Professional Documents
Culture Documents
Judul Percobaan
II.
Dasar Teori
dimana X = halogen
(merah bata)
(merah)
Dasar titrasi Argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut
antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipaki adalah titrasi penentuan
NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk
garam yang tidak mudah larut AgCl.
AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan indikator. Indikatot yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO 4-,
dimana dengan indikator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat
kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Indikator lain yang bisa dipakai
adalah tiosianida dan indikator adsorbsi. Berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi
yang dipakai, maka titrasi Argentometri dapat dibedakan atas Argentometri dengan
metode Mohr, Volhard, atau Fajans.
a. Metode Mohr
Yaitu pembentukan endapan bewarna . dalam metoda ini ion kromat
bertindak sebagai indicator yang banyak digunakan untuk titrasi
argentometri ion Klorida dan Bromida. Titrasi dalam metode ini ditandai
dengan terbentuknya endapan merah bata dari perak kromat Ag 2CrO4.
Kelarutan perak kromat beberapa kali lebih besar daripada kelarutan perak
klorida, akibatnya endapan perak klorida terbentuk lebih dulu dari perak
kromat.
Ekivalen Ag+ = ekivalen Clb. Metode Volhard
Yaitu pembentukan zat warna yang mudah larut. Metoda ini menggunakan
standar tiosianat untuk menitrasi ion perak.
Ag+ (aq) + SCN- (aq) AgSCN (s)
Ion Besi (III) bertindak sebagai indicator yang menyebabkan larutan
bewarna merah dengan sedikit kelebihan ion tiosianat. Dalam metode ini
titrasi harus dilakukan dalam suasana asam untuk mencegah pengendapan
Besi (II) hidroksida.
Pada titik ekivalen :
Jumlah ekivalen Ag+ sisa = jumlah ekivalen SCNAtau
Jumlah ekivalen Ag+ total = jumlah ekivalen (Cl- + SCN-)
c. Metode Fajans
Yaitu dengan indicator absorbsi, yang bertindak sebagai indicator dalam
metode ini adalah senyawa organic yang dapat diserap pada permukaan
endapan yang terbentuk selama titrasi berlangsung. Syarat penggunaan
indicator absorbs dengan baik, maka endapan dan indicator harus memiliki:
a. Partikel endapan harus bersifat koloid
b. Endapan harus menyerap secara kuat ionnya sendiri
c. Indicator zat harus berikatan kuat dengan ion yang telah diserap.
d. pH larutan harus dijaga.
Selain menggunakan jenis indikator di atas, maka kita juga dapat menggunakan
metode potensiometri untuk menentukan titik ekivalen. Ketajaman titik ekivalen
tergantung dari kelarutan endapan yang etrbentuk dari reaksi analit dan titran. Endapan
dengan kelarutan yang kecil, akan menghasilkan kurva titrasi Argentometri yang
memeiliki kecuraman yang tinggi, sehingga titik ekivalen agak sulit ditentukan. Hal ini
analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dan basa kuat dan antara asam lemah
dengan basa kuat.
Dalam aplikasi titrasi pengendapan dapat dilihat pada proses desinfeksi air yang
sering menggunakan klor, karena
desinfektan selama beberapa jam setelah pembubuhan (residu klor). Selam proses
tersebut, klor direduksi salama hingga menjadi klorida (Cl -) yang tidak mempunyai
daya desinfektan, disampinh itu klor juga bereaksi dengan ammonia. Klor aktif dalam
larutan dapat tersedia dalam keadaan bebas (Cl2, OCl-, HOCl) dan keadaan terikat
(NH2Cl, NHCl2, NCl3). Klor terikat mempunyai daya desinfektan yang tidak seefisien
klor bebas.
IV.
Alat :
1. Pipet seukuran 10mL
1 buah
7. Erlenmeyer 250 mL
3 buah
8.
Pipet
tetes
5 buah
Larutan AgNO3
9. Spatula
1 buah
Digunakan untuk membilas buret
10.
Gelas
Ukur
50
mL
1 buah
Diisikan ke dalam buret
11. Corong
1 buah
12. Statif dan klem
1 buah
2. Buret
1 buah
Ditimbang 3.
dengan
Gelasteliti
kimia
dalam
250 mL
botol timbang
1 buah
Dipindahkan
4. dalam
Gelas labu
kimiaukur
100 100
mL mL1 buah
Dilarutkan 5.
dengan
air suling
Piknometer
25mL
1 buah
Diencerkan sampai tanda batas labu
6.
Labu
Ukur
100
mL
1 buah
Dikocok hingga terbentuk larutan homogen NaCl dan air suling
13.
Bahan
1. NaCl
2. Air suling (aquades)
Larutan baku NaCl p.a
3. AgNO3
4. Indikator
K2bata
CrO4
Endapan
merah
di daerah
Ketintang Baru
Dipipet5.10Air
mL Kran
dengan
pipet seukuran
V.
Alur kerja
:
15.
Titrasi Pengendapan
16.
Penentuan (Standarisasi) Larutan AgNO3 0,1 N dengan NaCl p.a Sebagai
Baku
Volume & konsentrasi
rata-rata AgNO3
17.
18.
Dicatat volume larutan AgNO3 yang digunakan sebelum dan sesudah titrasi
Dititrasi ulang sampai 3 kali
Dihitung konsentrasi AgNO3 rata-rata
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47. Air Kran
Aplikasi Titrasi Pengendapan
jenis Air
air sumur
48.
PenentuanDiukur
Kadalberat
Cl dalam
Kran dengan piknometer
Dicatat
tempat
pengambilan
sampel
49.diencerkan
Air kran yang telah
Dipipet 10 mL dengan pipet seukuran
50.
Diencerkan dalam labu ukur 100mL sampai tanda batas
51.
Dipipet 10mL
52. dan dimasukkan erlenmeyer
Ditambah53.
3 tetes indikator K2CrO4 5%
Dititrasi dengan AgNO3 yang ada pada buret yang telah distandarisasi
Dicatat volume larutan AgNO3 yang digunakan saat sebelum dan sesudah titrasi
Dititrasi ulang sampai 3 kali
Dihitung kadar Cl- rata rata dalam air laut
VI.
Data Pengamatan
:
54.
55.
60.
Standarisasi
56.
Data Pengamatan
58.
Sebelum
59.
Sesudah
61.
62.
0.0549 gram
Perlakuan
NaCl p.a
ditimbang
63.
Dipindah dalam
64.
Berupa Kristal
putih
65.
tidak bewarna
67.
100 ml
68.
10 ml
Tidak bewarna
71.
Tidak bewarna
70.
suling 10 ml
Ditambah 1 ml
72.
73.
indicator K2CrO4 :
74.
Bewarna kuning
indicator K2CrO4
75.
Dititrasi dengan
(+)
77.
Terdapat endapan
larutan AgNO3
Tidak bewarna
merah bata
78.
V1 AgNO3 = 5.9
mL
79.
V2 AgNO3 = 6.0
mL
80.
V3 AgNO3 = 5.8
mL
81.
82.
83.
84.
N1 = 0.0160 N
N2 = 0.0155 N
N3 = 0.0160 N
N rata-rata =
0.0158 N
85.
86.
91.
Perlakuan
Air kran diukur
Aplikasi
87.
Data Pengamatan
89.
Sebelum
92.
Air kran : tidak
bewarna
93.
Tempat
pengambilan: ketintang
90.
Sesudah
98.
Berat jenisnya :
99.
25.1789 gr / 25 ml
= 1.0072 gr/ cm3
baru
94.
Massa
piknometer : 14.7730 gr
95.
Massa
piknometer+air kran:
96.
97.
100.
Dipipet 10 ml dan
39.9519 gr
Massa air kran:
25.1789 gr
Volume air : 25 ml
101.
102.
Tidak bewarna
indikator K2CrO4
105.
Bewarna kuning
104.
5% = bewarna kuning (+
K2CrO4 5%
106. Dititrasi dengan
107.
larutan AgNO3
+)
Larutan AgNO3 :
Tidak bewarna
(+)
108.
Terdapat endapan
merah bata
109. V1 AgNO3 = 1.6
mL
110.
V2 AgNO3 = 1.8
mL
111.
V3 AgNO3 = 1.1
mL
112.
113.
114.
115.
N1 = 0.0025 N
N2 = 0.0012 N
N3 = 0.0017 N
N rata-rata =
0.0018
116. Kadar Cl dalam
air kran : 4.23 %
117.
VII. Diskusi dan Pembahasan :
118. Pada percobaan pertama yaitu penentuan (standarisasi) larutan AgNO3
dengan NaCl sebagai larutan baku, melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida
Cl- dengan ion perak Ag+. Langkah awal adalah membuat larutan baku NaCl dengan
menimbang 0,0549 gram kristal NaCl yang berwarna putih. Kemudian dimasukkan
gelas kimia 100mL dan ditambahkan 30mL air suling. Diaduk sampai menjadi
larutan homogen dan dimasukkan labu ukur 100mL menggunakan corong kaca.
Ditambahkan air suling sampai 1cm sebelum tanda batas. Kemudian ditambah air
suling perlahan-lahan sampai tanda batas menggunakan pipet tetes. Setelah itu
dikocok agar tercampur. Sehingga dihasilkan larutan baku NaCl yang tidak
berwarna.
119. NaCl(s) + H2O(l) NaCl(aq)
Dipipet 10mL larutan baku NaCl dengan pipet seukuran 10mL dan
120.
dimasukkan dalam erlenmeyer 250mL. Kemudian ditambahkan 10mL air suling dan
1 mL indikator K2CrO4 yang berwarna kuning (++). Sehingga larutan yang semula
tidak berwarna menjadi berwarna kuning (+). Selanjutnya dilakukan titrasi dengan
larutan AgNO3 sampai terjadi perubahan warna dari kuning (+) menjadi merah bata.
Hasil titrasi pertama, volume AgNO3 yang digunakan untuk mencapai titik akhir
titrasi yaitu 5,9 mL. Selanjutnya titrasi diulang lagi sampai tiga kali dan dihasilkan
volume AgNO3 yang digunakan pada percobaan kedua dan ketiga secara berturutturut adalah 6,0 mL dan 5,8 mL. Sehingga diperoleh normalitas rata-rata AgNO 3
sebesar 0,0158 N.
121. AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
122. 2 AgCl(s) + K2CrO4(aq) Ag2CrO4(aq) + 2 KCl(aq)
123.
Pada
percobaan
kedua,
aplikasi
titrasi
pengendapan
menentukan kadar Cl dalam air kran. Langkah pertama yaitu diukur berat jenis air
kran dengan menggunakan piknometer 25mL. Piknometer kosong ditimbang dengan
menggunakan neraca analitis dan diperoleh berat piknometer kosong sebesar
14,7730 gram. Kemudian mengisi piknometer tersebut dengan air kran sampai
penuh dengan tidak ada gelembung udara di dalamnya lalu piknometer ditutup.
Setelah itu piknometer dan air kran ditimbang dengan menggunakan neraca analitis
dan diperoleh berat piknometer dengan air kran sebesar 39,9519 gram. Sehingga
diperoleh berat jenis untuk air kran adalah sebesar :
(massa piknometer isi) massa piknometer kosong
Volume piknometer
124. =
125.
126.
39,9519 g - 14,7730 g
25 mL
=
g
= 1,007 mL
127. berdasarkan teori, massa air adalah sebesar 0,98 g/mL. Namun pada percobaan
diperoleh massa jenis air kran sebesar 1,007 gr/mL. Selisih 0,027 g/mL. Tetapi hal
ini dapat diabaikan karena selisihnya yang sangat kecil. Sehingga massa jenis air
yang diperoleh dari percobaan ini sudah mendekati hasil teoritis yang ada.
128.
Air kran yang diambil dari Ketintang Baru, dipipet 10mL dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 100mL. Lalu diencerkan dengan air suling sampai
1 cm sebelum tanda batas. Lalu ditambahkan air suling perlahan-lahan dengan
pipet tetes sampai tanda batas pada labu ukur. Dikocok sampai menjadi larutan yang
homogen. Kemudian dipipet 10mL air kran yang telah diencerkan menggunakan
pipet seukuran dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan lima tetes
indikator K2CrO4 5% yang berwarna kuning (++). Larutan yang semula tidak
berwarna menjadi berwarna kuning (+). Setelah itu dilakukan titrasi dengan larutan
AgNO3 yang tidak berwarna. Dihentikan titrasi apabila terjadi perubahan warna
larutan dari kuning (+) menjadi merah bata dan ada endapan merah bata. Pada
percobaan pertama, volume AgNO3 yang digunakan untuk titrasi yaitu 1,6 mL.
Selanjutnya diulang titrasi sampai tiga kali. Diperoleh volume AgNO 3 yang
digunakan untuk titrasi pada percobaan kedua dan ketiga secara berturut-turut adalah
1,8 mL dan 1,1 mL. Kemudian dihitung kadar rata-rata Cl dalam air kran. Diperoleh
normalitas rata-rata air kran yaitu 0,0018 N dan kadar Cl dalam air kran sebesar
4,23 %.
129. AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
130. 2 AgCl(s) + K2CrO4(aq) Ag2CrO4(aq) + 2 KCl(aq)
131.
VIII. Kesimpulan
:
132. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Normalitas rata-rata AgNO3 adalah 0,0158 N
2. Kadar Cl dalam air kran yang diambil di Ketintang Baru adalah 4,23 %
IX.
Tugas dan Jawaban Pertanyaan :
133. Titrasi pengendapan :
1.
Buatlah kurva titrasi antara volume AgNO3dan pCl untuk titrasi antara 50 ml 0,1
2.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.M
151.
152.
153.
4mmol
2
6,67 x10
[Cl ] = 60mL
pCl = - Log [Cl-]
= 2- Log 6,67
= 1.17
Setelah penambahan 30 mL AgNO3
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
3 mmol 5 mmol
149.
B
3 mmol
3 mmol
150.
S
2 mmol
2mmol
0,025
80
mL
[Cl ] =
pCl = - Log [Cl-]
= - Log 0,025
154.
155.
156.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
170.
= 1.6
Setelah penambahan 49 mL AgNO3
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
157.
M
4,9 mmol
5 mmol
158.
B
4,9 mmol
4,9 mmol
159.
S
0,1 mmol
0,1mmol
3
1x10
[Cl ] = 99mL
pCl = - Log [Cl-]
= 3- Log 1
=3
Setelah penambahan 50 mL AgNO3 (Titik ekivalen)
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
166.
M
5 mmol
5 mmol
167.
B
5 mmol
5 mmol
168.
S
+
169.
[Ag ] = [Cl ]
[Cl-]2 = 1 x 10-10
10
1x10
171. [Cl ] =
172.
= 1 x 10-5
173.
pCl= 5,00
174. Setelah penambahan 55 mL AgNO3 (setelah titik ekivalen)
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
175.
176.
M
5,5 mmol
5 mmol
177.
B
5 mmol
5 mmol
178.
S
0,5 mmol
0,5mmol
3
4.76 x10
179.
[Ag+] = 105mL
180.
pAg = - Log [Ag+]
181.
= 3 - Log 4.76
182.
= 2.32
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
kurva titrasi
7.96
7.68
10
35
1.6
1.17
1
5
pCl 0
PCl
volume AgNO3
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
2.
208.
209.
211. M
212. B
213. S
214.
215. M
216. B
217. S
NaCl + AgNO3
25x
5
25x
25x
5 25x
AgNO3 + KSCN
5 25x
2,8
2,8
2,8
-
2,8
2,8
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226. Aplikasi:
1. Bagaimana cara memilih indikator pada titrasi argentometri ?
2. Terangkan bagaimana suatu indikator adsorpsi bekerja. Apa fungsi dekstrin ?
Mengapa pH harus dikendalikan ?
227.
228. Jawaban:
1. Pada titrasi argentometri ada tiga indikiator yang telah sukses dikembangkan
selama ini, yaitu Metode Mohr menggunakan ion kromat, CrO 42-, untuk
mengendapkan Ag2CrO4 coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk
membentuk sebuah kompleks yang berwarna dengan ion tiosianat, SCN -. Dan
Metode Fajans menggunakan indikator-indikator adsorpsi.
2. a. Cara kerja indikator adsorpsi: indikator ini ialah asam lemah atau basa lemah
organik yang dapat membentuk endapan dengan ion perak. Misalnya fluoresein
yang digunakan dalam titrasi ion klorida. Dalam larutan, fluoresein akan mengion
HFI
H+
+ FI-. Ion FI- inilah yang diserap oleh endapan AgX dan
Daftar Pustaka
:
232. Day dan Underwood.1998.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta: Erlangga.
233. Hendayana,Sumar,dkk.2000. Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Terbuka.
234.
235.
236.
237.
LAMPIRAN
238.
242.
berwarna
larutan menjadi
kuning (+)
244.
245.
246.
247.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
a. Penentuan standarisasi larutan AgNO3 0,1 N dengan NaCl p.a sebagai baku
NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3
248.
249.
250.
Mr NaCl
= 58,5
251.
V NaCl
= 100 mL = 0.1 L
252. M NaCl
m 1
x
= Mr V
0,0549 1
x
0,0093M
= 58,5 0.1
253. N NaCl = M . n
254.
= 0,0093 x 1
255.
= 0,0093 N
2) 6.0 ml
3) 5.8 ml
257.
258.
259.
Percobaan 1
Molek NaCl=
268. Percobaan 3
Molek
AgNO3
260.
269.
Molek NaCl=
AgNO3
N1V1 = N2V2
261. 0,0093 x 10
270.
N2 x 5.9
N1V1 = N2V2
271. 0,0093 x 10
0,0160 N
272. N2
0,0160 N
263. Percobaan 2
Molek NaCl=
273. Nrata-rata
Molek
AgNO3
265.
N2 x 5.8
262. N2
264.
Molek
N1V1 = N2V2
266. 0,0093 x 10
N2 x 6.0
267. N2
0,0155 N
274.
b. Penentuan kadar Cl- dalam air kran
275.
276.
277.
25.1789 gr
1,007 gr
mL
25ml
=
280. Ar Cl = 35.5
281. N AgNO3 = 0.0158 N
282. V AgNO3 = 1) 1.6 ml
283.
2) 0.8 ml
3) 1.1 ml
Percobaan 1
284.
293.
Percobaan 3
294.
N1. V1
= N2. V2
kran (Cl-)
295.
287. N2
= 0,0025 N
288. Percobaan 2
289.
N1. V1
297. N2
= 0,0017 N
298. Nrata-rata
N1. V1
292. N2
= N2. V2
= N2. V2
299. Nrata-rata
= 0,0012 N
massaCl
.n
Mr .V
Cl-
300. Massa
0.1067 gr
= 25.1789 gr x 10 x 100%
307.
= 4.23 %
1
= 0.1067 gr
308.
309.
310.