Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Prima W. Subagja
41204720109035
1.
Dasar Teori
Asam menurut Arhenius adalah zat yang di dalam air menghasilkan H+ dan
basa adalah zat di dalam air menghasilkan OH-. Kandungan H+/OH- di dalam
larutan dapat ditentukan melalui analisa pH dengan menggunakan pH meter.
Semakin tinggi kandungan H+ dalam larutan maka semakin rendah/kecil nilai pH
yang diperoleh, begitu juga sebaliknya bila kandungan OH- tinggi dalam larutan
maka nilai pH yang diperoleh semakin tinggi.
Menurut bronsted asam adalah suatu spesi yang bias memberikan protonnya
atau kelebihan proton, sedangkan basa adalah spesi yang biasa menerima proton.
Teori
asam-basa
dari
Arrhenius
banyak
digunakan
orang
karena
2.
3.
4.
5.
Reaksi
1. Asam kuat oleh basa kuat
HCl + NaOH
NaCl + H2O
NaCl + H2O
CH3COONa + H2O
NH4Cl + H2O
CH3COONH4 + H2O
Cara Kerja
1. Disiapkan instrument pH meter beserta elektrodanya.
2. Disiapkan larutan baik sebagai titran ataupun sebagai titrat sesuai dengan
pola kurva pH yang akan ditetapkan.
a. CH3COOH + NaOH
b. CH3COOH + NH4OH
Sebelum penitaran
b.
c.
Titik akhir
d.
Data Pengamatan
Normalitas NaOH
: 0.0715 N
Volume NaOH
: 10 ml
: 8.6 ml
NHClxVHCl = NNaOHxVNaO
0.0715 x10
NHCl =
8.6
= 0.0831 N HCl
Indikator
: Fenolftalein
Perubahan Warna
pH
13.74
13.40
12.62
12.38
12.14
11.90
11.52
11.31
11.08
10.73
9.61
9.37
7.55
6.79
Percobaan II
ml HCl
ph
6.00
6.50
6.85
6.90
6.95
7.00
7.20
7.40
7.45
7.55
7.60
6.00
13.90
13.39
12.20
12.09
12.00
11.90
11.50
11.12
10.75
9.38
7.55
6.79
Keterangan
Sebelum TA
Titik Akhir
Sesudah TA
Grafik Percobaan 2. Titrasi basa kuat (NaOH) dengan asam kuat (HCl)
ml Asam Asetat pH
0
1
2
3
4
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
Keterangan
2.95
3.17
4.14
4.52
5.1
5.05 Sebelum TA
5.25
5.34
5.56
5.70
10.44 Titik Akhir
4.7
4.9
5
10.59
11.10
11.28
Sesudah TA
Pembahasan
Saat melakukan penetapan dengan metode titrasi, hal yang harus diperhatikan
adalah penggunaan indikator. Indikator memiliki peranan yang sangat penting, ini
dikarenakan indikator dapat memberitahu keadaan saat titik akhir. Suatu indikator
dapat memberitahu keadaan suatu asam dan basa yang dicampurkan, untuk saling
"menetralkan" satu sama lain. Setiap indikator memiliki range tertentu tergantung
kebutuhan. Untuk titrasi asam-basa kita dapat menggunakan indikator PP
(phenolphtalin), atau untuk lebih lengkapnya bias dilihat pada tabel dibawah ini.
Indikator
Warna Larutan
Asam
Basa
Jarak
Perubahan pH
3.7-4.4
4.2- 6.2
5.0- 8.0
6.8- 8.0
8.2- 10.0
9.3- 10.5
NaCl + H2O
Pada mulanya pH HCl sangat rendah dan meningkat secara perlahan setelah
ditambahkan NaOH, Kurva meningkat drastis saat titik ekvalen.
NaCl + H2O
pH turun dalam jumlah yang sangat sedikit sekali sampai mendekati titik
ekivalen. Kemudian kurva tersebut turun drastic saat titik ekivalen.
CH3COONa + H2O
dengan
pembentukan
larutan
penyangga
yang
mengandung
NH4Cl + H2O
CH3COONH4 + H2O
Larutan bersifat lemah, pada kasus tersebut, titik ekivalen kira-kira terletak
pada pH 7. Sebelum titik ekivalen sama seperti kasus amonia HCl. Setelah
titik ekivalen seperti bagian akhir kurva asam asetat NaOH.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum pola kurva pH titrasi didapatkan titik setara
merah muda seulas (MMS) pada pH yang sangat jauh dengan pH awal dengan
menggunakan indikator phenolphtalin (PP) dan pHmeter. Penentuan nilai-nilai
tersebut dilakukan dengan titrasi netralisasi adapun pola kurva titrasi asidimetrialkalimetri ini pada percobaan kali ini dapat dikatakan kurang berhasil sehingga
menyebabkan pola kurva yang dihasilkan tidak sesuai teori.
Selain dua jenis kesadahan di atas dikenal pula total yaitu penjumlahan
kesadahan umum dan kesadahan carbonate. Air sudah dapat merugikan dalam
kehidupan umum bahkan pada dunia industry. Pada air sadah pemakaian sabun
menjadi tidak efektif karena terjadi pertukaran ion dari Na+ pada sabun dengan
Ca2+ atau Mg2+ pada air sadah mengendap sebagai garam.
2 C17H35COOH + CaSO4
2 C17H35COOCa + H2SO4
Analisa kesadahan air dalam praktikum kali ini ditetapkan dengan metode
titrasi kompleksometri yang berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara
ion Kalsium/Magnesium dengan pereaksi pengkelat Etilen Diamin Tetra Asetat.
Dengan bantuan indicator Eriocrom Black T maka titik akhir titrasi dapat
ditentukan.
Bahan
1. Buret
1. Air Kran
2. Corong
2. Air Sumur
3. Erlenmeyer
3. Buffer pH 10
4. Piala gelas
4. Indikator EBT
5. Pengaduk
5. EDTA
6. pH-meter
7. Pipet ukur
Cara Kerja
1. Diambil 100 ml air kran, ditambah 2 ml buffer pH 10, 2-4 tetes EBT (jika ada
endapan disaring).
2. Dititrasi hingga titik akhir tercapai (terjadi perubahan warna dari merah ke
biru, tetes terakhir harus jelas menunjukkan lenyapnya shade kemerahmerahan yang terakhir). Lakukan minimal duplo.
3. Hitung total kesadahan total air kran dalam ppm.
Data Pengamatan
Penitaran Sampel
Sampel
Air sumur
Air kran
ml sampel
100
100
PERHITUNGAN
Penentuan kesadahan total dalam air
Diketahui [EDTA]
BM CaCO3
= 0,0992 M
= 100.5 mg/mmol
a. Air sumur
Rata-rata vol EDTA = 16,30 + 16,28
2
= 16,29 ml
Berat CaCO3
Berat CaCO3
= 162.40 mg
b. Air Kran
Rata-rata vol EDTA = 0,60 + 0,63
2
= 0,615
Berat CaCO3 = 0,615 ml x 1,00 mg
Berat CaCO3
Berat CaCO3
= 6.1313 mg
= 6.1313 mg
0.1 L
= 61.3130 ppm
Pembahasan
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air,
umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat.
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion
kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain
maupun garam-garambikarbonat dan sulfat. Metode paling sederhana untuk
menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan
menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan
busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara yang lebih kompleks adalah
melalui titrasi. Kesadahan air total dinyatakan dalam satuan ppm berat per
volume (w/v) dari CaCO3.
Dalam air tanah atau air permukaan seperti air sumur terdapat sejumlah
garam kalsium dan atau magnesium terlarut baik dalam bentuk garam klorida atau
sulfat. Demikian pula pada air PDAM yang sering terdapat kalsium terlarut.
Adanya garam-garam ini menyebabkan air menjadi sadah yaitu tidak dapat
menghasilkan busa jika dicampurkan dengan sabun. Ukuran kesadahan air
dinyatakan dalam ppm (satu per sejuta bagian CaCO3). Dikenal tiga macam
kesadahan yaitu kesadahan total, kesadahan tetap dan kesadahan sementara.
Kesadahan ada dua jenis, yaitu (Giwangkara, 2008) :
1. Kesadahan sementara
Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam bikarbonat,
seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan sementara ini dapat / mudah
dieliminir dengan pemanasan (pendidihan), sehingga terbentuk encapan CaCO3
atau MgCO3.
Reaksinya:
Ca(HCO3)2 dipanaskan CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3 (endapan)
Mg(HCO3)2 dipanaskan CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3
(endapan)
2. Kesadahan tetap
Cara paling mudah untuk mengetahui air yang digunakan adalah air sadar
atau bukan yaitu dengan menggunakan sabun. Ketika air yang digunakan adalah
air sadah, maka sabun akan sukar berbuih, Untuk mengetahui jenis kesadahan
air yakni dengan pemanasan. Jika ternyata setelah dilakukan pemanasan, sabun
tetap sukar berbuih, berarti air tersebut adalah air sadah tetap.
Untuk menghilangkan kesadahan sementara ataupun kesadahan tetap
pada air dapat dilakukan dengan menggunakan zeolit. Cukup menyediakan
wadah yang dapat menampung zeolit. Pada dasar wadah sudah dibuat keran. Air
yang akan digunakan dilewatkan pada zeolit terlebih dahulu. Air yang telah
dilewatkan pada zeolit dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga, seperti
mencuci, mandi dan keperluan masak. Zeolit memiliki rumus kimia
Na2(Al2SiO3O10).2H2O atau K2(Al2SiO3O10).2H2O. Zeolit mempunyai struktur
tiga dimensi yang memiliki pori-pori yang dapat dilewati air. Ion Ca2+ dan Mg2+
akan ditukar dengan ion Na+ dan K+ dari zeolit, sehingga air tersebut terbebas
dari kesadahan.
Kesimpulan
Pada praktek menentukan tingkat kesadahan suatu sampel air dengan
menggunakan reaksi pembentukkan ion kompleks. Pada air sumur penentuan
kesadahan tetap didapatkan massa CaCO3 sebesar 162.40 mg dengan nilai ppm
sebesar 1624 ppm. Sedangkan kesadahan total pada air keran didapatkan massa
CaCO3 sebesar 6.313 mg dan nilai ppm CaCO3 sebesar 61.313 ppm. Dengan
konsentrasi EDTA adalah 0.0992 M.
Dasar Teori
Asam yang terkandung dalam buah dapat berbentuk asam askorbat
(vitamin C) juga mengandung asam sitrat. Kandungan asam buah sebagai asam
sitrat dapat ditetapkan dengan metode titrimetri berdasarkan reaksi asam basa.
Dimana asam yang terdapat buah diekstrak dengan metode ekstraksi sederhana
kemudian ditritrasi dengan larutan basa hingga tercapai titik akhir. Indikator
diperlukan dalam pencapaian titik akhir titrasi. Titik akhir didapatkan ketika
terjadi perubahan warna larutan (tergantung dari indicator yang digunakan).
Asidimetri ini dilakukan pada penetapan asam buah pada jeruk. Asam
yang terkandung dalam buah dapat berbentuk asam askorbat (Vitamin C) juga
mengandung asam sitrat. Kandungan asam buah sebagai asam sitrat dapat
ditetapkan dengan metode titrimetri berdasarkan reaksi asam basa. Dimana asam
yang terdapat dalam buah diekstrak dengan metode ekstraksi sedrhana kemudian
dititrasi dengan larutan basa hingga tercapai titik akhir. Indikator diperlukan
dalam pencapaian titik akhir titrasi. Titik akhir didapatkan ketika terjadi
perubahan warna larutan (sesuai dengan indikator yang digunakan.
Reaksi
C6H8O7 + NaOH
C6H7O6Na + H2O
Bahan
Buret 50 ml
Sampel
Erlenmeyer 150 ml
NaOH 0,1 N
Corong
Asam Oksalat
Labu ukur 50 ml
Pipet Volumetrik 5 ml
Indikator Phenolpthalein
Cara Kerja
1. Ditetapkan Normalitas NaOH dengan Asam Oksalat
2. Ditimbang 1-5 garam daging buah, haluskan dengan penggerus , atau parut,dll.
3. Dipindahkan secara kuantitatif ke dalam Erlenmeyer, ditambahkan beberapa
tetes indikator PP
4. Dititrasi dengan NaOH 0.1 N sampai terjadi perubahan warna
5. Dihitung kadar asam buah sebagai % asam sitrat dalam daging buah
Data Pengamatan
Penetapan Normalitas NaOH
Bobot asam oksalat
= 1.0081 gram
No
.
= 10
ml Asam
Oksalat
Normalitas
= 18.85 ml
10
NaOH =
1008 .1 g
63 g .mol 1 x 18 .85 ml x 10
= 0.0849 N
Perhitungan
Molaritas NaOH
= 0.0849 M
= 9.23 ml
= 24.1987 gram
= 5 ml
= 50 ml/5 ml = 10x
9.23 ml 0.0849 N
5 ml
= 0.1567 M
M Asam Sitrat =
M Asam Sitrat
x 5.10 3 L x 10
= 6.22 % b / b
Pembahasan
Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion
hidrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa
untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan
sebagai reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Asidimetri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap
senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam.
Sebaliknya alkalimetri merupakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang
bersifat asam dengan menggunakan baku basa.
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun
dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan
pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam
pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai
senyawa antara dalam siklus asam sitrat, yang penting dalam metabolisme
makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini
juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai
antioksidan. Rumus kimia Asam Sitrat adalah C6H8O7 atau CH2(COOH)COH(COOH)-CH2(COOH), struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya,
asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. Keasaman Asam Sitrat didapatkan
dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika
hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Penggunaan utama Asam
Sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan
minuman, terutama minuman ringan. Kode Asam Sitrat sebagai zat aditif
makanan (E number) adalah E330. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga
digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga.
Kemampuan Asam Sitrat untuk mengikat ion-ion logam menjadikannya berguna
sebagai bahan sabun dan deterjen.
Kesimpulan
Penetapan kadar asam buah dalam jeruk dilakukan dengan metode titrasi
asidi-alkalimetri yaitu metode titrasi yang dilakukan secara langsung dengan
menggunakan larutan NaOH. Analisis data menunjukkan bahwa total asam pada
buah jeruk adalah 6.22 % b/b dalam 24.1987 g daging buah jeruk.
Dasar Teori
Vitamin C adalah vitamin yang mudah larut dalam air, dan dapat
berbentuk sebagai asam L-Askorbat dan L-Dehidroaskorbat. Asam askorbat
(Vitamin C) bersifat pereduksi sehingga dengan adanya I2 maka vitamin C tadi
dapat teroksidasi. Titik akhir terbentuk saat semua vitamin C teroksidasi oleh I2.
Amilum dengan I2 membentuk suatu kompleks berwarna biru yang masih sangat
jelas meskipun konsentrasi I2 di dalam larutan sangat kecil
Reaksi
Bahan
Buah Jeruk
Tablet vitamin C
Larutan I2
Buret Scelbach 50 ml
Indikator Kanji
Pipet Tetes
Air Suling
Statip
Neraca Analitik
Cara Kerja
1. Tetapkan Normalitas I2.
2. Timbang 20 gram daging buah jeruk, haluskan.
3. Tambahkan 100 ml air destilasi dan pindahkan secara kuantitatif ke dalam
erlenmeyer.
4. Tambahkan 1 ml amilum dan titrasi dengan I2 0.01 N.
Lakukan hal yang sama pada Vitamin C tablet yang ada di pasaran sebagai
pembanding
Data Pengamatan
Perhitungan Normalitas Natrium Tiosulfat
Bobot K2Cr2O7
= 0.1284 g
Volume Tio
= 20.0 ml
Bst K2Cr2O7
= 49
N tio
Ntio
= 10 ml
Volume Iod
= 73.35 ml
= (V.N)Tio = (V.N)Iod
N Iod
= (V.N)Tio / VIod
N Iod
= (10 x 0.131)/73.35
N Iod
= 0.0179 N
Perhitungan
Normalitas Iod
: 0.0179 N
: 24.1987 gram
Bobot tablet
: 0.2497 g
Volume Jeruk
: 5 ml
: 50 ml/5 ml = 10x
BM Askorbat
: 88 gram/mol
Vol.
Iod
0.8
ml
0.7
ml
1.4
ml
1.3
ml
Sampel
Jeruk
Tablet
Rata rata
0.75 ml
1.35 ml
Pembahasan
Vitamin C dalam buah-buahan termasuk jeruk secara ilmiah telah terbukti
mampu
melindungi
tubuh
terhadap
serangan
kanker.
Hasil
penelitian
Larutan Baku.
a.
= Aoks + I-
Yod merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat, sehingga hanya zat-zat
yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Indikator yang
digunakan adalah amilum, dengan perubahan dari tak berwarna menjadi biru. Yod
(I2) sebagai zat padat sukar larut dalam air, yaitu hanya sekitar 0,0013 mol/liter
pada 25oC, tetapi sangat mudah larut dalam larutan KI karena membuat ion I3.
Larutan Yod ini tidak stabil. Sehingga standarisasi perlu dilakukan
berulang kali. Pada praktikum ini digunakan larutan Tio Sulfat untuk
membakukan larutan Yod. Ketidakstabilan larutan Yod disebabkan oleh :
1. Penguapan Yod
2.
Reaksi Yod dengan karet, gabus, dan bahan oraganik lain yang
jeruk segar atau dalam bentuk jus, akan meningkatkan kadar folat. Peningkatan
kadar folat akan menurunkan kadar homosistein, resiko penyakit kardioraskolar
juga berkurang.
Kesimpulan
Kadar vitamin C dalam jeruk dan tablet vitamin C dapat ditentukan dengan
titrasi iodometri. Kadar vitamin C yang didapat dalam jeruk sebesar 0.0488 %
dalam 24.1987 g daging buah jeruk dan pada tablet vitamin C sebesar 0.804 %
dalam @ tablet.
Dasar Teori
Dalam praktikum kali ini dilakukan analisis spektrofotometri terhadap larutan KMnO4
dan K2Cr2O7, dimana kedua larutan tadi adalah larutan berwarna, sehingga dalam
analisis sederhana ini tidak ada pereaksi kimia lain yang ditambahkan dengan tujuan
membentuk senyawa supaya berwarna. Terlebih dahulu dicari panjang gelombang
optimum yang mampu menyerap secvara maksimal dari masing-masing larutan tadi.
Setelah diketahui panjang gelombang optimumnya maka dilakukan analisis terhadap
analat (analat merupakan campuran antara KMnO4 dan K2Cr2O7), dengan adanya
kurva standar dari masing-masing larutan maka akan dapat diketahui berapa kadar
masing-masing larutab tadi dalam analat.
Bahan
1. Spektrofotometer
1.
2. Kuvet
3. Labu ukur
2.
4. Pipet Volumetri
Cara Kerja
1.
2.
3.
Pengukuran
Siapkan kuvet.
4.
Data Pengamatan
Penentuan Kurva kalibrasi Untuk Larutan KMnO4
No
1
2
3
4
5
Konsentrasi KMnO4
4.10-5 N
8.10-5 N
1,2.10-4 N
1,6.10-4 N
2.10-4 N
Slope = Y / X
Slope = 4225.0
Penentuan Kurva Kalibrasi untuk Larutan K2Cr2O7
No
1
3
4
5
6
Konsentrasi K2Cr2O7
4.10-5 N
8.10-5 N
1,2.10-4 N
1,6.10-4 N
2.10-4 N
Slope = Y / X
Slope = 4242.5
450 nm
K2Cr2O7
(Abs)
Konsentrasi
0.450
1.06x10-4
550 nm
KMnO4
(Abs)
Konsentrasi
0.450
1.03x10-4
Pembahasan
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau absorbans
suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang. Tujuan percobaan ini adalah
untuk memeriksa keaditifan, panjang gelombang maksimum dan absorbansi
KMnO4 dan K2Cr2O7 dengan melakukan pengukuran terhadap suatu deretan
contoh pada suatu panjang gelombang tunggal. Metode spektrofotometri sinar
tampak (visible) didasarkan pada penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan
berwarna. Percobaan dilakukan dengan mengukur transmitan dari deret standar
sehingga diperoleh grafik antara panjang gelombang dengan absorbansi untuk
menentukan panjang gelombang maksimum.
Spektra UV-Vis telah lama digunakan untuk menentukan karakteristik
gambut. Metode yang seringkali digunakan untuk menentukan karakteristik zat
humus dari gambut adalah metode degradatif, dan non-degradatif, di samping itu
analisis komposisi kimia dan gugus fungsi. Salah satu metode non-degradatif ialah
penggunaan spektrofotometer UV-VIS .
Hasil perhitungan diketahui bahwa panjang gelombang maksimum untuk
KMnO4 525 nm dan untuk K2Cr2O7 395 nm. Panjang gelombang maksimum dapat
diketahui dengan melihat nilai absorbansi maksimum yang terukur pada
spektrofotometer untuk panjang gelombang tertentu. Larutan yang digunakan
sebagai larutan standar adalah larutan KMnO4 dan larutan K2Cr2O7. Masingmasing larutan dengan volume tertentu diencerkan hingga menjadi larutan standar
yang telah ditentukan. KMnO4 diencerkan dengan menambahan H2SO4 yang
berfungsi untuk memberikan suasana asam pada larutan tersebut sehingga tidak
terbentuk zat pengganggu seperti MnO2
Larutan standar dibuat dengan maksud untuk membuat kurva standar atau
kurva kalibrasi. Penetapan panjang gelombang maksimum dilakukan untuk
menetapkan panjang gelombang tertentu yang menyebabkan serapan maksimum.
Pada panjang gelombang tertentu, perubahan serapan untuk setiap satuan
konsentrasi adalah paling besar. Dengan demikian, akan didapatkan kepekaan dan
senditivitas pengukuran yang maksimum.
Kesimpulan
1. Dari hasil praktikum dan membuat kurva kalibrasi standar KMnO4 didapatkan:
Slope
= Y / X
Slope
= 4225.0
Abs Sampel
Konsentrasi
= 0.434
= Abs/ Slope
Slope
= Y / X
Slope
= 4242.5
Abs Sampel
= 0.450
Konsentrasi
= Abs/ Slope
DAFTAR PUSTAKA
Harvey David. 2000. Modern Analytical Chemistry. New York: McGraw-Hill Comp.
Khopkar.1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Lukum, Astin P. 2005. Bahan Ajar Dasar-dasar Kimia Analitik. Gorontalo: UNG.
Teaching,Team . 2005. Modul Praktikum Dasar-dasar Kimia Analitik. Gorontalo:
UNG.
Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Patnaik Pradyot. 2004. Deans Analytical Chemistry Handbook Second Edition. New
York: McGraw-Hill Comp.
Skoog Douglas et al. 2002. Fundamentals of Analytical Chemistry Eight Edition.
Canada: Thomson Learning.
http://id.wikipedia.org/wiki/Titrasi_kompleksometri
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesadahan_air
Bintoro, 2008, Penentuan Kesadahan Sementara dan Kesadahan Permanen,
http://aabin.blogsome.com
Giwangkara, E., 2008,http://persembahanku.wordpress.com/2006/09/29/
mengapa mandi dipantai boros sabun
Indratmoko, S. dan Taufan R.H. (2010). Petunjuk Praktikum Kimia
Farmasi II, Cilacap : STIKES Al-Irsyad Al-Islaimyyah
Anonim.
(2009).
http://dxcommunitypha1.wordpress.com/2009/04/06/praktekkimia-titrasi-asam- basa/
Arrhenius.
(2009).
basa-arrhenius/,
http://belajarkimia.com/2009/01/definisi-asam-
Anonim.(2009).http://pdfdatabase.com/index.php?
q=titrasi+asam+basa+larutan+ kimia
Aisya. (2008). http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/22/titrimetri/
Anonim.(2008). http://lppm.ubaya.ac.id/?d=3&id=135&m=1
Anonim. (2008). http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_sitrat