Professional Documents
Culture Documents
o
o
o
o
Gejala klinis
Pitting nail, onychorrhexis
Beaus line
Leukonychia
Focal onycholysis, lempeng
Nail bed
hyperkeratosis,
kuku
onycholisis,
splinter hemorrhages
Subungual hyperkeratosis, onycholysis
Crumbling nail
Hyponychium
lempeng kuku
Leukonikia
Crumbling nail
onycholisis
Geographic tounge
Idiopatik, hasil dari peradangan setempat pada papila
filiformis, kondisinya biasanya asimptomatis.
Psoriatic arthritis
o Peradangan sendi secara asimetris ataupun simetris
Peradangan pada sendi dista interphalangeal
Pada sendi kecil dari tangan dan kaki
Sendi besar penyangga tubuh
2. Diagnosis banding
Dermatitis seboroik
skuama pada scalp psoriasis tampak lebih tebal dan agak kering, dibandingkan
pada dermatitis seboroik. Psoriasis biasanya mempengaruhi lebih dari satu
area tubuh. Sisik pada scalp psoriasis berwarna perak yang menempel pada
batang rambut.
Lichen planus
Lesi umumnya muncul pada daerah ekstremitas, lebih sering pada flexor
pergelangan
tangan
atau
lengan
bawah.
Kelainan
mukosa
sangat
patognomonik yang letaknya pada mukosa bukal, lidah, bibir, dan seluruh
saluran gastrointestinal.
Sifilis stadium II
Riwayat koitus suspektus, berjalan 6-8 minggu setelah lesi I muncul, yang
membedakan dengan psoriasis adalah pada sifilis bisa terdapat lesi berbentuk
roseola dengan distribusi generalisata namun tidak gatal, serta dapat hilang
dan Auspitz.
Tinea corporis
Pada tinea corporis didapatkan anamnesis yg meliputi geofilik, antropofilik
dan zoofilik, subjektif rasa gatal yang lebih pada saat berkeringat atau suasana
lembab. Objektif ditemukan lesi central healing, umumnya berupa makula
eritem dengan skuama. Jarang berupa plak, terlebih lagi plak yang tebal.
Abses Kogoj
Exositosis neutrofil pada lapisan epidermis (stratium spinosum) sehingga
terbentuk spongiform pustul
Papilomatosis dan vasodilatasi sub epidermis
Elongasi dari rete ridge karena aktifnya inflamasi dan peradangan
4. Klasifikasi psoriasis
Psoriasis vulgaris:
o Chronic stable
o Guttate psoriasis
o Inverse psoriasis
Psoriatic erythroderma
Pustular psoriasis:
o Palmoplantar pustular psoriasis (Barber Knigsbeck)
o Acrodermatitis continua suppurativa (Hallopeau)
o Generalized pustular psoriasis (von Zumbusch)
o Annular pustular psoriasis
o Impetigo herpetiformis (pustular psoriasis in pregnancy)
Drug induced psoriasis and psoriasiform drug reaction
Psoriatic nail disease
Psoriatic arthritis
7. Methotrexate
Methotrexate analog dengan folat yang secara kompetitif dan ireversible
menginhibisi dihydrofolate reductase. Metothrexate juga secara parsial mengihibisi
thymidylate synthetase. Karena aktivitasnya, methotrexate mengurangi ketersediaan
folat dan thymidylate yang penting untuk sintesis RNA dan DNA, sehingga dapat
mensupresi psoriatic epidermal cell.
Absorbsi melalui GIT. Waktu puncak plasma 1-3 jam setelah minum obat dan half
life nya 4-5 jam.
17.5 mg/minggu.
Komplikasi penggunaan methotrexate: nausea, vomitus, induksi dari fibrosis
hepar, oral ulcer, carcinogenic, teratogen, akut penumonitis dan fibrosis
Preparat ter sangat repot digunakan, memiliki bau yang tidak sedap, dan mengotori
pakaian menjadikannya sulit untuk pasien patuh menggunakannya.
Efek samping lokal: dapat menjadi dermatitis kontak alergi maupun iritan,
erythema, rasa seperti tersengat, kekambuhan pustular psoriasis, folikulitis, atropi,
9. Parapsoriasis
Klasifikasi:
Parapsoriasis gutata
Parapsoriasis variegata
Parapsoriasis en plaques
o Large plaque parapsoriasis (poikilodermatous, retiform)
o Small plaque parapsoriasis (digitate dermatosis)
Sumber:
Adhi, D. Prof.,Dr.,dr.. (2011). Ilmu penyakit Kulit dan Kelamin FKUI edisi keenam.
Jakarta: FK Universitas Indonesia
Habif, P.H., (2010). Habifs Clinical Dermatology 5th edition. United Kingdom:
Mobsy Elsevier
Sterry, W., Paus, R., Burgdorf,. (2006). Thieme Clinical Companions Dermatology.
New York: Thieme
Wolff, K., Goldsmith, L., Katz, S. Gilchrest, B. (2009). Fitzpatricks Dermatology in
General Medicine 7th edition. United States: McGraw-Hill