Professional Documents
Culture Documents
b. Data tanah
-
Meliputi data morfologi, fisik dan kimia tanah ( dapat diperoleh dari laporan survei
tanah ).
c. Data tanah
-
Meliputi data morfologi, fisik dan kimia tanah ( dapat diperoleh dari laporan survei
tanah ).
1
dalam
evaluasi. Aturan tersebut disusun dan ditetapkan menjadi suatu sistim evaluasi lahan.
Sistim yang ditetapkan merupakan kesepakatan tentang kaidah yang akan dipakai dalam
evaluasi lahan. Kaidah-kaidah tersebut dapat dirubah, akan tetapi harus didasarkan pada
alasan-alasan yang tepat dan disepakati oleh para pakar evaluasi lahan yang dapat berasal
dari beberapa disiplin ilmu seperti : perencana pertanian, ahli tanah, ahli agronomi, dan
lain-lain.
Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Klasifikasi kesesuaian lahan yang digunakan pada dasarnya mengacu pada metode
FAO (1976),
sampai tingkat
subkelas.
Ordo
Ordo S
Ordo N
Kelas
Ada 3 kelas dari ordo tanah yang sesuai dan 2 kelas untuk ordo tidak sesuai.
Kelas S1
: Sangat sesuai
Kelas S2
: Cukup sesuai
Kelas S3
: Sesuai marginal
Kelas N1
Kelas N2
Subkelas
Contoh
Unit
Tabel 1. Contoh Jenis-jenis Parameter (kualitas lahan dan karakteristik lahan) Yang
Dinilai Dalam Evaluasi Lahan
No.
1.
2.
Kualitas Lahan
Regim suhu
Ketersediaan air
3.
Media perakaran
4.
Retensi hara
5.
Ketersediaan hara
6.
Bahaya Banjir
7.
8.
Kegaraman
Kondisi medan
Karakteristik Lahan
- Suhu rata-rata tahunan
- Curah hujan rata-rata tahunan
- Bulan kering ( < 75 mm )
- Drainase
- Tekstur
- Kedalaman tanah efektif
- KTK
- pH
- C-organik
- N-total
- P2O5 tersedia
- K2O tersedia
- periode
- frekuensi
- daya hantar listrik ( DHL )
- Kemiringan lahan
- Batu di permukaan lahan
- Singkapan batuan
2.
Data : merupakan data tapak ( site ), atau rata-rata dari satuan peta atau blok lahan.
3.
4.
5.
6.
Tingkat pengelolaan tanah (input): dibedakan atas rendah, sedang dan tinggi.
Dijelaskan kriteria masing-masing tingkat dan usaha perbaikan yang dapat
dilakukan untuk mencapai kesesuaian lahan potensial.
7.
Aspek ekonomi : hanya dipertimbangkan secara garis besar: termasuk dalam aspek
ekonomi adalah faktor pemasaran, nilai input-output, serta keuntungan bersih.
Dengan suatu teknologi, lahan yang secara alami mempunyai kelas kesesuaian
lahan saat ini atau yang rendah ( kesesuaian lahan aktual ) dapat diperbaiki menjadi kelas
kesesuaian lahan yang lebih tinggi ( kesesuaian lahan potential). Namun demikian tidak
semua kualitas atau karakteristik lahan dapat diperbaiki dengan teknologi yang ada pada
saat ini, atau diperlukan tingkat pengelolaan yang tinggi untuk dapat memperbaikinya. Pada
Tabel 2 disajikan jenis-jenis usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan untuk dapat
memperbaiki beberapa kualitas/karakteristik lahan.
Prinsip dasar dalam penentuan kelas kesesuaian lahan adalah menggunakan
hukum minimum. Yang artinya bahwa faktor kualitas / karakteristik lahan yang merupakan
faktor pembatas yang mempunyai rating tertinggi merupakan penentu kelas kesesuaian
lahan yang dievaluasi.
Tabel 2. Jenis usaha perbaikan kualitas / karakteristik lahan aktual untuk menjadi potensial
menurut tingkat pengelolaannya
Jenis Kualitas / Karakteristik Lahan
Tingkat
Pengelolaan/input
- Curah hujan
3. Kondisi Media perakaran ( r )
- Drainase
-
Tekstur tanah
Kedalaman tanah efektif
4. Retensi Hara ( f )
- KTK
pH
C - organik
Fasilitas irigasi/pengairan
(I)
Fasilitas irigasi/pengairan
(I)
P2O5 tersedia
K2O tersedia
6. Keracunan (x)
- Salinitas/kegaraman
7. Kondisi Medan ( s )
- Lereng
Li
Mi
Li
Mi
Li
Li
(M)
(M)
(M)
(M)
(M)
Pemupukan
Singkapan batuan
( cadas )
8. Bahaya banjir (i)
- Periode
-Hi
Mi
Batu di permukaan
Hi
5. Ketersediaan Hara ( n )
- N total
Hi
Hi
--
Li
Mi
(N)
( N )\
(P)
(P)
Li
Mi
Mi
Hi
Li
Hi
Mi
(S)
--
Frekuensi
Keterangan :
- Li
- Mi
- Hi
: pengelolaan/input rendah, dapat dilakukan petani dengan biaya yang relatif rendah .
: pengelolaan dapat dilaksanakan pada tingkat petani dengann bantuan fasilitas kredit.
: pengelolaan dapat dilaksanakan dengan modal yang relatif besar, perlu bantuan dana pemerintah atau
perisahaan besar atau menengah dengan bantuan kredit jangka panjang
S2
N1
N2
Temperatur (t)
- Rata-rata tahunan
25 28
> 28 - 32
20 - < 25
> 32 - 35
Td
> 35
> 20
12
>2-3
>3-4
Td
1500 - 2500
1500 - 3000
>4
>1
> 4000
< 1250
Baik
Sedang
SL,L,SCL,SiL,
Si,Cl,SiCl
LS, SC,
SiC,C
Agak
terhambat
Str C
Terhambat,
agak cepat
Td
> 100
75 100
50 - < 75
( mm )
Sgt
terhambat,
sgt cepat
Kerikil,
pasir
< 50
Tinggi
5.5-6.5
Rendah
> 7.5 8.5
4.5 5.5
> 1,5
Sedangrendah
6.5-7.55.0
5.0-< 5.5
1,5 0,8
< 0,8
<1
1-3
> 3-4
> 4-6
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
Rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
<8
<3
<2
F0
8-15
3-15
2-10
F1
> 15-45
> 15-40
> 10-25
F2
> 25-45
Td
> 25-40
F3
Si
L
Liat masiv
Sangat rendah
> 8.5
> 4.0
>6
> 45
> 40
> 40
F4
: Debu
: Lempung
: Liat dari tipe 2 : 1 ( vertisols )
Kedalaman tanah untuk penentuan tekstur, KTK, C-Organik, Al, N, P 2O5, K2O disesuaikan dengan zone
perakaran tanaman yang dievaluasi.
Kriteria C oragnik, N, P2O5, dan K2O dapat dilihat pada Lampiran 4.
i
x
s
dan
karakteristik
- Regim suhu
Suhu rata-rata tahunan
- Ketersediaan air
Bulan kering ( < 75 mm )
Curah hujan tahunan
(mm/th)
- Media perakaran
Drainase tanah
Tekstur tanah
Kedalaman efektif (cm)
- Retensi hara
KTK (cmol/kg )
pH
C Organik ( % )
- Ketersediaan hara
N total
P2O5 tersedia
K2O tersedia
- Bahaya banjir
Periode Banjir
Frekuensi
- Kegaraman/ Salinitas
( mm hos/cm )
- Kondisi medan ( Terrain )
Kemiringan lahan
Batu di permukaan
Singkapan batuan ( cadas )
Nilai data
1 bulan
2000
Kelas
kesesuain
lahan aktual
( A)
S1
S1
S1
S1
S1
Agak terhambat
Liat berpasir
125
S3
S2
S1
Rendah
6,1
1.6
S2
S1
S1
Rendah
Tinggi
Sedang
S2
S1
S1
Tidak pernah
S1
S1
26 C
S3
Usaha
perbaikan
Kelas kesesuan
lahan potensial
(I)
(P)
J / Hi
S2
S2
S2
S1
0.5
S1
S1
S1
2%
0%
0%
S1
S1
S1
A=S3r
I= J/Hi
P=S2
Kelas Kesesuaian lahan aktual sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas drainase (r) kesesuian lahan
potensial berubah menjadi kelas kesesuaian lahan cukup sesuai ( S2)
Tanah cukup basah untuk periode yang cukup lama. Produksi tanaman ( kecuali padi )
masih terganggu atau hasil tanaman rata-rata masih lebih rendah daripada tanah yang
berdrainase baik. Daerah berombak sampai bergelombang dengan tanah berporositas
sedang.
-
Drainase baik :
Keadaan drainase tanah yang optimal bagi tanaman pada umumnya, keadaan tanah
cukup basah tetapi tidak sampai mengganggu pertanaman. Karatan masih dijumpai
pada kedalaman tanah lebih besar dari 100 cm.
Drainase cepat :
Tanah mempunyai sifat permiabel yang cepat dan mempunyai kemampuan memegang
air yang rendah. Tidak cocok untuk pertanaman pada umumnya kecuali dengan irigasi.
Umumnya meliputi tanah-tanah berpasir, berkerikil atau berbatu dan sangat porous.
Daerah berlereng terjal. Tanah bebas bercak-bercak yang diakibatkan oleh pembasahan.
Tekstur Tanah
Tekstur adalah perbandingan fraksi pasir, debu dan liat dari massa tanah. Dikenal 12
kelas tekstur tanah dan untuk kepentingan evaluasi lahan ditambahkan dengan kelas kerikil
dan tekstur liat dibagi atas ; liat berstruktur dan liat masif.
Kelas-kelas tekstur yang digunakan dalam evaluasi lahan adalah: kerikil, pasir, pasir
berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung berdebu, debu,
lempung berliat, lempung liat berdeebu, liat berpasir, liat berdebu, liat berstruktur dan liat
masif.
Kedalaman Tanah Efektif
Merupakan kedalaman tanah sampai akar dapat berkembang maksimal. Kedalaman
tanah efektif dibatasi oleh lapisan keras tanah, glei, kerikil/pasir dan sebagainya.
Kapasitas Tukar Kation ( KTK )
KTK merupakan ukuran kemampuan tanah mengadsorpsi kation-kation. KTK
tanah merupakan salah satu penentu tingkat kesuburan tanah. Makin tinggi nilai KTK
tanah, maka makin tinggi pula tingkat kesuburannya ( Kriteria Lihat Lampiran 4 ).
pH Tanah
11
pH tanah merupakan tingkat kemasaman tanah dan merupakan ukuran aktivitas ion
H dalam tanah. pH tanah sangat berpengaruh langsung dan tidak langsung bagi tanaman.
( Kriteria lihat lampiran 4 ) .
Nitrogen Total ( N-Total )
Nitrogen merupakan unsur hara makro yang paling banyak mendapat perhatian. Hal
ini disebabkan karena jumlah / ketersediaan N dalam tanah selalu kritis, sedangkan
kebutuhan tanaman dari tanah akan unsur ini relatif tinggi .
Penetapan N-Total lebih umum digunakan sebagai penduga status N tanah, karena
unsur N sangat mobil sifatnya. Jadi bila digunakan N-tersedia, maka nilainya akan sangat
bervariasi dari waktu ke waktu, sehingga sulit dipergunakan sebagai faktor penduga status
hara N dalam tanah. ( Kriteria lihat lampiran 4 ).
Ketersediaan Fosfat ( P2O5 )
Selain Nitrogen, unsur hara Fosfat juga ketersediaannya relatif selalu kritis dalam
tanah. Ketersediaan Fosfat dalam tanah sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Pada pH rendah
(tanah masam), Fosfat banyak terikat dalam bentuk Al-Fosfat dan atau Fe-Fosfat.
Sedangkan pada tanah ber pH tinggi (alkalis) fosfat terikat sebagai Ca-Fosfat,
Bentuk-bentuk fiksasi Fosfat yang beragam dalam tanah menyebabkan banyaknya
metode analisa P-tersedia. Metode yang dipilih sangat tergantung pada kondisi tanah dan
tanaman. Untuk kepentingan praktis dalam hal survei dan evaluasi lahan ditetapkan metode
Bray untuk tanah masam dan metodee Olsen untuk tanah yang ber pH netral sampai alkalis
( Kriteria lihat lampiran 4 ).
Kalium ( K2O ) tersedia.
Bentuk kalium yang dapat langsung digunakan oleh tanaman adalah bentuk Ktersedia, yaitu unsur Kalium yang terdapat pada kompleks jerapan dan Kalium yang ada
dalam larutan tanah. bentuk K yang masih merupakan penyusun kristal mineral tanah
merupakan bentuk tidak tersedia bagi tanaman tetapi merupakan cadangan hara K yang
nantinya juga tersedia bagi tanaman setelah mengalami proses pelapukan.
Bentuk K dapat tukar berkorelasi nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan lazim
digunakan sebagai penduga ketersediaan Kalium bagi tanaman. ( Kriteria lihat lapiran 4 ).
Salinitas / Kegaraman
Salinitas/kegaraman merupakan
dinyatakan dalam mmhos/cm2.
mmhos / cm
Kriteria Salinitas
Lemah
12
48
Sedang
8 15
Kuat
> 15
Ekstrim
Lereng
Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan daerah dengan bidang
horisontal dinyatakan dalam persen ( 45o sama dengan 100 %)
Penggolongan Lereng adalah sebagai berikut :
Lereng ( % )
Kriteria
03
Datar
38
Berombak
8 15
Bergelombang
15 25
Agak terjal
25 45
Terjal
> 45
Sangat terjal
13
1. < 25 cm
2. 25 50 cm
3. 50 150 cm
4. > 150 cm
Lamanya banjir ( Y ) :
1. < 1 bulan
2. 1 3 bulan
3. 3 6 bulan
4. > 6 bulan
Bahaya banjir diberi simbol Fx.y. , ( dimana X adalah simbol kedalaman dan Y adalah
simbol lamanya banjir ), dibedakan atas :
F0 ( tanpa )
:14
F1 ( ringan )
F2 ( sedang )
F3 ( agak berat )
F4 ( berat )
Sangat
Rendah
< 1.00
N(%)
< 0.10
C/N
P2O5 HCl
( mg/100g )
P2O5 Bray 1
( ppm )
P2O5 Olsen
( ppm )
K2O HCl 25 %
( mg / 100 g )
KTK
( cmol / kg )
Susunan kation :
K ( cmol/kg )
Na ( cmol/kg )
Mg ( cmol/kg )
Ca ( cmol/kg )
Kejenuhan
Basa ( % )
Kejenuhan
Aluminium ( % )
Sangat
Masam
pH H2O
< 4.5
Rendah
Sedang
Tinggi
- 2.01 - 3.00
3.01 - 5.00
- 0.21 - 0.50
0.51 - 0.75
> 0.75
<5
1.00
2.00
0.10
0.20
5 10
Sangat
Tinggi
> 5.00
11 - 15
16 - 25
> 25
< 10
10 - 20
21 - 40
41 - 60
> 60
< 10
10 - 15
16 - 25
26 - 35
> 35
< 10
10 - 25
26 - 45
46 - 60
> 60
< 10
10 - 20
21 - 40
41 - 60
> 60
<5
5 16
17 - 24
25 - 40
> 40
< 0.1
< 0.1
< 0.4
<2
0.1 - 0.2
0.1 - 0.3
0.4 - 1.0
25
0.3 - 0.5
0.4 - 0.7
1.1 - 2.0
6-10
0.6 - 1.0
0.8 - 1.0
2.1 - 8.0
11 - 20
< 20
20 - 35
36 - 50
54 - 70
> 70
( 10
Masam
10 - 20
Agak
masam
21 - 30
Netral
31 - 60
Agak alkalis
> 60
Alkalis
4.5 5.5
5.6 6.5
6.6 7.5
7.6 8.5
> 8.5
> 1.0
> 1.0
> 8.0
> 20
15
DAFTAR PUSTAKA
CSR/FAO Staff, 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1:250.000 Scale Atlas
Format Procedures. Centre for Soil Research, Bogor Indonesia
Djaenuddin,D., Marwan H., Subagyo H. dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis
Evaluasi
Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah. Puslitbangtanak
Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian .Bogor, Indonesia
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2005. Panduan Lengkap Budidaya Kakao.
PT Agromedia Pustaka Jakarta
Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983. Terms of Reference Survai Kapabilitas Tanah.Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor
Landon, J.R., 1984. Booker Tropical Soil Manual.. Booker Agriculture International
Limited. England
16