You are on page 1of 6

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia.
Gejala kelistrikan ditimbulkan oleh aliran muatan listrik Antara dua titik.
Semua peralatan yang bermuatan listrik yang setiap hari kita gunakan
merupakan susunan komponen-komponen listrik yang membentuk jalur
tertutup yang disebut rangkaian.
Pada dasarnya sebuah rangkaian

listrik

terjadi

ketika

sebuah

penghantar mampu dialiri elektron bebas secara terus menerus dan aliran
yang terus menerus ini yang disebut arus. Pada rangkaian lisrik untuk
menghitung kuat arus yang mengalir serta tegangannya berlaku hokum
kirchoff I dan II. Perlunya praktikum hokum ohm yaitu agar dapat
mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus.

1.2. Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam praktikum hokum ohm adalah:
1. Bagaimana menentukan hambatan pengganti dari masingmasing rangkaian?
2. Bagaimana cara menghitung panas disipasi pada suatu
resistor dengan bantuan hokum ohm?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum hokum ohm adalah:
1. Dapat menentukan hambatan pengganti.
2. Dapat mengetahui cara menghitung panas disipasi pada suatu
resistor dengan bantuan hokum ohm.

1.4.

Manfaat
Adapun manfaat dalam praktikum hokum ohm adalah dapat

menentuka hambatan pengganti dari masing-masing rangkaian, serta


dapat mengenal baik tentang hokum ohm dengan pemanfaatan

hambatan listrik dalam barang-barang elektronik seperti radio, televisi,


dll. Dan hambatan listrik berguna untuk mengatur kuat arus.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Hambatan ialah perbandingan beda potensial didalam konduktor
dengan arus dalam konduktor tersebut. Makin tinggi hambatan, makin kecil
arus listrik untuk suatu tegangan sehingga arus berbanding terbalik dengan
hambatan. Dapat diketahui bahwa hambatan memiliki satuan SI volt
perampere yang didefinisikan sebagai satu ohm (W) (Grancoll, 2001).
Hokum ohm berbunyi sebagai berikut besarnya kuat arus yang timbul
pada suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial atau atau
tegangan

antara

kedua

ujung

penghantar

tersebut.

Hokum

ohm

menggambarkan bagaimana arus, tegangan dan hambatan berhubungan.


George ohm menentuka secara eksperimental bahwa jika tegangan yang
melewati sebuah tahanan bertambah nilainya maka arusnya juga akan
bertambah darinya, begitu juga sebaliknya. Hokum ohm dapat dituliskan
secara matematis, sebagai berikut:
V= I .R
( 2.1 )
Di mana :
V = tegangan listrik (volt)
I = kuat arus (ampere)
R = hambatan (ohm)
Hokum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan,
jika nilai hambatan diperkecil, maka akan diperoleh arus yang lebih kuat,
begitu juga sebaliknya dan dapat ditulis sebagai berikut:
I=V/R

( 2.2 )

( Rusdiato, 1999 )
Elektron-elektron bebas bergerak dalam suatu medan listrik yang
mempergunakan periode yang sama. Selama terjadi gerakan, elektroelektron bebas ini disebarkan oleh medan. Uraian ini harus menggunakan

metode mekanika kuantum. Ketika tidak terdapat medan listrik eksternal,


elektron-elektron

tersebut

bergerak

ke

segala

arah

dan

tidak

ada

transportasi muatan netto atau arus listrik. Tetapi jika digunakan sebuah
medan listrik eksternal, terjadi aliran gerakan-gerakan elektron sembarang
sehingga terjadi arus listrik ( Alonso, 1992 ).
BAB 3 METODOLOGI PERCOBAAN

3.1.
Alat dan bahan.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penentuan
hambatan listrik dengan hukum ohm adalah:
1. Catu daya DC berfungsi untuk mengukur daya pada rangkaiaa.
2. Voltmeter DC untuk mengukur tegangan listrik.
3. Amperemeter DC untuk mengukur arus listrik.
4. R 100 / 5 W , 100 / 5 W sebagai hambatan.
5. Connector untuk menghubungkan satu atau lenih rangkaian.
6. Kabel-kabel untuk menghubungkan arus, tegangan dan
hambatan.
7. Stopwatch untuk mengukur satuan waktu.

3.2.
Desain gambar
Adapun desain gambar dalam praktikum penentuan hambatan listrik
dengan hukum ohm adalah:

Gambar 3.1 hambatan rangkaian seri


( sumber: google)

Gambar 3.2 hambatan rangkaian paralel


( sumber: google )
3.3.
Langkah kerja
Adapun langkah kerja dalam praktikum menentuka hambatan listrik
dengan hukum ohm adalah:
a. Menduga Nilai Hambatan dalam Rangkaian Seri.
1. Rangkaian listrik disusun.
2. Tegangan dinaikkan dari tegangan minimum sampai
dengan tegangan maksimum secara bertahap pada
sumber tegangannya untuk mengatur besar arus yang
diluar.
3. Besar tegangan dicatat dan arus pada voltmeter dan
amperemeter, setiap terjadi perubahan. Sehingga
didapatkan 5 pasang dat tegang arusnya ( diusahakan
meminimalkan interval waktu pengamatan untuk
memenuhi asumsi bahwa nilai hambatan yang diukur
adalah konstan ).
4. Percobaan diulangi, untuk hambatan rangkaian paralel,
dengan memakai hambatan yang sama.
b. Menduga Besar Panas Disipasi pada Hambatan Berangkaian seri.
1. Rangkaian disusun .
2. Tegangan listrik pada sumber tegangan berada pada posisi
maksimum.
3. Nilai tegangan dan arus pada voltmeter dan amperemeter
dicatat setiap interval 3 menit, sehingga didapat 5 pasang
data pengamatan.
c. Menduga Nilai Hambatan dalam Rangkaian Pararel.
1. Rangkaian listrik pararel disusun dengan tetap memakai
hambatan yang sama seperti pada percobaan a.
2. Selanjutnya dilakukan prosedur ) 2) dan (3) seperti pada
percobaan a.
3. Percobaan diulangi, dengan tetap memakai hambatan
yang sama, hanya mengubah posisi voltmeter dan
amperemeter.
d. Menduga Bebas Panas Disipasi pada Hambatan.
1. Rangkaian disusn.
2. Prosedur dilakukan seperti pada percobaan b.

3.4.
Analisis data
Adapun analisis data yang digunakan dalam praktikum penentuan
hambatan listrik dengan hukum ohm adalah:
3.4.1. Hambatan
V
R=
I
1
V = nst
2
R=

R 1+ R2+ R 3
3

R
R+

R=

I=

R
100
R

K = 100% I
R
AP = 1 log R

3.4.2. Panas Disipasi


W=

I2 R

W=

W 1+W 2+W 3
3

w
w+

W =
I=

R
R 100%

K = 100% I
W
AP = 1 log W

DAFTAR PUSTAKA

Alonso. 1992. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.


Grancoll I. D. 2001. Fisika Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Rusdianto, E. 1999. Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektrokimia.
Yogyakarta: Konisus.

You might also like