Professional Documents
Culture Documents
BAB II
PERENCANAAN RUNWAY,TAXIWAY
DAN APRON
2.1.
STANDAR PERATURAN
Dalam perencanaan landasan pacu (runway), apron dan landasan hubung (taxiway)
digunakan standar peraturan Internasional sebagai berikut:
1.
2. Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 1 Runways, Second Edition, 1984,
ICAO.
3. Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 2 Taxiways, Apron and Holding
Bays, Third Edition, 1991, ICAO.
4. Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 3 Pavements, Second Edition,
1983, ICAO.
5. Advisory Circular AC 150/5320-6D, Airport Pavement Design and Evaluation, FAA.
6. Design Standards for Airport Civil Engineering Facilities in Japan.
7. International Air Transport Association, Airport Development Reference Manual, 8th
Edition. Effective April 1995.
2.2.
PARAMETER PERENCANA
Parameter yang digunakan dalam merencanan kebutuhan fasilitas dan perkerasan
Runway, Taxiway dan Apron adalah :
1. Pergerakkan Jam sibuk
Pergerakkan pesawat pada jam sibuk pada Lapangan Terbang Pulau Panjang
adalah 2 (dua) pesawat dengan jenis pesawat M 50 atau berkapasitas penumpang
40 50 Penumpang.
Bab 2 - 1
2. Pesawat Kritis
Pesawat terbesar atau terkritis direncanakan yang akan beroperasi di Lapangan
Terbang Pulau Panjang adalah pesawat jenis Fokker 50 atau ATR 42 atau Dash 8
dengan kapasitas penumpang 40 -50 penumpang. Tabel 2.1 dibawah ini
menjelaskan karakteristik pesawat tersebut.
Tabel 2.1 Karakteristik Pesawat Kritis
Characteristics
Maximum Take Off Weight
Maximum Landing Weight
Spec Operating Empty Weight
Maximum Fuel Load
Maximum Pay Load
Seating Capacity
Wing Span
Length Overall
Height Overall
Unit
ATR-42 Fokker-50
Dash 8
Lb
Kilograms
Lb
Kilograms
Lb
Kilograms
Lb
Kilograms
Lb
Kilograms
34,725
15,750
33,730
15,300
21,184
9,609
9,921
4,500
10,782
4,891
45,900
20,820
43,500
19,731
27,300
12,383
9,090
4,123
12,700
5,760
36,300
16,465
33,900
15,375
22,600
10,251
All-Economy
50
50
40
Feet-In
Meters
Feet-In
Meters
Feet-In
Meters
88.9
27.05
86-3.5
26.30
24.11
7.586
95.2
29.00
82-8
25.19
28.3
8.60
85
25.91
73
22,25
24.70
7,44
1.950
9,352
4.242
3. Aerodrome Penerbangan
4. Data-data
Temperatur Referensi
: 27.50C
: 1.5 m (MSL)
Slope Kritis
: 0.178 %
:0
5. Nilai CBR
Melihat kondisi dilapangan tanah dipermukaan merupakan pasir padat, dan dari
percobaan laboratorium terhadap beberapa sempel tanah ternyata nilai CBR
Labotarium tidak dapat diperolek karena sempel tanah tersebut tidak dapat
Bab 2 - 2
dilakukan. Oleh karena itu Nilai CBR tanah yang diambil berdasarkan peyelidikan
tanah (Soil Investigation) diasumsikan memiliki nilai CBR sebesar 3%.
2.3.
LANDAS PACU
A. Panjangan landasan
Panjang runway sangat ditentukan oleh beberapa faktor berikut :
Karakteristik critical aircraft yang akan landing atau take-off
Cuaca, terutama angin dan temperatur
Karakteristik runway seperti kondisi permukaan dan slope
Faktor lokasi dari bandar udara, seperti elevasi dari bandar udara yang
berpengaruh pada tekanan udara dan batasan topografi
Berikut ini adalah ketentuan faktor koreksi yang digunakan untuk menghitung
panjang runway:
1. Koreksi akibat elevasi
Panjang runway bertambah sebesar 7 % setiap kenaikan 1000 ft diatas Mean
Sea Level.
2. Koreksi akibat temperatur
Panjang runway bertambah sebesar 1 % setiap kenaikan 10C dari Airport
Reference Temperature (ART). Suhu standar atmosfer pada ketinggian
150 m
adalah 14,0250C.
3. Koreksi akibat slope runway
Panjang runway akan dikoreksi sebesar 10 % untuk setiap 1 % slope runway.
Berikut ini adalah rumus penentuan panjang runway akibat koreksi akibat
elevasi, temperatur dan slope runway :
Panjang Actual Runway = Panjang Runway Referensi x Fe x Ft x Fg
Bab 2 - 3
Dimana :
Fe
= [(0.07 x E) + 1]
Ft
Fg
= [(0.10 x G) + 1]
= Temperatur (0C)
Pada saat ini kondisi eksisting panjang runway 950 m tidak dapat melayani pesawat
yang akan beroperasi yaitu sejenis M50 (F-50, DASH-8, ATR-42) atau sejenis yang
berkapasitas 40 50 penumpang, untuk itu pihak Pemda berencana menambah
panjang runway eksisting dari 950 m menjadi 1400 m.
Perpanjang runway menjadi 1400 m perlu dianalisa apakah panjang runway
tersebut mampu melayani karakteristik jenis pesawat M50 (F-50, DASH-8, ATR-42)
atau sejenis yang berkapasitas 40 50 penumpang.
Adapun analisa dilakukan benrdasarkan data-data karakteristik pesawat tersebut
dengan kondisi Maksimum Take Off Weight dan Maksimum Landing Weight adalah
sebagai berikut :
Perhitungan Panjang Landasan Berdasarkan Pesawat Fokker 50
Temperatur referensi
= 27,5 0C
Slope
= 0.178 %
Ketinggian Bandara
= + 1.5 m (MSL)
Panjang landasan untuk take off dengan MTOW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 890 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway
Bab 2 - 4
Panjang landasan untuk Landing dengan MLW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 1017 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway
Panjang landasan untuk Landing dengan MLW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 908 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway
Bab 2 - 5
Panjang landasan untuk Landing dengan MLW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 1034 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway
Pesawat
Fokker 50
Dash 8
ATR 42
masing-
masing pesawat, dengan karakteristik pesawat sekelas M50 (F-50, DASH-8, ATR42) terlihat pada tabel diatas.
Dari hasil tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa rencana perpanjang landasan
menjadi 1400 m untuk melayani pesawat yang beroperasi sekelas M50 (F-50,
DASH-8, ATR-42) telah memenuhi persyaratan dari karakteristik pesawat tersebut
PT. REKADAYA SENTOSA
Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148
Bab 2 - 6
B. Lebar landasan
Pada kondisi eksisting saat ini pesawat yang beroperasi adalah pesawat Cassa 212
atau TwinOuter/DHC 6 dan sejenisnya dengan aerodrome reference code 2B
dimana menurut ketentuan ICAO, Annex 14, lebar runway yang dibutuhkan adalah
23 m, sehingga dengan lebar runway sekarang 23 m masih kurang mencukupi untuk
melayani pesawat rencana yang akan beroperasi yaitu dengan pesawat tipe M50 (F50, DASH-7, ATR-42) atau sejenis yang berkapasitas 40 50 penumpang. Dengan
mengacu kepada standar ICAO Annex 14 (Aerodrome), maka Lapangan Terbang
Pulau Panjang ini termasuk di dalam Aerodrome Reference Code 3C yang
mempunyai lebar runway yang disyaratkan adalah 30 m.
Oleh karena itu perlu adanya penambahan lebar runway eksisting dari 23 menjadi
30 m (pelebaran runway = 7 m).
Dalam penentuan lebar runway yang dibutuhkan, ditentukan berdasarkan Annex 14,
ICAO, 1999 pada tabel berikut.
Tabel 2.3 Lebar landasan
Code
Number
1*
2*
3
4
Code Letter
A
18 m
23 m
30 m
-
18 m
23 m
30 m
-
23 m
30 m
30 m
45 m
45 m
45 m
45 m
* width of precision approach Landasan should be not less than 30 m where the code
number is 1or2
Sumber : Seminar on Airport Planning Part 1 Dirjen Perhub, JICA Civil Aviation Bureau .
Maka dimensi landas pacu Lapangan terbang Pulau Panjang adalah 1400 m x 30 m.
C. Profil Memanjang
Dengan mengacu kepada standart Icao Annex 14 (Aerodrome) ,maka untuk profil
design panjang landasan terlihat seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.4 Rencana Profil Design
Fasilitas
Runway
Kriteria
First and Last
Slope
Quarter Portion
Memanjang Middle Portion
3C Non Instrument
ICAO Standard
Rencana
0.8 % or less
0.8 % or less
1.5 % or less
1.5 % or less
Bab 2 - 7
Slope Melintang
1.5 % or less
1.5 % or less
Slope Memanjang
1.5 % or less
1.5 % or less
Slope Melintang
1.5 % or less
1.5 % or less
1.0 % or less
0,5%
(existing)
Taxiway
Apron
Maka Profil memanjang untuk sisi Udara direncanakan seperti terlihat pada gambar
2.1 - 2.3 (terlampir) dengan perhitungan persyaratan jarak antar perbedaan slope
adalah :
D I X Y I + I Y Z I x 15,000 m
Dimana :
X1 = 0.098% = 0.00098
YI = -0.178% = -0.00178
Z1 = 0.016% = 0.00016
X2 = -0.178% = -0.00178
Y2 = 0.016% = 0.00016
Z2 = 0.081% = 0.00081
Maka :
D1
D2
Bab 2 - 8
D. Prifil Melintang
Profil melintang untuk landasan pacu adalah 1.5 % , selebar 15 m kekiri dan
kekanan dari as landasan. Untuk profil melintang Bahu Landasan tidak diperlukan
berdasarkan rekomendasi dari Annex 14 Aerodrome Design Manual Part 1 bahwa
Bahu Landasan diperlukan untuk landasan pacu dengan kode D dan E.
Untuk profile melintang Strip Landasan non instrument direncanakan sepanjang 75
m untuk nomer kode 3 dan 4 dengan kemiringan slope antara 1% sampai dengan
2.5%, tergantung keadaan kondisi tanah. Pada tanah timbunan slope melintang strip
landasan maksimum 1 % sedangakan untuk tanah galian sebesar 1%.
DESKRIPSI
F-50
ATR 42
Dash 8
Length
Wingspan
Height
Wheelbase
Outer Main Gear
25,25 m
29,00 m
8,32 m
9,70 m
7,20 m
22,67 m
24,57 m
7,59 m
8,78 m
8,10 m
22,25 m
25,9 m
7,44 m
7,95 m
Berdasarkan Tabel 2.5 Dimensi Pesawat dapat dilihat bahwa dimensi tail Pesawat F-50
lebih besar daripada ATR 42 dan F-50, terkecuali pada jarak Main Gearnya. Dengan
mengetahui dimensi dari pesawat-pesawat tersebut maka dapat ditentukan lebar
taxiway yang akan direncanakan sesuai dengan Annex 14, ICAO, 1999 yang terlihat
pada Tabel 2.6 berikut ini.
Kode
Huruf
A
B
Lebar Taxiway
7,5 m
10,5 m
15 m
C
18 m
D
18 m
Keterangan
22,67 m
24,57 m
Jika digunakan oleh pesawat dengan
Wheelbase kurang dari 18 m
Jika digunakan oleh pesawat dengan
Wheelbase sama dengan atau lebih dari 18
m
Jika digunakan oleh pesawat dengan
bentang Outer Main Gear kurang dari 9 m
Bab 2 - 9
23 m
E
F
23 m
25 m
Berdasarkan Tabel 2.6 Ketentuan Untuk Lebar Taxiway maka didapatkan lebar Taxiway
adalah sebesar 15 m (wheelbase pesawat rencana kurang dari 18 m).
Perhitungan panjang taxiway
Jarak as R/W ke terminal :
= R/W Strip + {(1:7) x tinggi ekor pesawat} + panjang pesawat + GSE
= 75 + 58.24 + 25.25
= 158.49 m 160 m
Kedalaman Apron
Panjang taxiway
2.3.3 APRON
Berdasarkan rencana jumlah pergerakkan jam sibuk, maka dimensi apron sebagai
berikut :
Kedalaman Apron
Bab 2 - 10
Perhitungan lebar Apron untuk tahapan berdasarkan prakiraan angkutan udara pada
jam-jam sibuk didapat melalui cara perhitungan AutoCAD dengan memasukkan dimensi
atau spesifikasi dari pesawat yang direncanakan.
Berikut ini adalah kebutuhan dari Apron rencana (Gambar 2.5).
Lebar Apron = 4.5+30.75+7.5+30.75+4.5= 78 m
Untuk tahap pengembangan direncanakan tata letak dan dimensi apron dengan panjang
keseluruhan menjadi 78 m x 70 m yang dapat menampung komposisi pesawat pada jam
sibuk :
2 kategori pesawat Fokker 50/sejenis
Taxiway width ( X)
: 90
: 15 m
Bab 2 - 11
: 9.70 m
: 7.20 m
Safety margin ( M )
Ratio R/ d
= 20 %
max
= R ( max + T/2 +M )
= 24.24 (2 + 7.20/2 + 3)
= 15.64 m
( L1- L2 )
( 28 9 )
19 m
9m
19 9,70
9.30 m
F 50
MTOW
45,500 Lb/20,639 Kg
Bab 2 - 12
3%
1200
Berdasarkan grafik Flexible Pavement Design Curves For Critical Areas Dual Wheel
(lampiran 6-07) diperoleh tebal seluruh perkerasan sebesar 26.19 inchi atau 66.52 cm
dibulatkan menjadi 67 cm, dan tebal Surface sebesar 4 inchi atau 10.16 cm dibulatkan
menjadi 10 cm.
Berdasarkan grafik Minimum Base Course Thickness Requirement (lampiran 6-08)
diperoleh tebal minimum Base Course sebesar 6 inchi atau 15.24 cm dibulatkan menjadi
15 cm (gambar 2.8).
Maka tebal Sub Base Course = Tebal Total ( Tebal Surface + Tebal Base Course)
= 67 cm ( 10 + 15 )
= 42 cm , digunakan ketebalan 20 cm
Tabel 2.7 Recommemded equivalency factor range stabilized sub base
Material
Bimuminous Surface Course
Bimuminous Base Course
Cold Laid Bimuminous Base Course
Mixed in-place Base Course
Cement Treated Base Course
Soil Cement Base Course
Crushed Aggregate Base Course
Gravel Sub Base Course
Sumber: Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 3 Pavements, Second Edition,
1983, ICAO
Material
Bimuminous Surface Course
Bimuminous Base Course
Cold Laid Bimuminous Base
Course
Mixed in-place Base Course
Cement Treated Base Course
Soil Cement Base Course
Crushed Aggregate Base Course
Sub Base Course
Sumber: Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 3 Pavements, Second Edition,
1983, ICAO
Bab 2 - 13
cm ( overlay )
5 x 1.0
cm ( overlay )
5 x 1.0
cm ( overlay )
5 x 2.0
10
cm
Base Course
10
cm
10 x 2.0
20
cm
15 x 1.0
15
cm
Tebal perkerasan ekivalen adalah 70 cm, maka tebal perkerasan ekivalen memenuhi
syarat yaitu 70 67.
Ketebalan yang didapat adalah sebesar 70 cm masih berarti lebih besar dibandingkan
dengan tebal ekivalen yang disyaratkan sebesar 70 cm. Dengan demikian di perlukan
ketebalan overlay sebesar 15 cm pada ruas perpanjangan.
Bab 2 - 14