Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
Pendahuluan
Dalam upaya peningkatan kualitas calon sumber daya manusia, bayi dan
anak, upaya preventif dan promotif perlu mendapat perhatian yang lebih besar
disamping tetap diperlukan peningktan upaya pelayanan medis untuk kelangsungan
hidup yaitu kuratif dan rehabilitatif. Dalam melakukan supervisi kesehatan dan
tumbuh kembang anak, khususnya upaya promotif dan preventif, sangat diperlukan
penilaian pertumbuhan anak yang lebih cermat. 1
Pertumbuhan seorang anak dapat dibandingkan dengan kawan sebayanya,
dengan mengacu pada nilai normal grafik pertumbuhan yang akurat. Pengukuran
longitudinal pertumbuhan anak merupakan status dinamik dari kondisi umum atau
kesehatannya.2 Laju pertumbuhan anak juga mencerminkan status nutrisi dan
intake energi. 3 Dengan pengukuran pertumbuhan maka dapat diidentifikasi ada
tidaknya penyakit yang menyebabkan gangguan pertumbuhan atau respon anak
yang sakit terhadap terapi. 2
Penilaian pertumbuhan merupakan komponen kesehatan anak yang sangat
penting karena berbagai permasalahan yang mencakup domain fisiologi,
interpersonal dan sosial dapat mempengaruhi pertumbuhan anak. Perhatian utama
dalam kaitannya dengan pertumbuhan anak ditujukan pada pengelolaan gizi buruk
dan failure to thrive, walaupun demikian obesitas kini juga makin epidemik. 4
Definisi
Pertumbuhan fisis adalah proses metabolisme yang memerlukan masukan
oksigen dan zat gizi. Proses pertumbuhan fisis ini berlangsung terus menerus serta
bersifat kompleks, unik dan mengikuti pola tertentu
- dari satu sel ovum yang dibuahi menjadi banyak sel yang berlainan
- dari kecil menjadi besar
- dari pendek menjadi panjang/tinggi
- berlangsung pada tingkat: sel, misalnya sel otak, sel lemak jaringan, rambut,
kulit, otot, darah alat/organ/bagian tubuh, gigi, kepala seluruh tubuh (fisik).
- dengan pola pertumbuhan jaringan dan organ yang berbeda, maka proporsi
bagian tubuh berlainan untuk setiap tahap pertumbuhan 0-18 tahun, yaitu
bayi baru lahir, bayi, anak balita, anak sekolah dan remaja
- dipengaruhi berbagai faktor intrinsik (genetik termasuk rasial) dan berbagai
faktor lingkungan. 1
2
Ciri-ciri pertumbuhan
Secara garis besar terdapat 4 kategori perubahan sebagai ciri pertumbuhan yaitu:
1. Perubahan ukuran
Perubahan ini terlihat secara jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru
dan usus akan bertambah besar sesuai dengan peningkatan. 5
2. Perubahan proporsi
Selain pertambahan ukuran, tubuh juga memperlihatkan perubahan proporsi.
Anak bukanlah dewasa kecil, tubuh anak memperlihatkan perbedaan
proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi tubuh
neonatus yang baru lahir berbeda bila dibandingkan tubuh anak maupun
orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala mempunyai proporsi yang lebih
besar dibandingkan umur-umur lainnya. Titik pusat bayi baru lahir kurang
lebih setinggi umbilikus sedangkan pada orang dewasa, titik pusat tubuh
terdapat kurang lebih setinggi simfisis pubis.5
Gambar 2. Kurva Tinggi badan anak laki laki dan kurva laju kenaikan tinggi
badan anak laki-laki de Montbeillard (dikutip dari kepustakaan no 5 )
Pada anak berusia diatas 2 tahun, pengukuran tinggi badan dilakukan pada
anak dengan cara berdiri. Pada saat pengukuran, anak tidak diperbolehkan
mengenakan sepatu. Tumit, bokong, punggung dan bahu anak harus menempel
pada dinding pengukuran. Salah satu parameter pertumbuhan ialah kecepatan
pertambahan tinggi yang diperoleh dari pengukuran panjang/tinggi badan yang
dilakukan setiap 3-4 bulan sekali pada bayi dan 6 bulan pada anak yang lebih besar.
Di negara-negara Barat, ternyata musim cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan
anak. Pertumbuhan linear cenderung lebih tinggi pada musim semi dibandingkan
dengan musim gugur sedangkan pertambahan berat badan lebih banyak dijumpai
pada musim gugur.2
Pada waktu lahir, panjang badan ratarata ialah 50 cm. Tinggi 75 cm dicapai dalam
usia 1 tahun. 85 cm pada usia 2 tahun dan
100 cm pada usia 4 tahun dan pada usia 6
tahun tinggi badan mencapai 130 cm.7
Walaupun sejak tahun 2000 oleh US Centre for Disease Control (CDC)
telah dipublikasikan kurva pertumbuhan baru berdasarkan data National Health
and Nutrition Examination Survey tahun 1988-1994, namun di Indonesia umumnya
masih menggunakan kurva tinggi badan NCHS 1979. Ada juga yang menggunakan
kurva Jumadias atau Yayah-Husaini. 6
Seorang anak dicurigai mengalami gangguan pertumbuhan jika panjang
(tinggi hadan) selama beberapa periode selalu dibawah persentil 3 (- 2 SD) kurva
6
pertumbuhan tinggi badan rata-rata anak pada usia tersebut sesuai dengan jenis
kelaminnya Namun keadaan tersebut belum tentu patologis, karena dapat
disebabkan oleh faktor genetik / familial, atau lambat tumbuh konstistusional akibat
keterlambatan maturasi (usia) tulang lebih dari 2 tahun yang pada akhir masa
remaja dapat mencapai pertumbuhan normal. 6
Oleh karena itu dengan satu atau dua kali pengukuran, kita hanya dapat
menyebutkan bahwa ia berperawakan pendek atau normal, namun belum dapat
menyimpulkan status pertumbuhannya. 6
Untuk menyimpulkan status pertumbuhan seorang anak harus dibandingkan
prakiraan tinggi akhir anak tersebut dengan potensi tinggi akhir genetiknya.
Prakiraan tinggi akhir anak dilakukan dengan melanjutkan kurva pertumbuhan anak
tersebut dengan menarik garis lengkung sampai memotong garis umur 19 - 20
tahun sejajar dengan kurva terdekat. 6
Potensi tinggi akhir genetiknya dihitung dari rata-rata tinggi badan kedua
orangtuanya) dengan rumus dibawah ini :
Tabel 1. Potensi tinggi genetik pada masa remaja akhir
Penyebab
primer
antara
lain
kelainan
pertumbuhan
tulang
Kepala
Perhatikan ukuran, bentuk dan simetri kepala. Mikrosefali (lingkar kepala
lebih kecil dari persentil 3) mempunyai korelasi kuat dengan gangguan
perkembangan kognitif sedangkan mikrosefali progresif berkaitan dengan
degenerasi SSP. Makrosefali (lingkar kepala lebih besar dan persentil 97) dapat
disebabkan oleh hidrosefalus, neurofibromatosis dll 6 Makrosefali ini banyak
berhubungan dengan defisit kognitif. 8
Berat otak waktu lahir ialah 350 gram dan menjadi 925 gram pada usia 1
tahun (hampir 3 kali lipat) dan mencapai 90% pada usia sekitar 6 tahun. Jadi
pengukuran lingkar kepala memiliki arti penting terutama sampai usia 2 tahun
karena dalam waktu tersebut terjadi pertumbuhan yang sangat cepat. Waktu lahir
lingkar kepala 37 cm dan pada usia 1 thaun berukuran 47 cm. Pada tahun kedua
bertambah 2-3 cm dan mempunyai ukuran 54-55 cm pada usia 6 tahun. 7
Pertumbuhan kepala selama 5-6 bulan pertama disebabkan oleh pembelahan
sel neuronal yang berkesinambungan. Kemudian, peningkatan ukuran kepala ini
disebabkan oleh karena pertumbuhan sel neuronal dan proliferasi jaringan
penyokongnya. 8
Bentuk kepala yang 'aneh' sering berkaitan dengan sindrom dengan
gangguan tumbuh kembang. Ubun-ubun besar biasanya menutup sebelum 18 bulan
(selambat lambatnya 29 bulan)
Keterlambatan menutup dapat disebabkan
hipotiroidi dan peningkatan tekanan intrakranial (hidrosefalus, perdarahan subdural
atau pseudotumor serebri). 6
Kelainan bagian dan organ tubuh lainnya
Kelainan yang dijumpai pada bagian-bagian tubuh dan atau organ tubuh (terutama
kelainan mayor) harus diwaspadai kemungkinannya disertai sindroma yang
berkaitan dengan gangguan tumbuh kembang anak 6
Monitoring Pertumbuhan
Tanda-tanda tumbuh kembang fisik dapat diamati dengan pertambahan
besar ukuran antropometrik dan gejala/tanda lain pada rambut, gigi geligi, otot kulit
serta jaringan lemaknya, darah dan lain sebagainya.
Ukuran Antropometrik
Dalam prakteknya, ukuran antropometrik yang bermanfaat dan banyak
dipakai ialah berat bada, tinggi/ panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas
dan tebal lipatan kulit. Disamping itu masih ada ukuran antropometrik lain tetapi
10
hanya dipakai untuk keperluan khusus misalnya kelainan bawaan atau menentukan
jenis perawakan (somatotipe). Ukuran khusus tersebut ialah :
- Lingkaran dada, lingkaran perut dan lingkaran leher
- Panjang jarak antara 2 titik tubuh seperti bioakromial untuk leher bahu,
bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala
1.
2.
3.
4.
Berat Badan.
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting,
dipakai pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap
kelompok umur. Merupakan hasil keseluruhan peningkatan jaringanjaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya. Merupakan indikator
tunggal yang terbaik pada waktu ini untuk keadaan gizi dan keadaan tumbuh
kembang. Di Indonesia pengukuran berat badan telah memasyarakat dengan
digunakannya kartu menuju sehat (KMS) untuk monitoring pertumbuhan.7
Tinggi Badan.
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang penting,
keistimewaan adalah nilai tinggi badan meningkat terns, walaupun laju
tumbuh berubah dari pesat pada masa bayi muda kemudian melambat dan
menjadi pesat lagi (growth spurt) pada masa remaja. Selanjutnya melambat
lagi dengan cepatnya kemudian berhenti denagn nilai tinggi maksimal pada
usia 18 - 20 tahun. Tinggi badan hanya menyusut pada usia lanjut. Oleh
karma itu nilai tinggi dipakai untuk dasar perbandingan terhadap perubahanperubahan relatif seperti nilai berat dan lingkaran lengan atas. Peningkatan
nilai rata-rata tinggi orang dewasa suatu bangsa merupakan salah satu
indikator peningkatan kesejahteraan/kemakmuran, jika potensi genetik
belum mencapai secara maksimal.7
Lingkaran Kepala.
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk
menaksir pertumbuhan otak. Laju tumbuh pesat pada enam bulan pertama
bayi, dari 35 cm saat lahir menjadi 43 cm pada 6 bulan. Laju tumbuh
kemudian berkurang, hanya 46,5 cm pada usia 1 tahun dan 49 cm pada usia
2 tahun. Selanjutnya berkurang menjadi drastis hanya bertambah 1 cm
sampai usia 3 tahun dan bertambah lagi kira-kira 5 cm sampai usia
remaja/dewasa. Oleh karma itu manfaat pengukuran lingkaran kepala
terbatas sampai usia 3 tahun, kecuali bila diperlukan seperti pada kasus
hidrosefalus.7
Lingkaran Lengan Atas.
Lingkaran lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan
lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh
11
5.
Kesimpulan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti
sebagian atau keseluruhan. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen kesehatan
anak yang sangat penting karena berbagai permasalahan yang mencakup domain
fisiologi, interpersonal dan sosial dapat mempengaruhi pertumbuhan anak
Penilaian pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan tata cara klinis dan
antropometri. Penilaian pertumbuhan juga merupakan prasarana pendukung dalam
menegakkan diagnosis, penentuan dosis obat dan prognosis perjalanan penyakit
pada anak. Keterbatasan antropometri ialah tidak adanya baku antropometri lengkap
mencakup rentang usia 0-18 tahun.
12
Daftar Pustaka
1. Samsudin, Soedibjo S. Penilaian Keadaan Gizi dan Pertumbuhan : Cara,
Kegunaan dan Keterbatasan. Dalam : Samsudin, Nasar SS, Sjarif DR,
penyunting. Naskah lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu
Kesehatan Anak XXXV. Jakarta 11-12 Agustus 1995.h.149-58
2. Rogol AD, Clark PA, Roemmich JN. Growth and Pubertal Development in
Children and Adolescents : Effects of Diet and Physical Activity. Am J Clin
Nutr 2000;72(Suppl 1):521S-8S
3. Garza C, De Onis M. A New International Growth Reference for Young
Children. Am J Clin Nutr 1999;70(Suppl 1):169S71S
4. Needlman RD. Growth and Development. Dalam : Behrman RE, Kliegman
RM, Jenson HB, penyunting. Nelsons Textbook of Pediatric. Edisi ke 14.
Philadelphia : WB Saunders.2004.h.58-62
5. Tanuwidjaya S. Konsep Umum Tumbuh dan Kembang. Dalam : Narendra
MB, Sularyo TS, Soetjiningsih,Suyitno H, Ranuh IGNG, penyunting.
Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Edisi pertama. Jakarta: Sagung Seto
2002.h.1-12
6. Soedjatmiko. Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita. Sari
Pediatri 2001;3(3):175-88
7. Suyitno H, Narendra MB. Petumbuhan Fisik Anak. Dalam : Narendra MB,
Sularyo TS, Soetjiningsih,Suyitno H, Ranuh IGNG, penyunting. Tumbuh
Kembang Anak dan Remaja. Edisi pertama. Jakarta: Sagung Seto
2002.h.51-62
8. Johnson CP, Blasco PA. Infanth Growth and Development. Pediatrics in
Review 1997;18(7):224-42
13