You are on page 1of 17

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN POST CRANIOTOMY


EVALUASI ATAS INDIKASI INTRACEREBRAL HEMORRAGEA SPONTAN e.c
GANGLIA BASALIS , HIPERTENSI
DI RUANG NEUROSURGICAL CRITICAL CARE UNIT (NCCU)
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

MELIA RAHMAYANTI
220112140091

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXVIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2015

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. E DENGAN POST CRANIOTOMY
EVALUASI ATAS INDIKASI INTRACEREBRAL HEMORRAGEA SPONTAN e.c
GANGLIA BASALIS , HIPERTENSI
DI RUANG NEUROSURGICAL CRITICAL CARE UNIT (NCCU)
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama

: Tn. E

Tanggal Lahir

: 22 November 1951

Umur

: 63 Tahun

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Suku/ Bangsa

: Sunda/ WNI

Alamat

: Nagrig II RT 02/08, Pasir jati, Ujung Berung

Pekerjaan

: Wiraswasta

Pendidikan terakhir

: SD

Status perkawinan

: Kawin

No. Medrek

: 0001443246

Diagnosa Medis

: Post Craniotomy evaluasi atas indikasi intracerebral


hemorragea spontan e.c ganglia basalis, hipertensi

Tanggal Masuk

: 09 April 2015

Tanggal Pengkajian

: 16 April 2015

Identitas Penanggung Jawab


Nama
: Ny. M
Usia
: 29 Tahun
Alamat

: Nagrig II RT 02/08, Pasir jati, Ujung Berung

Hubungan dengan klien

: Anak Kandung

II.

RIWAYAT KESEHATAN

A. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri kepala.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sejak 1 minggu SMRS, klien yang sedang menaiki motor tiba-tiba merasa
lemas seluruh badannya. Klien mengalami jatuh sebanyak 2x. pada saat jatuh
yang pertama kondisi klien masih baik-baik saja namun klien hanya mengeluh
sakit bahu kanan. Namun, setelah jatuh yang kedua kali ke sebelah kanan klien
tidak bisa menggerakkan tubuhnya yang sebelah kiri dan tidak sadarkan diri.
Klien dilarikan ke IGD RSUD Ujung Berung, klien sempat dirawat disana lalu
dirujuk ke RSHS untuk dilakukan operasi kraniotomi.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 16 april 2015 (POD 6), Klien
mengeluhkan nyeri pada area luka operasi, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk.
Klien menyatakan nyeri berkurang saat klien diberi obat dan istirahat. Nyeri
bertambah dirasakan terus-menerus. Skala nyeri saat dikaji skala 4 (1-10). Klien
nampak gelisah dan mengatur posisi tidur yang nyaman.
Klien juga mengatakan nyeri, pegal pada area bahu dan tengkuknya serta
kesulitan menggerakkan alat gerak bagian kanan tubuhnya. Kelemahan alat gerak
ini dirasakan semenjak jatuh pertama kali. Klien menyatakan ketakutannya
kepada perawat dan keluarga bapa takut dioperasi lagi dengan kata-kata yang
kurang jelas namun tampak ekspresi wajah ketakutan saat perawat berusaha
menghampiri. Keluarga klien berusaha menenangkan dengan membacakan ayat
suci Al-Quran dan menemani klien saat jam besuk.
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak 1 tahun lalu dan rutin
meminum obat penurun tekanan darah Captopril 1x1 tab yang diberikan dari
puskesmas. Namun sudah 2 hari tidak meminum obat tersebut sebelum kejadian
jatuh. Klien tidak memiliki riwayat cedera kepala sebelumnya, diabetes melitus,
penyakit jantung, anemia, penggunaan obat-obat anti koagulan, obat-obat adiktif
dan konsumsi alkohol berlebihan.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak ada yang memiliki riwayat stroke sebelumnya.
Namun ibu dari klien memang mempunyai tekanan darah tinggi.
E. Riwayat Psikososial dan Spiritual
Klien adalah seorang supir taksi yang masih aktif bekerja meskipun semua
anak-anaknya telah berkeluarga. Klien senang bersosialisasidengan lingkungan

dan tipe orang yang bekerja keras. Sehari-hari sebelum sakit klien selalu
melaksanakan solat 5 waktu, setelah di rawat di RS klien melaksanakannya
ditempat tidur
F. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
NILAI RUJUKAN NORMAL

KH : 60-70% energy total


Protein : 10-15% energy total
Lemak : 10-25% energy total
Rujukan :
1gr KH = 4 kkal
1 gr Prot = 4 kkal
1 gr lemak = 9 kkal
Keb. total kalori normal (TK)
N TK = KB + AF KU
U
T Keb. Basal Kalori (KB)
R Pria = BBI x 30
I Wanita = BBI X 25
S
I Aktivitas Fisik (AF)
- Ringan = 10% x KB
- Sedang = 20% x KB
- Berat = 40% x KB
Koreksi Usia (KU)
- <40 tahun = 0% x KB
- 40-59 tahun = 5% x KB
- 60-69 tahun = 10% x KB
- > 70 tahun = 20% x KB
Kebutuhan cairan (KC)
KC = 30-50 cc/KgBB/24 jam
C
A
I
R
A
N
E
L
I
M
I
N
A

Produksi urine normal:


PU = 1-2 cc / KgBB/Jam

POLA
KEBUTUHAN

ASUPAN
NUTRISI

BBI Pasien = 54 kg
KB Pasien = BBI x 30
= 54 x 30
= 1620 kkal
AF Pasien = 10% x 1620
= 162 kkal
KU Pasien = 10% x 1620
= 162 kkal
TK= KB + AF KU
= 1620 + 162 162
= 1620 kkal

Kebutuhan yang diberikan saat ini :


Frekuensi

Cara
Alergi
Keterangan
lainnya

Transfusi

Asupan Cairan
-

Makanan
Parenteral
NaCl
Keterangan
Lainnya

BAK

Rata-rata output 120 cc /jam


Warna : kuning
Keluhan : tidak ada
Keterangan lain : Rata rata output dalam 24
jam
Warna : kuning kecoklatan

IWL normal :
IWL =

KEADAAN PASIEN SAAT INI

BAB

2000cc/24 jam
-

S
I

IWL
IWL dengan kenaikan suhu tubuh

P
E
R
S
O
N
A
L

(h )

Mandi

Oral hygiene

Keterangan
Lainnya
Durasi tidur

H
Y
G
I
E
N
E

Kebiasaan
Gangguan

Konsistensi : lunak
Keluhan : = 10 x 60 / 24
= 600/ 24 jam = 25
Frekuensi : 1 x sehari
Cara : seka
Keterbatasan : kelemahan,
dibantu perawat
Cara : Menggunakan liddi
wooten dan kassa
Keterbatasan : kelemahan,
dibantu perawat
Siang :
Malam :
-

III.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Tingkat kesadaran
: Compos Mentis, GCS: E4,M5,V6
2. Antropometri :
BB

: 60 Kg

TB

: 160 cm

BB ideal : (TB 100) ((TB-100)x10%)


(160 100) ((160 100)x 10%) = 60 6 = 54 kg
IMT = BB/TB2 = 60 / (1,6)2 = 23,43
3. Tanda tanda vital
TD

: 167-199/76-114 mmHg

HR

: 76-115x/min

RR

: 12-28x/min

: 36,8 38,2 0C

Sat O2 : 93-99%

4. Hasil pemeriksaan fisik saat ini


a. Sistem Respirasi
Pernapasan dengan bantuan O2 (+) Nasal canul 3 lpm, pernapasan cuping
hidung (-), sekret (-), permukaan dan pengembangan dada simetris, deviasi trachea

(-), luka/jejas (-), retraksi otot bantu pernapasan (-), bunyi napas tambahan (-),
perkusi paru resonan.
b. Sistem Cardiovaskuler:
Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), terpasang monitor EKG dengan
sinus rhytm, bunyi jantung S1, S2 reguler murni, S3 (-), S4 (-), CRT 2 detik,
edema ekstremitas (-/-), akral hangat, sianosis (-), peningkatan tekanan vena
jugularis (-).
c. Sistem Digestive:
BB sekarang 60 kg, mukosa bibir lembab, abdomen simetris, cembung lembut,
distensi abdomen (-), luka/jejas (-), terpasang NGT (-), bising usus 7x/min.
d. Sistem Urinary:
Pasien terpasang DC (+), jumlah urin rata-rata 120 ml/jam (shift sore), urine
berwarna kuning, distensi kandung kemih (-).
e. Sistem Endokrin:
Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
f. Sistem Integumen:
Turgor kulit baik, terdapat luka post craniotomy pada area kepala kanan berbentuk
huruf U. Kondisi luka kering tidak ada keluaran pus.
g. Sistem Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : bentuk normal, edema (-/-), gerak (+/-)
Ekstremitas bawah: bentuk normal, edema (-/-), gerak (+/-)
Kekuatan otot:

5
5

0
0

h. Sistem Neurologis
GCS E4M6V5 , kesadaran compos mentis, pupil bulat isokor.
N I : Olfaktorius
N II : Optikus

Klien dapat mencium bau makanan


Klien dapat melihat dengan baik namun lapang

N III : Okulomotorius

pandang nya berkurang


Pergerakan bola mata sebelah kiri bagus, pupil

N IV : Troklearis

isokor

N VI : Abdusen

Pergerakan bola mata kanan berkurang, pupil

N V : Trigeminus

unisokor
Klien tidak dapat mengetahui sensasi ringan
pada wajah (sentuhan tisu)
Mengunyah : klien dapat mengunyah namun

N VII : Fasialis

sescara pelan pelan.


Klien dapat membedakan rasa dibuktikan

N VIII :

dengan dapat mengenali rasa makanan


Klien dapat mendengar suara perawat dan

vestibulokoklear

berkomunikasi namun dengan bahasa yang


kurang jelas sehingga harus berulang-ulang

N IX : Glosovaringeal

dalam menjelaskan.
Klien dapat menelan namun terkadang klien

N X : Vagus

tersedak tiba-tiba ketika minum


Ketika klien mengucapkan ah terdapat

N XI : Aksesorius

gerakan faring dan palatum.


Klien dapat mengangkat bahu kanan namun
tidak dapat mengangkat bahu kirinya, klien

N XII : Hipoglosus

dapat memiringkan kepala namun perlahan.


Pergerakan lidah klien maksimal, artikulasi
suara kurang jelas

IV.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium (Tanggal 16 April 2015)

a. Hematologi
Jenis
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit

Hasil
13,7
40
10000
275000
4,75
83,8
28,8
34,4
0
2
0
71
17
10

Nilai Rujukan
13,5-17,5
40-52
4400-11300
150000-450000
4,5-6,5
80-100
26-34
32-36
0-1
1-6
3-5
40-70
30-45
2-10

Satuan
gr/ dL
%
gr/ dL
/mm3
juta/ uL
fl
pg
%
%
%
%
%
%
%

Hasil
18
0,46
134
127
4,0

Nilai Rujukan
15-50
0,7-1,2
< 140
135-145
3,6-5,5

Satuan
mg/ dL
mg/ dL
mg/ dL
mEq/ L
mEq/ L

b. Kimia Klinik
Jenis
Ureum
Kreatinin
GDS
Natrium
Kalium
TERAPI

a) Ceftriaxone
b) Tramadol
c) Sucralfat
d) Citicolin
e) Amlodipine
f) Captopril
g) Paracetamol

1 x 1 gr IV
2 x 1 amp IV
4 X 10 cc PO
3 x 500 mg IV
1 x 10 mg PO
3 x 25 mg PO
1 gr

A. ANALISA DATA
DATA

ETIOLOGI

MASALAH
KEPERAWATAN

DS:

Trauma/kecelakaan, hipertensi

Perubahan perfusi jaringan

menahun, neoplasma

serebral : yang berhubungan

bagian kepala terasa seperti di

dengan gangguan oklusif,

tusuk-tusuk dirasakan terus

Perdarahan intraserebral

hemoragi.

Klien

mengeluh

menerus

nyeri

dengan

di

skala

berkurang ketika diberi obat


dan beristirahat

Pecahnya pembuluh darah di


otak

DO:

Terdapat

luka

craniotomy
kepala

pada

kanan

post Penekanan pergeseran jaringan


area

berbentuk

huruf U. Kondisi luka


kering tidak ada keluaran
pus.
Klien tampak gelisah dan
berbicara masih belum jelas.

TD

167-199/76-114

otak

Peningkatan TIK

Penurunan suplai darah ke


intrakranial

Gangguan perfusi jaringan


serebral

mmHg
HR

: 76-115x/min

RR

: 12-28x/min

: 36,8 38,2 0C

Sat O2 : 93-99%

DS:

Klien

mengatakan

Trauma/kecelakaan, hipertensi

Kerusakan mobilitas fisik

nyeri, pegal pada area bahu


dan

tengkuknya

kesulitan

serta

menggerakkan

alat gerak bagian kanan

menahun, neoplasma

berhubungan dengan

kelemahan anggota

Perdarahan intraserebral

gerak/parestesia

Pecahnya pembuluh darah di

tubuhnya

otak

Penekanan pergeseran jaringan

DO:

Ekstremitas atas

otak

bentuk normal, edema (-/-),


gerak (+/-)
Ekstremitas bawah: bentuk
normal, edema (-/-), gerak
(+/-)

Peningkatan TIK

Gangguan sistem saraf pusat

Koordinasi pergerakan tubuh

Kekuatan otot:

5
5

0
0

terganggu

Penurunan tonus otot

Kelemahan fisik/parestesia

DS:.klien menyatakan takut


dioperasi kembali
DO:

Kerusakan mobilitas fisik


Peningkatan TIK

Gangguan sistem saraf pusat

Klien tampak gelisah

Terjadi peningkatan

Koordinasi pergerakan tubuh

TD : 199/89
HR : 112x/min

Ansietas/Ketakutan

terganggu

Perawatan jangka panjang

Ansietas/ketakutan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan perfusi jaringan serebral : yang berhubungan dengan gangguan oklusif,


hemoragi.

2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak/parestesia


3. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perawatan jangka lama (ancaman kematian)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No
DX
1.

Tujuan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
2x24
jam
ketidakefektifan
perfuci
jaringan serebral teratasi
dengan kriteria hasil:
TD sistole dan diastole
dalam rentang (sistolik
100-130, diastolik 6090, MAP 60-100)
Menunjukkan
konsentrasi orientasi
Mempertahankan
tingkat
kesadaran/membaik

Intervensi
1.

Tinggikan bagian kepala tempat tidur 150


300 sepanjang waktu.

2.
3.

Pertahankan
tirah
baring;
ciptakan
lingkungan yang tenang, batasi pengunjung
dan berikan istirahat secara periodik.
Berikan terapi Oksigen sesuai indikasi

4.

Kolaborasi pemberian obat citicoline

5.

Kolaborasi pemberian obat antihipertensi;


amlodipin dan captopril
Berikan pelunak feses; sulfractat

6.
7.

Evaluasi
kondisi
pasien
dengan
menggunakan sistem pengkajian neurologi
secara konsisten, misal skala Koma Glasgow.

8.

Ukur TIK dengan akurat dan pantau hasil


pengukuran secara kontinyu.
- Tingkat kesadaran.
- Ukuran pupil, reaksi pupil terhadap
cahaya.
- Kesamaan pupil.
- Gerakan ekstermitas.
- Beri
sedikit
stimulasi
untuk
mendapatkan reaksi pasien.
- Kesesuian respons pasien terhadap

Rasional
1. Menurunkan tekanan arteri dengan
meningkatkan
drainase
dan
meningkatkan
sirkulasi/perfusi
serebral
2. Aktivitas/stimulasi
kontunyu
meningkatkan TIK, bedrest sangat
dianjurkan
untuk
mencegah
perdarahan berulang.
3. Oksigenasi
diperlukan
untuk
meningkatkan
sikulasi/perfusi
serebral.
4. Bertujuan
untuk
memperbaiki
kelumpuhan sistem motoris dan
memperbaiki metabolisme otak
5. Hipertensi kronisk pasca bedah
beresiko
memperluas
kerusakan
jaringan serebral
6. Mencegah proses mengejan selama
defekasi yang berhubungan dengan
peningkatan TIK
7. Mengetahui kecenderungan tingkat
kesadaran dan potensial peningkatan
TIK
8. Adanya perubahan hemodinamik
merupakan ciri-ciri peningkatan TIK

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan
2x24
jam
gangguan mobilitas fisik
teratasi dengan kriteria:
Mempertahankan
posisi optimal
Mendemontrasikan
perilaku
yang
memungkinkan
melakukan aktivitas
Dapat
memiliki
kemampuan
untuk
berpindah

lingkungan atau stimulasi.


Ada tidaknya refleks-refleks.
Semua gerakan involunter seperti
kejang, kedutan atau fungsi motorik
asemetris.
Tekanan darah.
Frekuensi dan irama jantung.
Frekuensi dan irama pernafasan.
Parameter hemodinamik.

1. Ubah posisi setiap 2 jam


2. Bantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia;
eliminasi, nutrisi dan reposisi
3. Observasi daerah yang mengalami penekanan
lama; bahu, bokong siku dan tumit kaki
4. Latihan sederhana rentang gerak aktif

1. Menurunkan resiko terjadinya trauma


iskemia jaringan
2. Penurunan
kemampuan
mandiri
dalam pemenuhan kebutuhan dasar
perlu dilatih perlahan mulai dari
bantuan kemudian dilatih secara
bertahap
3. Darerah yang mengalami penekanan
lama beresiko mengalami luka tekan
4. Gerakan meningkatkan sirkulasi
darah dan mencegah atropi otot

Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebabnya


1. Identifikasi masalah spesifik akan mampu
keperawatan 3x24 jam pasien
meningkatkan kemampuan individu untuk
menunjukkan
ketakutan 2. Berikan waktu untuk mendengarkan pasien
menghadapi masalahnya
berkurang hingga tingkat
mengenai masalahnya dan dorong ekspresi perasaan 2. Dengan cara ini pasien merasa diterima
yang dapat diatasi dibuktikan
yang bebas ex; marah, takut, ragu dan sendiri
mulai mengakui dan berhadapan dengan
dengan kriteria hasil :
3. Kembangkan hubungan antar pasien dan perawat
perasaan yang menghubungkan keadaan
1. Klien tampak rileks
dan penerimaan
2. Klien
3. Hubungan percaya antara pasien dengan
mendemonstrasikan
perawat akan meningkatkan kualitas

kemampuan mengatasi 4. Berikan pikiran/pandangan terhadap masalah yang


perwatan dan dukungan yang optimal.
masalah
dan
dihadapinya
4. Memberikan opsi lain terhdap masalah
mengatasi
sumberyang dihadapi sehingga diharapkan dapat
sumber secara efektif 5. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam saat
menjadi solusi yang efektif
ketakutan muncul
5. Teknik ini diharapkan dapat menenangkan
perasaan yang sedang takut dan
mengalihkan pemikiran negatif

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. E
Hari dan

No.

Tanggal

DX

Kamis, 16 April 1
2
1
1

Nama Mahasiswa : Melia Rahmayanti

Implementasi

Respon

14.00 :Mengkaji status neurologis dan menganamnesa

keluhan utama klien


15.00 : Memfasilitasi makan sore
15.30 : Memberikan lingkungan

2015
14.00-21.00

No.RM : 0001443246 Ruangan : NCCU

yang

nyaman

(membatasi jumlah pengunjung)


16.00 : Memberikan terapi;
Citicolin 500mg
Sucralfat 10cc
Captopril 25 mg
17.00 : Memberikan terapi
Amlodipin 10mg
Paracetamol 1mg (atas indikasi suhu; 38,20C)
18.00 : Memberikan terapi O2 3lpm via nasal canule atas

Klien mengeluhnyeri kepala dan khawatir akan

dioperasi lagi dengan suara yang kuang jelas


Klien menghabiskan bubur 200cc
Klien menyasa nyaman saat ditemani istrinya
Tidak ada tanda-tanda alergi

Tidak ada tanda-tanda alergi

Klien

menggunakan oksigen
Klien mengatakan takut jika harus diporesai

19.00

Memberikan

kesempatan

klien

untuk

klien untuk tenang jangan banyak pikiran karena akan


meningkatkan stress sehingga memperburuk kondisi
20.00 : memberikan terapi;
Ceftriaxone 1 gr
21.00 : mengobsevasi hemodinamik

lebih

nyaman

dengan

bahwa tidak akan dioperasi kembali dan akan

mencurahkan perasaan yang dialami, menganjurkan


3

tampak

kembali, klien mengerti setelah dijelaskan

indikasi penurunan saturasi O2 93%


1

Paraf

berusaha tenang tidak stress lagi


Tidak ada tanda-tanda alergi

TD
: 167-199/76-114 mmHg
HR
: 76-115x/min
RR
: 12-28x/min
T
: 36,8 38,2 0C
Sat O2 : 93-99%

Melia

1
1
Jumat, 17 April 1
2015
07.00-14.00

07.30 Memfasilitasi personal hygiene dan oral hygiene

Klien sudah mandi, rambut bersih, mulut

08.30 Melakukan GV dan up hecting pada lukapost

bersih
Luka tampak kering, tidak ada keluaran pus,

saat up hecting klien sangat kooperatif


Tidak ada tanda alergi

Makan tidak habis, hanya habis 150cc sayur

tidak dihabiskan
Klien mengatakan ingin sembuh tidak akan

craniotomy
09.00 Memfasilitasi pemberian terapi
Captopril25 mg
Sucralfat 10cc
09.15 Memfasilitasi pasien makan bubur

stress, nyerikepala dirasakan sudah berkurang

09.30 Mengevaluasi perasaan klien dan memotivasi


klien untuk berpikir positif, mengevaluasi nyeri kepala

1+2

dan dapat diatasi


Susu habis 200 cc
Klien dapat menggerakan sedikit badannya
lalu dibantu perawat saat mobilisasi

12.00 Memfasilitasi makan siang klien susu

13.00 Membantu klien mobilisasi pindah ruang ke ruang


perawatan bedah saraf kemuning

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn.E
NO

TANGGAL

No.RM : 0001443246 Ruangan : NCCU


SOAP

Nama Mahasiswa : Melia Rahmayanti


PARAF

DX
1

17 April 2015
09.30

17 April 2015
09.30

17 April 2015
09.30

S : Klien merasakan nyerikepalanya berkurang dan bisa diatasi


O : Klien tampak tenang dan dapat tertidur (istirahat)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi, rencana penurunan dosis perdifine secara bertahap
S : Klien bisa menggerakkan tangannya secara perlahan
O : Klien menggerakkan tangan dengan bantuan perawat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi, melatih ulang rentang gerak aktif
S : Klien mengatakan ingin sembuh
O : Klien tampak santai tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi, memotivasi agar berfikir positif mencegah stress

You might also like