You are on page 1of 4

PERCOBAAN I

Judul

: Metode Fitokimia

Tujuan

: (1) Untuk dapat mengidentifikasi awal tumbuh-tumbuhan yang


mengandung senyawa kimia aktif.
(2) Untuk mengetahui pereaksi spesifik yang digunakan dan cara
pembuatannya.

Hari/Tanggal :
Tempat: Laboratorium Kimia MIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.

1. TEORI DASAR.
Tumbuh-tumbuhan adalah penghasil berbagai jenis senyawa metabolit
sekunder. Kelompok metabolit ini tidak memiliki kaitan langsung dengan tumbuhtumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, tetapi memiliki fungsi
ekologis, seperti menangkal serangan organisme lain atau sebagai penarik serangga
untuk penyerbukan. Kelompok senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, steroid,
triterpen, flavonoid, saponin dan senyawa fenolik.
2.1 Senyawa Metabolit Pada Tumbuhan
2.1.1 Alkaloid
Alkaloid adalah kelompok besar senyawa organik alami dalam hampir semua
jenis organisme, seperti tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi dan tingkat rendah,
binatang, serangga, mikroorganisme dan organisme laut. Berbagai efek farmakologi
yang ditimbulkannya seperti antikanker, anti-inflamasi dan anti-mikroba, juga dapat
ditimbulkan oleh alkaloid.
Beberapa contoh alkaloid dapat dilihat pada gambar 1 berikut :

N
H

NMe
Koniina

Nikotina

Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar, biji, kayu maupun daun dari
tumbuh-tumbuhan. Senyawa alkaloid dapat dipandang sebagai hasil metabolisme dari
tumbuh-tumbuhan atau
dapat berguna sebagai cadangan bagi biosintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi
tumbuhan ialah sebagai pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan
pengatur kerja hormon.
Alkaloid bersifat basa, di alam berada sebagai garam dengan asam-asam
organik. Adanya sifat basa ini, mempermudah memisahkan ekstrak total alkaloid dari
komponen lainnya. Demikian juga, adanya nitrogen dalam alkaloid cenderung
membentuk senyawa kopleks dengan ion-ion logam berat yang tidak larut dalam air.
Sifat ini dimanfaatkan dalam merancang cara uji yang cepat dalam mendeteksi
alkaloid dalam suatu ekstrak. Pereaksi tetes yang lazim digunakan untuk maksud
tersebut adalah pereaksi Dragendorff dan Meyer.
2.1.2 Steroid
Steroid merupakan komponen pembentuk membran tanaman. Yang termasuk
golongansteroid di antaranya senyawa-senyawa sterol, sapogenin, dan hormon.
Struktur senyawa ini pada dasarnya mempunyai cincin siklopentaperhidrofenantren.

Triterpen dan Saponin tersebar hanya dalam kelompok tanaman tertentu.


Karena keterbatasan penyebarannya, dapat dijadikan marker taksonomi tumbuhan.
Misalnya cimigenol (Cimicuuga dehurica), diosgenin (Dioscorea hypoglauca),
glychimizin (Glychimiza uralensis) adalah senyawa bioaktif. Cimigenol telah
dibuktikan mampu menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah,
diogenin meningkatkan eksresi kolesterol dari cairan empedu dan glychimizin
memperlihatkan berbagai efek farmakologi seperti anti-inflamasi, antiviral dan
antikanker.

2.1.3 Triterpen
Triterpen adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon yaitu skualena yang
strukturnya berupa siklik kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau asam karboksilat
Triterpenoid dapat dipilah menjadi sekurang kurang empat golongan senyawa
antara lain triterpen sebenarnya, steroid, saponin dan glikosida jantung. Senyawa
triterpen ini berfungsi sebagai pelindung untuk menolak serangga dan serangan mikroba
(Harbone. 1987). Triterpena tertentu terkenal karena rasanya terutama karena
kepahitannya. Contohnya limonin, suatu senyawa pahit yang larut dalam lemak dan
terdapat dalam buah jeruk. Citrus, senyawa termasuk dalam deret triterpena penta siklik
yang rasanya pahit serta dikenal sebagai limonoid dan kuasinoid (Waterman dan
Grundon, 1983). Kelompok triterpena pahit lainnya adalah kukurbitasin, yang terdapat
terbatas hanya dalam biji berbagai Cucurbitaceae, meskipun dapat juga dideteksi pada
suku lain termasuk Cruciferae (Curtis dan Meade, 1971).
Adapun struktur beberapa triterpenoid antara lain :

Skualena
OH
Kolesterol

2.1.4 Saponin
Saponin adalah glikosida triterpena dan sterol yang telah terdeteksi dalam lebih
dari 90 suku tumbuhan (Tsehesche dan Wulff, 1973). Saponin merupakan senyawa aktif
permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya

membentuk busa dan menghemolisis sel darah. Dari segi ekonomi saponin penting juga
karena kadang-kadang menimbulkan keracunan pada ternak (misalnya saponin alfalfa,
Medicago sativa) atau karena rasanya yang manis (misalnya glisirizin dari akar manis,
Glycyrrhiza glabra). Pola glikosida saponin kadang-kadang rumit, banyak saponin yang
mempunyai satuan gula sampai lima dan komponen umum adalah asam glukuronat.
Saponin tersebar hanya dalam kelompok tanaman tertentu. Karena
keterbatasan penyebarannya, dapat dijadikan marker taksonomi tumbuhan. Misalnya
cimigenol (Cimicuga dehurica), diosgenin (Dioscorea hypoglauca), glychimizin
(Glychimiza uralensis) adalah senyawa boiaktif. Cimigenol telah dibuktikan mampu
menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, diogenin meningkatkan
eksresi kolesterol dari cairan empedu dan glychimizin memperlihatkan berbagai efek
farmakologi seperti anti-inflamasi, antiviral dan antikanker.
2.1.5 Flavonoid
Semua flavonoid menurut strukturnya merupakan turunan senyawa induk flavon yang
terdapat berupa tepung putih pada tumbuhan Primula, dan semuanya mempunyai
sejumlah sifat yang sama. Dikenal sekitar 10 kelas flavonoid.
Flavonoid terutama berupa senyawa larut dalam air. Mereka dapat diekstrak dengan
etanol 70 % dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak dikocok dengan eter minyak
bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah basa
atau amonia. Falvonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi, flavonoid
terdapat dalam semua tumbuhan berpembuluh tetapi beberapa kelas labih tersebar dari
pada yang lainnya. Dalam tumbuhan flavonoid terdapat dalam bentuk campuran.

You might also like