You are on page 1of 21

I.

II.
III.

Judul Percobaan
Tujuan Percobaan

: Titrasi Penetralan dan Aplikasi


: 1. Membuat dan menentukan standarisasi larutan basa
2. menentukan kadar CH3COOH dalam cuka pasar
Dasar Teori
:
Titrasi asidi-alkalimetri didasarkan pada reaksi asam-basa atau prinsip
netralisasi. Larutan analit yang berupa asam dititrasi dengan titran yang berupa basa
atau sebaliknya. Metode ini cukup luas penggunaanya untuk penetapan kuantitas
analit asam atau basa. Jika HA mewakili asam dan BOH mewakili basa, maka reaksi
antara analit dengan titran dapat dirumuskan secara umum sebagai berikut :
HA + OH A + H2O (analit asam, titran basa)
BOH + H3O+ B+ + 2H2O (analit basa, titran asam)
Titran umumnya berupa larutan standar asam kuat atau basa kuat. Larutan
standar yang digunakan sebagai titran harus diketahui dengan tepat konsentrasinya.
Biasanya, larutan standar dibuat dengan cara melarutkan sejumlah berat tertentu
bahan kimia pada sejumlah tertentu pelarut yang sesuai. Zat kimia yang benar-benar
murni bila ditimbang dengan tepat dan dilarutkan dalam sejumlah tertentu yang sesuai
menghasilkan larutan standar primer. Larutan standar lain yang ditetapkan
konsentrasinya melalui titrasi dengan menggunakan larutan standar primer dikenal
sebagai larutan standar sekunder. Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan
membuat larutan stanar primer harus memenuhi persyaratan berikut ini :
a. Harus tersedia dalam bentuk murni dan jumlah total pengotor atau galat tidak
boleh melebihi 0,01 sampai 0,02%.
b. Substansi tersebut stabil, mudah dikeringkan dan tidak terlalu higroskopis.
c. Mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi.
Pada titrasi asam basa umumnya larutan standar sekunder yang digunakan
untuk titran dibuat dengan cara melarutkan atau mengencerkan, kemudian dititrasi
dengan larutan standar primer untuk menetapkan konsentrasinya secara tepat. Contoh
bahan standar utama adalah:
1. (KHC8H4O4) Kalium hidrogen falat, umumnya dipakai untuk larutan basa.
2. asam sulfamat (HSO3NH2) untuk menstandarisasi basa kuat
3. kalium hidrogen iodat [KH(IO3)2] untuk larutan basa
4. asam sulfosalisilat untuk larutan basa
OH
COOH

SO3
5. basa organik tris (hidroksimetil) aminometana (CH 2OH)3CNH3 biasa disebut TRIS
atau THAM untuk standarisasi asam
6. natrium karbonat (Na2CO3) untuk standarisasi asam kuat
Titrasi dihentikan ketika terjadi perubahan warna indicator atau disebut
dngan titik akhir titrasi. Selain itu dalam titrasi kita perlu mengetahui volume titran
yang diperlukan ketika reaksi tepat sempurna. Saat reaksi tepat sempurna dinamakan
titk ekivalen. Indicator asam-basa adalah suatu asam atau basa lemah yang perubahan
warnanya bergantung pada pH, salah satu indicator asam-basa adalah PP. dalam
asamnya PP tidak bewarna sedangkan dalam bentuk basanya bewarna merah.
HIn

H+
+
InTidak bewarna
merah muda
O
H

O
H

OH +H2O
C

OH
C O
O tidak bewarna
HIn,

C
H2In, tidak bewarna
O
Fenoftalein

OH +H3O+

O-

O +H3O+

In2- merah
OC
Pemilihan indicator asam basa didasarkan pada ketepatan pH ekivalen
O
dengan kemudahan mengamati perubahan warna. Untuk asam lemah , Ph pada titik
ekivalen daiatas 7. Dan fenoftalein merupakan lazim yang digunakan. Untuk basa
lemah, yang memilki ph dibawah 7, indicator yang sering digunakan adalah metal
merah atau meti oranye. Untuk asam dan basa kuat indicator yang sesuai dalah metal
merah, Bromtimol Biru dan Fenoftalein.
Dalam titrasi digambarkan kurva titrasi, kurva ini berguna dalam
menentukan kelayakan suatu titrasi dan memilih indicator yang sesuai. Titrasi asambasa ada beberapa macam, diantaranya adalah:
1. titrasi asam kuat basa kuat

pada saat sam dititrasi, penambahan Ph yang besar pada titik ekivalen cukup
untuk melebarkan rentang dari indicator PP, BTB, dan MM, oleh karena itu
setiap penambahan 1 tetes atau 2 tetes indicator , larutan telah berubah warna
( mencapai titik akhir)
2. Titrasi asam lemah - basa kuat
Kurva untuk asam lemah mulai meningkat dengan cepat saat basa pertama
kali ditambahkan, laju melambat dengan meningkatnya konsentrasi basa
lemah. Larutan tersebut dikatakan sebagai tersangga di daerah ini, dimana
laju peningkatan pH lambat.
Dalam titrasi membutuhkan perhitungan konsentrasi dan normalitas, berikut
ini perthitungannya :
Konsentrasi
M=

gram
Mr x Volume ( dalam liter )
Normalitas

N=M .V . bilangan ekivalen

Titrasi asam basa bisa digunakan untuk menganalisis bahan-bahan yang


dapat diubahn menjadi asam atau basa, misalnya titrasi asam- basa bisa digunakan
untuk menentukan kadar CH3COOH dalam cuka. Asam asetat, asam etanoat atau
asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa
asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C 2H4O2. Rumus
ini seringkali ditulis dalam bentuk CH 3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam
asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan
memiliki titik beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling
sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah
asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam
asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat
digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan
polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Sedangkan cara penentuan kadar CH3COOH dalam cuka adalah :

% kadar =

massa zat
massa sampel

x factor pengenceran x 100%

IV.

Alat dan Bahan


1. Alat

Gelas ukur 15mL


Labu ukur 100mL
Buret
Erlenmeyer 250mL
Pipet volum

Pro pipet
Corong
Spatula
Gelas kimia 100mL
Gelas Kimia 250mL

2. Bahan
NaOH
H2C2O4
Indikator PP
Cuka pasar
Aquades
3.
V.

Alur kerja
:
1. Standarisasi NaOH dengan Asam oksalat
4.
5.
H2C2O4
6.
- ditimbang + 0,6320 gr
7.
8.
- dimasukkan ke gelas kimia 100mL
9.
- dilarutkan denagan air suling
10.
- dipindahkan ke labu ukur 100mL
11.
Larutan H-2Cdiencerkan
2O4 . H2O sampai tanda batas
12.
NaOH
- dipipet 10mL dengan pro pipet
13.
- digunakan untuk
14.
- dimasukkan ke erlenmeyer 250mL
membilas buret
10mL air suling
15.
16.
- dimasukkan ke buret
3 tetes indicator PP
17.
- digunakan untuk titrasi
18.
- goyang perlahan Erlenmeyer
19.
20.
- hentikan saat PP berubah menjadi
21.
merah muda
22.

- catat angka pada buret


Na2C2O4.2H2O

23.

Aplikasi Titrasi penetralan

24.

Menentukan kadar CH3COOH dalam cuka pasar

25.

Cuka pasar
- dihitung berat jenisnya dengan piknometer
- dipindahkan ke labu ukur 100mL
- diencerkan sampai tanda batas
- dikocok

NaOH
- digunakan untuk
membilas buret

Larutan CH3COOH
- dipipet 10mL dengan pipet ukur
- dimasukkan ke erlenmeyer 250mL
10mL air suling

- dimasukkan ke buret
- digunakan untuk titrasi

3 tetes indicator PP
- goyang perlahan Erlenmeyer
- hentikan saat PP berubah menjadi merah muda
- catat angka pada buret
- ulangi sampai 3x
CH3COONa + H2O

VI.

Data Pengamatan :
a. Pembuatan dan Penentuan (standarisasi) larutan Basa (NaOH)
28.
26.
N

27.

Perlaku
an

31.

32.

0,6320

asil
Peng
amat
an
33.
S

gram asam

erbuk

oksalat

berwar

(H2C2O4.2H2O)

29.

R
eaksi

34.

30.
Ke
simpula
n
35.

na
putih

36.

37.

0,6320

38.

39.

gram asam

arutan

oksalat

asam

+ H2O (l)

(H2C2O4.2H2O)

oksala

dilarutkan

t yang

dalam air

tidak

41.

C2O4 (s)

40.

H
C2O4

(aq)

berwar
na
42.

43.

Diambil
dengan pipet
sebanyak 10mL

44.

51.

berwan

erlenmeyer

250mL + 10 mL

50.

L
tidak

dalam

47.

46.

arutan

dimasukkan

air suling
48.
Ditambah

45.

49.

kan 3 tetes

arutan

indikator

tetap

fenolftalin (tidak

tidak

berwarna)

berwar
na

52.

53.

Dititrasi

54.

55.

H2C2O4

56.

dengan NaOH

etelah

(aq) + 2

(tidak berwarna)

titrasi

NaOH

sampai terjadi

larutan

(aq)

perubahan

menja

Na2C2O4

warna dan

di

(aq) + 2

titrasi

berwar

dihentikan

H2O(l)

na
merah
muda

57.

58.

Dihitung

59.

volume NaOH

V
1

yang digunakan

62.

63.

67.

68.

= 8,5
mL

60.

V
2

= 8,1
mL

61.

V
3

= 8,1
mL

64.
8

65.

Dihitung

[Na

konsentrasi

OH]1 =

NaOH

0,1181 N
69.

[Na
OH]2 =
0,1239 N

66.

70.

[Na
OH]3 =
0,1239 N

71.

Jad
i,
[NaOH]rata rata

0,1219 N

72.
b. Penentuan Kadar CH3COOH dalam cuka pasar KURA-KURA
73.
N

78.
1

75.

74.
P
erlakua
n
79.

asil
Penga
matan

Cu

80.

ka pasar

Ti

81.

82.

85.

86.

kura
Di - m.

Massa

ukur

piknometer :

cuka : 25,8102

berat

19,4590

gram

jenisnya
dengan
piknomet
er 25mL

gram
- m piknometer

cuka : 1,0324

87.

gr/cm3

+ cuka
pasar :
45,3592
gram

88.
3

89.

Di
encerkan
dengan

90.

sampai
volume

100mL
94.
Dit
ambahka
n 3 tetes

(tidak
98.

berwarna)
99.
Dit

92.

96.

97.

L
tidak

berwana

95.

L
arutan
tetap

indikator
fenolftalin

91.

arutan

air suling

93.

Kesimpu
lan

berwarn

kura84.

77.

dak

merk

83.

76.
R
eaksi

tidak
berwarn
a
100.

101.

CH3CO

102.

itrasi

OH(aq)

dengan

NaOH

NaOH(

(tidak

etelah

aq)

berwarna)

titrasi

CH3CO

sampai

larutan

ONa(aq

terjadi

menjadi

)+

perubaha

berwarn

H2O(l)

n warna

a merah

dan

muda

titrasi
dihentika
n
103. 104.
7

Di

hitung

105.
1

114.

V
= 34,7

digunaka
n

113.

mL
106.

yang

109.

= 35,6

volume
NaOH

108.

mL
107.
3

V
= 34,9
mL

110. 111.
8

Di

hitung
konsentr
asi NaOH

112.

[NaOH]1 =

0,4339 N
115.

[NaOH]2 =

0,4229 N
116.

[NaOH]3 =

0,4254 N
117.
rata

118.

[NaOH]rata = 0,4274 N
Jadi,

kadar CH3COOH

dalam cuka pasar


= 9,9341%
119.
VII.

Diskusi dan Pembahasan :


120. Titrasi Penetralan
121.

Titrasi asam basa merupakan teknik yang banyak digunakan untuk

menetapkan secara tepat konsentrasi asam atau basa dari suatu larutan, dimana
dalam percobaan ini akan ditentukan (standardisasi) konsentrasi dari larutan basa
yaitu NaOH dengan menggunakan asam oksalat (H2C2O4.2H2O) sebagai baku.
122. Dasar dari titrasi asam basa ini adalah reaksi asam basa atau prinsip
netralisasi larutan analit yang berupa larutan asam yaitu asam oksalat
(H2C2O4.2H2O) dengan titran yang berupa larutan basa yaitu NaOH. Langkah
pertama untuk proses standardisasi larutan NaOH dengan menggunakan asam
oksalat (H2C2O4.2H2O(s)) sebagai baku adalah menimbang asam oksalat berupa
serbuk putih sebanyak 0,6320 gram dalam botol timbang kemudian dimasukkan
dalam gelas kimia 100 mL dan diencerkan dengan air suling 30 mL. Kemudian
diaduk sampai asam oksalat larut dalam air. Lalu dipindahkan ke dalam labu ukur
100 mL dengan menggunakan corong dan ditambah air suling 1 cm sebelum tanda
batas. Selanjutnya ditambah air suling perlahan dengan pipet tetes sampai tanda
batas. Setelah itu dikocok sampai semua asam oksalat (H 2C2O4.2H2O) tercampur
dengan sempurna. Sehingga akan diperoleh larutan asam oksalat (H 2C2O4.2H2O)
yang tidak berwarna.

123. H2C2O4 (s) + H2O (l) H2C2O4 (aq)


124. Diambil 10mL larutan asam oksalat dengan pipet seukuran 10mL dan

dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250mL. Kemudian ditambah air suling 10mL dan
3 tetes indikator pp. Buret dibilas dan diisi dengan larutan NaOH. Dilihat skala awal
pada buret sebelum dilakukan titrasi. Kemudian dilakukan titrasi terhadap larutan
oksalat sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda.
Pada titrasi yang pertama diperoleh volume NaOH 8,5mL. Titrasi diulang tiga kali.
Volume kedua dan ketiga yang diperoleh yaitu sama-sam 8,1mL. Kemudian dihitung
konsentrasi rata-rata NaOH dan diperoleh 0,1219 N.
125. H2C2O4 (aq) + 2 NaOH (aq) Na2C2O4 (aq) + 2 H2O(l)
126.

127. Aplikasi Titrasi Penetralan (menentukan Kadar CH3COOH dalam Cuka


Pasar)
128.

Salah satu aplikasi dari titrasi asam basa ini adalah menentukan

kadar CH3COOH dalam cuka pasar. Dimana cuka pasar yang digunakan bermerk
Kura-Kura. Langkah yang dilakukan untuk menentukan kadar CH3COOH dalam
cuka adalah sama dengan langkah pada waktu standardisasi larutan NaOH dengan
menggunakan asam oksalat sebagai baku namun terdapat sedikit perbedaan pada
langkah awal yang dilakukan.
129. Langkah awal yang dilakukan adalah mengukur berat jenis cuka pasar
dengan menggunakan piknometer 25mL. Piknometer kosong ditimbang dengan
menggunakan neraca analitis dan diperoleh berat piknometer kosong sebesar
19,4590 gram. Kemudian mengisi piknometer tersebut dengan cuka pasar sampai
penuh dengan tidak ada gelembung udara di dalamnya lalu piknometer ditutup.
Setelah itu piknometer dan cuka pasar ditimbang dengan menggunakan neraca
analitis dan diperoleh berat piknometer dengan cuka pasar sebesar 45,3592 gram.
Sehingga diperoleh berat jenis untuk cuka pasar adalah sebesar :
(massa piknometer isi) massa piknometer kosong
Volume piknometer
130. =
45,3592 g - 19,4590 g
25 mL
131.
=
g
mL
132.
= 1,0324
133. berdasarkan teori, massa jenis cuka adalah sebesar 0,98 g/mL. Namun pada
percobaan diperoleh massa jenis cuka sebesar 1,0324 gr/mL. Selisih 0,0524 g/mL.
Tetapi hal ini dapat diabaikan karena selisihnya yang sangat kecil. Sehingga massa
jenis cuka yang diperoleh dari percobaan ini sudah mendekati hasil teoritis yang ada.
134. Langkah selanjutnya yaitu 10 mL cuka pasar dipipet dengan
menggunakan pro pipet 10 mL, kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL
dan ditambah air suling sampai 1 cm sebelum tanda batas. Kemudian ditambah air
suling dengan pipet tetes sampai tanda batas. Setelah itu dikocok sampai semua cuka
tercampur dengan sempurna sehingga akan diperoleh larutan cuka pasar encer yang
tidak berwarna.
135. Kemudian larutan cuka encer yang diperoleh diambil sebanyak 10 mL
dengan menggunakan pro pipet 10 mL lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250

mL. Kemudian ditambah 3 tetes indikator phenolphthalein (PP). Larutan yang pada
awalnya tidak berwarna tetap tidak berwarna (tidak mengalami perubahan warna).
136. Setelah itu larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH. Proses
titrasi ini dilakukan sampai terjadi perubahan warna yaitu dari tidak berwarna
menjadi merah muda. Pada titrasi yang pertama diperoleh volume NaOH 35,6mL.
Titrasi diulang tiga kali. Volume kedua yang diperoleh yaitu 34,7mL dan volume
yang ketiga yaitu 34,9mL. Kemudian dihitung konsentrasi rata-rata NaOH dan
diperoleh 0,4274 N. Dihitung kadar CH3COOH dalam cuka pasar dengan
faktor pengenceran 10 diperoleh 9,9341%.
137. CH3COOH(aq) + NaOH(aq) CH3COONa(aq) + H2O(l)
138.

VIII. Kesimpulan
139.

:
Dari percobaan titrasi penetralan yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan:
1. Normalitas rata-rata NaOH dari hasil standarisasi dengan asam oksalat 0,6320
gram diperoleh sebesar 0,1219 N.
2. Kadar CH3COOH dalam cuka pasar merk Kura-kura dari 10mL sampel
sebesar 9,9341%.
IX.

140.
Tugas dan Jawaban Pertanyaan :
141.
1.

Titrasi Penetralan
Mengapa pada pembuatan larutan NaOH harus memakai air yang sudah
didihkan ?
142. Jawab:
143. Karena NaOH selalu terkontaminasi oleh sejumlah kecil pengotor, diantaranya
adalah Na2CO3 sehingga memakai air yang sudah didihkan saat membuat larutan

NaOH berfungsi untuk menghilangkan CO2 yang terdapat pada .Na2CO3.


144.
2.
Apa beda antara :
a.
larutan baku dan larutan standar ?
b.
asidimetri dan alkalimetri ?
145. Jawab :
a. Perbedaan antara larutan baku dengan larutan standar :
146.
Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya diketahui dari
penimbangan secara teliti dan pengenceran pada volume tertentu yang
kemudian digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan standar, sedangkan
larutan strandar adalah larutan yang konsentrasinya telah ditetapkan dengan
akurat.

b. Perbedaan antara asidimetri dengan alkalimetri :


147.
Perbedaan antara asidimetri dan alkalimetri terletak pada larutan yang
telah diketahui konsentrasinya. Untuk asidimetri adalah titrasi penetralan yang
melibatkan basa dengan asam yang diketahui konsentrasinya sedangkan
alkalimetri adalah titrasi penetralan yang melibatkan asam dengan basa yang
diketahui konsentrasinya.
148.
3.

Berikan alasan penggunaan indikator pada titrasi di atas!


149. Jawab :
150. Indikator yang digunakan pada titrasi larutan baku asam oksalat dengan NaOH
adalah fenolftalin. Karena pH pada titik ekivalen titrasi ini yaitu basa lemah berada
diatas 7, sehingga indikator fenolftalin yang mempunyai rentang pH 8,0-9,6 yang
digunakan pada titrasi ini sehingga akan dapat diketahui titik akhir titrasi atau titik
ekivalen.
151.
152.

Aplikasi Titrasi Penetralan

1. 1,2 gram sampel NaOH dan Na2CO3 dilarutkan dan dititrasi dengan 0,5 N HCl
dengan indikator PP. Setelah penambahan 30 mL HCl larutan menjadi tidak
berwarna. Kemudian indikator metal jingga ditambahkan dan dititrasi lagi dengan
HCl. Setelah penambahan 5 mL HCl larutan menjadi berwarna. Berapa prosentase
Na2CO3 dan NaOH dalam sampel ?
153. Jawab :
154. Larutan mengandung NaOH dan Na2CO3
155.
156.
I.

II.

massa sampel NaOH dan Na2CO3 = 1,2 gram = 1200 mg

N HCl = nM maka M HCl = N/n = 0,5/1 = 0,5


157. Reaksi yang terjadi :
Na2CO3 + HCl NaHCO3 + NaCl
158. NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2
159. Na2CO3 + 2 HCl 2 NaCl + H2O + CO2
160.
NaOH + HCl NaCl + H2O
161. VHCl sampai PP = 30 mL
162. VHCl untuk Na2CO3 = 2 x 5 mL = 10 mL
163. VHCl untuk NaOH = 30 mL (10 mL) = 30 mL 5 mL = 25 mL
164.
Kadar Na2CO3

165.

Na2CO3

= 0,5 mmol/ml x 1 mmol Na2CO3/ 2 mmol HCl x (2 x 5

ml)
166.
= 0,5 mmol/ml x 5 ml
167.
= 2,5 mmol
168. m Na2CO3
= 2,5 mmol x 106 mg/mmol = 265 mg = 0,265 g
169. % Na2CO3
= g Na2CO3/ g sampel x 100
170.
= 0,265 g / 1,2 g x 100 = 22,083 %
171. Kadar NaOH
172. Mmol NaOH = M (V1 - V2)
173.
= 0,5mmol/ml (30 ml - 5ml)
174.
= 0,5mmol/ml x 25ml
175.
= 12,5 mmol
176. m NaOH
= 12,5 mmol x 40 mg/mmol = 500 mg = 0,5 g
177. % NaOH
= g NaOH / g sampel x 100 = 0,5 g/1,2 g x 100 = 41,67
%
178.
2. Pada pH berapa terjadi perubahan warna indikator pp ?
179. Jawab :
180. Perubahan warna indikator pp terjadi pada rentang pH 8,0-9,6 dari tak

X.

berwarna ke merah.
181.
Daftar Pustaka
:
182. Day dan Underwood.1998.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta: Erlangga.
183. Hendayana,Sumar,dkk.2000.Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Terbuka.
184. Ibnu, Sodiq. 2004. Kimia Analitik I. Malang: Universitas Negeri Malang.
185. Tim Penyusun. 2013. Panduan praktikum Kimia Analitik I Dasar-Dasar
186.

Kimia Analitik. Surabaya: Jurusan Kimia FMIPA Unesa


Anonim. 2012. Asam Asetat. http://www.wikipedia.com, diakses 15 Desember
2013

187.
188.
189.
190.
191.
192.

193.

LAMPIRAN

194.

196.

195.Sebelum titrasi : larutan asam


oksalat tidak berwarna

197.

Setelah ditambah indikator pp tetap


tidak berwarna

198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
Oksalat
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.

Standarisasi NaOH dengan Asam

214.

Aplikasi Titrasi Penetralan

215.
216.

217.
Cuka pasar
yang digunakan yaitu merk kurakura

218.

219.
Sebelum
dilakukan titrasi larutan tidak
berwarna

220.

221.
222.
223.

Penentuan Kadar CH3COOH dalam cuka pasar

224.

LAMPIRAN PERHITUNGAN
225.

A. Penentuan (Standarisasi) Larutan NaOH 0,1 N dengan Asam Oksalat Sebagai Baku.
1. Konsentrasi Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O)
226.
Massa H2C2O4.2H2O = 0,6320 gram
227.
Mr = 126
228.
Volume = 100 mL = 0,1 L
229.
H2C2O4.2H2O 2H+ + C2O42
230.

massa
Mr x Volume

[H2C2O4.2H2O] =

0,6320 gram
126 x 0,1 L

= 0,0502 M

2. Konsentrasi Natrium Hidroksida (NaOH)


231.
Volume NaOH hasil percobaan : V1 = 8,5 mL
232.
V2 = 8,1 mL
233.
V3 = 8,1 mL
234.
-

Konsetrasi NaOH :

Percobaan (1) V1 = 8,5 mL


235.
mmolek asam oksalat = mmolek NaOH
236.
M. V. n = N. V1
237.

0,0502 M. 10 mL. 2 = N. 8,5 mL


238.

1,004 = N. 8,5 mL

239.

N = 0,1181 N

Percobaan (2) V2 = 8,1 mL


240.

mmolek asam oksalat = mmolek NaOH

241.

M. V. n = N. V2
242.

0,0502 M. 10 mL. 2 = N. 8,1 mL


243.

1,004 = N. 8,1 mL

244.
-

N = 0,1239 N

Percobaan (3) V3 = 8,1 mL


245.

mmolek asam oksalat = mmolek NaOH

246.

M. V. n = N. V3

247.

0,0502 M. 10 mL. 2 = N. 8,1 mL


248.

1,004 = N. 8,1 mL

249.

N = 0,1239 N

250.

Konsentrasi rata-rata NaOH :

251.

NNaOH =

0,1181 N + 0,1239 N + 0,1239 N


3

0,3659 N
3

252.
B. Penentuan Kadar CH3COOH dalam Cuka Pasar merk Kura-kura
1. Berat jenis Cuka Pasar
253.
Massa piknometer = 19,5490 gram
254.
Massa piknometer + cuka pasar = 45,3592 gram

= 0,1219 N

255.
256.

Massa cuka pasar = (45,3592 - 19,5490) gram = 25,8102 gram


Volume cuka = 25 cm3
257.

massa
volume

cuka =

25,8102 gram
25

= 1,0324 gram/cm3

2. Konsentrasi CH3COOH dalam Cuka Pasar


258.
Mr CH3COOH = 60
259.
[NaOH] = 0,1219 N
260.
Volume NaOH hasil percobaan : V1 = 35,6 mL
261.
V2 = 34,7 mL
262.
V3 = 34,9 mL
263.
-

Konsetrasi sampel :

Percobaan (1) V1 = 35,6 mL


264.
mmolek sampel = mmolek NaOH
265.
N. V = N. V1
266.

N. 10 mL = 0,1219. 35,6 mL

267.

N. 10 mL = 4,3396
268.

N = 0,4339 N

Percobaan (2) V2 = 34,7 mL


269.

mmolek sampel = mmolek NaOH

270.

N. V = N. V2
N. 10 mL = 0,1219. 34,7 mL

271.
272.

N. 10 mL = 4,2299

273.
-

N = 0,4229 N

Percobaan (3) V3 = 34,9 mL


274.

mmolek sampel = mmolek NaOH

275.

N. V = N. V3

276.

N. 10 mL = 0,1219. 34,9 mL

277.

N. 10 mL = 4,2543

278.
279.

280.

N = 0,4254 N
Konsentrasi rata-rata sampel :
Nsampel =

0,4339 N +0, 4229 N +0,4254 N


3
N

281.
3. Kadar CH3COOH dalam Cuka Pasar
282.
N=Mn

283.

N=

massa
Mr x volume

1,2822 N
3

= 0,4274

284.

Massa CH3COOH =

N Mr volume
n

0,4274 .60. 0,01 L


1

= 0,2564

gram
285.

Dapat dihitung melalui faktor pengenceran :

286.

Kadar CH3COOH =

10 x 100% = 9,9341%
287.

massa asamasetat
x 10 x 100% =
massa sampel

0,2564
25,8102

You might also like