You are on page 1of 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Infeksi merupakan masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri patogen, contohnya seperti Eschericia coli
dapat menyebabkan diare akut, serta penyebab utama infeksi saluaran kemih (Jawetz
et al,2005). Echerichia coli merupakan flora normal di dalam usus manusia dan akan
menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam organ atau jaringan lain. E.coli Dapat
menimbulkan pneumonia, endocarditis, infeksi pada luka, abses pada berbagai organ,
meningitis dan dapat menyebabkan penyakit diare (Entjang i, 2003)
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi ini biasanya diatasi dengan
menggunakan antibiotik. Pemakaian obat sintesis seperti antibiotik ini memiliki
banyak efek samping seperti alergi dan gangguan pencernaan, sehingga penggunaan
obat-obatan herbal lebih disarankan. Berdasarkan hasil penelitian Dian ND.
Anggrahini, Rodesia M. Roza, Fitmawati menyatakan bahwa daun pepaya
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli pada konsentarasi 10%, 25%,
50%, 75% dan 100%. Dan pada penelitian tanaman mengkudu juga mempunyai
aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli pada konsentrasi 0%, 25%, 75%, 100%.
Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui Daya
Hambat kombinasi daun mengkudu (Morinda citrifolia) dan daun papaya (Carica
papaya L) terhadap E.coli. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dan
konsentrasi kombinasi Air Perasan daun mengkudu (Morinda citrifolia) dan daun
papaya (Carica papaya L) terhadap E.coli yang paling efektif dalam menghambat
pertumbuhan E.coli. Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan informasi
ilmiah kepada masyarakat mengenai pemanfaatan kombinasi daun mengkudu dan
daun pepaya sebagai obat-obatan herbal yang dikombinasi sehingga dapat mengobati
berbagai penyakit infeksi, khususnya infeksi yang disebabkan oleh E.coli.

B. Perumusan Masalah
1. Apakah kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun pepaya dapat
menghambat pertumbuhan bakteri E. coli?
2. Pada konsentrasi berapa kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun
pepaya yang berpotensi menghambat pertumbuhan E. coli?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui daya hambat antibakteri kombinasi air perasan daun mengkudu
dan daun pepaya terhadap pertumbuhan bakteri E. coli
2. Mengetahui konsentrasi kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun
pepaya terhadap pertumbuhan E. coli yang dapat menghasilkan aktivitas daya
hambat.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat
tentang aktivitas kombinasi air perasan daun mengkudu dan daun pepaya dalam
menghambat pertumbuhan bakteri E.coli.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Penyakit Diare
Infeksi merupakan masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri patogen, contohnya seperti Eschericia coli
dapat menyebabkan diare akut, serta penyebab utama infeksi saluaran kemih (Jawetz
et al,2005). Echerichia coli merupakan flora normal di dalam usus manusia dan akan
menimbulkan penyakit bila masuk ke dalam organ atau jaringan lain. E.coli Dapat
menimbulkan pneumonia, endocarditis, infeksi pada luka, abses pada berbagai organ,
meningitis dan dapat menyebabkan penyakit diare. (Entjang i, 2003).
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang
termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan
tertinggi pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun. Di dunia terdapat 6 juta anak
meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di
negara berkembang. Dari 17% kematian anak di dunia disebabkan oleh diare, dari
hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa diare di Indonesia masih merupakan
penyebab kematian bayi terbanyak untuk golongan 1 4 tahun dengan persentase
25,2% dibanding pneumonia dengan persentase 15,5%. Dari survei kesehatan
demografi Indonesia (1991) menyatakan bahwa satu dari sepuluh balita menderita
diare dalam dua minggu terakhir, selain itu setiap tahun di Indonesia terjadi 150
kejadian luar biasa dengan jumlah kasus sekitar 20.000 orang dan angka kematian
sekitar 2 %. Angka kesakitan diare diperkirakan antara 120 130 kejadian per 1000
penduduk, 60% kejadian tersebut terjadi pada Balita (Depkes, 1993).

Diare pada anak seringkali terjadi karena salah makan atau akibat jajan
makanan yang kurang sehat dan higienis. Diare pada anak terjadi karena diare
ditularkan dengan berbagai cara yang biasa disebut 4F:
1. Finger (jari) : Balita atau anak-anak kecil sangat suka memasukkan jarinya kedalam
mulut dan atau mengisap jempol. Pada saat itulah kemungkinan besar dapat
terjadinya kontaminasi virus , kuman , bakteri , parasit dan micro-organisme lainnya.
2. Food (makanan) : Makanan atau susu yang sudah terlalu lama terkena udara ,
makanan yang dimasak tidak matang, makanan yang berada di tempat yg tidak
higienis adalah tersangka terjadinya diare pada anak.
3
3. Feces (tinja) : Feces adalah kotoran yang berisi penyakit, oleh sebab itu wajib
dibersihkan dengan benar-benar bersih karena menjadi sumber penyakit.
4. Fly (lalat) : Lalat banyak hinggap ditempat-tempat kotor seperti tempat sampah ,
makanan yang tidak ditutup rapat sangat mudah dihinggapi oleh lalat sehingga
terjadi perpindahan sumber penyakit dari sampah ke makanan. Dan ini perlu
diwaspadai dan diperhatikan karena menjadi sumber terjadinya diare kepada anak.
(Depkes, 1993).
Diare pada anak sebagian besar sekitar 90% oleh infeksi rotavirus dan 10%
sisanya disebabkan oleh bakteri, kuman, virus, jamur dan alergi pada makanan
tertentu, bisa juga keracunan makanan. Pada umumnya memakan secara berlebihan
makanan yang asam, pedas, atau bersantan sekaligus adalah salah satu penyebab
diare juga karena membuat kinerja usus berlebihan. Hal ini terjadi ketika cairan yang
tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagai bagian dari proses digestasi, atau
karena masukan cairan, makanan tercampur dengan sejumlah besar air. Oleh karena
itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus
besar menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah
padat. Bila usus besar rusak, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran
yang berair. (Eva, 2009).
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga
seringkali akibat dari racun bakteri. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan
makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari
infeksi virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk

individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah
dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. (Eva, 2009).
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera
atau botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit
Crohn. Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare
menjadi gejala umum radang usus buntu. Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsi
alkohol yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi
apabila

mau

mengkonsumsi

alkohol

lebih

baik

makan

terlebih

dahulu.

Gejala utama dari diare adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa
mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang
dapat timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut melilit sering berbunyi.
Sebuah vaksin rotavirus memiliki potensi untuk mengurangi jumlah penderita diare.
Saat ini ada dua vaksin berlisensi untuk menghadapi rotavirus. Vaksin rotavirus yang
lainnya seperti, Shigella, ETEC, dan Cholera sedang dikembangkan, vaksin ini juga
berfungsi untuk mencegah penularan diare. (Eva, 2009).
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi
untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk
menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc
adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta
anak dalam 25 tahun terakhir . Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan
medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
1.
2.
3.
4.
5.

Diare pada balita


Diare menengah atau berat pada anak-anak
Diare yang bercampur dengan darah.
Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut,

demam, kehilangan berat badan, dan lain-lain.


6. Diare pada orang yang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang
eksotis seperti parasit). (Eva, 2009).

2. Escherichia coli
Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang pendek,
sebagian besar gerak positif dan beberapa strain mempunyai kapsul, merupakan
jasad indikator adanya jasad yang berbahaya di dalam substrat air dan bahan
makanan. Bakteri ini dapat tumbuh dengan medium nutrien sederhana dan umumnya
meragi laktosa dengan membentuk asam dan gas (Eva, 2009).
Taksonomi E. Coli:
Divisio : Protophyta
Classis : Schizomycetes
Ordo

: Eubacterialis

Family : Eubacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli

Gambar 1: Escherichia coli (WHO, 2005)

Escherichia coli yang menyebabkan diare sangat banyak ditemukan di


seluruh dunia. E. Coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan
setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda. Ada lima
kelompok galur E. coli yang patogen, yaitu :
1) Escherichia coli Enteropatogenik (EPEC)

EPEC penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. EPEC
sebelumnya dikaitkan dengan wabah diare pada anak-anak di Negara maju. EPEC
melekat pada sel mukosa usus kecil(Jawetz et al.,1996).

2) Escherichia coli Enterotoksigenik (ETEC)


ETEC penyebab yang sering dari diare wisatawan dan penyebab diare pada bayi
di negara berkembang. Faktor kolonisasi ETEC yang spesifik untuk manusia
menimbulkan pelekatan ETEC pada sel epitel usus kecil( Jawetz et al., 1996) .
3) Escherichia coli Enteroinvasif (EIEC)
Enteroinvasive E. coli menyebabkan penyakit diare seperti disentri yang
disebabkan oleh Shigella. Bakteri menginvasi sel mukosa, menimbulkan kerusakan
sel dan terlepasnya lapisan mukosa. Ciri khas diare yang disebabkan oleh strain
Enteroinvasive E.coli adalah : tinja mengandung darah, mukus dan pus (Karsinah
et al., 1994).Galur EIEC bersifat non-laktosa atau melakukan fermentasi laktosa
dengan lambat serta bersifat tidak dapat bergerak. EIEC menimbulkan penyakit
melalui invasinya ke sel epitel mukosa usus(Jawetz et al.,1996).
4) Escherichia coli Enterohemoragik (EHEK)
EHEK menghasilkan verotoksin, dinamai sesuai efek sitotoksisnya pada sel
vero, suatu ginjal dari monyet hijau Afrika(Jawetz et al., 1996).
5) Escherichia coli Enteroagregatif (EAEC)
EAEC menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara
berkembang. Organisme ini juga menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui
makanan pada Negara industri pada. EAEC menghasilkan toksin dan hemolisin
(Jawetz, et al 1996).
Sifat bakteri E.coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri Gram
negative (Eva, 2009). E.coli merupakan bakteri oportunis, banyak terdapat dalam
usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat menyebabkan
infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak travelers diarrhea, seperti juga
kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain diluar usus. Genus

Escherechia terdiri dari 2 spesies yaitu : E.coli dan E.hermanii. (Karsinah et al.,
1994).
Escherichia coli tumbuh baik pada hampir semua media yang bisa dipakai di
laboratorium Mikrobiologi. Pada media yang dipergunakan untuk isolasi bakteri
enterik, sebagian besar strain E .coli tumbuh sebagai koloni yang meragi laktosa.
E.coli bersifat mikroaerofilik. Beberapa strain bisa ditanam pada agar darah
menunjukkan hemolisis tipe beta (Karsinah et al.,1994).
Beberapa uji tes Biokimia yang dipakai untuk penegasan bakteri E.coli
Tabel 1. Tes biokimia E.coli (Maksum, 2009)

Test
Indol
Lisin Dekarboksilase
Asetat
Peragian Laktosa
Gas dari Glukosa
Moltilitas
Pigmen Kuning

Reaksi
+
+
+
+
+
+
+

Bakteri E.coli jika sudah memasuki usus manusia pada waktu terinfeksi dan
perkembangan gejala biasanya dapat berlangsung antara 24 72 jam . Gejala ringan
jika sudah terinfeksi bakteri E.coli antara lain:
1. Demam
2. Gas dalam perut
3. Kehilangan nafsu makan
4. Kram perut
5. Muntah, meskipun jarang
Keracunan makanan akibat E.coli seringkali terjadi dari makanan atau
minuman :
1. Makanan yang disiapkan oleh seseorang yang tidak mencuci tangan
dengan benar.
2. Makanan yang disiapkan dengan menggunakan peralatan memasak yang
kotor.

3. Produk-produk susu atau makanan yang mengandung mayones (seperti


coleslaw atau salad kentang) yang telah berada diluar lemari es terlalu
lama.
4. Makanan beku yang tidak disimpan pada suhu yang tepat, atau tidak
dipanaskan dengan benar.
5. Ikan atau tiram mentah
6. Buah mentah atau sayuran yang belum dicuci bersih.
7. Sayuran mentah atau jus buah dan produk susu.
8. Daging matang atau telur.
9. Air dari sumur atau sungai, atau air kran yang belum diolah.
Meskipun tidak umum, bakteri E.coli juga dapat menyebar dari satu orang ke
orang lain . Hal ini bisa saja terjadi ketika seseorang tidak mencuci tangan nya setelah
buang air besar, dan kemudian menyentuh benda atau tangan orang lain.
3. Tanaman Mengkudu (Morinda citrifolia L)

Gambar 2: Daun Mengkudu


a. Sistematika Tanaman
Tanaman mengkudu diklasifikasikan sebagai berikut :
Filum

: Angiospermae

Sub filum : Dicotyledoneae


Divisio

: Lignosae

Family

: Rubiaceae

Genus

: Morinda

10

Spesies

: Morinda citrifolia L. (Djauhariya, 2003)

b. Nama Daerah
Daun mengkudu adalah daun dari tanaman (Morinda Citrifolia L.) Nama
daerah: Pace (jawa), Cangkudu (Pasundan), Kodhuk (Madura), Bakudu (Sumatra),
Wangkudu (Kalimantan), Bakulu (Nusa Tenggara).
(Depkes, 1985).
c. Morfologi
Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8
m. Daun mengkudu bersusun berhadapan dengan panjang 20-40cm dan lebar 7-15cm
Daun tunggal dengan ujung dan pangkal kebanyakan runcing. Bunga mengkudu
berbentuk bongkol yang kecil-kecil dan bewarna putih. Buah mengkudu berwarna
hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotoltrotol. Biji mengkudu banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah.
(Suryowinoto, 1997).
Tanaman mengkudu berbuah sepanjang tahun. Mudah tumbuh pada berbagai
tipe lahan, dengan daerah penyebaran dari dataran rendah hingga ketinggian 1500
dpl. Ukuran dan bentuk buahnya bervariasi, pada umumnya mengandung banyak biji,
dalam satu buah terdapat 300 biji, namun ada juga tipe buah mengkudu yang
memiliki sedikit biji. Bijinya dibungkus oleh suatu lapisan atau kantong biji, sehingga
daya simpannya lama dan daya tumbuhnya tinggi. Dengan demikian, perbanyakan
mengkudu dengan biji sangat mudah dilakukan (Djauhariya dkk., 2006).
d. Kegunaan dan Kandungan Kimia Mengkudu
Buah mengkudu (Morinda citrifolia, L.) mengandung scopoletin, sebagai
antiradang, antibakteri, antialergi. Alkaloid yang terdapat dalam buah mengkudu
adalah Xeronin Glikosida, sebagai antibakteri, antikanker, imunostimulan. Alizarin,
Acubin, L. Asperuloside, dan flavonoid sebagai antibakteri. Vitamin C, sebagai
antioksidan (Peter, 2005; Waha, 2000; Winarti,2005).

11

4. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)

Sumber : Dok. Pribadi( Daun Pepaya)


a. Sistematika Tanaman
Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) mempunyai sitematika sebagai berikut :
Divisi

: Spermathopyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Bangsa

: Cistales

Suku

: Caricaceae

Marga

: Carica

Jenis

: Carica papaya L. (Depkes, 2000)

b. Nama lain dan nama daerah

12

Gedang

(sunda),

kates

(jawa),

ralempaya

(Sumatra),

bua

medung

(Kalimantan), kalujawa (Nusa Tenggara), kapalay, kaliki (Sulawesi), papaino


(Maluku), sampain (Irian). (Depkes, 1985)
c. Morfologi tanaman
Papaya merupakan tanaman semak berbentuk pohon dengan tinggi 2,5-10m.
Batang papaya berbentuk bulat dan bagian dalamnya seperti spon dan berongga.
Tangkai daun berongga, tidak berbulu, silindris dan panjangnya sekitar 100cm.
Helaian daun bulat, bertulang daun menjari, bercangap menjari, pangkal berbentuk
jantung dengan garis tengah 25-75cm. Tajuk berlekuk menyirip tidak beraturan.
Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna kuning keputihan sampai kuning terang.
Buah berbentuk elips atau seperti bola lampu. Buah muda berwarna hijau, setelah tua
berubah menjadi jingga. (Mangonting et al, 2005)

d. Habitat tanaman
Tanaman pepaya banyak tumbuh didataran rendah hingga 1000m di atas
permukaan laut, terutama didaerah yang subur. Tanaman papaya juga dibudidayakan
dikebun-kebun luas karena buahnya yang sangat segar dan bergizi. (Mangonting et
al, 2005)
e. Khasiat pepaya
Daun pepaya berkhasiat sebagai obat malaria, mencegah kanker, obat penambah
nafsu makan dan sebagai hepatoprotektor (Depkes, 2000).
5. Antibiotik Cefotaxime
Cefotaxime adalah antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang
mempunyai khasiat bakterisidal dan bekerja dengan menghambat sintesis
mukopeptida pada dinding sel bakteri. Cefotaxime sangat stabil terhadap hidrolisis
beta laktamease, maka Cefotaxime digunakan sebagai alternatif lini pertama pada
bakteri yang resisten terhadap Penisilin. Cefotaxime memiliki aktivitas spectrum
yang lebih luas terhadap organisme gram positif dan gram negatif. Aktivitas

13

Cefotaxime lebih besar terhadap bakteri gram negatif sedangkan aktivitas terhadap
bakteri gram positif lebih kecil, tetapi beberapa streptococci sangat sensitif terhadap
Cefotaxime. Pada pengobatan dengan Cefotaxime, bila pasien memiliki volume
distribusi sangat kecil, sebagian besar obat ada didalam darah.
Antibiotik Cefotaxime ini dapat diberikan secara i.v. dan i.m. karena absorpsi
di saluran cerna kecil. Masa paruh eliminasi pendek sekitar 1 jam, maka diberikan
tiap 12 jam MIC dapat dicapai dalam waktu 10 jam. Ikatan protein plasma sebesar
40%. Ekskresi pada ginjal, hati-hati pemberian pada wanita menyusui karena
Cefotaxime juga diekskresi melalui air susu ibu. Pengobatan dengan Cefotaxime yang
merupakan antibiotik spektrum luas dapat mengubah flora normal dari usus dan
menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari Clostridia. Toxin yang dihasilkan
Clostridium difficile merupakan penyebab colitis. Jadi perlu hati hati untuk pasien
yang memiliki gangguan pencernaan.
Cefotaxime sodium efektif untuk pengobatan infeksi serius yang disebabkan
oleh mikroorganisme yang sensitif, seperti pada : infeksi saluran pernafasan bagian
bawah, infeksi saluran kemih dan kelamin, infeksi ginekologikal, Bakteremia, infeksi
kulit dan jaringan lunak, infeksi intra-abdominal, infeksi tulang dan atau sendi dan
infeksi sistem syaraf pusat.Efek samping yang sering dilaporkan:

Lokal : radang pada tempat suntikan, sakit, indurasi dan tenderness, demam,
eosinofilia, urtikaria, anafilaksis.

Gastrointestinal : colitis, diare, mual, untah, gejala pseudo-membran colitis.


Metabolisme yang penting adalah desasetilasi. Metabolisme Cefotaxime di

hati dan 20-30% berupa Desacetylcefotaxime yang merupakan metabolit aktif.


Desacetylcefotaxime ini dapat memperbesar aktivitas antibakteri dari Cefotaxime dan
mempunyai

waktu

paruh

yang

sedikit

lebih

panjang.

Metabolit

aktif

Desacetylcefotaxime ini mempunyai penetrasi yang baik terutama untuk cairan


cerebrospinalis. Makin besar berat badan pasien dan serum protein akan memperbesar
clearencernya.

14

Kelebihan Cefotaxime aktif terhadap bakteri gram negatif seperti E.coli, H.


influenzae, Klebsiella sp.,Proteus sp. Berdasarkan Drug Information Handbook edisi
tahun Cefotaxime merupakan pilihan pertama untuk infeksi yang disebabkan oleh
E.coli.
B. HIPOTESIS
Kombinasi Air Perasan Daun mengkudu dan daun papaya dapat menghambat
bakteri E. coli.

15

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis Penelitian Eksperimental.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Farmasi
Nasional Surakarta.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2014 sampai Januari 2014.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah Daun Mengkudu dan Daun Pepaya yang
dipetik di desa Menuran Baki Sukoharjo.
Sampel dalam penelitian ini adalah Kombinasi Air Perasan Daun Mengkudu
dan Daun Pepaya masing-masing 100 gram.
D. Besar Sampel
Pada penelitian ini dibutuhkan 100 gram Daun Mengkudu dan 100 gram Daun
Pepaya.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kombinasi Air Perasan Daun
Mengkudu dan Daun Pepaya.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Diameter Zona Hambat
Kombinasi Air Perasan Daun Mengkudu dan Daun Pepaya Escherichia coli .

F. Kerangka Pikir

16

Persiapan sampel
Air perasan dari Daun
Mengkudu dan Daun Pepaya

Kontrol (-)
Aquadest steril

Uji Daya Hambat kombinasi


Daun Mengkudu dan Daun
Pepaya, Terhadap E. Coli
dengan Metode Cakram dengan
seri konsentrasi
Kombinasi Air
Kombinasi Air Perasan
Kombinasi Air
Perasan Daun
Daun Pepaya dan Air
Perasan Daun Pepaya
Pepaya dan Air
Perasan Daun Mengkudu
dan Air Perasan Daun
Perasan Daun
Perbandingan(1:3)
Mengkudu
Mengkudu
Perbandingan(3:1)
Perbandingan(2:2)
Uji Daya Hambat
Diameter zona
Analisis Data
KESIMPULAN
Gambar 4. Skema Kerangka Pikir

G. Alur Penenlitian

Penyiapan sampel Daun Mengkudu dan


Daun Pepaya.

Daun Mengkudu dan Daun pepaya di


Blender

Kontrol (+)
Antibiotik
Cefotaxime

17

Pemerasan Air yang didapat dari


Kombinasi Daun Mengkudu dan Daun
Pepaya

Dilakukan Uji Daya Hambat terhadap


Bakteri E-coli dengan beberapa
konsentrasi.

Diukur Diameter Daya Hambat

Gambar 5. Skema Alur Penelitian

H. Cara Kerja
1.

Persiapan Sampel
100 gram daun Daun Mengkudu dan 100 gram Daun Pepaya dicuci bersih.

2.

Daun Mengkudu dan Daun Pepaya di Blender


3. Pemerasan Daun Mengkudu dan Daun Pepaya agar diperoleh kombinasi air
perasan tersebut masing-masing sebanyak 100 gram Daun Mengkudu dan
100 gram Daun Pepaya diperas agar didapatkan air dari perasan Daun
Mengkudu dan Daun Pepaya kemudian dikombinasikan setengah dari
Daun Mengkudu dan setengah dari Daun Pepaya setelah itu ditampung dan

air yang diperoleh digunakan untuk uji antibakteri.


4. Sterilisasi Alat

18

Sterilisasi alat dilakukan sebelum semua peralatan digunakan yaitu dengan


cara semua alat dibungkus menggunakan kertas dan disterilkan dalam
autoklaf pada 121oC dengan tekanan 15 psi (per square inci) selama 15
menit. Alat yang tidak tahan terhadap panas tinggi disterilkan dengan
alkohol 90%.
5. Penyiapan Media
Pembuatan media dilakukan dengan cara 1 g nutrien agar dilarutkan dalam
50 ml akuades. Suspensi yang dihasilkan dipanaskan sampai mendidih,
kemudian dimasukkan dalam beberapa tabung raksi masing-masing
sebanyak 10 ml dan ditutup dengan kapas. Proses ini dilakukan di dekat
nyala api. Tabung-tabung tersebut kemudian disterilkan dalam autoklaf pada
121oC dengan tekanan 15 psi (per square inci) selama 15 menit kemudian
diletakkan dalam posisi miring selama 24 jam pada suhu ruang (Volk dan
Wheeler, 1993).
6.

Peremajaan Biakan Murni


Biakan murni diremajakan pada media padat agar miring dengan cara
menggoreskan jarum ohse yang mengandung bakteri E.coli secara aseptis
yaitu dengan mendekatkan mulut tabung pada nyaa api saat menggoreskan
jarum ohse. Kemudian tabung reaksi ditutup kembali dengan kapas dan
diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC dalam inkubator.

7.

Pembuatan Biakan Aktif


Satu ohse hasil permajaan biakan murni bakteri dibiakkan dalam 10 ml
akuades steril dan homogenkan. Larutan ini berfungsi sebagai biakan aktif.

8.

Uji Antibakteri Uji Daya Hambat Bakteri Antibakteri:


a. disemprotkan alcohol kepada tangan pratikan yang akan melakukan
percobaan.
b. disiapkan cawan petri, media lba padat, bahan-bahan, lampu Bunsen,
tabung reaksi, rak tabung reaksi, dan kertas cakram.
c. ditimbang bahan-bahan yang merupakan sebanyak 0,125 gr kemudian
dilarutkan pada 10 ml aquades.
d. disiapkan tabung reasi yang bersisi biakan bakteri E.Coli dan nacl 0,9 %
serta cawan petri yang sudah berisi media lba padat untuk antibakteri.

19

e. diambil 4 ose dari tabung reaksi biakan bakteri E.Coli kedalam tabung
reaksi berisi nacl 0,9 %.
f. kemudian dimasukkan lidi berujung kapas steril didalam tabung-tabung
reaksi yang berisi nacl 0,9 % kemudian diangkat diswabkan kedalam
cawan petri untuk antibakterial yang terdapat media lba beberapa kali
sampai rata pada permukaan media.
g. bakar pinset agar steril, diamkan sebentar agar dingin.
h. kemudian ambil kertas cakram, celupkan dalam larutan air perasan daun
jambu biji kemudian masukkan kedalam cawan petri yang sudah diswab
tadi dengan ditekan pelan kertas cakramnya, bakar kembali pinset lakukan
berulang-ulang.
i. diberi kertas label dibawah cawan petri yang berisi kertas cakram dengan
bertuliskan komnbinasi Daun Mengkudu dan Daun Pepaya.
j. dipanaskan cawan petri biar steril.
k. diinkubasikan pada temperatur 37 c selama 24 jam.
l. diamati dan diukur diameter hambatannya menggunakan penggaris
kemudian ditulis datanya dan dihitung.

DAFTAR PUSTAKA
Buckel. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia : Jakarta
Dwidjoseputo, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT Citra Aditya Bakti :
Bandung
Indu, M,N., Hatta, A.A.M., Abirosh, C., Harsha U., dan Vivekanandan, G.2006.
Antimicrobial activity of some South-Indian spices against serotypes of
Eshercia coli, Salmonella, Listeria monocytogenes And aeromonas
hydrophila. Brazilian journal of Biotechnology.37: 153-158.
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Wyrama Widya :
Bandung
Jawetz, E., Melnick, J. L, dan Adelberg, E.A.2005. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta:
Salemba Medika

20

Lay, Bibiana W dan Sugyo Hastowo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali : Jakarta


Pelczar, micheal. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press : Jakarta
Putri M. 2004. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Bawang Putih dan Bawang Merah
terhadap Staphylococcus aureus dan Escherica coli secara In Vitro.[Skipsi]
Universitas Riau.
Robinson,T. 1995.Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB
Suharmati,dan Handayani,L. 2007. Tanaman Obat dan Ramuan Tradidional untuk
Mengatasi Demam Berdarah Dangue. Jakarta:AgroMedia Pustaka.
Suresh, K., Deepa, P,. Harisaranraj, R.,dan Vaira,A.V.2008. Antimicrobial and
phytochemical investigation of the leaves of Carica papaya L. Cynodon
dactylon(L), pers., Euphorbia hirta L,. Melia azedarach L., and Psidium
guajava L. Etnobotanical Leafelts.12: 1184-91
Wati. R. A., Asti, N. D,. Rahmasari,R,. Wulandari,p. dan Rifai,. Z, 2008. Kajian
Pemberian Ekstrak Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia lignosae) sebagai
Antibakteri Alami Salmonella typhimurium dan Pengaruhnya Terhadap
Perfoma Ayam pedaging. Program kreatif mahasiswa.

You might also like