You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meskipun ikatan karbon-karbon dan ikatan karbon-hidrogen adalah umum untuk
semua senyawa organik, namun yang mengherankan adalah bahwa ikatan-ikatan ini
tidak memegang peran yang penting dalam senyawa organik.untuk sebagian besar
adalah adanya ikatan atom lain dalam suatu struktur organik yang menimbulkan
kereaktifan. Kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul disebut gugus fungsi.
Senyawa dengan gugus fungsi yang sama cenderung mengalami suatu reaksi kimia yang
sama.
Aldehid dan keton sangat banyak terdapat di alam dan keduanya mempunyai gugus
fungsi yang sama yaitu gugus karbonil yang berperanan penting dalam reaksi-reaksi
aldehid dan keton. Umumnya kelompok aldehid akan bereaksi lebih cepat daripada
keton terhadap suatu pereaksi yang sama (Amini, 2014).
1.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan aldehid dan keton adalah :
1. Untuk mempelajari sifat-sifat aldehid keton
2. Untuk mengetahui perbedaan antara aldehid dan keton berdasarkan
Reaktivitasnya
1.3 Manfaat Percobaan
Manfaat percobaan aldehid keton adalah
1. Untuk mengetahui sifat-sifat aldehid keton
2. Untuk mengetahui perbedaan antara aldehid dan keton
1.4 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari percobaan aldehid dan keton adalah:

1. Bagaimana sifat fisika dan kimia dari aldehid dan keton?


2. Bagaimana perbedaan antara aldehid dan keton menurut relativitasnya?
1.5 Ruang Lingkup
Praktikum Kimia Organik dengan modul percobaan Aldehid-Keton ini dilakukan di
Laboratorium Kimia Organik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara dengan estimasi kondisi:
Tekanan Udara: 760 mmHg
Suhu Ruangan : 30oC
Dilakukan dengan menggunakan bahan antara lain amonia (NH 3), aquades (H2O),
benzaldehid (C7H6O), isobutil metil keton (C6H12O). Sedangkan untuk peralatan
digunakan alat-alat seperti tabung reaksi, beaker glass, cawan penguap, pipet tetes,
erlenmeyer, lilin, dan mancis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Aldehid-Keton
Aldehid adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang
terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat yang lebih
reaktif daripada alkohol dan dapat mengalami polimerasi. Aldehid memiliki struktur dan
unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Struktur rumus dari senyawa ini
adalah R-CHO, dimana R adalah alkil dan -CHO adalah gugus fungsi aldehida.
Keton adalah senyawa organik yang memiliki sebuah gugus karbonil yang terikat
pada dua gugus alkil. Keton bersifat polar karena gugus karbonilnya polar dan keton
lebih mudah menguap (volatil) daripada alkohol dan asam karboksilat. Struktur keton
sama seperti aldehid, yang terdiri atas atom-atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen
(O) dengan rumus struktur R-CO-R, dengan R adalah alkil, -CO- adalah gugs fungsi
keton (Ammar, 2014).
2.2 Reaksi-reaksi Aldehid-Keton
2.3.1 Reaksi Adisi Hidrogen Sianida pada Aldehid dan Keton
Hidrogen sianida akan masuk ke ikatan rangkap C=O pada aldehid dan keton
menghasilkan senyawa yang dikenal sebagai hidrosinitril. ebagai contoh, jika
hidrogen sianida diadisi ke etanal (sebuah aldehid) maka diperoleh 2hidroksipropananitril:

Gambar 2.1 Hidrogen sianida diadisi terhadap etanal


(Akmal, dkk., 2013
Jika diadisi ke propanon (sebuah keton) maka diperoleh 2-hidroksi-2-metil
propananitril (Akmal, dkk., 2013).

Gambar 2.2 Hidrogen sianida diadisi terhadap propanon


(Akmal, dkk., 2013)
2.2.2 Adisi Natrium hidrogensulfit pada Aldehid dan Keton
Reaksi ini hanya berlangsug dengan baik untuk aldehid. Untuk keton, salah
satu gugus hidrokarbon yang terikat pada gugus karbonil harus berupa gugus metil.
Aldehid atau keton dikocok dengan sebuah larutan jenuh dari natrium hidrogensulfit
dalam air. Jika produk telah terbentuk, produk tersebut akan terpisah sebagai kristal
putih (Akmal, dkk., 2013).
Untuk etanal, persamaan reaksinya adalah:

Gambar 2.3 Adisi Natrium hidrogrnsulfit pada etanal


(Akmal,dkk., 2013)
dan untuk propanon, persamaan reaksinya adalah:

Gambar 2.4 Adisi Natrium hidrogrnsulfit pada propanon


(Akmal,dkk., 2013)
2.2.3 Reduksi Aldehid dan Keton
Untuk reduksi aldehid, produk organik yang diperoleh akan sama persis baik
agen pereduksi yang digunakan adalah litium tetrahidridoaluminat atau natrium
tetrahidriborat.
Sebagai contoh, reduksi etanal akan menghasilkan etanol:

Gambar 2.5 Reduksi etanal


(Akmal, dkk., 2013)
Pada reduksi keton, produk yang dihasilkan tetap sama untuk kedua agen
pereduksi (Akmal, dkk., 2013).
Sebagai contoh, reduksi propanon akan menghasilkan propan-2-ol:

Gambar 2.6 Reduksi propanon


(Akmal, dkk., 2013)
2.3 Uji Aldehid dan Keton
2.3.1 Uji Asam Kromat
Aldehid dapat dioksidasi oleh asam kromat, seangkan keton tidak. Ketika
aldehid teroksidasi akan terjadi perubahan warna dari cokelat kemerahan menjadi
hijau karena asam kromat tereduksi Cr3+. Inilah yang membedakannya dari keton
(Aminah, dkk., 2011)
2.3.2 Uji Tollens
Untuk melakukan uji tollens, beberapa tes aldehid dan keton dimasukkan
kedalam pereaksi tollens yang baru dibuat dan dipanaskan secara perlahan kedalam
sebuah penangas air selama beberapa menit. Pada keton tidak ada perubahan pada
larutan yang tidak berwarna, sedangkan aldehid larutan tidak berwarna
menghasilkan endapan perak berwarna abu-abu atau sebuah cermin perak pada
tabung reaksi (Aminah, dkk., 2011)
2.3.3 Uji Iodoform
Pada uji iodoform, larutan akan menjadi kuning kental bila larutan tersebut
adalah aldehid. Uji ini akan dilakukan dengan menggunakan larutan NaOH dan

iodin. Apabila suatu senyawa ditambahkan dua larutan tersebut hasilnya terbentuk
larutan berwarna cokelat dan endapan kuning, berarti senyawa tersebut positif
mengandung keton (Aminah, dkk., 2011)
2.4 Teori Sampel
2.4.1 Benzaldehid
Benzaldehid adalah senyawa yang mudah larut dalam air dingin, sangat reaktif
terhadap logam dan asam. Berat molekul 35,05 g/mol, densitas 0,898 g/ml, tekanan
uap 287,9 kPa, berwujud cair dalam suhu ruang (ScienceLab, 2013a).
2.4.2 Isobutil metil keton
Isobutil metil keton sangat berbahaya bila kontak dengan mata, dan bila masuk
sistem pernafasan. Berbahaya bagi kulit jika disentuh. Isobutil metil keton
mempunyai berat molekul 100,16 g/mol, titk didih 115,9 oC, titik leleh -84oC,
densitas 0,802 g/ml. Isobutil metil keton berwujud cair dan mudah terbakar
(ScienceLab, 2013b)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Bahan Percobaan
3.1.1 Amonia (NH3)
Fungsi : sebagai pereaksi dalam percobaan
Tabel 3.1 Sifat Fisika dan Kimia Amonia
Sifat Fisika
1. Berat molekul 98,08 g/mol
2. Titik didih 336,85 oC
3. Titik leleh 10,34 oC
4. Bentuk cair
5. Densitas 1,8 g/ml

Sifat Kimia
1. Tidak mudah terbakar
2. Mudah larut dalam air dingin
3. Korosif terhadap aluminium
4. Stabil
5. Berbahaya bagi pernafasan

(Air Products and Chemical, 1999)


3.1.2 Aquadest (H2O)
Fungsi : sebagai pelarut sampel dalam percobaan
Tabel 3.2 Sifat Fisika dan Kimia Aquadest
Sifat Fisika
1. Berat molekul 18,02 g/mol
2. pH 7
3. Titik didih 100 oC
4. Titik lebur 0 C

Sifat Kimia
1. Pelarut yang kuat.
2. Pelarut universal.
3. Bersifat polar.
4. Memiliki sejumlah momen

5. Densitas 1 g/cm3

dipol.
5. Sifat adhesi yang tinggi

(ScienceLab, 2013a)

3.1.3 Benzaldehid

Fungsi : sebagai sampel pada percobaan


Tabel 3.3 Sifat Fisika dan Kimia Benzaldehid
Sifat Fisika
1. Berat molekul 35,05 g/mol
2. Densitas 0,898 g/ml

Sifat Kimia
1. Mudah larut dalam air dingin
2. Sangat aktif apabila bereaksi

3. Tekanan uap 287,9 kPa

dengan logam dan asam


3. Kurang reaktif terhadap zat

4. Titik lebur -69,2 C


5. Berwujud cair

pengoksidasi
4. Tidak mudah terbakar
5. Merupakan senyawa stabil

(ScienceLab, 2013b)
3.1.4 Isobutil Metil Keton
Fungsi : sebagai sampel dalam percobaan
Tabel 3.4 Sifat Fisika dan Kimia Isobutil Metil Keton
Sifat Fisika
1. Berat molekul 100,16 g/mol

Sifat Kimia
1. Larut sebagian dengan air

2. Titik didih 115,9 C


3. Titik leleh -89oC

dingin
2. Mudah terbakar
3. Sama-sama mudah larut

4. Densitas 0,802 g/ml


5. Berwujud cair

dalam minyak dan air


4. Merupakan bahan yang stabil
5. Berbahaya bagi kulit,

pernafasan dan pencernaan

(ScienceLab, 2013c)

3.2 Peralatan Percobaan

Adapun peralatan dalam percobaan Aldehid-Keton adalah :


1. Pipet tetes
Fungsi : untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit
2. Erlenmeyer
Fungsi : sebagai wadah untuk larutan
3. Cawan penguap
Fungsi : sebagai wadah untuk menguapkan larutan
4. Beaker glass
Fungsi : sebagai wadah untuk larutan
5. Mancis
Fungsi : sebagai alat untuk menyalakan api pada lilin
6. Lilin
Fungsi : sebagai sumber panas untuk menguapkan larutan
7. Penjepit tabung
Fungsi : untuk menjepit cawan penguap saat proses penguapan sampel

3.3 Flowchart Percobaan

Adapun flowchart dalam percobaan Aldehid-Keton adalah :


Mulai
Dimasukkan 1 ml sampel ke
dalam cawan penguap

Ditambahkan 2 ml amonia dan


diuapkan

Diamati dan dicatat hasilnya


Ya
Apakah masih
ada sampel lain?
Tidak
Selesai
Gambar 3.1 Flowchart Percobaan Uji Amonia

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan Aldehid-Keton dengan menggunakan
uji Amonia adalah :
1. 1 ml isobutil metil keton + 2 ml amonia pekat terbentuk endapan putih
2. 0,5 ml isobutil metil keton + 0,5 ml aquadest + 2 ml amonia pekat terbentuk
endapan putih tipis
3. 1 ml benzaldehid + 2 ml amonia pekat terbentuk endapan kuning
4. 0,5 ml benzaldehid + 0,5 ml aquadest + 2 ml amonia pekat terbentuk endapan
tipis
4.2 Pembahasan
Hasil dari percobaan adalah terbentuk endapan putih pada sampel isobutil metil
keton baik diencerkan maupun tidak. Pada sampel benzaldehid terbentuk endapan
kuning sedangkan benzaldehid yang diencerkan terbentuk endapan putih tipis.
Amonia adalah suatu nukleofil yang dapat menyerang gugus karbonil dari suatu
aldehid dan keton dalam suatu reaksi edisi-eliminasi. Reaksi ini dalam suasana asam,
produknya adalah imina, yaitu senyawa yang mengandung gugusan C=N (Tria, 2012).
Reaksi mannich adalah suatu reaksi organik yang melibatkan kondensasi dari
senyawa enolizble (senyawa asam -CH) untuk menghasilkan senyawa -amino
karbonil. Mekanisme berawal dari pembentukan ion iminum dari amina dan
formaldehid. Hasil akhir reaksi ini adalah senyawa -amino-karbonil yang sering disebut
sebagai basa Mannich (Christanto, 2011).
Berdasarkan hasil percobaan dan teori yang ada, aldehid dan keton mempunyai
sifat-sifat yang sesuai dengan teori dimana aldehid lebih reaktif daripada keton karena
hanya memiliki satu gugus alkil yang dapat mereduksi muatan karbonil yang pasif,
sehingga bersifat kurang stabil dan akan terbentuk amina.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan percobaan Aldehid-Keton adalah :
1. Isobutil metil keton dengan amonia membentuk endapan putih sedangkan
isobutil metil keton yang diencerkan kemudian diuji dengan amonia membentuk
endapan putih tipis.
2. Benzaldehid diuji dengan amonia membentuk endapan kuning, sedangkan
benzaldehid yang diencerkan membentuk endapan putih tipis
3. Aldehid memiliki gugus karbonil yang terikat dengan atom hidrogen sehingga
mudah teroksidasi
4. Keton tidak memiliki gugus karbonil yang terikat dengan atom hidrogen
sehingga sulit teroksidasi
5. Keton memiliki kereaktivan yang lebih rendah dari aldehid
5.2 Saran
Adapun saran yang didapat dari percobaan :
1. Disarankan percobaan selanjutnya menggunakan KMnO4 yang terasamkan
untuk menguji perbedaan aldehid keton
2. Diharapkan praktikan untuk melakukan uji-uji lain seperti uji asam kromat
3. Disarankan percobaan selanjutnya menggunakan senyawa dengan kereaktivan
tinggi seperti sikloheksana
4. Disarankan untuk percobaan berikutnya menggunakan sampel yang murni
seperti formaldehid
5. Untuk percobaan berikutnya dapat digunakan bahan keton yang lain misalnya
butanon

DAFTAR PUSTAKA

Air Products and Chemical. 1999. Ammonia. http://avogadro.chem.iastate.edu


Akmal, Abdullah., dkk. 2013. Tugas Makalah Aldehid dan Keton. Palembang:
Universitas Sriwijaya
Amini, Nurul. 2014. Laporan Praktikum Kimia Dasar II Analisa Kualitatif Gugus
Fungsi II Karbonil (Aldehid dan Keton). Jambi: Universitas Jambi
Ammar, Ginanjar Abdullah. 2014. Laporan Praktikum Kimia Organik Percobaan 6
Aldehid dan Keton. Sifat dan Reaksi Kimia. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
Aminah, Siti., dkk. 2011. Laporan Kimia Organik I Aldehid Keton. Jakarta., Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Christanto,

Liongky.

2011.

Sintesis

Derivat

6-Fenilaminometil

dan

6-Metil

Fenilaminometil dan Eugenol dengan Reaksi Mannich. Surabaya: Universitas


Katolik Widya Mandala
ScienceLab. 2013a. Water. http://www.sciencelab.com
. 2013b. Benzaldehid. http://www.sciencelab.com
. 2013c. Isobutil Metil Keton. http://www.sciencelab.com
Tria, Yara. 2012. Laporan Praktikum Kimia Organik Percobaan IV Aldehid dan Keton.
Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat
Rohmawati, Nur Mei. 2010. Reaksi Kurkumin dan Etil Amin dengan Adanya Asam.
Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

LAMPIRAN A

APLIKASI DALAM INDUSTRI


Reaksi Kurkumin dan Etil Amin dengan Adanya Asam
Kurkumin adalah senyawa -diketon, berupa serbuk berwarna kuning yang terdapat
pada akar Curcumalonga Linn (kunyit). Kurkumin memiliki potensi antiradang dan
antioksidan, mampu menurunkan kerusakan sel akibat oksidasi, peradangan, akumulasi,
amyloid, dan masih dikembangkan sebagai agen kemoterapi.
Berbagai turunan kurkumin telah berhasil disintetis untuk meningkatkan
aktivitasnya. Mishra et al (2008) berhasil mensintesis senyawa turunan kurkumin dan
hidrazin hidrat/H2N-NH2.H2O dalam refluks selama 8 jam dengan katalis berupa asam
asetat berupa pirazol dan isokzasol sebagai agen anti malaria. Aktivitas antioksidan ini
dipengaruhi adanya gugus metoksi pada posisi orto yang menstabilkan radikal. Dari
ketiga senyawa tersebut, pirazol memiliki aktivitas antioksidan terbaik karena adanya
gugus NH.
Senyawa analog enaminon juga pernah disintesis dari kurkumin dengan beberapa
amina, produk hasil sintesis menunjukkan sifat anti kanker yang berbeda-beda.
Berdasarkan hasil uraian tersebut, penelitian ini bermaksud mereaksikan kurkumin dan
etil amin dengan adanya asam. Produk diharapkan berupa senyawa imina yang memiliki
sifat antioksidan yang tinggi dan atau berupa senyawa analog enaminon yang memiliki
sifat anti kanker seperti analog enaminon turunan kurkumin yang lainnya.
Reaksi kurkumin dan etil amin dengan adanya asam tidak menghasilkan produk
berupa suatu imina dan atau analog enaminon. Analisis kromatografi gasspektroskopi
massa (KG-SM) memberikan data kromtogram dengan 9 puncak, 2 puncak utama
terdeteksi sebagai hasil degradasi kurkumin setelah terjadi adisi etil amin. Uji aktivitas
antioksidan melalui metoda bleaching -karoten menunjukkan bahwa produk hasil
reaksi memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik dari kurkumin (Rohmawati, 2010).
Adapun flowchart Reaksi Kurkumin dan Etil Amin dengan Adanya Asam adalah:
Mulai

Kurkumin 0,3864 gram


dilarutkan dalam etanol

Ditambah asam asetat dan gliserol

Campuran ditempatkan pada


labu refluks tertutup

Diaduk

Suhu diatur sehingga suhu


larutan mendekati 60oC

Ditetesi etil amin tetes demi tetes

Suhu dipertahankan pada range 6068oC selama 6 jam


Produk yang dihasilkan didinginkan

Uapkan pelarut

Endapan ditimbang dan dianalisis


Selesai
Gambar A.1 Flowchart Reaksi Kurkumin dan Etil Amin dengan Adanya Asam

You might also like