Professional Documents
Culture Documents
ACARA II
PENANAMAN
Oleh:
Nama : Firda Nur Fitriani
NIM : A1L008156
Kelas : Agroteknologi E
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan penanaman merupakan salah satu langkah dalam budidaya
tanaman. Dalam penanaman ada dua macam cara, yaitu langsung ditanam pada
media tanam dan melalui pesemaian terlebih dahulu.
Menanam merupakan
pekerjaan yang sangat penting dalam usaha produksi tanam. Kekeliruan pada
tahap ini bukan saja dapat menurunkan produksi, melainkan juga dapat
menyebabkan tanaman tidak tumbuh atau mati sebelum menghasilkan. Seringkali
terjadi para petani melakukan penanaman akan tetapi hanya dengan asal tanam
saja tanpa memperhatikan langkah-langkahnya secara baik, sehingga produksi
yang dihasilkan rendah. Oleh karena itu dalam proses penanaman harus benarbenar diperhatikan langkah-langkahnya agar tanaman dapat tumbuh sebagai mana
mestinya.
pengaturan
lingkungan
yang
lebih
tepat,
selama
tahap
perkecambahan yang gawat dan awal pertumbuhan bibit. Dalam penanaman padi
sawah, untuk menghemat waktu selama pengerjaan tanah yang makan waktu
lama, benih telah ditebar dulu di persemaian khusus (AAK, 1984).
Jarak tanam yang tepat sangat penting dalam sebar langsung, untuk
menghindari kebutuhan penjarangan atau penyulaman yang ekstensif. Hal ini
sukar dilaksanakan untuk benih-benih kecil atau benih yang tidak bundar (lettuce)
B. Cara Kerja
1. Bedengan dibuat ukuran dan jarak tanam (untuk monokultur jagung manis
jarak tanamnya adalah 40 cm x 160 cm).
2. Ditentukan kebutuhan benih untuk satu bedengan dan kebutuhan pupuk per
petak serta per tanaman.
3. Tanah ditugal untuk menanam benih jagung (dalam satu lubang 2 benih).
4. Diberi pupuk dasar pada jarak 5 cm dari benih tanaman berupa pupul Urea,
KCl, dan SP-20.
5. Lubang ditutup tetapi jangan dipadatkan. Lakukan pengamatan 7 hari setelah
tanam.
Luas
= 3.2 x 4 = 12.8 m2
128.000
= 20 x 2 = 40 benih
Pupuk N =
50
x 12.8 = 0.064 kg = 64 gram
10.000
Pupuk P =
75
x 12.8 = 0.096 kg = 96 gram
10.000
Pupuk K =
50
x 12.8 = 0.064 kg = 64 gram
10.000
Urea
64
= 1.6 gram
40
SP-36 =
96
= 2.4 gram
40
KCl
64
= 1.6 gram
40
B. Pembahasan
Jagung ditanam untuk diambil hasilnya. Oleh karena itu penanaman jagung
perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harapan produksi
yang akan diperoleh. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan tersebut adalah:
a. Waktu Tanam
Waktu tanam yang tepat merupakan usaha memperkecil kegagalan panen.
Sesuatu yang sekiranya menjadi kendala pada proses pengelolaan tanaman
hingga panen perlu mendapat perhatian, misalnya musim tanam, misalnya
musim tanam, kesulitan air, pengaruh hama yang menyerang tanaman jagung
pada saat tertentu. Demikian pula penyakit yang sering menyerang pada
keadaan tanaman jagung kurang baik, seperti penyakit bulai (Downy mildew)
yang biasa timbul pada bulan November. Hal ini menjadi bahan pertimbangan
rencana tanam (AAK, 1993).
b. Jarak Tanam
Berbagai pengaturan jarak tanam telah dilakukan guna mendapatkan produksi
yang optimal dan pengaturan jarak tanam ini sangat menentukan kebutuhan
benih. Jarak tanam yang digunakan pada praktikum adalah 160 cm x 40 cm
(AAK, 1993).
c. Cara Menanam
Penanaman jagung biasa dilakukan dengan tugal. Tugal adalah alat semacam
tongkat yang terbuat dari kayu dan salah satu ujungnya dibuat meruncing.
Setelah lubang terbentuk, benih yang telah dipersiapkan dimasukkan ke dalam
lubang tersebut sesuai dengan ketentuan awal. Selanjutnya lubang yang sudah
ada benihnya ditutup dengan baik, tidak perlu dipadatkan ketika menutup
lubang, tetapi juga jangan terlalu tersembul keluar agar benih tidak termakan
burung atau ayam (AAK, 1993).
Untuk menentukan suatu sistem pertanaman yang akan digunakan, baik itu
pola tanam monokultur atau pola tanam tumpang sari, perlu dipertimbangkan
keuntungan dan kerugiannya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk
penentuan tersebut di antaranya :
a. Tanaman yang toleran terhadap naungan dapat ditanam dengan tanamantanaman yang tinggi atau tanaman-tanaman yang diajir.
b. Setelah salah satu tanaman campuran berakhir, tipe tanaman lain harus dipilih
untuk melanjutkan pola tanam berikutnya.
Dalam menanam, yang perlu diperhatikan juga adalah pemupukan.
Pemberian pupuk tergantung pada jenis tanaman yang akan dibudidayakan.
Pemberian secara broadcast, menunjuk pada penebaran terserak dari bahan secara
merata pada permukaan tanah, biasanya dilakukan sebelum tanaman ditanamkan.
Pemberian pupuk yang lebih efektif yaitu cara topdressing, yaitu penempatan
pupuk langsung di atas tanaman tumbuh. Bila tanaman peka terhadap kerusakan
atau kebakaran pupuk, pupuk dapat ditempatkan sepanjang sisi tanaman sebagai
side dressing. Cara ini sering dilaksanakan bersama penyiangan, jadi tercampur
dengan tanah. Pupuk dapat juga ditempatkan dalam jaluran tak terputus di antara
barisan (band placement) atau dapat dijatuhkan di belakang bajak di dasar aluran,
yang disebutplow sole placement (Harjadi, 1979).
Praktikum budidaya tanaman semusim ini mempraktekkan cara budidaya
tanaman jagung dan kacang hijau dengan pola tanam monokultur jagung manis,
jagung hibrida dan kacang hijau serta tumpangsari antara kacang hijau dengan
jagung hibrida dan kacang hijau dengan jagung manis. Satu lubang tanam cukup
diisi dua benih/biji jagung serta 3 biji kacang hijau. Bersamaan dengan
penanaman benih dilakukan juga pemupukan dasar, yaitu dengan pupuk urea 64
gram (1.6 gr/tanaman), SP-20 96 gram (2.4 gr/tanaman), KCl 64 gram (1.6
gr/tanaman). Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak sekitar
5 cm dari setiap lubang tanam.
3. Pupuk yang dipakai adalah pupuk Urea (N), pupuk SP-20 (P), dan pupuk KCl
(K) yang diberikan pertama kali bersamaan dengan penanaman.
B. SARAN
Sebaiknya ketika pelaksanaan praktikum para asisten lebih mendampingi
praktikannya dan mengarahkan cara praktek yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1984. Dasar- Dasar Bercocok Tanam. Jakarta: Kanisus.
AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Jakarta: Kanisus.
Harjadi, M.M. Sri Setyati. 1979. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT Gramedia.
TS, Cornelis,. 1989. Pengantar Agronomi. Jakarta: Erlangga.