You are on page 1of 18

SENGKETA

MEDIK
Oleh:
Syifa Marhattya Rizky
G99141035
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR
MOEWARDI
SURAKARTA
2015

PENDAHULUAN

Hubungan D-P
Paternalistik

Mulai
dimasuki
persoalan
hukum

Profesi dokter
perlu
mendapatkan
jaminan
perlindungan
hukum

Cth : pasal 50
UU No. 29
tahun 2004
tentang
praktik
kedokteran
sesuai SOP

Kontak
terapeutik

Hak dan
kewajiban
dokter

Muncul
sengketa

ketidakpua
san pasien

Dokter takut
menjalankan
kewajibanny
a

Butuh
perlindung
an hukum

TINJAUAN
PUSTAKA

Sengketa

Pertentangan antara dua pihak atau lebih


Karena perbedaan persepsi
Mengenai suatu kepentingan terkait objek tertentu
Yang dapat menimbulkan akibat hukum

Sengketa medik
mengandung pengertian sengketa yang objeknya adalah pelayanan
medic promo, preven, kuratif, rehab
subjeknya health provider (pemberi pelayanan), dan health receiver
(penerima pelayanan).
Sengketa medik
dapat terjadi karena adanya hubungan hukum pelayanan medik
yang menimbulkan akibat yang tidak sesuai dengan ekspektasi dari
pasien

Pasal 39
UU No.
29
Tahun
2004

hubungan
hukum

resultaat
verbintennis
praktik
kedokteran
diselenggarakan (perikatan hasil)

berdasarkan pada
kesepakatan
antara dokter dan
dokter gigi dengan
pasien..dst.

inspanning
verbintenis
(perikatan
ikhtiar)

Kesepakatan hukum
perjanjian

Undang-Undang Nomor 23 Tahun

1992 Pasal 53 ayat (2)

Pasal 45 ayat (l) UU No. 29 Tahun

2004

Permenkes No. 585 Tahun 1989


Pasal 45 ayat (3) UU No. 29 Tahun

2004

Inform Consent
diagnosis dan
tata cara
tindakan
medik ;

tujuan
tindakan
medik yang
dilakukan ;

alternatife
tindakan lain
dan
resikonya ;

risiko dan
komplikasi
yang mungkin
terjadi ;

prognosis
terhadap
tindakan yang
dilakukan.

PENYELESAIAN SENGKETA
MEDIK
Litigasi

ajudikatif

Nonlitigasi

non
ajudikatif

Memutus
,
Win-lose

berdamai,
win-win

LIGITASI
pengadila
n Negeri

Pengadila
n tinggi

banding

Mahkama
h Agung

kasas
i

NON LITIGASI
nonlitigasi diselesaikan melalui :
MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran)
P3EK (Panitia pertimbangan dan pembinaan etik kedokteran)
MKDKI (Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia)

NEGOSIASI
Pasal 6 ayat (2) UU Nomor 30 Tahun 1999 menyatakan: "Penyelesaian sengketa atau
beda pendapat melalui altematif penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (l) diselesaikan dalam penemuan langsung para pihak".

tidak menghadirkan pihak ketiga , upaya sendiri, bebas seuai kehendak


kedua pihak
cara termurah dan paling tertutup dari pihak lain dibandingkan cara-cara
lainnya
kelemahan, diantaranya:
Saat kedudukan para pihak tidak seimbang ;
Sering lambat dan membutuhkan waktu yang lama ;
Saat terdapal pihak yang kaku.

MEDIASI

mediator harus
independen dan netral

Mediasi
adalah
proses
penyelesaian
sengketa

melibatkan
pihak ketiga
sebagai
penghubung
(mediator)

untuk
mencapai
kesepakatan
penyelesaian
di antara para
pihak atas
sengketa yang
terjadi.

Mengumpulkan fakta
kedua pihak

membuat rumusan
usulan tentang
penyelesaian
sengketanya

PEMBAHASAN

penyebab sengketa medik :


ketidakpuasan dari pasien atau keluarga pasien, : hasil
pengobatan, ES obat, komplikasi
kurangnya penjelasan kepada pasien
faktor-faktor pihak ketiga dari keluarga
Human error (jarang)

Hukuman administratif :

surat peringatan
skors sementara dari keanggotaan
pemecatan keanggotaan
pencabutan ijin praktek

PENYELESAIAN
Tergantung
besar
kecilnya
sengketa

cara
musyawarah

belum
sepakat:

lembaga
profesi
dokter

Belum
sepakat

Pengadilan

SIMPULAN

TERIMA KASIH

You might also like