You are on page 1of 4

ANALISIS KEKAR

Penganalisisan data kekar sangat penting dilakukan dalam hubungannya


dengan menentukan sumbu lipatan dan gaya gaya yang bekerja pada batuan daerah
tersebut. Hubungan antara kekar, sesar ,lipatan dikemukakan oleh moody dan Hill
(1956).
Dalam menganalisis kekar dapat dikerjakan dengan menggunakan tiga
metode,yaitu:
a. Histogram
b. Diagram kipas
c. Stereografis
Dalam analisis kekar dengan histogram dan diagram kipas yang dianalisis
hanyalah jurus dan kekar dengan mengabaikan besar dan analisis arah kemiringan ,
sehingga analsis ini akan mendekati kebenaran apabila kekar-kekar yang dianalisis
mempunyai dip yang cukup besar atau mendekati 90 .Gaya yang bekerja dianggap
lateral, karena arah kemiringan kekar diabaikan, maka dalam perhitungan kekar yang
mempunyai arah N180 E dihitung sama dengan N65 W . Jadi semua pengukuran
dihitung ke dalam interval N0E-N90E Dan N0W N90W.
Untuk analisis statistik , data yang diperkenankan umumnya 50 data , tetapi
30 data masih diperkenankan . Dalam analisis ini kekar gerus dan kekar tarik
dipisahkan , karena gaya yang bekerja untuk kedua jenis kekar tersebut berbeda.
1. Buat tabulasi fata dari hasil pengukuran kekar berdasarkan jurus kekar ke dalam
tabel , kemudian buat interval misalnya 5 derajat . Hitung frekuensi dan
prosentase masing-masing interval. Prosentase dihitung masing-masing interval
terhadap pengukuran.
2. Membuat histogram
a. Buat sumbu datar untuk jurus kekar dan sumbu tegak lurus sebagai
prosentase
b. Sumbu datar terdiri dari interval N0E-N90E Dan N0NN90W. Buat skala
sesuai interval.
c. Buat balok masing-masing interval sesuai dengan besar prosentase msingmasing interval.
3. Membuat diagram kipas

a. Buat setengah lingkaran bagian atas dengan jari-jari menunjukan besar


prosentase terbesar dari interval yang ada, misal 24%.
b.

Busur dibagi menurut interval (jika interval 5 derajat maka dibagi menjadi 18
segmen). Plot jurus kekar sesuai interval.

c. Buat busur lingkaran dengan jari-jari sama dengan prosentase masing-masing


interval mulai dari batas bawah interval , hingga atas interval . Misal N0E
N5W persentase 20%, maka buat busur lingkaran dari sumbu dekat (N 0E)
hingga sama N 5W dengan jari-jari skala 20%.
4. Interpretasi
Arah gaya membentuk kekar membagi dua sudut lancip yang dibentuk oleh
kedua kekar.
a. Pada diagram kipas arah gaya pembentuk kekar adalah besarnya sudut (jenis
kekar) yang terbaca pada busur lingkungan , yang diperoleh dengan membeagi
dua dari dua maksima (interval dengan prosentase terbesar) yang berjarak kurang
dari 90 derajat.
b. Pada Hsitogram, arah gaya sama dengan sudut yang terbaca pada sumbu datar
yang merupakan titik tengah antara dua maksima yang berjarak kurang dari 90
derajat.
c. Bila ingin mencari arah sumbu lipatan , tambahkan 90 derajat dari arah gaya ,
searah atau berlawanan jarum jam.

HUBUNGAN ANALISIS KEKAR TERHADAP SESAR DAN LIPATAN


Berdasarkan definisi dari struktur geologi kekar, sesar, dan lipatan telah
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan satu dengan yang lain. Misalnya sesar, sesar
ialah kekar yang mengalami pergeseran pada bidangnya, dan biasanya sesar
terbentuk pada daerah lipatan (sinklin maupun antiklin).
Hubungan dari ketiga struktur geologi ini dapat dijelaskan melalui three
stages of deformation yang merupakan sifat deformasi suatu benda terhadap gaya
berdasarkan tingkat elastisitas benda tersebut. Ketiga tingkatan tersebut adalah :
1. Elastic
Benda dikatakan elastic jika suatu benda dikenai gaya, maka akan mengalami
deformasi, tetapi jika gaya dilepas (hilang), maka benda tersebut akan kembali lagi
pada bentuk dan ukuran semula. batas dimana suatu benda masih dapat kembali
seperti semula jika gaya dilepas, disebut elastic limit. Maka jika besar gaya yang
bekerja melebihi elastic limit, benda tersebut tidak akan kembali pada bentuk semula,
jika gaya hilang.
2. Plastic
Benda dikatakan plastic jika gaya yang bekerja mencapai elastic limit. Benda
yang terkena gaya hanya sebagian yang dapat kembali pada bentuk semula, jika gaya
dihilangkan.
3. Brittle and Ductile
Benda dikatakan brittle, jika benda sudah pecah sebelum gaya yang bekerja
mencapai titik plastis. Benda dikatakan ductile, jika benda pecah/hancur setelah gaya
melewati titik elastic.
Berdasarkan penjelasan mengenai tingkat deformasi tersebut dapat diketahui
bahwa kekar merupakan awal atau pemicu adanya sesar dan lipatan. Hal ini
dikarenakan kekar menjadi zona lemah suatu batuan yang apabila mendapat gaya
yang lebih besar akan memicu terjadinya struktur geologi sesar dan lipatan.

Sedangkan sesar naik umumnya terbentuk pada daerah lipatan berupa sinklin dan
sesar turun terbentuk pada daerah lipatan yang berupa antiklin. Hal ini dikarenakan
ketika gaya tekan pada daerah lipatan hilang, maka batuan yang terlipat akan kembali
berusaha kebentuk semula, tetapi karena adanya kekar maka terbentuklah sesar
karena pergerakan yang terjadi pada bidang kekar.
Dari penjelasan barusan, dapat disimpulkan bahwa analisis terhadap kekar
pada suatu tubuh batuan, selain bertujuan untuk menentukan arah gaya yang
mempengaruhinya, juga untuk mengetahui ada tidaknya kekar dan lipatan, bahkan
dari analisis kekar kita dapat mengetahui apakah suatu lipatan itu berupa sinklin atau
antiklin. Selain itu kita juga dapat mengetahui suatu sesar merupakan sesar naik,
turun atau geser dari hasil analisi kekar.
Untuk menentukan suatu sesar, kita dapat melakukannya dengan analisis
kekar untuk mendapatkan nilai 1, 2,3. Jika kedudukan 1, 2 relatif horizontal,
sedangkan 3 relatif vertikal sehingga menghasilkan hanging wall bergerak naik
terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar naik. Jika kedudukan 2, 3
relatif

horisontal,

sedangkan1

vertikal

sehingga

menyebabkan hanging

wall bergerak turun terhadap foot wall maka sesar tersebut merupakan sesar turun.
Jika kedudukan 1, 3

relatif

horisontal,

sedangkan 2

vertikal,

sehingga

menyebabkan blok bergeser ke kanan atau kiri maka sesar tersebut merupakan sesar
geser.

Sumber : http://alfonsussimalango.blogspot.com/2013/05/analisis-kekar.html

You might also like