You are on page 1of 7

Penatalaksanaan Diet Asam Urat

1. Diet Asam Urat


Diet adalah kondisi seseorang harus mengurangi konsumsi jenis makanan
tertentu. Diet pada penderita asam urat yaitu harus mengonsumsi makanan
yang rendah purin. Penyebab utama pada asam urat karena meningkatnya
kadar asam urat dalam darah yang disebabkan adanya gangguan metabolisme
asam urat. Salah satunya disebabkan karena mengonsumsi makanan yang
mengandung purin tinggi. Oleh karena itu, penderita gout dianjurkan untuk diet
rendah purin guna mengurangi pembentukan asam urat. Kadar purin dalam
makanan normal dalam sehari bisa mencapai 600-1000 mg, sedangkan diet
rendah purin dibatas hanya mengandung 120-150 mg purin, tetapi diet yang
dilakukan juga harus memenuhi cukup kalori, protein, mineral dan vitamin
(Wijayakusuma, 2006).
2. Tujuan Diet
Diet asam urat bertujuan untuk mengurangi makanan yang kaya akan
kandungan purin seperti sarden, kangkung, jeroan, dan bayam. Jika pada kadar
normal makanan sehari hari ambang kandungan purin yang bisa ditoleransi
adalah 600 1000 mg, maka pada program diet ini dibatasi berkisar pada 120
150 mg, selain itu diet dari asam urat juga bertujuan untuk mempertahankan
status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin
untuk selalu dalam keadaan normal (Ahmad, 2011).
3. Prinsip Diet Asam Urat
Menurut Krianatuti & Yenrina (2009) prinsip diet bagi penderita gout yaitu
sebagai berikut :
a. Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat serum
lebih dari 10 mg/dl, penderita harus diberikan diet rendah purin.
Namun, karena hampir semua bahan makanan sumber protein
mengandung nukleoprotin maka pada penderita gout harus dikurangi
kandungan purinnya hingga kira-kira hanya mengonsumsi sekitar 100150 mg purin/hari.
b. Kalori sesuai kebutuhan

Bagi penderita gout yang kelebihan berat badan harus menurunkan


berat badannya dengan memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Dalam
hal ini jumlah kalori disesuaikan dengan kebutuhan dan dijaga agar
berat badan tidak dibawah normal atau kurang gizi. Pada penderita
gout yang gemuk, konsumsi kalori perlu di kurangi 10-15% dari total
konsumsi kalori yang normal setiap harinya. Untuk mengatasi rasa
lapar akibat konsumsi kalori, penderita dapat mengonsumsi banyak
sayuran dan buah-buahan.
c. Tinggi karbohidrat
Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori. Ada dua jenis
karbohidrat yang biasa dikonsumsi, yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks, seperti nasi, singkong,
ubi, sangat baik dikonsumsi oleh penderita gout karena dapat
meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Oleh karena itu,
konsumsi karbohidrat kompleks disarankan tidak kurang dari 100
g/hari. Namun, penderita gout harus mengurangi konsumsi karbohidrat
sederhana jenis fruktosa. Karena, konsumsi fruktosa tersebut dapat
meningkatkan kadar asam urat serum.
d. Rendah protein
Penderita gout diberikan diet rendah protein karena protein dapat
meningkatkan produksi asam urat, terutama protein yang berasal dari
bahan makanan hewani. Menurut Krause (1984), penderita gout dapat
diberikan protein sebesar 50-70 g/hari atau 0,8-1,0 g/kg berat
badan/hari.
e. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Oleh
karena itu, penderita gout sebaiknya diberi diet rendah lemak.
Penderita harus membatasi makanan yang digoreng dan bersantan serta
menghindari penggunaan margarin berasal dari produk nabati atau
mentega berasal dari produk hewani.
f. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat membantu
pengeluaran asam urat melalui urin. Sebaiknya penderita gout dapat
menghabiskan minuman sebanyak 2,5 liter atau sekitar 10 gelas sehari.
g. Tanpa alkohol

Alkohol terbukti dapat meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat


yang dihasilkan akan menghambat pengeluaran asam urat. Oleh karena
itu, makanan yang mengandung alkohol, seperti tape dan brem
sebaiknya dihindari.
h. Makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi
Agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi (tophus) cenderung
terbentuk pada pH darah dan urin yang rendah. Untuk mengurangi
resiko terbentuknya kristal monosodium urat di sendi-sendi dan batu
asam urat di ginjal penderita gout sebaiknya mengkombinasikan
makanan rendah purin dengan bahan pangan tinggi sisa basa.
Contohnya susu, susu asam, krim, minyak kelapa, kelapa, santan,
semua jenis sayuran terutama bayam dan bit dan semua jenis buah.
4. Jenis dan Syarat Diet
Menurut Almatsier (2005), diet rendah purin diberikan kepada penderita
asam utar dengan kadar asam urat > 7,5 mg/dl. Diet rendah purin terdiri dari
dua jenis, yaitu :
a. Diet purin rendah I yang mengandung 1.500 kkal.
b. Diet purin rendah II yang mengandung 1.700 kkal.
Pada diet ini harus rendah purin, rendah lemak, rendah kalori, cukup
vitamin dan mineral. Diet ini di lakukan sampai kadar asam urat darah dan
berat badan menjadi normal. Diet diberikan sampai kadar asam urat darah dan
berat badan menjadi normal. Kadar asam urat normal yang digunakan dalam
literatur ini yaitu 3,4-7 mg/dL.
Syarat diet asam urat (Kemenkes RI, 2011) :
Energi diberikan sesuai kebutuhan tubuh. Bila berat badan berlebih

kebutuhan energi mengikuti pedoman diet energi rendah.


Protein : 1 1,2 g/kg BB atau 10-15% dari kebutuhan energi total.
Hindari bahan makanan sumber protein yang mempunyai kandungan

purin >150 mg/100g.


Lemak tidak lebih dari 30%, 10% nya dari protein hewani.
Karbohidrat : 65-75% dari kebutuhan energi total, berupa karbohidrat

kompleks
Vitamin dan mineral diberikan sesuai kebutuhan.
Cairan disesuaikan dengan urin yang dikeluarkan setiap hari. Banyak
minum untuk membantu pengeluaran kelebihan asam urat, 2 sampai 3

liter/hari untuk mencegah terjadinya pengendapan asam urat dalam

ginjal (batu ginjal).


Apabila BB lebih, dianjurkan untuk menurunkan BB karena akan
membantu menurunkan kadar purin dalam darah.

5. Pengelompokan Bahan Makanan Menurut Kadar Purin


Bahan makanan menurut kadar purin dibagi menjadi 3 kelompok
(Almaitser, 2005) yaitu :
a. Kelompok 1 (kandunga purin tinggi, 100-1000 mg purin/ 100 gr bahan
makanan
Otak, hati, jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/ kaldu, boillon,
bebek, ikan sarden, makarel, remis, kerang.
Kelompok makanan ini sebaiknya dihindari.
b. Kelompok 2 (kandungan purin sedang, 9-100 mg purin/ 100 gr bahan
makanan)
Daging sapi dan ikan (keculi yang terdapat pada kelompok 1), yam,
udang, kacang kering dan hasil olahan seperti tahu dan tempe,

asparagus, bayam, daun singkong, kangkung, daun dan biji melinjo.


Kelompok makanan ini harus dibatasi, 1-1,5 potong daging

(sapi/ikan/unggas) atau 1 mangkok (100 gr) sayuran per hari.


c. Kelompok 3 (kandungan purin rendah atau dapat diabaikan)
Nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mie, bihun, tepung beras, cake, kue
kering, puding, susu, keju, telur; lemak dan minyak; gula; sayuran
dan buah-buahan (kecuali sayuran pada kelompok 2).
6. Menu Diit Asam Urat
Bahan Makanan Sehari
Bahan
makanan
Beras
Telur
ayam
Ayam
tanpa
kulit
ikan
tempe
sayuran

Diet Rendah Purin I

Diet Rendah Purin II

Berat (g)
200
50

Satuan
3 gelas nasi
1 butir

Berat
250
50

satuan
3,5 gelas nasi
1 butir

50

1 ptg sedang

50

1 ptg sedang

50
50
250

1 ptg sedang
2 ptg sedang
2,5 gelas

50
50
300

1 ptg sedang
2 ptg sedang
3 gelas

buah
minyak
Gula
pasir
Tepung
susu
skim

400
15
10

4 ptg pepaya
1,5 sdm
1 sdm

400
15
10

4 ptg pepaya
1,5 sdm
1 sdm

20

4 sdm

20

4 sdm

(Almaitser, 2005)
Pembagian di atas boleh diatur dalam menu makanan dalam
sehari
Contoh Menu:
Waktu dan bahan
makanan
Pagi
Beras
Telur ayam
Sayur
Minyak
Susu skim
Gula
Selingan Pagi
Buah
Siang
Beras
Ikan
Tempe
Sayur
Buah
Minyak
Selingan Sore
Buah
Malam
Beras
Ayam
Tempe
Sayur

Diet 1500 kkal

Diet 1700 kkal

50 gram = gelas nasi


50 gram = 1 butir
50 gram = gelas
5 gram = sdm
20 gram = 4 sdm
10 gram = 2 sdm

75 gram = 1 gelas nasi


50 gram = 1butir
100 gram = 1 gelas
5 gram = sdm
20 gram = 4 sdm
10 gram = 2 sdm

100 gram = 1 potong


pepaya

100 gram = 1 potong


pepaya

75 gram = 1 gelas nasi


50 gram = 1 potong
sedang
25 gram = 1 potong
sedang
100 gram = 1 gelas
100 gram = 1 potong
sedang
10 gram = 1 sdm

100 gram =1 gelas


nasi
50 gram = 1 potong
sedang
25 gram = 1 potong
sedang
100 gram = 1 gelas
100 gram = 1 potong
sedang
10 gram = 1 sdm

100 gram = 1 potong


pepaya

100 gram = 1 potong


pepaya

75 gram = 1 gelas nasi


50 gram = 1 potong
sedang
25 gram = 1 potong
sedang
100 gram = 1 gelas

75 gram = 1 gelas nasi


50 gram = 1 potong
sedang
25 gram = 1 potong
sedang
100 gram = 1 gelas

Buah

100 gram = 1 potong


sedang
5 gram = sdm

Minyak

100 gram = 1 potong


sedang
5 gram = sdm
(Ningdyar, 2009)

DAFTAR PUSTAKA
Krisnatuti, D., dan Yenrina, R. 2009. Diet Sehat Untuk Penderita Asam Urat.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Ahmad, Nablory.

2011. Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan

Hipertensi. Jakarta: Rineka Cipta.


Ningdyar, Lina. 2009. Menu Sehat Untuk Mencegah dan Mengatasi Asam Urat.
Jakarta : Agromedia Pustaka.
Almatsier, S. 2005. Penuntun Diet Instalasi Gizi RS. Dr. Cipto. Mangunkusumo
dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia.
Wijayakusuma, H. 2006. Atasi Asam Urat dan Reumatik ala Hembing. Jakarta:
Puspa Swara.

Kemenkes RI. 2011. Brosur Diet Rendah Purin. Direktorat Bina Gizi. Subdit Bina
Gizi Klinik.

You might also like