Professional Documents
Culture Documents
masyarakat atau kebutuhan sosial di masyarakat (Saud, S. dan Makmun A,S. 2007;
Usman, H. 2008). Apabila pendekatan kebutuhan sosial ini dipakai, maka ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan atau diperhatikan oleh penyusun
perencanaan dalam merancang perencanaan pendidikan, antara lain: (1)
melakukan analisis tentang pertumbuhan penduduknya; (2) melakukan analisis
tentang tingkat partisipasi warga masyarakatnya dalam pelaksanaan pendidikan,
misalnya melakukan analisis persentase penduduk yang berpendidikan dan yang
tidak berpendidikan, yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan layanan
pendidikan di setiap satuan pendidikan; (3) melakukan analisis tentang dinamika
atau gerak (mobilitas) peserta didik dari sekolah tingkat dasar sampai perguruan
tinggi, misalnya kenaikan kelas, kelulusan, dan dropout; (4) melakukan analisis
tentang minat atau keinginan warga masyarakat tentang jenis layanan pendidikan
di sekolah; (5) melakukan analisis tentang tenaga pendidik dan kependidikan yang
dibutuhkan, dan dapat difungsikan secara maksimal dalam proses layanan
pendidikan; dan (6) melakukan analisis tentang keterkaitan antara output satuan
pendidikan dengan tuntutan masyarakat atau kebutuhan sosial di masyarakat
(Saud, S. dan Makmun A,S. 2007; Usman, H. 2008). Apabila pendekatan kebutuhan
sosial ini dipakai, maka ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan atau
diperhatikan oleh penyusun perencanaan dalam merancang perencanaan
pendidikan, antara lain: (1) melakukan analisis tentang pertumbuhan penduduknya;
(2) melakukan analisis tentang tingkat partisipasi warga masyarakatnya dalam
pelaksanaan pendidikan, misalnya melakukan analisis persentase penduduk yang
berpendidikan dan yang tidak berpendidikan, yang dapat memberikan kontribusi
dalam peningkatan layanan pendidikan di setiap satuan pendidikan; (3) melakukan
analisis tentang dinamika atau gerak (mobilitas) peserta didik dari sekolah tingkat
dasar sampai perguruan tinggi, misalnya kenaikan kelas, kelulusan, dan dropout; (4)
melakukan analisis tentang minat atau keinginan warga masyarakat tentang jenis
layanan pendidikan di sekolah; (5) melakukan analisis tentang tenaga pendidik dan
kependidikan yang dibutuhkan, dan dapat difungsikan secara maksimal dalam
proses layanan pendidikan; dan (6) melakukan analisis tentang keterkaitan
antara output satuan pendidikan dengan tuntutan masyarakat atau kebutuhan sosial
di masyarakat (Saud, S. dan Makmun A,S. 2007; Usman, H. 2008).v
2. Karakteristik pendekatan
pendidikan!
BAB 14
Pendekatan efisiensi biaya dalam perencanaan pendidikan
Menurut Guruge ( 1972 ) , pendekatan efisiensi ini mengandung pengertian yaitu
penentuan besarnya investasi dalam dunia pendidikan sesuai dengan hasil,
keuntungan atau efektivitas yang akan diperoleh.
Pendekatan ini bersifat ekonomi dan berpangkal dari konsep Investment in
Human Capital atau investasi pada sumber daya manusia. Setiap investasi harus
mendatangkan keuntungan yang dapat diukur dengan nilai moneter. Pendidikan
memerlukan investasi yang besar dan karena itu keuntungan dari investasi tersebut
harus dapat diperhitungkan bilamana pendidikan itu memang mempunyai nilai
Efisiensi Internal
Suatu sistem pendidikan dinilai memiliki efisiensi internal jika dapat menghasilkan
output yang diharapkan dengan biaya minimum. Dapat pula dinyatakan bahwa
dengan input yang tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan.
Efisiensi internal sangat bergantung pada dua factor utama, yaitu factor
institusional dan factor manajerial.
Dalam rangka pelaksanaan efisiensi internal, perlu dilakukan penekanan biaya
pendidikan melalui berbagai jenis kebijakan, antara lain:
Menurunkan biaya operasional
Memberikan biaya prioritas anggaran terhadap komponen-pomponen input yang
langsung berkaitan dengan proses belajar mengajar.
Meningkatkan kapasitas pemakaian ruang kelas, dan fasilitas belajar lainnya
Meningkatkan kualitas PBM
Meningkatkan motivasi kerja guru
Memperbaiki rasio guru-murid.
Efisiensi Eksternal
Istilah efisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost benefit analysis,
yaitu rasio antara keuntungan financial sebagai hasil pendidikan (biasanya diukur
dengan penghasilan) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan.
Analisis efisiensi eksternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam
pengalokasian biaya pendidikan atau distribusi anggaran kepada seluruh sub-sub
sector pendidikan.
Fattah (2006:43) merumuskan arahan-arahan
pembiayaan pendidikan sebagai berikut :
dalam
meningkatkan
efisiensi
manfaat
pendidikan
dalam
kehidupan
Ada beberapa kelemahan pendekatan cost benefit menurut Abin dalam Arifin
(2010), diantaranya adalah:
a.
Akan mengalami kesulitan dalam menentukan secara pasti biaya dan
keuntungan (cost danbenefit) dari layanan pendidikan, terlebih apabila digunakan
mengukur keuntungan untuk periode atau masa yang akan datang.
b. Sangat sulit untuk mengukur secara pasti atau menghitung keuntungan
(benefit) yang dihasilkan oleh seseorang dalam lapangan pekerjaan yang dikaitkan
dengan layanan pendidikan sebelumnya.
c. Faktor internal individu (misalnya motivasi, disiplin, kelas sosial, orientasi hidup
individu dan sejenisnya) dan hanya melihat hubungan antara tingkat pendidikan
dengan penghasilan.
d. Perbedaan pendapat seseorang sebenarnya tidak semata-mata menunjukkan
kemampuan produktifitas individual, tetapi ada faktor lain yang ikut menentukan
yaitu faktor konvensi sosial atau banyak dipengaruhi dari kerja kelompok.
e.
Keuntungan dari pendidikan pada dasarnya tidak hanya diukur berupa
keuntungan finansial (material), tetapi juga dapat dilihat dari keuntungan sosial
budaya.