Professional Documents
Culture Documents
: Nurfira Fatimah
NIM
: 030.07.195
Tanda tangan :
I. IDENTITAS
PASIEN
Nama
Umur
: 10 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: kelas 5 SD
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: TNI (koptu)
: Tn. Sofyan
Alamat
Gaji
: Rp. 3.000.000
IBU
Nama
Agama
: Islam
Umur
: 35 tahun
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Guru SD
II. ANAMNESIS
Dilakukan alloanamnesis dengan ibu pasien, pada tanggal 1 Agustus 2012, pukul 05.00 WIB.
( 5 jam sesudah MRS)
KELUHAN UTAMA
Panas
KELUHAN TAMBAHAN
Batuk, mual, muntah, mimisan, pusing, nyeri uluhati
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien datang ke IGD RSAL dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS. panas teraba
tinggi dengan perabaan tangan ibu, muncul mendadak, naik turun tidak menentu namun tidak
mencapai suhu normal. Panas disertai menggigil dan tidak disertai keringat. Pasien sempat dibawa
ke IGD pada hari pertama demam, diukur dengan temperatur mencapai 40 oC, tetapi pasien tidak
dirawat. Pada panas 2 hari SMRS, pasien mimisan sebanyak 1x dengan jumlah darah yang keluar
gelas aqua, mimisan berhenti dengan cara ditekan, dan sebagian darah ada yang tertelan.
Tidak ada riwayat mengorek hidung, tidak ada pilek, tidak ada sesak. Panas juga disertai dengan
mual, terutama pada setelah makan, mual disertai dengan muntah, tidak menyemprot, sebanyak
>5x dengan volume sekali muntah gelas aqua (50cc) berisi air dan makanan, warna putih
bening, disertai lendir, tidak ada darah. Pasien juga mengeluhkan adanya pusing terasa berputar,
tidak ada faktor yang memperberat atau memperringan pusing. Nafsu makan pasien berkurang
dari yang biasanya menghabiskan 1 porsi nasi beserta lauknya, menjadi porsi tiap kali makan.
Pasien juga mengeluh adanya nyeri pada daerah uluhati seperti tertusuk-tusuk, timbul tidak
menentu dan semakin nyeri jika ditekan. Panas tidak disertai nyeri telinga, mata merah berair,
gusi berdarah, tidak ada kejang atau penurunan kesadaran, tidak ada gangguan tidur, tidak ada
nyeri sendi ataupun kaki terasa sulit digerakkan.
2 hari SMRS pasien batuk, tidak berdahak, muncul sesekali, tidak dipengaruhi waktu dan
cuaca, tidak berbunyi whoop, tidak disertai darah, dan terasa gatal pada tenggorokan disertai nyeri
menelan. Pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan BAK semenjak sakit, BAK lancar 5-6x
jumlah cukup banyak, warna kuning jernih dan tidak disertai nyeri saat BAK. Sedangkan BAB
pasien lancar, terakhir 1 hari SMRS, konsistensi lunak, berwarna hitam, tidak ada lendir dan
darah.
Pasien tidak bepergian keluar kota dalam waktu 6 bulan terakhir. Tetangga disekitar rumah
pasien banyak yang mengalami DBD. Lingkungan rumah sering dilakukan fogging sebulan
sekali. Pasien sudah mendapat pengobatan penurunan demam, tetapi demam tidak turun.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
KEHAMILAN
Perawatan Antenatal
Penyakit Kehamilan
KELAHIRAN
Tempat Kelahiran
RS. Sardjito
Penolong Persalinan
Cara Persalinan
Masa Gestasi
Cukup bulan
Riwayat kelahiran
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Pertumbuhan gigi pertama
: 7 bulan
Psikomotor
Tengkurap
: 3 bulan
Duduk
: 6
bulan
Berdiri
: 10
bulan
Berjalan
: 12
bulan
3
Bicara
: 9
bulan
: 5
tahun
Perkembangan pubertas
Perkembangan sosial
Gangguan Perkembangan
Kesan Perkembangan
RIWAYAT IMUNISASI
VAKSIN
DASAR (umur)
ULANGAN (umur)
BCG
1 bulan
DPT/ DT
2 bulan
4 bulan
6 bulan
6 tahun
Polio
0, 2 bulan
4 bulan
6 bulan
6 tahun
Campak
9 bulan
Hepatitis B
0 bulan
1 bulan
6 bulan
MMR
TIPA
Kesan : imunisasi dasar lengkap. Imunisasi lanjutan dilakukan disekolah
RIWAYAT MAKANAN
BUAH/
Umur (Bulan)
ASI/ PASI
02
24
46
ASI
ASI/PASI
ASI/PASI
68
ASI/PASI
BISKUIT
BUBUR SUSU
NASI TIM
8-10
ASI/PASI
10-12
ASI/PASI
Kesan: pasien tidak mendapat ASI eksklusif, dan makanan diberikan sesuai umur.
JENIS MAKANAN
Nasi/ pengganti
Sayur
Daging
Telur
Ikan
Tahu
Tempe
Susu (merek/ takaran)
Kesan :
UMUR
3 bulan
-
PENYAKIT
Morbili
Parotitis
Demam Berdarah
Demam Tifoid
Cacingan
Alergi
Kecelakaan
Operasi
Herpes di ketiak
KETERANGAN
-
RIWAYAT KELUARGA
Corak Produksi
Tgl Lahir
(Umur)
10 tahun
6 bulan
Sex
Hidup
Laki-laki
Perempuan
Lahir
Mati
-
Abortus
-
Mati
(sebab)
-
Keterangan
DATA KELUARGA
Perkawinan keUmur saat menikah
Kosanguinitas
Keadaan kesehatan/
AYAH/ WALI
1
26
-
IBU/ WALI
2
24
-
Sehat
Sehat
pasien
sehat
Pukul
: 05.00 WIB
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Vital sign
Suhu : 37,40C
RR
: 28 x/menit
TD
Data Antropometri
: BB
: 33,5 kg
Lingkar kepala
:-
Lingkar dada
:-
:-
Status Gizi
TB : 140 cm
THORAKS
Dinding thoraks
I : bentuk dada datar, simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis
PARU
I : Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, tidak ada bagian yang tertinggal, tidak terdapat
retraksi
P : Vocal fremitus sama di kedua lapang paru
P: Sonor di seluruh lapang paru
Batas paru kanan-hepar : Linea midclavikularis dextra setinggi ICS V, peranjakan 1 jari +
Batas paru kiri-gaster: Linea axilaris anterior sinistra setinggi ICS VII
A: Suara nafas vesikuler, ronkhi basah kasar -/-. Wheezing (-/-)
JANTUNG
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V
P : Batas kanan jantung pada linea parasternalis dextra setinggi ICS III, IV, V
Batas kiri jantung pada linea midclavicularis sinistra setinggi ICS V
Batas atas jantung pada linea parasternalis sinistra setinggi ICS II
A: Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
ABDOMEN
I : bentuk datar, simetris, tidak tampak pelebaran vena
A : Bising usus (+)
P : supel, tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit normal, nyeri tekan
epigastrium (+)
P: timpani pada seluruh kuadran abdomen
ANUS
Tidak ada kelainan
GENITAL
Jenis kelamin laki-laki, sudah disirkumsisi, testis kanan-kiri sudah turun
ANGGOTA GERAK
8
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Refleks fisiologis : Biceps +/+ , Triceps +/+ , Patella +/+ , Achilles +/+
Refleks patologis : Babbinsky -/- , Chaddok -/- , Schaeffer -/- , Gordon -/- , Oppenheim -/Tanda rangsang meningeal (-)
IV.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darah tepi (tanggal 31/8/2013)
Leukosit
: 2.200/mm3
Eritrosit
: 5,11 juta/mm3
Hemoglobin
: 13,2 g/dl
Hematokrit
: 40 %
Trombosit
: 136.000/mm3
Air seni
Tinja
Lain-lain
9
V.
RINGKASAN
Pasien anak laki-laki umur 10 tahun, datang ke IGD dengan keluhan demam 3 hari SMRS,
demam tinggi, timbul mendadak. Selain demam pasien juga mengalamipusing, mual, muntah,
mimisan, batuk, dan BAB hitam. Pada anamnesis didapatkan bahwa tetangga pasien banyak yang
mengalami demam berdarah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, Nadi:
80x/menit, reguler, volume cukup, equalitas sama kanan kiri, Suhu: 37,40, RR: 28 x/menit, TD: 110/70,
rumple leed: +. Pada abdomen didaptkan adanya nyeri tekan epigastrium, pada ekstremitas: akral
hangat, petechie (+). Pada pemeriksaan lab didapatkan Leukosit: 2.200/mm3, Eritrosit : 5,11 juta/mm3,
Hemoglobin: 13,2 g/dl, Hematokrit: 40 %
VI.
, Trombosit: 136.000/mm3
DIAGNOSIS KERJA
DBD grade II
VII.
DIAGNOSIS BANDING
Infeksi virus
VIII.
IX.
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
RL 40 tpm
10
Non Medikamentosa :
Tirah baring
11
LEMBAR FOLLOW-UP
Tanggal
1/8/2012
2/8/12
3/8/12
4/8/12
banyak
KU : tampak sakit sedang
BAK banyak
KU : tampak sakit sedang
Perawatan
S
KU : tampak sakit sedang
P: 22x/mnt,
(reguler, isi cukup), TD: (reguler, isi cukup), TD: (reguler, isi cukup), TD:
90/60
Abdomen:
BU
(+),
NT P: 24x/mnt,
110/60
110/70
P: 24x/mnt,
P: 24x/mnt,
epigastrium (+)
Abdomen:
Lab: (1/8/12)
epigastrium (+)
epigastrium (+)
epigastrium (-)
BU
(+),
NT Abdomen:
BU
(+),
NT Abdomen:
BU
(+),
L: 1600
ht: 38 %
Eri: 4,86
tromb: 123.000
Lab: 2/8/12
Lab 3/8/12:
Lab: 4/8/12
Hb: 12,4
L: 2.800
L: 3600
tromb: 96.000
L: 4.700
Diff: -/1/2/48/43/6
Hb: 14,9
Hb: 14,3
igM dengue:+
Hb: 13,5
Ht: 46 %
Eri: 5,58
igG dengue: +
Ht: 41%
Trombosit: 48.000
Ht: 44
12
Trombosit: 151.000
NT
DBD grade II
DBD grade II
DBD grade II
perbaikan klinis
-
RL 40 tpm
PCT 3x300mg
Domperidon 3x7,5mg
RL 40 tpm
PCT 3x300mg
RL 40 tpm
PCT 3x300mg
Domperidon 3x7,5mg
Domperidon 3x7,5mg
13
ANALISA KASUS
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit demam yang disebabkan oleh virus dengue yang ditandai oleh permeabilitas kapiler dan
kelainan hemostasis.(1) Demam dengue atau demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis berupa demam, nyeri
otot dan atau nyeri sendi yang disertai dengan leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesa hemoragik. Pada DBD terjadi
perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan
dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan/syok.
(2)
dengue, dimana pada virus ini terdapat 4 antigen virus yang berbeda.. Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat berupa asimptomatik, atau dapat
berupa demam yang tidak khas, demam dengue, demam berdarah dengue, atau sindrom syok dengue. Pada umumnya pasien mengalami fase
demam selama 2-7 hari. Pada waktu fase ini pasien ini sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk terjadi renjatan jika tidak mendapat
pengobatan adekuat. Karakteristik demam berdarah dengue menurut WHO adalah sebagai berikut, demam tinggi mendadak yang disertai dua gejala
berikut: nyeri kepala berat, nyeri dibelakang mata, nyeri pada otot dan sendi, mual, dan muntah. Selain itu juga terdapat adanya tanda-tanda
perdarahan minimal rumple leed (+), epistaksis, gusi berdarah, dan perdarahan lain, trombositopenia, dan hemokonsentrasi.(3)
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien tersangka demam dengue adalah dengan melalui pemeriksaan kadar
hemoglobin, hematokrit, jumlah trombosit, dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma biru.
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik (Reverse Transcriptase
Polymerase Chain Reaction), namun karena teknik yang rumit, saat ini tes serologis yang mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap dengue
berupa antibodi toal, IgM maupun IgG. Selain itu, demam berdarah juga harus dibedakan dengan demam lainnya, oleh karena itu harus ditanyakan
juga adanya riwayat melakukan perjalanan.
Pada pasien ini, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun didiagnosis Demam berdarah dengue. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan adanya demam 3 hari SMRS yang timbul mendadak, suhu
14
tinggi, kemudian diikuti dengan adanya mimisan. Keluhan yang menyertai demam berupa mual, muntah. Dimana berdasarkan teori, demam
berdarah dengue adalah demam 2-7 hari yang timbul mendadak dan cepat naik mencapai 39-40 oC, epistaksis, petekie terjadi pada setiap stadium.
Darah yang tertelan dari epistaksis dimuntahkan atau lewat melalui rektum dan diinterpretasikan sebagai peradrahan saluran cerna. Keadaankeadaan yang mendasari bersama dengan diatesis perdarahan akibat dengue dapat menyebabkan perdarahan yang berarti secara klinis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya Nadi
: 80x/menit, reguler, volume cukup, equalitas sama kanan kiri, Suhu : 37,40, RR : 28 x/menit, TD:
110/70, rumple leed: +, thoraks dalam batas normal, abdomen terdapat nyeri tekan epigastrium, hepar tidak teraba, lien tidak teraba, pada
ekstremitas didapatkan adanya petechie pada lengan kiri bagian volar, akral hangat. Pada pemeriksaan anjuran didapatkan hasil darah rutin: leukosit
1.600/mm3, Eritrosit : 5,11 juta/mm3, Hemoglobin: 14,9 g/dl, Hematokrit: 46 %, Trombosit: 48.000/mm3. Hal ini menandakan adanya leukopeni,
trombositopenia, dan hemokonsentrasi yang ditandai dengan adanya peningkatan hematokrit. Hemokonsentrasi ini menandakan adanya kebocoran
plasma yang memang terjadi pada demam berdarah dengue. Pemeriksaan lain yang dilakukan pada pasien ini adalah dengue blood test untuk
melihat IgM dan IgG dengue, dimana pada pasien ini IgM dan IgG dengue (+). Hal ini menjelaskan bahwa pasien sedang terinfeksi demam
berdarah dengue.
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini berupa terapi cairan RL 40 tpm, dimana protokol penatalaksanaan terapi cairan DBD pada
derajat 1-2 dengan berat badan 15-40kg : 5mg/kgBB/jam. (4) Diberikan juga paracetamol tablet dengan dosis 3 x 300mg berdasarkan dosis 10-15
mg/kgBB, dan domperidon diberikan untuk mengatasi mual muntah pada pasien ini dengan dosis 0,25- 0,5 mg/kgBB.
(5)
medika mentosa berupa tirah baring, dan banyak mengkonsumsi cairan. Untuk mempercepat penggantian cairan akibat kebocoran plasma.
Pasien perlu dilakukan observasi tanda-tanda vital, masukan cairan, dan pengeluaran cairan lewat urin tiap 3 jam untuk mencegah terjadinya
sindrom syok dengue. Setelah melewati fase kritis (hari ke 3-4 demam) maka pasien dapat diperbolehkan pulang. Pasien dipulangkan pada hari ke-4
perawatan karena tidak adanya keluhan, bebas demam 24 jam.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman, Kliegman, Dalam Nelson Ilmu Kesehatan Anak : Demam Berdarah Dengue, Edisi 15. Jakarta: EGC Buku Kedokteran. 2000. pg
1132-1133
2. Suhendro. Nainggolan, Leonard. Chen, Khie. Dll. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI;
3.
4.
5.
6.
16
17