You are on page 1of 14

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan

Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

BAB II
PERENCANAAN RUNWAY,TAXIWAY
DAN APRON
2.1.

STANDAR PERATURAN
Dalam perencanaan landasan pacu (runway), apron dan landasan hubung (taxiway)
digunakan standar peraturan Internasional sebagai berikut:
1.

International Standards and Recommended Practices, Aerodromes, Annex 14,


Volume I Aerodrome Design and Operations, Second Edition, July 1999,
International Civil Aviation Organization (ICAO).

2. Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 1 Runways, Second Edition, 1984,
ICAO.
3. Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 2 Taxiways, Apron and Holding
Bays, Third Edition, 1991, ICAO.
4. Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 3 Pavements, Second Edition,
1983, ICAO.
5. Advisory Circular AC 150/5320-6D, Airport Pavement Design and Evaluation, FAA.
6. Design Standards for Airport Civil Engineering Facilities in Japan.
7. International Air Transport Association, Airport Development Reference Manual, 8th
Edition. Effective April 1995.

2.2.

PARAMETER PERENCANA
Parameter yang digunakan dalam merencanan kebutuhan fasilitas dan perkerasan
Runway, Taxiway dan Apron adalah :
1. Pergerakkan Jam sibuk
Pergerakkan pesawat pada jam sibuk pada Lapangan Terbang Pulau Panjang
adalah 2 (dua) pesawat dengan jenis pesawat M 50 atau berkapasitas penumpang
40 50 Penumpang.

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 1

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

2. Pesawat Kritis
Pesawat terbesar atau terkritis direncanakan yang akan beroperasi di Lapangan
Terbang Pulau Panjang adalah pesawat jenis Fokker 50 atau ATR 42 atau Dash 8
dengan kapasitas penumpang 40 -50 penumpang. Tabel 2.1 dibawah ini
menjelaskan karakteristik pesawat tersebut.
Tabel 2.1 Karakteristik Pesawat Kritis

Characteristics
Maximum Take Off Weight
Maximum Landing Weight
Spec Operating Empty Weight
Maximum Fuel Load
Maximum Pay Load
Seating Capacity
Wing Span
Length Overall
Height Overall

Unit

ATR-42 Fokker-50

Dash 8

Lb
Kilograms
Lb
Kilograms
Lb
Kilograms
Lb
Kilograms
Lb
Kilograms

34,725
15,750
33,730
15,300
21,184
9,609
9,921
4,500
10,782
4,891

45,900
20,820
43,500
19,731
27,300
12,383
9,090
4,123
12,700
5,760

36,300
16,465
33,900
15,375
22,600
10,251

All-Economy

50

50

40

Feet-In
Meters
Feet-In
Meters
Feet-In
Meters

88.9
27.05
86-3.5
26.30
24.11
7.586

95.2
29.00
82-8
25.19
28.3
8.60

85
25.91
73
22,25
24.70
7,44

1.950
9,352
4.242

3. Aerodrome Penerbangan
4. Data-data

Temperatur Referensi

: 27.50C

Elevasi Lapangan Terbang

: 1.5 m (MSL)

Slope Kritis

: 0.178 %

Komponen Angin (asumsi)

:0

5. Nilai CBR
Melihat kondisi dilapangan tanah dipermukaan merupakan pasir padat, dan dari
percobaan laboratorium terhadap beberapa sempel tanah ternyata nilai CBR
Labotarium tidak dapat diperolek karena sempel tanah tersebut tidak dapat

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 2

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

dilakukan. Oleh karena itu Nilai CBR tanah yang diambil berdasarkan peyelidikan
tanah (Soil Investigation) diasumsikan memiliki nilai CBR sebesar 3%.

2.3.

PERHITUNGAN DAN ANALISA


2.3.1

LANDAS PACU

A. Panjangan landasan
Panjang runway sangat ditentukan oleh beberapa faktor berikut :
Karakteristik critical aircraft yang akan landing atau take-off
Cuaca, terutama angin dan temperatur
Karakteristik runway seperti kondisi permukaan dan slope
Faktor lokasi dari bandar udara, seperti elevasi dari bandar udara yang
berpengaruh pada tekanan udara dan batasan topografi
Berikut ini adalah ketentuan faktor koreksi yang digunakan untuk menghitung
panjang runway:
1. Koreksi akibat elevasi
Panjang runway bertambah sebesar 7 % setiap kenaikan 1000 ft diatas Mean
Sea Level.
2. Koreksi akibat temperatur
Panjang runway bertambah sebesar 1 % setiap kenaikan 10C dari Airport
Reference Temperature (ART). Suhu standar atmosfer pada ketinggian

150 m

adalah 14,0250C.
3. Koreksi akibat slope runway
Panjang runway akan dikoreksi sebesar 10 % untuk setiap 1 % slope runway.
Berikut ini adalah rumus penentuan panjang runway akibat koreksi akibat
elevasi, temperatur dan slope runway :
Panjang Actual Runway = Panjang Runway Referensi x Fe x Ft x Fg

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 3

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

Dimana :
Fe

= [(0.07 x E) + 1]

Ft

= [[0.01 x {T(oC) (15 (oC) 0.0065 x E)}] + 1]

Fg

= [(0.10 x G) + 1]

= Elevasi Bandar Udara (MSL meter)

= Temperatur (0C)

= Gradient (Slope rata-rata runway - %)

Pada saat ini kondisi eksisting panjang runway 950 m tidak dapat melayani pesawat
yang akan beroperasi yaitu sejenis M50 (F-50, DASH-8, ATR-42) atau sejenis yang
berkapasitas 40 50 penumpang, untuk itu pihak Pemda berencana menambah
panjang runway eksisting dari 950 m menjadi 1400 m.
Perpanjang runway menjadi 1400 m perlu dianalisa apakah panjang runway
tersebut mampu melayani karakteristik jenis pesawat M50 (F-50, DASH-8, ATR-42)
atau sejenis yang berkapasitas 40 50 penumpang.
Adapun analisa dilakukan benrdasarkan data-data karakteristik pesawat tersebut
dengan kondisi Maksimum Take Off Weight dan Maksimum Landing Weight adalah
sebagai berikut :
Perhitungan Panjang Landasan Berdasarkan Pesawat Fokker 50
Temperatur referensi

= 27,5 0C

Slope

= 0.178 %

Ketinggian Bandara

= + 1.5 m (MSL)

Panjang landasan untuk take off dengan MTOW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 890 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway

= 890 x 1,0035 x 1,1250975 x 1,01780


= 1019, 517 m 1050 m

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 4

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

Panjang landasan untuk Landing dengan MLW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 1017 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway

= 1017 x 1,0035 x 1,1250975 x 1,01780


= 1164, 999 m 1200 m

Perhitungan Panjang Landasan Berdasarkan Pesawat Dash 8


Panjang landasan untuk take off dengan MTOW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 960 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway

= 960 x 1,0035 x 1,1250975 x 1,01780


= 1099, 704 m 1100 m

Panjang landasan untuk Landing dengan MLW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 908 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway

= 908 x 1,0035 x 1,1250975 x 1,01780


= 1040, 137 m 1050 m

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 5

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

Perhitungan Panjang Landasan Berdasarkan Pesawat ATR 42


Panjang landasan untuk take off dengan MTOW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 1090 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway

= 1090 x 1,0035 x 1,1250975 x 1,01780


= 1248, 622 m 1250 m

Panjang landasan untuk Landing dengan MLW kondisi ISA S/L berdasarkan
referensi Janes aircraft adalah 1034 m, maka panjang landasan akibat koreksi :
Fe = [(0,07 x 1.5/300) + 1]
= 1,00035
Ft = [[0,01 x {27,50C (15 0C - 0.0065 x 1.5}] + 1]
= 1,1250975
Fg = [(0,10 x 0.178) + 1]
= 1,01780
Panjang actual runway

= 1034 x 1,0035 x 1,1250975 x 1,01780


= 1184, 473 m 1200 m
Tabel 2.2 Kebutuhan Panjang Landasan

Pesawat
Fokker 50
Dash 8
ATR 42

Kebutuhan Panjang Landasan


MTOW
MLW
1050 m
1200 m
1100 m
1050 m
1250 m
1200 m

Berdasarkan hasil analisa perhitungan kebutuhan panjang landasan

masing-

masing pesawat, dengan karakteristik pesawat sekelas M50 (F-50, DASH-8, ATR42) terlihat pada tabel diatas.
Dari hasil tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa rencana perpanjang landasan
menjadi 1400 m untuk melayani pesawat yang beroperasi sekelas M50 (F-50,
DASH-8, ATR-42) telah memenuhi persyaratan dari karakteristik pesawat tersebut
PT. REKADAYA SENTOSA
Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 6

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

B. Lebar landasan
Pada kondisi eksisting saat ini pesawat yang beroperasi adalah pesawat Cassa 212
atau TwinOuter/DHC 6 dan sejenisnya dengan aerodrome reference code 2B
dimana menurut ketentuan ICAO, Annex 14, lebar runway yang dibutuhkan adalah
23 m, sehingga dengan lebar runway sekarang 23 m masih kurang mencukupi untuk
melayani pesawat rencana yang akan beroperasi yaitu dengan pesawat tipe M50 (F50, DASH-7, ATR-42) atau sejenis yang berkapasitas 40 50 penumpang. Dengan
mengacu kepada standar ICAO Annex 14 (Aerodrome), maka Lapangan Terbang
Pulau Panjang ini termasuk di dalam Aerodrome Reference Code 3C yang
mempunyai lebar runway yang disyaratkan adalah 30 m.
Oleh karena itu perlu adanya penambahan lebar runway eksisting dari 23 menjadi
30 m (pelebaran runway = 7 m).
Dalam penentuan lebar runway yang dibutuhkan, ditentukan berdasarkan Annex 14,
ICAO, 1999 pada tabel berikut.
Tabel 2.3 Lebar landasan

Code
Number
1*
2*
3
4

Code Letter
A

18 m
23 m
30 m
-

18 m
23 m
30 m
-

23 m
30 m
30 m
45 m

45 m
45 m

45 m

* width of precision approach Landasan should be not less than 30 m where the code
number is 1or2
Sumber : Seminar on Airport Planning Part 1 Dirjen Perhub, JICA Civil Aviation Bureau .

Maka dimensi landas pacu Lapangan terbang Pulau Panjang adalah 1400 m x 30 m.
C. Profil Memanjang
Dengan mengacu kepada standart Icao Annex 14 (Aerodrome) ,maka untuk profil
design panjang landasan terlihat seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.4 Rencana Profil Design

Fasilitas
Runway

Kriteria
First and Last
Slope
Quarter Portion
Memanjang Middle Portion

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

3C Non Instrument
ICAO Standard
Rencana
0.8 % or less

0.8 % or less

1.5 % or less

1.5 % or less
Bab 2 - 7

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

Slope Melintang

1.5 % or less

1.5 % or less

Slope Memanjang

1.5 % or less

1.5 % or less

Slope Melintang

1.5 % or less

1.5 % or less

Slope arah runway

1.0 % or less

0,5%
(existing)

Taxiway

Apron

Sumber : International Standards and Recommended Practices, Aerodromes, Annex 14,


Volume I Aerodrome Design and Operations, Second Edition, July 1995,
International Civil Aviation Organization (ICAO)

Maka Profil memanjang untuk sisi Udara direncanakan seperti terlihat pada gambar
2.1 - 2.3 (terlampir) dengan perhitungan persyaratan jarak antar perbedaan slope
adalah :
D I X Y I + I Y Z I x 15,000 m
Dimana :

X1 = 0.098% = 0.00098
YI = -0.178% = -0.00178
Z1 = 0.016% = 0.00016
X2 = -0.178% = -0.00178
Y2 = 0.016% = 0.00016
Z2 = 0.081% = 0.00081

Maka :
D1

I (0.00098) (-0.00178) I + I (-0.00178) (0.00016) I x 15,000


I (0.00276) I + I (-0.00194) I x 15,000
70.500 m ( memenuhi syarat, 112.239 m 70.500 m )

D2

I (-0.00178) (0.00016) I + I (0.00016) (0.00081) I x 15,000


I (-0.00194) I + I (-0.00065) I x 15,000
38.500 m ( memenuhi syarat, 324.233 m 38.500 m )

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 8

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

D. Prifil Melintang
Profil melintang untuk landasan pacu adalah 1.5 % , selebar 15 m kekiri dan
kekanan dari as landasan. Untuk profil melintang Bahu Landasan tidak diperlukan
berdasarkan rekomendasi dari Annex 14 Aerodrome Design Manual Part 1 bahwa
Bahu Landasan diperlukan untuk landasan pacu dengan kode D dan E.
Untuk profile melintang Strip Landasan non instrument direncanakan sepanjang 75
m untuk nomer kode 3 dan 4 dengan kemiringan slope antara 1% sampai dengan
2.5%, tergantung keadaan kondisi tanah. Pada tanah timbunan slope melintang strip
landasan maksimum 1 % sedangakan untuk tanah galian sebesar 1%.

2.3.2 LANDAS HUBUNG (TAXIWAY)


Tabel 2.5 Dimensi Pesawat

DESKRIPSI

F-50

ATR 42

Dash 8

Length
Wingspan
Height
Wheelbase
Outer Main Gear

25,25 m
29,00 m
8,32 m
9,70 m
7,20 m

22,67 m
24,57 m
7,59 m
8,78 m
8,10 m

22,25 m
25,9 m
7,44 m
7,95 m

Sumber : Janes Aircraft Data 1996-1997

Berdasarkan Tabel 2.5 Dimensi Pesawat dapat dilihat bahwa dimensi tail Pesawat F-50
lebih besar daripada ATR 42 dan F-50, terkecuali pada jarak Main Gearnya. Dengan
mengetahui dimensi dari pesawat-pesawat tersebut maka dapat ditentukan lebar
taxiway yang akan direncanakan sesuai dengan Annex 14, ICAO, 1999 yang terlihat
pada Tabel 2.6 berikut ini.

Tabel 2.6 Lebar taxiway

Kode
Huruf
A
B

Lebar Taxiway
7,5 m
10,5 m
15 m

C
18 m
D

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

18 m

Keterangan
22,67 m
24,57 m
Jika digunakan oleh pesawat dengan
Wheelbase kurang dari 18 m
Jika digunakan oleh pesawat dengan
Wheelbase sama dengan atau lebih dari 18
m
Jika digunakan oleh pesawat dengan
bentang Outer Main Gear kurang dari 9 m
Bab 2 - 9

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

23 m
E
F

23 m
25 m

Laporan Akhir ( Final Report)

Jika digunakan oleh pesawat dengan


bentang Outer Main Gear lebih dari atau
sama dengan 9 m
-

Sumber : Annex 14, Aerodromes, ICAO, 1999

Berdasarkan Tabel 2.6 Ketentuan Untuk Lebar Taxiway maka didapatkan lebar Taxiway
adalah sebesar 15 m (wheelbase pesawat rencana kurang dari 18 m).
Perhitungan panjang taxiway
Jarak as R/W ke terminal :
= R/W Strip + {(1:7) x tinggi ekor pesawat} + panjang pesawat + GSE
= 75 + 58.24 + 25.25
= 158.49 m 160 m
Kedalaman Apron

= 40.5 + 7.5 + 14.5 + 7.5


= 70 m

Panjang taxiway

= jarak as ke terminal { kedalaman apron }


= 160 70
= 90 m

Maka dimensi Landasan Hubung (Taxiway) yang direncanakan adalah 90 m x 15 m


(Gambar 2.4).

2.3.3 APRON
Berdasarkan rencana jumlah pergerakkan jam sibuk, maka dimensi apron sebagai
berikut :
Kedalaman Apron

= 40.5 + 7.5 + 14.5 + 7.5


= 70 m

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 10

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

Perhitungan lebar Apron untuk tahapan berdasarkan prakiraan angkutan udara pada
jam-jam sibuk didapat melalui cara perhitungan AutoCAD dengan memasukkan dimensi
atau spesifikasi dari pesawat yang direncanakan.
Berikut ini adalah kebutuhan dari Apron rencana (Gambar 2.5).
Lebar Apron = 4.5+30.75+7.5+30.75+4.5= 78 m
Untuk tahap pengembangan direncanakan tata letak dan dimensi apron dengan panjang
keseluruhan menjadi 78 m x 70 m yang dapat menampung komposisi pesawat pada jam
sibuk :
2 kategori pesawat Fokker 50/sejenis

2.3.4 TURNING PAD


Turning Pad merupakan salah satu fasilitas yang berada pada kedua ujung landasan,
yang berfungsi sebagai tempat memutar pesawat. Turning Pad direncanakan
berdasarkan jenis pesawat terbesar yang akan mendarat atau tinggal landas di Bandar
Udara/Lapangan Terbang tersebut (Gambar 2.6).
Perencanan Turning Pad didasari dengan data data :
Pesawat rencana adalah sejenis F 50 atau sejenis
Jarak antara roda utama pesawat terluar dengan ujung/tepi perkerasan selama
melakukan putaran harus 4.5 m.
Sudut belok dari ujung hidung pesawat sesuai ketentuan 45 derajat
Berhubung ada penambahan lebar runway menjadi 30 m, maka dimensi over run di
kedua ujung runway menjadi 60 m x 30 m.
2.3.5 ANALISA FILLET

Taxiway change of direction

Taxiway center line radius ( R ) : 24.24 m (steering angle =450)

Taxiway width ( X)

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

: 90

: 15 m

Bab 2 - 11

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

Air craft datum length (d)

: 9.70 m

Air craft Wheel Track ( T )

: 7.20 m

Safety margin ( M )

: 4.5 m (Gambar 1.7)

Ratio R/ d

= 24.24 / 9.70 = 2.5 m

Max deviation (lampiran 6-03)

= 20 %

max

= 0.2 x d = 0.2 x 9,70 = 1.94 m 2 m

Radius of fillet arc R

= R ( max + T/2 +M )
= 24.24 (2 + 7.20/2 + 3)
= 15.64 m

Max deviation tanpa fillet = X/2 ( M + T/2 )


= 15/2 ( 3 + 7.20/2 )
= 0.90 m

Dari lampiran 6-04 equivalen steering angle = 4


Dari lampiran 6-05 didapat nilai steering angle pada akhir dan putaran adalah (90,R/d
= 2.5 m ) = 23
Dari lampiran 6-06 didapat nilai L1 dengan steering angle 4 = 2.83 x d = 27.451 m
28 m m sedangkan nilai L2 dengan steering angle 23
Jarak perbedaan (L3)

( L1- L2 )

( 28 9 )

19 m

Jarak undercarriage center dari L3 =


=

9m

19 9,70
9.30 m

2.3.6 PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON

Pesawat Rencana terbesar

F 50

MTOW

45,500 Lb/20,639 Kg

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 12

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

CBR subgrade design

3%

Equivalen Annual Departure(Dual Wheel)

1200

Berdasarkan grafik Flexible Pavement Design Curves For Critical Areas Dual Wheel
(lampiran 6-07) diperoleh tebal seluruh perkerasan sebesar 26.19 inchi atau 66.52 cm
dibulatkan menjadi 67 cm, dan tebal Surface sebesar 4 inchi atau 10.16 cm dibulatkan
menjadi 10 cm.
Berdasarkan grafik Minimum Base Course Thickness Requirement (lampiran 6-08)
diperoleh tebal minimum Base Course sebesar 6 inchi atau 15.24 cm dibulatkan menjadi
15 cm (gambar 2.8).
Maka tebal Sub Base Course = Tebal Total ( Tebal Surface + Tebal Base Course)
= 67 cm ( 10 + 15 )
= 42 cm , digunakan ketebalan 20 cm
Tabel 2.7 Recommemded equivalency factor range stabilized sub base

Material
Bimuminous Surface Course
Bimuminous Base Course
Cold Laid Bimuminous Base Course
Mixed in-place Base Course
Cement Treated Base Course
Soil Cement Base Course
Crushed Aggregate Base Course
Gravel Sub Base Course

Equivalency Factor Range


1.7 2.3
1.7 2.3
1.5 1.7
1.5 1.7
1.6 2.3
1.5 2.0
1.4 2.0
1.0

Sumber: Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 3 Pavements, Second Edition,
1983, ICAO

Tabel 2.8 Recommemded equivalency factor range stabilized base

Material
Bimuminous Surface Course
Bimuminous Base Course
Cold Laid Bimuminous Base
Course
Mixed in-place Base Course
Cement Treated Base Course
Soil Cement Base Course
Crushed Aggregate Base Course
Sub Base Course

Equivalency Factor Range


1.2 1.6
1.2 1.6
1.0 1.2
1.0 1.2
1.2 1.6
N/A
1.0
N/A

Sumber: Aerodrome Design Manual, Doc. 9157-AN, Part 3 Pavements, Second Edition,
1983, ICAO

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 13

Perencanaan Detail Engineering (DE) Pengembangan


Fasilitas Perhubungan Pulau Panjang

Laporan Akhir ( Final Report)

Pengecekan Tebal Perkerasan Ekivalen : (Syarat tebal ekivalen tebal


requirement)
Mengacu kepada data histories Lapangan Terbang Pulau Panjang, di ketahui data
sebagai mana tercantum dibawah (gambar 2.9) struktur perkerasan eksisting dan
rencana) dan di konversi terhadap nilai ekivalensi sesuai tabel 2.7 dan 2.8 di atas, maka
dapat diketahui kebutuhan ketebalan perkerasan tambahan yang harus diberikan pada
perkerasan eksisting, sebagai mana hasil hitungan berikut :
Surface Course
5 x 1.0

cm ( overlay )

5 x 1.0

cm ( overlay )

5 x 1.0

cm ( overlay )

5 x 2.0

10

cm

Base Course

Sub Base Course


5 x 2.0 =

10

cm

10 x 2.0

20

cm

15 x 1.0

15

cm

Tebal perkerasan ekivalen adalah 70 cm, maka tebal perkerasan ekivalen memenuhi
syarat yaitu 70 67.
Ketebalan yang didapat adalah sebesar 70 cm masih berarti lebih besar dibandingkan
dengan tebal ekivalen yang disyaratkan sebesar 70 cm. Dengan demikian di perlukan
ketebalan overlay sebesar 15 cm pada ruas perpanjangan.

PT. REKADAYA SENTOSA


Perum Pamulang Permai I Blok B-29 No 17,
Pamulang Barat 15417
Telp. 021-7415144 Fax. 021-7415148

Bab 2 - 14

You might also like