You are on page 1of 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang dan Permasalahan


Petir merupakan fenomena alam yang terjadi akibat loncatan atau
pelepasan muatan listrik karena adanya beda potensial antara awan dan
bumi. Indonesia adalah negara yang terletak pada daerah katulistiwa,
dengan iklim tropis dan kelembaban yang tinggi. Dengan kondisi iklim
seperti ini mengakibatkan terjadinya guruh yang sangat tinggi dan
mempunyai kerapatan sambaran petir yang besar jika dibandingkan
dengan negara lain. Oleh karena itu dibutuhkan instalasi proteksi petir
untuk

bangunan-bangunan

maupun

infrastruktur

yang

berpotensi

tersambar petir.
Pembangunan infrastruktur Off Take Kalisogo PT. Perusahaan Gas
Negara (persero) TBK SBU WIL II JABATI, yang bergerak di bidang
transmisi dan distribusi gas alam, merupakan salah satu stasiun
penerimaan gas dari penyuplai gas alam. Infrastruktur tersebut berfungsi
untuk mengontrol dan memonitoring tekanan gas didalam jaringan pipa.
Konstruksi bangunan Off Take Kalisogo, yang didalamnya terdapat MRS
(metering and regulating station) berfungsi untuk mengontrol laju gas dan
disana terdapat pula peralatan monitoring serta pipa-pipa gas bertekanan
tinggi.

Adanya

peralatan-peralatan

diatas

banyak

menimbulkan

permasalahan, terutama mengenai perlindungan keamanan bangunan dari


kerusakan secara teknis maupun gangguan alam. Dalam hal ini, salah satu
gangguan alam yang terjadi adalah petir.
Sambaran petir yang terjadi baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mengakibatkan kenaikan tegangan pada sistem (termasuk
entanahan). serta dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan, peralatan
dan instalasi listrik, maupun pipa gas, apabila terhubung dengan pipa gas
bisa berpotensi timbulnya api atau ledakan.

2
Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat
sambaran petir, maka dibutuhkan sistem proteksi petir pada bangunan.
Dengan mengetahui level atau tingkatan proteksi pada bangunan dan
analisis pendefinisian zona area proteksi, yang melalui beberapa metode
penempatan terminasi udara dan pengadaan sistem pentanahan yang ada,
maka dapat diketahui kebutuhan proteksi petir. Proteksi petir harus sesuai
standart persyaratan umum instalasi listrik (PUIL 2000) dan Permenaker
No 02/ MEN/ 1989.
Dengan latar permasalahan tersebut, maka pada tugas akhir ini saya
membuat suatu analisa Sistem Proteksi Petir Ekstrnal, yang dilaksanakn
pada Off take Kalisogo PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

1.2

Rumusan Masalah
Sesuai dengan alasan pemilihan judul yang tertuangkan dalam latar
belakang penyusunan field Project, maka permasalahan yang akan
menjadi obyek penelitian Sistem Proteksi Petir Ekstrnal adalah:

Apa standart penangkal petir, kabel konduktor, dan elektroda yang


dipergunakan pada Off take Kalisogo, dan kesesuaian dengan
PERMENAKER dan PUIL.

Bagaimana tahanan pembumian untuk penangkal petir.

Bagaimana perhitungan jarak aman sistem proteksi petir eksternal.

Bagaimana

perancanaan

prosedur

inspeksi

perawatan

dan

pemeliharaan sistem proteksi penangkal petir.

1.3

Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas serta terbatasnya waktu maka
beberapa batasan masalah yang diambil adalah :
1. Perlindungan petir eksternal yang digunakan di Offtake Kalisogo
PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.

3
2. Penentuan ruang proteksi dari penangkap petir. Metode dan
parameter petir diperoleh dari (PUIL 2000), dan peraturan menteri
tenaga kerja republik Indonesia (PER.02/MEN/1989).
3. Perhitungan jarak aman sistem proteksi petir dari bangunan dengan
memperhatikan sistem pentanahan yang ada di Offtake Kalisogo,
PT. Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk.
4. Perawatan dan pemeliharaan sistem proteksi penangkal petir sesuai
standart peraturan umum instalasi listrik (PUIL 2000) dan
peraturan

menteri

tenaga

kerja

republik

Indonesia

(PER.02/MEN/1989).

1.4

Tujuan
Adapun tujuan penelitian yang sesuai dengan permasalahan yaitu:
1. Mengetahui standar penangkal petir, kabel konduktor, dan
elektroda yang tepat dan sesuai standart Persyaratan Umum
Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) dan peraturan menteri tenaga
kerja republik Indonesia (PER.02/MEN/1989).
2. Mengetahui perhitungan tahanan pembumian untuk proteksi petir.
3. Mengetahui hasil perhitungan jarak aman sistem proteksi petir
yang ada di offtake Kalisogo PT. Perusahaan Gas Negara (persero)
TBK SBU WIL II.
4. Merencanakan prosedur inspeksi perawatan dan pemeliharaan
sistem proteksi petir eksternal.

1.5

Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Mendapatkan informasi mengenai standart pemasangan sistem
penangkal petir, yang mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000) dan peraturan menteri tenaga kerja
republik Indonesia (PER.02/MEN/1989).

4
2. Memberikan informasi kepada PT. Perusahaan Gas Negara
(persero) Tbk, akademisi, dan praktisi tentang standar operasional
perawatan dan pemeliharaan.
3. memberikan informasi kepada pihak PT. Perusahaan Gas Negara
(persero) Tbk. agar dapat lebih menyempurnakan faktor keamanan
pada bangunan, peralatan maupun orang yang berada didalam
gedung.
4. Sebagai literatur pada penelitian yang sejenis dalam rangka
pengembangan sistem proteksi terutama sistem proteksi petir
eksternal.

1.6

Sistematika Laporan
Adapun sistematika penulisan laporan dalam penelitian ini meliputi :

Bab I. Pendahuluan.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang dilaksanakan tugas
akhir ini, pokok permasalahan yang akan di teliti, batasan-batasan masalah yang
digunakan, tujuan dan sistematika yang digunakan dalam proyek ini.
Bab II. Dasar teori.
Bab ini menjelaskan secara detail teori-teori tentang perangkat keras,
perangkat lunak dan konsep dasar yang dipergunakan dalam tugas akhir ini.
Bab III. pengukuran dan pengambilan data.
Penjelasan tentang cara pengukuran, hasil data lapangan dan spesifikasi
teknis dari proteksi petir.
Bab IV. Analisa.
Melakukan perhitungan sesuai dengan PUIL dan PERMENAKER.
Bab V. Penutup.
Kesimpulan dan Saran

You might also like