Professional Documents
Culture Documents
Porositas
vp
vm
=
=1
v
v
Evolusi Porositas
Porositas Inisial
1.
2.
3.
Porositas total tot , adalah porositas yang berkaitan dengan semua ruang pori,
lubang, retakan dan lainnya. Porositas total merupakan jumlahan dari porositas
primer dan porositas sekunder.
Porositas interkoneksi, adalah porositas yang hanya berkaitan dengan ruang yang
saling berhubungan saja. Ruang pori-pori dipandang saling berhubungan bila dapat
mengalirkan arus listrik atau fluida di antara dinding-dinding pori tersebut. Perbedaan
porositas total dengan porositas interkoneksi dapat diberikan contoh dengan batu
pumice. Pumice mempunyai porositas total 50 %, tetapi porositas interkoneksinya 0
%, karena pori-pori yang ada masing-masing terisolasi sehingga tidak membentuk
suatu kanal untuk mengalirkan fluida.
Porositas efektif, adalah porositas yang tersedia untuk fluida dapat bergerak bebas.
Porositas ini yang sering digunakan dalam analisis log.
v pori
v kubus
3
4
r
v bola
= 1
=1 3
=
1
= 0 , 4764
3
v kubus
6
( 2 .r )
2.
3.
Metode langsung:
V dan Vs ditentukan secara langsung. Dengan persamaan
= 1 - (Vs-V) porositas rata-rata batuan dapat diperoleh.
Pengukuran ini meliputi semua ruang pori walau tidak
berhubungan dengan bagian luar batuan
Metode imbibisi:
Pada prinsipnya batuan direndam pada suatu fluida selang
waktu tertentu hingga fluida mengisi semua ruang pori yang
terhubung dengan bagian luar batuan. Dengan
memanfaatkan perbedaan bobot sebelum dan sesudah
perendaman dapat diperoleh nilai porositanya
Metode injeksi merkuri:
Pada dasarnya adalah menginjeksikan merkuri pada tekanan
tertentu hingga merkuri masuk ke seluruh ruang pori (volume
pori). Hubungan antara volume merkuri yang diinjeksikan ke
dalam ruang pori dan tekanan yang digunakan untuk
menginjeksi dapat menentukan besar porositas
4.
5.
6.
Kesimpulan
PERMEABILITAS
k
u = .p
u
k =
p
Satuan Permeabilitas
u
p
= kecepatan filtrasi
= tekanan fluida
= viskositas dinamik
= permeabilitas
batuan
Klasifikasi
Berdasarkan tipe porositasnya
1. Intergranular permeability
2. Intragranular permeability
3. Fracture permeability
4. Vugular permeability
Berdasarkan proses terbentuknya
1.
2.
Permeabilitas Primer
Permeabilitas Sekunder
Good aquifers
Clean gravel (105104d)
Clean sand (103101d)
Poor aquifers
Ex : Very fine sand, silts,
clay, mixtures of sand
and silt
Impervious
Ex : Unweathered clays
Pengukuran Permeabilitas
Dengan Permeameter
Suatu alat pengukur dengan mempergunakan
gas
Perkiraan penghilangan sirkulasi dalam
pemboran
Dari kecepatan pemboran
Berdasar tes produksi terhadap penurunan
tekanan dasar lubang (bottom-hole pressure
decline)
Perhitungan Permeabilitas
Hubungan Paralel
k1
h1
k2
h2
Hubungan Seri
k1
l1
k2 l2
k1
r1
r2
k2
P2
P1
k = 5,1.10-6.5,1.d2.exp(-1,385.)
kf
= permeability fluida (cm/s)
= porosity (%)
dm dw = diameter butir dan
diameter
median (mm)
k = permeability (d)
= porosity (%)
d = diameter (mm)
= percentile deviasi (phi unit)
= P90-P10 (menghitung penyebaran
distribusi ukuran butir)
k = 106,59.m.(Spor)-2,08
Persamaan Sen (1990)
k = permeability (md)
= porosity (%
Spor = Specifik internal surface porositas (m-1)
m = Archie-exponent
m = 1,3
m = 1,4 - 1,5
m = 1,5 1,7
m = 1,8 1,9
m = 2,0 2,2
Irreducible water adalah air yang tidak dapat dipindahkan/ berpindah oleh
gaya-gaya yang bekerja pada fluida di dalam sejumlah pori-pori
tersebut
k = 250 .
S w , irr
k = 100 .
S w , irr
2 . 25
Persamaan
Coates-Dumanoir (1974)
300
k= 4 w
w S w,irr
w
b
k = a c
S w,irr
a = 0,316 c = 2
b = 4,4
m = w = n Archie Law
k = permeabilitas (md)
k0
No.
Sedimen
Persamaan hubungan
1.
Batupasir
2.
Batupasir
3.
Batulempung
4.
Batulempung
5.
Batulempung
= 0 , 49 . exp( 2 , 7 . 10 4 . z )
permukaan internal spesifik S merupakan luasan permukaan ruangruang tersebut yang berhubungan dengan volume total batuan (Stot),
volume pori (Spor), volume partikel/matrik padatnya (Sm) dan massa
kering batuan (Sma).
m2
m3
Sm
m
= m-1, pada umumnya yang sering
digunakan adalah m-1, dan Sm adalah
m2/g atau m2/kg.
Kesimpulan
Densitas batuan
m
=
v
dikenal adanya
a. densitas bulk,
bulk yaitu densitas rata-rata dari suatu batuan volume
batuan (termasuk juga di dalamnya adanya pori, lubang dan
lainnya). Sebagai contoh untuk batu pasir mempunyai bulk
densitas batu pasir.
b. densitas individu dari komponen batuan, misal densitas mineral
kuarsa.
c. densitas rata-rata dari materi matrik padat suatu batuan, misal
densitas matrik karbonat (tanpa pori-pori), dan
d. densitas fluida yang mengisi pori rata-rata, misalnya densitas
air pori.
= ( 1 ).
+ .
Sf =
vp
= (1 ). m + [S w . w + (1 S w ). g ]
Batzle dan Wang, (1992) menurunkan persamaan densitas sebagai fungsi suhu, tekanan dan
kosentrasi NaCl secara empiris untuk air dan brine (air yang mengandung larutan NaCl) dalam
bentuk polinomial, yaitu
w = 1 + 10 6 ( 80 .T 3 ,3 .T 2 + 0 , 00175 .T 3 + 489 . p 2 .T . p
+ 0 . 016 .T 2 . . p 1,3 . 10 5 .T 3 . p 0 , 333 . p 2 0 , 002 .T . p 2 )
z
( z ) = ( z o ) + A. ln
zo
( z ) = ( z o ) + [ ( z m ) ( z o )][. 1 exp( B.z )]
= ( z m ) [ ( z m ) ( z o )]. exp( B.z )
Hubungan empiris
k ( z ) 1
z + 20
3
3
k=
=
=
=
2
2
2
2
8 T 2 2 .S por
.T
2 .S tot .T
2 .(1 ) 2 .S m2 .T 2
2
rhyd
3
3
k=
=
=
=
2
2
2
2
2
4 T
S por .T
S tot .T
(1 ) 2 .S m2 .T 2
3
1
3
k =
= 2.
2
2
2
(1 ) .S m .T
C (1 ) 2
k = 1
1
F .S por
o
1
F=
= m
w
k f = 1119F
5,88
C=
.S m .T
k = 2,51.10 7 F 2, 22
475 ,3 S por
k =
F qo
3 ,1085