You are on page 1of 3

Demam, Hiperpireksia dan Hipertermia

Demam terjadi ketika produksi panas tubuh lebih banyak dihasilkan dari pada peroses
pengeluaran panas tubuh. Sehingga suhu tubuh meningkat di atas normal (suhu tubuh normal
37,4 C).
Ada dua istilah yang merujuk ke istilah demam atau peningkatan suhu tubuh yaitu
hiperpireksia dan hipertermia tetapi keduanya berbeda dan memerlukan penanganan yang
berbeda pula dalam mengatasi demam. Demam disebut hiperpireksia jika kondisi demam
disertai dengan peningkatan nilai pengaturan suhu (set-point) di otak (hipotalamus).
Sedangkan demam disebut hipertermia jika suhu tubuh meningkat tanpa disertai peningkatan
pengaturan suhu (Set-Point) di otak hipotalamus.
Penyebab demam disebut pirogen dan bisa berasal dari dalam tubuh (endogen) dan luar
tubuh (eksogen).
Demam yang disertai peningkatan set-point (hiperpireksia) biasanya disebabkan oleh
infeksi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus (Pirogen Eksogen) misalnya
penyakit tifus, malaria, demam berdarah, cikungunya, gondok, cacar, dll. dan bisa juga
diakibatkan dari dalam tubuh (Pirogen Endogen) seperti reaksi peradang akibat luka besar
atau luka operasi.
Sedangkan demam yang tidak disertai peningkatan set-point (hipertermia)
disebabkan oleh gangguan hormon, gangguan metabolisme, penggunaan obat-obatan atau
peningkatan suhu lingkungan sekitar. contoh penyakitnya hipertiroid akibat kelebihan
poroduksi hormon tiroid menyebabkan metabolisme tubuh meningkat dan menghasilkan
jumlah panas tubuh berlebihan dan terjadi demam, penggunaan obat-obatan seperti aspirin,
dll.
Perawatan Demam :
a. Batasi aktifitas penderita yang demam tujuannya untuk menghemat energi dan menurunkan
kebutuhan oksigen. Karena pada saat demam metabolisme tubuh meningkat meskipun
penderita tidak beraktifitas pasti akan terasa capai sekali karena energi banyak digunakan.
anjurkan penderita banayk istirahat

b. Cegah dehidrasi (kekurangan Cairan) dengan memberikan banyak minum, berikan


minuman kesukaan seperti sari buah, minuman ion, juz, teh manis, air susu, air limun, dll.

c. Ganti baju yang basah akibat keringat, gunakan baju tipis dan menyerap keringat ketika
demam dan bila klien menggigil atau merasa kedinginan selimuti klien tetapi bila menggigil
telah hilang gunakan kembali baju tipis dan lepas selimut. Tujuan dari penggunaan baju tipis
adalah agar kulit terpapar oleh udara, karena udara dapat memindahkan panas. selain itu kulit
yang terbuka dapat memindahkan panas melalui radiasi sehingga membantu memberi rasa
nayaman saat demam.

d.Berikan kompres dengan air biasa selama 5 menit di bagian dahi, leher, ketiak,
selangkangan dan dibawah lutut. lakukan berulang bila suhu kembali panas (kain kompres
jangan dibiarkan saja sepanjang waktu menempel dibagian tubuh penderita).Pemberian
kompres bukan bertujuan menurunkan suhu tetapi memberi kenyamanan saat penderita
demam. Bila penderita merasa kedinginan atau menggigil hentikan segera kompres.
Menggigil itu merupakan kondisi yang tidak menyenangkan dan sangat tidak nyaman,
sehingga sebisa mungkin jaga agar tidak menggigil. Jangan gunakan air es untuk
mengkompres karena di khwatirkan klien merasa kedinginan dan akhirnya menggingil dan
jangan gunakan alkohol untuk mengkompres karena mudah menguap dan bersifat racun bila
terhirup.

e. Atur suhu ruangan lebih dingin, tujuannnya agar panas berpindah ke ruangan. misalnya
membuka jendela, menyalakan kipas angin. Karena panas bisa berpindah leawat udara dan
berpindah ke lingkungan yang lebih dingin

f. Untuk anak kecil bisa lakukan aktifitas bermain di tempat tidur seperti mewarnai,
menonton TV, bercerita atau tidur ditemani orang tua.

g. berikan minuman atau makanan dingin seperti es-krim, buah-buahan dingin, dll untuk
memberikan rasa nyaman.
h. Berikan paracetamol atau antipireksia lain jikademam diketahui adalah hiperpireksia.

Sumber :
Hockenberry and Wilson. 2007. Wongs Nursing Care of Infants and Childern eight edition.
Canada: Mosby Elsevier

You might also like