You are on page 1of 12

ANALISA 3D

I.

Analisa factual terhadap teori


Bangunan ini mencerminkan termasuk bangunan colonial, karena
existingnya mengisyaratkan budaya kekuasaan yang menguasai sesuatu
dijamannya. Budaya baru dibentuk atass keinginan penguasa koloni dan
diperkuat oleh kehidupan kesehariannya.
Dari denahnya pun variatif :

Namun dapat disimpulkan dari berbagai variatif denah di setiap


sumber bahwa denah bangunan rumah colonial serupa karena factor
kebutuhan dan kebudayaan yang serupa. Yaitu pertama sama sama
memiliki beranda baik beranda depan maupun belakang. Selanjutnya
terdapat bagian utama yaitu bagian ru,ah induk dimana aktivitas utama
seperti acara keluarga, kamar, dsb harus di desain secara optimal. Yang
Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

terakhir adalah area servis. Seperti dapur, kamar mandi luar. Ada juga
kamar pembantu yang berdekatan dengan area servis. Terdapat pula
berbagai macam atap yang khas sekali sebagai icon bangunan colonial.

Praktek-praktek pembangunan dengan menggunakan arsitek


profesional mulai diperkenalkan di Hindia Belanda. Seperti yang kita lihat
kemudian, praktek pembangunan pada bangunan swasta mengikuti caracara yang diberikan oleh BOW (Burgelijke Openbare Werken-sekarang
departemen P.U.). Tapi tenaga profesional dalam bidang asitektur di Hindia
Belanda pada th. 1900an masih sangat terbatas sekali. Sehingga muncul
hasil semangat perubahan pada th. 1890-1915 an yang disebut sebagai
gaya arsitektur transisi yang sebagian besar dirancang oleh para opziter
(pengawas) yang bekerja rangkap pada dinas pembangunan di
pemerintahan Hindia Belanda waktu itu.

Sangat khas sekali bangunan rumah colonial menggunakan atap yang


lebih tinggi dari atap bangunan tropis biasa yaitu sekitar 30-40
berbeda dengan bangunan tropis 50-60). Atap genteng kedap air yang

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

mudah dibuat dan didapat pada jamannya. Struktur utama yang terbuat
dari kayu, bukaan yang lebar, dan lantai yang ditinggikan.
II.

Analisa bentuk
DENAH

ANALISIS

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

Denah bangunan rumah kolonial yang kami survey memiliki beranda di


depan sebagai ruang isolasi dan beranda belakang sebagai peralihan
menuju servis yang langsung menuju kearah halaman belakang.

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

Atap yang
tinggi

Bukaan yang
lebar
Hiasan batu

kamar

Beranda
depan
kamar

Bagian
Induk

dapur

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

dapur

servis

kamar

Beranda
blkg

kamar

dapur
servis

III.

Bagian
induk

Ruang
keluarga

Analisa detail

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

Beranda
dpn

R.tidur

Penggunaan teknis penguncian pintu yang sangat over protektif. Juga


penggunaan ventilasi yang pajang.

selain itu juga ada konsol kayu yang dicat berwarna biru sehingga terlihat
dominan warnanya diantara pintu dan jendela kayu yang lebar.

Jenis bukaan berupa pintu dan jendela sangat variatif namun dengan
dimensi yang sama. Jenisnya sama namun ada yang memakai tralis besi,
ada yang jenis kacanya dengan motif ada juga pintu koboi yang
mengarahkan ke dapur namun segmentasi modul kaca pada pintu jendela
sama.

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

penggunaan tralis besi menurut sumber penjaga rumah adalah untuk


melakukan proteksi terhadap bukaan yang lebar di masa mendatang.

Berikut jenis jendela yang lain :

Terdapat pintu geser akses ke ruang tamu didalam rumah dan pintu koboi
akses ke dapur.

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

Struktur kayu yang terdapat di dapur juga menunjukkan bangunan


colonial dibangun dimasa jaman belanda dengan mendapatkan material
yang ada disekitarnya. Struktur kayu yang satu satunya terekspose
adalah dibagian dapur sedangkan bagian ruang lain tertutup oleh ceiling
yang tinggi namun kami yakin struktur atap yang lainnya masih berupa
kayu (berdasar sumber penjaga).

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

Bentuk ceiling yng ditinggikan untuk mengatur sirkulasi udara yang


masuk dan keluar.
Ventilasi yang digunakan adalah ventilasi tipe buka tutup dan ventilasi
tipe perlubangan

Sedangkan pintu jendela tunggal yang digunakan adalah tipe pintu


jendela seperti ini :

Jendela dapur
Jendela pada dapur memiliki bukaan yang lebar disertai tralis besi fungsi nya
untuk membuang asap masakan keluar halaman belakang.

Bagian depan

Pintu dan jendela di beranda belakang

IV.

Total jenis detail

Total jenis pintu

kamar

Total jenis
jendela

Total jenis pintujendela

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

Pintu masuk beranda


dapur
dapur
depan

Tritisan diatas
Tower
Tower
jendela

Total jenis
ventilasi

Tritisan diatas
jendela

servis
Tritisan
seng
Beranda depan

V.

Kesimpulan
Dari bangunan rumah colonial yang kami survey, memiliki ciri-ciri sesuai
tipologi yaitu:
a. Memiliki tritisan
b. Memiliki bukaan jendela yang lebar/panjang
c. Sudut atap lebih dari 35
d. Mengenal peninggian lantai
e. Memperhatikan kisi-kisi ventilasi yang besar
f. Konstruksi disesuaikan dengan iklim
g. Bangunan didesain ramping untuk mempermudah penghawaan yang
masuk
h. Dari bangunan yang kami survey memiliki 5 jenis pintu 5 jenis jendela
1 jenis pintu jendela dan 2 jenis ventilasi
i. Yang membedakan bangunan yang kami survey dan bangunan yang
disurvey lainnya adalah bangunan tersebut sangat luas dan memiliki
pekarangan belakang yang amat luas.;
j. Bangunan yang disewa tidak boleh ada penambahan permanen
sedikitpun dari penyewa karena merupakan area heritage dan dijaga
oleh pemiliknya dan apabila ketahuan membangun bangunan
permanen dibelakang rumah akan segera dibongkar oleh pemilik.

SUMBER
https://artvisualizer.wordpress.com/2009/07/30/arsitektur-transisi-di-nusantara-dariakhir-abad-19-ke-awal-abad-20-part-2/
http://funnie.blogdetik.com/2011/06/15/model-bangunan-kolonial/

SEKIAN

Rumah Kolonial Jl. Trimargo Kulon no. 11 Yogyakarta

You might also like