You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM BIOPROSES

FERMENTASI ASAM SITRAT OLEH ASPERGILLUS NIGER


(FERMENTASI AEROB)
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014
MODUL

: Fermentasi Asam Sitrat oleh Aspergillus Niger

PEMBIMBING

: Bintang Iwhan

PEMBUATAN : 14 Oktober
2014
PENYERAHAN

: 22

Oleh :
Ardi Herdiana

1314110

Hidniati Shafira

131411010

Imtihani Fauziah

131411011

Nurisyaban Aziezah 131411021


2 A- D3 Teknik Kimia
Kelompok 7

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

I.

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan
a. Memahami perbedaan komposisi media fermentasi untuk
pertumbuhan dan produksi
b. Memahami kondisi operasi optimum untuk pembentukan produk
asam sitrat
c. Memahami jenis pola pembentukan produk asam sitrat
II.

DASAR TEORI

Asam sitrat merupakan suatu asidulan yaitu senyawa kimia


yang bersifat asam yangditambahkan pada proses pengolahan
makanan dengan berbagai tujuan. Asidulan dapat bertindak
sebagai penegas rasa dan warna atau menyelubungi after taste
yang tidak disukai.Penambahan asam dapat menurunkan pH
makanan

sehingga

menghambat

pertumbuhanmikroba

pembusuk.
Awalnya asam sitrat diperoleh dalam bentuk kristal melalui
proses isolasi dari juice lemon oleh Scheele pada tahun 1784.
Lalu pada tahun 1880 Grimoux dan Adam mensintesis asam
sitrat

dari

glycerol.

Dan

pada

tahun

1893

Wehmer

mengindikasikan bahwa asam sitrat dapat diperoleh melalui


proses fermentasi larutan gula oleh beberapa jenis fungi. Hingga
kini proses produksi komerasial asam sitrat diperoleh melalui
proses fermentasi.
Asam

sitrat

metabolisme

dianggap

energi,

sebagai

dimana

hasil

konsentrasi

metabolit
akan

dari

meningkat

menjadi jumlah yang cukup hanya jika di bawah kondisi


ketidakseimbangan substansi metabolik. Kondisi fermentasi asam
sitrat diresmikan pada 1930-an dan1940-an, ketika efek dari
komponen berbagai media dievaluasi. Mekanisme biokimia di
mana Aspergillus niger menumpuk asam sitrat terus menarik
minat meskipun produksi komersial dengan fermentasi telah
ditetapkan

selama

beberapa

dekade.

Meskipun

penelitian

biokimia dasar yang luas telah dilakukan dengan A. niger,


pemahaman peristiwa yang relevan untuk akumulasi asam sitrat
tidak

sepenuhnya

dipahami.

Ulasan

ini

difokuskan

pada

fermentasi asam sitrat oleh A. niger. Penekanan diberikan pada

aspek biokimia fermentasi, transportasi membran dalam A. niger,


dan pemodelan proses produksi.
Pemecahan

karbohidrat

dengan

cara

fermentasi

dapat

menghasilkan berbagai macam senyawa organik diantaranya


adalah asam sitrat. Dengan enzim amylase, glukoamilase, atau
amiloglukosidase, senyawa karbohidrat akan dipecah menjadi
glukosa, dan melalui jalur EMP glukosa akan diubah menjadi
asam piruvat. Asam piruvat melalui siklus krebs atau siklus TCA
akan diubah menjadi menjadi asam sitrat. Kapang (mold)
Aspergillus Niger adalah kapang yang dapat menghasilkan enzim
yang

dapat

mengubah

karbohidrat

menjadi

asam

sitrat.

Penggunaan asam sitrat untuk industri misalnya makanan,


minuman, dan farmasi.
Proses fermentasi asam sitrat terdiri dari dua tahap. Pertma
fase

pertumbuhan

miselium

dan

kedua

fase

fermentasi

pembentukan produk. Keduanya dikarakteristikkan oleh laju


penyerapan karbohidrat. Pada fase pertama digunakan untuk
pembentukan miselium dan pada tahap kedua karbohidrat
diubah menjadi asam sitrat.
Selain mikrobia sebagai komponen utama dalam fermentasi,
factor-faktor

pendukung

yang

perlu

diperhatikan

adalah

komposisi nutrisi media, Mangan dan logam lainnya, pH, kondisi


lingkungan, tipe dan konsentrasi gula, pengaruh

senyawa

pengkhelat terhadap ion logam, ammonium nitrat dan aerasi.

Pengkondisian
awal
media produksi
asam
sitrat
untuk
menghasilkan
produksi asam sitrat yang tinggi dilakukan dengan membatasi/
mengurangi satu atau lebih elemen-elemen essensial, seperti
fosofr, Mn, Zn atau Fe. Fosfor merupakan makro nutrien yang
dibutuhkan sel untuk mansintesa nukleotida dan komponenkomponen phosphorylated lain. Kehadiran logam-logam trace
dalam media produksi akan menurunkan produksi asam sitrat
secara nyata. Karakteristik media produksi asam siitrat yang
mendukung pembentukan produkk adalah memiliki konsentrasi
substrat gula yang tinggi, konsentrasi fosfat yang rendah,
pHrendah di bawah 2, kelarutan oksigen yang tinggi dan
ketiadaan logam-logam trace seerti Mn2+, Fe2+, dan Zn2+ (Rohr,
Max dkk, 1982). Asam sitrat terjadi dalam sistem terminal
oksidasi metabolisme mikroorganisme. Sistem ini dinyatakan
sebagai Krebs Cycle. Penumpukan/ akumulasi asam sitrat dapat
terjadi jika siklus pecah/ putus.
Pembentukan produk mikrobial dapat dogolongkan dalam 3
pola yaitu:

Pola pembentukan produk yang berasosiasi dengan


pertumbuhan. Laju pembentukan spesifik produk berbanding
lurus dengan laju spesifik pertumbuhan. Enzim merupakan
contoh produk yang dihasilkan dari pola pertumbuhan di
atas.

Pola pembentukan produk yang tidak berasosiasi dengan


pertumbuhan. Pembentukan produk adalah konstan.
Antibiotik merupakan metabolit sekunder yang terbentuk
melalui pola pembentukan produk yang tidak berasosiasi
dengan pertumbuhan.

Pola campuran, produk terbentuk selama pertumbuhan yang


lambat dan fase stasioner. Laju spesifik pembentukan produk
mengikuti persamaan Luedeking-Piret. Asam laktat, xanthan
gum merupakan contoh metabolit sekunder yang diproduksi
melalui pola campuran.

KESIMPULAN

Pada fermentasi aerob, tidak terbentuk spora karena pada


setelah ditambahkan inokulum tidak langsung diaerasi

Pembahasan fermentasi aerob (hidniati shafira)


Pada praktikum pembuatan asam sitrat dengan
menggunakan
jamur
Aspergillus
niger
media
untuk
pertumbuhan menggunakan media Shu and Johnson. Media Shu
and
Johnson
mengandung
sumber
karbon,
Nitrogen,
Magnesium, Kalium, Fosfor, dan beberapa
trace element
2+
2+
2+
seperti Mn , Fe dan Zn . Karena proses yang dilakukan
merupakan fermentasi aerob (memerlukan oksigen), maka

dalam proses ini memerlukan aerasi. Dalam proses


pertumbuhannya,
jamur
Aspergillus
niger
memerlukan oksigen yang cukup (aerobik) agar proses
fermentasi berjalan dengan optimal. Aerasi berfungsi untuk
mempertahankan kondisi aerobik untuk desorbsi CO2, mengatur
temperatur substrat, dan mengatur kadar air. Aerasi yang
diberikan juga membantu menghilangkan sebagian panas yang
dihasilkan sehingga temperatur dapat dipertahankan pada
temperatur optimal untuk produksi enzim oleh mikroorganisme.
Pembuatan media dengan menambahkan nutrisi-nutrisi
yang dibutuhkan oleh jamur seperti sukrosa, urea, KH 2PO4,
MgSO4.7H2O, dan FeCl3. pH media dibuat dalam keadaan asam
dengan nilai pH sekitar 3 dengan menambahkan HCl kedalam
media. Aspergillus niger dilakukan inokulasi pada media
pertumbuhan sebanyak 10 ml pada hari pertama. Inokulasi
dilakukan dengan teknik aseptis dan dilakukan dengan
menuangkan kurang lebih 2 ml media kedalam tabung reaksi
yang berisi kultur murni kemudian dituangkan kembali pada
media pertumbuhan 10 ml. Media pertumbuhan kemudian
disimpan pada incubator shaker dan diinkubasi selama 24 jam.
Setelah diinkubasi media pertumbuhan dipindahkan pada
media dengan skala yang lebih besar yakni ditambahkan 90 ml
media, dilakukan pemindahn secara aseptis dan media kembali
diinkubasi selama 24 jam dalam incubator shaker.
Media yang telah dibuat disterilisasi terlebih dahulu
untuk menghilangkan mikroba yang ada dalam media tersebut.
Pada hari selanjutnya, media di tambahkan sebanyak 900 ml
dan langsung dipindahkan ke dalam fermentor yang dialiri oleh
oksigen dan dilengkapi oleh leher angsa untuk menghindari
kontaminasi dari udara. Lalu sampel diambil untuk menghitung
brix dan juga konsentrasi asam sitrat yang telah dihasilkan. Brix
dihitung dengan menggunakan refraktometer dan konsentrasi
asam sitrat diperoleh dengan melakukan titrasi. Sampel diberi
indikator pp dan dititrasi
Konsentr Kosentra
Waktu
asi asam
si
dengan NaOH 0.01 N.
(jam)
sitrat
sukrosa
0

0.0432

18,69 %

26.4

0.0392

17,46 %

27.4

0.0449

18,38 %

28.4

0.0455

18,69 %

43.5

0.0448

17,76 %

47.24

0.044

18,69 %

67.35

0.0604

17,76 %

71.5

0.0552

18,69 %

73.15

0.0544

17,46 %

Pada akhir proses didapatkan konsentrasi asam sitrat


yang diperoleh sebesar 5,44 % (v/v) dengan konsentrasi
sukrosa yang tersisa sebesar 17,46 % (b/v)
proses berlangsung selama 3 hari.

dengan waktu

You might also like