You are on page 1of 16

Peraturan K3 ILO dan

DEPNAKER

Peraturan K3 DEPNAKER
Peraturan

Menteri Tenaga Kerja dan


Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1978
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam Pengangkutan dan Penebangan Kayu
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi R.I. No. Per.01/MEN/1980
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Konstruksi Bangunan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No.
Per.05/MEN/1996 tentang SistemManajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja
Meliputi:
Ketentuan Umum
Tujuan dan sasaran sistem manajemen K3
Penerapan sistem manajemen K3
Audit sistem manajemen K3
Sertifikat K3
Pembinaan dan pengawasan
Pembiayaan

Ketentuan Umum
Sistem

Manajemen K3 adalah bagian


dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur
pemeliharaan kebijakan keselamatan
dan kesehatan kerja
Audit adalah pemeriksaan secara
sistematik dan independen, untuk
menentukan suatu kegiatan dan hasilhasil yang berkaitan sesuai dengan
pengaturan yang direncanakan

Tujuan dan sasaran sistem


manajemen K3
menciptakan

suatu sistem
keselamatan dan kesehatan kerja
di tempat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen,
tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja

Penerapan sistem manajemen


K3
wajib

dilaksanakan oleh
Pengurus, Pengusaha dan seluruh
tenaga kerja sebagai satu
kesatuan.

Sertifikat K3
ditanda

tangani oleh Menteri dan


berlaku untuk jangka waktu 3
(tiga) tahun.

Pembinaan dan pengawasan


Pembinaan

dan pengawasan
terhadap penerapan Sistem
Manajemen K3 dilakukan oleh
Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.

Pembiayaan
Biaya

pelaksanaan audit Sistem


Manajemen K3 dibebankan
kepada perusahaan yang diaudit.

K3 Menurut ILO (International


Labour Organization
Meliputi:
Kebijakan K3
Pemberian tanggung jawab
Identifikasi dan Manajemen
Resiko
Organisasi Personil
Penyediaan sumber daya
Dokumentasi

Kebijakan K3
harus mengarahkan pada prioritas berikut:
Menghilangkan resiko:
Mengendalikan resiko pada sumber;
Memperkecil resiko dengan cara-cara
yang meliputi perancangan yang aman
dari sistem kerja dan organisasi kerja :
Memastikan bahwa alat pelindung diri
digunakan jika disamping ketentuan di
atas, masih terdapat suatu unsur resiko

Pemberian tanggung
jawab
Upaya

keselamatan dan
kesehatan kerja memerlukan
kerjasama kelompok.

Identifikasi dan Manajemen


Resiko
Prosedur

harus dipelihara untuk


mengevaluasi resiko dan pengaruh dari
potensi bahaya yang teridentifikasi
terhadap kriteria penyaringan
Berdasarkan hasil evaluasi resiko,
perusahaan harus menurunkan resiko
sampai tingkat serendah mungkin
Para manajer, penyedia dan pekerja
harus terlibat dalam identifikasi resiko
dan pengaruhnya terhadap K3

Penyediaan sumber daya


Alokasi sumber daya harus meliputi antara lain:
Fasilitas, peralatan dan perkakas yang
diperlukan untuk memenuhi peraturan
perundangan dan standar lain yang berlaku :
Suatu infrastruktur yang terorganisir untuk
menanggapi dan mengurangi efek bahaya
kesehata dan resiko kecelakaan;
Ketersediaan manajemen untuk meninjau
ulang dan mengaudit standar;
Penilaian kebutuhan yang akan datang yang
timbul dari pengembangan teknis baru atau
hukum.

Dokumentasi
Dokumentasi harus meliputi:
Kebijakan dan tujuan strategis
keselamatan dan kesehatan kerja
Upaya-upaya dan strategi keselamatan
dan kesehatan kerja
Tugas dan tanggung-jawab manajemen,
para penyelia, pekerja dan kontraktor
Penemuan evaluasi dan manajemen
resiko
Catatan tentang kecelakaan kerja, yang
telah dilaporkan atau diberitahukan.

Daftar Pustaka
http://

komunitas.ui.ac.id/action/file/do
wnload?file_guid=44404
http://www.ilo.org/wcmsp5/group
s/public/@asia/@ro-bangkok
/@
ilo-jakarta/documents/publicati
on/wcms_151754.pdf

You might also like