You are on page 1of 57

SITOKIN

Bambang Heru Budianto

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

26/05/15

Sitokin = monokin ( monosit &


makrofag) = limfokin (
limfosit)

substansi serupa hormon dan berfungsi


sebagai pembawa pesan protein agar
supaya
sel-sel
sistim
immun
dapat
berkomunikasi satu sama lain.
dihasilkan oleh limfosit T, B maupun sel-sel
lain (makrofag, eosinofil, neutrofil, sel mast
dan sel endotel).
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

Sifat-sifat sitokin :

PLEITROPISME
Satu sitokin mempunya berbagai efek terhadap
berbagai sel
REDUNDANSI
Berbagai sitokin memiliki efek yang sama yang
tumpang tindih
SINERGISME
Dua atau lebih sitokin menunjukkan efek yang
lebih besar daripada hanya efek satu sitokin
ANTAGONISME
Sitokin yang satu dapat mencegah efek sitokin
yang lain
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

Peranan sitokin
Langsung :
1. Pleitropisme : lebih dari satu efek terhadap berbagai
jenis sel
2. Fungsi autokrin : autoregulasi
3. Fungsi parakin : regulasi terhadap sel yang letaknya
tidak jauh
Tidak langsung :
Sinergisme : bekerjasama dengan sitokin lain dalam
merangsang sel
Antagonisme : mencegah produksi sitokin dari sel lain.
26/05/15

Fungsi Sitokin
Aktivasi sel T
Aktivasi sel B
Aktivasi monosit dan makrofag
Inflamasi
Efek sitotoksisitas

26/05/15

AKTIVASI SEL T
Antigen yang ditangkap sel APC (Antigen
Presenting Cell) dipresentasikan ke reseptor
pada sel Tc dan sel Th.
APC
memproduksi
sitokin
IL-1
yang
merangsang sel T untuk berproliferasi dan
berdifferensiasi.
Hasil aktivasi sel T adalah sel Th dan sel
memori.
Apabila sel memori mengalami aktivasi ulang,
maka sel Th akan berdifferensiasi menjadi sel
Th1 dan sel Th2.
6

26/05/15

Sel Th1 lebih berperan pada reaksi seluler


seperti hipersensitivitas tipe IV (tipe
lambat), sedangkan sel Th2 berperan pada
reaksi humoral, seperti hipersensitivitas
tipe I (tipe cepat) yang melibatkan peran
antibody (IgE).
sitokin sel Th1 berupa IFN, IL-2, TNF, IL-3
Sitokin sel Th2 berupa IL-3, IL-4, IL-5, IL10
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

Tabel 1. Sitokin dan akibat aktivasi sel


T
Sitokin

Aktivitas sel T

IL-1

- Meningkatkan aktivitas sel T atas pengaruh APC


Meningkatkan
aktivitas
sel
T
dengan
meningkatkan ekspresi reseptor.
- Proliferasi pada timosit

IL-2

- Proliferasi klon sel T

IL-4

- Untuk perkembangan sel T (T cell growth factor)


kurang poten dibanding IL-2

IL-7

- Meningkatkan differensiasi sel T

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

Lanjutan tabel 1

Sitokin

Aktivitas sel T

IFN-

- Meningkatkan ekspresi MHC II kelas II dari


makrofag
- Meningkatkan produksi IL-1 atas pengaruh
endotoksin bakteri

TNF-

Meningkatkan ekspresi reseptor terhadap IL-2


dan IFN- dari sel T
Meningkatkan produksi IFN- yang IL-2
dependent

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
FABIO, UNSOED

Tabel 2.

Perbedaan sifat-sifat sel Th1


dan Th2

Petanda sel

Th1

Th2

CD4

CD4

+++
+++
+++
++
++
++

+
+
++

Limfokin
IFN-
IL-2
TNF-
TNF-
GM-CSF
IL-3

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
FABIO, UNSOED

10

Lanjutan tabel 2
Th1
IL-4
IL-5
IL-6
Aktivasi makrofag
Aktivasi sel T
Aktivasi sel B

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
FABIO, UNSOED

++++
++
-

Th2

+++
+++
+++
+
++++
11

AKTIVASI SEL B
Aktivasi sel B oleh sitokin sel Th terjadi dalam
3 tingkatan, yaitu aktivasi, proliferasi dan
differensiasi menjadi sel plasma, yang
memproduksi antibodi (Ig)
IL-1 : faktor differensiasi sel B (B cell
differentiation factor) atau BCDF
IL-5 : faktor pertumbuhan sel B (B cell growth
factor/ BCGF)
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
FABIO, UNSOED

12

Lanjutan : Aktivasi Sel B


Kebanyakan Ag menimbulkan respon sel B dengan
bantuan sel T (Ag-T dependent) tetapi beberapa Ag
mampu mengaktivkan sel B untuk memproduksi Ig
tanpa bantuan sel T (Ag-T independent).
Contoh : polisakarida, dekstran dan ficoll yang
mempunyai banyak Ag determinan.
IgG yang diproduksi terutama adalah IgM dan tidak
dibentuk sel memori.
Sitokin juga mempengaruhi produksi kelas antibody
oleh sel plasma
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

13

Tabel 3 Sitokin dan aktivasi sel B


Sitokin

IL-1
IL-2
IL-4

26/05/15

Aktivasi

Proliferasi

+
- Merangsang sel B
dgn meningkatkan IgG
dan IgE. Ekspresi MHC
kelas
II
&
CD23
(aktivasi
makrofag,
eosinofil, sel dendritik
folikuler, trombosit).
Memperbesar volume

+
-

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

Differensiasi

Meningkatkan
sekresi

14

Lanjutan Tabel 3

Sitokin

Aktivasi

Proliferasi

Differensiasi

IL-6

Meningkatkan IgG dan


IgM

TNF-

IFN-

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
FABIO, UNSOED

15

AKTIVASI MAKROFAG DAN MONOSIT


Aktivasi monosit dan makrofag dirangsang oleh
adanya endotoksin bakteri dan IFN- yang dilepas
oleh sel T, sehingga menghasilkan bahan aktif seperti
IFN-, IL-1, GM-CSF (Granulocyt Moncyt-Colony
Stimulating Factor)
Aktivasi utama IFN- : - mencegah replikasi dan
sintesis protein virus; menginduksi ekspresi MHC-II di
sel dan jaringan sehingga sel menjadi aktif dalam
presentasi antigen; meningkatkan ekspresi Fc-R pada
makrofag; mengaktifkan neutrofil dan makrofag untuk
meningkatkan aktivitas mikrobisidal dan tumorisidal;
mencegah pertumbuhan sel Th2; dan meningkatkan
aktivitas sel NK
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
FABIO, UNSOED

16

SITOKIN DAN INFLAMMASI


Endotoksin, trauma fisik, dapat menimbulkan
pelepasan sitokin yang berperan pada
inflammasi akut, baik local maupun sistemik,
seperti IL-1, TNF dan IL-18.
IL-18 juga memiliki efek antitumor karena IL-18
dapat mengaktifkan sel NK.
IL-18 dapat pula menginduksi IFN-, akibat
berbagai
rangsangan
seperti
bakteri,
rangsangan kulit dan saluran cerna.
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

17

KEMOKIN
Kemokin adalah sitokin yang berperan dalam kemotaksis sel-sel
lekosit (limfosit, monosit dan neutrofil) ke tempat infeksi atau ke
jaringan yang rusak sehingga mempermudah interaksi antara satu sel
dengan sel yang lain.
Istilah lainnya adalah kemotaksin atau sitokin kemotaktik.
Kemokin dibagi dalam 4 golongan berdasarkan atas keunikan urutan
asam aminonya.
1. C x c ()
Contoh : IL-8 dan NAP2
IL-8 adalah kemotaktik untuk neutrofil.
Fungsi menginduksi neutrofil untuk meninggalkan pembuluh darah
dan bermigrasi ke jaringan.
Sumber : monosit, makrofag, fibroblast, keratinosit.
NAP2 adalah kemotaktik untuk neutrofil.
Sumber : berasal dari trombosit
LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
FABIO, UNSOED

18

26/05/15

EFEK SITOTOKSIK SITOKIN


Ada limfokin yang menunjukkan efek
sitotoksik dan dapat membunuh penyebab
infeksi dan sel tumor dengan langsung atau
tidak langsung, melalui aktivitas sel NK.
TNF- mempunyai efek sitotoksik langsung
terhadap sel tumor, sedangkan IL-2
merangsang sel LAK (Lymphokine Activated
Killer Cell) yang sitotoksik terhadap tumor.

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

19

Tabel 4. Sitokin dengan efek sitotoksik


Sitokin

Sel yang diaktifkan

Efek

IFN-, IL-2

Makrofag

Aktivasi
untuk
membunuh sel tumor

TNF, LT, GMCSF, G-CSF

Polimorfonuklir

Aktivasi ADCC

IFN-

Sel Tc

Aktivasi sitotoksisitas
seluler yang terbatas
pada MHC

IL-2, IFN, IL-1

Sel NK dan sel LAK

Aktivasi
untuk
membunuh yang tidak
terbatas pada MHC

TNF, GM-CSF,
IFN-

Eosinofil

Meningkatkan
sitotoksisitas
cacing

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

terhadap
20

Untuk pembagian kelompok sitokin


banyak klasifikasi yang digunakan, dapat
berdasarkan sumber sel yang
memproduksinya, atau efeknya pada sel,
atau dapat juga berdasar pada jenis
ikatan dengan reseptornya.
Sedangkan pengelompokan sitokin
berdasarkan fungsinya diketahui ada
beberapa macam, yaitu:

1. Sitokin yang berperan dalam imunitas


natural (alamiah):
Interferon tipe I
Tumor Necrosis Factor (TNF)
Interleukin - 1
Interleukin - 6
Kemokin

2. Sitokin yang mengatur aktivasi,


pertumbuhan dan diferensiasi sel limfosit:
Interleukin - 2
Interleukin - 4
Transforming Growth Factor-
3. Sitokin yang mengatur mediator imun proses
inflamasi:
Interferon -
Limfotoksin
Interleukin - 10
Interleukin - 5
Interleukin - 12
Migration Inhibition Factor

4. Sitokin yang merangsang hematopoiesis:


C-kit Ligand
Interleukin - 3
Granulocyte-Macrophage Colony
Stimulating Factor (GMCSF)
Monocyte-Macrophage Colony Stimulating
Factor (MMCGF)
Granulocyte Colony Stimulating Factor
Interleukin - 7

Sitokin yang termasuk dalam mediator imunitas


natural (alamiah):
1. INTERFERON TIPE-I (IFN- dan IFN- )
Interferon tipe I secara serologis dibedakan
menjadi 2 kelompok yang berbeda.
Kelompok yang pertama disebut IFN- yang
terdiri dari 20 struktur polipeptida dengan BM 18
kD. Sumber utama IFN- adalah fagosit
mononuklear dan ini sering disebut sebagai
interferon lekosit.
Kelompok kedua adalah IFN- dengan BM 20
kD. Sumber utamanya adalah fibroblas, dan IFN ini sering disebut interferon fibroblas.

Tetapi ada beberapa sel yang


memproduksi kedua jenis interferon ini
sekaligus.
Kekuatan yang paling poten dari interferon
ini adalah mengeliminasi infeksi virus yang
bekeria secara non-spesifik.

IFN tipe I bekeria dengan 4 cara yaitu:


1) IFN tipe I menghambat replikasi virus
dengan mensintesis enzim 2-5
oligoadenilat sintetase yang
mengganggu replikasi RNA atau DNA
virus. Kerja antivirus ini secara parakrin,
yaitu bahwa sel yang terinfeksi virus
menghasilkan IFN untuk melindungi sel
yang belum terinfeksi. Keadaan sel yang
responsif terhadap IFN dan resisten
terhadap infeksi virus disebut antiviral
state.

2) IFN tipe I menghambat proliferasi sel,


dengan mencegah sintesis enzim asam
amino esensial triptofan dari virus
sehingga replikasi virus terhambat.
Meskipun mekanismenya sedikit
berbeda. Efek anti virus dan
antiproliferasi dari IFN tidak dapat
dipisahkan hubungannya. IFN- adalah
inhibitor fisiologik dari pertumbuhan sel
normal dan IFN- digunakan sebagai
bahan antiproliferatif untuk jenis tumor
tertentu.

3) IFN tipe I meningkatkan efek litik dari sel


NK. Sel NK mempunyai fungsi utama
membunuh atau menghancurkan sel
yang terinfeksi virus.
4) IFN tipe I memodulasi ekspresi MHC
klas I dan menghambat ekspresi MHC
klas II, karena kebanyakan limfosit T
sitolitik mengenali antigen asing yang
terikat pada MHC klas I.

2. INTERLEUKIN-1 (IL-1)
Interleukin-1dihasilkan oleh beberapa sel
berinti antara lain monosit - makrofag,
Limfosit B, sel NK, limfosit T, keratinosit, sel
dendrit, astrosit, fibroblas, netrofil, sel
endotel dan sel otot polos.
Terdapat dua bentuk molekul yang berbeda
dari IL-1, yaitu IL- dan IL-. Keduanya
berupa peptida dengan jumlah asam amino
masing-masing 159 dan 153, dan hanya
26% yang urutan asam aminonya sama.

Sejumlah sel juga mengekspresikan gen


ketiga dengan kode protein yang disebut
IL-1 reseptor antagonis (IL-ra) yang secara
biologis tidak aktif, tapi berkompetisi
dengan IL-1 untuk berikatan dengan
reseptor IL-1, jadi merupakan inhibitor dari
IL-1.
IL-1 merupakan propeptida dengan BM
31 kD dan secara biologic aktif, sedang IL1 mempunyai BM 17 kD hanya
merupakan prekursor saja.

Pada kadar yang rendah IL-1 merupakan


mediator pada inflamasi lokal, terutama
berperan terhadap fungsi fagosit
mononuklear, dan meningkatkan sintesis
IL-1dari sel endotel untuk merangsang
proses koagulasi dan merangsang sintesis
IL-6.
Pada kadar yang tinggi IL-1 bekerja
sebagai sistem endokrin, bersama TNF
menyebabkan panas, merangsang sintesis
acute plasma protein oleh hati dan
mengawali metabolisme pembuangan.

3. INTERLEUKIN-6

Interleukin-6 (IL-6) adalah sitokin dengan BM


26 kDk yang disintesis oleh sel fagosit
mononuklear, sel endotel pembuluh darah,
fibroblas dan sel lain yang respon terhadap IL1 dan TNF.
IL-6 dapat dideteksi dalam sirkulasi pada
infeksi bakteri gram negatif. IL-6 tidak
menyebabkan trombosis vaskuler seperti yang
disebabkan oleh lipopolisakarida atau TNF.

Aktivitas IL-6 pada hepatosit dan limfosit B


ialah:
1) IL-6 menyebabkan hepatosit mensintesis
beberapa protein plasma, seperti fibrinogen
yang termasuk dalam acute phase protein.

2) IL -6 sebagai growth factor pada


diferensiasi sel limfosit B. Selain itu IL-6
juga bekerja sebagai growth factor pada
sel plasma ganas dimana secara
otonomus sel ganas tersebut juga
mensekresi IL-6 sebagai growth factor
otokrin.

TUMOR NECROSIS FACTOR (TNF)


Tumor Necrosis Factor (TNF) adalah mediator
utama dari respon tubuh terhadap bakteri gram
negatif, dan juga dari organisme lain penyebab
infeksi.
Komponen aktif dari bakteri gram negatif adalah
molekul lipopolisakarida (LPS) disebut sebagai
endotoksin, yang merupakan bagian dari dinding
sel bakteri.
Beberapa peneliti menyebut, TNF sebagai TNF dan limfotoksin (LT) sebagai TNF-hal ini
dapat membingungkan karena ada istilah LT-
yang termasuk dalam famili sitokin yang lain.
Jadi sekarang digunakan nomenklatur, yang
-lebih sederhana dengan menggunakan istilah
TNF saja.

TNF pertama ditemukan sebagai mediator dari


nekrosis tumor pada serum binatang yang
mendapat terapi LPS. Pada konsentrasi rendah
LPS merangsang fungsi fagosit dari monosit,
dan mengaktifkan sel limfosit B, sehingga
tubuh dapat mengeliminasi bakteri. Tetapi
pada konsentrasi tinggi, LPS dapat
menyebabkan lesi pada jaringan, DIC
(disseminated intravascular coagulation), syok
dan kematian.
Schartman reaction adalah suatu model
eksperimen untuk mempelajari efek patologis
dari LPS, dan peran TNF sebagai mediator
utama pada pengaruh dari LPS.

TNF terutama dihasilkan oleh sel fagosit yang


diaktifkan oleh LPS, selain itu juga diproduksi
oleh limfosit T, sel mast yang telah diaktifkan
oleh antigen.
Pada kadar rendah TNF bekerja sebagai
regulator parakrin dan otokrin dari lekosit dan
sel endotel.
Aktifitas biologis TNF pada kadar rendah
adalah:
1) TNF menyebabkan sel endotel pambuluh darah
memampilkan reseptor permukaan yang baru
(molekul adesi) sehingga lekosit menempel
pada endotel. Keadaan ini menyebabkan
akumulasi lekosit pada tempat inflamasi.

2) TNF mengaktifkan lekosit untuk


membunuh bakteri. Selain netrofil juga
pada eosinofil dan monosit.
3) TNF merangsang monosit dan sel
lainnya untuk memproduksi sitokin IL-1,
IL-6, TNF sendiri dan kemokin.
4) TNF juga mempunyai efek protektif
seperti interferon dalam melawan virus.

Bila rangsangan untuk memproduksi TNF


cukup kuat, maka jumlah TNF akan lebih
besar. Pada keadaan ini TNF akan ikut dalam
aliran darah, dan bekerja sebagai sistem
endokrin. Aktivitas biologis TNF dalam jumlah
besar adalah:
1) TNF merupakan suatu endogenous pyrogen
yang bekerja pada sel di hipotalamus yang
mengatur suhu tubuh. Peran ini juga dimiliki
oleh IL-1dan sitokin ini ditemukan pada serum
hewan atau manusia yang terpapar LPS yang
merupakan bahan exogenous pyrogen. Panas
yang dihasilkan karena pengaruh TNF dan IL-1
disebabkan peningkatan sintesis prostaglandin
oleh sel hipotalamus.

Tetapi prostaglandin juga merangsang


sintesis inhibitor yang kerjanya seperti
aspirin yang mengurangi demam dengan
cara memblokir aktivitas aktivas TNF
dan IL-1.
2) TNF bekerja pada sel fagosit dan sel
endotel untuk merangsang IL-1 dan IL-6
ke dalam sirkulasi.

3) TNF bekerja pada hepatosit untuk


meningkatkan protein serum tertentu,
seperti protein amyloid A. Spektrum
protein hepatosit yang dirangsang oleh
TNF identik dengan yang dirangsang
oleh IL-1 tetapi berbeda dengan yang
dirangsang IL-6. Protein dari hepatosit
yang dirangsang oleh TNF, IL-1, IL-6
disebut acute phase response.

TNF mengaktifian sistem koagulasi


terutama dengan merubah
keseimbangan dari aktivitas prokoagulan
dan antikoagulan dari endoteI pembuluh
darah.
TNF menekan pembelahan sel stem
sumsum tulang. Pemberian TNF dalam
jangka waktu panjang, dapat
menyebabkan limfopenia dan
imunodefisiensi.

6) Pemberian TNF dalam waktu lama pada


binatang percobaan dapat menvebabkan
perubahan metabolik yang akan
menyebabkan cachexia yaitu keadaan
yang ditandai dengan wasting atau
pembersihan sel otot dan lemak. TNF
menekan nafsu makan dan menekan
sintesis lipoprotein lipase, yaitu suatu
enzim yang dibutuhkan untuk
melepaskan asam lemak dari lipoprotein
di sirkulasi, sehingga dapat digunakan
oIeh jaringan.

Pada keadaan sepsis yang disebabkan


oleh bakteri gram negatif, terdapat
produksi yang berlebihan dari TNF. Pada
binatang percobaan, kadar TNF yang
tinggi menyebabkan kematian karena
teriadinya kegagalan sirkulatori dan DIC
(disseminated intravascular coagulation).

KEMOKIN
Kemokin adalah sitokin dengan struktur
homolog mempunyai BM 8-10 kD.
Kemokin mempunvai kemampuan
merangsang pergerakan lekosit
(kemokinesis) dan menarik lekosit
(kamotaksis), menyebabkan lakosit
berakumulasi di tempat infeksi. Oleh
karena itu kemokin disebut juga sebagai
sistem kemotaktik.

Kemokin dihasilkan oleh fagosit mononuklear


yang diaktivasi, sel endotel, fibroblas dan
megakariosit (meningkatkan kandungan
kemokin dalam trombosit).
Molekul ini bekerja terutama pada netrofil
sebagai mediator pada inflamasi akut dan
aktivitas yang paling baik dalam famili sitokin ini
dimiliki oleh IL-8.
Kemokin ini akan terikat pada heparan sulfat
proteoglycan yang terdapat pada perinukaan
sel endotel dan berfungsi merangsang
kemokinesis dari lekosit yang akan ditangkap
oleh endotel dengan bantuan molekul adesi.

JENIS-JENIS SITOKIN
YANG PENTING

I. INTERLEUKIN (IL)
Ditemukan tahun 1979 sebagai imunoregulator
spesifik maupun non spesifik

Artinya
adanya komunikasi antar sel leukosit

Terdiri 18 jenis (IL-1 s/d IL-18)


II. INTERFERON (IFN)
III. TUMOR NECROSIS FACTOR (TNF)

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

50

1). INTERLEUKIN-1 (IL-1)

Diproduksi oleh monosit atau makrofag (sel


Kupfer, limpa dll.)
Fungsi : meningkatkan pertumbuhan dan
differensiasi limfosit B
Merangsang produksi sitokin sel T (limfokin),
yaitu IFN-
Memacu sel T untuk memproduksi IL-2 yaitu
sitokin yang dapat mengaktifkan sel Th (T
helper) dan membantu sel B menghasilkan
antibodi

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

51

2). INTERLEUKIN-2 (IL-2)

Menginduksi proliferasi sel T terutama sel Th


Faktor pertumbuhan dan differensiasi sel B (T
dependent) dan sel NK
Mengaktifkan makrofag
Meningkatkan efek sitotoksik sel Tc (T
cytotoxic)
Merangsang produksi limfotoksin (sitokin sel T
untuk sel tumor) dan interferon.

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO, UNSOED

52

3). INTERLEUKIN-4 (IL-4)


Diproduksi oleh sel T, mastosit dan sel B
Memegang peranan dalam class switching (proses
peralihan kelas) immunoglobulin.
Contoh : IgG 1
IgE

4) INTERLEUKIN-5 (IL-5)
Diproduksi oleh sel Th dan mast cell
Proliferasi eosinofil
Aktivitas terhadap proliferasi sel B
memproduksi IgM dan IgA
Meningkatkan ekspresi IL-2 (sinergisme)
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO, UNSOED

untuk

53

5). INTERLEUKIN-10 (IL-10)


Diproduksi oleh sel B, sel T dan monosit
Fungsi untuk aktivasi sel B, induksi sel Th2 dan
menghambat respons sel Th1
Menghambat produksi IFN- dan pertumbuhan mast cell
Menghambat aktivasi monosit/makrofag

6). INTERLEUKIN-12 (IL-12)


Diproduksi monosit, makrofag, sel dendritik, sel T, sel B,
neutrofil
Sinergi dengan IL-2, memacu aktivasi sel NK, Th1 dan sel Tc
Menghambat respon Th2 dan IgE yang diinduksi IL-4

26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

54

7). INTERLEUKIN-18 (IL-18)

Diproduksi oleh monosit dan makrofag


tetapi tidak diproduksi oleh limfosit
Memacu sekresi IFN-, respon TH1 dan
aktivitas sel NK
Memacu sintesa IL-1 dan TNF (Tumor
Necrosis Factor)
Menghambat
sintesa
IL-10
(antagonisme)
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO,


UNSOED

55

II. INTERFERON (IFN)

Fungsi sebagai antivirus atau mengganggu


replikasi virus (interfere = mengganggu)
Terdiri 3 jenis yaitu IFN- ; IFN-; IFN-.
Yang terpenting IFN- yang diproduksi oleh sel
Th1, Tc, sel NK, makrofag dan fibroblast
Aktivitas IFN- terhadap sel T, sel B dan sel
NK
Menghambat aktivitas sel Th2
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI, FABIO, UNSOED

56

III.

TUMOR NECROSIS FACTOR (TNF) : TNF dan TNF-

a) TNF- : dihasilkan oleh monosit, sel T, sel B, sel NK,


makrofag dan timosit
Fungsi sebagai penghancur sel tumor
Merangsang sintesa limfokin
b) TNF- (LIMFOTOKSIN/LT) : dihasilkan oleh sel T
Fungsi sitotoksik terhadap sel T dan sel B dan antineoplastik
(anti tumor)
Merangsang system limfokin
Mengaktifkan sel endotel dan makrofag
Mediator inflamasi dan menimbulkan panas
26/05/15

LAB. ENTO-PARASITOLOGI,
FABIO, UNSOED

57

You might also like