Professional Documents
Culture Documents
II.
III.
Judul Percobaan
Tujuan Percobaan
SO3
5. basa organik tris (hidroksimetil) aminometana (CH 2OH)3CNH3 biasa disebut TRIS
atau THAM untuk standarisasi asam
6. natrium karbonat (Na2CO3) untuk standarisasi asam kuat
Titrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna indicator atau disebut
dngan titik akhir titrasi. Selain itu dalam titrasi kita perlu mengetahui volume titran
yang diperlukan ketika reaksi tepat sempurna. Saat reaksi tepat sempurna dinamakan
titk ekivalen. Indicator asam-basa adalah suatu asam atau basa lemah yang perubahan
warnanya bergantung pada pH, salah satu indicator asam-basa adalah PP. dalam
asamnya PP tidak bewarna sedangkan dalam bentuk basanya bewarna merah.
HIn
H+
+
InTidak bewarna
merah muda
O
H
O
H
OH +H2O
C
OH
C O
O tidak bewarna
HIn,
C
H2In, tidak bewarna
O
Fenoftalein
OH +H3O+
O-
O +H3O+
In2- merah
OC
Pemilihan indicator asam basa didasarkan pada ketepatan pH ekivalen
O
dengan kemudahan mengamati perubahan warna. Untuk asam lemah , Ph pada titik
ekivalen daiatas 7. Dan fenoftalein merupakan lazim yang digunakan. Untuk basa
lemah, yang memilki ph dibawah 7, indicator yang sering digunakan adalah metal
merah atau meti oranye. Untuk asam dan basa kuat indicator yang sesuai dalah metal
merah, Bromtimol Biru dan Fenoftalein.
Dalam titrasi digambarkan kurva titrasi, kurva ini berguna dalam
menentukan kelayakan suatu titrasi dan memilih indicator yang sesuai. Titrasi asambasa ada beberapa macam, diantaranya adalah:
1. titrasi asam kuat basa kuat
pada saat sam dititrasi, penambahan Ph yang besar pada titik ekivalen cukup
untuk melebarkan rentang dari indicator PP, BTB, dan MM, oleh karena itu
setiap penambahan 1 tetes atau 2 tetes indicator , larutan telah berubah warna
( mencapai titik akhir)
2. Titrasi asam lemah - basa kuat
Kurva untuk asam lemah mulai meningkat dengan cepat saat basa pertama
kali ditambahkan, laju melambat dengan meningkatnya konsentrasi basa
lemah. Larutan tersebut dikatakan sebagai tersangga di daerah ini, dimana
laju peningkatan pH lambat.
Dalam titrasi membutuhkan perhitungan konsentrasi dan normalitas, berikut
ini perthitungannya :
Konsentrasi
M=
gram
Mr x Volume ( dalam liter )
Normalitas
% kadar =
massa zat
massa sampel
IV.
Pro pipet
Corong
Spatula
Gelas kimia 100mL
Gelas Kimia 250mL
2. Bahan
NaOH
H2C2O4
Indikator PP
Cuka pasar
Aquades
3.
V.
Alur kerja
:
1. Standarisasi NaOH dengan Asam oksalat
4.
5.
H2C2O4
6.
- ditimbang + 0,6320 gr
7.
8.
- dimasukkan ke gelas kimia 100mL
9.
- dilarutkan denagan air suling
10.
- dipindahkan ke labu ukur 100mL
11.
Larutan H-2Cdiencerkan
2O4 . H2O sampai tanda batas
12.
NaOH
- dipipet 10mL dengan pro pipet
13.
- digunakan untuk
14.
- dimasukkan ke erlenmeyer 250mL
membilas buret
10mL air suling
15.
16.
- dimasukkan ke buret
3 tetes indicator PP
17.
- digunakan untuk titrasi
18.
- goyang perlahan Erlenmeyer
19.
20.
- hentikan saat PP berubah menjadi
21.
merah muda
22.
23.
24.
25.
Cuka pasar
- dihitung berat jenisnya dengan piknometer
- dipindahkan ke labu ukur 100mL
- diencerkan sampai tanda batas
- dikocok
NaOH
- digunakan untuk
membilas buret
Larutan CH3COOH
- dipipet 10mL dengan pipet ukur
- dimasukkan ke erlenmeyer 250mL
10mL air suling
- dimasukkan ke buret
- digunakan untuk titrasi
3 tetes indicator PP
- goyang perlahan Erlenmeyer
- hentikan saat PP berubah menjadi merah muda
- catat angka pada buret
- ulangi sampai 3x
CH3COONa + H2O
VI.
Data Pengamatan :
a. Pembuatan dan Penentuan (standarisasi) larutan Basa (NaOH)
28.
26.
N
27.
Perlaku
an
31.
32.
0,6320
asil
Peng
amat
an
33.
S
gram asam
erbuk
oksalat
berwar
(H2C2O4.2H2O)
29.
R
eaksi
34.
30.
Ke
simpula
n
35.
na
putih
36.
37.
0,6320
38.
39.
gram asam
arutan
oksalat
asam
+ H2O (l)
(H2C2O4.2H2O)
oksala
dilarutkan
t yang
dalam air
tidak
41.
C2O4 (s)
40.
H
C2O4
(aq)
berwar
na
42.
43.
Diambil
dengan pipet
sebanyak 10mL
44.
51.
berwan
erlenmeyer
250mL + 10 mL
50.
L
tidak
dalam
47.
46.
arutan
dimasukkan
air suling
48.
Ditambah
45.
49.
kan 3 tetes
arutan
indikator
tetap
fenolftalin (tidak
tidak
berwarna)
berwar
na
52.
53.
Dititrasi
54.
55.
H2C2O4
56.
dengan NaOH
etelah
(aq) + 2
(tidak berwarna)
titrasi
NaOH
sampai terjadi
larutan
(aq)
perubahan
menja
Na2C2O4
warna dan
di
(aq) + 2
titrasi
berwar
dihentikan
H2O(l)
na
merah
muda
57.
58.
Dihitung
59.
volume NaOH
V
1
yang digunakan
62.
63.
67.
68.
= 8,5
mL
60.
V
2
= 8,1
mL
61.
V
3
= 8,1
mL
64.
8
65.
Dihitung
[Na
konsentrasi
OH]1 =
NaOH
0,1181 N
69.
[Na
OH]2 =
0,1239 N
66.
70.
[Na
OH]3 =
0,1239 N
71.
Jad
i,
[NaOH]rata rata
0,1219 N
72.
b. Penentuan Kadar CH3COOH dalam cuka pasar KURA-KURA
73.
N
78.
1
75.
74.
P
erlakua
n
79.
asil
Penga
matan
Cu
80.
ka pasar
Ti
81.
82.
85.
86.
kura
Di - m.
Massa
ukur
piknometer :
cuka : 25,8102
berat
19,4590
gram
jenisnya
dengan
piknomet
er 25mL
gram
- m piknometer
cuka : 1,0324
87.
gr/cm3
+ cuka
pasar :
45,3592
gram
88.
3
89.
Di
encerkan
dengan
90.
sampai
volume
100mL
94.
Dit
ambahka
n 3 tetes
(tidak
98.
berwarna)
99.
Dit
92.
96.
97.
L
tidak
berwana
95.
L
arutan
tetap
indikator
fenolftalin
91.
arutan
air suling
93.
Kesimpu
lan
berwarn
kura84.
77.
dak
merk
83.
76.
R
eaksi
tidak
berwarn
a
100.
101.
CH3CO
102.
itrasi
OH(aq)
dengan
NaOH
NaOH(
(tidak
etelah
aq)
berwarna)
titrasi
CH3CO
sampai
larutan
ONa(aq
terjadi
menjadi
)+
perubaha
berwarn
H2O(l)
n warna
a merah
dan
muda
titrasi
dihentika
n
103. 104.
7
Di
hitung
105.
1
114.
V
= 34,7
digunaka
n
113.
mL
106.
yang
109.
= 35,6
volume
NaOH
108.
mL
107.
3
V
= 34,9
mL
110. 111.
8
Di
hitung
konsentr
asi NaOH
112.
[NaOH]1 =
0,4339 N
115.
[NaOH]2 =
0,4229 N
116.
[NaOH]3 =
0,4254 N
117.
rata
118.
[NaOH]rata = 0,4274 N
Jadi,
kadar CH3COOH
menetapkan secara tepat konsentrasi asam atau basa dari suatu larutan, dimana
dalam percobaan ini akan ditentukan (standardisasi) konsentrasi dari larutan basa
yaitu NaOH dengan menggunakan asam oksalat (H2C2O4.2H2O) sebagai baku.
122. Dasar dari titrasi asam basa ini adalah reaksi asam basa atau prinsip
netralisasi larutan analit yang berupa larutan asam yaitu asam oksalat
(H2C2O4.2H2O) dengan titran yang berupa larutan basa yaitu NaOH. Langkah
pertama untuk proses standardisasi larutan NaOH dengan menggunakan asam
oksalat (H2C2O4.2H2O(s)) sebagai baku adalah menimbang asam oksalat berupa
serbuk putih sebanyak 0,6320 gram dalam botol timbang kemudian dimasukkan
dalam gelas kimia 100 mL dan diencerkan dengan air suling 30 mL. Kemudian
diaduk sampai asam oksalat larut dalam air. Lalu dipindahkan ke dalam labu ukur
100 mL dengan menggunakan corong dan ditambah air suling 1 cm sebelum tanda
batas. Selanjutnya ditambah air suling perlahan dengan pipet tetes sampai tanda
batas. Setelah itu dikocok sampai semua asam oksalat (H 2C2O4.2H2O) tercampur
dengan sempurna. Sehingga akan diperoleh larutan asam oksalat (H 2C2O4.2H2O)
yang tidak berwarna.
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250mL. Kemudian ditambah air suling 10mL dan
3 tetes indikator pp. Buret dibilas dan diisi dengan larutan NaOH. Dilihat skala awal
pada buret sebelum dilakukan titrasi. Kemudian dilakukan titrasi terhadap larutan
oksalat sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda.
Pada titrasi yang pertama diperoleh volume NaOH 8,5mL. Titrasi diulang tiga kali.
Volume kedua dan ketiga yang diperoleh yaitu sama-sam 8,1mL. Kemudian dihitung
konsentrasi rata-rata NaOH dan diperoleh 0,1219 N.
125. H2C2O4 (aq) + 2 NaOH (aq) Na2C2O4 (aq) + 2 H2O(l)
126.
Salah satu aplikasi dari titrasi asam basa ini adalah menentukan
kadar CH3COOH dalam cuka pasar. Dimana cuka pasar yang digunakan bermerk
Kura-Kura. Langkah yang dilakukan untuk menentukan kadar CH3COOH dalam
cuka adalah sama dengan langkah pada waktu standardisasi larutan NaOH dengan
menggunakan asam oksalat sebagai baku namun terdapat sedikit perbedaan pada
langkah awal yang dilakukan.
129. Langkah awal yang dilakukan adalah mengukur berat jenis cuka pasar
dengan menggunakan piknometer 25mL. Piknometer kosong ditimbang dengan
menggunakan neraca analitis dan diperoleh berat piknometer kosong sebesar
19,4590 gram. Kemudian mengisi piknometer tersebut dengan cuka pasar sampai
penuh dengan tidak ada gelembung udara di dalamnya lalu piknometer ditutup.
Setelah itu piknometer dan cuka pasar ditimbang dengan menggunakan neraca
analitis dan diperoleh berat piknometer dengan cuka pasar sebesar 45,3592 gram.
Sehingga diperoleh berat jenis untuk cuka pasar adalah sebesar :
(massa piknometer isi) massa piknometer kosong
Volume piknometer
130. =
45,3592 g - 19,4590 g
25 mL
131.
=
g
mL
132.
= 1,0324
133. berdasarkan teori, massa jenis cuka adalah sebesar 0,98 g/mL. Namun pada
percobaan diperoleh massa jenis cuka sebesar 1,0324 gr/mL. Selisih 0,0524 g/mL.
Tetapi hal ini dapat diabaikan karena selisihnya yang sangat kecil. Sehingga massa
jenis cuka yang diperoleh dari percobaan ini sudah mendekati hasil teoritis yang ada.
134. Langkah selanjutnya yaitu 10 mL cuka pasar dipipet dengan
menggunakan pro pipet 10 mL, kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL
dan ditambah air suling sampai 1 cm sebelum tanda batas. Kemudian ditambah air
suling dengan pipet tetes sampai tanda batas. Setelah itu dikocok sampai semua cuka
tercampur dengan sempurna sehingga akan diperoleh larutan cuka pasar encer yang
tidak berwarna.
135. Kemudian larutan cuka encer yang diperoleh diambil sebanyak 10 mL
dengan menggunakan pro pipet 10 mL lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250
mL. Kemudian ditambah 3 tetes indikator phenolphthalein (PP). Larutan yang pada
awalnya tidak berwarna tetap tidak berwarna (tidak mengalami perubahan warna).
136. Setelah itu larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH. Proses
titrasi ini dilakukan sampai terjadi perubahan warna yaitu dari tidak berwarna
menjadi merah muda. Pada titrasi yang pertama diperoleh volume NaOH 35,6mL.
Titrasi diulang tiga kali. Volume kedua yang diperoleh yaitu 34,7mL dan volume
yang ketiga yaitu 34,9mL. Kemudian dihitung konsentrasi rata-rata NaOH dan
diperoleh 0,4274 N. Dihitung kadar CH3COOH dalam cuka pasar dengan
faktor pengenceran 10 diperoleh 9,9341%.
137. CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
138.
VIII. Kesimpulan
139.
:
Dari percobaan titrasi penetralan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan:
1. Normalitas rata-rata NaOH dari hasil standarisasi dengan asam oksalat 0,6320
gram diperoleh sebesar 0,1219 N.
2. Kadar CH3COOH dalam cuka pasar merk Kura-kura dari 10mL sampel
sebesar 9,9341%.
IX.
140.
Tugas dan Jawaban Pertanyaan :
141.
1.
Titrasi Penetralan
Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang sudah
didihkan ?
142. Jawab:
143. Karena NaOH selalu terkontaminasi oleh sejumlah kecil pengotor, diantaranya
adalah Na2CO3 sehingga memakai air yang sudah didihkan saat membuat larutan
1. 1,2 gram sampel NaOH dan Na2CO3 dilarutkan dan dititrasi dengan 0,5 N HCl
dengan indikator PP. Setelah penambahan 30 mL HCl larutan menjadi tidak
berwarna. Kemudian indikator metal jingga ditambahkan dan dititrasi lagi dengan
HCl. Setelah penambahan 5 mL HCl larutan menjadi berwarna. Berapa prosentase
Na2CO3 dan NaOH dalam sampel ?
153. Jawab :
154. Larutan mengandung NaOH dan Na2CO3
155.
156.
I.
II.
165.
Na2CO3
ml)
166.
= 0,5 mmol/ml x 5 ml
167.
= 2,5 mmol
168. m Na2CO3
= 2,5 mmol x 106 mg/mmol = 265 mg = 0,265 g
169. % Na2CO3
= g Na2CO3/ g sampel x 100
170.
= 0,265 g / 1,2 g x 100 = 22,083 %
171. Kadar NaOH
172. Mmol NaOH = M (V1 - V2)
173.
= 0,5mmol/ml (30 ml - 5ml)
174.
= 0,5mmol/ml x 25ml
175.
= 12,5 mmol
176. m NaOH
= 12,5 mmol x 40 mg/mmol = 500 mg = 0,5 g
177. % NaOH
= g NaOH / g sampel x 100 = 0,5 g/1,2 g x 100 = 41,67
%
178.
2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator pp ?
179. Jawab :
180. Perubahan warna indikator pp terjadi pada rentang pH 8,0-9,6 dari tak
X.
berwarna ke merah.
181.
Daftar Pustaka
:
182. Day dan Underwood.1998.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta: Erlangga.
183. Hendayana,Sumar,dkk.2000.Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Terbuka.
184. Ibnu, Sodiq. 2004. Kimia Analitik I. Malang: Universitas Negeri Malang.
185. Tim Penyusun. 2013. Panduan praktikum Kimia Analitik I Dasar-Dasar
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
LAMPIRAN
194.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
Oksalat
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
Cuka pasar
yang digunakan yaitu merk kurakura
218.
219.
Sebelum
dilakukan titrasi larutan tidak
berwarna
220.
221.
222.
223.
224.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
225.
A. Penentuan (Standarisasi) Larutan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat Sebagai Baku.
1. Konsentrasi Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O)
226.
Massa H2C2O4.2H2O = 0,6320 gram
227.
Mr = 126
228.
Volume = 100 mL = 0,1 L
229.
H2C2O4.2H2O 2H+ + C2O42
230.
massa
Mr x Volume
[H2C2O4.2H2O] =
0,6320 gram
126 x 0,1 L
= 0,0502 M
Konsetrasi NaOH :
1,004 = N. 8,5 mL
239.
N = 0,1181 N
241.
M. V. n = N. V2
242.
1,004 = N. 8,1 mL
244.
-
N = 0,1239 N
246.
M. V. n = N. V3
247.
1,004 = N. 8,1 mL
249.
N = 0,1239 N
250.
251.
NNaOH =
0,3659 N
3
252.
B. Penentuan Kadar CH3COOH dalam Cuka Pasar merk Kura-kura
1. Berat jenis Cuka Pasar
253.
Massa piknometer = 19,5490 gram
254.
Massa piknometer + cuka pasar = 45,3592 gram
= 0,1219 N
255.
256.
massa
volume
cuka =
25,8102 gram
25
= 1,0324 gram/cm3
Konsetrasi sampel :
N. 10 mL = 0,1219. 35,6 mL
267.
N. 10 mL = 4,3396
268.
N = 0,4339 N
270.
N. V = N. V2
N. 10 mL = 0,1219. 34,7 mL
271.
272.
N. 10 mL = 4,2299
273.
-
N = 0,4229 N
275.
N. V = N. V3
276.
N. 10 mL = 0,1219. 34,9 mL
277.
N. 10 mL = 4,2543
278.
279.
280.
N = 0,4254 N
Konsentrasi rata-rata sampel :
Nsampel =
281.
3. Kadar CH3COOH dalam Cuka Pasar
282.
N=Mn
283.
N=
massa
Mr x volume
1,2822 N
3
= 0,4274
284.
Massa CH3COOH =
N Mr volume
n
= 0,2564
gram
285.
286.
Kadar CH3COOH =
10 x 100% = 9,9341%
287.
massa asamasetat
x 10 x 100% =
massa sampel
0,2564
25,8102