596
2.117.938
3.901.133
6.659.400
178.053.934
(25.081.133)
152.972.801

Related Parties
PT Wijaya Karya (Persero),Tbk
PT Pemb. Perumahan (Persero)
PT Adhi Karya (Persero),Tbk
PT Istaka Karya (Persero)
PT Hutama Karya (Persero)
PT Waskita Karya (Persero),Tbk
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
WIKA - RAKA - TANJUNG JO
PT Pindad (Persero)
WIKA - PP JO
PT Nindya Karya (Persero)
Bumi Rejo - Brantas Abipraya JO
Adhi Karya - PP JO
PT Amarta Karya
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
WIKA - BAP JO
PP - GNG - BLJ KSO
Wika - Adhi - Hutama JO
Istaka - Sumbersari JO
Hutama Karya - Brantas Abipraya JO
Wika - Indo Niaga Jaya JO
PP - NK KSO
Other below Rp 1 Billion
Subtotal
Allowance for Imparment
Total

Mutasi penurunan nilai piutang adalah sebagai berikut :


Saldo awal
Penambahan penyisihan
Pengurangan penyisihan
Saldo akhir periode

35.330.676
1.118.390
(1.116.225)
35.332.841

The movement in allowance for imparment of receivables is as follows :


40.404.086
37.655.544
Beginning balance
1.168.662
18.225.378
Addition Allowance
(6.242.072)
(15.476.836)
Deduction Allowance
35.330.676
40.404.086
Balance at end of period

Berdasarkan penelaahan terhadap status piutang usaha masing - masing pelanggan


pada akhir tahun, manajemen berkeyakinan bahwa nilai penyisihan penurunan nilai telah
memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha

Based on the review of the status of their accounts receivable - customers at the end of each
year, management believes that the allowance is adequate to cover possible losses on
uncollectible accounts

Penurunan nilai piutang dilakukan berdasarkan asesment individual atas saldo piutang
usaha yang berumur lebih dari 330 hari. Jumlah piutang yang dilakukan impair dengan
metode suku bunga efektif masing - masing sebesar Rp 42.327.223, Rp 40.390.053 dan
Rp 42.321.960 pada 31 Desember 2013 ,2012 dan 2011

Impairment of receivables is based on individual asesment on accounts receivable older than


330 days. Total receivables are carried impair the effective interest rate method of Rp
42.327.223, Rp 40.390.053 and Rp 42.321.960 on December 31, 2013, December 31, 2012
and December 31, 2011

238

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4.

5.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

PIUTANG USAHA (Lanjutan)

4.

Apabila ada pembayaran atas piutang yang telah dilakukan impairment , dilakukan
pemulihan dan dicatat sebagai pendapatan lain-lain.

If there is a payment for receivables impairment has done, done restoration and recorded as
other income.

Piutang digunakan sebagai agunan utama atas fasilitas kredit modal kerja revolving dan
fasilitas Non Cash Loan pada PT Bank Mandiri (Persero),Tbk, PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero),Tbk dan PT Bank CIMB Niaga,Tbk, PT Bank DBS Indonesia, Lihat

Receivables used as the primary collateral for working capital revolving credit facility and Non
Cash Loan facilities at PT Bank Mandiri (Persero),Tbk and PT Bank CIMB Niaga,Tbk, PT
Bank DBS Indonesia, See notes 12

Piutang usaha kepada PT Istaka Karya (Persero) atas proyek Gedung di Nanggroe Aceh
Darrusalam (NAD), Jalan Tol Sedyatmo dan Jembatan Cut Meutia Bekasi sebesar Rp
19.891.415 dan telah dilakukan impair 100%. Kreditor sudah melakukan upaya
perdamaian sehingga disepakati pola pembayaran secara tunai sebesar 3% atau Rp
550.000 dan sisanya penyertaan dalam bentuk saham (tanpa hak suara) yang akan di
buy back bertahap setelah PT Istaka Karya (Persero) memperoleh laba.

Trade receivables to PT Istaka Karya (Persero) project in Nanggroe Aceh Darrusalam (NAD),
Toll Road Sedyatmo and Cut Meutia Bridge amounting Rp 19.891.415 and has impaired
100%. Creditors have agreed to make efforts in peace so that result an agreement cash
payment pattern of 3% or Rp 550.000 and the remaining investment in shares (without voting
rights) that will buy back gradually after PT Istaka Karya (Persero).

Piutang usaha kepada PT Trillion Glory atas proyek Turap Bulungan Tanjung Selor
sebesar Rp 6.614.672 dan telah dilakukan impair 100% atas proyek Turap Tunjungan
Tanjung Selor. Sampai saat ini proses pidana (Penggelapan dan Pencucian Uang) tetap
dilanjutkan dan sudah dilakukan BAP oleh Polda Metro Jaya. Perseroan, untuk saat ini
memonitoring proses di Polda dengan lebih intensif.

Trade receivables to PT Trillion Glory for project Turap Bulungan Tanjung Selor amounting
Rp 6.614.672 and has impaired 100% of receivables from Turap Bulungan Tanjung Selor
Project. Until now the criminal process (Embezzlement and Money Laundering) and
continued to BAP was done by Polda Metro Jaya. The Company, for the current monitoring
process with more intensive by the police.

Piutang usaha kepada PT Daya Guna Mandiri atas proyek dermaga di Belawan sebesar
Rp 1.286.357 dan telah dilakukan impair 100%. Sampai saat ini proses pidana
(Penggelapan) tetap dilanjutkan dan sudah dilaporkan kepada Polda Jawa Timur. Untuk
saat ini upaya hukum mencairkan tagihan masih terus berlanjut namun belum berhasil
dan PT Daya Guna Mandiri saat ini sudah tidak melakukan aktivitas operasional lagi

Trade receivables from PT Daya Guna Mandiri upper dock project in Belawan amounted Rp
1.286.357 and has done impairment 100%. Until now the criminal process (Embezzlement)
still continued and has been reported to the East Java Police Department. For now, efforts to
dilute the bill law continues but has not been successful and PT Daya Guna Mandiri is now
no longer operational activities

PENDAPATAN AKAN DITERIMA

5.

Merupakan pendapatan yang sudah diakui atas penyerahan barang ke pelanggan


namun belum diterbitkan tagihannya.
Rincian pendapatan akan diterima per wilayah penjualan adalah sebagai berikut :
2013
Wilayah penjualan I Sumatera Utara
5.245.316
Wilayah penjualan II Sumatera Selatan
10.457.344
Wilayah penjualan III DKI Jakarta
126.000
Wilayah penjualan IV Jawa Tengah
10.596.104
Wilayah penjualan V Jawa Timur
1.091.937
Wilayah penjualan VI Sulawesi Selatan
27.516.701
Jumlah

6.

ACCOUNT RECEIVABLES (Continued)

ACCRUED INCOME
Revenue is recognized on delivery of goods to customers but not yet published the bill.

Details of revenue to be received by the sale are as follows :


2011
5.002.311
Sales Region I North Sumatra
324.002
Sales Region II South Sumatra
19.567.182
Sales Region III Jakarta
3.262.120
Sales Region IV Central Java
22.160.483
Sales Region V East Java
3.867.688
25.578
Sales Region VI South Sulawesi
48.857.472
5.351.891
Total

2012

Rincian pendapatan akan diterima per pelanggan adalah sebagai berikut :


Pihak Ketiga
PT Karya Tehnik Utama
3.847.406
Lain-lain Dibawah 1 miliar
765.900
4.613.306
Sub Jumlah

25.261.012
25.261.012

2.075.436
2.075.436

Third Parties
PT Karya Tehnik Utama
Other below Rp 1 Billion
Sub Total

Pihak Berelasi
Satker Perkeretaapian
PT Istaka Karya
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Hutama Karya
PT Pemb. Perumahan (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Lain-lain Dibawah 1 miliar
Sub Jumlah
Jumlah

2.804.987
4.978.836
15.812.638
23.596.461
48.857.472

3.276.455
3.276.455
5.351.891

Related Parties
Satker Perkeretaapian
PT Istaka Karya
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Hutama Karya
PT Pemb. Perumahan (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Other below Rp 1 Billion
Sub Total
Total

6.861.850
6.609.938
3.802.755
3.001.616
2.243.700
383.537
22.903.396
27.516.701

Details of revenue to be received per customers :

PIUTANG LAIN-LAIN

6.

Rincian piutang lain-lain adalah sebagai berikut :


Piutang Asuransi
Piutang lain-lain
Piutang Akta Balik Nama
Piutang Bunga Deposito
Piutang IPK
Piutang Lain - lain
Jumlah

2013
1.222.106

OTHER RECEIVABLES

Details of other receivables is as follows :


2012
2011
261.455
161.762

154.490
312.857
165.245
1.854.697

224.000
65.562
551.017

Piutang asuransi merupakan piutang Perseroan kepada pihak ketiga terkait pembayaran
pesangon pegawai pensiun.

239

224.000
115.845
501.608

Receivables Insurance
Other Receivable
Title Transfer Tax Receivable
Deposit interest Receivable
Post-Employment Benefit Receivables
Other Receivable
Total

Accounts receivable is a receivable insurance company to a third party employee severance


payments related to pensions.

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

7.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

PERSEDIAAN

7.

Akun ini dapat dirinci sebagai berikut :


Persediaan barang jadi di lapangan
Persediaan barang jadi di gudang
Persediaan bahan baku dan penolong
Persediaan suku cadang
Persediaan bahan bakar dan pelumas
Jumlah

2013
538.228.239
209.403.226
87.153.020
9.940.085
1.302.018
846.026.589

INVENTORIES

This account can be specified as follows :


2012
2011
616.595.604
443.879.400
161.293.095
169.859.896
94.038.604
82.802.650
8.176.177
6.139.358
1.113.090
1.388.868
881.216.572
704.070.171

Finished goods in the field


Finished goods in warehouse
Raw and auxiliary materials
Spare parts inventory
Supplies of fuel oil and rubricant
Total

Persediaan barang jadi di lapangan merupakan persediaan barang jadi yang sudah
Finished goods inventory in the field is the inventory of finished goods that have been sent to
terkirim ke pelanggan atau sudah di lokasi proyek dan dalam proses Berita Acara Serah
the customer or already at the project site and in progress Berita Acara Serah Terima, with
Terima, dengan rincian sebagai berikut :
the following details :
11.986.819
13.018.539
19.343.125
Tiang Beton
Concrete Pole
342.824.735
323.833.759
264.960.995
Tiang Pancang
Piling
8.357.607
72.167.993
13.582.947
Bantalan Jalan Rel
Railroad Pads
63.815.152
103.513.983
55.633.027
Beton Jembatan
Concrete Bridge
64.096.722
49.961.135
64.280.616
Beton Dinding Penahan Tanah
Concrete Retaining Wall Soil
4.580.780
3.271.769
Beton Bangunan Maritim
Concrete Water Constructions
42.566.425
54.100.196
22.806.921
Beton Bangunan Lain-lain
Concrete Other Buildings
538.228.239
616.595.604
443.879.400
Jumlah
Total
Persediaan barang jadi di gudang merupakan persediaan barang jadi yang belum
Finished goods inventory in a warehouse of finished goods inventory that has not been sent
terkirim ke pelanggan, masih tersimpan di pabrik, dengan rincian sebagai berikut :
to the customer, is stored in the factory, with the following details :
Tiang Beton
12.941.769
8.816.389
5.706.098
Concrete Pole
Tiang Pancang
138.683.453
77.833.834
67.489.092
Piling
Bantalan Jalan Rel
3.881.444
6.158.951
4.562.305
Railroad Pads
Beton Jembatan
36.063.240
43.289.133
64.319.902
Concrete Bridge
Beton Dinding Penahan Tanah
16.568.583
22.118.530
19.746.034
Concrete Retaining Wall Soil
Beton Bangunan Lain-lain
1.264.737
3.076.258
8.036.464
Concrete Other Buildings
209.403.226
161.293.095
169.859.896
Jumlah
Total

8.

Persediaan bahan baku dan penolong merupakan persediaan yang akan digunakan
dalam proses produksi, seperti semen, pasir, besi, kawat, pc wire, plat sambung dll.

Supplies of raw materials and auxiliary supplies employed in the production process, such as
cement, sand, iron, wire, pc wire, connect plate etc.

perseroan tidak mengasuransikan dan tidak melakukan penyisihan atau penghapusan


atas persediaan karena berdasarkan sifat produk yang tidak mudah rusak dan tidak
mudah hilang sehingga Perseroan tidak akan menanggung biaya atas kerusakan,
kehilangan dan penurunan nilai

Companies do not insure and no allowance or losses on inventories because by the nature
of the product that is not easily damaged and not easily lost so that the Company will not
bear the cost of any damage, loss and impairment

Persediaan produk jadi digunakan sebagai agunan utama atas fasilitas kredit modal
kerja revolving dan fasilitas Non Cash Loan pada PT Bank Mandiri (Persero),Tbk
dengan Perpanjangan Perjanjian No. CBG.CB1/SPPK.026/2013 tanggal 6 Mei 2013
dan pada PT Bank CIMB Niaga,Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, PT Bank
DBS Indonesia dan Medium Term Notes I. Lihat catatan 12 dan 21

The inventory of finished products are used as the main building on the working capital
revolving credit facility and Non Cash Loan facilities at PT Bank Mandiri (Persero),Tbk with
Extension Agreement No. CBG.CB1/SPPK.026/2013 dated May 6, 2013 and PT Bank CIMB
Niaga,Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, PT Bank DBS Indonesia and Medium
Term Notes I. See notes 12 and 21

UANG MUKA

8.

Rincian uang muka dibayarkan adalah sebagai berikut :


Persekot pekerjaan
Subkontraktor
Pemasok
Jumlah

2013
1.845.975
333.669
3.273.027
5.452.672

ADVANCES PAID

Details of advances paid are as follows :


2012
2011
2.556.599
2.495.962
1.446.318
4.705.378
8.678.781
2.431.048
9.632.389
12.681.698

Advance the work


Subcontractors
Suppliers
Total

Uang muka persekot pekerjaan merupakan uang muka yang diberikan kepada pegawai
untuk operasional pekerjaan atau proyek yang dilaksanakan oleh Perseroan. Persekot
tersebut harus dipertanggungjawabkan sebagaimana diatur dalam Kebijakan Operasi
Perseroan.

Advances the work advances represent advances given to employees for work operations or
projects implemented by the company. Advances must be accounted for as set forth in the
Company's Operating Policies.

Uang muka subkontraktor merupakan uang muka yang dibayarkan kepada


subkontraktor atas pekerjaan distribusi dan pemasangan produk dan akan
diperhitungkan setiap progres pembayaran prestasi.

Subcontractors Advances represents advances paid to subcontractors for work distribution


and installation of the product and will be taken into account every progress payment
performance.

Uang muka pemasok merupakan uang muka yang dibayarkan kepada pemasok atas
pesanan / pembelian bahan baku yang akan diperhitungkan pada saat pengakuan
utang.

Supplier Advances represents advances paid to suppliers for the order / purchase of raw
materials to be taken into account at the time of acknowledgment of debt.

240

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9.

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

BIAYA DIBAYAR DIMUKA

9.

Biaya dibayar dimuka merupakan biaya yang telah dikeluarkan namun masih
ditangguhkan dan akan diakui sebagai harga pokok pada saat pengakuan pendapatan
atau Berita Acara Serah Terima (BAST) telah ditandatangani.
Rincian biaya dibayar dimuka adalah sebagai berikut :
Biaya Pelaksanaan Proyek
Biaya Usaha
Sewa Dibayar Dimuka
Biaya Produksi
Jumlah

2013
119.028.155
141.774
9.846.265
14.407.119
143.423.312

PREPAID EXPENSES
Prepaid expenses are costs that have been issued but is still pending and will be recognized
as cost of goods at the time of revenue recognition or the Official Handover (BAST) has been
signed.

Details of prepaid expenses is as follows :


2012
2011
177.573.601
97.649.151
879.012
1.400
454.577
469.897
523.806
9.803.641
179.430.997
107.924.088

Project Implementation Cost


Operating Cost
Prepaid Rent
Production Cost
Total

Biaya pelaksanaan proyek dibayar di muka merupakan biaya atas distribusi, perawatan
Prepaid project implementation costs for the products distribution which were deferred due
dan pemasangan produk yang ditangguhkan sehubungan dengan perbedaan waktu
to time difference between the sales recognition and the time of delivery of the product.
antara pengakuan penjualan dan saat terjadinya pengiriman produk. Dapat dirinci
Detailed as follows :
sebagai berikut :
95.571.497
111.826.931
81.052.239
Subkontraktor
Subcontractors
1.959.504
3.860.040
1.819.907
Upah Tenaga Kerja
Labour
8.505.733
5.605.695
3.873.446
Distribusi
Distribution
12.991.421
56.280.936
10.903.559
Material
Materials
119.028.155
177.573.601
97.649.151
Jumlah
Total
Biaya usaha dibayar di muka merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan kegiatan usaha Perseroan seperti biaya pengusahaan proyek, tender dan biaya
usaha lainnya.

Prepaid operating costs represents costs incurred in connection to business activities such
as cost of project concession, bid and other business expenses.

Biaya sewa dibayar di muka merupakan biaya-biaya sewa yang sebenarnya belum
menjadi liabilitas yang harus dibayarkan dalam periode yang bersangkutan, tetapi telah
dibayarkan terlebih dahulu.

Prepaid leased costs represents costs that actually not yet to paid in the periode but it had
paid early.

Biaya produksi dibayar di muka merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk


keperluan produksi dan belum dapat diperhitungkan dengan penjualan karena pada
tanggal pelaporan berita acara kemajuan fisik belum dapat ditandatangani pengawas
lapangan dan atau berita acara penyerahan barang belum ditandatangani.

Prepaid production expense represents costs expended to fulfill production need and could
not be matched to the sales, because on the reporting date, the minutes of physical progress
recognition could not be signed by the field supervisor and or minutes of goods delivery has
not been signed.

10. PROPERTI INVESTASI

10. PROPERTY INVESMENT

Properti investasi merupakan investasi perseroan yang berupa bangunan yang ditujukan
Investment property is an investment company which is in the form of buildings are intended
untuk memperoleh keuntungan dari kenaikan harga jual dan hasil sewa. Metode
to benefit from rising prices rental yields. Methods of measurement after initial recognition
pengukuran setelah pengakuan awal menggunakan model biaya.
using the cost model.
2013
2012
2011
Tanah
1.571.233
1.571.233
1.571.233
Land
2.128.767
2.128.767
2.128.767
Building
Bangunan
(212.877)
Akumulasi Penyusutan
Accumulated Depreciation
3.487.123
3.700.000
3.700.000
Total
Jumlah
Properti investasi merupakan bangunan ruko yang terletak di Jl. Jendral Sudirman,
Komplek Balikpapan Superblock Blok A No. 01 Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur.

Property investment is shop building is located on Jl. General Sudirman, Kompleks


Balikpapan Superblock Block A No. 01 South Balikpapan, East Kalimantan.

Nilai wajar dari properti investasi pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp
4.307.000 berdasarkan penilaian dari KJPP Toha Okky Heru dan Rekan dengan No.153/
LP/ KJPP - TOH/ XXIV.

The fair value of the investment property as of December 31, 2013 amounted to Rp
4.307.000, has been determined based on KJPP Toha Okky Heru and Rekan price opinion.
With number 153 / LP / KJPP - TOH / XXIV.

Pembebanan akumulasi penyusutan properti investasi untuk tahun yang berakhir pada
31 Desember 2013 sebesar Rp 212.877 dialokasikan ke beban usaha

Amortization of investment properties for the years ended December 31, 2013 amounted to
Rp 212.877, which are allocation to operating expenses

Penghasilan sewa dari Properti Investasi yang dicatat ke Pendapatan lain-lain sebesar
Rp 255.000 pada tahun 2012, karena bukan merupakan penerimaan dari bisnis utama
(core business) Perseroan. Tidak ada beban operasi langsung maupun tidak langsung
terhadap penerimaan dari properti investasi karena beban tersebut menjadi beban
penyewa.

Income from investment property are recorded to other income amounted Rp 255.000 in
2012, because it is not an acceptance of the main business (core business) of the Company.
There is no operating expenses directly or indirectly to the receipt of property investment
because the expenses of by tenant.

241

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. ASET TETAP

11. FIXED ASSET

Rincian aset tetap adalah sebagai berikut :

Keterangan

Aset Tetap Dalam Pembangunan


Tanah
Tambang
Prasarana
Bangunan
Peralatan
Cetakan
Jumlah
Akumulasi penyusutan
Prasarana
Bangunan
Perlengkapan
Peralatan
Cetakan
Aset Leasing
Jumlah
Nilai Buku

Description
Acquisition Cost
Self Ownership
Land
Mining
Infrastructures
Buildings
Office equipment
Plant equipment
Mold
Total

126.144.297
17.761.194
26.535.866
42.630.305
726.200
82.609.918
52.348.451
348.756.232

44.273.554
50.459.055
7.580.946
(4.631.550)
3.075.000
100.757.005

3.996.765

Assets Under Finance Lease


Plant equipment
3.996.765

78.148.454
2.993.124
1.850.610
1.114.161
3.075.000
87.181.351

45.520.844
50.459.055
1.577.811
38.032.064
135.589.773

(44.273.554)
(50.459.055)
(2.949.396)
(3.075.000)
(100.757.005)

Construction in Progress
79.395.744
Land
Mining
43.728
Infrastructures
3.428.421
Buildings
39.146.225
Plant equipment
Mold
122.014.118
Total

20.943.555
23.838.660
2.487.076
102.102.013
50.519.710
199.891.015
584.605.241

8.517.734
2.303.449
37.918.789
11.978.749
122.352
60.841.073

2.862.008
(2.862.008)
98.840
(98.840)
-

Accumulated Depreciation
32.323.297
Infrastructures
23.280.101
Buildings
2.585.916
Office equipment
139.921.962
Plant equipment
62.498.459
Mold
122.352
Leasing Assets
260.732.087
Total
1.012.106.939
Book Value

Saldo Awal
31 Desember 2011 /
Beginning Balance
December 31,2011

Harga Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah
Prasarana
Bangunan
Perlengkapan
Peralatan
Cetakan
Jumlah
Aset Tetap Dalam Pembangunan
Tanah
Prasarana
Bangunan
Peralatan
Cetakan
Jumlah

Saldo Akhir
31 Desember 2013 /
Ending Balance
December 31,2013

151.281.279
78.930.049
68.709.071
2.487.414
294.251.761
101.655.331
697.314.905

Aset Sewa Pembiayaan


Peralatan

Akumulasi penyusutan
Prasarana
Bangunan
Perlengkapan
Peralatan
Cetakan
Jumlah
Nilai Buku

Details of fixed assets is as follows :


31 Desember 2013 / December 2013
Reklasifikasi
Penambahan /
Pengurangan /
Eliminasi /
Reclassification
Additions
Deductions
Elimination

Saldo Awal
31 Desember 2012 /
Beginning Balance
December 31,2012

Harga Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah
Tambang
Prasarana
Bangunan
Perlengkapan
Peralatan
Cetakan
Jumlah

Keterangan

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

Penambahan /
Additions

31 Desember / December 2012


Reklasifikasi
Pengurangan /
Eliminasi /
Reclassification
Deductions
Elimination

Saldo Akhir
31 Desember 2012 /
Beginning Balance
December 31,2012

149.740.195
57.833.925
63.046.648
2.487.414
194.970.843
70.888.861
538.967.886

1.541.084
21.096.124
5.662.423
45.461.950
23.936.491
158.347.019

53.818.968
6.829.980
60.648.948

28.424.264
2.843.798
8.014.935
6.829.980
46.112.977

49.724.191
149.327
1.850.610
46.918.196
3.075.000
101.717.323

(53.818.968)
(6.829.980)
(60.648.948)

14.489.846
20.739.889
2.477.524
75.854.006
41.875.756
155.437.021
429.643.841

6.453.710
3.098.771
9.552
26.248.006
8.643.954
44.453.993

242

321.699.130
68.220.249
113.046.861
106.707.826
3.213.614
376.861.679
157.078.782
1.146.828.141

Description

Acquisition Cost
Self Ownership
151.281.279
Land
78.930.049
Infrastructures
68.709.071
Buildings
2.487.414
Office equipment
294.251.761
Plant equipment
101.655.331
Mold
697.314.905
Total
Construction in Progress
78.148.454
Land
2.993.124
Infrastructures
1.850.610
Buildings
1.114.163
Plant equipment
3.075.000
Mold
87.181.351
Total
Accumulated Depreciation
20.943.555
Infrastructures
23.838.660
Buildings
2.487.076
Office equipment
102.102.013
Plant equipment
50.519.710
Mold
199.891.015
Total
584.605.241
Book Value

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

11. ASET TETAP (Lanjutan)

Keterangan

11. FIXED ASSET (Continued)

Saldo Awal
31 Desember 2010 /
Beginning Balance
December 31,2010

Harga Perolehan
Kepemilikan langsung
Tanah
Prasarana
Bangunan
Perlengkapan
Peralatan
Cetakan
Jumlah
Aset Tetap Dalam Pembangunan
Tanah
Prasarana
Bangunan
Peralatan
Cetakan
Jumlah
Akumulasi penyusutan
Prasarana
Bangunan
Perlengkapan
Peralatan
Cetakan
Jumlah
Nilai Buku

Penambahan /
Additions

31 Desember / December 2011


Reklasifikasi
Pengurangan /
Eliminasi /
Reclassification
Deductions
Elimination

Saldo Akhir
31 Desember 2011 /
Beginning Balance
December 31,2011

136.809.748
28.467.613
37.293.667
2.487.414
128.866.211
61.188.981
395.113.635

12.930.447
27.228.500
6.781.745
65.865.053
9.699.880
143.854.251

2.137.811
18.971.236
239.579
21.348.626

3.747
3.525
828.421
835.692

28.424.264
2.840.051
21.004.901
7.526.714
6.829.980
66.625.910

(21.008.426)
(340.200)
(21.348.626)

9.927.462
18.693.094
2.445.403
58.478.540
35.310.287
124.854.787
271.094.539

3.694.727
2.914.452
32.121
17.375.466
6.565.469
30.582.235

Description

Acquisition Cost
Self Ownership
149.740.195
Land
57.833.925
Infrastructures
63.046.648
Buildings
2.487.414
Office equipment
194.970.843
Plant equipment
70.888.861
Mold
538.967.886
Total
Construction in Progress
28.424.264
Land
2.843.798
Infrastructures
Buildings
8.014.935
Plant equipment
6.829.980
Mold
46.112.977
Total
Accumulated Depreciation
14.489.846
Infrastructures
20.739.889
Buildings
2.477.524
Office equipment
75.854.006
Plant equipment
41.875.756
Mold
155.437.021
Total
429.643.841
Book Value

Beban penyusutan sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011 masing masing sebesar Rp 60.841.073, Rp 44.453.993 dan Rp 30.582.235 yang dialokasikan ke
beban pokok penjualan

Depreciation expenses December 31, 2013, 2012 and 2011 respectively amounted Rp
60.841.073, Rp 44.453.993 and Rp 30.582.235, which are allocated to cost of good sold

Pada tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011, Perseroan memiliki aset tetap yang
telah disusutkan penuh dan masih digunakan masing - masing sebesar Rp 83.725.965,
Rp 77.391.172 dan Rp 66.368.582

As of December 31, 2013, 2012 and 2011, the Company has property, plant and equipment
thar have been fully depreciated and still in use totaling Rp 83.725.965, Rp 77.391.172 and
Rp 66.368.582

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan atas nilai tercatat aset tetap
tersebut.

Management is of the view that there has been no impairment in the carrying amount of fixed
assets

Berdasarkan penilaian terakhir yang dilakukan oleh Penilai Independen, pada tanggal 31
Desember 2013, oleh KJPP Toha Okky Heru dan Rekan No.153/LP/KJPP-TOH/XXIV,
perseroan mengestimasikan bahwa nilai aset tetap lebih tinggi nilainya sebesar Rp
440.065.061 dibandingkan dengan nilai buku Perseroan pada tanggal tersebut.

Based on the recent appraisal performed by an independent valuer at December 31, 2013,
by KJPP Toha Okky Heru and Rekan No.153/LP/KJPP-TOH/XXIV, the Company estimated
its fixed asset value are higher amounted Rp 440.065.061 in value compared to their book
value at such date.

Perseroan memiliki aset tambang galian C seluas 537.671 m2 untuk batu split yang
berlokasi di Kabupaten Bogor, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Lampung Selatan.
Pemenuhan perijinan untuk masing-masing aset tambang antara lain :
a. Surat Keputusan Bupati Donggala tanggal 18 Oktober 2013 Nomor:
188.45/0568/DESDM Tentang Persetujuan Ijin Usaha Pertambangan (IUP), tanggal
24 September 2013 Nomor: 188.45/0507/BLHD Tentang Ijin Lingkungan Kegiatan
Pertambangan, serta Surat Rekomendasi Kepala Dinas PU tanggal 22 Agustus 2013
Nomor: 660.663/DPU KAB-DGL/VIII/727/2013 Tentang Rekomendasi Tata Ruang

Company have a mining asset types Pit C with area 537.671 m2 to split stone are located in
Kabupaten Bogor, Kabupaten Donggala and Kabupaten South Lampung. Fulfillment
licensing for each of these assets include :
a. Bupati of Donggala Decree dated October 18, 2013 Number 188.45/0568/DESDM On
Approval of Mining Permit (IUP), dated 24 September 2013 Number 188.45/0507/BLHD
About Environmental Permit Mining Activities, and Head of Department of Public Works
Recommendation Letter dated August 22 2013 Numbers 660.663/DPU KABDGL/VIII/727/2013 About Recommendations Spatial

b. Surat Keputusan Kepala Dinas ESDM Kabupaten Bogor tanggal 27 Nopember 2013
Nomor : 541.3/1657-PU/ESDM Tentang Pemberian Wilayah Ijin Usaha
Pertambangan. Surat Keputusan Bupati Bogor Nomor: 541.3/016/Kpts/ESDM/2013
Tentang Pemberian Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Eksplorasi kepada PT. Wijaya
Karya Beton

b. Energy and Mineral Resources Decree of the Head of Kabupaten Bogor dated November
27, 2013 Number 541.3/1657-PU/ESDM About Giving Territory Mining Permit. Bogor
Regency Decree Number 541.3/016/Kpts/ESDM/2013 About Giving Mining Permit (IUP)
to exploration for PT Wijaya Karya Beton.

c. Keputusan Bupati Lampung Selatan Nomor : B/607/I.01/HK/2013 Tentang Pemberian


Izin Lokasi Lahan Seluas 900.000 M untuk Pembangunan Industri Beton dan
Penambangan Kelas C di desa Sumur Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung
Selatan. Serta Keputusan Bupati Lampung Selatan tanggal 17 Juli 2013 Nomor
B/530/IV: HK/2013 Tentang Persetujuan Prinsip Pemanfaatan Ruang

c. Head of Kabupaten South Lampung Decree No.B/607/I.01/HK/2013 On Location Permit


Land Covering an area of 900,000 M for Concrete and Mining Industries
Development Class C Desa Ketapang Kabupaten South Lampung. As well as Head of
Kabupaten South Lampung Decree dated July 17, 2013 No.B/530/IV: HK/2013 about
approval principle in land used

243

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

11. ASET TETAP (Lanjutan)

11. FIXED ASSET (Continued)

Aset dalam pembangunan hak atas tanah, bangunan, prasarana, dan peralatan
merupakan aset atas pembangunan pabrik baru, penambangan batu, perluasan pabrik
existing, maupun penambahan prasarana dan peralatan antara lain di pabrik Lampung
Selatan, Makasar, Sumut, Rumpin, Balikpapan, Lampung, Bogor, Sulsel, dan Karawang.
Berikut persentase aset dalam pembangunan dengan progres sebesar, antara lain tanah
57%, prasarana 85%, bangunan 54%, peralatan pabrik 77%, cetakan 42% yang
diestimasikan akan selesai pada 12(dua belas) bulan. Tidak terdapat hambatan dalam
penyelesaian pembangunan aset tetap tersebut

Construction in progress of land, buildings, infrastructure, and equipment are assets for the
construction of new factories, stone mining, expansion of existing factories, or increase
infrastructure and plant equipment in Lampung Selatan, Makasar, Sumut, Rumpin,
Balikpapan, Lampung, Bogor, Sulsel, and Karawang. Percentage of assets in progress as
land 57%, infranstructure 85%, building 54%, plant equiment 77%, molding 42% were
estimated to be completed by 12(twelve) month. There are no obstacles in the completion of
the construction in progress.

Aset tanah dengan sertifikat HGB No.101, 160 dan 99 seluas 41.744 m2 yang terletak di
Mojosongo, Boyolali dijadikan jaminan kepada PT. Bank CIMB Niaga sesuai perjanjian
perpanjangan kredit No.337/AMD/CB/JKT/2013 tanggal 30 September 2013 berupa
fasilitas Pinjaman Tetap senilai Rp.12.000.000,- dan fasilitas Pinjaman Rekening Koran
senilai Rp 3.000.000,- keduanya berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun mulai
tanggal 11 September 2013 sampai tanggal 14 Juli 2014. Lihat catatan 12

Land assets with Building Ownership Rights Certificate No.101, 160 and 99 of area 41.744
m2 located in Mojosongo, Boyolali as collateral to the PT.Bank CIMB Niaga,Tbk extension of
credit under the agreement No.337/AMD/CB/JKT/2013 dated September 30, 2013 in the
form of Fixed loan facility worth Rp 12.000.000,- Loan Account and facilities valued at Rp
3.000.000,- both are valid for a period of one (1) year beginning on September 11,2013 untill
July 14,2014. See notes 12

Aset tanah dengan sertifikat HGB No. 118, 130, dan 120 seluas 50.186 m2 yang terletak
di Sei Semayang, Sunggal Kabupaten Deli Serdang dan SHGB No. 8, 30 seluas 45.685
m2 yang terletak di Desa Bumi Agung, Natar Kabupaten Pesawaran, Lampung dijadikan
jaminan kepada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., sesuai akta perjanjian kredit
nomor 12, berupa fasilitas Pinjaman KMK Revolving senilai Rp 125.000.000,- dan
Kredit NCL senilai Rp 78.000.000, keduanya berlaku untuk jangka waktu kurang dari 1
(satu) tahun mulai tanggal 13 September 2013 sampai tanggal 13 September 2014.
Lihat catatan 12

Land assets with HGB Certificate No. 118, 130 and 120 of area 50.186 m2 located in Sei
Semayang, Sunggal Kabupaten Deli Serdang and HGB Certificate No. 8 and 30 of area
45.685 m2 located in Desa Bumi Agung, Natar Kabupaten Pesawaran, Lampung as
collateral to the PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk extension of credit under the
agreement No. 12 in the form of KMK Revolving Loan facilities worth Rp 125.000.000, - and
Non Cash Loan facilities valued at Rp 78.000.000, - both are valid for a period of one (1)
year beginning on September 13, 2013 untill September 13, 2014. See notes 12

Aset tanah dengan sertifikat HGB No.408,14, dan 25 seluas 65.103 m2 yang terletak di
Kejapanan Kabupaten Pasuruan dan SHGB No. 3 seluas 36.845 m2 yang terletak di
Kembang Kuning, Cileungsi Kabupaten Bogor dijadikan jaminan kepada PT.Bank
Mandiri (Persero) Tbk, sesuai perjanjian kredit No.CBG.CB1/SPPK.026/2013, berupa
fasilitas Pinjaman KMK Revolving senilai Rp 15.000.000, perjanjian Fixed Loan senilai
Rp 115.000.000, serta Kredit NCL senilai Rp 185.000.000, ketiganya berlaku untuk
jangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun mulai tanggal 11 Mei 2013 sampai tanggal 10
Mei 2014. Lihat catatan 12

Land assets with Building Ownership Rights Certificate No.408,14 and 25 of area 65.103 m2
located in Pasuruan Kejapanan and SHGB No. 3 36.845 m2 area located in Kembang
Kuning, Cileungsi, Kabupaten Bogor as collateral to PT.Bank Mandiri (Persero),Tbk
according to the credit agreement No.CBG.CB1/SPPK.026/2013, a KMK Revolving loan
facility worth Rp 15.000.000, Fixed loan agreement worth Rp 115.000.000, as well as credits
worth Rp 185.000.000 NCL, three valid for a period of less than 1 (one) year from dated May
11, 2013 until May 10, 2014. See notes 12

Aset peralatan mesin di pabrik PPB Pasuruan serta PPB Bogor dijadikan jaminan atas
pinjaman Perseroan kepada PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk dan Bank PT Bank CIMB
Niaga,Tbk. Lihat catatan 12

Asset equipment factory machinery in Pasuruan PPB and Bogor PPB as collateral for the
loan to the company of PT Bank Mandiri(Persero),Tbk and PT Bank CIMB Niaga,Tbk. See
notes 12

Aset tetap perseroan kecuali tanah telah diasuransikan dengan polis standar kebakaran
Indonesia dengan nilai pertangggungan sebesar Rp 162.927.545 pada 31 Desember
2013, dengan rincian sebagai berikut :
Penanggung /
Jenis Aset /
Insurance Company
Type of Assets
PT. Jasa Indonesia
Bangunan dan Mesin Pabrik Boyolali
PT. Jasa Indonesia
Bangunan dan Mesin Pabrik Sumut
PT. Jasa Indonesia
Bangunan dan Mesin Pabrik Pasuruan
PT. Jasa Indonesia
Bangunan dan Mesin Pabrik Sulsel
PT. Jasa Indonesia
Bangunan dan Mesin Pabrik Bogor
PT. Jasa Indonesia
Bangunan dan Mesin Pabrik Majalengka
PT. Asuransi BSAM
Bangunan dan Mesin Pabrik Lampung
Asuransi Himalaya
Bangunan dan Mesin Pabrik Bogor
Jumlah

The fixed asset of the company, excepts landrights, are covered by Indonesian Fire Standard
Policy amounting Rp 162.927.545 on December 31, 2013 under the following insurance
coverage :
Nomor Polis /
Jangka Waktu /
Nilai /
Period
Insurance
Policy Number
202.201.200.13.00031
10/10/13 s.d 10/10/14
14.030.360
202.201.200.13.00035
15/12/13 s.d 15/12/14
21.759.669
202.201.200.13.00005
25/04/13 s.d 25/04/14
18.794.800
202.201.200.13.00030
20/10/13 s.d 20/10/14
10.267.300
202.201.200.13.00010
07/05/13 s.d 07/05/14
20.676.600
202.201.200.13.00023
01/08/13 s.d 01/08/14
10.068.886
1106010314000038
15/12/13 s.d 15/12/14
21.603.500
20/05/13 s.d 20/05/14
PST.0101/2013-00284
45.726.430
162.927.545

Seluruh aset tetap Perseroan dimiliki oleh Perseroan. Manajemen berpendapat bahwa
nilai pertanggungan asuransi tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian
atas aset yang dipertanggungkan.

Entire fixed assets of enterprises owned by the company. Management believes that
insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.

12. PINJAMAN JANGKA PENDEK

12. SHORT TERM LOAN

Rincian fasilitas kredit adalah sebagai berikut :


2013
Pihak Berelasi
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Pinjaman Rekening Koran
Mandiri Fixed Loan
Non Cash Loan
Subjumlah

2012

Details of the credit facility are as follows :


2011

0
2.885.747
80.000.000
64.425.740
147.311.487

12.465.818
12.465.818

244

10.144.073
10.144.073

Related Parties
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Loan Account
Mandiri Fixed Loan
Non Cash Loan
Subtotal

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

12. SHORT TERM LOAN (Continued)


2013

PT Bank BRI (Persero), Tbk


Pinjaman Rekening Koran
Non Cash Loan
Subjumlah
Pihak Ketiga
Rupiah
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
Pinjaman Rekening Koran
Subjumlah
Kredit Mitra Usaha
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk
Subjumlah
Jumlah

2012

2011

25.142.117
25.142.117

5.022.608
5.022.608

5.000.000
3.014
5.003.014

65.751
65.751

2.003.258
2.003.258

709.416
709.416

172.519.354

19.491.685

15.856.502

PT Bank BRI (Persero), Tbk


Loan Account
Non Cash Loan
Subtotal
Third Parties
Rupiah
PT Bank CIMB Niaga, Tbk
Loan Account
Subtotal
Credit Business Partner
PT Bank Mandiri
Subtotal
Total

PT Bank Mandiri (Persero),Tbk


Pada tanggal 6 Mei 2013 Perseroan telah melakukan persetujuan perpanjangan fasilitas
kredit kepada PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan nomor perjanjian
No.CBG.CB1/SPPK.026/2013 .

PT Bank Mandiri (Persero),Tbk


On May 6, 2013 the company has conducted the approval extension of credit facilities to
PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk with agreement No.CBG.CB1/SPPK.026/2013.

Fasilitas yang diberikan berupa Cash Loan dengan total senilai Rp 130 Miliar serta
fasilitas Non Cash Loan dengan limit Rp 185 Miliar.
Tingkat bunga berkisar antara 10% sampai dengan 10.5% per tahun
Masa berlaku perjanjian sesuai perpanjangan fasilitas adalah 11 Mei 2013 sampai
dengan 10 Mei 2014.
Agunan atas perjanjian tersebut berupa Non Fixed Assets (Piutang & Persediaan) dan
Fixed Assets (Tanah & Bangunan)

Facilities provided in the form of Cash Loan with a total value of Rp 130 billion and Non-Cash
Loan facility with a limit of Rp 185 billion.
The interest rate ranged between 10% to 10.5% per year.
The validity period of the agreement according to the extension of facilities is May 11, 2013
until May 10, 2014.
Collateral for the agreement in the form of Non Fixed Assets (Receivables & Inventory) and
Fixed Assets (Land & Buildings).

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan (Negative Covenants) terkait perjanjian diantaranya
adalah :
a. Memindah tangankan barang jaminan.
b. Memperoleh fasilitas kredit baru atau pinjaman lain dari lembaga keuangan lain.
c. Mengikat diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan Perseroan
yang telah dijaminkan kepada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk kepada pihak lain.
Rasio keuangan yang harus diperhatikan :
-. Current Ratio minimal sebesar 100% dan Leverage Ratio maksimal 400%,
sedangkan Current Ratio Perseroan lebih baik dari rasio yang dipersyaratkan yaitu
sebesar 106% dan Leverage Ratio Perseroan lebih baik dari rasio yang
dipersyaratkan yaitu sebesar 300%

Things that should not be done (Negative Covenants) related agreements are :

Fasilitas cash loan Perseroan baru digunakan sebesar Rp 82.885.747, dan fasilitas non
cash loan Perseroan baru digunakan sebesar Rp 64.425.740

Cash loan facilities to be use company is amounted Rp 82.885.747 and non cash loan
facilities to be use company is amounted Rp 64.425.740

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk


Pada tanggal 11 Oktober 2013 PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. telah
menyutujui perpanjangan kredit yang diajukan oleh Perseroan yang tertuang dalam surat
dengan nomor R.II.059-ADK/DKR-2/10/2013.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk


On 11 Oktober 2013 PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk has approval the extension of
credit facilities agreement company with the numbers R.II.059-ADK/DKR-2/10/2013.

Fasilitas yang diberikan berupa Kredit Modal Kerja dengan total senilai Rp 125 Milyar
serta fasilitas Non Cash Loan dengan limit Rp 58 Milyar.
Agunan atas perjanjian tersebut berupa Non Fixed Assets (Piutang & Persediaan) dan
Fixed Assets (Tanah & Bangunan)
Tingkat bunga 10% per tahun
Masa berlaku perjanjian sesuai perpanjangan fasilitas adalah 13 September 2013
sampai dengan 13 September 2014.

Facilities provided in the form of working capital credit with a total value of Rp 125 billion and
Non-Cash Loan facility with a limit of Rp 58 billion.
Collateral for the agreement in the form of Non Fixed Assets (Receivables & Inventory) and
Fixed Assets (Land & Buildings).
The interest rate 10% per year.
The validity period of the agreement according to the extension of facilities is September 13,
2013 until September 13, 2014.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan (Negative Covenants) terkait perjanjian diantaranya
adalah :
a. Mengikatkan diri sebagai penjamin terhadap pihak lain dan atau menjaminkan
kekayaan Perseroan kepada pihak lain, kecuali yang sudah ada saat ini.
b. Mengajukan permohonan pernyataan pailit kepada Pengadilan Niaga untuk
menyatakan pailit nasabah sendiri.
c. Menerima pinjaman/pembiayaan baru dari bank atau lembaga keuangan lainnya,
kecuali yang sudah ada saat ini.
d. Menyewakan asset yang dijaminkan di PT Bank Rakyat Indonesia(Persero),Tbk
kepada pihak lain.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan (Affirmative Covenants) terkait perjanjian diantaranya
adalah :
a. Melakukan penyertaan saham baik kepada grup sendiri maupun Perseroan lainnya di
atas Rp 10 milyar.
b. Melakukan Perubahan susunan pengurus Debitur.
c. Melakukan perubahan anggaran dasar, perubahan modal saham,
melunasi/membayar utang kepada pemegang saham/utang persero sebelum seluruh
utang dan/atau kewajiban-kewajiban pembayaran Debitur kepada BRI dilunasi

Things that should not be done (Negative Covenants) related agreements are :

245

a.
b.
c.

Transfer the collateral.


Getting a new credit facility or other loans from other financial institutions.
Bind itself as guarantor of the debt or pledge assets of the company that has been
pledged to PT Bank Mandiri(Persero),Tbk to other parties.
Financial ratios that must be considered :
-. Current Ratio of at least 100% and Leverage Ratio maximum of 400%, which Current
Ratio Company its better than from ratio requirement amounted 106% and Leverage
Ratio Company its better than from ratio requirement amounted 300%

a.

Bind itself as guarantor for other parties and or pledge of company to another party,
except that already exist today.
b. Apply for a declaration of bankruptcy to the Commercial Court to declare bankruptcy
customers themselves.
c. Receive a loan / financing of the new bank or other financial institution, except that
already exist today.
d. Lease assets as collateral in the PT Bank Rakyat Indonesia(Persero),Tbk to other
parties.
Things that should not be done (Affirmative Covenants) related agreements are :
a.

Such investments do well to own group and other companies over Rp 10 billion.

b.
c.

Action changing board of management borrowers.


Action changing of charter, changing of share capital, pay off debt to
shareholder/company debt before all debt of borrowers to BRI paid off.

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN JANGKA PENDEK (Lanjutan)

12. SHORT TERM LOAN (Continued)

Rasio keuangan yang harus diperhatikan :


-. Debt Equity Ratio maksimal 400%, sedangkan Debt Equity Ratio Perseroan lebih
baik dari ratio yang dipersyaratkan yaitu sebesar 300%

Financial ratios that must be considered :


-. Debt Equity Ratio maximum of 400%, which Debt Equity Ratio Company its better than
from ratio requirement amounted 300%

Fasilitas kredit cash loan baru digunakan Perseroan sebesar Rp 25.142.116, sedangkan
fasilitas non cash loan belum digunakan Perseroan

Cash loan facilities to be use company is amounted Rp 25.142.116, non cash loan facilities
its no to using company

PT Bank CIMB Niaga,Tbk


Pada tanggal 30 September 2013 Perseroan telah melakukan persetujuan perpanjangan
fasilitas kredit kepada Bank CIMB Niaga dengan nomor perjanjian
No.337/AMD/CB/JKT/2013.

PT Bank CIMB Niaga,Tbk


On 30 September 2013 the company has made approval of the extension of credit facilities
to Bank CIMB Niaga No.337/AMD/CB/JKT/2013. agreement with the numbers.

Fasilitas cash loan yang diberikan berupa Kredit Modal Kerja sebesar Rp 12.000.000
dan Pinjaman Rekening Koran sebesar Rp 3.000.000
Tingkat bunga 11,50% dan 11,75% per tahun
Masa berlaku perjanjian sesuai perpanjangan fasilitas adalah 11 September 2013
sampai dengan 14 Juli 2014.
Agunan atas perjanjian tersebut berupa Non Fixed Assets (Piutang & Persediaan) dan
Fixed Assets (Tanah & Bangunan)

Cash loan facilities provided in the form of working capital credit amounted Rp 12.000.000
and overdraft credit amounted Rp 3.000.000
The interest rate 11,50% and 11,75% per year.
The validity period of the agreement according to the extension of facilities is September 11,
2013 until July 14, 2014.
Collateral for the agreement in the form of Non Fixed Assets (Receivables & Inventory) and
Fixed Assets (Land & Buildings).

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan (Negative Covenants) terkait perjanjian diantaranya
adalah :
a. Menjual atau dengan cara lain mengalihkan hak atau menyewakan/menyerahkan
pemakaian seluruh atau sebagian besar kekayaan/asset PEMINJAM, kecuali dalam
rangka menjalankan usaha PEMINJAM sehari-hari.
b. Menjamin langsung maupun tidak langsung pihak ketiga lainnya, kecuali melakukan
endorsemen atas surat-surat yang dapat diperdagangkan untuk keperluan
pembayaran atau penagihan transaksi-transaksi lain yang lazim dilakukan dalam
menjalankan usahanya.
c. Mengadakan Perubahan dari sifat dan kegiatan usaha PEMINJAM seperti yang
sedang dijalankan dewasa ini.
d. Mengadakan merger, konsolidasi akuisisi dan reorganisasi, persetujuan mana akan
diberikan kecuali menurut pertimbangan BANK terdapat alasan yang wajar untuk

Things that should not be done (Negative Covenants) related agreements are :

Fasilitas kredit cash loan baru digunakan Perseroan sebesar Rp 65.751

Cash loan facilities to be use company is amounted Rp 65.751

PT Bank DBS
Pada tanggal 11 Juni 2013 Perseroan telah melakukan penandatanganan perjanjian
kredit dengan PT Bank DBS dengan nomor perjanjian kredit No.354/PFPA-

PT Bank DBS
On June 11, 2013 the company has made approval of the extension of credit facilities to
Bank DBS No.354/PFPA-DBSI/VI/2013 agreement with the numbers.

Fasilitas yang diberikan berupa Kredit Modal Kerja dengan total senilai Rp 25 Milyar
serta fasilitas Non Cash Loan dengan limit Rp 50 Milyar.
Tingkat bunga yang digunakan adalah SIBOR + 2%
Masa berlaku perjanjian sesuai perpanjangan fasilitas adalah 25 April 2013 sampai
dengan 25 April 2014.
Agunan atas perjanjian tersebut berupa Non Fixed Assets (Piutang & Persediaan) dan
Fixed Assets (Tanah & Bangunan)

Facilities provided in the form of working capital credit with a total value of Rp 25 billion and
Non-Cash Loan facility with a limit of Rp 50 billion.
The interest SIBOR + 2%.
The validity period of the agreement according to the extension of facilities is April 25, 2013
until April 25, 2014.
Collateral for the agreement in the form of Non Fixed Assets (Receivables & Inventory) and
Fixed Assets (Land & Buildings).

Fasilitas kredit cash loan dan non cash loan belum digunakan oleh Perseroan

Cash loan and non cash loan facilities by company its no to using

13. UTANG USAHA

Sell or otherwise transfer the rights or rent / surrender all or most of the wealth / assets
of the borrower, unless the borrower in order to run the business day-to-day

b.

Directly or indirectly guaranteeing any third party, except in the above endorsement
letters that can be traded for purposes of payment or other billing transactions are
commonly done in the operations

c.

Entered a change of the nature and course of business that is being run BORROWER like today

d.

Entered into a mergers, acquisition consolidations, and reorganized, which agreement


given except accordings to Bank concideration has fair reason for the rejection.

13. TRADE PAYABLES

Utang pemasok merupakan utang atas pembelian bahan baku untuk pelaksanaan
pekerjaan/proyek, seperti pembelian semen, pasir, besi, plat sambung dan lain-lain.
Utang subkontraktor merupakan utang kepada pihak ketiga atas pekerjaan yang di
subkontraktorkan, seperti pekerjaan stressing, pemasangan, biaya angkut, penurunan
beam, biaya pematokan dan lain-lain. Utang kepada mandor merupakan utang atas
upah pekerja yang melaksanakan pekerjaan/proyek. Utang usaha dalam proses
merupakan utang atas pesanan barang yang sudah diterima oleh Perseroan berupa
berita acara penerimaan barang, namun tagihannya belum diterima.
Rincian utang usaha adalah sebagai berikut :
Utang pemasok
Utang subkontraktor
Utang kepada mandor
Utang usaha dalam proses
Jumlah

a.

2013
153.108.116
87.772.741
5.689.216
78.529.832
325.099.905

Supplier debt is payable on the purchase of raw materials for the execution of the work /
project, such as the purchase of cement, sand, iron, plate and other connection. Debt owed
to the subcontractor is a third party for work at subkontraktorkan, such as stressing the work,
installation, freight costs, reduction in beam, and peg the cost of others. Foreman is a debt
owed to the wages of workers who carry out the work / project. Payables in the process of
debt-to-order goods that have been accepted by the company in the form of the minutes of
receipt of goods, but the bill has not been received.

Details of account payables is as follows :


2012
2011
140.009.986
97.504.409
96.836.167
59.895.218
2.357.949
3.434.601
181.795.955
172.397.014
421.000.057
333.231.242

246

Supplier payables
Subcontractors payables
Payable to foreman
Payables in process
Total

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. UTANG USAHA (Lanjutan)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

13. TRADE PAYABLES (Continued)

Rincian utang usaha berdasarkan mata uang asing :

Details of account payables based on foreign currency :


2011

2013

2012

Pihak ketiga
Rupiah
US Dollar
Euro
SGD
Subjumlah

276.035.064
29.240.586
3.006.125
213.180
308.494.956

305.931.015
74.535.078
6.552.386
861.748
387.880.227

247.098.945
72.124.181
5.375.708
1.455.027
326.053.861

Third Parties
Rupiah
US Dollar
Euro
SGD
Subtotal

Pihak berelasi
Rupiah
Jumlah

16.604.949
325.099.905

33.119.830
421.000.057

7.177.381
333.231.242

Related Parties
Rupiah
Total

Rincian umur utang usaha dihitung sejak tanggal faktur diterima Perseroan adalah
The aging accounts payable is calculated from the invoice have been Company date are as
sebagai berikut :
follows :
223.556.429
288.336.334
293.005.220
Belum Jatuh Tempo
Current Due
Lewat Jatuh Tempo :
Overdue :
88.146.255
118.834.292
31.372.308
> 1 - 60 hari
> 1 - 60 days
11.941.554
1.407.797
3.077.819
> 61 - 150 hari
> 61 - 150 days
661.087
12.419.334
5.775.895
> 151 - 330 hari
> 151 - 330 days
794.580
2.300
> Lebih dari 330 hari
> Over 330 days
Jumlah
325.099.905
421.000.057
333.231.242
Total
Rincian utang usaha kepada pihak berelasi dan pihak ketiga adalah sebagai berikut :
Pihak Ketiga
Pihak Berelasi
Jumlah

308.494.956
16.604.949
325.099.905

Rincian utang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut :


Pihak Ketiga
Utang Pemasok
CV Delta Mas
28.222.227
PT Sumiden Serasi
14.442.399
PT Kingdom Indah
13.647.483
PT Sinar Indah Perkasa
11.728.403
PT Inti Sumber Bajasakti
9.349.846
PT Inti Roda Makmur
4.424.058
PT Focon Indo Beton
4.254.692
PT Mills & Mines Int
3.980.238
PT Prima Cipta Megah
3.321.320
PT Tatchi Engineering
3.209.800
PT Walsin Lippo Industries
Lain-lain Dibawah 3 miliar
55.028.898
151.609.363
Subjumlah
Utang Sub Kontraktor
PT Beton Megah Perkasa Satria
CV Wira Wiri Perkasa
CV Wira Karya Baru
CV Mulia Abadi
PT Summa Logistics
CV Kennedy Motor
PT Dayatara Mitra Sena
CV Atlantico
PT Tandala
CV Belawan Indah
CV Catur Tunggal
Lain-lain Dibawah 3 miliar
Subjumlah
Utang Mandor
Krishnan
Kasmuri
Kamarudin
Paiman
Subagiono
Saldo dipindahkan

Details of account payables to related parties and third parties are as follows :
387.880.227
33.119.830
421.000.057

326.053.861
7.177.381
333.231.242

Third Parties
Related Parties
Total

Details of accounts payable based on customers are as follows :


13.169.410
15.620.745
23.443.761
27.582.495
7.442.507
3.891.445
46.979.327
138.129.690

5.770.948
4.337.767
9.397.899
13.209.137
8.909.534
1.754.567
52.342.062
95.721.914

Third Parties
Supplier Payables
CV Delta Mas
PT Sumiden Serasi
PT Kingdom Indah
PT Sinar Indah Perkasa
PT Inti Sumber Bajasakti
PT Inti Roda Makmur
PT Focon Indo Beton
PT Mills & Mines Int
PT Prima Cipta Megah
PT Tatchi Engineering
PT Walsin Lippo Industries
Other Below 3 billion
Subtotal

6.272.600
4.893.740
4.442.854
3.597.743
3.550.001
2.602.848
2.468.891
1.852.815
1.821.075
1.539.209
41.851.009
74.892.785

3.006.945
5.298.518
4.909.689
3.119.545
7.181.534
2.680.002
4.334.716
37.128.303
67.659.252

1.003.543
3.779.723
1.177.200
76.168
11.181.081
4.223.645
733.294
33.255.407
55.430.061

Subcontractors Payables
PT Beton Megah Perkasa Satria
CV Wira Wiri Perkasa
CV Wira Karya Baru
CV Mulia Abadi
PT Summa Logistics
CV Kennedy Motor
PT Dayatara Mitra Sena
CV Atlantico
PT Tandala
CV Belawan Indah
CV Catur Tunggal
Other Below 3 billion
Subtotal

221.540
523.762
528.520
188.431
173.943
1.636.196

536.220
16.906
206.940
760.066

81.803
316.424
398.226

Payable to Foreman
Krishnan
Kasmuri
Kamarudin
Paiman
Subagiono
Carried forward

247

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

13. UTANG USAHA (Lanjutan)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

13. TRADE PAYABLES (Continued)

Saldo pindahan
Fendy Hidayat
Fairu Zabadi
Basuki Nugroho
Ibrahim
Gunawan Tjokro
Eko Budi
Nugroho N
Netty Saleh
Junaeni
Nurcholis
Sabdo Edi
Kasan Makruf
Abie Pailing
Acwan Buchory
Ismanto
Mahmudi
Rondang
Lain-lain Dibawah 100 juta
Subjumlah

2013
1.636.196
475.500
112.030
198.510
96.731
398.812
97.947
155.000
132.692
388.851
614.531
265.913
117.500
170.531
270.844
557.628
5.689.216

2012
760.066
57.200
57.200
118.000
330.704
117.500
171.387
219.600
24.458
206.000
295.833
2.357.948

2011
398.226
155.098
210.500
448.523
83.472
117.505
305.265
1.716.012
3.434.601

Brought forward
Fendy Hidayat
Fairu Zabadi
Basuki Nugroho
Ibrahim
Gunawan Tjokro
Eko Budi
Nugroho N
Netty Saleh
Junaeni
Nurcholis
Sabdo Edi
Kasan Makruf
Abie Pailing
Acwan Buchory
Ismanto
Mahmudi
Rondang
Other Below 100 million
Subtotal

Utang Usaha Dalam Proses


PT Sinar Indah Perkasa
PT Sumiden Serasi Wire Product
PT Inti Sumber Baja Sakti
CV Delta Mas
PT Kingdom Indah
PT Mills & Mines International
PT Walsin Lippo Industries
PT Prima Cipta Megah Jaya
PT EXXA
CV Global Jaya
PT Kima
PT Loka Ganda Artha
PT Artha Raksa
Lain-lain Dibawah 3 miliar
Subjumlah
Jumlah

19.245.168
7.293.725
5.920.195
3.614.611
2.762.896
2.127.940
1.023.418
48.093
34.267.545
76.303.592
308.494.956

14.096.778
15.407.943
24.338.393
10.435.449
8.213.735
3.829.004
3.854.607
5.834.341
21.620.000
5.279.272
24.956.912
894.930
105.450
40.866.522
179.733.337
387.880.227

17.596.485
12.158.247
21.340.217
21.418.435
12.007.259
3.276.965
5.170.850
1.741.758
6.573.550
3.991.357
66.192.161
171.467.285
326.053.861

Payables in The Process


PT Sinar Indah Perkasa
PT Sumiden Serasi Wire Product
PT Inti Sumber Baja Sakti
CV Delta Mas
PT Kingdom Indah
PT Mills & Mines International
PT Walsin Lippo Industries
PT Prima Cipta Megah Jaya
PT EXXA
CV Global Jaya
PT Kima
PT Loka Ganda Artha
PT Artha Raksa
Other Below 3 billion
Subtotal
Total

Pihak Berelasi
Utang Pemasok
Kopkar Beton Makmur Wijaya
Kopkar PPB Sumut
Kopkar Wika
PT Wijaya Karya Realty
Kopkar Gema Wika
Kopkar PPWB Sulsel
PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi
Kopkar Sejahtera
Subjumlah

572.199
212.480
241.591
173.168
91.996
1.448
18.716
1.311.597

81.473
240.654
593.983
233.546
3.784
685.245
41.611
1.880.296

128.478
126.375
371.071
1.156.571
1.782.495

Related Parties
Supplier Payables
Kopkar Beton Makmur Wijaya
Kopkar PPB Sumut
Kopkar Wika
PT Wijaya Karya Realty
Kopkar Gema Wika
Kopkar PPWB Sulsel
PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi
Kopkar Sejahtera
Subtotal

Utang Sub Kontraktor


PT Pindad (Persero)
Subjumlah

12.879.956
12.879.956

29.176.915
29.176.915

4.465.157
4.465.157

Subcontractors Payables
PT Pindad (Persero)
Subtotal

Utang Usaha Dalam Proses


Kopkar Beton Makmur Wijaya
Kopkar PPB Sumut
Kopkar PPWB Unit Sulsel
PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi
Lain-lain Dibawah 50 juta
Subjumlah
Jumlah

2.215.504
193.040
4.852
2.413.396
16.604.949

1.366.960
52.519
637.200
5.940
2.062.619
33.119.830

244.163
563.680
121.886
929.729
7.177.381

Payables in The Process


Kopkar Beton Makmur Wijaya
Kopkar PPB Sumut
Kopkar PPWB Unit Sulsel
PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi
Other below Rp 50 Milion
Subtotal
Total

248

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

14. PERPAJAKAN

14. TAXES

Rincian perpajakan sebagai berikut :


2013

Details of taxes as follows :


2011

2012

Pajak Dibayar Dimuka


Pajak Pertambahan Nilai
PT Wijaya Karya Beton - Induk
PT Wika Kobe - Entitas Anak
PT Wika Kraton - Entitas Anak
Jumlah

24.293.027
8.317.630
4.200.000
36.810.657

20.440.383
4.112.744
24.553.127

28.736.105
28.736.105

Prepaid Tax
Value Added Tax
PT Wijaya Karya Beton - Holding
PT Wika Kobe - Subsidiaries
PT Wika Kraton - Subsidiaries
Total

Utang Pajak - Entitas Induk


PPh pasal 21
PPh pasal 23
PPh pasal 29
PPh Final Jasa Konstruksi
Subjumlah

466.768
437.405
23.200.795
198.708
24.303.676

295.411
511.094
42.457.089
112.211
43.375.805

337.617
776.096
37.245.521
223.655
38.582.889

Tax Payables - Parents Entity


Tax Article 21
Tax Article 23
Tax Article 29
Final for Construction Services Tax
Subtotal

Utang Pajak - Entitas Anak


PPh pasal 23
PT Wika Kobe - Entitas Anak
PPh Final Jasa Konstruksi
PT Wika Kobe - Entitas Anak
Subjumlah
Jumlah utang pajak konsolidasian
Perhitungan pajak kini adalah sebagai berikut :
Laba konsolidasian sebelum
Pajak penghasilan
Laba sebelum pajak penghasilan
Entitas anak
Pembalikan atas jurnal eliminasi antar
Perseroan pada saat konsolidasi
Laba sebelum pajak penghasilan
Perseroan
Ditambah :
Penyusutan - akuntansi
Penyisihan (pemulihan) pencadangan piutang
Pembentukan imbalan paska kerja
Biaya representasi dan sumbangan
Denda pajak
Jumlah
Dikurangi :
Penyusutan - fiskal
Realisasi imbalan paska kerja
Penghasilan yang kena final
Jumlah
Laba kena pajak
Beban pajak kini
Pembayaran Pajak Dimuka :
Pajak kini
Dikurangi :
PPh pasal 22
PPh pasal 23
PPh pasal 25
Utang PPh Pasal 29
Beban Pajak Penghasilan
Pajak Kini
Pajak Final
Pajak Tidak Final
Pajak Tangguhan
Jumlah beban (penghasilan) pajak

29.619

1.031

29.619
24.333.295

20.888
21.919
43.397.724

38.582.889

Tax Payables - Subsidiaries


Tax Article 23
PT Wika Kobe - Subsidiaries
Final for Construction Services Tax
PT Wika Kobe - Subsidiaries
Subtotal
Total tax payables consolidated
Current tax calculation is as follows :
Consolidated income before
Income tax
Income before income tax
Subsidiaries
Reversal of inter-company eliminating
entries during consolidated
Income before income tax
Company
Added :
Depreciation - accounting
Allowance (recorvery) for receivables
Expenses for employee benefits
Expenses of representation
Others
Total
Reduced :
Depreciation - fiscal
Contibution for employee benefits
Final taxable income
Total
Taxable income
Current tax expense

328.521.640

233.681.065

4.360.601

(913.884)

5.938.147

332.882.240

238.705.327

189.765.371

60.622.931
1.118.390
5.728.224
2.744.208
156.970
70.370.723

44.468.163
1.168.662
12.510.379
1.166.721
1.980.754
61.294.680

31.215.608
18.225.378
3.892.228
740.660
1.339.743
55.413.617

73.352.109
2.827.046
42.984.870
119.164.025
284.088.938
71.022.235

37.120.738
34.300.676
71.421.414
228.578.593
57.144.648

33.614.950
938.730
21.401.460
55.955.140
189.223.848
47.305.962

71.022.235

57.144.648

47.305.962

(6.913.311)
(538.100)
(40.370.028)
23.200.795

(3.432.854)
(2.201.174)
(9.053.532)
42.457.089

(1.977.716)
(1.491.882)
(6.590.842)
37.245.521

Prepaid Income Tax :


Current Tax
Reduced :
Tax Article 22
Tax Article 23
Tax Article 25
Tax Article 29 Payables

(2.731.386)
(47.305.962)
4.694.884
(45.342.464)

Income Tax Expense


Current Tax
Final Tax
Non - Final Tax
Deferred Tax
Total expenses (income) tax

(3.266.973)
(71.022.235)
(13.026.189)
(87.315.397)

(2.425.209)
(57.144.648)
5.256.903
(54.312.954)

Perhitungan laba kena pajak hasil rekonsiliasi menjadi dasar pengisian Surat
Pemberitahuan Tahunan(SPT) Pajak yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak

249

Taxable income has been reported to Surat Pemberitahuan Tahunan(SPT) tax as that
delivered to tax office

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

14. PERPAJAKAN (Lanjutan)

14. TAXES (Continued)

Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan


Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan adalah sebagai berikut :

Deferred Tax (Liabilities) Asset


Details of deferred tax (liabilities) asset are as follows :
Dibebankan ke laba rugi /
Credited to statement of
comprehensive income

2013
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
entitas induk :
Penyisihan (Pemulihan) cadangan piutang
Pembentukan cadangan
manfaat pegawai
Perbedaan nilai buku aset tetap
komersial dengan fiskal
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
akhir tahun - Entitas Induk
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
entitas anak :
Perbedaan nilai buku aset tetap
komersial dengan fiskal
Utang sewa pembiayaan
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
akhir tahun - Entitas Anak
Jumlah Pajak Tangguhan Konsolidasian

8.833.210

(3.271.768)

12.104.978

6.120.677

1.359.841

4.760.836

(10.121.492)

(12.070.330)

1.948.838

4.832.396

(13.982.256)

18.814.652

9.266
947.087

8.980
947.087

286
-

956.353
5.788.750

956.067
(13.026.189)

286
18.814.939

Dibebankan ke laba rugi /


Credited to statement of
comprehensive income

2012
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
entitas induk :
Penyisihan (Pemulihan) cadangan piutang
Pembentukan cadangan
manfaat pegawai
Perbedaan nilai buku aset tetap
komersial dengan fiskal
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
akhir tahun - Entitas Induk
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
entitas anak :
Perbedaan nilai buku aset tetap
komersial dengan fiskal
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
akhir tahun - Entitas Anak
Jumlah Pajak Tangguhan Konsolidasian

292.165

11.812.813

4.760.836

3.127.595

1.633.241

1.948.838

1.836.856

111.982

18.814.652

5.256.616

13.558.036

286

286

286
18.814.939

286
5.256.903

13.558.036

Dibebankan ke laba rugi /


Credited to statement of
comprehensive income

Deferred tax (liabilities) asset


parents entity
Allowance for receivables
The formation of employee
benefit reserves
Depreciation differences
commercial with fiscal
Deferred tax (liabilities) asset
end of the year - Entity Parents
Deferred tax (liabilities) asset
subsidiries
Depreciation differences
commercial with fiscal
Lease payables
Deferred tax (liabilities) asset
end of the year - Subsidiaries
Total Deferred Tax Consolidated

2011

12.104.978

2011
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
entitas induk :
Penyisihan (Pemulihan) cadangan piutang
Pembentukan cadangan
manfaat pegawai
Perbedaan nilai buku aset tetap
komersial dengan fiskal
Aset (Liabilitas) Pajak Tangguhan
akhir tahun - Entitas Induk

2012

Deferred tax (liabilities) asset


parents entity
Allowance for receivables
The formation of employee
benefit reserves
Depreciation differences
commercial with fiscal
Deferred tax (liabilities) asset
end of the year - Entity Parents
Deferred tax (liabilities) asset
subsidiries
Depreciation differences
commercial with fiscal
Deferred tax (liabilities) asset
end of the year - Subsidiaries
Total Deferred Tax Consolidated

2010

11.812.813

4.556.345

7.256.468

1.633.241

738.374

894.867

111.982

(599.835)

711.817

13.558.036

4.694.884

8.863.152

Deferred tax (liabilities) asset


parents entity
Allowance for receivables
The formation of employee
benefit reserves
Depreciation differences
commercial with fiscal
Deferred tax (liabilities) asset
end of the year - Entity Parents

Manajemen berkeyakinan bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan
waktu dapat direalisasikan pada tahun-tahun mendatang.

The management believes that the deferred tax assets that resulted from the temporary
differences are realizable in future years

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Empat melakukan pemeriksaan atas
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak bulan April sampai dengan
Oktober tahun 2007 sebagai hasil akhir pemeriksaan pada tanggal 26 Juni 2013, Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) mengeluarkan sebanyak 6 (enam) Surat Ketetapan Pajak (SKP)
total nilai sebesar Rp.140.735 dan telah dilakukan pembayaran pada tanggal 10 Juli
2013, dan KPP Pratama Cileungsi pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret,
melakukan pemeriksaan atas Pajak Penghasilan pada Pabrik Produk Beton Bogor
dengan mengeluarkan SKP senilai Rp 16.234 di bulan Agustus 2013.

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Taxpayer Big Four audit the Value Added Tax on Goods and
Services Tax Period 2007 As a result of the final examination on June 26, 2013, as many as
6 (Six) LTO issued a tax assessment letter ("SKP") the total value of Rp.140.735 and
payment has been made on the date of July 10, 2013, and KPP Pratama Cileungsi at
February untul March to examine income tax on Pabrik Produk Beton Bogor by issuing SKP
worth Rp 16 234 in August 2013.

250

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

15. UANG MUKA DITERIMA

15. ADVANCES RECEIVED

Rincian uang muka diterima dimuka per wilayah penjualan adalah sebagai berikut:
2013
2.308.879
Wilayah penjualan I Sumatera Utara
411.966
Wilayah penjualan II Sumatera Selatan
37.115.632
Wilayah penjualan III DKI Jakarta
15.832.092
Wilayah penjualan IV Jawa Tengah
20.363.462
Wilayah penjualan V Jawa Timur
2.424.411
Wilayah penjualan VI Sulawesi Selatan
78.456.443
Jumlah

Details of advances received from sales per region is as follows :


2012
2011
488.000
6.820
Sales Region I North Sumatra
1.997.046
2.595.709
Sales Region II South Sumatra
30.370.957
34.313.127
Sales Region III Jakarta
1.663.570
1.205.588
Sales Region IV Central Java
887.531
2.763.256
Sales Region V East Java
9.430.833
Sales Region VI South Sulawesi
35.407.103
50.315.332
Total

Rincian uang muka pelanggan adalah sebagai berikut :


Pihak Ketiga
PT D & C Engineering Company
PT Rayon Utama Makmur
PT Pakuwon Jati
Shanghai Const - WIKA - WASKITA JO
PT Semeru Surya
PT Tiara Metropolitan
PT Jaya Obayashi
PT Inti Bendungan Rejeki
PT Bumi Rama Nusantara
PT Trilogi Surya Wasesa
PT Kalimantan Agro
PT Karya Teknik Utama
PT Basuki Rahmanta
PT Sinar Balikpapan
PT Maju Mapan Makmur
PT Sigma Mutiara
PT Saipem Indonesia
PT Karunia Overseas
PT Multi Artha Pratama
PT Krakatau Engineering
PT Kajima
Lain - lain Dibawah 1 Miliar
Subjumlah

4.650.954
2.924.076
2.420.708
2.204.321
2.030.400
1.548.533
1.324.517
1.323.610
1.205.640
1.173.000
1.162.080
1.154.222
1.107.200
1.100.793
1.000.000
197.889
22.835.197
49.363.141

3.597.126
2.786.172
2.843.300
2.563.080
1.570.066
1.530.080
77.445
8.217.566
23.184.835

3.740.797
3.502.549
1.027.217
16.891.927
25.162.490

Pihak Berelasi
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Waskita Karya (Persero) Tbk
PT Pemb. Perumahan (Persero) Tbk
PT Hutama Karya (Persero)
PP - WIKA KSO
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Nindya Karya (Persero)
Lain-lain Dibawah 1 miliar
Subjumlah
Jumlah

10.768.489
4.516.265
4.625.864
4.556.137
2.237.532
2.389.015
29.093.302
78.456.443

5.221.071
4.562.184
480.000
1.009.505
781
490.575
458.153
12.222.269
35.407.103

4.233.225
8.473.219

Jumlah tersebut merupakan uang muka yang diterima dari pembeli berdasarkan kontrak
dan akan diperhitungkan secara periodik (proporsional) dengan tagihan terminnya.

16. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA


Rincian pendapatan diterima dimuka per wilayah penjualan adalah sebagai berikut :
2013
Kantor Pusat
70.845.228
Wilayah penjualan I Sumatera Utara
96.864.110
Wilayah penjualan II Sumatera Selatan
217.610.264
Wilayah penjualan III DKI Jakarta
217.290.779
Wilayah penjualan IV Jawa Tengah
182.178.441
Wilayah penjualan V Jawa Timur
127.014.072
Wilayah penjualan VI Sulawesi Selatan
911.802.894
Jumlah

3.708.368
8.738.030
25.152.842
50.315.332

Details of advances received customers :


Third Parties
PT D & C Engineering Company
PT Rayon Utama Makmur
PT Pakuwon Jati
Shanghai Const - WIKA - WASKITA JO
PT Semeru Surya
PT Tiara Metropolitan
PT Jaya Obayashi
PT Inti Bendungan Rejeki
PT Bumi Rama Nusantara
PT Trilogi Surya Wasesa
PT Kalimantan Agro
PT Karya Teknik Utama
PT Basuki Rahmanta
PT Sinar Balikpapan
PT Maju Mapan Makmur
PT Sigma Mutiara
PT Saipem Indonesia
PT Karunia Overseas
PT Multi Artha Pratama
PT Krakatau Engineering
PT Kajima
Other Below 1 Billion
Subjumlah
Related Parties
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Waskita Karya (Persero) Tbk
PT Pemb. Perumahan (Persero) Tbk
PT Hutama Karya (Persero)
PP - WIKA KSO
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Nindya Karya (Persero)
Other below 1 billion
Subtotal
Total

The amount represents advances received from the purchaser under the contract and will be
calculated on a periodic basis (proportionally) to the terms of his bill.

16. UNEARNED REVENUE


Details of unearned revenue per sales region is as follows :
2012
2011
1.020.681
2.041.362
Head Office
142.147.681
103.366.521
Sales Region I North Sumatra
104.141.346
74.090.625
Sales Region II South Sumatra
276.851.320
213.536.641
Sales Region III Jakarta
148.773.976
73.445.671
Sales Region IV Central Java
208.670.340
101.438.871
Sales Region V East Java
81.054.202
64.034.681
Sales Region VI South Sulawesi
962.659.545
631.954.372
Total

251

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

16. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA (Lanjutan)

16. UNEARNED REVENUE (Continued)

Rincian pendapatan diterima dimuka per pelanggan adalah sebagai berikut :


2013
Pihak Ketiga
PT D & C Engineering Company
53.524.877
PT Kawahape Jaya Indonesia
23.243.014
PT Tripatra Engineer & Constructor
22.714.647
PT Paton Buana Semesta
17.397.557
PT Bangun Makmur Utama
16.685.340
PT Sinar Balikpapan
15.860.915
PT Jaya Obayashi
15.752.533
PT Semeru Surya Semen
15.257.400
China Harbour Ind
10.736.321
PT Rekayasa Industri
8.637.758
PT VICO Indonesia
7.950.000
PT Modern Surya Jaya
7.789.023
PT Wiratama Karya Nugraha
7.785.892
PT Ghaitsa Zahira Shofa
7.074.045
Yayasan Budha Tzuchi
7.047.228
Istaka Karya - Sumber Sari JO
6.996.218
PT Bina Karya Prima
6.733.531
PT Tiara Metropolitan Indah
6.411.390
PT Tiara Multi Teknik
5.847.183
5.811.150
PT CB. Polaindo
CHEC - CSCEC - HK JO
5.804.575
PT Astra Honda Motor
5.753.708
PT Mitra Pondasi Tama
5.596.637
PT Dua Samudera Perkasa
5.521.715
PT Melati Tunggal Intiraya
5.282.233
PT Hindoli
5.251.989
Wijaya Karya - Usaha Multi Guna KSO
5.174.400
PT Dian Berda
5.132.087
PT Elang Perkasa Indosakti
5.044.252
PT Cemerlang SK
PT Modern Surya Jaya
PT Sigma Mutiara
PT Karya Teknik Utama
GPEC - Bagus Karya JO
PT Krakatau Engineering
Lain - lain Dibawah 5 miliar
371.078.392
Subjumlah
688.896.008

3.657.861
15.430.635
7.722.000
1.390.938
4.555.440
38.130.836
14.430.360
16.249.094
35.670.368
418.113.585
555.351.118

22.879.656
4.752.000
7.431.755
1.438.824
18.461.049
14.637.509
228.558.597
298.159.389

Third Parties
PT D & C Engineering Company
PT Kawahape Jaya Indonesia
PT Tripatra Engineer & Constructor
PT Paton Buana Semesta
PT Bangun Makmur Utama
PT Sinar Balikpapan
PT Jaya Obayashi
PT Semeru Surya Semen
China Harbour Ind
PT Rekayasa Industri
PT VICO Indonesia
PT Modern Surya Jaya
PT Wiratama Karya Nugraha
PT Ghaitsa Zahira Shofa
Yayasan Budha Tzuchi
Istaka Karya - Sumber Sari JO
PT Bina Karya Prima
PT Tiara Metropolitan Indah
PT Tiara Multi Teknik
PT CB. Polaindo
CHEC - CSCEC - HK JO
PT Astra Honda Motor
PT Mitra Pondasi Tama
PT Dua Samudera Perkasa
PT Melati Tunggal Intiraya
PT Hindoli
Wijaya Karya - Usaha Multi Guna KSO
PT Dian Berda
PT Elang Perkasa Indosakti
PT Cemerlang SK
PT Modern Surya Jaya
PT Sigma Mutiara
PT Karya Teknik Utama
GPEC - Bagus Karya JO
PT Krakatau Engineering
Other below 5 billion
Subtotal

Pihak Berelasi
PT Waskita Karya (Persero) Tbk
PT Hutama Karya (Persero)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Pemb. Perumahan (Persero) Tbk
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
WIKA - PP JO
PT PINDAD (Persero)
Istaka - Sumber Sari JO
Lain - lain Dibawah 5 miliar
Subjumlah
Jumlah

50.247.898
18.234.094
66.905.381
26.761.840
14.698.712
138.302.384
35.537.588
20.652.894
35.967.635
407.308.427
962.659.545

63.518.670
13.538.834
58.374.982
73.737.897
5.626.285
22.707.164
45.009.257
18.778.497
32.503.397
333.794.983
631.954.372

Related Parties
PT Waskita Karya (Persero) Tbk
PT Hutama Karya (Persero)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Pemb. Perumahan (Persero) Tbk
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
WIKA - PP JO
PT PINDAD (Persero)
Istaka - Sumber Sari JO
Lain - lain Dibawah 5 miliar
Subtotal
Total

40.468.514
38.917.638
30.752.824
27.338.654
26.175.460
20.435.541
16.477.929
8.905.982
6.302.220
7.132.123
222.906.886
911.802.894

2012

Jumlah tersebut merupakan kewajiban prestasi pengiriman order yang harus dipenuhi
sehubungan dengan tagihan kepada pelanggan telah dilaksanakan dan belum
memenuhi kriteria pengakuan penjualan.

17. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR

The amount represent the delivery order performance obligations in connection with bills to
customers has been implemented and do not meet the criteria for recognition of sales

17. ACCRUED EXPENSES

Rincian beban masih harus dibayar adalah sebagai berikut :


Beban Pelaksanaan Proyek
Beban Usaha
Beban Produksi
Beban Lain-lain
Jumlah

Details of unearned revenue per customers :


2011

2013
184.873.568
58.069.507
7.144.482
4.346.250
254.433.807

Details of accrued expenses is as follows :


2012
2011
189.114.251
229.767.218
56.249.780
76.291.402
29.774.936
4.278.322
2.937.227
1.554.849
278.076.194
311.891.791

252

Project Management Expenses


Operating Expenses
Production Expenses
Other Expenses
Total

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

17. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR (Lanjutan)

17. ACCRUED EXPENSES (Continued)

Beban pelaksanaan proyek akan dibayar merupakan biaya atas distribusi, perawatan
Project implementation expenses will be paid is a maintenance cost and installation of the
dan pemasangan produk dilapangan atau proyek yang di tangguhkan sehubungan
products in field or which were deferred project in relation to the time difference between the
dengan perbedaan waktu antara pengakuan penjualan dan saat terjadinya pengiriman
sales recognition and the time of delivery of the product.
produk. Dengan perincian sebagai berikut :
170.950.362
194.097.740
Subkontraktor
169.105.696
Subcontractors
6.514.216
26.933.599
Upah Tenaga Kerja
6.104.903
Labour
9.446.867
4.595.836
Distribusi
5.661.889
Distribution
2.202.806
4.140.044
Material
4.001.081
Materials
189.114.251
229.767.218
Jumlah
184.873.568
Total
Beban usaha yang masih harus dibayar merupakan biaya yang belum ditagihkan oleh
pihak ketiga sehubungan dengan aktivitas umum dan administrasi perseroan.

Accrued expenses of operating which still have to paid represents obligation which not yet
been billed from third parties referring to company public activity and administration

Beban produksi yang masih harus dibayar merupakan biaya yang belum ditagihkan oleh
pihak ketiga maupun tenaga kerja sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.

Accrued expenses of production is represents outstanding from expenditures that should be


paid to third parties or project tempory workers

18. UTANG LAIN-LAIN

18. OTHER PAYABLES

Rincian utang lain-lain adalah sebagai berikut :


2013
Utang pihak ketiga
Utang Pensiun Hari Tua
Utang Astek dan Askes
Lain-lain
Utang pihak berelasi
Utang atas KopKar Mitra Satya
PT Wijaya Karya(Persero) Tbk
Pembebanan biaya
Pengalihan tanah KIW
Jumlah

2012

Details of other payables is as follows:


2011

27.819
25.638
1.121.804

17.154
8.362
-

17.255
11.099
-

393.455

161.951

19.117.026
6.173.933
26.466.220

11.390.265
6.173.933
17.983.169

8.753.283
12.128.197
21.071.786

Third parties payable


Retirement payable
Astek and Askes payable
Others
Related parties payable
Payable on KopKar Mitra Satya
PT Wijaya Karya(Persero) Tbk
Expenses cost
Land acquisition in KIW
Total

Utang pensiun hari tua merupakan utang kepada Dana Pensiun Wijaya Karya, sesuai
dengan SK No.01.01/A.DIR.0053/98 tanggal 10 Juni 1998, iuran tersebut dibebankan
sebesar 5 % dari gaji pokok dan tunjangan tetap, sedangkan sebesar 10 % dari gaji
pokok dan tunjangan tetap ditanggung oleh Perseroan.

Retirement payable is payable to the Pension Fund Wijaya Karya, in accordance with Decree
No. SK.01.01/A.DIR.0053/98 dated June 10, 1998, the contribution will be charged at 5% of
basic salary and fixed allowances, while 10% of basic salary and fixed allowances paid by
the company.

Utang astek merupakan utang kepada PT Jamsostek untuk jaminan kecelakaan kerja,
iuran tersebut dibebankan kepada pegawai sebesar 2% dari gaji, sedangkan 2,4%
ditanggung oleh Perseroan.

Astek payable is a payable to PT Jamsostek for work accident insurance, fees are charged to
the employees of 2% of salary, while 2,4% is paid by the company.

Utang askes merupakan utang kepada PT BNI Life Insurance sesuai dengan polis No.
0258/PK-KES/0702, dengan periode sejak 1 Januari 2013 - 31 Desember 2013, iuran
tersebut dibebankan semuanya kepada Perseroan. Utang askes kepada PT BNI Life
Insurance diperuntukan pegawai organik (popno), sedangkan untuk pegawai terampil
(petra) diasuransikan kepada PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, dengan perjanjian
No. 0113M20131033381 tanggal 1 Januari 2013 untuk periode sampai dengan 31
Desember 2013. Fasilitas yang diberikan dalam asuransi antara lain : rawat inap, rawat
jalan, gigi dan lain-lain.

Askes payable is payable to PT BNI Life Insurance in accordance with policy No. 0258/PKKES/0702, with period from January 1, 2013 untill December 31, 2013, all fees are charged
to the company. Askes payable to PT BNI Life Insurance employee designated organic
(popno), while for skilled employees (petra) insured with PT Asuransi Jiwa Inhealth
Indonesia, with agreement No. 0113M20131033381 date of January 1, 2013 untill December
31, 2013. Facilities provided by the insurance include : inpatient, outpatient, dental and
others.

Utang pengalihan tanah KIW merupakan utang PT Wijaya Karya Beton kepada PT
Wijaya Karya(Persero),Tbk atas pengalihan tanah Kawasan Industri WIKA (KIW) dengan
nilai sebesar Rp 33.079.245.000 sesuai dengan surat permohonan No.SE.01.01/WB0A.522/2007 tanggal 27 Desember 2007 oleh PT Wijaya Karya Beton tentang
pengalihan tanah Kawasan Industri Wika (KIW) telah disetujui dan ditandatangani oleh
kedua belah pihak. Akan dilakukan pembayaran dengan tidak menyebutkan jangka
waktu pembayarannya dan tidak dikenakan bunga.

Land acquisition in WIKA Industrial Estate (KIW) is a payable of PT Wijaya Karya Beton to a
PT Wijaya Karya (Persero), Tbk over land transfer WIKA Industrial Estate (KIW) with a value
of Rp 33.079.245.000 in accordance with the letter of request No.SE.01.01/WB-0A.522 /
2007 dated December 27, 2007 by PT Wijaya Karya Beton on land transfers Wika Industrial
Estate (Kiw) has been approved and signed by both parties. Payment will be made no
mention of the payment period and no interest bearing.

19. IMBALAN PASKA KERJA

19. POST EMPLOYEE BENEFITS

Perseroan setiap tahun mencadangkan donasi kepada peserta/pegawai yang akan


pensiun guna memberikan kompensasi atas hak ganti rugi, pesangon dan penghargaan
masa kerja sesuai UU No. 13 tahun 2003.

253

The Company reserves the donation each year to participants / employees who will retire in
order to provide compensation for the right to compensation, severance and gratuity
according to Law no. 13 of 2003

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

19. IMBALAN PASKA KERJA (Lanjutan)

19. POST EMPLOYEE BENEFITS (Continued)

Perhitungan atas imbalan paska kerja tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
dilakukan oleh Perseroan konsultan aktuaria PT Dian Artha Tama No.
122/PSAK/DAT/I/2014 tanggal 8 Januari 2014, No.645/PSAK/DAT/II/2013 tanggal 21
Februari 2013, No.084/PSAK/DAT/I/2012 tanggal 31 Januari 2012, dengan
menggunakan metode Projected Unit Credit.

Calculation of pension post employment benefits on December 31, 2013, 2012 and 2011
performed by an actuarial consulting firm PT Dian Artha Tama No.122/PSAK/DAT/I/2014
dated January 8, 2014, No.645/PSAK/DAT/II/2013 dated February 21, 2013,
No.084/PSAK/DAT/I/2012 dated January 31, 2012, using the Projected Unit Credit.

Asumsi aktuarial pokok yang digunakan adalah sebagai berikut :


The principal actuarial assumtion used are as follows :
Mortalita
CSO - 1980
Tingkat Cacat
0,01 % pertahun / per year
Tingkat Pensiun Dipercepat
0,05 % pertahun / per year
Tingkat Pengunduran Diri
1 % pertahun / per year
Kenaikan Gaji Yang Diharapkan
10 % pertahun / per year
Bunga Teknis
7 % pertahun / per year (2011), 6 % Pertahun / per year (2012)
dan (and) 8,5% pertahun / per year (2013)
Metode
Projected Unit Credit

Mortality
Disability rate
Accelerated Retirement rate
Resignation rate
Future Salary Increase
Technical interest
Method

Liabilitas imbalan kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah
The employee benefits obligation recognised in the consolidated statements of financial
sebagai berikut :
position is determined as follows :
2013
2012
2011
Imbalan kerja jangka panjang
24.482.713
18.754.490
6.244.112
long-term employee
24.482.713
18.754.490
6.244.112
Jumlah
Total
Biaya bersih yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai
Net expenses recognised in the consolidated statement of comprehensive income is as
berikut :
follows :
Beban imbalan kerja jangka panjang
5.728.222
6.266.268
2.069.771
Long - term employee
5.728.222
6.266.268
2.069.771
Jumlah
Total
Liabilitas imbalan kerja yang diakui di laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai
The employee benefits obligation recognised in the consolidated statements of financial
berikut :
position is determined as follows :
Nilai kini dari kewajiban
66.264.927
67.065.189
45.591.516
Present value of obligations
Nilai wajar dari aset program
(22.856.131)
(20.216.182)
(19.175.226)
Fair value of plan assets
Biaya jasa lalu yang belum diakui
(1.853.060)
(31.058.158)
(17.613.351)
Unrecognised past service cost
Keuntungan aktuarial yang belum diakui
(17.073.023)
2.963.640
(2.558.827)
Unrecognised actuarial gains
24.482.713
18.754.490
6.244.112
Jumlah
Total
Mutasi liabilitas imbalan kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian
The movement of employee benefits obligation recognised in the consolidated statements of
adalah sebagai berikut :
financial position are as follows :
Pada awal tahun
18.754.490
6.244.112
At the beginning of the year
Beban tahun berjalan
5.728.222
12.510.378
6.244.112
Expense for the year
24.482.713
18.754.490
6.244.112
Jumlah
Total
Biaya bersih yang diakui dalam laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut :
Biaya jasa kini
5.239.622
Biaya bunga
4.252.377
Hasil aset program yang diharapkan
(1.718.375)
Keuntungan aktuarial bersih yang
diakui selama tahun berjalan
428.760
Biaya jasa lalu
352.884
Imbalan yang dibayarkan
(2.827.046)
5.728.222
Jumlah

Net expenses recognised in the consolidated profit or loss is as follows :


3.035.552
497.988
Present value of obligations
(51.829)
423.469
Fair value of plan assets
(151.060)
247.758
Unrecognised past service cost
3.433.604
6.266.268

Beban imbalan kerja pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, 31
Desember 2012 dan 2011 sebesar Rp 5.728.224, Rp.6.266.268 dan Rp 2.069.771
dialokasikan ke biaya karyawan di beban umum dan administrasi.
Mutasi nilai kini liabilitas adalah sebagai berikut :
Pada awal tahun
Biaya jasa kini
Biaya bunga
Imbalan yang dibayarkan
Kerugian aktuarial bersih yang
diakui selama tahun berjalan
Jumlah

67.065.189
5.239.622
4.252.377
(1.361.824)
(8.930.437)
66.264.927

900.556
2.069.771

Unrecognised actuarial gains


Past service cost
Benefits payment
Total

The employee benefits expenses for the year ended Desember 31, 2013, December 31,
2012 and 2011 amounting to Rp 5.728.224, Rp 6.266.268 and Rp 2.069.771 were allocated
to employee cost in general and administrative expenses.

The movement in the present value of obligations are as follows :


45.591.516
39.818.851
At beginning of the year
4.347.445
2.912.581
Current service cost
2.735.491
2.787.320
Interest cost
(842.282)
(1.049.900)
Benefits paid
Net actuarial losses recognised
15.233.018
1.122.665
during the year
67.065.189
45.591.516
Total

254

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

19. IMBALAN PASKA KERJA (Lanjutan)

19. POST EMPLOYEE BENEFITS (Continued)

Mutasi nilai wajar aset program adalah sebagai berikut :


Pada awal tahun
Hasil aset program yang diharapkan
Iuran pemberi kerja
Kerugian aktuarial bersih yang
diakui selama tahun berjalan
Imbalan yang dibayarkan
Jumlah
Aset program terdiri dari :
Instrumen Pasar uang

2013
20.216.182
1.718.375
2.827.046

The movement in the fair value of plan assets are as follows :


2012
2011
19.175.226
14.277.909
At beginning of the year
1.150.514
999.454
Expected return on plan assets
(842.282)
(1.049.900)
Employers contributions

(543.647)
(1.361.824)
22.856.131

732.724
20.216.182

773.424
4.174.341
19.175.226

Net actuarial losses


Benefits paid
Total

100%

100%

100%

Plan assets comprises the following :


Money market instrument

Hasil yang diharapkan dari aset program ditentukan atas dasar pengembalian yang
diharapkan tersedia oleh aset yang berasal dari kebijakan investasi masa kini. Tingkat
pengembalian yang diharapkan dari investasi atas bunga tetap didasarkan oleh
pengembalian kotor di akhir periode pelaporan

The expected return on plan assets is determined by considering the expected returns
available on the assets underlying the current investment policy. Expected yields on fixed
interest investments are based on gross redemption yields as at the end of the reporting
period

20. LEASE PAYABLES

20. UTANG SEWA PEMBIAYAAN

Jadwal pembayaran sewa minimum berdasarkan perjanjian sewa guna usaha Perseroan
pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut :
2013
2012
Kurang dari 1 tahun
1.587.876
Antara 1 - 3 tahun
2.819.660
Jumlah
4.407.536
Dikurangi bagian bunga
619.187
Nilai kini pembayaran sewa minimum
3.788.349
Dikurangi bagian jatuh tempo 1 tahun
1.236.158
Bagian Jangka Panjang
2.552.191
Nilai kini utang sewa pembiayaan adalah sebagai berikut :
Kurang dari 1 tahun
PT Orix Indonesia Finance
PT IBJ Verena Finance
Antara 1 - 3 tahun
PT Orix Indonesia Finance
PT IBJ Verena Finance
Jumlah

The future minimun lease payments required under the company's outstanding lease
agreement as of Desember 31, 2013
2011
Below 1 year
Between 1 - 3 year
Total
Less amounts applicable to interest
Present value of minimun lease payments
Less current maturities
Long - term maturities

263.572
972.586

496.110
2.056.082
3.788.349

The present value of the obligation under finance lease is as follows :


Below 1 year
PT Orix Indonesia Finance
PT IBJ Verena Finance
Between 1 - 3 year
PT Orix Indonesia Finance
PT IBJ Verena Finance
Total

Perseroan mengadakan perjanjian pembiayaan dengan PT. Orix Indonesia Finance,


untuk pengadaan kendaraan head trailer sesuai dengan perjanjian Sewa Pembiayaan
Nomor L13J01879A tanggal 26 Juli 2013, Jangka waktu 36 Bulan, suku bunga 5,79%
(flat) p.a.

The Company held an agreement financing with PT. Orix Indonesia Finance, for the
procurement of head trailer vehicles in according to Lease Agreement No. L13J01879A
dated July 26, 2013, Duration 36 Months, 5,79% interest rate (flat) pa.

Nilai aset sewa pembiayaan Head Trailer sebesar Rp 620.740. Pembayaran sewa
dimasa yang akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha ini adalah sebesar
Rp 518.471 untuk pokok pembiayaan dan Rp 77.441 untuk beban bunga pembiayaan.
Untuk periode 2013, beban bunga pembiayaan sebesar Rp 25.086.

Leased Asset of Head Trailer amounted Rp 620.740 The Future Lease Payment required
under this agreement amounted Rp 518.471 for financing principal and amounted Rp 77.441
for financing interest expense. At 2013, the financing interest expense amounted Rp 25.086.

Perseroan mengadakan perjanjian pembiayaan dengan PT.IBJ Verena Finance, untuk


pengadaan crawler crane sesuai dengan perjanjian Sewa Pembiayaan Nomor 00203001 tanggal 21 Agustus 2013, Jangka waktu 36 Bulan, suku bunga 10,84% (flat) p.a.

The Company held an agreement financing from PT.IBJ Verena Finance, for the
procurement of crawler cranes in accordance with the Lease Agreement No. 00203-001
dated August 21, 2013, 36 month term, interest rate 10,84% (flat) pa.

Nilai aset sewa pembiayaan Crawler Crane sebesar Rp 2.308.376 Pembayaran sewa
dimasa yang akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha ini adalah sebesar
Rp 2.222.202 untuk pokok pembiayaan dan sebesar Rp 357.935 untuk beban bunga
pembiayaan. Untuk periode 2013, beban bunga pembiayaan sebesar Rp 63.380

Leased Asset of Crawler Crane amounted Rp 2.308.376 The Future Lease Payment
required under this agreement amounted Rp 2.222.202 for financing principal and amounted
Rp 357.935 for financing interest expense. At 2013, the financing interest expense amounted
Rp 63.380

Perseroan mengadakan perjanjian pembiayaan dengan PT. Orix Indonesia Finance,


untuk pengadaan kendaraan dump truk sesuai dengan perjanjian Sewa Pembiayaan
Nomor L13J02142A tanggal 23 September 2013, Jangka waktu 36 Bulan, suku bunga
5,8% (flat) p.a.

The Company held an agreement financing with PT. Orix Indonesia Finance, for the
procurement of vehicles dump trucks in accordance with the Lease Agreement No.
L13J02142A dated September 23, 2013, 36 month term, interest rate 5,8% (flat) pa.

Nilai aset sewa pembiayaan Dump Truck sebesar Rp 289.825 Pembayaran sewa
dimasa yang akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha ini adalah sebesar
Rp 241.209 untuk pokok pembiayaan dan sebesar Rp 38.399 untuk beban bunga
pembiayaan. Untuk periode 2013, beban bunga pembiayaan sebesar Rp 6.803

Leased Asset of Dump Truck amounted Rp 289.825 The Future Lease Payment required
under this agreement amounted Rp 241.209 for financing principal and amounted Rp 38.399
for financing interest expense. At 2013, the financing interest expense amounted Rp 6.803

255

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

20. LEASE PAYABLES (Continued)

20. UTANG SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)


Perseroan mendapat pembiayaan dari PT.IBJ Verena Finance, untuk pengadaan Wheel
Loader sesuai dengan perjanjian Sewa Pembiayaan Nomor 00203-002 tanggal 6
November 2013, Jangka waktu 36 Bulan, suku bunga 11,10% (flat) p.a.

The Company got financing from PT.IBJ Verena Finance, for the procurement of Wheel
Loader in accordance with the Lease Agreement No. 00203-002 dated November 6, 2013,
36 month term, interest rate 11.10% (flat) pa.

Nilai aset sewa pembiayaan Wheel Loader sebesar Rp 777.822 Pembayaran sewa
kontinjen dimasa yang akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha ini adalah
sebesar Rp 766.465 untuk pokok pembiayaan dan sebesar Rp. 145.411 untuk beban
bunga pembiayaan.

Leased Asset of Wheel Loader amounted Rp 777.822 The Future Lease Payment required
under this agreement amounted Rp. 766.465 for financing principal and amounted Rp.
145.411 for financing interest expense.

Utang sewa pembiayaan tersebut didasarkan atas nilai kontrak pembelian Barang Modal
kepada Lessor dikurangi pembayaran simpanan jaminan sebagai tanggungan atas
ketaatan dan kesanggupan Lessee untuk melaksanakan semua ketetapan, syarat dan
ketentuan Perjanjian Sewa Guna Usaha.

Lease Liabilities are based on purchase agreement with Lessor deducted with Security
Deposit Payment as dependent upon obedience and the Lessee's ability to carry out all the
provisions, terms, and conditions of Lease Agreement.

Pada saat perjanjian sewa guna usaha telah berakhir maka Lessee mempunyai hak
opsi untuk membeli Barang Modal atau dapat memperpanjang Masa Sewa Guna Usaha
atau Hak Kepemilikan atas Barang Modal akan dialihkan dari Lessor kepada Lessee.
Hak Kepemilikan atas Barang Modal tetap berada pada Lessor selama masa sewa guna
usaha, Lessee tidak diperkenankan memindahkan, menjual, menjaminkan, menyewakan
atau dengan cara apapun melepaskan atau menyerahkan Barang Modal dalam
penguasaan Pihak Ketiga.

At the time the Lease Agreement has ended then Lessee has the option to purchase the
Leased Property or to extend the lease period or the Title of the Leased Property will be
transferred from the Lessor to the Lessee. Property rights on the Leased Property remains
with the Lessor during the lease period, the Lessee therefore not allowed to move, sell,
pledge, lease or in any way release or surrender of the Leased Property in the mastery of a
third party.

21. UTANG MEDIUM TERM NOTES

21. MEDIUM TERM NOTES PAYABLE

Akun surat berharga yang diterbitkan adalah sebagai berikut :


2013
366.000.000
Medium Term Notes Tahap 1
(823.500)
Biaya Emisi Medium Term Notes
365.176.500
Jumlah

2012

Pada tanggal 15 November 2013, Perseroan Menerbitkan Medium Term Notes I tahun
2013 dengan jumlah nominal secara keseluruhan adalah Rp. 366.000.000, dengan
tingkat bunga tetap sebesar 9,5% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 15 November
2015. Perseroan telah mendapatkan rating Single A Plus yang diperoleh dari PT
Pemeringkat Efek Indonesia No.1291/PEF-Dir/VII/2013 tanggal 16 Juli 2013, adapun
rincian perhitungan sebagai berikut :
Seri /
Series
A

Account securities issue as follows :


2011
-

Medium Term Notes Phase 1


Less unamortized Medium Term Notes issuance cost
Total

On November 15, 2013, in 2013 Company issuing Medium Term Notes I with an overall
nominal amount is Rp. 366.000.000, with a fixed interest rate of 9.5% per annum and
maturity on 15 November 2015. Company have been rating Single A Plus issued by PT
Pemeringkat Efek Indonesia No.1291/PEF-Dir/VII/2013 dated July 16, 2013, while the details
of the calculation as follows :

Tingkat Bunga /
Coupon Rate
9,50%

Jangka Waktu /
Maturities
2 tahun / years

Utang Pokok /
Principal
366.000.000

Syarat - Syarat Medium Term Notes (MTN) :


a. MTN diterbitkan dengan nama "Medium Term Notes I PT Wijaya Karya Beton Tahun
2013 yang berjumlah pokok sebesar Rp. 366.000.000.000 (Rupiah penuh)
b. MTN diterbitkan dengan jangka waktu 24 bulan terhitung sejak tanggal Penerbitan
yaitu tanggal15 November 2013 sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 15
November 2015, yang merupakan tanggal pembayaran pokok MTN
c. Tingkat bunga MTN adalah 9,5% per tahun yang akan dibayarkan setiap 3 (tiga)
bulan
d. Jaminan sebesar 100% dari nilai pokok MTN dalam bentuk persediaan barang jadi
e. Perseroan wajib menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana hasil penerbitan
MTN setiap 3 (tiga) bulan kepada Agen pemantau sampai dengan dana tersebut
habis terpakai dan atau jangkawa waktu berakhir

Terms - Terms of Medium Term Notes (MTN):


a. MTN issued under the name of "Medium Term Notes I" PT Wijaya Karya Beton In 2013,
amounting to the principal amount of Rp. 366.000.000.000 (full amount)
b. MTN issued with a period of 24 months from the date of publication since 15 November
2013 until the maturity date on 15 November 2015, which is the principal payment date of
MTN
c. The interest rate is 9.5% per annum MTN that would be paid every 3 (three) months

Penerbitan dana Medium Term Note bertujuan untuk ekspansi usaha melalui
peningkatan kapasitas produksi dan perluasan wilayah operasional, serta modal usaha

Publishing Medium Term Note fund aims to expand its business through expansion of
enhancing production capacity and operational areas, as well as capital stock

22. KEPENTINGAN NON PENGENDALI


Kepentingan Non Pengendali pada entitas anak adalah sebagai berikut :
2013
PT Wijaya Karya Komponen Beton
44.593.806
PT Wijaya Karya Krakatau Beton
5.350.748
Jumlah
49.944.554

d. Collateral equal to 100% of the principal amount of MTN in the form of finished goods
e. The Company shall submit a report actual use of proceeds from the issuance of MTN
every 3 (three) months of the monitoring agent until the funds are depleted and at the
end of period

22. NON CONTROLLING INTEREST


The minority interest in subsidiares as follow :
2012
2011
46.262.943
46.262.943
-

256

PT Wijaya Karya Komponen Beton


PT Wijaya Karya Krakatau Beton
Total

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

23. MODAL SAHAM

23. CAPITAL STOCK

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diaktakan
oleh Hambit Maseh SH., Notaris di Jakarta dengan Akta No.15 tanggal 30 April 2007,
diputuskan bahwa :
a. Peningkatan Modal Dasar dalam Perseroan dari sebesar Rp.178.000.000 (seratus
tujuh puluh delapan milyar rupiah) menjadi sebesar Rp.460.000.000 (empat ratus
enam puluh milyar rupiah)
b. Peningkatan Modal Ditempatkan dan Modal Disetor dalam Perseroan dari Rp
80.000.000 (delapan puluh milyar rupiah) menjadi sebesar Rp 115.000.000 (seratus
lima belas milyar rupiah) yang berasal dari kapitalisasi saldo laba sampai dengan
tahun 2006.
c. Menyetujui penjualan 5.680.000 (lima juta enam ratus delapan puluh ribu) saham
dengan nilai nominal Rp.100 (seratus rupiah) atau sebesar Rp 568.000 (lima ratus
enam puluh delapan juta rupiah) milik Yayasan Wijaya Karya kepada Koperasi Karya
Mitra Satya (KKMS).

Based on the general meeting of shareholders which was covered by Maseh Hambit SH.,
Notary in Jakarta by deed no. 15 dated April 30, 2007, it was decided that :

Komposisi kepemilikan saham Perseroan tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
sebagai berikut :

The composition of ownership shares of the Company dated December 31, 2012 and 2011
are as follows :

Pemegang Saham /
Shareholders
PT Wijaya Karya
KKMS
Yayasan Wijaya Karya
Jumlah / Total

Jumlah Saham (Lembar)


Total of Shares (Share)
901.600
233.565
14.835
1.150.000

a. The increase in the Company's authorized capital of Rp 178.000.000 (one hundred


seventy-eight billion rupiah) to Rp 460.000.000 (four hundred and sixty billion rupiah).
b. Increase in issued and paid up capital of Rp 80.000.000 in the Company (eighty billion
rupiah) to Rp 115.000.000 (one hundred and fifteen billion rupiah) derived from the
capitalization of retained earnings as of 2006.
c. Approved the sale of 5.680.000 (five million six hundred eighty thousand) shares with a
nominal value of Rp 100 (one hundred rupiah) or Rp 568.000 (five hundred sixty-eight
million rupiah) belonging to Yayasan Wijaya Karya to Koperasi Karya Mitra Satya
(KKMS).

Nilai Nominal (Rupiah Penuh) /


Nominal Value (Full Amount)
100
100
100

Persentase Kepemilikan /
Percentage of Ownership
78,40%
20,31%
1,29%
100,00%

Jumlah /
Total
90.160.000
23.356.500
1.483.500
115.000.000

Sehubungan dengan rencana pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) Perseroan, Para
Pemegang Saham Perseroan menyetujui untuk mengambil keputusan Pemegang
Saham di luar Rapat Umum Pemegang Saham yang diputuskan dengan nomor
MJ.01.01/WB-0A.134/2013 tanggal 20 Desember 2013 yang telah terdaftar di
KEMENKUMHAM No: AHU-AH.01.01-56091 tanggal 24 Desember 2013 diputuskan
bahwa :

In connection with the implementation of the plan of the Initial Public Offering (IPO) of the
Company, the Shareholders of the Company approved the Shareholders to make a
decision outside the General Meeting of Shareholders to be decided by the number
MJ.01.01/WB-0A.134/2013 dated December 20, 2013 has been registered
KEMENKUMHAM No: AHU-AH.01.01-56091 dated December 24, 2013 it was decided
that :

Menyetujui penjualan saham milik Koperasi Karya Mitra Satya (KKMS) sebanyak 65.027
lembar saham atau 5,65% kepada PT Wijaya Karya Beton dengan harga per lembar
saham adalah PBV = 1,4 atas Rp 639,8 yaitu sebesar Rp 895,72 atau nilai harga saham
seluruhnya sebesar Rp 58.246.193

Approved the sale of shares owned by Koperasi Karya Mitra Satya (KKMS) of 65.027
shares or 5,65% to PT Wijaya Karya Beton at a price per share is above PBV = 1.4 Rp
639.8 in the amount of Rp 895.72 or the value of shares totaling Rp 58.246.193

Susunan Pemegang Saham Perseroan setelah dilaksanakannya pembelian saham


KKMS menjadi sebagai berikut :
Pemegang Saham /
Jumlah Saham (Lembar)
Nilai Nominal (Rupiah Penuh) /
Shareholders
Total of Shares (Share)
Nominal Value (Full Amount)
PT Wijaya Karya
901.600
100
(Persero),Tbk
KKMS
168.538
100
Yayasan Wijaya Karya
14.835
100
Sub jumlah
1.084.973
100
Saham yang diperoleh
65.027
kembali/Treasury Stock
Jumlah / Total
1.150.000

The composition of the Shareholders of the Company after the execution of the stock
purchase KKMS be as follows:
Persentase Kepemilikan /
Jumlah /
Percentage of Ownership
Total
83,1%
90.160.000

Perseroan mencatat transaksi saham diperoleh kembali dengan menggunakan metode


biaya perolehan (cost method)

Company recorded stock transaction is recovered by using the cost method

Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham di Luar Rapat nomor MJ.01.01/WB0A.136/2013 tanggal 23 Desember 2013 yang terdaftar di KEMENKUMHAM No : AHU00972.AH.01.02 tanggal 8 Januari 2014 diputuskan bahwa :
a. Menyetujui peningkatan modal ditempatkan / modal disetor Perseroan dari Rp
115.000.000 menjadi Rp 667.000.000 yang berasal dari kapitalisasi cadangan / laba /
retained earning / deviden saham/deviden interim sesuai dengan nilai Rp
552.000.000 yang tercantum dalam Laporan Keuangan Audited Per 30 September
2013
b. Menyetujui peningkatan modal dasar Perseroan dari Rp 460.000.000 menjadi Rp
2.668.000.000
c. Persetujuan peningkatan modal ditempatkan/modal disetor Perseroan yang
dimaksud butir a dan peningkatan modal dasar Perseroan yang dimaksud dalam
butir b diberikan dengan ketentuan bahwa kapitalisasi laba bersih tersebut akan
berlaku efektif apabila pada akhir tahun 2013 setelah penutupan buku, Perseroan
mempunyai saldo laba yang positif yang ditunjukkan pada laporan keuangan untuk
periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2013

Based Decisions in Shareholders Meeting MJ.01.01/WB-0A.136/2013 number dated


December 23, 2013 has been registered KEMENKUMHAM No : AHU-00972.AH.01.02
tanggal January 8, 2014 it was decided that :
a. Approved an increase in the issued / paid-up capital of the Company of
Rp.115.000.000 to Rp 667.000.000 from the capitalization of reserves / profit /
retained earnings / stock dividend / interim dividend of Rp 552.000.000 according
to the value stated in the Audited Financial Statements as of September 30, 2013

257

15,5%
1,4%
100%

16.853.777
1.483.500
108.497.277
6.502.723
115.000.000

b. To approve an increase in authorized capital of Rp 460.000.000 to Rp


2.668.000.000
c. Approval to increase the issued / paid-up capital of the Company referred to in
point a and an increase in the authorized capital of the Company referred to in
point b is given with the stipulation that the capitalization of net income will be
effective after the end of 2013 after the close of the book, the Company's retained
earnings have shown positive on the financial statements for the period ended
December 31, 2013

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

23. MODAL SAHAM (Lanjutan)

23. CAPITAL STOCK (Continued)

Komposisi Pemegang Saham Perseroan setelah dilaksanakannya kapitalisasi deviden


saham ke modal saham tanggal 31 Desember 2013 sebagai berikut :
Pemegang Saham /
Jumlah Saham (Lembar)
Shareholders
Total of Shares (Share)
PT Wijaya Karya (Persero),Tbk
5.229.280
KKMS
977.519
Yayasan Wijaya Karya
86.043
Sub jumlah
6.292.842
Saham yang diperoleh kembali /
377.158
Treasury Stock
Jumlah / Total
6.670.000

The composition of the Shareholders of the Company after the implementation of the
capitalization of the stock dividend to the share capital December 31, 2013 as follows:

Nilai Nominal (Rupiah Penuh) /


Nominal Value (Full Amount)
100
100
100
100

24. SALDO LABA

Belum ditentukan penggunaannya


Saldo Awal Tahun
Laba Bersih
Kapitalisasi Saham
Dividen
Cadangan Bertujuan
Jumlah

Jumlah /
Total
522.928.000
97.751.905
8.604.300
629.284.205
37.715.795
667.000.000

24. RETAINED EARNINGS

Akun ini terdiri dari :


Ditentukan Penggunaannya
Saldo Awal Tahun
Penambahan (Pengurangan)
Jumlah

Persentase Kepemilikan /
Percentage of Ownership
83,1%
15,5%
1,4%
100%

This account consists of :


2011

2013

2012

106.894.828
(83.649.665)
23.245.163

78.010.247
28.884.581
106.894.828

78.010.247
78.010.247

336.172.008
242.874.632
(468.350.335)
(62.622.059)
48.074.246

236.684.439
178.920.167

129.091.054
144.422.907

(50.548.017)
(28.884.581)
336.172.008

(36.829.522)
236.684.439

Appropriated Use
Beginning Balance Of The Year
Addition (Reduction)
Total
Unappropriated Use
Beginning Balance Of The Year
Net Income
Capitalization of Stock
Dividend
Aiming Reserves
Total

Dalam rangka memenuhi Undang - undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007
tanggal 16 Agustus 2007, yang mengharuskan Perseroan secara bertahap
mencadangkan sekurang - kurangnya 20% dari modal yang ditempatkan sebagai
cadangan dana umum. Total saldo yang telah dicadangkan sebagai cadangan dana
umum, setelah kapitalisasi deviden saham sampai dengan tanggal 31 Desember 2013
adalah sebesar Rp. 23.245.163

In compliance with Corporation Law No.40 of 2007 dated August 16, 2007, which requires
companies to set aside, on a gradual basis, an amount equivalent to at least 20% of their
subscribed capital as general reserve. Total appropriation of the Company's retained
earnings as general reserve, after dividend capitalization as of December 31, 2013
amounted Rp 23.245.163

Berdasarkan Risalah Keputusan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Nomor


MJ.01.01/WB-0A.031/2013 tanggal 18 April 2013, Nomor MJ.01.01/WB-0A.031/2012
tanggal 26 April 2012 dan Nomor MJ.01.01/WB-0A.026/2011 tanggal 5 Mei 2011,
menetapkan pembagian dividen Perseroan untuk tahun buku 31 Desember 2012, 2011
dan 2010 adalah sebagai berikut :

Based on the Minutes of the Annual General Meeting of Shareholders No. MJ.01.01/WB0A.031/2013 dated April 18, 2013, No. MJ.01.01/WB-0A.031/2012 dated April 26, 2012 and
No. MJ.01.01/WB-0A .026/2011 dated May 5, 2011, the company set a dividend for the
financial year December 31, 2012, 2011 and 2010 are as follows:

Dividen akhir tahun 2012


Dividen akhir tahun 2011
Dividen akhir tahun 2010

Tanggal
Dideklarasikan /
Date Declared
18 April / April 2013
26 April / April 2012
05 Mei / May 2011

Dividen Per Lembar


Saham (Nilai Penuh) /
Dividend Per Share
(Full Amount)
54
44
32

Tanggal
Pembayaran /
Date Paid
21 Mei / May 2013
29 Mei / May 2012
31 Mei / May 2011

25. LABA PER SAHAM DASAR

Jumlah /
Total
62.622.059
50.548.017
36.829.522

Final dividend for year 2012


Final dividend for year 2011
Final dividend for year 2010

25. EARNINGS PER SHARE

Basic earning per share calculated by dividing net profit by the average weighted general
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata - rata
share amount circulated in the relevant year
tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan
2013
2012
2011
Period for the period attributable
Laba periode berjalan yang diatribusikan
to owners of the parent entity
241.206.242
179.368.111
144.422.907
kepada pemilik entitas induk
Weighted average number shares for
Rata - rata tertimbang saham untuk
the computation of basic
perhitungan laba per
6.670.000
6.670.000
6.670.000
saham dasar
Laba per saham dasar
Basic earnings per share
36,16
26,89
21,65
(dalam Rupiah penuh)
(in full Rupiah amount)
Perhitungan saham tersebut telah disesuaikan dengan saham yang beredar yang
meningkat sebagai akibat kapitalisasi cadangan laba dari semula 1.150.000 saham
menjadi 6.670.000 saham.

258

The calculation of these shares has been adjusted with the outstanding shares increased as
a result of the profits reserve capitalization of 1.150.000 shares into 6.670.000 shares.

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26. PENDAPATAN USAHA

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

26. REVENUES

Rincian penjualan berdasarkan Satuan Bisnis Unit (SBU) untuk periode berjalan adalah
Details of sales per Satuan Bisnis Unit (SBU) for period progress as follows :
sebagai berikut :
2013
2012
2011
242.471.823
241.829.048
264.559.376
Tiang Beton
Concrete Pole
1.356.404.794
1.142.032.459
911.040.910
Tiang Pancang
Piling
321.377.338
82.154.182
118.717.903
Bantalan Jalan Rel
Railroad Pads
345.758.467
240.381.052
150.465.961
Beton Jembatan
Concrete Bridge
185.761.092
214.613.110
116.759.068
Beton Dinding Penahan Tanah
Concrete Retaining Wall Soil
24.728.390
Beton Bangunan Gedung
Concrete Building
10.461.020
15.104.574
1.778.551
Beton Bangunan Maritim
Concrete Water Constructions
134.803.749
81.126.719
56.332.130
Beton Bangunan Lain-lain
Concrete Other Buildings
21.957.761
13.355.686
15.432.632
Jasa
Services
2.643.724.434
2.030.596.831
1.635.086.530
Jumlah
Total
Rincian penjualan produk beton berdasarkan wilayah operasi untuk tahun berjalan
Details of precast product sales by region for the current year operations are as follows :
adalah sebagai berikut :
344.516.980
286.961.391
262.477.043
Wilayah penjualan I Sumatera Utara
Sales Region I North Sumatra
274.245.366
212.405.642
241.364.946
Wilayah penjualan II Sumatera Selatan
Sales Region II South Sumatra
735.139.362
655.222.854
424.827.934
Wilayah penjualan III DKI Jakarta
Sales Region III Jakarta
491.980.450
278.244.600
215.422.954
Wilayah penjualan IV Jawa Tengah
Sales Region IV Central Java
514.145.450
413.198.739
303.198.179
Wilayah penjualan V Jawa Timur
Sales Region V East Java
261.739.065
171.207.919
172.362.843
Wilayah penjualan VI Sulawesi Selatan
Sales Region VI South Sulawesi
2.621.766.673
2.017.241.145
Jumlah
1.619.653.899
Total
Rincian penjualan produk beton berdasarkan pelanggan untuk periode berjalan adalah
Details of precast product sales per customers for period progress as follows :
sebagai berikut :
Pihak Ketiga
Third Parties
PT Sigma Mutiara
70.991.809
8.298.608
41.241.488
PT Sigma Mutiara
PT Krakatau Engineering
62.641.419
88.499.133
179.910
PT Krakatau Engineering
PT D & C Engineering
51.025.944
PT D & C Engineering
PT Multi Artha Pratama
35.787.393
107.910
6.828.584
PT Multi Artha Pratama
PT Rekayasa Industri
41.244.851
58.167.692
8.923.020
PT Rekayasa Industri
GPEC - PT Bagus Karya JO
33.635.086
56.605.193
1.310.189
GPEC - PT Bagus Karya JO
PT Vico Indonesia
32.744.370
18.602.000
23.129.500
PT Vico Indonesia
PT Pindo Deli Pulp & Paper
30.620.670
18.048.124
PT Pindo Deli Pulp & Paper
PT Karya Teknik Utama
26.420.781
20.652.996
14.272.308
PT Karya Teknik Utama
PT China Harbour
21.788.730
404.040
PT China Harbour
PT Nusa Raya Cipta
20.970.250
1.940.896
2.021.480
PT Nusa Raya Cipta
PT Triroyal Timur Raya
19.211.614
801.840
PT Triroyal Timur Raya
PT Wilmar Nabati Indonesia
19.181.791
19.932.798
8.566.206
PT Wilmar Nabati Indonesia
PT Takenaka Indonesia
18.394.154
4.413.574
1.438.253
PT Takenaka Indonesia
PT Semen Tonasa
16.688.859
9.805.408
PT Semen Tonasa
PT Catur Beton Sentosa
14.174.137
1.397.600
PT Catur Beton Sentosa
PT Hutama Karya - Adya Tunggal KSO
14.115.792
PT Hutama Karya - Adya Tunggal KSO
PT Gumaya Anggun
14.737.500
PT Gumaya Anggun
WIKA-RAKA-TANJUNG KSO
13.647.185
WIKA-RAKA-TANJUNG KSO
Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi
11.243.738
Pertamina - Medco E&P Tomori Sulawesi
PT Zug Industry
11.462.618
PT Zug Industry
PT Caturpile Perkasa
10.801.456
PT Caturpile Perkasa
PT Kawahapejaya Indonesia
16.934.356
PT Kawahapejaya Indonesia
PT Pakuwon Jati
12.987.677
16.824.201
PT Pakuwon Jati
PT Karunia Oversease
12.815.399
PT Karunia Oversease
PT Jaya Obayashi
16.019.505
1.824.124
222.190
PT Jaya Obayashi
PT Posco E&C Indonesia
11.208.366
44.930.078
19.258.889
PT Posco E&C Indonesia
PT Bangun Cipta Persada Mandiri
11.097.650
PT Bangun Cipta Persada Mandiri
PT Tripatra Engineers and Constructors
12.241.118
18.507.192
8.675.000
PT Tripatra Engineers and Constructors
PT Rekadaya Elektrika
16.429.739
2.648.337
PT Rekadaya Elektrika
PT Bumi Rama Nusantara
10.310.873
14.616.483
8.737.500
PT Bumi Rama Nusantara
Lain - lain Dibawah 10 miliar
766.215.197
797.549.478
Other below 10 billion
747.280.452
Subjumlah
1.477.790.029
Subtotal
1.175.518.293
921.144.381
Pihak Berelasi
Satker Perkeretaapian
PT Waskita Karya (Persero)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Saldo dipindahkan

226.596.019
143.450.277
212.262.661
128.025.438
710.334.394

32.507.160
145.152.427
183.772.095
96.142.469
457.574.151

259

22.805.057
53.139.978
215.799.242
47.350.324
339.094.601

Related Parties
Satker Perkeretaapian
PT Waskita Karya (Persero)
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Carried forward

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

26. PENDAPATAN USAHA (Lanjutan)

Saldo Pindahan
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Pemb. Perumahan (Persero) Tbk
PT Hutama Karya (Persero)
PT Kereta Api (Persero)
Istaka -Sumbersari JO
PT Nindya Karya (Persero)
PT PINDAD (Persero)
Lain - lain Dibawah 10 miliar
Subjumlah
Jumlah

26. REVENUES (Continued)


2013
710.334.394
199.333.625
70.768.538
53.081.170
50.536.260
15.180.493
11.701.634
11.695.600
21.344.928
1.143.976.644
2.621.766.673

2012
457.574.151
185.585.468
31.848.636
63.691.225
24.054.490
4.915.468
7.449.615
66.603.799
841.722.852
2.017.241.145

2011
339.094.601
210.046.154
41.640.118
10.439.161
39.548.584
1.319.820
56.421.080
698.509.518
1.619.653.899

Brought forward
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Pemb. Perumahan (Persero) Tbk
PT Hutama Karya (Persero)
PT Kereta Api (Persero)
Istaka -Sumbersari JO
PT Nindya Karya (Persero)
PT PINDAD (Persero)
Other below 10 billion
Subtotal
Total

Rincian penjualan jasa berdasarkan wilayah operasi untuk tahun berjalan adalah
Details of service sales by region for the current year operations are as follows :
sebagai berikut :
1.506.185
3.476.954
3.475.461
Wilayah penjualan I Sumatera Utara
Sales Region I North Sumatra
Wilayah penjualan II Sumatera Selatan
Sales Region II South Sumatra
2.994.912
2.703.660
4.829.680
Wilayah penjualan III DKI Jakarta
Sales Region III Jakarta
9.351.789
1.015.499
2.766.194
Wilayah penjualan IV Jawa Tengah
Sales Region IV Central Java
1.551.800
876.900
397.209
Wilayah penjualan V Jawa Timur
Sales Region V East Java
6.553.075
5.282.673
3.964.088
Wilayah penjualan VI Sulawesi Selatan
Sales Region VI South Sulawesi
21.957.761
13.355.686
Jumlah
15.432.632
Total
Rincian penjualan jasa berdasarkan pelanggan untuk periode berjalan adalah sebagai
Details of service sales per customers for period progress as follows :
berikut :
Pihak Ketiga
Third Parties
925.000
501.700
PT Fajar Parahiyangan
PT Fajar Parahiyangan
PT Modern Surya Jaya
881.038
PT Modern Surya Jaya
PT Bhineka Cia Yasa
721.600
PT Bhineka Cia Yasa
PT Jaya Raya Konstruksi
718.820
PT Jaya Raya Konstruksi
PT Latanindo Garaha Persada
658.000
PT Latanindo Garaha Persada
PT Eka Surya Alam
571.128
PT Eka Surya Alam
PT Pertamina EP
558.200
PT Pertamina EP
PT Vin Sea Jaya
533.334
PT Vin Sea Jaya
PT Dwifarita Fajarkharisma
529.118
PT Dwifarita Fajarkharisma
PT Citra Nusa Indah
526.000
PT Citra Nusa Indah
PT Prawiramas Puriprima
522.493
PT Prawiramas Puriprima
PT Maskar Sejahtera
870.320
PT Maskar Sejahtera
Passokorang - Aneka Bangun JO
678.000
Passokorang - Aneka Bangun JO
PT Aphasko Utamajaya
611.500
PT Aphasko Utamajaya
PT Bangun Makmur Utama
3.335.000
PT Bangun Makmur Utama
PT Karya Teknik Utama
1.494.680
PT Karya Teknik Utama
PT Modern Surya Jaya
1.359.000
PT Modern Surya Jaya
PT Tenaga Listrik Gorontalo
1.287.000
PT Tenaga Listrik Gorontalo
Lain - lain Dibawah 500 Juta
5.503.476
4.530.672
4.227.625
Other Below 500 Juta
Subjumlah
12.648.208
7.192.192
Subtotal
11.703.305
Pihak Berelasi
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Nindya Karya - Passokorang - Adi Jaya KSO
Nindya - Sember Agung S, KSO
Wika-Jakon, PT
PT Perkebunan Nusantara III
Lain - lain Dibawah 500 Juta
Subjumlah
Jumlah

3.561.120
2.205.517
1.456.575
709.350
579.088
797.902
9.309.552
21.957.761

737.500
1.167.850
953.264
1.831.340
1.349.657
123.883
6.163.494
13.355.686

2.947.046
782.280
3.729.326
15.432.632

Related Parties
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Nindya Karya - Passokorang - Adi Jaya KSO
Nindya - Sember Agung S, KSO
Wika-Jakon, PT
PT Perkebunan Nusantara III
Other below 500 million
Subtotal
Total

Penjualan tersebut diatas seluruhnya berasal dari penjualan produk dan jasa, tidak ada
penjualan yang berasal dari pertukaran barang maupun komisi keagenan.

The total sales came from sales of products and services, no sales derived from the
exchange of goods and agency commissions.

Pada pendapatan per pelanggan tidak ada nilai bersih yang melebihi 10% dari total
penjualan

On revenues from customer is no net value over 10% from total sale.

260

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

27. BEBAN POKOK PENJUALAN

27. COST OF GOOD SOLD

Rincian harga pokok penjualan untuk tahun berjalan adalah sebagai berikut :
2013
Harga pokok produk
Persediaan barang jadi awal
777.888.699
Produksi barang jadi
1.545.986.831
Persediaan barang jadi akhir
(762.187.773)
Subjumlah
1.561.687.757
Biaya Langsung Produksi
Biaya Material Proyek
Biaya Upah Tenaga Kerja
Biaya Operasional Proyek
Biaya Pelaksanaan Proyek
Subjumlah
Biaya Tidak Langsung Produksi
Biaya Pemasaran dan Penjualan
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Penyusutan
Biaya Penelitian dan Pengembangan
Subjumlah
Jumlah

2012

Details of cost of goods sold for the current year are as follows :
2011

613.739.296
1.431.616.418
(777.888.699)
1.267.467.015

504.385.575
1.041.084.296
(613.739.296)
931.730.575

Cost of goods product


Finished good at beginning period
Finished good product
Finished good at ending period
Subtotal

111.609.379
37.738.047
32.166.596
415.084.761
596.598.783

48.798.751
11.570.285
13.768.266
338.697.480
412.834.782

50.067.897
10.999.449
9.333.194
352.944.105
423.344.645

Direct Cost of Production


Materials Cost
Labour Cost
Operational Cost of Production
Project Implementation Cost
Subtotal

1.414.649
34.450.987
60.841.073
755.478
97.462.187
2.255.748.727

1.277.991
38.331.103
44.453.993
780.081
84.843.168
1.765.144.964

1.074.965
41.294.841
30.582.235
753.673
73.705.713
1.428.780.933

Undirect Cost of Production


Marketing Cost
Administrative and General Cost
Depreciation Cost
Research and Development Cost
Subtotal
Total

Beban Pelaksanaan Proyek merupakan realisasi biaya distribusi, perawatan dan


pemasangan produk di lapangan.

Project cost Implementation is the realization of the cost of distribution, maintenance, and
installation of the product on the field.

Beban upah merupakan realisasi biaya yang dikeluarkan untuk para pekerja langsung
berkaitan dengan proyek, baik upah harian, mingguan maupun upah borong.

Cost of Wages is the realization of the costs incurred for the workers directly related to the
production process, both the daily wages, weekly wages and the entire stock.

Biaya material merupakan biaya - biaya yang timbul atas pekerjaan instalasi
(penyerahan terpasang) dan pengadaan material yang pemanfaatannya hanya untuk
memenuhi kebutuhan tiap proyek

Material cost are costs incurred on the installation work (submission is attached) and the
procurement of material utilization is only to meet the needs of each project

28. BEBAN USAHA

28. OPERATING EXPENSES

Rincian beban usaha untuk periode tahun berjalan adalah sebagai berikut :
2013
47.902.756
Beban administrasi & umum
1.976.934
Beban pengembangan usaha
1.893.052
Beban pemasaran
51.772.742
Jumlah

Details of operating expenses for the current year are as follows :


2012
2011
31.243.120
26.784.986
General & administrative expenses
1.446.494
1.936.288
Business development expenses
1.477.406
1.264.751
Marketing expenses
34.167.020
29.986.025
Total

Beban administrasi & umum terdiri dari


Beban personalia
Beban fasilitas kantor
Beban keuangan
Beban Informatika
Subjumlah

33.072.427
9.128.467
4.164.615
1.537.247
47.902.756

24.074.795
5.191.014
993.772
983.539
31.243.120

20.512.317
3.725.445
1.766.378
780.846
26.784.986

1.047.497

486.214

348.020

291.811

74.479

310.827

569.958
67.667
1.976.934

874.524
11.277
1.446.494

1.253.533
23.908
1.936.288

Business development expenses consist of


Research and HRD expenses
Development expenses and
management research
Expenses of research, development
engineering & product
Market research expenses
Subtotal

1.893.052
1.893.052
51.772.742

1.477.406
1.477.406
34.167.020

1.264.751
1.264.751
29.986.025

Marketing expenses consist of


Marketing expenses
Subtotal
Total

Beban pengembangan usaha terdiri dari


Beban penelitian dan pengembangan SDM
Beban pengembangan dan
penelitian manajemen
Beban penelitian, pengembangan
teknik & produk
Beban riset pasar
Subjumlah
Beban pemasaran terdiri dari
Beban pemasaran
Subjumlah
Jumlah

261

General & administrative expenses consist of


Personnel expenses
Office facilities expenses
Financial expenses
Information expenses
Subtotal

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

29. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN LAIN

29. OTHER INCOME (EXPENSE)

Akun ini terdiri dari :


Pendapatan (Beban) Bunga
Beban penurunan nilai piutang
Laba (Rugi) Selisih Kurs
Lain-lain bersih
Jumlah

2013
(3.620.139)
(1.118.390)
(5.365.894)
2.423.097
(7.681.326)

This account shall be as follows :


2012
2011
1.899.688
6.210.577
(1.168.662)
(18.225.378)
(5.794.765)
9.459.569
7.459.957
16.001.031
2.396.218
13.445.799

Interest (Expenses) Income


Allowance for Impairment
Gain (loss) in Foreign Exchange
Others - Net
Total

Beban penurunan nilai piutang


Beban penyisihan piutang merupakan beban atas saldo-saldo piutang yang terindikasi
terjadi penurunan nilai karena pencairannya tidak sesuai dengan ketentuan yang
tertuang dalam kontrak yang telah disepakati.

Allowance for Impairment


Allowance for impairment for receivables was the burden of receivables balances indicated
the decline in value because the liquidation not in accordance with the provisions stipulated
in the contract that has been agreed.

Laba (rugi) Selisih Kurs


Laba (rugi) selisih kurs merupakan laba atas penyesuaian saldo-saldo laporan posisi
keuangan Perseroan, seperti kas setara kas, piutang, utang dan uang muka diterima
dan selisih antara realisasi atas pengakuan transaksi selisih kurs.

Gain (Loss) in Foreign Exchange


Gain (Loss) in Foreign Exchange are adjusted return on the Companys' balance sheet, such
as cash equivalents, receivables, payables and advances received and difference between
the realization of the recognition of foreign exchange transaction.

30. KEPUTUSAN MESOP

30. MESOP DECISION

Berdasarkan surat dari Menteri Negara BUMN No.S-294/MBU/2004 tanggal 9 Juni 2004
Pemegang saham memutuskan pelepasan penyertaan saham PT Wijaya Karya Beton
dengan skema Management and Employee Stock Option Program (MESOP) sebesar
20,31% dari kepemilikan saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk ke dalam Perseroan
kepada pengurus dan karyawan PT Wijaya Karya Beton dan PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk. Pada tahun 2004, realisasi pelepasan 20,31% saham dari kepemilikan saham PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk kepada karyawan dilaksanakan melalui Koperasi Karya
Mitra Satya.
31. IKHTISAR TRANSAKSI PADA PIHAK BERELASI

On the basis of a letter from the Minister of State Owned Enterprises No.S-294/MBU/2004
dated June 9, 2004 the shareholders decide on release of the inclusion of shares of
PT . Wijaya Karya Concrete scheme Management and Employee Stock Option Program
(MESOP) amounting to 20,31% of the ownership of the shares of PT Wijaya Karya (Persero)
Tbk into the company to Executive Board and employees of PT Wijaya Karya Beton and PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk. in 2004, the realization of a release of a 20,31% share of
ownership of shares of PT Wijaya Karya (Persero) Tbk to employees implemented through of
Koperasi Karya Mitra Satya.

31. SUMMARY OF RELATED PARTIES TRANSACTIONS

Sifat berelasi yang terjadi pada Perseroan adalah sebagai berikut :


1. Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh menteri negara BUMN
merupakan pemegang saham mayoritas Perseroan induk. Oleh karena itu secara
tidak langsung Perseroan memiliki hubungan afiliasi melalui penyertaan modal
pemerintah Republik Indonesia.

Properties relate that happens in to the company are as follows :


1. The Government of the Republic of Indonesia which was represented by Minister of State
Owned Enterprise is the majority shareholder of the parent company. Therefore indirectly
other companies an affiliate connection through the inclusion of government capital of the
Republic of Indonesia.

2. Perseroan memiliki dana dan memiliki pinjaman dana pada bank-bank pemerintah
atau bank-bank yang dimiliki oleh BUMN dengan persyaratan dan tingkat bunga
normal sebagaimana berlaku pada pihak ketiga.

2. The company has a loan fund of funds and has on the banks the Government or banks
that are owned by the State Owned Enterprise with normal requirements and interest
rate as applicable at any third party.

3. Perseroan mengadakan perjanjian dalam rangka usaha Perseroan dengan BUMN3. The company held a Covenant in order of company business with other State Owned
BUMN lain maupun anak perusahan serta lembaga-lembaga pemerintah yang
Enterprise and subsidiary and the institutions of government authorities.
berwenang.
2013
2012
2011
Revenue
Pendapatan Usaha
Satker Perkeretaapian
Satker Perkeretaapian
226.596.019
32.507.160
22.805.057
PT Waskita Karya (Persero)
PT Waskita Karya (Persero)
144.906.852
146.105.691
53.139.978
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
215.823.781
184.509.595
215.799.242
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
130.230.955
97.309.469
47.350.324
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
199.333.625
185.585.468
210.046.154
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
70.768.538
31.848.636
41.640.118
PT Hutama Karya (Persero)
PT Hutama Karya (Persero)
53.081.170
63.726.925
10.439.161
PT Kereta Api (Persero)
PT Kereta Api (Persero)
50.536.260
24.054.490
39.548.584
Istaka - Sumbersari JO
Istaka - Sumbersari JO
15.180.493
4.915.468
PT Nindya Karya (Persero)
PT Nindya Karya (Persero)
11.701.634
7.449.615
1.319.820
PT PINDAD (Persero)
11.695.600
PT PINDAD (Persero)
Lain - lain Dibawah 10 miliar
23.431.268
69.874.680
60.150.405
Other Below 10 million
1.153.286.196
847.887.196
702.238.844
Sebagai persentase terhadap
As a percentage of
jumlah pendapatan
44%
42%
43%
total revenue

262

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

31. IKHTISAR TRANSAKSI PADA PIHAK BERELASI (Lanjutan)


2013
Aset
Kas dan Setara Kas
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk
PT Bank Syari'ah Mandiri
PT Bank Sumselbabel
PT Bank Jabar Banten
PT Bank Jatim
PT Bank Negara Indonesia Syari'ah
Sebagai persentase terhadap
jumlah aset
Piutang usaha
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Istaka Karya (Persero)
PT Hutama Karya (Persero)
PT Waskita Karya (Persero) Tbk
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
WIKA - RAKA - TANJUNG JO
PT Pindad (Persero)
WIKA - PP JO
PT Nindya Karya (Persero)
Bumi Rejo - Brantas Abipraya JO
Adhi Karya - PP JO
PT Amarta Karya
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
WIKA - BAP JO
PP - GNG - BLJ KSO
Wika - Adhi - Hutama JO
Istaka - Sumbersari JO
Hutama Karya - Brantas Abipraya JO
Wika - Indo Niaga Jaya JO
PP - NK KSO
Lain - lain dibawah 1 Milliar
Sebagai persentase terhadap
jumlah aset
Liabilitas
Utang Usaha
Kopkar Beton Makmur Wijaya
Kopkar PPB Sumut
Kopkar Wika
PT Wijaya Karya Realty
Kopkar Gema Wika
Kopkar PPWB Sulsel
PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi
Kopkar Sejahtera
Utang Sub Kontraktor
PT Pindad (Persero)
Utang Usaha Dalam Proses
Kopkar Beton Makmur Wijaya
Kopkar PPB Sumut
Kopkar PPWB Unit Sulsel
PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi
Lain - lain Dibawah 50 juta
Utang lain-lain
Koperasi Karyawan Mitra Satya
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

375.111.910
6.762.831
27.886.676
691.564
20.668
6.272
1.605
1.454
410.482.981
14%
100.375.372
31.753.548
20.920.591
19.891.415
15.713.502
14.249.102
9.808.107
6.167.611
6.083.320
4.541.376
2.948.881
2.177.843
1.492.693
1.301.301
1.110.592
1.098.180
1.052.422
838.257
1.173.154
242.697.265
8%

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

31. SUMMARY OF RELATED PARTIES TRANSACTIONS (Continued)


2012

262.764.655
5.688.940
7.732.652
35.000.000
19.859
6.332
1.605
311.214.042
13%
29.439.322
19.037.724
31.887.825
19.891.415
6.817.502
26.575.246
5.733.655
6.969.576
2.077.043
1.923.427
29.646.680
17.898.614
2.817.941
3.309.624
1.531.186
371.322
2.356.176
208.284.278
9%

2011

177.512.679
6.164.829
15.427.472
5.000.000
13.161
6.388
1.605
204.126.133
11%
64.425.363
9.813.455
27.645.428
19.891.415
10.934.068
21.056.104
6.427.437
3.082.596
2.099.596
2.117.938
3.901.133
6.659.400
178.053.934
10%

572.198
212.480
241.590
173.168
91.996
1.447
18.715
1.311.594

81.472
240.654
593.983
233.545
3.783
685.245
41.610
1.880.292

128.478
126.375
371.071
1.156.571
1.782.495

12.879.955

29.176.915

4.465.157

2.215.503
193.040
4.852
2.413.395

1.366.960
52.519
637.200
5.940
2.062.619

244.163
563.680
121.886
929.729

25.290.958
25.290.958

393.454
17.564.197
17.957.651

161.951
21.071.786
21.233.737

263

Assets
Cash and Cash Equivalent
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk
PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk
PT Bank Syari'ah Mandiri
PT Bank Sumselbabel
PT Bank Jabar Banten
PT Bank Jatim
PT Bank Negara Indonesia Syari'ah
As a percentage of
total assets
Trade Receivables
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
PT Istaka Karya (Persero)
PT Hutama Karya (Persero)
PT Waskita Karya (Persero) Tbk
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)
WIKA - RAKA - TANJUNG JO
PT Pindad (Persero)
WIKA - PP JO
PT Nindya Karya (Persero)
Bumi Rejo - Brantas Abipraya JO
Adhi Karya - PP JO
PT Amarta Karya
PT Kereta Api Indonesia (Persero)
WIKA - BAP JO
PP - GNG - BLJ KSO
Wika - Adhi - Hutama JO
Istaka - Sumbersari JO
Hutama Karya - Brantas Abipraya JO
Wika - Indo Niaga Jaya JO
PP - NK KSO
Lain - lain dibawah 1 Milliar
As a percentage of
total assets
Liabilities
Trade Payables
Kopkar Beton Makmur Wijaya
Kopkar PPB Sumut
Kopkar Wika
PT Wijaya Karya Realty
Kopkar Gema Wika
Kopkar PPWB Sulsel
PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi
Kopkar Sejahtera
Subcontractors Payables
PT Pindad (Persero)
Payables in The Process
Kopkar Beton Makmur Wijaya
Kopkar PPB Sumut
Kopkar PPWB Unit Sulsel
PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi
Other below 50 Million
Other Payables
Koperasi Karyawan Mitra Satya
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

31. IKHTISAR TRANSAKSI PADA PIHAK BERELASI (Lanjutan)


2013
Jumlah utang yang terkait dengan
pihak berelasi
Sebagai persentase terhadap
jumlah utang

31. SUMMARY OF RELATED PARTIES TRANSACTIONS (Continued)


2012

2011

41.895.902

51.077.477

28.411.118

2%

3%

2%

Total payables associated with


related parties
As a percentage of
total payables

Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak berelasi adalah
Details of the nature and type of material transactions with parties relate are as follows :
sebagai berikut :
Sifat Hubungan Berelasi Perseroan /
Transaksi /
Pihak Berelasi /
Related Parties
Nature of the Related Parties The Company
Transection
Bank
Bank
Kepemilikan sama terikat /
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Penempatan Rekening,
Common ownership
Pinjaman, dan Deposito /
Placement of Accounts,
Loans, and Deposits
Kepemilikan sama terikat /
PT Bank Rakyat Indonesia(Persero)Tbk
Penempatan Rekening,
Common ownership
Pinjaman, dan Deposito /
Placement of Accounts,
Loans, and Deposits
Kepemilikan sama terikat /
PT Bank Nasional Indonesia(Persero)Tbk
Penempatan Rekening /
Common ownership
Placement of Accounts
Kepemilikan sama terikat /
PT Bank BPD Sumsel
Penempatan Rekening /
Common ownership
Placement of Accounts
Kepemilikan sama terikat /
PT Bank BPD Jabar
Penempatan Rekening /
Common ownership
Placement of Accounts
Kepemilikan sama terikat /
PT Bank BPD Jatim
Penempatan Rekening /
Common ownership
Placement of Accounts
Kepemilikan sama terikat /
PT Bank Syari'ah Mandiri
Penempatan Rekening /
Common ownership
Placement of Accounts
Kepemilikan sama terikat /
PT Bank BNI Syari'ah
Penempatan Rekening /
Common ownership
Placement of Accounts
Piutang usaha
Trade Receivables
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Pemegang saham / Shareholders
Penjualan produk Beton /
Concrete product sales
PT Wijaya Karya Komponen Beton
Kepemilikan Saham / Share ownership
Afiliasi / Afilliation
Payables
Utang
Koperasi Karyawan Mitra Satya
Pemegang saham / Shareholders
Utang piutang /
Receivables and payables
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Pemegang saham / Shareholders
Utang piutang /
Receivables and payables
Koperasi Karyawan Beton Makmur Wijaya
Pemegang saham / Shareholders
Utang piutang /
Receivables and payables

32. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING

USD
Aset
Kas
dan Setara Kas
Liabilitas
Utang Usaha
Aset (Liabilitas)
Valuta Asing Bersih

Ekuivalen Rupiah /
Equivalent Rupiah

EURO

31 Desember / December 2013


Ekuivalen Rupiah /
Equivalent Rupiah

Ekuivalen Rupiah /
Equivalent Rupiah

SGD

1.062,94

12.953.932

2.398,35

29.240.586

178,62

3.006.125

22,67

213.180

(1.335,41)

(16.286.654)

(178,62)

(3.006.125)

(22,67)

(213.180)

USD
Aset
Kas
dan Setara Kas
Liabilitas
Utang Usaha
Aset (Liabilitas)
Valuta Asing Bersih

32. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES

Ekuivalen Rupiah /
Equivalent Rupiah

EURO

31 Desember / December 2012


Ekuivalen Rupiah /
Equivalent Rupiah

Ekuivalen Rupiah /
Equivalent Rupiah

SGD

609,00

5.889.980

7.707,00

74.535.078

511,17

6.552.386

108,83

861.748

(7.098)

(68.645.098)

(511,17)

(6.552.386)

(108,83)

(861.748)

264

Assets
Cash and Cash
Equivalent
Liablities
Account Payables
Assets (Liabilities)
Net Foreign Exchange

Assets
Cash and Cash
Equivalent
Liablities
Account Payables
Assets (Liabilities)
Net Foreign Exchange

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

32. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING (Lanjutan)

USD
Aset
Kas
dan Setara Kas
Liabilitas
Utang Usaha
Aset (Liabilitas)
Valuta Asing Bersih

Ekuivalen Rupiah /
Equivalent Rupiah

Penjualan Bersih
Hasil
Laba (rugi) usaha
Penghasilan bunga
Beban bunga
Beban pajak penghasilan bersih
Penghasilan (beban) lain - lain bersih
Laba (rugi) tahun berjalan
Informasi lainnya
Aset segmen
Liabilitas segmen
Perolehan Aset Tetap
Penyusutan

31 Desember / December 2011


Ekuivalen Rupiah /
Equivalent Rupiah

Ekuivalen Rupiah /
Equivalent Rupiah

SGD

12.098.496

7.953,20

72.124.181

457,35

5.375.708

208,25

1.455.028

(6.618,42)

(60.025.684)

(457,35)

(5.375.708)

(208,25)

(1.455.028)

Assets
Cash and Cash
Equivalent
Liablities
Account Payables
Assets (Liabilities)
Net Foreign Exchange

33. SEGMENTAL INFORMATION

Informasi segmen operasi Perseroan adalah sebagai berikut :

Penjualan Bersih
Hasil
Laba (rugi) usaha
Penghasilan bunga
Beban bunga
Beban pajak penghasilan bersih
Penghasilan (beban) lain - lain bersih
Laba (rugi) tahun berjalan
Informasi lainnya
Aset segmen
Liabilitas segmen
Perolehan Aset Tetap
Penyusutan

EURO

1.334,78

33. INFORMASI SEGMEN

Penjualan Bersih
Hasil
Laba (rugi) usaha
Penghasilan bunga
Beban bunga
Beban pajak penghasilan bersih
Penghasilan (beban) lain - lain bersih
Laba (rugi) tahun berjalan
Informasi lainnya
Aset segmen
Liabilitas segmen
Perolehan Aset Tetap
Penyusutan

32. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES (Continued)

Beton /
Concrete
2.621.766.673

Operational segment information is as follows :


31 Desember / December 2013
Jasa /
Kantor Pusat /
Jumlah /
Service
Head Office
Total
21.957.761
2.643.724.434

333.640.090
333.640.090

2.562.875
2.562.875

5.698.877
(9.319.016)
(87.315.397)
(4.061.187)
(94.996.723)

336.202.966
5.698.877
(9.319.016)
(87.315.397)
(4.061.187)
241.206.242

2.261.749.965
1.244.693.144
454.305.244
46.127.142

7.225.712
130.098

648.425.075
942.689.837
14.583.833

2.917.400.751
2.187.382.982
454.305.244
60.841.073

31 Desember / December 2012


Jasa /
Kantor Pusat /
Service
Head Office
13.355.686
-

Jumlah /
Total
2.030.596.831

Beton /
Concrete
2.017.241.145
262.146.619
(1.662.662)
260.483.957

3.305.248
3.305.248

(34.167.020)
4.725.704
(2.826.016)
(54.312.954)
2.159.192
(84.421.094)

231.284.847
4.725.704
(2.826.016)
(54.312.954)
496.529
179.368.111

2.028.325.875
1.624.773.458
143.483.638
35.262.371

2.296.716
376.029

370.477.154
171.996.509
30.766.471
8.815.593

2.401.099.745
1.796.769.966
174.250.109
44.453.993

31 Desember / December 2011


Jasa /
Kantor Pusat /
Service
Head Office
15.432.633
-

Jumlah /
Total
1.635.086.530

Beton /
Concrete
1.619.653.898
205.078.836
(18.225.378)
186.853.458

1.226.761
1.226.761

(29.986.025)
8.061.231
(1.850.654)
(45.342.464)
25.460.601
(43.657.312)

176.319.572
8.061.231
(1.850.654)
(45.342.464)
7.235.223
144.422.907

1.568.477.219
1.221.739.402
152.396.888
24.309.358

1.287.763
195.537

269.077.729
187.408.624
9.841.957
6.077.340

1.838.842.712
1.409.148.026
162.238.845
30.582.235

265

Net Sales
Income
Operating income (loss)
Interest income
Interest expenses
Income tax expenses - net
Other income expenses - net
Income (loss) for the year
Other information
Segment assets
Segment liabilities
Capital expenditures
Depreciation

Net Sales
Income
Operating income (loss)
Interest income
Interest expenses
Income tax expenses - net
Other income expenses - net
Income (loss) for the year
Other information
Segment assets
Segment liabilities
Capital expenditures
Depreciation

Net Sales
Income
Operating income (loss)
Interest income
Interest expenses
Income tax expenses - net
Other income expenses - net
Income (loss) for the year
Other information
Segment assets
Segment liabilities
Capital expenditures
Depreciation

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

33. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)

33. SEGMENTAL INFORMATION (Continued)

Informasi segmen geografis Perseroan adalah sebagai berikut :


2013
Pendapatan
1.755.163.763
Jawa
888.560.671
Luar Jawa
2.643.724.434
Jumlah

2012

Geographic segment information is as follows :


2011

1.351.262.252
679.334.579
2.030.596.831

951.442.150
683.644.380
1.635.086.530

Sales
Java
Non - Java
Total

Laba Bersih
Jawa
Luar Jawa
Jumlah

157.667.598
83.538.644
241.206.242

76.971.021
102.397.090
179.368.111

45.943.747
98.479.160
144.422.907

Net Income
Java
Non - Java
Total

Total Asset
Jawa
Luar Jawa
Jumlah

2.172.096.748
745.304.004
2.917.400.751

1.841.831.665
559.268.080
2.401.099.745

1.437.219.295
401.623.416
1.838.842.712

Assets total
Java
Non - Java
Total

34. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

34. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES

Berikut ikhtisar nilai tercatat dan estimasi nilai wajar instrumen keuangan Perseroan
Here's an overview of the carrying value and estimated fair value of financial instruments are
yang dinyatakan dalam laporan posisi keuangan :
stated in the company's statement of financial position :
2013
2012
2011
Aset keuangan
Financial assets
413.026.822
340.319.362
225.719.987
Kas dan setara kas
Cash and Cash Equivalent
421.906.489
309.418.630
306.955.286
Piutang usaha
Account Receivables
27.516.701
48.857.472
5.351.891
Pendapatan akan diterima
Accrued Income
143.423.312
179.430.997
107.924.088
Biaya dibayar dimuka
Prepaid Expense
1.005.873.324
878.026.461
645.951.253
Jumlah
Total
Liabilitas keuangan
Pinjaman jangka pendek
Utang usaha
Utang lain-lain
Pendapatan diterima dimuka
Utang jangka panjang
Jumlah

172.519.354
325.099.905
26.466.220
911.802.894
3.788.349
1.439.676.723

19.491.685
421.000.057
17.983.169
962.659.545
1.421.134.455

15.856.502
333.231.242
21.071.786
631.954.372
1.002.113.902

Financial liabilities
Short-term loans
Account Payables
Other Payables
Unearned Revenue
Long - Term Payables
Total

Seluruh nilai tercatat instrumen keuangan mendekati nilai wajar dari instrumen keuangan
tersebut. Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi
nilai wajar dari setiap golongan instrumen keuangan Perseroan :

The entire carrying value of financial instruments close to the fair value of financial
instruments. Here is a method and assumptions used in estimating the fair value of each
class of financial instrument :

Kas dan setara kas, piutang retensi dan biaya dibayar dimuka. Seluruh aset keuangan di
atas merupakan aset keuangan jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu 12
bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari
aset keuangan tersebut.

Cash and cash equivalents, receivables and prepayments retention. The entire financial
assets over the short-term financial assets that will mature in 12 months so that the carrying
value of financial assets has been reflected in the fair value of financial assets.

Piutang usaha dan utang usaha dihitung berdasarkan nilai wajar dan diturunkan melalui
akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi.

Accounts receivable and accounts payable and calculated based on the fair value is derived
through the allowance account and the amount of losses recognized in the income

Pinjaman jangka pendek, utang lain-lain, pendapatan diterima dimuka dan utang
hubungan istimewa. Seluruh liabilitas keuangan tersebut merupakan liabilitas jangka
pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat aset
keuangan tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari liabilitas keuangan.

Short-term loans, other payable, income received in advance and payable from related
parties. The entire financial liability is a short-term obligations that will mature in 12 months
so that the carrying value of financial assets has been reflected in the fair value of financial
liabilities.

Utang jangka panjang merupakan utang sewa pembiayaan Entitas anak dengan jangka
waktu sewa selama 3(tiga) tahun dan pengukuran nilai wajarnya berdasarkan nilai
kontrak Entitas anak dengan pemberi sewa (lessor).

Long-term debt is a financing lease subsidiaries with a term of the lease for 3 (three) years
and the measurement of fair value based on the value of the contract between subsidiaries
with the lessor (the lessor).

35. REKLASIFIKASI AKUN

35. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS

Akun dalam laporan keuangan tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 telah direklasifikasi
agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan 31 Desember 2013 dengan rincian
sebagai berikut :
2012
Sebelum Reklasifikasi
1.471.823
Utang lain - lain
16.511.345
Utang jangka panjang
(16.511.345)
Reklasifikasi Akun
Setelah Reklasifikasi
17.983.169
Utang lain - lain
Utang jangka panjang

266

Account in the financial statements at December 31, 2012 and 2011 have been
reclassification to the presentation of financial statements December 31, 2013 the details are
as follows :
2011
Before Reclassification
8.943.589
Other Payables
12.128.197
Long - Term Payables
(12.128.197)
Account Reclassification
After Reclassification
21.071.786
Other Payables
Long - Term Payables

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

35. REKLASIFIKASI AKUN (Lanjutan)

35. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS (Continued)

Reklasifikasi akun disesuaikan karena utang tersebut merupakan utang terhadap induk
perseroan yang telah dilakukan pembayaran pada tanggal 20 Januari 2014

36. PERIKATAN DAN KONTINJENSI

Adjusted reclassification of accounts its debt to parent company, has made payments on
January 20, 2014

36. AGREEMENTS AND CONTINGENCY

a. PT Inti Sumber Bajasakti


Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku utama, perseroan mengadakan perjanjian
jual beli Besi Beton dengan PT Inti Sumber Bajasakti. Perjanjian tersebut berlaku
sejak 26 Maret 2013 sampai dengan 30 September 2013, pembayaran uang muka
sebesar 20% dari total harga sebesar Rp.14.100.000 diluar PPN 10% dan
pembayaran selanjutnya sebesar 80% setelah berkas tagihan yang lengkap dan
benar diterima oleh Perseroan. Realisasi pada perjanjian tersebut telah 100%.
Perjanjian tersebut diperpanjang dari tanggal 29 Nopember 2013 sampai dengan 31
Mei 2014. sesuai dengan rencana produksi dengan total harga sebesar Rp
18.437.500 diluar PPN 10% dengan nilai realisasi sebesar Rp 5.616.812. Sanksisanksi terkait yaitu pihak kesatu berhak menolak barang, apabila pihak kedua
mengirimkan barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dalam
perjanjian.

a. PT Inti Sumber Bajasakti


The needs of key materials, the company entered into a purchase agreement with PT Inti
Sumber Bajasakti. The agreement in effect since March 26, 2013 to September 30,
2013, advance payment of 20% of the total price of Rp 14.100.000 beyond 10% VAT and
subsequent payment by 80% after the bill file complete and acceptable by the Company.
The realization of agreement has been 100%. The agreement was extended from
November 29, 2013 until May 31, 2014, according to the production planning with total
price of Rp 18.437.500 beyond 10% VAT with realized value amounted Rp 5.616.812.
Sanctions related party unity is entitled to reject the goods, if the second party does not
deliver the goods in accordance with the specifications prescribed in the agreement.

b. PT Sinar Indah Perkasa


Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku utama, Perseroan mengadakan perjanjian
jual beli semen dengan PT Sinar Indah Perkasa. Untuk volume tonase semen
berdasarkan kebutuhan dan rencana produksi ,Pembayaran dilakukan 30
(tigapuluh) hari setelah pengiriman barang dan bukti tagihan lengkap, Perjanjian
tersebut berlaku dari tanggal 4 Pebruari sampai dengan 31 Desember 2013, dan
akan diperpanjang sesuai dengan kebutuhan atau rencana produksi serta negoisasi
harga terbaru. Nilai realisasi per 31 Desember 2013 sebesar Rp 280.763.670

b. PT Sinar Indah Perkasa


To meet the needs of key raw materials, the company entered into a purchase
agreement with PT Sinar Indah Perkasa. For volume tons cement based on
requirements and production of the factory, payment is made 30 (thirty) days after
delivery of the goods and evidence of the complete bill, agreement is valid from February
4 to December 31, 2013, and will be extended in accordance with the requirements or
production plans as well as the latest price negotiations. Realizable value as December
31, 2013 amounted Rp 280.763.670

c. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk


Perusahaan melakukan perjanjian jual beli Gas dengan PT Perusahaan Gas Negara
(Persero) Tbk, untuk memenuhi kebutuhan gas di pabrik Pasuruan, pabrik Bogor dan
pabrik Jatiwangi, untuk mendukung operasional Perusahaan. Perjanjian tersebut
berlaku mulai tanggal 1 April 2013 sampai dengan 31 Maret 2018, dan terus
dilakukan perpanjangan, pemakaian minimum gas 10.000 m3/ bulan sedangkan
pemakaian maksimum. 50.000 m3/bulan.

c. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk


Company made a purchase agreement with PT Perseroan Gas Negara (Persero) Tbk, to
meet the needs of the gas at the factory, Pasuruan, Bogor and Jatiwangi, to support the
operation of the Company. The agreement entered into force on April 01, 2013 until
March 31, 2018, and continues to do an extension, the minimum usage 10,000 m3 of gas
per / month while the maximum usage. 50,000 m3/month.

37. KEBIJAKAN MANAJEMEN RESIKO

37. RISK MANAGEMENT POLICY

Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat Perseroan terekspos terhadap berbagai


resiko keuangan, termasuk dampak nilai tukar mata uang asing, tingkat harga komoditas
dan tingkat suku bunga. Program manajemen resiko keseluruhan yang dimiliki
Perseroan ditujukan untuk menghadapi ketidakpastian harga komoditas dan untuk
meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Perseroan.

The various activities undertaken to the Company is exposed to various financial risks,
including the impact of foreign currency exchange rates, commodity prices and the level of
interest rates. Overall risk management program aimed at the Company's commodity price
uncertainty and to minimize the adverse impact is expected on the Company's financial
performance.

Manajemen resiko dijalankan oleh Dewan Direksi Perseroan. Dewan Direksi melakukan
identifikasi, evaluasi dan lindung nilai terhadap resiko-resiko keuangan, apabila
dianggap perlu. Komite menentukan prinsip manajemen resiko secara keseluruhan,
termasuk resiko pasar, kredit dan likuiditas.
a. Resiko pasar
Risiko pasar adalah risiko nilai wajar arus kas masa depan suatu instrumen
keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Risiko pasar
mengandung 3 tipe risiko : risiko harga, risiko tingkat suku bunga dan risiko nilai mata
uang asing. Instrumen keuangan yang terpengaruh oleh risiko pasar termasuk kas
dan setara kas piutang usaha, utang usaha.
1. Risiko harga
Risiko harga adalah resiko fluktuasi nilai instrumen keuangan sebagai akibat
perubahan harga pasar terlepas dari apakah perubahan tersebut disebabkan
oleh faktor-faktor spesifik dari instrumen individual atau penerbitnya faktor-faktor
yang mempengaruhi seluruh instrumen yang diperdagangkan dipasar. persero
perseroan terkena dampak risiko harga yang terutama diakibatkan oleh pembelian
bahan baku yang merupakan komponen utama biaya produksi, harga bahan baku
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain permintaan, pasokannya,
dan nilai tukar. Dampak risiko harga tersebut mengakibatkan kenaikan biaya
produksi. Perseroan tidak serta merta dapat mengalihkan kenaikan harga tersebut
kepada pelanggannya.

Risk management is run by a Board of Directors of the Company. Board of Directors of the
identification, evaluation and hedging of financial risks, if deemed necessary. The Committee
determines the overall risk management principles, including market risk, credit and liquidity.

267

a.

Market risk
Market risk is the risk of the fair value of future cash flows of a financial instrument will
fluctuate because of changes in market prices. Market risk contains three types of risk :
price risk, interest rate risk and foreign currency risk. Financial instruments affected by
market risk include cash and cash equivalents accounts receivable, accounts payable.
1. Price risk
Price risk is the risk of fluctuations in the value of financial instruments as a result of
changes in market prices, whether those changes are caused by factors specific to
the individual instrument or its issuer faktor2 that affect all instruments which are
traded in the market. state-owned companies affected by price risk which is mainly
due to the purchase of raw materials is a major component of production costs, the
price of raw materials is influenced by several factors such as demand, pasokanaya,
and the exchange rate. The impact of price risks result in increased production costs.
The company does not necessarily able to divert these price increases to its
customers.

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

37. KEBIJAKAN MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan)

37. RISK MANAGEMENT POLICY (Continued)

2. Risiko Suku Bunga


Risiko suku bunga atas arus kas merupakan suatu risiko dimana arus kas masa
datang suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga
pasar. Eksposur yang ada saat ini terutama berasal dari utang bank yang
digunakan untuk modal kerja dan investasi. kebijakan yang diambil oleh
manajemen dalam mengantisipasi risiko suku bunga yaitu dengan mengevaluasi
secara periodik perbandingan suku bunga tetap terhadap suku bunga
mengambang sejalan dengan perubahan suku bunga yang relevan di pasar.
Manajemen juga melakukan survey diperbankan untuk mendapatkan perkiraan
mengenai suku bunga yang relevan.

2. Interest Rate Risk


Interest rate risk of the cash flows is a risk that the future cash flows of a financial
instrument will fluctuate due to changes in market interest rates. Ekplosure current
mainly comes from bank loans which are used for working capital and investment.
measures taken by management in anticipation of interest rate risk is to evaluate
periodically the ratio of fixed rate floating rate in line with the change in relevant
interest rates in the market. Management also conducted a survey diperbankan to
get an estimate of the relevant interest rates.

Profil pinjaman Perseroan adalah sebagai berikut :


Pinjaman dengan suku bunga tetap
Pinjaman dengan suku bunga
mengambang

2013
366.000.000

2012

172.519.354
538.519.354

19.491.685
19.491.685

Dampak fluktuasi suku bunga 100 basis poin terhadap laba setelah pajak dengan
semua variabel lain tetap :
2013
2012
(5.385.194)
(194.917)
Naik 100 bps
5.385.194
194.917
Turun 100 bps

The Companys loan profile is as follows :


2011
15.856.502
15.856.502

Loans with fixed interest rates


Loan with floating
interest rate

Effect of interest rates fluctuation of 100 basis points to income after tax with all other
variables constant :
2011
(158.565)
Increase 100 bps
158.565
Decrease 100 bps

3. Risiko Nilai Mata Uang Asing


Risiko nilai tukar mata uang asing adalah risiko perubahan nilai wajar arus kas
dimasa datang dari suatu instrument keuangan yang berfluktuasi akibat
perubahan nilai tukar mata uang asing yang digunakan oleh Perseroan. Eksposur
Perseroan terhadap fluktuasi nilai tukar terutama berasal dari utang pengadaan
barang dan jasa dalam mata uang USD,EUR dan SGD.

3. Foreign Currency Risk


The risk of foreign currency exchange rate is the risk of changes in fair value of future
cash flows of a financial instrument fluctuate due to changes in foreign currency
exchange rates used by the Company. The Company's exposure to exchange rate
fluctuations primarily derived from procurement of debt denominated in USD, EUR
and SGD.

Dalam hal transaksi valuta asing yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa
untuk, Pembelian peralatan produksi terkait produksi barang jadi beton. Perseroan
mengelola risiko valuta USD, EUR dan SGD dengan menetapkannya sebagai
lindung nilai arus kas menggunakan instrument keuangan non derivatif melalui
pembelian spot mata uang asing.

In the case of foreign exchange transactions relating to the procurement of goods


and services to, purchase of equipment related to the production of finished goods
production of concrete. The Company manages the risk of currency USD and EUR to
define as cash flow hedges using derivative financial instruments through spot
purchase of foreign currency.

Berikut ini adalah analisis sensitivitas efek 5% perubahan kurs nilai mata uang
asing terhadap laba setelah pajak dengan semua variabel lain dianggap tetap :
2013
2012
(1.622.995)
(4.097.461)
Kenaikan 5%
1.622.995
4.097.461
Penurunan 5%

Sensitivity analysis of the 5% fluctuation in the foreign exchange rates to profit after
tax with other variance considered as constant is as follow :
2011
(3.947.696)
Increase 5%
3.947.696
Decreases 5%

b. Resiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian yang dihadapi Perseroan sebagai akibat
wanprestasi dari pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud yaitu pelanggan dan pihak
lawan yang gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Kebijakan manajemen
dalam mengantisipasi risiko kredit yang timbul dari pelanggan adalah sebagai berikut
1. Perseroan hanya akan melakukan hubungan usaha dengan pihak ketiga yang
diakui, kredibel dan bankable
2. Mempunyai kebijakan untuk penjualan kredit dan semua pihak ketiga yang akan
melakukan perdagangan secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit.
3. Meminta kepada pihak ketiga yang akan melakukan perdagangan kredit dengan
Perseroan untuk memberikan jaminan berupa aset tetap, deposito berjangka atau
bank garansi.

b.

Perseroan meminimalkan risiko kredit aset keuangan seperti kas setara kas dengan
mempertahankan saldo kas minimum dan memilih bank yang berkualitas untuk
penempatan dana. Eksposur maksimum risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat
sebagaimana di ungkapkan pada Catatan 3 dan 4. Tidak ada risiko kredit yang
terpusat secara signifikan.
2013
2012
457.239.330
344.749.305
Piutang usaha
(35.332.841)
(35.330.676)
Penyisihan kerugian penurunan nilai
421.906.489
309.418.630

268

Credit risk
Credit risk is the risk that the Company will incur a loss from defaulted third parties. Third
parties are referred to the customers and counter parties that fail to discharge their
contractual obligations. Management policies in anticipation of this credit risk arise from
the Customer are as follows :
1. The Company will only do business relationships with third parties who are
recognized, credible and bankable.
2. Have a policy for credit sales and all third parties who will make credit trade have to
go through credit verification procedures.
3. Request to third parties who will do the credit trade with the Company to provide
collateral in the form of fixed assets, time deposit or bank guarantee.

The Company minimize credit risks financial assets such as cash and cash
equivalent by maintaining minimum cash balance and select qualified bank for the
placement of funds. The maximum exposure to the credit risk is represented by the
carrying amount as shown in Notes 3 and 4. There is no significant concentration of
credit risk.
2011
347.359.372
Trade receivables
(40.404.086)
Allowances for Impairment
306.955.287

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

37. KEBIJAKAN MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan)

37. RISK MANAGEMENT POLICY (Continued)

c. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah suatu risiko yang dapat terjadi dimana pendapatan jangka
pendek tidak dapat menutupi pengeluaran jangka pendek.

c.

Liquidity risk
Liquidity risk is a risk that occurs when short-term revenue cannot cover short-term
expenditure.

Mengingat bahwa kebutuhan dana Perseroan saat ini cukup signifikan sebagai akibat
dari meningkatnya aktivitas pengembangan atau perluasan bisnis, maka dalam
mengelola risiko likuiditas, Perseroan terus menerus memantau dan menjaga tingkat
kas dan setara kas agar memadai untuk membiayai kebutuhan operasional
Perseroan.

Given that funding requirements of the Company are currently significant as a result of
increased activity of development or expansion of business, then in managing liquidity
risk, the Company continue to monitor and maintain levels of adequacy of cash and cash
equivalents to finance the operational needs of the Company.

Selain itu, Perseroan juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas untuk
mengatasi dampak dari fluktuasi arus kas, termasuk jadwal jatuh tempo liabilitas
jangka panjang dan terus menelaah kondisi pasar keuangan untuk inisiatif
penempatan dan penggalangan dana yang meliputi pinjaman.

In addition, the Company also regularly evaluate cash flow projections and actual cash to
cope with the impact of fluctuations in cash flow, including the maturity schedule of longterm liabilities and continue to examine the condition of financial markets to placement
and fund-raising initiatives..

Tabel berikut ini menunjukan profil jangka waktu pembayaran liabilitas Perseroan
The table below summarizes the maturity profile of the Company financial liabilities
berdasarkan pembayaran dalam kontrak.
based on contractual payments.
< 1 Tahun/
1 - 2 Tahun/
2 - 3 Tahun/
> 3 Tahun/
Jumlah/
< 1 Year
1 - 2 Year
2 - 3 Year
> 3 Year
Total
Utang usaha
325.099.905
325.099.905
Trade payable
Utang lain-lain
26.466.220
26.466.220
Other payables
Utang jangka panjang
1.236.158
2.552.191
3.788.349
Long-term liabillities
352.802.283
2.552.191
355.354.474
d. Pengelolaan modal
Tujuan utama pengelolaan modal Perseroan adalah untuk memastikan pemeliharaan
rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi
pemegang saham.

d. Capital Management
The primary objective of the Company capital management is to ensure that it maintains
healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value.

Perseroan disyaratkan untuk memelihara tingkat permodalan tertentu oleh perjanjian


pinjaman. Persyaratan permodalan eksternal tersebut telah dipenuhi oleh entitas
terkait pada tanggal 31 Desember 2013, 31 Desember 2012 dan 2011. Selain itu,
Perseroan juga dipersyaratkan oleh Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas, efektif sejak tanggal 16 Agustus 2007, untuk mengalokasikan
sampai dengan 20% dari modal saham diterbitkan dan dibayar penuh ke dalam dana
cadangan yang tidak boleh didistribusikan. Persyaratan permodalan eksternal
tersebut telah dipertimbangkan oleh Perseroan serta telah diputuskan pada Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).

The Company are required under their respective loan agreements to maintain the level
of existing share capital. This externally imposed capital requirement has been complied
with by the relevant entities as of December 31, 2013, December 31, 2012 and 2011 In
addition, the Company are also required by the Law No. 40 Year 2007 regarding Limited
Liability Entities, effective August 16, 2007, to allocate and maintain a non-distributable
reserve fund until the said reserve reaches 20% of the issued and fully paid share capital.
This externally imposed capital requirements are considered by the Company decided at
the Annual General Meeting of Shareholders (RUPS).

Perseroan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila


diperlukan, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan
menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan pembayaran
dividen kepada pemegang saham, atau mengusahakan pendanaan melalui
pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses selama
periode yang berakhir pada tanggal tanggal 31 Desember 2013, 31 Desember 2012

The Company a manage theirs capital structure and makes adjustments to it, if
necessary, in light of changes in economic conditions. To maintain or adjust the capital
structure, the Company may adjust the dividend payment to shareholders, issue new
shares or raise debt financing. No changes were made in the objectives, policies or
processes during the period ended December 31, 2013, December 31, 2012 and 2011

Perseroan mengawasi modal dengan menggunakan rasio pengungkit (gearing ratio) ,


dengan membagi total pinjaman berdampak bunga dengan total ekuitas yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Kebijakan Perseroan adalah menjaga
rasio pengungkit dalam kisaran dari perseroan terkemuka di Indonesia untuk
mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang rasional. Termasuk
dalam total pinjaman berdampak bunga adalah pinjaman bank jangka pendek,
pinjaman bank jangka panjang, dan liabilitas sewa pembiayaan.

The Company monitors its capital using gearing ratios, by dividing interest bearing loan
to total equity attributable to equity holders of the parent entity. The Companys policy is
to maintain its gearing ratio within the range of gearing ratios of the leading companies in
Indonesia in order to secure access to finance at a reasonable cost. Including in interest
bearing loan are short-term bank loans and long-term bank loans, and finance lease
liabilities.

Rasio pengungkit pada tanggal 3 Desember 2013, 31 Desember 2012 dan 2011
The gearing ratios as of December 31, 2013, December 31, 2012 and 2011 are as follow
adalah sebagai berikut :
:
2013
2012
2011
Pinjaman Jangka Pendek
172.519.354
19.491.685
15.856.502
Bank Loans
Pinjaman Jangka Panjang
369.788.349
Finance Lease liabillities
Jumlah
542.307.703
19.491.685
15.856.502
Total
Jumlah ekuitas
Rasio Gearing

730.017.770
0,74

604.329.779
0,03

269

429.694.686
0,04

Total Equity
Gearing ratio

PT WIJAYA KARYA BETON


DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT WIJAYA KARYA BETON


AND SUBSIDIARIES
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

38. AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS

38. NON - CASH ACTIVITIES

Informasi pendukung laporan arus kas konsolidasian sehubungan dengan aktivitas yang
tidak mempengaruhi arus kas adalah sebagai berikut :
2013
2012
Perolehan aset melalui sewa pembiayaan
3.996.765

39. PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN

Supplementary information to the consolidated statements of cash flows relating to non-cash


activities is as follows :
2011
Acquisition of assets under finance leases
-

39. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD

Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat No MJ.01.01/WB-0A.005/2014


Tanggal 7 Januari 2014 dan salinan Akta No 03 Tanggal 8 Januari 2014 yang dibuat
oleh notaris Mochamad Nova Faisal, SH., M.Kn berkedudukan di Jakarta Selatan dan
ditetapkan oleh Keputusan Menteri Hukum dan HAM Indonesia No: AHU01257.AH.01.02 Tanggal 9 Januari 2014 menyetujui perubahan anggaran dasar PT
WIJAYA KARYA BETON menjadi PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

270

Based Decision Outside Shareholders Meeting No. MJ.01.01/WB-0A.005/2014 Dated


January 7, 2014 and a copy of the Deed No. 03 Date January 8, 2014 made by Mochamad
Nova Faisal, SH., M.Kn located in South Jakarta established by Decree No. Menteri Hukum
dan HAM Indonesia: AHU-01257.AH.01.02 Date January 9, 2014 approved the change of
the articles of association of PT WIJAYA KARYA BETON into PT WIJAYA KARYA BETON
Tbk.

Lampiran : a
PT WIJAYA KARYA BETON
ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Attachment : a
PT WIJAYA KARYA BETON
PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2013, 2012 and 2011
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2013
ASET
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
(setelah dikurangi akumulasi penurunan
nilai piutang sebesar Rp 35.332.841, Rp
35.330.676 dan Rp 40.404.086 Per 31
Desember 2013, 2012 dan 2011)

Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Pendapatan Akan Diterima
Piutang Lain-Lain
Pajak Dibayar Dimuka
Persediaan
Uang Muka
Biaya Dibayar Dimuka
Jumlah Aset Lancar

ASET TIDAK LANCAR


Investasi Pada Entitas Anak
Aset Pajak Tangguhan
Properti Investasi
Aset Tetap
(setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 260.510.895, Rp 199.887.964
dan Rp 155.437.021 Per 31 Desember
2013, 2012 dan 2011)

Jumlah Aset Tidak Lancar


JUMLAH ASET

2012

406.771.214

292.938.989

2011

225.719.987

200.925.807
222.288.921
27.516.701
1.847.897
24.390.601
845.302.269
5.452.672
143.423.312
1.877.919.395

186.188.590
123.230.040
48.857.472
525.480
20.440.383
881.216.572
8.102.876
179.430.997
1.740.931.399

152.972.801
153.982.485
5.351.891
501.608
28.736.105
704.070.171
12.681.698
107.924.088
1.391.940.834

56.185.000
4.832.397
3.487.123

47.685.000
18.814.653
3.700.000

13.558.036
3.700.000

ASSETS
CURRENT ASSETS
Cash and Cash Equivalent
Account Receivables
(Net off accumulated allowance for
impairment of Rp 35.332.841, Rp
35.330.676 and Rp 40.404.086 as
of December 31,2013, 2012 and

Related Parties
Third Parties
Accrued Income
Other Receivables
Tax Prepaid
Inventories
Advance
Prepaid Expense
Total Current Assets
NON - CURRENT ASSETS
Investasi in Subsidiaries
Deferred Tax Assets
Investment Property
Fixed Assets
(Net off accumulated depreciation
to Rp 260.510.895, Rp 199.887.964
and Rp 155.437.021 as December
31, 2013, 2012 and 2011)

917.611.168

548.543.910

429.643.841

982.115.688

618.743.563

446.901.877

Total Non - Current Assets

2.860.035.083

2.359.674.962

1.838.842.712

TOTAL ASSETS

272

Lampiran : a
PT WIJAYA KARYA BETON
ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Attachment : a
PT WIJAYA KARYA BETON
PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION
As of December 31, 2013, 2012 and 2011
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

2013

2012

2011

LIABILITAS DAN EKUITAS


LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman Jangka Pendek
Utang Usaha
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Utang Pajak
Uang Muka Diterima
Pendapatan Diterima Dimuka
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Utang Lain-lain
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek

172.519.354

19.491.685

15.856.502

16.604.949
298.130.282
24.303.676
78.456.443
911.802.894
253.987.270
26.466.220
1.782.271.090

33.119.830
387.717.117
43.375.805
35.407.103
962.659.545
277.627.463
17.983.169
1.777.381.717

7.177.381
326.053.861
38.582.889
50.315.332
631.954.372
311.891.791
21.071.786
1.402.903.914

LIABILITIES AND EQUITY


CURRENT LIABILITIES
Short Term Loans
Trade Payable
Related Parties
Third Parties
Tax Payable
Advances Received
Unearned Revenue
Accrued Expenses
Others Payable
Total Current Liablities

LIABLITAS JANGKA PANJANG


Utang Medium Term Notes
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
JUMLAH LIABILITAS

366.000.000
24.482.713
390.482.713
2.172.753.803

18.754.490
18.754.490
1.796.136.207

6.244.112
6.244.112
1.409.148.026

NON - CURRENT LIABILITIES


Medium Term Notes Payable
Employee Benefits Liabilities
Total Non - Current Liabilities
TOTAL LIABILITIES

EKUITAS
Modal Saham

EQUITY
Share Capital

Modal Dasar 26.680.000.000 saham, nilai


nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per
saham. Modal ditempatkan dan disetor
6.670.000.000 saham
Modal Dasar 4.600.000.000 saham, nilai
nominal Rp 100 (Rupiah penuh) per
saham. Modal ditempatkan dan disetor
1.150.000.000 saham

Saham Diperoleh Kembali


Saldo Laba
Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah Ekuitas
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS

667.000.000
(58.246.193)

115.000.000

23.245.163
55.282.310
687.281.280

106.894.828
341.643.927
563.538.755

2.860.035.083

2.359.674.962

273

Authorized . Capital . 26.680.000.00


0 shares, par value of Rp 100 (full
amount) per share. Issued and paid
up capital are 6.670.000.000
shares.
Authorized Capital 4,600,000,000
shares, par value of Rp 100 (full
amount) per share. Issued and paid
115.000.000 up capital are 1.150.000.000
shares.
Treasury Stock

78.010.247
236.684.439
429.694.686

Retained Earnings
Appropriated
Unappropriated
Total Equity

1.838.842.712 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

Lampiran : b
PT WIJAYA KARYA BETON
ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2013

2012

Attachment : b
PT WIJAYA KARYA BETON
PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2011

2.644.700.178
(2.256.724.471)
387.975.707

2.030.596.831
(1.765.144.964)
265.451.867

1.635.086.530
(1.428.780.933)
206.305.597

BEBAN USAHA
Beban Umum dan Administrasi
Beban Pengembangan
Beban Pemasaran
Jumlah Beban Usaha
LABA USAHA

(42.731.895)
(1.814.305)
(1.866.075)
(46.412.275)
341.563.432

(30.624.343)
(1.446.494)
(1.444.950)
(33.515.787)
231.936.079

(26.784.986)
(1.936.288)
(1.264.751)
(29.986.025)
176.319.572

OPERATING EXPENSES
General and Administrative Expenses
Business development expenses
Marketing Expenses
Total Operating Expenses
OPERATING INCOME

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN


Pendapatan (Beban) Bunga
Beban penyisihan piutang
Selisih Kurs
Lain-lain
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

(4.806.718)
(1.118.390)
(5.290.691)
2.534.607
(8.681.192)
332.882.240

333.556
(1.168.662)
(5.794.765)
13.399.119
6.769.248
238.705.327

6.210.577
(18.225.378)
9.459.569
16.001.031
13.445.799
189.765.371

OTHER INCOME (EXPENSE)


Interest (Expense) Income
Allowance of Impairment
Foreign Exchange
Others - Net
Total Other - Net Income (Expense)
PROFIT BEFORE INCOME TAX

Beban Pajak Penghasilan

(88.271.464)

(54.313.240)

(45.342.464)

Total Income Tax

LABA BERSIH
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
LABA KOMPREHENSIF

244.610.776 `
244.610.776

184.392.087
184.392.087

144.422.907
144.422.907

NET INCOME
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
COMPREHENSIVE INCOME

PENDAPATAN USAHA
BEBAN POKOK PENJUALAN
LABA KOTOR

274

REVENUES
COST OF SALES
GROSS PROFIT

Laba Bersih Komprehensif

667.000.000

SALDO PER 31 DESEMBER 2013

552.000.000
--

Kapitalisasi Deviden Saham


Saham Diperoleh Kembali
Dividen WIKA
Dividen KKMS
Dividen Yayasan Wijaya Karya

Laba Bersih Komprehensif

115.000.000

Laba Bersih Komprehensif

SALDO PER 31 DESEMBER 2012

Dividen WIKA
Dividen KKMS
Dividen Yayasan Wijaya Karya
Telah Ditentukan Penggunaannya

115.000.000

Dividen WIKA
Dividen KKMS
Dividen Yayasan Wijaya Karya

SALDO PER 31 DESEMBER 2011

115.000.000

SALDO PER 1 JANUARI 2011

Modal Ditempatkan
dan Disetor /
Issued and Paid up
Capital

23.245.163

(83.649.665)
--

106.894.828

28.884.581-

78.010.247

78.010.247

Appropriated

275

55.282.310

244.610.776

(468.350.335)
(49.095.694)
(12.718.540)
(807.825)
-

341.643.927

184.392.087

(39.629.646)
(652.069)
(10.266.302)
(28.884.581)
-

236.684.439

144.422.907

(28.874.345)
(7.480.076)
(475.101)

129.091.054

Unappropriated

Saldo Laba / Retained Earnings


Ditentukan
Belum Ditentukan
Penggunaannya /
Penggunaannya /

PT WIJAYA KARYA BETON


ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Lampiran : c

(58.246.193)

(58.246.193)
-

Treasury Stock

Saham Diperoleh Kembali /

Attachment : c

687.281.280

244.610.776

(58.246.193)
(49.095.694)
(12.718.540)
(807.825)

563.538.756

184.392.087

(39.629.646)
(652.069)
(10.266.302)
-

429.694.686

144.422.907

(28.874.345)
(7.480.076)
(475.101)

322.101.301

Total Equity

Jumlah Ekuitas /

BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013

Comprehensive Income

Capitalization of Dividend Stock


Treasury Stock
Dividend of WIKA
Dividend of KKMS
Dividend of Yayasan Wijaya Karya

BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012

Comprehensive Income

Dividend of WIKA
Dividend of KKMS
Dividend of Yayasan Wijaya Karya
Appropriated

BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2011

Comprehensive Income

BALANCE AS OF JANUARY 1, 2011

PT WIJAYA KARYA BETON


PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF CHANGES IN EQUITIES
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)

Lampiran : d

Attachment : d

PT WIJAYA KARYA BETON


ENTITAS INDUK SAJA
LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun - Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2013, 2012 dan 2011
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/
Notes
ARUS KAS DARI
AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Kas dari Pelanggan
Pembayaran Kepada Pemasok
Pembayaran Kepada Direksi dan Karyawan
Pembayaran Pajak Penghasilan
Penerimaan Bunga
Pembayaran Bunga
Pembayaran Operasi Lainnya
Kas Bersih Diperoleh dari
(Digunakan untuk) Aktivitas Operasi

2013

PT WIJAYA KARYA BETON


PARENT ENTITY ONLY
STATEMENT OF CASH FLOW
For The Years Ended December 31,2013, 2012 and 2011
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2012

2011

2.716.664.365
(2.263.346.482)
(88.095.985)
(117.173.275)
5.429.578
(10.661.219)
(106.496.700)

2.465.167.985
(1.875.820.905)
(57.535.920)
(151.754.057)
3.564.696
(1.838.016)
(82.053.307)

1.609.038.013
(1.288.327.944)
(46.274.002)
(108.229.440)
10.663.356
(1.172.654)
(40.537.698)

CASH FLOWS FROM


OPERATING ACTIVITIES
Received from Customers
Payment to Suppliers
Payment for Director and Employee
Payment of Income Tax
Interest Received
Interest Paid
Payment of Others Operating

136.320.282

299.730.477

135.159.632

Net Cash Provided by (Used for)


Operational Activities

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian Aset Tetap
Penjualan Aset Tetap
Penempatan Saham Perusahaan Anak

(412.147.475)
(8.500.000)

(174.485.288)
40.472.733
(47.685.000)

(162.238.845)
-

CASH FLOWS FROM


INVESTING ACTIVITIES
Acquisition of Fixed Assets
Disposal of Fixed Assets
Investment in Subsidiaries Company

Kas Bersih Diperoleh dari


(Digunakan untuk)Aktivitas Investasi

(420.647.475)

(181.697.555)

(162.238.845)

Net Cash Provided by (Used for)


Investasi Activities

ARUS KAS DARI


AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan Pinjaman Bank
Pembayaran Pinjaman Bank
Pelunasan Pinjaman dari Pihak Berelasi
Penerimaan dari Medium Term Notes
Perolehan Saham Kembali
Pembayaran Dividen
Pemilik Entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali

12
12
21
24

Kas Bersih Diperoleh dari


(Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan

439.213.003
(286.185.333)
366.000.000
(58.246.193)

77.895.583
(76.260.400)
(1.901.085)
-

72.180.373
(67.491.708)
(2.000.000)
-

(49.095.694)
(13.526.365)

(39.629.646)
(10.918.372)

(28.874.345)
(7.955.177)

CASH FLOWS FROM


FINANCING ACTIVITIES
Receipt of Bank Loans
Payment of Bank Loans
Payment of Loans from Related Parties
Recieved from Medium Term Notes
Treasury Stock
Payment of Dividend
Parents Entity
Non Controlling Interest

398.159.418

(50.813.920)

(34.140.857)

Net Cash Provided by (Used for)


Financing Activities

113.832.225

67.219.002

(61.220.070)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH


KAS DAN SETARA KAS
SALDO KAS DAN SETARA KAS
PADA AWAL PERIODE

292.938.989

225.719.987

286.940.057

INCREASE (DECREASE)OF NET


CASH AND CASH EQUIVALENT
BEGINNING BALANCE OF CASH
AND CASH EQUIVALENT

SALDO KAS DAN SETARA KAS


PADA AKHIR PERIODE

406.771.214

292.938.989

225.719.987

ENDING BALANCE OF CASH


AND CASH EQUIVALENT

276

XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN


Anggaran Dasar yang disajikan dibawah ini merupakan Anggaran Dasar Perseroan terakhir yang
telah disetujui oleh Menkumham. Perubahan atas seluruh Anggaran Dasar Perseroan dimuat dalam
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Di Luar Rapat dan Perubahan Anggaran Dasar
PT Wijaya Karya Beton disingkat PT WIKA Beton No. 03 tanggal 8 Januari 2014, yang dibuat di hadapan
Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan dan telah mendapat persetujuan
Menkumham sesuai dengan Surat Keputusannya No. AHU-01257.AH.01.02.Tahun 2014 tanggal
9 Januari 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No. AHU-0002307.AH.01.09.
Tahun 2014 tanggal 9 Januari 2014 serta telah diterima dan dicatat dalam database SABH di bawah
No. AHU-AH.01.10-01308 tanggal 10 Januari 2014 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di
bawah No. AHU-0002925.AH.01.09.Tahun 2014 tanggal 10 Januari 2014 (Akta No. 03/2014) yang
mengubah seluruh ketentuan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan No. IX.J.1. adalah
sebagai berikut:
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Perseroan Terbatas ini bernama: PT WIJAYA KARYA BETON Tbk., disingkat PT WIKA BETON Tbk.
(selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat dengan Perseroan), berkedudukan dan
berkantor pusat di Kota Bekasi.
2. Perseroan dapat membuka kantor atau mendirikan kantor cabang dan kantor perwakilan atau
satuan usaha lainnya di tempat-tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik
Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan dari Dewan Komisaris.
JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
Pasal 2
Perseroan ini mulai berdiri sejak tanggal 11-03-1997 (sebelas Maret seribu sembilan ratus sembilan
puluh tujuh) dan telah memperoleh pengesahan tanggal 09-12-1997 (sembilan Desember seribu
sembilan ratus sembilan puluh tujuh) nomor : C2-12776.HT.01.01.TH.97, serta didirikan untuk jangka
waktu tidak terbatas.
MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA
Pasal 3
1. Maksud dan tujuan Perseroan ini ialah Berusaha dalam bidang perdagangan dan industri beton,
jasa konstruksi dan bidang usaha lain yang terkait.
2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan
usaha utama sebagai berikut :
a. Melakukan Perencanaan, Produksi, Penjualan, Pemasangan, dan Pelaksanaan Konstruksi
produk-produk beton, antara lain:
1. Tiang transmisi dan distribusi kelistrikan dan tiang telepon;
2. Tiang pancang;
3. Bantalan jalan rel;
4. Produk beton untuk jembatan;
5. Produk beton untuk dinding penahan tanah;
6. Pipa;
7. Produk beton untuk bangunan gedung;
8. Produk beton untuk bangunan maritime;
9. Produk-produk beton lainnya.

277

b. Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dalam bidang
usaha :
1. Sipil;
2. Elektrikal;
3. Postensioning;
c. Melakukan Perencanaan, Produksi, dan Penjualan produk/ komponen bahan bangunan.
d. Melakukan usaha impor dan ekspor yang terkait dengan kegiatan usaha tersebut pada hurus
a, b dan c di atas.
3. Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Perseroan dapat melakukan
kegiatan usaha penunjang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
untuk:
a. Melakukan usaha Jasa Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi dalam bidang
usaha:
1. Arsitektur;
2. Mekanikal;
3. Tata lingkungan;
4. Pemasangan Komponen Bangunan Berat/Heavy Lifting;
5. Jasa Pelaksanaan Konstruksi lainnya.
b. Memproduksi dan menjual beton siap pakai/Ready Mix;
c. Melakukan pengelolaan sumber material alam/Quarry;
d. Melakukan usaha perencanaan, pemasangan, dan manajemen produk beton.
e. Melakukan pemanfaatan fly ash batu bara dan coper slag serta pengelolaan limbah B3;
f. Melakukan Perencanaan, Pengelolaan, Penjualan, Pembelian, sewa menyewa dan
perdagangan bidang usaha kepelabuhanan dan dermaga (Jetty);
g. Melakukan Penambangan sumber material alam/Quarry;
h. Melakukan Perencanaan, Produksi, Penjualan, dan Perdagangan produk/sumber material
alam/Quarry;
i. Melakukan Perencanaan, Pelaksanaan, Pengelolaan, Penjualan, Pembelian, sewa-menyewa
dan Perdagangan Jasa Usaha Angkutan Darat dan Laut;
j. Melakukan usaha industri dan perdagangan peralatan produksi beton;
k. Melakukan usaha industri dan perdagangan bahan kimia semen;
l. Melakukan usaha industri dan perdagangan baja pra tegang;
m. Melakukan usaha industri dan perdagangan semen.
n. Melakukan Usaha Investasi.
4. Menjalankan segala sesuatu yang selaras dengan maksud dan tujuan tersebut dalam ayat-ayat
di muka dan setiap kegiatan yang berhubungan baik atas tanggungan sendiri maupun bersamasama dengan orang lain atau badan lain, dengan cara dan bentuk yang sesuai dengan keperluan,
dengan mengindahkan Undang-Undang dan peraturan-peraturan yang berlaku.
M O D A L
Pasal 4
1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp2.668.000.000.000,00 (dua triliun enam ratus enam puluh
delapan miliar Rupiah) terbagi atas 26.680.000.000 (dua puluh enam miliar enam ratus delapan
puluh juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp100,00 (seratus Rupiah).
2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor 25% (dua puluh lima persen) atau sejumlah
6.670.000.000 (enam miliar enam ratus tujuh puluh juta) saham atau dengan nilai nominal sebesar
Rp667.000.0000.000,00 (enam ratus enam puluh tujuh miliar Rupiah) oleh para Pemegang Saham
yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, sebagaimana diuraikan pada
bagian akhir akta ini.

278

3. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Direksi menurut keperluan
modal Perseroan pada waktu dan dengan harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Rapat
Direksi dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi terlebih dahulu mendapat
tanggapan tertulis dari Dewan Komisaris dan harga saham tidak di bawah nilai nominal, serta
dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan di Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan
dicatatkan.
4. Jika saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan dengan hak memesan efek terlebih
dahulu (selanjutnya cukup disingkat dengan Penawaran Umum Terbatas) kepada para Pemegang
Saham, maka seluruh Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham
Peseroan pada tanggal sebagaimana ditetapkan oleh Direksi berdasarkan keputusan RUPS yang
menyetujui Penawaran Umum Terbatas tersebut mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli
saham yang hendak dikeluarkan tersebut (selanjutnya disebut Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
atau disingkat HMETD) seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki (proporsional). HMETD
tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan
Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. Direksi harus mengumumkan
keputusan tentang pengeluaran saham dengan Penawaran Umum Terbatas tersebut sekurangkurangnya dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran luas dalam
Wilayah Republik Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi. Para Pemegang Saham atau
pemegang HMETD tersebut berhak membeli saham yang akan dikeluarkan tersebut sesuai dengan
jumlah HMETD yang dimilikinya pada waktu dan dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
keputusan RUPS. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan dalam keputusan RUPS tersebut
di atas, para Pemegang Saham atau para pemegang HMETD tidak melaksanakan hak atas
pembelian saham yang ditawarkan kepada mereka sesuai dengan jumlah HMETD yang dimilikinya
dengan membayar lunas secara tunai harga saham yang ditawarkan itu kepada Perseroan, maka
saham tersebut akan dialokasikan kepada para Pemegang Saham yang hendak membeli saham
dalam jumlah yang lebih besar dari porsi HMETDnya sebanding dengan jumlah HMETD yang
telah dilaksanakan, dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang
undangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan
Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. Apabila setelah alokasi tersebut
masih terdapat sisa saham:
1). Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut jumlah
maksimumnya belum ditetapkan serta dilakukan tanpa adanya jaminan dari pembeli siaga,
maka sisa saham yang tidak diambil bagian tersebut tidak jadi dikeluarkan.;
2). Jika penambahan modal Perseroan dengan cara Penawaran Umum Terbatas tersebut telah
ditetapkan jumlahnya serta dilakukan dengan jaminan dari pihak tertentu yang bertindak
sebagai pembeli siaga dalam Penawaran Umum Terbatas tersebut, yang telah menyatakan
kesediaannya untuk membeli sisa saham tersebut, maka sisa saham tersebut wajib dialokasikan
kepada pembeli siaga, dengan harga dan syarat sekurang-kurangnya sama dengan yang telah
ditetapkan dalam keputusan RUPS tersebut;

demikian dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang Pasar Modal serta peraturan Bursa
Efek di tempat dimana saham-saham perseroan dicatatkan.
5. Ketentuan ayat 3 dan ayat 4 secara mutatis mutandis juga berlaku di dalam hal Perseroan
hendak mengeluarkan obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya (untuk selanjutnya
saham, obligasi konversi, waran atau efek konversi lainnya disebut Efek Bersifat Ekuitas) yang
dapat mempengaruhi komposisi kepemilikan saham dalam Perseroan, satu dan lainnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, dan tidak
mengurangi izin pihak yang berwenang sejauh disyaratkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.

279

6. Jika saham yang masih dalam simpanan hendak dikeluarkan oleh Perseroan kepada para
pemegang Efek Bersifat Ekuitas yang telah dikeluarkan oleh Perseroan berdasarkan persetujuan
RUPS, maka Direksi berwenang melakukan pengeluaran saham dimaksud tanpa memberikan hak
kepada para Pemegang Saham yang ada pada saat itu untuk membeli terlebih dahulu saham yang
akan dikeluarkan tersebut, satu dan lainnya dengan mengindahkan ketentuan Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan bursa efek
ditempat dimana saham-saham perseroan dicatatkan.
7. Direksi berwenang mengeluarkan Efek Bersifat Ekuitas dengan penawaran terbatas
(private placement) atau penawaran umum (kedua, ketiga dan selanjutnya) sesuai dengan
keputusan RUPS, tanpa memberikan HMETD kepada para Pemegang Saham yang ada dalam hal
pengeluaran tersebut :
a. ditujukan kepada karyawan;
b. ditujukan kepada pemegang obligasi atau efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,
yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS Luar Biasa;
c. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/ atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh RUPS;
dan/atau
d. dilakukan sesuai dengan peraturan dibidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan
modal tanpa HMETD.

Efek Bersifat Ekuitas yang dikeluarkan tersebut dapat dijual Perseroan kepada pihak manapun
juga dengan harga, jumlah, jangka waktu dan persyaratan yang ditentukan oleh rapat Direksi
berdasarkan keputusan RUPS Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang Pasar Modal.
8. Dalam hal peningkatan jumlah saham yang ditempatkan lebih lanjut sehubungan dengan
peningkatan modal dasar Perseroan, maka ketentuan dalam ayat 3, 4, 5, 6 dan 7 berlaku pula
secara mutatis mutandis bagi pengeluaran saham karena adanya peningkatan modal dasar
tersebut.
9. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan perbandingan antara modal ditempatkan dan
disetor terhadap modal dasar menjadi kurang dari 25 % (dua puluh lima persen) dapat dilakukan
sepanjang:
a. telah memperoleh persetujuan RUPS untuk menambah modal dasar;
b. Perubahan Anggaran Dasar berkenaan dengan penambahan modal dasar tersebut telah
mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
c. penambahan modal ditempatkan/disetor sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua puluh
lima persen) dari modal dasar wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam)
bulan setelah perubahan Anggaran Dasar yang dimaksud pada huruf b ayat ini mendapat
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;
d. dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud pada huruf c ayat ini tidak
terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan wajib mengubah kembali Anggaran Dasarnya dalam
jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf c ayat ini
tidak terpenuhi.
e. persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 9 huruf a termasuk juga untuk
mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam huruf d ayat ini.

280

SAHAM
Pasal 5
1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama dan dikeluarkan atas
nama pemiliknya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham perseroan.
2. Setiap 1 (satu) saham memberikan 1 (satu) hak suara.
3. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham,
yaitu orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan
dalam Daftar Pemegang Saham perseroan.
4. Apabila 1 (satu) saham atau lebih karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka
mereka yang memiliki bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang
diantara mereka atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan hanya orang yang ditunjuk
atau diberi kuasa itu sajalah yang namanya dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dan
orang yang ditunjuk atau yang diberi kuasa ini harus dianggap pemegang yang sah dari saham
(saham) yang bersangkutan dan berhak memperguna kan hak yang diberikan oleh hukum atas
saham (saham) tersebut.
5. Selama ketentuan dalam ayat 3 di atas belum dilaksanakan, maka para Pemegang Saham tersebut
tidak berhak mengeluarkan suara dalam RUPS, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu
ditangguhkan.
6. Setiap Pemegang Saham menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada
semua keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan Bursa Efek di tempat
dimana saham tersebut dicatatkan.
SURAT SAHAM
Pasal 6
1. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham.
2. Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham.
3. Surat kolektip saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang
dimiliki oleh seorang Pemegang Saham.
4. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan :
a. Nama dan alamat Pemegang Saham;
b. Nomor surat saham;
c. Nomor saham;
d. Jumlah saham;
e. Nilai nominal saham; dan
f. Tanggal pengeluaran surat saham;
5. Pada surat kolektip saham sekurangnya harus dicantumkan :
a. Nama dan alamat Pemegang Saham;
b. Nomor surat kolektip saham;
c. Nomor saham;
d. Jumlah saham;
e. Nilai nominal saham; dan
f. tanggal pengeluaran surat kolektip saham.

281

6. Setiap surat saham dan/atau surat kolektip saham harus dicetak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dibidang Pasar Modal dan ditandatangani oleh Anggota Direksi
yang berhak mewakili Direksi atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada surat saham atau
surat kolektif saham yang bersangkutan.
7. Ketentuan ayat 6 di atas secara mutatis mutandis juga berlaku untuk pencetakan dan
penandatanganan Efek Bersifat Ekuitas yang sejenis.
8. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian atau pada Bank Kustodian (Khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif), dapat
pula diterbitkan dalam bentuk sertifikat atau konfirmasi tertulis yang ditandatangani oleh anggota
Direksi yang berhak mewakili Direksi atau tandatangan tersebut dicetak langsung pada sertifikat
atau konfirmasi tertulis tersebut.
9. Konfirmasi tertulis yang dikeluarkan Direksi untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif
sekurangnya harus mencantumkan:
a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank kustodian yang
melaksanakan Penitipan Kolektif yang bersangkutan;
a. Tanggal pengeluaran konfirmasi tertulis;
b. Jumlah saham yang tercakup dalam konfirmasi tertulis;
c. Jumlah nilai nominal saham yang tercakup dalam konfirmasi tertulis;
d. Ketentuan bahwa setiap saham dalam Penitipan Kolektif dengan klasifikasi yang sama, adalah
sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lainnya.
PENGGANTI SURAT SAHAM
Pasal 7
1. Dalam hal surat saham rusak, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika :
a. pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian saham adalah pemilik surat saham
tersebut;
a. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak dan
b. Perseroan wajib memusnahkan asli surat saham yang rusak setelah memberikan penggantian
surat saham yang nomornya sama dengan nomor surat saham yang asli.
2. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika :
a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;
a. Perseroan telah mendapatkan bukti dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya surat
saham tersebut;
b. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang
dipandang cukup oleh Direksi; dan
c. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek
di mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
sebelum pengeluaran pengganti surat saham.
3. Biaya untuk pengeluaran penggantian surat saham itu harus di tanggung oleh Pemegang Saham
yang bersangkutan.
4. Pengeluaran pengganti untuk suatu surat saham, menurut pasal ini, mengakibatkan surat aslinya
menjadi batal dan tidak berlaku lagi.
5. Ketentuan dalam Pasal 7 ini, mutatis-mutandis juga berlaku bagi pengeluaran pengganti surat
kolektif saham atau pengganti Konfirmasi Pencatatan Saham.

282

DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS


Pasal 8
1. Perseroan wajib mengadakan dan menyimpan serta memelihara Daftar Pemegang Saham dan
Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan.
2. Dalam Daftar Pemegang Saham itu dicatat:
a. nama dan alamat para Pemegang Saham;
b. jumlah, nomor dan tanggal perolehan surat saham dan surat kolektif saham yang dimiliki oleh
para Pemegang Saham;
c. jumlah yang disetor atas setiap saham;
d. nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham
atau penerima jaminan fidusia atas saham dan tanggal perolehan hak gadai atau tanggal
pendaftaran akta fidusia tersebut;
e. keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan
f. perubahan kepemilikan saham, jika ada.
g. keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan/atau diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan
Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada Perseroan lain serta tanggal
saham itu diperoleh.
4. Pemegang Saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal dengan surat kepada
Direksi Perseroan atau kuasa Direksi yang sah (seperti Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh
Direksi). Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka semua panggilan dan pemberitahuan
kepada Pemegang Saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat Pemegang Saham yang
paling akhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham.
5. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar
Khusus sebaik-baiknya.
6. Pencatatan dan/atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham harus disetujui Direksi yang
dibuktikan dengan penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut atau disetujui secara
tertulis oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi atau kuasa mereka yang sah.
7. Atas permintaan Pemegang Saham yang bersangkutan atau penerima gadai atau penerima
jaminan fidusia, suatu gadai saham atau jaminan fidusia harus dicatat dalam Daftar Pemegang
Saham dengan cara yang ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang
dapat diterima oleh Direksi mengenai gadai atau jaminan fidusia atas saham yang bersangkutan.
Pengakuan mengenai gadai saham oleh Perseroan sebagaimana disyaratkan dalam pasal 1153
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata hanya terbukti dari pencatatan mengenai gadai itu dalam
Daftar Pemegang Saham.
8. Setiap pendaftaran dan pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai
suatu penjualan, pemindahtanganan, pengagunan, gadai, fidusia, cessie yang menyangkut saham
atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar dan untuk saham yang terdaftar pada Bursa Efek berlaku peraturan dari Bursa Efek serta
perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
9. Setiap Pemegang Saham berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus yang
berkaitan dengan diri Pemegang Saham yang bersangkutan pada waktu jam kerja kantor Perseroan.

283

PENITIPAN KOLEKTIF
Pasal 9
1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat
dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam
rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian
atau Perusahaan Efek yang bersangkutan untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank
Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.
3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portopolio
efek reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham
tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik
Unit Penyertaan dari reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut.
4. Perseroan wajib menerbitkan sertipikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian atau Bank Kustodian sebagai tanda bukti pencatatan dalam Daftar Pemegang
Saham.
5. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk reksa dana berbentuk kontrak investasi
kolektif dalam Daftar Pemegang Saham menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud. Permohonan mutasi disampaikan
oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro
Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Perseroan.
6.

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan
konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening efek.

7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham yang dikeluarkan Perseroan dari jenis dan klasifikasi yang
sama adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.
8. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif, apabila surat saham
tersebut hilang atau musnah, kecuali pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan
bukti dan atau jaminan yang cukup bahwa pihak tersebut benar-benar sebagai Pemegang Saham
dan surat saham tersebut adalah benar hilang atau musnah.
9. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif, apabila saham tersebut
dijaminkan, diletakan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan
perkara pidana.
10. Pemegang rekening efek yang sahamnya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak mengeluarkan
suara dalam RUPS, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening tersebut.
Pemegang rekening efek yang berhak mengeluarkan suara dalam RUPS adalah pihak yang
namanya tercatat sebagai pemegang rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
atau Bank Kustodian 1 (satu) hari kerja sebelum pemanggilan RUPS.
11. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar nama pemegang rekening efek
beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank
Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk
selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum panggilan RUPS
untuk didaftarkan dalam Daftar Pemegang Saham yang khusus disediakan untuk penyelenggaraan
RUPS.

284

12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham Perseroan yang
termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portopolio
efek reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif
pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut
wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut selambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum
RUPS.
13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan
Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian bersangkutan dan seterusnya Lembaga
Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak
lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing
Pemegang Saham pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut.
14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan
pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian
yang merupakan bagian dari portopolio efek reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan
tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
15. Batas waktu penentuan pemegang rekening efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham
bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif
ditentukan oleh RUPS dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib
menyampaikan daftar nama pemegang rekening efek beserta jumlah saham Perseroan yang
dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan selambatnya 1 (satu) hari
kerja setelah tanggal RUPS yang menjadi dasar penentuan Pemegang Saham yang berhak untuk
memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.
16. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada peraturan perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku dibidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia
ditempat mana saham-saham perseroan dicatatkan.
PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM
Pasal 10
1. Dalam hal terjadi perubahan pemilikan atas suatu saham, pemilik asli yang tercatat dalam Daftar
Pemegang Saham harus tetap dianggap sebagai Pemegang Saham tersebut sampai nama pemilik
baru telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan, satu dan lain dengan tidak mengurangi
izin pihak yang berwenang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketentuan-ketentuan
Anggaran Dasar serta Bursa Efek dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
2. Pemindahan hak atas saham harus berdasarkan akta pemindahan hak yang ditandatangani oleh
yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau wakil mereka yang sah.
3. Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 harus berbentuk sebagaimana
ditentukan atau disetujui oleh Direksi dan salinannya disampaikan kepada Perseroan dengan
ketentuan bahwa bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa
Efek harus memenuhi peraturan yang berlaku pada Bursa Efek ditempat dimana saham tersebut
dicatatkan.
4. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan
pemindahbukuan dari rekening efek satu ke rekening efek yang lain pada lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian, Bank Kustodian dan Perusahaan Efek.
5. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran
Dasar telah dipenuhi.

285

6. Pemindahan hak dicatat baik dalam Daftar Pemegang Saham yang bersangkutan maupun pada
surat sahamnya, catatan itu harus ditandatangani oleh anggota Direksi yang berhak mewakili
Direksi atau kuasa mereka yang sah.
7. Direksi dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas
saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila cara yang ditentukan oleh Direksi tidak dipenuhi
atau apabila salah satu dari persyaratan dalam pemindahan saham tidak dipenuhi.
8. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib
mengirim pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya dalam waktu
30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi.
9. Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek, setiap penolakan untuk mencatat
pemindahan hak atas saham yang dimaksud harus sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
Bursa Efek di tempat dimana saham tersebut dicatatkan.
10. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada hari kerja terakhir dari Bursa Efek sebelum
diiklankannya pemanggilan untuk RUPS, untuk menetapkan nama para Pemegang Saham yang
berhak hadir dalam rapat yang dimaksud.
11. Orang yang mendapat hak atas saham sebagai akibat kematian seorang Pemegang Saham atau
karena alasan lain yang menyebab kan pemilikan suatu saham beralih menurut hukum, dengan
mengajukan bukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh Direksi dapat mengajukan
permohonan secara tertulis untuk didaftar sebagai Pemegang Saham. Pendaftaran hanya dapat
dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti hak itu, dengan memperhatikan ketentuan
dalam anggaran dasar, peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang
perasuransian dan Pasar Modal di Indonesia.
12. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk
memindahkan hak atas saham dan pendaftaran dari pemindahan hak atas saham harus berlaku
pula secara mutatis mutandis terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 11 pasal ini.
13. Pemindahan hak atas saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan/atau saham yang
diperdagangkan di Pasar Modal, dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia serta ketentuan Bursa
Efek ditempat mana saham Perseroan di catatkan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM
Pasal 11
1. RUPS dalam Perseroan adalah :
a. RUPS tahunan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Anggaran Dasar ini;
b. RUPS lainnya selanjutnya dalam Anggaran Dasar disebut RUPS Luar Biasa yaitu RUPS yang
diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.
2. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu RUPS tahunan dan RUPS luar
biasa, kecuali dengan tegas dinyatakan lain.

286

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN


Pasal 12
1 RUPS tahunan diselenggarakan tiap tahun, paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku
Perseroan ditutup.
2

Dalam RUPS tahunan :


a. Direksi wajib menyampaikan :
i. Laporan Tahunan untuk mendapat persetujuan dari Rapat.
ii. Laporan keuangan untuk mendapat pengesahan dari Rapat.
b. Diputuskan penggunaan laba bersih perseroan.
c. Dilakukan penunjukan Akuntan publik.
d. Jika perlu dilakukan pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
e. Dapat diputuskan hal-hal lain yang diajukan secara sebagaimana mestinya dalam rapat sesuai
dengan ketentuan Anggaran Dasar.

3. Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan oleh RUPS tahunan, berarti
memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada para anggota
Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama
tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan keuangan.
4. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk menyelenggarakan RUPS tahunan pada
waktu yang telah ditentukan, maka 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama
mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah
berhak memanggil sendiri RUPS tahunan atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua
Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan.
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
Pasal 13
1. Direksi atau Dewan Komisaris berwenang menyelenggarakan RUPS luar biasa.
2. Direksi wajib memanggil dan menyelenggarakan RUPS luar biasa atas permintaan tertulis dari
Dewan Komisaris atau 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10
(satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. Permintaan
tertulis tersebut harus disampaikan secara tercatat dengan menyebutkan hal-hal yang hendak
dibicarakan disertai alasannya.
3. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal, Dewan Komisaris
wajib memanggil dan menyelenggarakan RUPS Luar Biasa apabila Direksi tidak melakukan
panggilan RUPS Luar Biasa dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permintaan tersebut
diterima oleh Direksi.
4. Apabila Dewan Komisaris lalai untuk melakukan panggilan RUPS Luar Biasa setelah lewatnya
jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam perundang-undangan terhitung sejak surat permintaan
diterima olehnya maka Pemegang Saham yang bersangkutan berhak memanggil sendiri Rapat
atas biaya Perseroan setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya
meliputi tempat kedudukan Perseroan.
5. Pelaksanaan rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 harus memperhatikan penetapan Ketua
Pengadilan Negeri yang memberi izin tersebut.

287

TEMPAT DAN PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


Pasal 14
1. RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat Perseroan melakukan kegiatan
usaha Utama atau di tempat kedudukan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham Perseroan
dicatatkan.
2. Sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diberikannya panggilan RUPS, dengan tidak
memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal panggilan, Direksi harus memberitahukan
kepada para Pemegang Saham dengan cara memasang iklan dalam sedikitnya 2 (dua) surat kabar
harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya mempunyai peredaran luas dalam Wilayah Negara
Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana
ditentukan oleh Direksi bahwa akan diadakan RUPS tanpa mengurangi ketentuan dalam Anggaran
Dasar. Pemberitahuan ini tidak disyaratkan untuk RUPS kedua dan selanjutnya, dengan ketentuan
untuk menyelenggarakan Rapat Pertama telah dilakukan pemberitahuan sesuai Pasal 14 ayat 2 ini,
dan agenda yang dibicarakan pada pokoknya sama dengan agenda Rapat pertama, ketentuan ini
berlaku tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini.
3. Panggilan untuk RUPS disampaikan kepada seluruh Pemegang Saham dengan cara memasang
iklan dalam sedikitnya 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya mempunyai
peredaran luas dalam Wilayah Negara Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit di tempat
kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris. Panggilan
untuk RUPS dilakukan sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal Rapat tersebut, dengan
tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
4. Panggilan RUPS harus mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat dan agenda rapat, dengan
disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam Rapat tersedia di kantor
Perseroan mulai dari hari dilakukan panggilan sampai dengan tanggal Rapat diadakan. Panggilan
RUPS tahunan harus pula mencantumkan bahwa laporan tahunan sebagaimana dimaksudkan
dalam Pasal 23 ayat 3 telah tersedia di kantor Perseroan dan bahwa salinan dari neraca, laporan
laba rugi dan laporan arus kas dari tahun buku yang baru lalu dapat diperoleh dari Perseroan atas
permintaan tertulis dari Pemegang Saham.
5. Usulan dari Pemegang Saham harus dimasukkan dalam agenda RUPS, jika:
a. Usulan yang bersangkutan telah diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau
lebih Pemegang Saham yang mewakili sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan; dan
b. Usulan telah diterima oleh Direksi sedikitnya 7 (tujuh) hari sebelum panggilan rapat yang
bersangkutan dikeluarkan; dan
c. menurut pendapat Direksi, usulan itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha
Perseroan dan dengan mengingat ketentuan-ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini.
6. Selama Perseroan belum mendapatkan pernyataan efektif dari Oritas Jasa Keuangan, Pemegang
Saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Umum Pemegang
Saham secara fisik, dengan ketentuan semua Pemegang Saham telah diberi tahu secara tertulis
dan semua Pemegang Saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara
tertulis serta menadatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian
mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham.

288

PIMPINAN DAN BERITA ACARA RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM


Pasal 15
1. Apabila dalam Anggaran Dasar ini tidak ditentukan lain, RUPS akan dipimpin oleh Komisaris
Utama. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun hal
mana tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka Rapat akan dipimpin oleh salah seorang
anggota Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka
Rapat akan dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan
karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka Rapat akan
dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi. Dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau
berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka
Rapat akan dipimpin oleh Pemegang Saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.
2. Dalam hal Komisaris Utama mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan
dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai
benturan kepentingan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan,
maka RUPS dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama mempunyai benturan
kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota
Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Apabila semua anggota Direksi mempunyai
benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang Pemegang Saham independen
yang ditunjuk oleh Pemegang Saham lainnya yang hadir dalam RUPS.
3. Ketua Rapat berhak meminta kepada mereka yang hadir pada Rapat untuk membuktikan hak
mereka untuk menghadiri Rapat yang bersangkutan.
4. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam RUPS dibuat risalah rapat. Risalah rapat
tersebut harus dibuat oleh Notaris. Risalah rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua
Pemegang Saham dan Pihak Ketiga
, tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi
dalam rapat.
KORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN
Pasal 16
1. a. RUPS dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili lebih dari
1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah
dikeluarkan oleh Perseroan kecuali apabila ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini.
b. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a tidak tercapai maka dapat diadakan
panggilan Rapat kedua, tanpa didahului dengan pemberitahuan Rapat.
c. Panggilan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.b harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh)
hari sebelum Rapat kedua tersebut diselenggarakan dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat dengan menyebutkan telah diselenggarakan RUPS pertama
tetapi tidak mencapai korum.
d. Rapat kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh
satu) hari terhitung sejak rapat pertama dengan syarat dan acara yang sama seperti yang
diperlukan untuk rapat pertama, kecuali mengenai persyaratan panggilan rapat sebagaimana
ditetapkan dalam ayat 1.c di atas dan persyaratan korum sebagaimana ditetapkan dalam ayat
1.e di bawah.
e. Rapat kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri
oleh Pemegang Saham yang mewakili sedikitnya 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan.
f. Dalam hal korum rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan korum, jumlah
suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK); Demikian dengan
tidak mengurangi ketentuan tentang persyaratan korum rapat yang ditetapkan menurut
peraturan -perundangan yang berlaku di Bidang Pasar Modal termasuk korum rapat untuk
menyetujui benturan kepentingan transaksi tertentu.

289

2. Pemegang Saham dapat diwakili oleh Pemegang Saham lain atau orang lain dengan surat kuasa.
Surat kuasa harus dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh Direksi
Perseroan, dengan tidak mengurangi ketentuan undang-undang dan peraturan perundangundangan yang berlaku tentang bukti perdata dan harus diajukan kepada Direksi sedikitnya 3 (tiga)
hari kerja sebelum tanggal RUPS yang bersangkutan.
3. Ketua Rapat berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili Pemegang Saham diperlihatkan
kepadanya pada waktu Rapat diadakan.
4. Dalam Rapat tip saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa
dalam Rapat, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam rapat tidak dihitung dalam
pemungutan suara.
6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani
dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada
keberatan dan 1 (satu) atau lebih Pemegang Saham yang secara bersama-sama mewakili
sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah
dikeluarkan oleh Perseroan meminta pemungutan suara dilakukan secara tertulis dan rahasia.
7. Pemegang Saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat namun tidak mengeluarkan suara
atau abstain dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham
yang mengeluarkan suara.
8. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan
berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil dengan pemungutan
suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak
suara yang hadir dalam Rapat, kecuali apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain. Apabila
jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya maka usulan harus dianggap ditolak.
9. Putusan berkenaan dengan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat 8 harus diambil dalam RUPS Luar Biasa yang khusus diadakan
untuk keperluan tersebut yang dihadiri oleh Pemegang Saham independen atau Pemegang Saham
yang tidak mempunyai benturan kepentingan atas transaksi tersebut sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat
dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
10. Setiap usulan yang diajukan oleh para Pemegang Saham selama pembicaraan-pembicaraan atau
pemungutan suara dalam RUPS harus memenuhi syarat, sebagai berikut:
a. Menurut pendapat Ketua Rapat usulan tersebut berhubungan langsung dengan salah satu
agenda rapat yang bersangkutan; dan/atau;
b. Usulan tersebut diajukan oleh satu atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili
sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang
telah dikeluarkan oleh Perseroan; dan/atau;
c. Menurut pendapat Direksi usulan itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha
Perseroan.

290

DIREKSI
Pasal 17
1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan
Perseroan dengan ketentuan paling sedikit 2 (dua) orang anggota Direksi, seorang diantaranya
diangkat sebagai Direktur Utama dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.
2. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang memenuhi
persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, mampu melaksanakan perbuatan
hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris
yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau orang yang tidak
pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dalam waktu
5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya.
3. Para anggota Direksi diangkat oleh RUPS sesuai dengan ketentuan yang berlaku, masing-masing
untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditentukan pada RUPS yang mengangkat mereka
sampai penutupan RUPS tahunan yang kelima setelah tanggal pengangkatan mereka, dengan
tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan mereka sewaktu-waktu dengan menyebutkan
alasannya setelah anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri
dalam Rapat tersebut. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat yang memutuskan
pemberhentiannya, kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat tersebut.
Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali oleh RUPS untuk
satu kali masa jabatan.
4. Para anggota Direksi dapat diberi gaji dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS
dan wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
5. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka
waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut harus diselenggarakan RUPS untuk
mengangkat Direksi baru dan untuk sementara Perseroan diurus oleh Dewan Komisaris.
6. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30 (tiga puluh) hari
sebelum tanggal pengunduran dirinya. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS dalam jangka
waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut. Dalam
hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam
ayat ini, maka dengan lampaunya waktu tersebut, terhadap anggota Direksi yang mengundurkan diri
tersebut menjadi sah tanpa memerlukan Persetujuan RUPS. Anggota Direksi yang mengundurkan
diri itu hanya dibebaskan dari tanggung jawabnya, jika RUPS membebaskannya dari tanggung
jawabnya selama masa jabatannya.
7. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi
menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka terhadap anggota Direksi yang mengundurkan diri
tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru
sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi.Seorang yang diangkat untuk
menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat 2 diatas
atau untuk mengisi lowongan karena sebab lain atau seorang yang diangkat sebagai tambahan
anggota Direksi yang ada, harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan
anggota Direksi lain yang masih menjabat.

291

8. Apabila oleh suatu sebab, jabatan anggota Direksi lowong, maka:


a. Lowongan tersebut harus diisi dalam RUPS berikutnya yang mengagendakan pengisian
lowongan jabatan tersebut;
b. Selama jabatan itu lowong dan penggantinya belum ada atau belum memangku jabatannya,
maka salah seorang anggota Direksi lainnya yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris, menjalankan
pekerjaan anggota Direksi dimaksud dengan kekuasaan dan wewenang yang sama.
9. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
a. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 6 Pasal ini;
b. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku;
c. Meninggal dunia;
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS.
TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI
Pasal 18
1. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Tugas pokok Direksi adalah :
a. Memimpin, mengurus dan mengendalikan Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan dan
senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan.
b. Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
3. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi wajib mencurahkan tenaga, pikiran perhatian dan
pengabdiannya secara penuh pada tugas, kewajiban dan pencapaian maksud dan tujuan
Perseroan;
4. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang bersangkutan
bersalah atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha Perseroan;
5. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang diputuskan oleh rapat Direksi menjadi
tanggung jawab pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan dimaksud disetujui oleh rapat
Direksi;
6. Anggota Direksi tidak dapat diminta pertanggung jawaban penuh secara pribadi atas kerugian
Perseroan apabila:
a. dapat membuktikan kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan
sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan;
c. tidak mempunyai benturan kepentingan baik secara langsung -maupun tidak langsung atas
tindakan pengurusan yang -mengakibatkan kerugian;
d. telah mengambil tindakan untuk mencegah atau berlanjutnya kerugian tersebut.
7. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan atau pihak lain dengan perseroan, serta
menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan
pembatasan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini dan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.

292

8. 1. Perbuatan-perbuatan Direksi di bawah ini harus mendapat persetujuan tertulis dari Dewan
Komisaris untuk :
a. melakukan penyertaan modal dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai
dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan, pada perseroan lain,
anak perusahaan, dan perusahaan patungan;
b. mendirikan anak perusahaan dan/atau perusahaan patungan dengan nilai lebih dari 10%
(sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan;
c. melepaskan penyertaan modal dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai
dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan, pada perseroan lain,
anak perusahaan, dan perusahaan patungan;
d. melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalih an, pemisahan, dan pembubaran
anak perusahaan dan perusahaan patungan dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen)
sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan;
e. mengadakan kerja sama dengan badan usaha atau pihak lain dalam bentuk apapun
dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen)
dari jumlah ekuitas Perseroan, kecuali untuk proyek yang tidak bersifat investasi;
f. mengikat Perseroan sebagai penjamin (borg atau avalist) dengan nilai lebih dari 10%
(sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan;
g. menerima pinjaman jangka menengah/panjang dan memberikan pinjaman jangka
menengah/panjang dengan nilai lebih dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan 50%
(lima puluh persen) dari jumlah ekuitas Perseroan;
h. Memberikan pinjaman jangka pendek/menengah/panjang yang tidak bersifat operasional;
i. mengadakan landbank sebagai persediaan (barang dagangan)/atau sebagai aktiva tetap;
j. mengagunkan, tukar menukar, dan melepaskan aktiva tetap Perseroan dengan nilai lebih
dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas
Perseroan;
k. menghapuskan dari pembukuan terhadap piutang macet dan persediaan barang mati;
l. menetapkan dan mengubah logo perusahaan;
m. melakukan tindakan-tindakan yang belum ditetapkan dalam RKAP dengan nilai lebih
dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas
Perseroan;
n. melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam transaksi material sebagaimana
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dengan nilai lebih
dari 10% (sepuluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah ekuitas
Perseroan.
2. Pendirian anak perusahaan/perusahaan patungan dan/atau kerjasama yang dilakukan dalam
rangka mengikuti tender proyek non-investasi dan/atau untuk melaksanakan proyek proyek
yang diperoleh sepanjang diperlukan, tidak memerlukan persetujuan Dewan Komisaris
sebagaimana dimaksud ayat 8.1. huruf b dan e.
9. Apabila dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak diterimanya permohonan atau
penjelasan dan dokumen dari Direksi, Dewan Komisaris tidak memberikan keputusan sebagaimana
dimaksud pada ayat 8 pasal ini, maka Dewan Komisaris dianggap menyetujui usulan Direksi.
10. Perbuatan-perbuatan di bawah ini hanya dapat dilakukan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan
dari RUPS untuk :
a. Melakukan tindakan-tindakan yang termasuk dalam transaksi material sebagaimana ditetapkan
oleh peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dengan nilai di atas 50% (lima
puluh persen) dari ekuitas Perseroan.
a. Tidak menagih lagi piutang macet yang telah dihapusbukukan.
11. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:
a. mengalihkan kekayaan Perseroan; atau
b. menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan;

yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam
1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak dalam 1 (satu) tahun
buku;

293

12. a. Transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 11 huruf a adalah transaksi mengalihkan
kekayaan bersih Perseroan yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku;
b. sedangkan transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat 11 huruf b adalah transaksi penjaminan
kekayaan Perseroan untuk jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau lebih.
13. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 11 pasal ini tanpa persetujuan RUPS, tetap
mengikat Perseroan sepanjang pihak lain dalam perbuatan hukum tersebut beriktikad baik.
14. Perbuatan hukum untuk mengalihkan/melepaskan hak atau menjadikan sebagai jaminan hutang
atas harta kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat 11 Pasal ini harus mendapat
persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili Pemegang Saham yang memiliki paling sedikit
3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui
oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara tersebut. Dalam hal kuorum
kehadiran tidak tercapai, dapat diadakan RUPS ke dua dengan kehadiran paling sedikit 2/3 (dua
pertiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh paling
sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara tersebut.
15. Perbuatan hukum untuk mengalihkan/melepaskan hak atau menjadikan jaminan hutang seluruh
atau sebagian aset yang merupakan barang dagangan atau persediaan terrnasuk yang berasal
dari pelunasan piutang macet yang terjadi akibat pelaksanaan dari kegiatan usaha utama, tidak
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS.
16. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi yang memuat benturan kepentingan antara
kepentingan ekonomis pribadi anggota Direksi, Dewan Komisaris atau Pemegang Saham dengan
kepentingan ekonomis Perseroan, Direksi memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham berdasarkan suara setuju terbanyak dari pemegang saham yang tidak mempunyai benturan
kepentingan.
17. RUPS dapat mengurangi pembatasan terhadap Direksi yang diatur dalam Anggaran Dasar ini atau
menentukan pembatasan lain kepada Direksi selain yang diatur dalam Anggaran Dasar ini, dengan
mengindahkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
18. Dalam rangka melaksanakan kepengurusan Perseroan, Direktur Utama berhak untuk dan atas
nama Direksi serta mewakili Perseroan dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama
dimaksud telah disetujui oleh rapat Direksi.
19. Apabila Direktur Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada pihak ke tiga, maka salah seorang anggota Direksi yang ditunjuk secara tertulis
oleh Direktur Utama berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugastugas Direktur Utama.
20. Dalam hal Direktur Utama tidak melakukan penunjukan, maka anggota Direksi yang terlama
dalam jabatan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta melaksanakan tugas-tugas
Direktur Utama.
21. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang anggota Direksi yang terlama dalam jabatan, maka
anggota Direksi yang tertua dalam usia yang berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi
serta melaksanakan tugas-tugas Direktur Utama.
22. Dalam hal salah seorang anggota Direksi selain Direktur Utama berhalangan karena sebab
apapun, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ke tiga, maka anggota-anggota Direksi
lainnya menunjuk salah seorang anggota Direksi untuk melaksanakan tugas-tugas anggota Direksi
yang berhalangan tersebut.
22. Semua tindakan anggota Direksi yang mewakili Direktur Utama tersebut wajib disetujui dalam
Rapat Direksi.

294

23. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggungjawabnya sendiri, berhak pula mengangkat seorang
atau lebih sebagai wakil atau kuasanya, dengan memberikan kepadanya atau kepada mereka
kekuasaan untuk perbuatan tertentu tersebut yang diatur dalam surat kuasa.
24. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh RUPS. Dalam hal RUPS
tidak menetapkan pembagian tugas dan wewenang di antara Direksi ditetapkan berdasarkan
keputusan Direksi.
25. Direksi dalam mengurus Perseroan melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh RUPS sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar ini.
26. Anggota Direksi tidak berwenang mewakili Perseroan apabila :
a. terjadi perkara di depan Pengadilan antara Perseroan dengan anggota Direksi yang
bersangkutan; atau
b. anggota Direksi yang bersangkutan mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.
28. Dalam hal terdapat keadaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 25 Pasal ini, yang berhak mewakili
Perseroan adalah:
a. anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan;
b. Dewan Komisaris dalam hal seluruh anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan
Perseroan; atau
c. Pihak lain yang ditunjuk oleh RUPS dalam hal seluruh anggota Direksi atau Dewan Komisaris
mempunyai benturan kepentingan dengan Perseroan.
RAPAT DIREKSI
Pasal 19
1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh Direktur Utama atau
oleh seorang atau lebih anggota Direksi lainnya atau atas permintaan dari Dewan Komisaris atau
atas permintaan tertulis 1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10
(satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
2. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh Direktur Utama atau salah seorang anggota Direksi.
3. Panggilan Rapat Direksi disampaikan kepada setiap anggota Direksi dan harus dilakukan secara
tertulis dengan diserahkan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan tanda terima yang
memadai, atau dengan surat tercatat atau dengan jasa kurir atau dengan telex atau telefax (dalam
hal dengan telex atau telefax harus ditegaskan kembali dengan surat tertulis yang diserahakan
secara langsung atau dengan surat tercatat secepat mungkin) paling lambat 5 (lima) hari sebelum
Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal Rapat.
4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.
5. Rapat Direksi diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha perseroan.
Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak
disyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan
yang sah dan mengikat.
6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama; dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau
berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, Rapat Direksi akan dipimpin
oleh salah seorang Direktur yang dipilih oleh para anggota Direksi yang hadir dan atau diwakili
dalam Rapat Direksi.
7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya
berdasarkan surat kuasa.

295

8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari
1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi yang sedang menjabat hadir atau diwakili
dalam Rapat.
9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal
keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil
dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah anggota Direksi yang sedang menjabat yang hadir atau diwakili dalam Rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, maka usul dianggap ditolak.
11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu)
suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya;
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali
Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang
hadir;
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Direksi dibuat Berita Acara Rapat.
Berita Acara Rapat Direksi tersebut harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam rapat yang ditunjuk
oleh Ketua Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan seluruh anggota
Direksi yang hadir dalam Rapat. Berita Acara Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap
semua anggota Direksi dan Pihak Ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam
Rapat. Apabila Berita Acara rapat dibuat oleh Notaris, penandatanganan tersebut tidak disyaratkan.
13. Direksi dapat juga mengambil keputusan sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan
semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan seluruh anggota Direksi yang
sedang menjabat memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta
menandatangani keputusan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai
kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Direksi.
DEWAN KOMISARIS
Pasal 20
1. Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang, seorang diantaranya diangkat
sebagai Komisaris Utama. Perseroan wajib memiliki Komisaris Independen sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal yang berlaku di Indonesia.
2. Dewan Komisaris merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak
sendiri-sendiri, melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris.
3. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang
ditentukan pada RUPS yang mengangkat mereka sampai penutupan RUPS tahunan yang kelima
setelah tanggal pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan
sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya setelah anggota Dewan Komisaris yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam Rapat tersebut; Pemberhentian
demikian berlaku sejak penutupan Rapat yang memutuskan pemberhentian tersebut, kecuali bila
tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat tersebut. Anggota Dewan Komisaris yang
masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali.
4. Anggota Dewan Komisaris dapat diberi honorarium dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan
oleh RUPS.

296

5. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30
(tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
6. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari
setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan
RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat ini, maka dengan lampaunya waktu
tersebut, terhadap anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri tersebut menjadi sah tanpa
memerlukan Persetujuan RUPS. Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri itu hanya
dibebaskan dari tanggung jawabnya, jika Rapat Umum Pemegang Saham membebaskannya dari
tanggung jawabnya selama masa jabatannya.

Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota
Dewan Komisaris menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka terhadap anggota Dewan Komisaris
yang mengundurkan diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat
anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota
Dewan Komisaris.

Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan
berdasarkan ayat 3 di atas untuk mengisi lowongan karena sebab lain atau seorang yang diangkat
sebagai tambahan anggota Dewan Komisaris yang ada harus diangkat untuk jangka waktu yang
merupakan sisa masa jabatan anggota Dewan Komisaris lain yang masih menjabat.

7. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :


a. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 6;
b. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku;
c. Meninggal dunia;
d. Diberhentikan berdasarkan Keputusan RUPS.
TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS
Pasal 21
1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan
serta memberikan nasihat kepada Direksi.
2. Menyetujui dan mengesahkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan
Anggaran Perusahaan yang disiapkan Direksi, sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar ini.
3. Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja
kantor Perseroan berhak memasuki gedung-gedung, kantor-kantor dan halaman-halaman yang
dipergunakan oleh Perseroan dan berhak untuk memeriksa catatan-catatan dan dokumendokumen serta kekayaan Perseroan untuk melaksanakan kewajiban mereka.
4. Direksi harus memberikan semua keterangan yang berkenaan dengan Perseroan sebagaimana
diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas mereka.
5. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih
anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran Dasar
dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dibidang perasuransian dan Pasar Modal.
6. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan, disertai alasannya.
7. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sesudah tanggal pemberhentian
sementara itu, Dewan Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan RUPS yang akan
memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau
dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan
sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.

297

8. Rapat tersebut dalam ayat 6 Pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama; dalam hal ini Komisaris
Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada
Pihak Ketiga, Rapat akan dipimpin oleh salah seorang Komisaris; dan dalam hal semua anggota
Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu
dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka Rapat akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari
antara mereka yang hadir dalam Rapat dan pemanggilan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
termaktub dalam Pasal 14.
9. Apabila Rapat Umum Penegang saham tersebut tidak diadakan dalam jangka waktu 45 (empat
puluh lima) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi
batal demi hukum, dan yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semula.
10. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara atau apabila karena sebab apapun juga
tidak ada anggota Direksi sama sekali, maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk
mengurus Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan
sementara kepada seorang atau lebih diantara mereka atas tanggungan mereka bersama.
11. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, maka segala tugas danwewenang yang
diberikan kepada Komisaris Utama atau anggota Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar ini
berlaku pula baginya.
RAPAT DEWAN KOMISARIS
Pasal 22
1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh Komisaris
Utama atau oleh anggota Dewan Komisaris lainnya atau oleh rapat Direksi atau permintaan dari
1 (satu) Pemegang Saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.
2. Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama atau salah seorang anggota
Dewan Komisaris.
3. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan kepada setiap anggota Dewan Komisaris dan
harus dilakukan secara tertulis dengan diserahkan langsung kepada setiap anggota Dewan
Komisaris dengan tanda terima yang memadai, atau dengan surat tercatat atau dengan jasa kurir.
Atau dengan telex atau telefax (dalam hal dengan telex atau telefax harus ditegaskan kembali
dengan surat tertulis yang diserahkan secara langsung atau dengan surat tercatat secepat
mungkin), sekurangnya 10 (sepuluh) hari dan dalam hal keadaan mendesak sekurangnya 5 (lima)
hari sebelum Rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal Rapat.
4. Panggilan Rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat Rapat.
5. Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha
Perseroan. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu
tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak
mengambil keputusan yang sah dan mengikat.
6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama; dalam hal Komisaris Utama tidak dapat
hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada Pihak Ketiga, maka Rapat Dewan
Komisaris akan dipimpin oleh salah seorang Komisaris yang dipilih oleh para anggota Dewan
Komisaris yang hadir dan atau diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris.
7. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh
seorang anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.
8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya
apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris yang hadir atau
diwakili dalam Rapat.

298

9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam
hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil
dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari
jumlah anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat yang hadir atau diwakili dalam rapat.
10. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka usul dianggap ditolak.
11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluar kan 1 (satu) suara dan
tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.
b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa
tandatangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan
kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari
yang hadir;
c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap
tidak ada serta tidak dihitung dalam menetukan jumlah suara yang dikeluarkan.
12. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Dewan Komisaris dibuat Berita
Acara Rapat. Berita Acara Rapat Dewan Komisaris harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam
Rapat yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Ketua Rapat dan
seluruh anggota Dewan Komisaris yang hadir dalam Rapat. Berita Acara Rapat tersebut menjadi
bukti yang sah terhadap seluruh anggota Dewan Komisaris dan Pihak Ketiga tentang keputusan
dan segala sesuatu yang terjadi dalam Rapat. Apabila Berita Acara Rapat dibuat oleh Notaris,
penandatanganan tersebut tidak disyaratkan.
13. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan
seluruh anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat memberikan persetujuan mengenai usul
yang diajukan secara tertulis serta menandatangani keputusan tersebut. Keputusan yang diambil
dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan
sah dalam Rapat Dewan Komisaris.
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN
Pasal 23
1. Direksi menyampaikan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) kepada Dewan Komisaris
untuk mendapatkan persetujuan, sebelum tahun buku dimulai yang sekurang-kurangnya memuat :
a. Misi, sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran
program kerja/kegiatan;
b. Rencana penghapusbukuan dan pemindahtanganan aktiva tetap Perseroan;
c. Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran program kerja/kegiatan;
d. Proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaannya;
e. Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris; dan
f. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan atau persetujuan Dewan Komisaris.
2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampai kan paling lambat 60 (enam
puluh) hari sebelum berakhimya tahun buku. Atas rencana kerja tersebut, Dewan Komisaris
wajib meneliti, menelaah dan menandatangani serta memberikan persetujuan atau pengesahan
terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan yang disiapkan Direksi, selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari setelah tahun buku baru dimulai;

Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal
31 (tiga puluh satu) Desember tahun yang sama. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, bukubuku Perseroan ditutup.

299

3. Direksi menyusun laporan tahunan (terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi tahun buku yang
bersangkutan beserta laporan lainnya) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang telah diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal serta
telah ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris untuk diajukan
kepada dan guna mendapatkan persetujuan dan pengesahan dalam RUPS Tahunan. Laporan
Tahunan tersebut harus sudah disediakan di kantor Perseroan paling lambat 16 (enambelas) hari
sebelum tanggal RUPS Tahunan diselenggarakan, agar dapat diperiksa oleh para pemegang
saham.
4. Sebelum menandatangani Laporan Tahunan tersebut dalam ayat 3 pasal ini, Dewan Komisaris
akan menelaah dan menilai Laporan Tahunan tersebut dan untuk keperluan mana dapat diminta
bantuan tenaga ahli atas biaya Perseroan dan kepada siapa Direksi wajib memberikan keterangan
yang diperlukan.
5. Perseroan wajib mengumumkan Laporan Tahunan berupa Neraca dan Laporan Laba Rugi
Perseroan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan
satu diantaranya yang terbit ditempat kedudukan Perseroan sebagaimana yang ditetapkan oleh
Direksi, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENGGUNAAN LABA BERSIH, PEMBAGIAN DIVIDEN INTERIM DAN PEMBAGIAN DIVIDEN
Pasal 24
1. Rapat Direksi harus mengajukan usul kepada RUPS tahunan mengenai penggunaan dan/atau
pembagian laba bersih yang belum dibagi yang tercantum dalam neraca dan perhitungan laba
rugi yang diajukan untuk persetujuan RUPS tahunan, dalam usul mana dapat dinyatakan berapa
laba bersih yang belum dibagi tersebut dapat disisihkan untuk dana cadangan sebagaimana
dimaksudkan dalam Pasal 25 di bawah ini serta usul mengenai besarnya jumlah dividen yang
mungkin dibagikan, satu dan lain dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk memutuskan lain.
2. Dividen hanya dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan apabila Perseroan
mempunyai saldo laba yang positif berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS dalam
keputusan mana juga harus ditentukan waktu, cara pembayaran dan bentuk dividen dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal,
serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. Dividen untuk
saham dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu tercatat dalam Daftar Pemegang
Saham., pada tanggal yang ditentukan oleh RUPS tahunan yang memutuskan mengenai pembagian
dividen. Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada Pemegang Saham. Dalam hal
RUPS tahunan tidak menentukan penggunaan lain, maka laba bersih setelah dikurangi dengan
cadangan yang diwajibkan oleh Undang-undang dan Anggaran Dasar dibagi sebagai dividen.
3. Berdasarkan keputusan rapat Direksi, Direksi dapat membagi dividen sementara (dividen
interim) setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan jika pembagian tersebut tidak
menyebabkan jumlah kekayaan bersih perseroan menjadi lebih kecil daripada modal ditempatkan
dan disetor ditambah cadangan wajib, dengan ketentuan bahwa dividen sementara (dividen
interim) tersebut harus diperhitungkan dengan dividen yang dibagikan berdasarkan keputusan
RUPS tahunan berikutnya yang diambil sesuai dengan ketentuan-ketentuan anggaran dasar ini
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar
Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan.
4. Apabila perhitugan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukan kerugian yang tidak dapat ditutup
dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan
laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama
kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum sama sekali tertutup,
demikian dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

300

5. Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan, dari laba
bersih seperti tersebut dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disetujui oleh RUPS
tahunan, dapat diberikan tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yang
besarnya ditentukan oleh RUPS.
6. Laba bersih yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah
disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan ke dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan
untuk itu. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut dapat diambil oleh Pemegang Saham
yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan menyampaikan bukti
haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan. Dividen yang tidak
diambil setelah lewat waktu tersebut menjadi milik Perseroan.
PENGGUNAAN DANA CADANGAN
Pasal 25
1. Bagian dari laba bersih yang disisihkan untuk dana cadangan ditentukan oleh RUPS setelah
memperhatikan usul Direksi (bilamana ada) dan dengan mengindahkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
2. Dana cadangan sampai dengan jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen) dari modal
yang ditempatkan hanya digunakan untuk menutup kerugian yang diderita oleh Perseroan yang
tidak dapat dipenuhi oleh cadangan lain.
3. Apabila jumlah dana cadangan telah melebihi jumlah sekurang-kurangnya 20% (dua puluh persen)
dari modal yang ditempatkan tersebut, maka RUPS dapat memutuskan agar jumlah dari dana
cadangan yang melebihi jumlah sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 digunakan bagi keperluan
Perseroan.
4. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan
cara yang dianggap baik olehnya dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Keuntungan yang diterima dari dana cadangan harus dimasukan dalam perhitungan laba rugi
Perseroan.
PENGUBAHAN ANGGARAN DASAR
Pasal 26

Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS, yang dihadiri oleh Pemegang Saham yang
mewakili sedikitnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang
sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan keputusan disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua per
tiga) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat. Pengubahan Anggaran
Dasar tersebut harus dibuat dengan akta Notaris dan dalam bahasa Indonesia.

Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut pengubahan nama, tempat kedudukan,
maksud, dan tujuan, kegiatan usaha, jangka waktu berdirinya Perseroan, besarnya modal dasar,
pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor dan pengubahan status Perseroan tertutup
menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

Pengubahan Anggaran Dasar selain menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini
cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

301

Apabila dalam Rapat yang dimaksud dalam ayat 1 korum yang ditentukan tidak tercapai, maka
paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat pertama itu
dapat diselenggarakan Rapat kedua dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan
untuk Rapat pertama, kecuali mengenai jangka waktu panggilan harus dilakukan paling lambat
7 (tujuh) hari sebelum Rapat kedua tersebut, tidak termasuk tanggal panggilan dan tanggal rapat
serta untuk panggilan Rapat tersebut tidak perlu dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu dan
Rapat kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh
Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga perlima) bagian dari jumlah seluruh saham
dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan keputusan disetujui lebih
dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat.

Dalam hal korum Rapat kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan korum kehadiran
RUPS ketiga, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan
RUPS ditetapkan oleh Ketua OJK.

Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditor
Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia.
1 (satu) diantaranya mempunyai peredaran luas dalam Wilayah Negara Republik Indonesia dan
1 (satu) lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Direksi
dan dalam Berita Negara paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan
modal tersebut.
PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN, DAN PEMISAHAN
Pasal 27

1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka


penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan, hanya dapat dilakukan berdasarkan
keputusan RUPS yang dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per
empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh
Perseroan dan keputusan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham
dengan hak suara yang hadir dalam rapat. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud di atas tidak
tercapai, maka dalam RUPS kedua keputusan sah apabila dihadiri oleh Pemegang Saham atau
kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh sahan
dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan disetujui lebih dari 3/4 (tiga
perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat. Dan dalam hal
korum dalam RUPS kedua sebagaimana dimaksud di atas tidak tercapai, maka atas permohonan
Perseroan, korum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu
penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham selanjutnya ditetapkan oleh Ketua OJK.
2. Direksi wajib mengumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, 1 (satu)
diantaranya mempunyai peredaran luas dalam Wilayah Negara Republik Indonesia dan 1 (satu)
lainnya yang terbit di tempat kedudukan Perseroan sebagaimana ditentukan oleh Direksi mengenai
ringkasan rancangan penggabungan, peleburan dan pengambilalihan atau pemisahaan Perseroan
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum panggilan RUPS.

302

PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI


Pasal 28
1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pembubaran
Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri oleh Pemegang
Saham yang mewakili sedikitnya 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan
hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan keputusan disetujui oleh lebih dari
3/4 (tiga per empat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam rapat. Dalam
hal korum sebagaimana dimaksud di atas tidak tercapai, maka dalam RUPS kedua keputusan sah
apabila dihadiri oleh Pemegang Saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3
(dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan
oleh Perseroan dan disetujui lebih dari 3/4 (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak
suara yang hadir dalam rapat. Dalam hal korum dalam RUPS kedua sebagaimana dimaksud di
atas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, korum, jumlah suara untuk mengambil
keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan RUPS selanjutnya ditetapkan oleh Ketua OJK.
2. Apabila Perseroan dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya (jika didirikan untuk
jangka waktu tertentu) atau dibubarkan berdasarkan keputusan RUPS atau karena dinyatakan
bubar berdasarkan penetapan Pengadilan, maka Perseroan harus dilikuidasi oleh satu atau lebih
likuidator.
3. Direksi bertindak sebagai likuidator apabila dalam keputusan RUPS atau penetapan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator.
4. Peraturan mengenai pengangkatan, pemberhentian sementara, pemberhentian, kewenangan,
kewajiban, tanggung jawab dan pengawasan terhadap Direksi berlaku juga bagi likuidator.
5. Upah bagi para likuidator ditentukan oleh RUPS atau penetapan Pengadilan.
6. Likuidator wajib dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak Perseroan dibubarkan:
a. memberitahukan kepada semua kreditor mengenai pembubaran Perseroan sesuai ketentuan
perundangan yang berlaku dengan cara mengumumkan pembubaran Perseroan dalam
2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, 1 (satu) diantaranya mempunyai peredaran
luas dalam Wilayah Negara Republik Indonesia dan 1 (satu) lainnya yang terbit di tempat
kedudukan perseroan sebagaimana ditentukan oleh Likuidator dan Berita Negara Republik
Indonesia;
b. memberitahukan pembubaran Perseroan kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan
bahwa Perseroan dalam likuidasi.
c. memberitahukan tentang pembubaran Perseroan kepada Ketua OJK sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7. a. Likuidator harus bertanggung jawab kepada RUPS atas likuidasi yang dilakukan;
b. Sisa kekayaan setelah likuidasi harus dibagikan kepada para Pemegang Saham dan setiap
Pemegang Saham berhak menerima bagian sebanding dengan nilai nominal saham-saham
yang telah disetor penuh yang dimilikinya;
c. Likuidator harus mendaftarkan dan mengumumkan hasil akhir proses likuidasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Anggaran Dasar seperti yang termaktub dalam akta pendirian beserta pengubahannya dikemudian
hari tetap berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh RUPS dan
diberikannya pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator.

303

PERATURAN PENUTUP
Pasal 29
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini, maka RUPS yang akan
memutuskan.
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam anggaran dasar ini wajib mengindahkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan Undang-Undang tentang
Perseroan Terbatas atau akan diputuskan berdasarkan keputusan Rapat Direksi, Rapat Dewan
Komisaris, dan/atau RUPS yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal dan Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas.
MANAJEMEN PERSEROAN DENGAN INI MENYATAKAN BAHWA ANGGARAN DASAR YANG
DIMUAT DALAM PROSPEKTUS INI MERUPAKAN ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG
TERAKHIR SESUAI DENGAN PERATURAN NO. IX.J.1. YANG TELAH DISETUJUI OLEH MENTERI
HUKUM DAN HAM.

304

XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM


1. PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut FPPS).
Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli ataupun salinan yang
dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek. FPPS asli ataupun salinan yang dikeluarkan oleh
Penjamin Pelaksana Emisi Efek dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan
yang namanya tercantum pada Bab Penyebarluasan Prospektus dan FPPS dalam Prospektus ini.
FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari
ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.
Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada Perseroan efek/bank kustodian yang
telah menjadi Pemegang Rekening pada Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
2. PEMESAN YANG BERHAK
Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau Lembaga/
Badan Usaha sebagaimana diatur dalam UUPM dan Peraturan No. IX.A.7.
3. JUMLAH PESANAN
Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan
perdagangan yakni 100 (seratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 100 (seratus) saham.
4. PENDAFTARAN EFEK KE DALAM PENITIPAN KOLEKTIF
Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran
Efek Bersifat Ekuitas di KSEI No. SP-0005/PE/KSEI/0114 tanggal 22 Januari 2014 yang ditandatangani
antara Perseroan dengan KSEI.
A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
1) Perseroan tidak menerbitkan Surat Kolektif Saham, akan tetapi saham-saham tersebut akan
didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham
hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek atas nama pemegang
rekening selambat-lambatnya pada tanggal distribusi saham setelah menerima konfirmasi
registrasi saham tersebut atas nama KSEI dari Perseroan/BAE;
2) Perseroan akan menerbitkan Surat Konfirmasi Pencatatan Saham (SKPS) kepada KSEI
sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas sahamsaham dalam Penitipan Kolektif;
3) Sebelum Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini dicatatkan di BEI, pemesan
akan memperoleh konfirmasi hasil penjatahan atas nama pemesan dalam bentuk Formulir
Konfirmasi Penjatahan (FKP);
4) KSEI, Perseroan Efek, atau Bank Kustodian akan menerbitkan konfirmasi tertulis kepada
pemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. Konfirmasi
Tertulis merupakan surat konfirmasi yang sah atas Saham yang tercatat dalam Rekening Efek;
5) Pengalihan kepemilikan Saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di
KSEI;

305

6) Pemegang saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, saham bonus, hak
memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya
yang melekat pada saham;
7) Pembayaran dividen, saham bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu
kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh
Perseroan, melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik
manfaat (beneficial owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau
Bank Kustodian;
8) Setelah Penawaran Umum dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham
yang menghendaki sertifikat saham dapat melakukan penarikan saham keluar dari Penitipan
Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum didistribusikan ke dalam Rekening
Efek Perseroan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk;
9) Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada
KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi
Formulir Penarikan Efek;
10) Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kolektif
Saham selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kerja setelah permohonan diterima oleh Perseroan
dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank
Kustodian yang mengelola saham;
11) Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas Saham Perseroan
wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang
Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.
Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif
Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai
prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan di
tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.
5. PENGAJUAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham
selama jam kerja yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau para Penjamin Emisi
Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh.
Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang
bersangkutan dengan melampirkan fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran
Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi
pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan
alamat di luar negeri/domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan
pembayaran sebesar jumlah pesanan.
Agen Penjualan, para Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak
untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila
persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi.
6. MASA PENAWARAN
Masa Penawaran akan berlangsung selama 3 (tiga) hari kerja, yaitu pada tanggal 28Maret 2 April 2014. Jam penawaran akan dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.
7. TANGGAL PENJATAHAN
Tanggal akhir penjatahan di mana para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan
penjatahan saham untuk setiap pemesanan, yaitu tanggal 4 April 2014.

306

8. SYARAT-SYARAT PEMBAYARAN
Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek, pemindahbukuan atau wesel bank dalam mata
uang Rupiah serta dibayarkan oleh pemesan yang bersangkutan (tidak dapat diwakilkan) dengan
membawa tanda jati diri asli dan FPPS yang sudah diisi dengan lengkap dan benar kepada para
Penjamin Emisi Efek pada waktu FPPS diajukan. Pembayaran untuk satu FPPS hanya dapat dilakukan
dengan salah satu bentuk metode pembayaran, yaitu dengan menggunakan cek atau tunai atau
pemindahbukuan atau giro.
Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, cek tersebut harus merupakan cek atas
nama/milik pihak yang mengajukan (menandatangani) formulir pemesanan. Cek milik/atas nama Pihak
Ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran. Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan
dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan wesel bank akan
segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau wesel bank ditolak oleh
bank, pemesanan pembelian saham yang bersangkutan adalah batal. Pemabayaran menggunakan
cek/pemindahbukuan /giro sudah harus in good fund pada hari terakhir masa Penawaran Umum
untuk Penjamin Emisi Efek, nasabah ritel dan nasabah institusi domestik, sedangkan untuk nasabah
internasional yang melakukan pemesanan dengan mekanisme penjatahan pasti dapat melakukan
pembayaran dan in good fund paling lambat pukul 09.00 wib pada Tanggal Distribusi.
Untuk pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan.
Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transfer dari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi
Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan.
Selanjutnya, semua setoran dari Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan harus dimasukan ke dalam
rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada:
Bank Mandiri
Cabang Berdharma
No. Rekening: 122-0006324167
a/n: PT Bahana Securities IPO Wika Beton
Untuk pemesanan saham yang dilakukan melalui Penjamin Emisi Efek yang telah menyampaikan
konfirmasi dari Bank Pembayar pada saat penyampaian pemesanan pembelian saham dapat melakukan
penyetoran pada rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada tanggal sebagaimana diatur pada
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.
9. BUKTI TANDA TERIMA
Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, atau Agen Penjualan yang menerima
pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi lembar ke-5
(lima) dari FPPS yang telah ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan
Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan merupakan jaminan
dipenuhinya pemesanan. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham tersebut harus disimpan
dengan baik agar kelak dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/
atau penerimaan Formulir Konfirmasi Penjatahan atas pemesanan pembelian saham. Bagi pemesan
pembelian saham secara khusus, Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham akan diberikan
langsung oleh Perseroan.
10. PENJATAHAN SAHAM
Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh PT Bahana Securities selaku Manajer Penjatahan dengan
sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (Pooling) dan Penjatahan Pasti (Fixed Allotment) sesuai
dengan Peraturan No. IX.A.7 serta peraturan perundangan lain termasuk bidang Pasar Modal yang
berlaku.
Adapun sistem porsi penjatahan yang akan dilakukan adalah sistem kombinasi yaitu Penjatahan Pasti
(Fixed Allotment) dibatasi sampai dengan jumlah maksimum 98% (sembilan puluh delapan persen)
dari jumlah saham yang ditawarkan. Sisanya sebesar 2% (dua persen) akan dilakukan Penjatahan
Terpusat (Pooling).

307

A. Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)


Penjatahan pasti dibatasi sampai dengan 98% (sembilan puluh delapan persen) dari jumlah yang
ditawarkan, yang akan dialokasikan namun tidak terbatas pada:
Dana Pensiun;
Asuransi;
Reksadana;
Korporasi;
Perorangan; dan
Karyawan Perseroan melalui Program ESA.
Pelaksanaan Penjatahan dengan menggunakan sistem Penjatahan Pasti, penjatahan tersebut hanya
dapat dilaksanakan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:
a. Manajer Penjatahan dapat menentukan besarnya persentase dan pihak yang akan mendapatkan
penjatahan pasti dalam Penawaran Umum. Penentuan besarnya persentase Penjatahan Pasti
wajib memperhatikan kepentingan pemesan perorangan;
b. Jumlah Penjatahan Pasti sebagaimana dimaksud pada huruf a termasuk pula jatah bagi pegawai
Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum (jika ada) dengan jumlah paling
banyak 10% (sepuluh persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan dalam Penawaran Umum; dan
c. Penjatahan Pasti dilarang diberikan kepada Pemesan yang Mempunyai Hubungan Istimewa, yaitu:
1) Direktur, Komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih
saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen
Penjualan sehubungan dengan Penawaran Umum;
2) Direktur, Komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; dan
3) Afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dan angka 2).
B. Penjatahan Terpusat (Pooling)
Penjatahan terpusat minimal sebesar 2% (dua persen) dari jumlah yang ditawarkan. Jika jumlah saham
yang dipesan melebihi jumlah saham yang ditawarkan, Manajer Penjatahan harus melaksanakan
prosedur penjatahan sisa Efek setelah alokasi untuk Penjatahan Pasti sebagai berikut:
a. Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham yang Terafiliasi yang merupakan; (i) Direktur,
Komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham dari
suatu Perseroan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efek
sehubungan dengan Penawaran Umum ini; (ii) Direktur, Komisaris, dan/atau pemegang saham
utama Perseroan; atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang
bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan Pihak Ketiga dan terdapat
sisa saham yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka: pemesan
yang tidak dikecualikan itu akan menerima seluruh jumlah saham yang dipesan. Dalam hal para
pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat
sisa saham, maka sisa saham tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan;
(i) Direktur, Komisaris, pegawai atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih saham
dari suatu Perusahaan efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan efek
sehubungan dengan Penawaran Umum ini; (ii) Direktur, Komisaris, dan/atau pemegang saham
utama Perseroan; atau (iii) afiliasi dari pihak sebagaimana dimaksud dalam butir (i) dan (ii), yang
bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan Pihak Ketiga.

308

b. Jika setelah mengecualikan Pemesan Saham yang Terafiliasi sebagaimana tersebut pada poin a
di atas, terdapat sisa saham yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan
bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu akan dialokasikan dengan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1) Dalam hal akan dicatatkan di bursa efek, maka saham tersebut dialokasikan dengan memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
- Para pemesan yang tidak dikecualikan memperoleh satu satuan perdagangan
di bursa efek, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya
tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi.
Jumlah saham yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan
perdagangan penuh terbesar yang ditetapkan oleh bursa efek dimana saham tersebut
akan dicatatkan;
- Apabila masih terdapat sisa saham yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan
dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara
proporsional, dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para
pemesan.
2) Dalam hal tidak akan dicatatkan di bursa efek, maka saham tersebut dialokasikan secara
proporsional menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.
C. Metode Penjatahan Lain
Metode penjatahan lain dapat digunakan sepanjang:
1) Prosedur dimaksud telah disetujui oleh OJK;
2) Prosedur dimaksud telah diungkapkan sepenuhnya dalam Prospektus; dan
3) Prosedur dimaksud telah sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan No. IX.A.7 kecuali Penjatahan
Pasti dan Terpusat.
Penjatahan saham akan diaudit dengan mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan
No. VIII.G.12.
Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa pihak tertentu mengajukan pemesanan
Efek melalui lebih dari satu formulir pemesanan untuk setiap Penawaran Umum, baik secara langsung
maupun tidak langsung, untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan
satu formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan.
11. PEMBATALAN ATAU PENUNDAAN PENAWARAN UMUM
Berdasarkan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 21 tanggal 22 Januari 2014, sebagaimana
diubah dengan Akta Addendum I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek No. 19 tanggal20Februari2014
yang keduanya dibuat di hadapan Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta
Selatan yang terakhir diubah dengan Akta Addendum II Perjanjian Penjaminan Emisi Efek
No. 25 tanggal 19 Maret 2014 dibuat di hadapan Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H., M.Kn.,
pengganti dari Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Jakarta Selatan, Penawaran Umum
dapat dibatalkan atau ditunda sesuai dengan peraturan OJK yang berlaku, oleh Perseroan dengan
pemberitahuan tertulis terlebih dahulu kepada OJK mengenai ditundanya Penawaran Umum, apabila:
a. Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh persen) selama 3 (tiga)
Hari Bursa berturut-turut;
b. Bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan
terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atau
c. Terjadi peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan
yang ditetapkan oleh OJK sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No.IX.A.2;
d. Seluruh hak dan kewajiban Para Pihak telah dipenuhi sesuai dengan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

309

12. PENGEMBALIAN UANG PEMESANAN


a. Dengan memperhatikan ketentuan mengenai penjatahan, apabila terjadi kelebihan pemesanan,
para Penjamin Pelaksana Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib mengembalikan kelebihan
uang pemesanan kepada Para Penjamin Emisi Efek selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Kerja
setelah Tanggal Penjatahan, dan setiap Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib
mengembalikan uang pemesanan kepada para pemesan yang telah diterimanya sehubungan
dengan pembelian sesegera mungkin namun bagaimanapun juga tidak boleh lebih lambat dari
2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. Oleh karenanya para Penjamin Pelaksana Emisi
Efek dan Para Penjamin Emisi Efek dengan ini membebaskan Perseroan dari segala tuntutan/
denda atas kelalaian tersebut.
b. Pengembalian uang tersebut wajib dilakukan dalam bentuk pemindahbukuan ke rekening atas
nama pemesan atau melalui instrumen pembayaran lainnya dalam bentuk cek, bilyet giro atau
surat pengembalian yang dapat diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan pada Penjamin
Emisi Efek dimana pemesanan diajukan dengan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan
Saham dan bukti tanda jati diri.
c. Untuk Para Pemesan Khusus, pengembalian uang pemesanan karena adanya penjatahan akan
diatur dan dilaksanakan langsung oleh Perseroan dan oleh karenanya Perseroan membebaskan
para Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dari segala tuntutan/denda atas
kelalaian Perseroan tersebut.
d. Dalam hal Penjamin Emisi Efek lalai dalam melakukan pengembalian uang pemesanan sehingga
terjadi keterlambatan dalam pengembalian uang pemesanan tersebut kepada pemesan, Penjamin
Emisi Efek tersebut wajib membayar denda kepada para pemesan yang bersangkutan, untuk
setiap hari keterlambatan, sebesar suku bunga jasa giro pada Bank Penerima yang dihitung dari
Hari Kerja ke-3 sejak Tanggal Penjatahan secara prorata untuk setiap hari keterlambatan.
e. Sehubungan dengan batalnya Penawaran Umum atau penundaan Penawaran Umum yang
mengakibatkan pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, sebagaimana diatur dalam
Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, berlaku ketentuan antara lain sebagai berikut:
- Pengembalian uang pemesanan (termasuk setiap denda atas keterlambatan pengembalian
uang pemesanan) menjadi tanggung jawab para Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau
Para Penjamin Emisi Efek sesuai dengan bagiannya masing-masing atau Perseroan
(terhadap Pemesan Khusus), dan harus diselesaikan dalam waktu selambat-lambatnya
2 (dua) Hari Kerja setelah terjadinya pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek tersebut
atau pengumuman penundaan Penawaran Umum;
- Apabila uang pemesanan yang akan dikembalikan telah tersedia (termasuk untuk Pemesan
Khusus), akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambil dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja
setelah tanggal keputusan penundaan atau pembatalan Penawaran Umum tersebut atau
berakhirnya Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, hal tersebut bukan merupakan tanggung jawab
Perseroan, para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau para Para Penjamin Emisi Efek,
sehingga tidak ada kewajiban pembayaran denda dan atau bunga kepada para pemesan.
13. PENYERAHAN FORMULIR KONFIRMASI PENJATAHAN ATAS PEMESANAN SAHAM
Distribusi Formulir Konfirmasi Penjatahan Saham kepada masing-masing rekening efek pemesan saham
pada para Penjamin Emisi Efek di mana FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan paling
cepat dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan. Formulir Konfirmasi Penjatahan
atas distribusi saham tersebut dapat diambil dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan
Pembelian Saham.

310

14. LAIN-LAIN
Sejalan dengan ketentuan dalam Peraturan No. IX.A.7, dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan
terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari satu formulir pemesanan
untuk setiap Penawaran Umum, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk tujuan penjatahan
Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan Efek yang pertama kali
diajukan oleh pemesan yang bersangkutan.
Penjamin Emisi Efek, agen penjualan Efek, Afiliasi dari Penjamin Emisi Efek, atau Afiliasi dari agen
penjualan Efek dilarang membeli atau memiliki Efek untuk portofolio Efek mereka sendiri, dalam hal
terjadi kelebihan permintaan beli dalam suatu Penawaran Umum, apabila para pemesan telah menerima
penjatahan sepenuhnya dan masih terdapat sisa Efek, sisa Efek tersebut dibagikan secara proporsional
menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan yang merupakan (i) Direktur, Komisaris, pegawai,
atau pihak yang memiliki 20% (dua puluh per seratus) atau lebih saham dari Penjamin Emisi Efek
atau agen penjualan Efek sehubungan dengan Penawaran Umum; (ii) Direktur, Komisaris, dan/atau
pemegang saham utama Perseroan; atau (iii) Afiliasi dari Pihak sebagaimana dimaksud dalam point
(i) dan point (ii), yang bukan merupakan pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan Pihak
Ketiga.
Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum, Penjamin Emisi Efek, agen
penjualan efek atau pihak-pihak terafiliasi dengannya dilarang menjual efek yang telah dibeli atau akan
dibelinya berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek sampai dengan Efek tersebut dicatatkan di
Bursa Efek.
Penjamin Emisi Efek akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat
5 (lima) hari kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan Peraturan No. IX.A.2.

311

XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR


PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM
Prospektus dan FPPS dapat diperoleh pada kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin
Emisi Efek yang ditunjuk yaitu Perantara Pedagang Efek yang terdaftar sebagai Anggota BEI. Penjamin
Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjual yang dimaksud adalah sebagai berikut:
PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK
PT Bahana Securities
(Terafiliasi)
Graha Niaga, Lantai 19
Jl. Jenderal Sudirman, Kav.
58
Jakarta 12190
Telepon : (021) 250 5081
Faksimili : (021) 522 5869
Website: www.bahana.co.id

PT Danareksa Sekuritas
(Terafiliasi)
Gedung Danareksa, Lantai 1
Jl. Medan Merdeka Selatan
No. 14
Jakarta 10110
Telepon: (021) 2955 5888
Faksimili: (021) 350 1712
Website: www.danareksa.
com

PT Mandiri Sekuritas
(Terafiliasi)
Plaza Mandiri, Lantai 28
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav
36-38
Jakarta 12190
Telepon : (021) 526 3445
Faksimili : (021) 526 3507
Website: www.
mandirisekuritas.co.id

PT Sucorinvest Central
Gani
Equity Tower, Lantai 31
Jl. Jenderal Sudirman Kav
52-53
Jakarta 12190
Telepon : (021) 299 60999
Faksimili : (021) 5797 3938
Website: www.sucorinvest.
com

PENJAMIN EMISI EFEK


PT Amantara Securities
Plaza Bll, Tower 3, 11th Floor
Jalan M.H. Thamrin No.51 ,
Kav. 21-22,
Jakarta 10350, Indonesia
Tel. +62 21 392 9601
Fax. +62 21 392 9588

PT BNI Securities
Sudirman Plaza, Indofood
Tower Lantai 16
Jl. Jend. Sudirman Kav. 76-78
Jakarta 12910, Indonesia
Tel. +62 21 2554 3946
Fax. +62 21 5793 5831

PT Buana Capital
Indonesia Stock Exchange
Building
Tower II, 26th floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190, Indonesia
Tel. +6221 515 0203
Fax. +6221 515 0241

PT Danpac Sekuritas
Equity Tower Lantai 9 Suite 9A
SCBD Lot 9
Jln. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190, Indonesia
Tel. +62 21 2991 1911
Fax. +62 21 2991 1999

PT Evergreen capital
Gedung Bank Panin Pusat,
Lantai 3
Jl Jend Sudirman 1
Jakarta 10270, Indonesia
Tel. +62 21 574 3564
Fax. +62 21 573 9508

PT Grow Asia Capital


Wisma 46 - Kota BNI 32nd
Floor.
Jl Jend Sudirman Kav 1
Jakarta 10220, Indonesia
Tel. +62 21 572 7515
Fax. +62 21 572 7518

PT Equity Securities
PT Erdikha Elit Sekuritas
Indonesia
Gedung Sucaco, Lantai 3
Wisma Sudirman Lantai 14,
Jl. Kebon Sirih Kav.71,
Jalan Jend. Sudirman Kav. 34 Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Jakarta 10220 Indonesia
Tel. +62 21 3983 6420
Tel. +62 21 570 0738, 251 1605
Fax. +62 21 315 2841
Fax. +62 21 570 3379
PT HD Capital Tbk
Sona Topas Tower, 11st Floor
Jl Jend Sudirman Kav 26
Jakarta Pusat 12920,
Indonesia
Tel. +62 21 250 6337
Fax. +62 21 250 6351

PT Indo Mitra Securities


Gedung Wirausaha Lantai 4
JL. HR.Rasuna Said Kav-C5
Jakarta Selatan 12940,
Indonesia
Tel. +62 21 522 9073
Fax. +62 21 522 9081

PT Inti Fikasa Sekurindo


Menara Batavia Lantai 23
Jl. KH. Mas Mansyur
Kav. 125-126
Jakarta Pusat 10220, Indonesia
Tel. +62 21 5793 0080
Fax. +62 21 5793 0090

PT Investindo Nusantara
Sekuritas
Plaza Asia (ABDA), Lantai 17
Jl. Jendral Sudirman Kav.59
Jakarta Selatan 12190,
Indonesia
Tel. +62 21 515 0817
Fax. +62 21 5140 1448

PT Jasa Utama Capital


Menara Thamrin Lantai 2
Suite203
Jl. M.H. Thamrin Kav.3
Jakarta 10250, Indonesia
Tel. +62 21 230 1860
Fax. +62 21 230 1862

PT Kresna Graha
Sekurindo Tbk
Kresna Tower Gedung B
Lantai 6 Lot.18 SCBD
Jl. Jendral Sudirman
Kav.52-53
Jakarta 12190, Indonesia
Tel. +62 21 2555 7000
Fax. +62 21 2939 1950

PT Lautandhana Securindo
Wisma Keiai 15th Floor
Jl. Jendral Sudirman Kav.3
Jakarta 10220, Indonesia
Tel. +62 21 5785 1818
Fax. +62 21 5785 1717

PT Madani Securities
Menara Prima, Lantai 25
Jln. Lingkar Mega Kuningan
Blok6.2
Jakarta 12950, Indonesia
Tel. +62 21 5794 8170
Fax. +62 21 5794 8171

312

PT Magenta Kapital
Indonesia
Menara Batavia, Lantai 23
Jl. KH Mas Mansyur Kav.126
Jakarta Selatan 10220,
Indonesia
Tel. +62 21 5793 0078
Fax. +62 21 5793 0079

PT Makinta Securities
Plaza ABDA Lantai 23,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 59
Jakarta 12190, Indonesia
Tel. +62 21 5140 1133
Fax. +62 21 5140 1599

PT Masindo Artha Securites


Jl. Sisingamangaraja No. 12
Jakarta 12110, Indonesia
Tel. +62 21 7279 2999
Fax. +62 21 739 8250

PT Mega Capital Indonesia


Menara Bank Mega Lantai 2
Jl. Kapten P. Tendean
Kav. 12-14A
Jakarta 12790, Indonesia
Tel. +62 21 7917 5599
Fax. +62 21 7919 3900

PT MNC Securities
Menara Kebon Sirih
Lantai 4-5,
Jl. Kebon Sirih 17 - 19
Jakarta 10340, Indonesia
Tel. +62 21 392 2000
Fax. +62 21 398 36868

PT NISP Sekuritas
OCBC NISP Tower Lantai 21
Jl. Prof Dr. Satrio Kav. 25
Jakarta 12940, Indonesia
Tel. +62 21 2935 2888
Fax. +62 21 5794 4090

PT Nusantara Capital Securities


Gedung Menara Karya Lantai 3
Jl. H. R. Rasuna Said Blok X-5
Kav. 1-2
Jakarta 12950, Indonesia
Tel. +62 21 2554 6762
Fax. +62 21 5794 4700

PT Onix Sekuritas
Deutsche Bank Building
#1504-1505
Jl. Imam Bonjol No.80
Jakarta 10310, Indonesia
Tel. +62 21 3190 1777
Fax. +62 21 3190 1616

PT Panca Global
Securities Tbk
Gedung BEI Tower I
Lantai 17 suite 1706A
Jl. Jendral Sudirman
Kav.52-53
Jakarta 12190, Indonesia
Tel. +62 21 515 5456
Fax. +62 21 515 5466

PT Panin Sekuritas Tbk


PT Phiilips Securities Indonesia
Gedung Bursa Efek Indonesia
ANZ Tower, Lantai. 23B
Tower 2, Suite 1705,
Jl. Jendral Sudirman Kav.33A
Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 10220, Indonesia
Jakarta 12190, Indonesia
Tel. +62 21 5790 0800
Tel. +62 21 515 3055
Fax. +62 21 5790 0809
Fax. +62 21 515 3061

PT Recapital Securities
Recapital Building Lantai. 10
Jl. Adityawarman No.55
Jakarta 10210, Indonesia
Tel. +62 21 270 2277
Fax. +62 21 724 6881

PT Reliance Securities Tbk PT Trimegah Securities Tbk


Reliance Building
Gedung Artha Graha,
Jl. Pluit Putra Kencana
Lantai 18, 19
No.15A
Jl. Jendral Sudirman Kav.52-53
Jakarta 14450, Indonesia
Jakarta 12190, Indonesia
Tel. +62 21 661-7768
Tel. +62 21 2924 9088
Fax. +62 21 661-9884
Fax. +62 21 2924 9150

PT Valbury Asia Securities


Menara Karya Lantai 10
Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-5
Kav. 1-2
Jakarta 12950, Indonesia
Tel. +62 21 2553 3600
Fax. +62 21 2553 3700

PT Victoria Securities
Indonesia
Panin Tower, Lantai 8
Jl. Asia Afrika Lot 19
Jakarta 10270, Indonesia
Tel. +62 21 7278 2310
Fax. +62 21 7278 2280

PT Wanteg Securindo
Gedung Graha Kencana Lt. 7
Ruang B 7
Jl. Raya Pejuangan No. 88
Jakarta 11530, Indonesia
Tel. +62 21 5367 1517,
Fax. +62 21 5367 1519

PT Woori Korindo Securities


Indonesia
Wisma KORINDO, Lantai 7
Jl. M.T. Haryono Kav.62
Jakarta 12780, Indonesia
Tel. +62 21 797 6202
Fax. +62 21 797 6206

PT Yulie Sekurindo Tbk


Plaza ASIA Lantai 5
Jl. Jendral Sudirman Kav.59
Jakarta 12190, Indonesia
Tel. +62 21 5140 2181
Fax. +62 21 5140 2182

PT Waterfront Securities
Indonesia
CIMB Niaga Plaza, Lantai 10
Jl. Jendral Sudirman Kav.25
Jakarta 12920, Indonesia
Tel. +62 21 5292 1166
Fax. +62 21 5292 2266

Selain di Kantor Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek, Prospektus
dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dapat diperoleh di Gerai Penawaran
Umum yang bertempat di Bank Mandiri Cabang Berdharma Jl. Jend. Sudirman Kav. 32-33
Jakarta 10220

313

Halaman ini sengaja dikosongkan

You might also like