Professional Documents
Culture Documents
KONTRAK PEMBELAJARAN
PROSES PEMBELAJARAN :
Proses pembelajaran meliputi tiga kegiatan
utama, yaitu :
Ceramah dan tanya jawab, dilakukan di kelas,
dosen menjelaskan teori dan atau konsep,
dilanjutkan dengan tanya jawab.
Praktikum, dilakukan di laboratorium atau
lapangan,
Mengerjakan tugas terstruktur yang
diberikan oleh masing-masing dosen, dapat
bersifat kelompok atau mandiri.
Tugas terstruktur
Praktikum
Ujian Mid Semester
Ujian Akhir Semester
: 20 %
: 25 %
: 25 %
: 30 %
KRITERIA PENILAIAN :
A : X > 80,00
B : 66,00 79,99
C : 56,00 65,99
D : 46,00 55,99
E : X < 46,00
ATURAN PERKULIAHAN :
1. Bagi mahasiswa : Keterlambatan hadir
kuliah maksimum 15 menit. Apabila
melewati batas waktu tersebut, dimohon
kesadarannya untuk tidak masuk ruangan,
atau menutup pintu dari luar.
2. Bagi dosen : Dianggap tidak hadir apabila
15 menit sejak waktu awal kuliah belum
hadir tanpa pemberitahuan.
3. Kuliah yang kosong dengan kesepakatan
harus diganti hari lain.
ATURAN PRAKTIKUM :
Setiap mahasiswa wajib melaksanakan
seluruh acara praktikum dan
menandatangani daftar hasir.
Setiap mahasiswa wajib membuat dan
menyerahkan laporan seluruh acara
praktikum yang dilaksanakan sesuai batas
waktu yang telah ditentukan.
Setiap mahasiswa wajib mengikuti pretest
dan postest yang dilaksanakan.
Penilaian praktikum dilakukan untuk seluruh
tahap kegiatan dan merupakan suatu
kesatuan yang utuh.
COURSE CONTENT :
I.
II.
Pendahuluan.
Botani dan Ekologi Tanaman
Semusim.
III. Analisis kesesuaian suatu kawasan
untuk tanaman semusim.
IV. Sistem Pertanaman.
V. Teknik Budidaya Tanaman Semusim
Unggulan.
I. PENDAHULUAN
Pengertian tanaman semusim : tanaman yang
setelah dalam hidupnya mencapai fase reproduktif
dan dipetik (dipetik sekali atau lebih) hasilnya lalu
mati atau dimatikan.
Dari segi umur, berkisar dari beberapa bulan sampai
2 tahun
Kalau umurnya sampai 1 tahun : annual crops, kalau
umurnya sampai 2 tahun : biannual crop.
Contoh tanaman semusim :
(1) satu kali panen : (a) umur < 1 tahun : jagung,
padi, kedelai, kacang tanah dsb., (b) umur 1 2
tahun : tebu, padi.
(2) dua kali panen atau lebih : tomat, cabai, dsb. (?)
Pengertian Pangan :
Pangan : segala sesuatu yang berasal dari
sumber hayati dan air, diolah/tidak diolah.
Bentuk yang dikonsumsi : makanan atau
minuman.
Cakupan : bahan baku pangan, bahan
tambahan pangan dan bahan-bahan lain
yang digunakan dalam proses penyiapan,
pengolahan dan/atau pembuatan makan-an
atau minuman.
4. Tanaman konservasi :
Tanaman berfungsi untuk mengawetkan
tanah, baik dari segi fisik maupun kimiawi.
Contoh tanaman : tanaman semusim yang
termasuk dalam golongan
legume/kacang-kacangan (kedelai, orokorok, penutup tanah lain).
6. Diversifikasi usahatani :
Berhubungan dengan sistem pertanaman
yang dikembangkan : tanaman monokultur, multiple cropping, alley cropping dsb.
Dengan diversifikasi tersebut ada banyak
manfaat yang diperoleh antara lain : keefisienan penggunaan waktu dan lahan,
meningkatkan variasi produk, menghilangkan sifat ketergantungan, manfaat konservasi, keberlanjutan usahatani, dsb.
Dicotyledoneae :
1. Famili Solanaceae, misalnya :
Cabai (Capsicum annum)
Tomat (Solanum exculentum)
Kentang (Solanum tuberosum)
Terong (Solanum melongena)
Dicotyledoneae
2. Leguminosae misalnya :
Kedelai (Glycine max)
Kacang tanah (Arachis hypogaea)
Kacang hijau (Vigna radiata/Phaseolus radiatus)
3. Pedaliaceae, misalnya :
Wijen (Sesamum indicum, S. orientale)
4. Rosaceae, misalnya :
Strawberry (Fragaria annanosa)
Monocotyledoneae :
Famili Gramineae, misalnya :
Padi (Oryza sativa)
Jagung (Zea mays)
Sorghum (Sorghum vulgare)
Hermada (Sorghum bicolor)
Millet (Pennisetum millet)
Gandum (Triticum sp.)
Gambarkan !
Penampang melintang akar.
Penampang membujur akar.
Macam-macam sistem perakaran.
Pada kelompok monokotil maupun
kelompok dikotil dan bandingkan antar
keduanya !
Habitus tanaman
Habitus atau bentuk tajuk tanaman ada bermacammacam.
Tanaman dari kelompok dikotil dapat berupa semak
atau terna (semak kecil). Tanaman terdiri dari batang
utama yang bercabang-cabang, Tingkat
percabangan ada yang hanya sampai tingkat primer,
ada yang sampai tingkat tertier atau lebih. Akibatnya
tanaman dapat tampak tumbuh rimbun, tergantung
pada banyaknya percabangan dan dedaunannya.
Tanaman dari kelompok monokotil, ada yang tumbuh
merumpun, ada yang tidak, sehingga hanya tampak
satu batang. Dedaunan tumbuh dari buku-buku
batang secara berseling. Habitusnya biasanya tidak
serimbun kelompok tanaman dikotil.
Gambarkan !
Habitus pertumbuhan kelompok
tanaman dikotil.
Habitus pertumbuhan kelompok
tanaman monokotil.
Bandingkan antar keduanya !
Daun
Kelompok dikotil, bentuk helaian daunnya ber-macammacam, struktur pertulangannya terdiri dari tulang daun
utama yang bercanag-cabang, dengan percabangan yang
membentuk suatu jaringan. Ke-lompok tanaman ini
umumnya merupakan tanaman C3, dengan produk awal
fiksasi CO2 adalah PGA.
Kelompok monokotil, helaian daun berbentuk pita dengan
tulang-tulang daun yang sejajar. Orientasi daun dapat
tegak, intermediate atau terkulai. Kelom-pok tanaman ini
ada yang merupakan tanaman C3 (gandum, padi) ada juga
yang C4, produk awalnya asam malat dan aspartat (tebu,
jagung, sorghum).
Secara anatomis, struktur daun kedua kelompok tanaman
tersebut juga berbeda, hal ini membawa konsekuensi
pada perbedaan bentuk produk awal fiksasi CO2.
Gambarkan sketsa !
Helaian dan penampang melintang daun
untuk kelompok dikotil.
Helaian dan penampang melintang daun
untuk kelompok monokotil.
Bandingkan antar keduanya !
Batang
Batang kelompok dikotil bercabang-cabang,
membentuk habitus yang rimbun,
mempunyai struktur jaringan yang lebih kuat
karena berkayu, mempunyai sistem
pembuluh yang sinambung mengelilingi
empulur.
Batang kelompok monokotil umumnya
tumbuh merumpun tapi ada yang tunggal,
batangnya lurus tidak bercabang, terdiri dari
ruas dan buku, mempunyai sistem pembuluh
yang tidak sinambung, tidak mempunyai
empulur yang nyata.
Gambarkan !
Penampang melintang batang dikotil.
Penampang melintang batang
monokotil.
Bandingkan antar keduanya !
Bunga
Kelompok dikotil umumnya membentuk
dompolan, struktur bagian-bagian bunga
lengkap dan jelas, umumnya merupakan
tanaman berumah satu, proporsi menyerbuk
dan menyerbuk silang seimbang.
Kelompok monokotil umumnya membentuk
malai atau tongkol, kadang-kadang ada
modifikasi struktur dan fungsi, mayoritas
menyerbuk sendiri, kecuali jagung.
5. Buah/biji
Buah tanaman dikotil dapat berbentuk
polong, atau buah dengan struktur lengkap
yang terdiri dari kulit, daging buah dan biji.
Biji tanaman dikotil, memiliki kotiledon yang
sebenarnya merupakan bagian dari embrio.
Untuk tanaman monokotil umumnya hanya
terdiri dari kulit dan biji.
Biji tanaman monokotil terdiri dari embrio
dan endosperm.
Gambarkan !
Buah kelompok dikotil dan monokotil.
Biji kelompok dikotil dan monokotil.
Bandingkan antara kedua kelompok
tersebut !
B2. b) Suhu
Terjadi karena efek radiasi matahari.
Dipengaruhi terutama oleh tinggi tempat,
makin tinggi tempat suhu makin rendah.
Pada tanaman, suhu udara berpengaruh
pada fotosintesis, respirasi, pembungaan.
Pada tanah, suhu berpengaruh pada
viscositas larutan air tanah,selanjutnya dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur
hara tertentu, kemampuan tanaman untuk
menyerap unsur hara, hardening akar dan
lain-lain.
B2. b) Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
merupakan hasil proses kimia (kimia
organik) dalam sel.
Enzim adalah protein, keberadaan dan
aktifitasnya sangat dipengaruhi oleh suhu
(peka terhadap suhu).
Pada suhu yang ekstrim (terlalu tinggi/
rendah) dapat mengalami denaturasi, maka
suhu di lingkungan tajuk maupun perakaran
tanaman sangat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan dan hasil tanaman.
B2. b) Suhu
Keragaman fungsi organ tanaman,
keragaman varietas dan keragaman
spesies menyebabkan jenis-jenis
ensim sangat beragam baik menurut
jenis organ (akar, batang, daun, bunga,
buah, biji) maupun antar jenis tanaman.
Oleh karena itu tiap jenis tanaman
membutuhkan suhu kardinal yang
berbeda-beda.
B2. b) Suhu
Suhu kardinal tanaman :
1) Suhu minimum lethal, suhu di mana tanaman mati
karena denaturasi enzim oleh suhu rendah.
2) Suhu dasar tanaman, yaitu suhu lingkungan
terendah dimana pertumbuhan organ vegetatif
dimulai.
3) Suhu optimum tanaman, yaitu suhu lingkungan
tanaman yang memungkinkan pertumbuhan
tanaman optimum.
4) Suhu maksimum lethal, yaitu suhu lingkungan yang
menyebabkan tanaman mati karena denaturasi
protein oleh suhu tinggi.
Pendahuluan
Konsep evaluasi dan kesesuaian.
Klasifikasi kesesuaian.
Pendekatan dalam evaluasi.
Kualitas dan karakteristik lahan
Topografi
Iklim
Tanah
Prosedur evaluasi kesesuaian lahan
A. 2. Klasifikasi kesesuaian
Struktur klasifikasi (FAO, 1976) menurut
tingkatannya : Ordo, Kelas, Subkelas dan
Unit.
Ordo : keadaan kesesuaian lahan secara
global. Pada tingkat ordo dibedakan menjadi
(1) sesuai (S = Suitable) dan
(2) tidak sesuai (N = Not suitable).
Kelas : keadaan tingkat kesesuaian lahan
dalam tingkat ordo.
A. 2. Klasifikasi kesesuaian
Berdasarkan tingkat detail skala pemetaan, kelas
kesesuaian lahan dibedakan menjadi :
(1) Untuk pemetaan tingkat semidetail (skala 1 : 25000
1 : 50000) pada tingkat kelas lahan yang sesuai (S)
dibedakan menjadi menjadi : sangat sesuai (S1),
cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Sedang
lahan yang tidak sesuai (N) tidak dibedakan menjadi
kelas-kelas,
(2) Untuk pemetaan tingkat tinjau (skala 1 : 100000
1 : 250000) pada tingkat kelas dibedakan menjadi
kelas : sesuai (S), sesuai bersyarat (CS) dan tidak
sesuai (N).
Penjelasan :
1) Kelas S1 : sangat sesuai. Lahan tidak
mempunyai faktor pembatas yang
berarti/nyata terhadap penggunaan secara
berkelanjutan, atau faktor pembatas
bersifat minor dan tidak akan berpengaruh
terhadap produktivitas lahan secara nyata.
2) Kelas S2 : cukup sesuai. Lahan mempunyai
faktor pembatas dan faktor pembatas ini
akan berpengaruh terhadap
produktivitasnya, memerlukan tambahan
masukan (input). Pembatas tersebut
biasanya dapat diatasi oleh petani sendiri.
Penjelasan :
3) Kelas S3 : sesuai marginal. Lahan punya
faktor pembatas yang berat dan faktor pembatas ini sangat berpengaruh ada produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan
yang lebih banyak dibandingkan lahan S2.
Untuk mengatasi pembatas pada lahan S3
diperlukan modal yang tinggi, sehingga perlu
bantuan/campur tangan pemerintah swasta.
4) Kelas N : tidak sesuai karena mempunyai
faktor pembatas yang sangat berat dan/ atau
sulit diatasi.
Penjelasan :
Karakteristik lahan yang erat kaitannya
untuk keperluan evaluasi lahan dapat
dikelompokkan ke dalam 3 faktor
utama yaitu : topografi, tanah dan iklim.
Karakteristik lahan tersebut (terutama
topografi dan tanah) merupakan unsur
pembentuk satuan peta tanah.
B. 1. Topografi
Topografi yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan adalah :
(1) bentuk wilayah (relief) atau lereng dan
(2) ketinggian tempat dari permukaan laut
(dpl).
Relief erat kaitannya dengan faktor pengelolaan lahan dan bahaya erosi.
Ketinggian tempat dpl berhubungan dengan
persyaratan tumbuh tanaman yang berhubungan dengan suhu udara dan radiasi
matahari.
Lereng (%)
<3
3-8
8 - 15
15 - 30
30 - 40
40 - 60
> 60
Ketinggian tempat :
Diukur dari permukaan laut sebagai titik nol.
Dalam kaitannya dengan tanaman
dibedakan :
(1) dataran rendah (< 700 m dpl)
(2) dataran tinggi (> 700 m dpl).
Kesesuaian tanaman terhadap
ketinggian tempat berhubungan
dengan suhu dan radiasi matahari.
Ketinggian tempat :
Semakin tinggi tempat, baik suhu
maupun radiasi matahari cenderung
semakin menurun.
Ketinggian tempat dapat dikelaskan
sesuai kebutuhan tanaman.
Misal : teh dan kina lebih sesuai pada
daerah dingin atau daerah dataran
tinggi, sedang karet, sawit dan kelapa
sesuai di dataran rendah
B.3. Tanah
1)
2)
3)
4)
5)
Faktor tanah dalam evaluasi kesesuaian lahan ditentukan oleh beberapa sifat/karakteristik tanah :
Drainase tanah,
Tekstur tanah,
Kedalaman tanah,
Bahaya erosi,
Retensi hara (pH dsb.).
1). Drainase
Menunjukkan kecepatan meresapnya air
dari tanah atau keadaan tanah yang
menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh
air.
Dibedakan menjadi :
(a) Cepat, (b) Agak cepat, (c) Baik, (d) Agak
baik, (e) Agak terhambat, (f) Terhambat, dan
(g) Sangat terhambat.
Tanah yang
hilang (cm/tahun)
< 0,15
0,15 0,9
0,9 1,8
1,8 4,8
> 4,8
5). pH tanah
Kelas
Sangat masam
Masam
Agak masam
Netral
Agak alkalis
Alkalis
pH tanah
< 4,5
4,5 5,5
5,6 6,5
6,6 7,5
7,6 8,5
> 8,5
peta topogtafi
relief, elevasi
karakteristik lahan
matching
kesesuaian lahan
utk komoditas prioritas
penggunaan lahan
aktual
arahan penggunaan lahan
persyaratan tanman
penggunaan lahan
Metode Klimogram :
1. Dasar pemikiran :
a) Pengaruh faktor iklim sangat penting.
b) Hubungan antara iklim dengan pertanian
mencakup segala aspek integrasi antara
unsur-unsur iklim dan tanaman.
c) Unsur-unsur iklim berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, dan setiap daerah mempunyai
kondisi dan karakteristik unsur-unsur iklim
yang berbeda.
Metode Klimogram :
2. Dasar analisis :
Data iklim dari pusat produksi tanaman
yang akan dikembangkan, terutama
data iklim yang merupakan faktor
pengendali utama bagi pertumbuhan,
perkembangan dan produksi tanaman
yang bersangkutan.
Metode Klimogram :
3. Prinsip dasar :
Klimogram merupakan grafik yang menunjukkan interaksi (perpotongan) antara dua
buah unsur iklim rata-rata bulanan dalam
suatu siklus (setahun).
Contoh : untuk membuat grafik klimogram
tanaman tebu dapat digunakan unsur iklim
suhu udara dan curah hujan. Karena suhu
udara dan curah hujan merupakan unsur
iklim yang paling besar pengaruhnya
terhadap kualitas dan kuantitas produksi
tanaman tebu.
Metode Klimogram :
Penggunaan klimogram : dalam skala titik/
daerah atau wilayah.
Dalam skala wilayah misalnya skala kabupaten, klimogram dapat digunakan untuk
memetakan kabupaten, yang dapat menjadi
alternatif daerah budidaya suatu tanaman.
Hasil analisis klimogram dapat digunakan
untuk membuat peta potensi agroklimat
suatu wilayah atau daerah.
un-ik
ri-da-sen-pro
ten-da-kan-ji
lak-in-dat-ik
lak-in-dat-ik
plot-dat-sur-klim-da-pro
overlay
pit-la-ma
plot-dat-sur-klim-da-ji
Pertanaman monokultur :
Pada sebidang lahan sepanjang waktu hanya
ditanami dengan satu jenis tanaman saja.
Keuntungan : (1) Persiapan tanam dan cara
pemeliharaan tanaman menjadi lebih mudah,
berbagai teknik budidaya dapat dilakukan dengan
lebih leluasa, baik tradisional maupun modern.
(2)
Perhitungan biaya input dan output juga lebih mudah
diperhitungkan. (3) Dsb.
Kerugiannya : (1) Sifat ketergantungan lebih besar
dan resiko kerugian yang terjadi tidak ada
kompensasinya. (2) Penggunaan lahan, waktu, sarana
dan prasarana kurang efektif dan efisien. (3) Dsb.
Pertanaman berganda
Disebut juga Multiple Cropping merupakan
usaha pertanaman untuk mendapatkan
panen lebih dari satu kali dari satu atau lebih
jenis tanaman dalam satu bidang tanah
dalam satuan waktu tertentu.
Berdasarkan cara orang mengatur pertanamannya, ada dua kelompok multiple cropping,
yaitu : (a) penataan berganda secara tunggal
(monokultur) dan (b) penataan berganda
secara campuran (catch cropping).
1.
2.
b)
2)
3)
4)
Intercropping, Interplanting,
Interculture
Masing-masing sistem pertanaman ini serupa
dengan mixedcropping.
Biasanya tanaman ditanam dalam barisan
berselang-seling atau agak acak.
Semua sistem yang lebih sophisticated ini
memiliki beberapa keuntungan yang lebih
dibandingkan dengan mixed cropping akan
tetapi juga memiliki segi baik-buruk masingmasing.
Keuntungan-keuntungan :
1) Mudah untuk dilakukan mekanisasi :
a. Pada persiapan tanah, karena tanaman
ditanam dalam barisan - barisan dan
tanaman yang baru dapat ditanam si selasela tanaman sebelumnya.
b. Budidaya tanaman, lebih mudah.
c. Pemungutan hasil.
d. Pemupukan untuk masing-masing tanaman.
2) Dapat lebih mudah mengendalikan populasi
tanaman dengan mengatur jarak barisan di
antara tanaman-tanaman.
Keuntungan-keuntungan :
3) Jumlah spesies yang ditanam lebih sedikit maka :
a. Perhatian yang diberikan kepada masing-masing
spesies lebih banyak.
b. Tanaman yang ditanam dapat disesuaikan iklim,
kesuburan tanah, dan struktur tanah.
c. Mempunyai volume yang lebih besar untuk dipasarkan atau untuk pakan ternak.
4) Resikonya lebih kecil dibandingkan dengan monokultur.
5) Mungkin merupakan sistem yang memberikan hasil
paling tinggi karena lebih efisien dalam menggunakan tanah dan energi matahari,
Kerugian-kerugian
1) Untuk mekanisasi tidak semudah tanaman
monokultur karena perbedaan dalam karakteristik
biji dan kebutuhan-kebutuhan fisiologik untuk sinar,
nutrien dan lamanya pertumbuhan.
2) Memerlukan lebih banyak waktu untuk penanaman
dan pemanenan.
3) Dapat mengurangi hasil tanaman pokok. Misalnya
kacang tanah yang diinterpanting dalam tebu
sedikit banyak dapat mengurangi hasil gulanya.
Sungguhpun demikian, total hasil kacang tanah dan
gula dapat lebih besar dibandingkan masingmasing.
Relay planting
Keuntungan :
a. Dapat menghemat waktu sekitar 3 sampai 4 minggu.
b. Hemat air. Hilangnya waktu juga berarti hilangnya
air yang sebenarnya merupakan faktor pembatas.
c. Meminimalkan persiapan tanah.
d. Mengurangi pertumbuhan gulma.
Kerugian :
a. Umumnya membutuhkan kerja tangan.
b. Beberapa tanaman tidak dapat mentolerir naungan
dan terjadi kompetisi pada awal stadia pertumbuhan.
Sequential Planting :
Lahan, air dan waktu merupakan modal utama
dalam bercocok tanam. Pemanfaatan yang
maksimum faktor-faktor tersebut sangat
penting. Namun kadang-kadang dalam jangka
waktu tertentu tanah terpaksa menganggur.
Sering kali hanya satu atau dua kali tanam padi
per tahun, sehingga masih cukup air dalam
tanah bagi gulma yang banyak tumbuh.
Maka waktu yang tersedia perlu dimanfaat-kan
dengan menanam tanaman ekstra.
Keuntungan :
1) Meminimalkan waktu antar periode
dengan menanam tanaman ekstra tiap
tahun, sehingga dapat meningkatkan
produksi pangan.
2) Mengurangi produksi gulma dan bijibiji gulma.
3) Meningkatkan keuntungan.
Kerugian :
1) Petani mungkin harus mengganti
varietas. Seorang petani mungkin
mempunyai varietas padi yang
berumur 120 hari atau kurang untuk
ditanam 3 kali dalam setahun.
2) Harus mengubah kebiasaan lama,
sehingga hanya sedikit waktu untuk
istirahat dan santai setelah panen.