You are on page 1of 1

Reaksi Hemolitik Akut Akibat Transfusi

Tata laksana
Jika terjadi AHTR, pemberian transfusi harus dihentikan segera dan harus dilakukan hidrasi
dengan cairan salin normal (3000 ml/m2/hari). Terapi suportif yang harus tetap dilakukan adalah
pemantauan tanda vital seperti jalan napas, tekanan darah, frekuensi jantung, dan jumlah urin.
Antihistamin (difenhidramin) dan kortikosteroid (prednisolon) dapat diberikan untuk mengatasi gejala
dan tanda klinis. Kejadian AHTR harus dicatat dalam laporan pasien dan darah yang tersisa harus
dikembalikan ke unit transfusi darah (UTD) untuk dilakukan investigasi serologis.
Selain dilakukan hidrasi, untuk mencegah terjadinya GGA dapat diberikan dopamin dosis
rendah (1 sampai 5 mcg/ kg/menit) dan diuretik osmotik berupa manitol (100 ml/m2/bolus dan
selanjutnya 30 ml/m2/hari yang diberikan tiap 12 jam) atau furosemid (1 sampai 2 mg/kgBB). Jika
dijumpai tanda DIC maka transfusi FFP, kriopresipitat, dan/atau trombosit dapat dipertimbangkan.
Pemeriksaan laboratorium yang harus segera dilakukan adalah melakukan crossmatch ulang.
Prinsip dari crossmatch ini adalah mencocokkan jenis darah antara resipien dan donor dengan melihat
reaksi kompatabilitas yang ditimbulkannya. Pemeriksaan laboratorium yang lain adalah Direct
Antiglobulin Test (DAT), investigasi serologis (Rhesus, Kidd, Kell, Duffy), hemoglobinemia pada
plasma, dan hemoglobinuria pada analisis urin.
Untuk mengetahui adanya komplikasi dari reaksi hemolitik akibat transfusi sangat perlu
dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal dan status koagulasi (prothrombin time, partial thromboplastin
time, dan fibrinogen). Konfirmasi laboratorium bahwa telah terjadi reaksi hemolitik akut akibat
transfusi dapat dilakukan dengan pemeriksaan Lactate Dehidrogenase (LDH), bilirubin, dan
haptoglobin. Pemeriksaan kultur darah dan urin penting dilakukan jika dicurigai sepsis.
Reaksi Hemolitik Lambat Akibat Transfusi
Tata Laksana
Jika tidak dijumpai reaksi hemolitik yang berat, tidak ada pengobatan yang spesifik, dan dapat
diberikan terapi suportif untuk mengatasi gejala klinis. Pemberian transfusi dapat dihentikan atau
diganti dengan pengganti darah jenis lain. Konfirmasi pemeriksaan laboratorium pada prinsipnya
hampir sama dengan reaksi hemolitik akut

You might also like