You are on page 1of 16

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

UNTUK TANAMAN PANGAN


Oleh
Bachrul Ibrahim*
PENDAHULUAN
Evaluasi lahan adalah penilaian tingkat kesesuaian lahan untuk berbagai alternatif
penggunaan seperti : penggunaan untuk pertanian ( kelompok tanaman, tanaman tunggal
misalnya padi, jagung dan sebagainya ), kehutanan, pariwisata ( rekreasi, kemah ), atau
jenis penggunaan lainnya.
Untuk tujuan evaluasi lahan untuk tanaman pangan saat ini dikembangkan sistim
evaluasi lahan yang disesuaikan dengan tujuan evaluasi dengan mempertimbangkan kriteria
persyaratan tumbuh tanaman pangan serta kualitas/karakteristik lahan pada setiap blok
lahan atau satuan peta lainnya. Evaluasi lahan yang disusun diharapkan dapat yang
digunakan sebagai dasar dalam usaha pengembangan dan peningkatan produktivitas
tanaman pangan di suatu lokasi, land system, unit lahan, wilayah.dsbnya
PROSEDUR DAN DATA YANG DIPERLUKAN
Data yang diperlukan untuk evaluasi lahan meliputi data iklim, tanah ( termasuk
relief, lereng, dsb ) dan tanaman.
a. Data iklim meliputi data tentang :
-

Stasiun iklim ( nama, lokasi, elevasi, jenis stasiun ).

Data curah curah, suhu, kelembaban ( rata-rata bulanan, tahunan )

b. Data tanah
-

Meliputi data morfologi, fisik dan kimia tanah ( dapat diperoleh dari laporan survei
tanah ).

c. Data tanah
-

Meliputi data morfologi, fisik dan kimia tanah ( dapat diperoleh dari laporan survei
tanah ).
1

KAIDAH KLASIFIKASI KESESUAIN LAHAN


Kaidah klasifikasi kesesuaian lahan adalah aturan yang harus diikuti

dalam

evaluasi. Aturan tersebut disusun dan ditetapkan menjadi suatu sistim evaluasi lahan.
Sistim yang ditetapkan merupakan kesepakatan tentang kaidah yang akan dipakai dalam
evaluasi lahan. Kaidah-kaidah tersebut dapat dirubah, akan tetapi harus didasarkan pada
alasan-alasan yang tepat dan disepakati oleh para pakar evaluasi lahan yang dapat berasal
dari beberapa disiplin ilmu seperti : perencana pertanian, ahli tanah, ahli agronomi, dan
lain-lain.
Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Klasifikasi kesesuaian lahan yang digunakan pada dasarnya mengacu pada metode
FAO (1976),

dengan menggunakan 4 kategori yaitu; ordo, kelas, subkelas, dan unit.

Selama ini kebanyakan evaluasi kesesuaian lahan dilakukan hanya

sampai tingkat

subkelas.
Ordo

: menunjukkan apakah suatu lahan sesuai atau tidak sesuai untuk


penggunaan tertentu. Dalam hal ini lahan dibedakan kedalam dua ordo :

Ordo S

: Sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu dalam jangka waktu yang


tidak terbatas.

Ordo N
Kelas

: Tidak sesuai digunakan untuk penggunaan tertentu.


: Menunjukkan tingkat kesesuaian dari masing-masing ordo.

Ada 3 kelas dari ordo tanah yang sesuai dan 2 kelas untuk ordo tidak sesuai.
Kelas S1

: Sangat sesuai

Kelas S2

: Cukup sesuai

Kelas S3

: Sesuai marginal

Kelas N1

: Tidak sesuai saat ini

Kelas N2

: Tidak sesuai permanen

Subkelas

: Menunjukkan jenis faktor penghambat pada masing-masing kelas.


Dalam satu subkelas dapat mempunyai lebih dari satu faktor
penghambat; untuk itu penghambat yang paling dominan dituliskan
paling depan.

Contoh

: Subkelas S2r : Kelas S2 dengan faktor penghambat kedalaman tanah


efektif (r)
Sub kelas S2sr : Kelas S2 dengan faktor penghambat utama lereng (s)
dan penghambat lain adalah kedalaman tanah efektif ( r ).

Unit

: Kesesuaian lahan dalam tingkat unit merupakan pembagian lebih lanjut


dari Subkelas berdasar atas besarnya faktor penghambat.
Contoh

: Unit S2s-2 : Subkelas S2s dengan besar faktor penghambat lereng


tingkat ke 2 ( lereng 3- 8 % )

Parameter Yang Dinilai


Pemilihan jenis dan jumlah parameter yang dinilai ditentukan sesuai dengan tingkat
penilaian tanah. Parameter yang dinilai dalam evaluasi lahan adalah kualitas lahan yang
dicerminkan oleh karakteristik lahan yang nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman. Contoh dan jenis parameter yang umum digunakan dalam evaluasi lahan di
sajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Contoh Jenis-jenis Parameter (kualitas lahan dan karakteristik lahan) Yang
Dinilai Dalam Evaluasi Lahan
No.
1.
2.

Kualitas Lahan
Regim suhu
Ketersediaan air

3.

Media perakaran

4.

Retensi hara

5.

Ketersediaan hara

6.

Bahaya Banjir

7.
8.

Kegaraman
Kondisi medan

Karakteristik Lahan
- Suhu rata-rata tahunan
- Curah hujan rata-rata tahunan
- Bulan kering ( < 75 mm )
- Drainase
- Tekstur
- Kedalaman tanah efektif
- KTK
- pH
- C-organik
- N-total
- P2O5 tersedia
- K2O tersedia
- periode
- frekuensi
- daya hantar listrik ( DHL )
- Kemiringan lahan
- Batu di permukaan lahan
- Singkapan batuan

Kualitas lahan adalah kumpulan berbagai sifat-sifat lahan yang berpengaruh


terhadap kesesuaian lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Karakteristik lahan adalah
suatu sifat (attribute) lahan yang dapat diukur atau diduga.
Dalam penyusunan pengharkatan persyaratan tumbuh dan pengelolaan tanaman
perlu diperhatikan azas kelestarian dan kesinambungan pertumbuhan/produksi tanaman dan
lingkungannya. Untuk itu perlu diperhatikan 3 faktor utama, yaitu : persyaratan
tumbuh/ekologi, pengelolaan, dan konservasi lahan.
Asumsi-asumsi
Dalam evaluasi lahan perlu ditetapkan asumsi-asumsi yang menjelaskan tentang
ruang lingkup, kondisi dan tingkat manajemen yang akan diterapkan serta arah dari
evaluasi. Beberapa hal yang perlu dinyatakan dalam asumsi dalam evaluasi lahan antara
lain adalah :
1.

Prosedur evaluasi lahan : secara fisik kualitatif atau lainnya.


4

2.

Data : merupakan data tapak ( site ), atau rata-rata dari satuan peta atau blok lahan.

3.

Kependudukan, sosial budaya : tidak dipertimbangkan dalam evaluasi.

4.

Infrastruktur dan assesibilitas : tidak dipertimbangkan.

5.

Pemilikan tanah : tidak dipertimbangkan

6.

Tingkat pengelolaan tanah (input): dibedakan atas rendah, sedang dan tinggi.
Dijelaskan kriteria masing-masing tingkat dan usaha perbaikan yang dapat
dilakukan untuk mencapai kesesuaian lahan potensial.

7.

Aspek ekonomi : hanya dipertimbangkan secara garis besar: termasuk dalam aspek
ekonomi adalah faktor pemasaran, nilai input-output, serta keuntungan bersih.
Dengan suatu teknologi, lahan yang secara alami mempunyai kelas kesesuaian

lahan saat ini atau yang rendah ( kesesuaian lahan aktual ) dapat diperbaiki menjadi kelas
kesesuaian lahan yang lebih tinggi ( kesesuaian lahan potential). Namun demikian tidak
semua kualitas atau karakteristik lahan dapat diperbaiki dengan teknologi yang ada pada
saat ini, atau diperlukan tingkat pengelolaan yang tinggi untuk dapat memperbaikinya. Pada
Tabel 2 disajikan jenis-jenis usaha perbaikan dan tingkat pengelolaan untuk dapat
memperbaiki beberapa kualitas/karakteristik lahan.
Prinsip dasar dalam penentuan kelas kesesuaian lahan adalah menggunakan
hukum minimum. Yang artinya bahwa faktor kualitas / karakteristik lahan yang merupakan
faktor pembatas yang mempunyai rating tertinggi merupakan penentu kelas kesesuaian
lahan yang dievaluasi.

Tabel 2. Jenis usaha perbaikan kualitas / karakteristik lahan aktual untuk menjadi potensial
menurut tingkat pengelolaannya
Jenis Kualitas / Karakteristik Lahan

Jenis Usaha Perbaikan

Tingkat
Pengelolaan/input

1. Rejim suhu udara ( t )


- Suhu udara rata-rata tahunan
2. Ketersediaan air (w )
- Bulan kering

- Curah hujan
3. Kondisi Media perakaran ( r )
- Drainase
-

Tekstur tanah
Kedalaman tanah efektif

4. Retensi Hara ( f )
- KTK

pH

C - organik

Fasilitas irigasi/pengairan

(I)

Fasilitas irigasi/pengairan

(I)

Perbaikan sistim drainase seperti pembuatan saluran drainase


(J)
Tidak dapat dilakukan perbaikan

P2O5 tersedia

K2O tersedia

6. Keracunan (x)
- Salinitas/kegaraman
7. Kondisi Medan ( s )
- Lereng

Pengapuran tidak ada sumber lokal ( L )

Li
Mi
Li
Mi
Li

Li

Pemupukan untuk kelas lahan S2

(M)

Pemupukan untuk kelas lahan S3/N

(M)

Pemupukan untuk kelas lahan S2

(M)

Pemupukan untuk kelas lahan S3/N

(M)

(M)

- Reklamasi untuk kelas lahan S2/S3


- Reklamasi untuk kelas lahan N

Penambahan bahan organik atau pengapuran ada sumber


lokal ( L )
Penambahan bahan organik atau pengapuran tidak ada
sumber lokal ( L )
Pengapuran ada sumber lokal ( L )

Pemupukan

Singkapan batuan
( cadas )
8. Bahaya banjir (i)
- Periode

Umumnya tidak dapat dilakukan, kecuali pada lapisan padas


lunak dan tipis dengan membongkarnya waktu pengolahah
tanah ( K )

-Hi

Mi

Batu di permukaan

Hi

Penambahan bahan organik/pupuk kandang ada sumber


lokal ( L )
Penambahan bahan organik/pupuk kandang tidak ada
sumber lokal ( L )

5. Ketersediaan Hara ( n )
- N total

Hi
Hi

--

Tidak dapat dilakukan perbaikan

Penanaman tanaman penutup tanah,


Lereng 0 8 %
Pembuatan teras lereng > 8 %

Li
Mi

(N)
( N )\
(P)
(P)

Li
Mi

Mi
Hi
Li
Hi
Mi

Batu disingkirkan , hanya untuk


kelas lahan S2/S3

(S)
--

- Tidak dapat dilakukan perbaikan


Hi

Pembuatan tanggul penahan banjir dan pembuatan saluran


drainase untuk mempercepat pembuangan air

Frekuensi

Keterangan :
- Li
- Mi
- Hi

: pengelolaan/input rendah, dapat dilakukan petani dengan biaya yang relatif rendah .
: pengelolaan dapat dilaksanakan pada tingkat petani dengann bantuan fasilitas kredit.
: pengelolaan dapat dilaksanakan dengan modal yang relatif besar, perlu bantuan dana pemerintah atau
perisahaan besar atau menengah dengan bantuan kredit jangka panjang

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN


Kelas kesesuaian lahan dapat ditentukan dengan cara melakukan pemadanan
( matching ) antara kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan
tumbuh tanaman yang dievaluasi pada tingkat pengelolaan tertentu dengan kualitas /
karakteristik lahan dari masing-masing blok lahan atau masing-masing satuan evaluasi
lahan. Pemadanan ini dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan menggunakan
komputer. Pada Tabel 3 disajikan contoh analisis kelas kesesuaian lahan manual sampai
tingkat Subkelas. Pada lampiran 1 disajikan kriteria klasifikasi kesesuian lahan untuk
tanaman X. Lampiran 2 disajikan contoh analisis atau penilaian kesesuaian lahan untuk
tanaman X. Lampiran 3 disajikan uraian faktor karakteristik/kualitas lahan dan kriterianya.
Lampiran 4 disajikan kriteria penilaian berbagai sifat-sifat kimia/kesuburan tanah.

Lampiran I. Kriteria klasifikasi kesesuian lahan untuk tanaman X.


Kualitas / Karakteristik Lahan
S1

S2

Kelas Kesesuaian Lahan


S3

N1

N2

Temperatur (t)
- Rata-rata tahunan

25 28

> 28 - 32
20 - < 25

> 32 - 35

Td

> 35
> 20

Ketersediaan air (w)


- Bulan kering ( < 75 mm )

12

>2-3

>3-4

Td

- Curah hujan / tahun

1500 - 2500

1500 - 3000

> 3000 -4000


1250 - < 1500

>4
>1
> 4000
< 1250

Baik

Sedang

SL,L,SCL,SiL,
Si,Cl,SiCl

LS, SC,
SiC,C

Agak
terhambat
Str C

Terhambat,
agak cepat
Td

> 100

75 100

50 - < 75

( mm )

Media perakaran (r)


- Drainase tanah
- Tekstur
- Kedalaman efektif (cm)

Sgt
terhambat,
sgt cepat
Kerikil,
pasir
< 50

Retensi hara (f)


- KTK tanah
- pH tanah
- C-organik (%)
Kegaraman (x)
- Salinitas (mmhos/cm)
Hara tersedia (n)
- Total N
- P2O5
- K2O
Terrain (s)
- Lereng (%)
- Batuan permukaan (%)
- Singkapan batuan (%)
Bahaya banjir
(i)
Keterangan :
Td
: Tidak berlaku
S
: Pasir
StrC : Liat berstruktur

Tinggi
5.5-6.5

Rendah
> 7.5 8.5
4.5 5.5

4.0 - < 4.5

> 1,5

Sedangrendah
6.5-7.55.0
5.0-< 5.5
1,5 0,8

< 0,8

<1

1-3

> 3-4

> 4-6

Sedang
Sedang
Sedang

Rendah
Rendah
Rendah

Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah

<8
<3
<2
F0

8-15
3-15
2-10
F1

> 15-45
> 15-40
> 10-25
F2

> 25-45
Td
> 25-40
F3

Si
L
Liat masiv

Sangat rendah
> 8.5
> 4.0
>6
> 45
> 40
> 40
F4

: Debu
: Lempung
: Liat dari tipe 2 : 1 ( vertisols )

Kedalaman tanah untuk penentuan tekstur, KTK, C-Organik, Al, N, P 2O5, K2O disesuaikan dengan zone
perakaran tanaman yang dievaluasi.
Kriteria C oragnik, N, P2O5, dan K2O dapat dilihat pada Lampiran 4.

Lampiran 2. Contoh Penilaian kesesuian lahan untuk tanaman X


Kualitas
lahan
t
w

i
x
s

dan

karakteristik

- Regim suhu
Suhu rata-rata tahunan
- Ketersediaan air
Bulan kering ( < 75 mm )
Curah hujan tahunan
(mm/th)
- Media perakaran
Drainase tanah
Tekstur tanah
Kedalaman efektif (cm)
- Retensi hara
KTK (cmol/kg )
pH
C Organik ( % )
- Ketersediaan hara
N total
P2O5 tersedia
K2O tersedia
- Bahaya banjir
Periode Banjir
Frekuensi
- Kegaraman/ Salinitas
( mm hos/cm )
- Kondisi medan ( Terrain )
Kemiringan lahan
Batu di permukaan
Singkapan batuan ( cadas )

Nilai data

1 bulan
2000

Kelas
kesesuain
lahan aktual
( A)
S1
S1
S1
S1
S1

Agak terhambat
Liat berpasir
125

S3
S2
S1

Rendah
6,1
1.6

S2
S1
S1

Rendah
Tinggi
Sedang

S2
S1
S1

Tidak pernah

S1
S1

26 C

S3

Usaha
perbaikan

Kelas kesesuan
lahan potensial

(I)

(P)

J / Hi

S2

S2

S2

S1
0.5

S1
S1
S1

2%
0%
0%

S1
S1
S1
A=S3r

I= J/Hi

P=S2

Kelas Kesesuaian lahan aktual sesuai marginal (S3) dengan faktor pembatas drainase (r) kesesuian lahan
potensial berubah menjadi kelas kesesuaian lahan cukup sesuai ( S2)

Lampiran 3. Faktor Karakteristik / Kualitas Lahan.


Uraian faktor-faktor karakteristik/kualitas lahan yang diperlukan dalam evaluasi lahan
adalah sebagai berikut :
Temperatur Udara Rata-rata Tahunan
Temperatur udara rata-rata tahunan merupakan komponen iklim uatama yang erat
hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Data temperatur udara
rata-rata tahunan hendaknya berasal dari periode yang cukup panjang ( > 10 tahun ). Hal ini
dimaksudkan agar variasi yang terdapat dari tahun ke tahun dapat tergambarkan, sehingga
diperoleh data rata-rata tahunan yang lebih teliti.
Yang dimaksud dengan bulan kering adalah bulan dengan intensitas curah hujan
kurang dari <75 mm/bulan . Data jumlah cuah hujan kering rata-rata tahunan
menggambarkan panjang periodee tumbuh tanaman. Dengan demikian dapat meramalkan
pola tanam, surplus dan defisit air di suatu daerah.
Curah Hujan Rata-rata Tahunan
Curah hujan rata-rata tahunan memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi
tanaman. Dengan demikian sangat menentukan daya adaptasi tanaman di suatu daerah
seperti halnya dengan temperatur udara, data curah hujan tahunan juga diperoleh dalam
periode kurung waktu yang cukup panjang.
Drainase
Drainase tanah menunjukkan kecepatan meresap/hilangnya air dari tanah, atau
keadaan tanah yang menunjukkan lama dan seringnya jenuh air. Pengertian drainase
meliputi : drainase permukaan, drainase penampang dan permeabilitas.
-

Kelas-kelas drainase tanah adalah sebagai berikut :


Drainase sangat terhambat /sangat buruk :
Tergenang sepanjang waktu, daerah cekungan dengan porositas suatu lapisan tanah
jelek sekali

Drainase terhambat / buruk :


Tanah tergenang untuk beberapa waktu. Daerah datar dan sedikit cekung dengan tanah
berporositas jelek.

Drainase agak terhambat / agak buruk :


Tanah tergenang untuk beberapa waktu, daerah datar atau sedikit melandai, tanah
berporositas agak jelek.

Drainase agak baik :


10

Tanah cukup basah untuk periode yang cukup lama. Produksi tanaman ( kecuali padi )
masih terganggu atau hasil tanaman rata-rata masih lebih rendah daripada tanah yang
berdrainase baik. Daerah berombak sampai bergelombang dengan tanah berporositas
sedang.
-

Drainase baik :
Keadaan drainase tanah yang optimal bagi tanaman pada umumnya, keadaan tanah
cukup basah tetapi tidak sampai mengganggu pertanaman. Karatan masih dijumpai
pada kedalaman tanah lebih besar dari 100 cm.

Drainase agak cepat :


Tanah mempunyai sifat permiabel yang cepat dan tanah mempunyai kemmapuan
memegang air yang rendah. Tanpa irigasi hanya tanaman-tanaman yang resisten dapat
tumbuh dan produksinya rendah. Meliputi tanah-tanah bertekstur pasir dan porous.

Drainase cepat :
Tanah mempunyai sifat permiabel yang cepat dan mempunyai kemampuan memegang
air yang rendah. Tidak cocok untuk pertanaman pada umumnya kecuali dengan irigasi.
Umumnya meliputi tanah-tanah berpasir, berkerikil atau berbatu dan sangat porous.
Daerah berlereng terjal. Tanah bebas bercak-bercak yang diakibatkan oleh pembasahan.

Tekstur Tanah
Tekstur adalah perbandingan fraksi pasir, debu dan liat dari massa tanah. Dikenal 12
kelas tekstur tanah dan untuk kepentingan evaluasi lahan ditambahkan dengan kelas kerikil
dan tekstur liat dibagi atas ; liat berstruktur dan liat masif.
Kelas-kelas tekstur yang digunakan dalam evaluasi lahan adalah: kerikil, pasir, pasir
berlempung, lempung berpasir, lempung, lempung liat berpasir, lempung berdebu, debu,
lempung berliat, lempung liat berdeebu, liat berpasir, liat berdebu, liat berstruktur dan liat
masif.
Kedalaman Tanah Efektif
Merupakan kedalaman tanah sampai akar dapat berkembang maksimal. Kedalaman
tanah efektif dibatasi oleh lapisan keras tanah, glei, kerikil/pasir dan sebagainya.
Kapasitas Tukar Kation ( KTK )
KTK merupakan ukuran kemampuan tanah mengadsorpsi kation-kation. KTK
tanah merupakan salah satu penentu tingkat kesuburan tanah. Makin tinggi nilai KTK
tanah, maka makin tinggi pula tingkat kesuburannya ( Kriteria Lihat Lampiran 4 ).
pH Tanah

11

pH tanah merupakan tingkat kemasaman tanah dan merupakan ukuran aktivitas ion
H dalam tanah. pH tanah sangat berpengaruh langsung dan tidak langsung bagi tanaman.
( Kriteria lihat lampiran 4 ) .
Nitrogen Total ( N-Total )
Nitrogen merupakan unsur hara makro yang paling banyak mendapat perhatian. Hal
ini disebabkan karena jumlah / ketersediaan N dalam tanah selalu kritis, sedangkan
kebutuhan tanaman dari tanah akan unsur ini relatif tinggi .
Penetapan N-Total lebih umum digunakan sebagai penduga status N tanah, karena
unsur N sangat mobil sifatnya. Jadi bila digunakan N-tersedia, maka nilainya akan sangat
bervariasi dari waktu ke waktu, sehingga sulit dipergunakan sebagai faktor penduga status
hara N dalam tanah. ( Kriteria lihat lampiran 4 ).
Ketersediaan Fosfat ( P2O5 )
Selain Nitrogen, unsur hara Fosfat juga ketersediaannya relatif selalu kritis dalam
tanah. Ketersediaan Fosfat dalam tanah sangat dipengaruhi oleh pH tanah. Pada pH rendah
(tanah masam), Fosfat banyak terikat dalam bentuk Al-Fosfat dan atau Fe-Fosfat.
Sedangkan pada tanah ber pH tinggi (alkalis) fosfat terikat sebagai Ca-Fosfat,
Bentuk-bentuk fiksasi Fosfat yang beragam dalam tanah menyebabkan banyaknya
metode analisa P-tersedia. Metode yang dipilih sangat tergantung pada kondisi tanah dan
tanaman. Untuk kepentingan praktis dalam hal survei dan evaluasi lahan ditetapkan metode
Bray untuk tanah masam dan metodee Olsen untuk tanah yang ber pH netral sampai alkalis
( Kriteria lihat lampiran 4 ).
Kalium ( K2O ) tersedia.
Bentuk kalium yang dapat langsung digunakan oleh tanaman adalah bentuk Ktersedia, yaitu unsur Kalium yang terdapat pada kompleks jerapan dan Kalium yang ada
dalam larutan tanah. bentuk K yang masih merupakan penyusun kristal mineral tanah
merupakan bentuk tidak tersedia bagi tanaman tetapi merupakan cadangan hara K yang
nantinya juga tersedia bagi tanaman setelah mengalami proses pelapukan.
Bentuk K dapat tukar berkorelasi nyata terhadap pertumbuhan tanaman dan lazim
digunakan sebagai penduga ketersediaan Kalium bagi tanaman. ( Kriteria lihat lapiran 4 ).
Salinitas / Kegaraman
Salinitas/kegaraman merupakan
dinyatakan dalam mmhos/cm2.

ukuran kadar garam dari larutan tanah yang

Kriteria Salinitas/kegaraman sebagai berikut :


Nilai EC
24

mmhos / cm

Kriteria Salinitas
Lemah
12

48

Sedang

8 15

Kuat

> 15
Ekstrim
Lereng
Lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan daerah dengan bidang
horisontal dinyatakan dalam persen ( 45o sama dengan 100 %)
Penggolongan Lereng adalah sebagai berikut :
Lereng ( % )

Kriteria

03

Datar

38

Berombak

8 15

Bergelombang

15 25

Agak terjal

25 45

Terjal

> 45

Sangat terjal

Batuan Permukaan ( Surface Stonines )


Batuan permukaan merupakan penyebaran batuan lepas di permukaan tanah.
Intensitas penyebaran batuan dapat mengganggu usaha tani, alat mekanisasi dan lain-lain.
Penggolongan batuan dipermukaan sebagai berikut :
- Tanpa Batuan
: Tanpa atau sangat sedikit batuan di permukaan. Penutup batuan <
1,001 %
- Berbatu ringan
: Permukaan tanah cukup berbatu yang mengganggu pengolahan
/penanaman tanaman. Penutupan batuan 0,01 0,1 %, jarak antar
batuan 10 30 meter dengan diameter batu 15 30 cm.
- Berbatu sedang
: Permukaan tanah berbatu yangmengganggu pengolahan/penanaman
tanaman. Penutupan batuan 0,1 3,0 %, jarak antar batuan 1,0 10
meter dengan diameter batu 15 30 cm.
- Sangat berbatu
: Permukaan tanah yang berbatu, praktis penggunaan alat mekanis
tidak dapat dilakukan kecuali dengan alat mekanis ringan atau alat
mekanis tanah (hand tools). Penutupan batuan 3 15 %, jarak
antar batuan 75 160 cm dengan diamter batu 15 30 cm.
- Berbatu melimpah : Permukaan tanah berbatu, yang secara praktis seluruh alat mekanis
tidak dapat dilakukan. Penutupan batuan 15 90 %, jarak antar
batuan kurang dari 75 cm dengan diameter batu 15 sampai 30 cm.

13

Batuan Singkapan ( Rock outcrops ).


Batuan singkapan merupakan batuan induk yang muncul/tersingkap di permukaan
tanah.
Penggolongan batuan singkapan sebagai berikut :
- Tanpa atau sangat sedikit batuan singkapan; tanpa atau sangat sedikit batuan induk
yanag dapat mengganggu pengolahan tanah. Singkapan cadas kurang dari 2 %
- Batuan cadas sedikit : cukup batuan tersingkap yang muncul di permukaan yang
mengganggu pengolahan tanah, tetapi tidak sampai mengganggu pertanaman.
Singkapan cadas berkisar 2 10 % dengan jarak antar cadas di permukaan 35 100
meter.
- Batuan cadas cukup : batuan singkapan cukup membuat pengolahan tanah dan
penanaman tanaman tergganggu. Singkapan cadas berkisar 10 25 %, dengan jarak
antar cadas 10 35 meter.
- Batuan cadas agak berlebih : Jumlah batuan singkapan cukup membuat pengolahan
tanah dan penanaman tanaman tergganggu kecuali alat-alat mekanis kecil/sederhana.
Singkapan cadas berkisar 25 50 % dengan jarak antar cadas 3,5 10 meter.
- Batuan cadas berlebihan P: Jumlah batuan cadas tidak memungkinkan penggunaan alatalat, mekanis, meliputi pula tanah-tanah sangat dangkal yang tidak dapat diolah dengan
alat mekanis. Cadas meliputi 50 90 % dengan jarak antar cadas sekitar 3,5 meter.
- Dominasi cadas : Lebih dari 90 % lahan berupa batuan singkapan/cadas.
Bahaya Banjir
Bahaya banjir ditetapkan sebagai kombinasi pengaruh dari : kedalaman banjir dan lamanya
banjir.
Kedalaman banjir ( X ) :

1. < 25 cm
2. 25 50 cm
3. 50 150 cm
4. > 150 cm

Lamanya banjir ( Y ) :

1. < 1 bulan
2. 1 3 bulan
3. 3 6 bulan
4. > 6 bulan

Bahaya banjir diberi simbol Fx.y. , ( dimana X adalah simbol kedalaman dan Y adalah
simbol lamanya banjir ), dibedakan atas :
F0 ( tanpa )
:14

F1 ( ringan )
F2 ( sedang )
F3 ( agak berat )
F4 ( berat )

: F1.1, F2.1, F3.1


: F1.2, F2.2, F3.2, F4.1
: F1.3, F2.3, F3.3
: F1.4, F2.4, F3.4, F4.2, F4.3, F4.4

Lampiran 4. Kriteria Penilaian Sifat-sifat Kimia Tanah


Sifat Tanah
C(%)

Sangat
Rendah
< 1.00

N(%)

< 0.10

C/N
P2O5 HCl
( mg/100g )
P2O5 Bray 1
( ppm )
P2O5 Olsen
( ppm )
K2O HCl 25 %
( mg / 100 g )
KTK
( cmol / kg )
Susunan kation :
K ( cmol/kg )
Na ( cmol/kg )
Mg ( cmol/kg )
Ca ( cmol/kg )
Kejenuhan
Basa ( % )
Kejenuhan
Aluminium ( % )
Sangat
Masam
pH H2O

< 4.5

Rendah

Sedang

Tinggi

- 2.01 - 3.00

3.01 - 5.00

- 0.21 - 0.50

0.51 - 0.75

> 0.75

<5

1.00
2.00
0.10
0.20
5 10

Sangat
Tinggi
> 5.00

11 - 15

16 - 25

> 25

< 10

10 - 20

21 - 40

41 - 60

> 60

< 10

10 - 15

16 - 25

26 - 35

> 35

< 10

10 - 25

26 - 45

46 - 60

> 60

< 10

10 - 20

21 - 40

41 - 60

> 60

<5

5 16

17 - 24

25 - 40

> 40

< 0.1
< 0.1
< 0.4
<2

0.1 - 0.2
0.1 - 0.3
0.4 - 1.0
25

0.3 - 0.5
0.4 - 0.7
1.1 - 2.0
6-10

0.6 - 1.0
0.8 - 1.0
2.1 - 8.0
11 - 20

< 20

20 - 35

36 - 50

54 - 70

> 70

( 10
Masam

10 - 20
Agak
masam

21 - 30
Netral

31 - 60
Agak alkalis

> 60
Alkalis

4.5 5.5

5.6 6.5

6.6 7.5

7.6 8.5

> 8.5

> 1.0
> 1.0
> 8.0
> 20

15

DAFTAR PUSTAKA
CSR/FAO Staff, 1983. Reconnaissance Land Resource Surveys 1:250.000 Scale Atlas
Format Procedures. Centre for Soil Research, Bogor Indonesia
Djaenuddin,D., Marwan H., Subagyo H. dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis
Evaluasi
Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah. Puslitbangtanak
Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian .Bogor, Indonesia
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2005. Panduan Lengkap Budidaya Kakao.
PT Agromedia Pustaka Jakarta
Staf Pusat Penelitian Tanah, 1983. Terms of Reference Survai Kapabilitas Tanah.Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Bogor
Landon, J.R., 1984. Booker Tropical Soil Manual.. Booker Agriculture International
Limited. England

16

You might also like